3.7 Waktu Tuang
Waktu tuang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan T =
literatur 3 hal. 71
Harga V di cari dengan menggunakan persamaan : V = C.
h .
g .
2 literatur 3 hal. 71
Dimana : C = Koefisien aliran dan untuk saluran rumit 0,5 - 0,6 dan untuk
saluran sederhana 0,9 – 1,0 diambil 0,9 W = Berat coran = 1085,461268 kgf
V = Kecepatan rata-rata logam cair g = Percepatan gravitasi bumi 9,81 ms
2
h = Tinggi saluran turun = 0,75 m Maka :
V = 0,5 .
0,75 x
9,81 x
2
= 1,91 ms = 191 cms 1085,461268 x 9,81
Waktu tuang T = 1,91 x 2096,373192 x 0,0075537 = 194 s
3.8 Pembuatan Cetakan Pasir
Adapun pasir yang digunakan adalah pasir silika SiO
2
, dipadatkan dengan menggunakan air kaca water glass. Biasanya air kaca yang digunakan berkisar antara
3-7 diambil 6 . Untuk perancangan ini digunakan 6 air kaca dan ditambah pada pasir silika, yang mempunyai kadar lempung sedikit mungkin dan dicampur dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan pengaduk. Pada proses ini butir pasir yang digunakan diusahakan agak bundar. Pasir silika
digunakan karena tahan terhadap temperatur pengecoran 1550
o
-1600
o
C. Adapun tahapan dalam pembuatan cetakan pasir ini yakni :
• Papan cetakan diletakkan diatas lantai yang rata pasir tersebar mendatar.
• Pola, inti dan rangka cetakan untuk drag diletakkan diatas papan cetakan.
Rangka harus mempunyai ketebalan antara 30–50 mm. Letakkan saluran turun ditentukan terlebih dahulu.
• Pasir cetakan ditimbun diatasnya dan dipadatkan dengan menumbuk. Dalam
penumbukan ini harus dilakukan hati-hati agar pola tidak terdorong langsung oleh penumbuk. Kemudian pasir tertumpuk melewati tepi atas dari rangka
digaruk dan cetakan diangkat bersama pola drag dari papan. •
Cetakan dibalik dan diletakkan pada papan cetakan dan setengah lainnya bersama-sama dengan kup dipasang diatasnya.
• Pola dan inti kup, pola penambah, batang saluran turun dipasang, kemudian
pasir cetak dimasukkan dalam rangka cetakan dan dipadatkan. Selanjutnya kup dan drag dipisahkan dan diletakkan mendatar pada papan cetakan.
• Setelah pola diangkat dari kup dan drag pada rongga cetakan ditambahkan
tepung grafit. Dan untuk melepaskan uap air yang terdapat dalam pasir cetak maka digunakan gas CO
2
yang ditiupkan kedalam pasir cetakan selama 2 menit. Setelah itu cetakan kup dipasang diatas drag dengan terlebih dahulu memasang
inti pada telapak inti. Pemasangan ini membutuhkan ketelitian agar tidak terjadi selisih antara keduanya. Dan inti tetap pada posisinya. Kemudian pengikat diikat
supaya kup tidak terangkat akibat tekanan pada saat penuangan. Juga dapat
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dengan memberikan pemberatan diatas cetakan yang sekaligus berfungsi untuk mencegah pergeseran antara bagian kup dan drag. Untuk
memanfaatkan pasir atau cetakan digunakan gas CO
2
yag ditiupkan kedalam cetakan pada tekanan 1,0–2,0 kgcm
2
, maka cetakan akan mengeras.
Gambar 3.16 Tahapan Pembuatan Cetakan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PELEBURAN DAN PENUANGAN
4.1 Peleburan Logam Coran Mutu dari suatu produk pengecoran tergantung dari keadaan kondisi logam
cair yang digunakan dalam proses pencetakan, karena semakin baik komposisi dari logam cair, semakin baik mutu dari hasil corannya. Semakin homogen logam cair,
semakin baik hasil corannya. Logam coran dalam proses pengecoran ini di lebur dalam tanur listrik jenis krus
frekuensi rendah frekuensi 60 Hz. Menurut konstruksinya tanur induksi mempunyai satu krus yang dikelilingi oleh lilitan-lilitan kumparan yang terdiri dari pelat berlapis
banyak yang berfungsi untuk memusatkan fluks magnet, sehingga arus induksi yang melalui kumparan menyebabkan timbulnya medan elektro magnetik yang merata ke
segala arah. Tanur ini hanya mempunyai satu ruangan yaitu daerah kruss untuk tempat
mencairkan logam dan sekaligus menjadi tempat logam yang akan dicairkan atau dengan kata lain logam cair dan logam yang akan dicairkan terdapat dalam ruangan
yang sama. Bagian atas dari tanur ini terbuka lebar, sehingga memudahkan pengisian logam yang akan dilebur.
Proses peleburan dimulai dengan memasukkan sekrap baja. Setelah sekrap baja mencair, kemudian dimasukkan potongan-potongan baja. Setelah seluruh potongan baja
ini mencair secara homogen diperiksa komposisinya, bila komposisi dari logam cair
telah sesuai dengan yang diharapkan dan temperaturnya telah mencapai temperatur yang diharapkan 1500
o
-1580°C maka logam cair telah dapat dituang.
Universitas Sumatera Utara