Gambar 3.8 Saluran Turun Pada coran logam penentuan luas saluran masuk dan turun berdasarkan pada
perbandingan yakni : Luas saluran turun : luas pengalir : luas saluran masuk = 1 : 1,5 - 2 : 2 - 4. Pada perencanaan sistem saluran ini diambil perbandingan untuk ketiganya
yaitu sebesar 1 : 2 : 4, sehingga didapat : •
Luas saluran turun = π4 d
st 2
= π4 75
2
= 4415,625 mm
2
• Luas pengalir = 2 x Luas saluran turun = 2 x 4415,625 mm
2
= 8831,25 mm
2
• Luas saluran masuk = 4 x Luas saluran turun = 4 x 4415,625 mm
2
= 17662,5 mm
2
Dalam hal ini luas saluran turun harus lebih besar dari luas nozel dari ladel untuk mencegah meluapnya logam cair, dan luas pengalir dibuat lebih besar dari pada luas
saluran turun dan saluran masuk lebih besar dari luas saluran pengalir. Hal ini untuk memudahkan aliran logam cair masuk kedalam cetakan.
3.4.2 Cawan tuang Cawan tuang biasanya cawan tuang atau corong dengan saluran tuang
dibawahnya. Cawan tuang harus mempunyai konstruksi yang dapat menyaring kotoran atau trak yang terdapat dalam logam cair dari ladel. Oleh karena itu cawan tuang tidak
Universitas Sumatera Utara
boleh terlalu dangkal. Ukuran cawan tuang yang biasanya dipergunakan dapat dilihat
dari gambar dibawah ini.
Gambar 3.9 Ukuran cawan tuang
Sumber : Tata Surdia M.S, Kenji Chijiiwa, 1986, hal 66
Sebaliknya kalau terlalu dalam cawan tuang akan terlalu banyak sehingga tidak ekonomis.
• Panjang = 6d + 0,5d + d + d + 1,5 . d
Dimana : d adalah diameter saluran turun = 75 mm dari tabel 3.2
• Panjang = 6 . 75 + 0,5 . 75 + 75 + 75 +1,5 . 75 mm
Panjang = 487,5 mm •
Lebar = 4 . d Lebar = 4 . 75mm
Lebar = 300 mm •
Kedalaman : - yang terdalam = 5 . d = 5 . 75 mm = 375 mm - yang terdangkal = 4,5 . d = 4,5 . 75mm = 337,5 mm
3.4.3 Sistem pengalir
Sistem pengalir biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah lingkaran. Pengalir lebih baik sebesar mungkin untuk melambatkan pendinginan logam
cair, akan tetapi jika terlalu besar akan tidak ekonomis. Pada perencanaan ini pengalir dibuat berbentuk trapesium dengan perbandingan ukuran seperti pada gambar berikut,
Universitas Sumatera Utara
Luas pengalir = 8831,25 mm
2
.
Gambar 3.10 Sistem pengalir Dari gambar dapat dihitung ukuran penampang pengalir yaitu :
A
p
= A . A – 3 + 2 2
1 A + 3 = 8831,25 mm
2
A
2
= 8831,25 mm
2
A = 8831,25 = 93,9 m
3.4.4 Saluran masuk
Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih kecil dari pada irisan pengalir, agar dapat mencegah kotoran masuk dalam rongga cetakan. Bentuk irisan saluran
masuk biasanya berbentuk bujur sangkar, travesium atau setengah lingkaran yang membesar kearah rongga cetakan untuk mencegah terkikisnya cetakan. Luas saluran
masuk = 17662,5 mm
2
. Jumlah saluran masuk yang direncanakan empat buah, maka masing-masing saluran masuk mempunyai luas :
A
sm
= 4
Asm
A
sm
= 4
17662,5
A
sm
= 4415,625 mm
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.11 Saluran masuk Saluran masuk direncanakan berbentuk bujur sangkar, maka ukuran sisi-sisi dari saluran
masuk adalah : A
sm
= s.s s =
A
s = 4415,625 s = 66,4 mm
3.4.5 Saluran penambah