butir pasir lainnya hingga cetakan menjadi kuat dalam menahan tekanan logam cair yang dicorkan.
2.6.4 Susunan pasir cetak
1. Bentuk butir dari pasir cetak digolongkan menjadi butir pasir bundar, butir pasir sebagian bersudut, butir pasir bersudut, butir pasir kristal. Dari diantara jenis butiran
pasir diatas yang paling banyak adalah jenis butir pasir bulat, karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit.
2. Tanah lempung terdiri dari kaolinit, ilit dan mon morilonit, juga kwarsa jika ditambah air akan menjadi lengket. Ukuran butir dari tanah lempung 0,005-0,02 mm,
kadang-kadang dibutuhkan bentonit yaitu merupakan sejenis dari tanah lempung dengan besar butiran 0,01-10µm dan fasa penyusunnya mon morilonit
Al
2
O
3
,4SiO
2
,H
2
O. 3. Pengikat lain. Inti sering dibuat dari pasir yang dibubuhi minyak nabati pengering
1,5-3 dan dipanggang pada temperatur 200-250
o
C. Selain dari itu, resin, air kaca atau semen digunakan sebagai pengikat khusus.
Gambar 2.6 Susunan Pasir Cetak
Sumber : Tata Surdia M.S, Kenji Chijiiwa, 1986, hal 110
Universitas Sumatera Utara
2.6.5 Pengolahan Pasir
Untuk menghasilkan pasir yang berkualitas dan mengandung bahan-bahan yang diinginkan sehingga produk yang dihasilkan tidak cacat maka ada proses yang harus
diperhatikan yaitu
Gambar 2.7 Diagram alir pengolahan pasir
Sumber : Tata Surdia M.S, Kenji Chijiiwa, 1986, hal 34
Universitas Sumatera Utara
2.6.6 Perputaran Pasir
Pasir cetak dipergunakan berulang kali dengan tidak tergantung pada bahan logam cair. Pasir cetak cetak disiapkan menjadi keadaan dapat dipakai kembali dengan
mencampurkan pasir baru dan pengikat baru setelah kotoran-kotoran dibuang. Pekerjaan penting selama proses ini adalah pembuangan debu halus dan kotoran, pencampuran
dan pendinginan pasir cetak. Pasir cetak dipecah menjadi potongan-potongan, dengan begitu debu halus akan
bertambah, karena gaya pengikat hilang, maka perlu ditambahkan pasir baru dan pengikat. Pencampuran adalah langkah yang paling penting dalam pengolahan pasir,
tanah lempung, air dan bahan tambahan dibutuhkan pada pasir cetak, selanjutnya pengukuran yang tepat dari jumlah dan pencampurannya sampai mendapat distribusi
yang merata dari bahan-bahan tambahan itu sangat penting. Penggunaan berulang kali dari pasir akan menaikkan temperaturnya, sehingga pendinginan menjadi perlu. Tanpa
pendinginan, penguapan air akan bertambah, kalau temperatur air melebihi 35-40 C,
dan uap air mengembun pada permukaan pola selama pembuatan cetakan yang menyebabkan pembuangan pasir dari permukaan pola menjadi sulit. Untuk pengolahan
pasir, dipakai mesin-mesin yang cocok untuk itu, yaitu penggilingan pasir, pengaduk pasir, pengayak pasir, pencampur pasir, dan sebagainya.
2.6.7 Penggiling Pasir, Pengaduk Pasir