ini disebabkan oleh karakteristik polipropilena yang memiliki nilai MOE 1,10 x 10
4
– 1,36 x 10
4
Kgfcm
2
jauh dibawah standar SNI. Hal ini juga disebabkan lemahnya interaksi antara plastik dan partikel,
adhesi yang lemah, penyebaran partikel yang tidak merata, transfer antar fase yang rendah menyebabkan kekompakan yang terbatas Febrianto dkk, 1999
dalam Kusnadi, 2003. Nilai MOE yang rendah diduga pula karena pengaruh suhu kempa dan waktu kempa yang rendah. Menurut Kusnadi 2003, suhu
kempa yang digunakan dalam pembuatan papan partikel dengan perekat plastik polyprophylene PP adalah 180
C dengan waktu kempa 30 menit. Sementara itu, pada penelitian Setyawati 2003, suhu kempa yang digunakan
adalah 170 C dengan waktu kempa untuk papan komposit dengan
compatibilizer antara 2,5 – 3 menit dan untuk papan komposit tanpa compatibilizer 100 detik. Sedangkan pada penelitian ini suhu kempa yang
digunakan adalah 170 C dengan waktu kempa 20 menit, selain itu juga bila
kita lihat dari sifat fisisnya kerapatan pada papan partikel ini termasuk kerapatan tinggi dan sedang sehingga berimplikasi pada modulus
elastisitasnya. Dengan demikian nilai MOE yang diperoleh tidak memenuhi Standar SNI
03 -2105-2006.
4.2.3 Hasil Pengujian Kuat Impak
Pengujian ini menggunakan alat Wolperts Type : CPSA Com. Nomor 8803104 0000 dengan diberikan perlakuan terhadap bahan sample yang
diletakan diantara pemukul, dengan pemukul godam sebesar 4 Joule. Alat Wolperts Type : CPSA Com. Nomor 8803104 0000 yang digunakan
memiliki energi blanko kosong sebesar 0,2 Joule yang didapat dari koreksi nol alatyang digunakan untuk melakukan pengujian impak sehingga ketelian
nilai yang di dapat, lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6. Grafik Nilai Kuat Impak
Kekuatan Impak adalah suatu kriteria untuk mengetahui kegetasan bahan. Hasil pengujian menunjukkan terjadi perbedaan yang signifikan pada
perlakuan komposisi yaitu berkisar antara 1,59 – 3,86 Joulecm
2
. Pada komposisi 30:70 samapai 50:50 tidak terdapat perubahan yang sangat
signifikan, Pada Komposisi di atas 50:50 terdapat perubahan kekuatan kegetasan yang sangat mencolok sampai pada kekuatan impak 3.86 jaulecm
2
Dari grafik kekuatan impak pada perlakuan komposisi 70:30 sebesar 3,86 Joulecm
2
dan kekuatan impak komposisi 50:50 lebih kecil yaitu sebesar 1,59 Joulecm
2
. Ini diduga karena ikatan antar molekul pada saat di tambahkan pengikat yaitu plastik propilena maka daya rekat plastik mengikat partikel-
partikel serbuk tempurung kelapa semangkin kuat sehingga kekuatan inpaknya semangkin besar.
4.2.4 Hasil Pengujian Kuat Rekat Internal
Pengujian ini menggunakan alat Universal Testing Macine Type SC – 2DE MFG. No 6079 Capasita 2000 Kgf. Kuat rekat internal adalah salah satu
1,9 1,74
1,59 2,55
3,86
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
4,5
30 : 70 40 : 60
50 : 50 60 : 40
70 : 30 K
u a
t Im
p a
k jo
u le
c m
²
Komposisi Polypropilen dan Serbuk tempurung Kelapa
Universitas Sumatera Utara
besaran teknik untuk menguji kekuatan perekat dalam papan partikel. Dalam penelitian ini perekat yang digunakan adalah polipropilena daur ulang.
Gambar 4.7. Grafik Kuat Rekat Internal
Hasil pengujian menunjukkan nilai kuat rekat internal pada komposisi 30:70 lebih besar sebesar 11,622 Kgfcm
2
dan yang paling kecil pada komposisi 60:40 sebesar 8,213 Kgfcm
2
. Dalam Standar Nasional Indonesia SNI 03 – 2105 – 2006, Papan
Partikel, mensyaratkan nilai Kuat Rekat Internal minimum 1,5 Kgfcm
2
. Dengan demikian papan komposit yang dihasilkan memenuhi standar yang
ditetapkan karena nilai kuat rekat internalnya melampaui nilai minimum. Dengan demikian kualitas papan partikel yang dihasilkan berdasarkan kuat
rekat internalnya sangat baik.
4.3. HASIL PERANKINGAN KUALITAS PAPAN PARTIKEL