RasioKeuangan Foster Tabel : Rasio Keuangan Foster Perusahaan Textile dan Garment

4.1.3 RasioKeuangan Foster Tabel 4.1.3 : Rasio Keuangan Foster Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002-2004 Tahun Variabel 2002 2003 2004 Min Max Mean Min Max Mean Min Max Mean TEOR 0.040 0.157 0.090 0.032 0.164 0.093 0.031 0.175 0.081 TIE -18.084 3.882 -1.959 -7.335 20.720 2.578 -41.617 6.263 -2.348 Sumber: Hasil Penelitian, diolah Dari perhitungan tabel 4.1.3 memperlihatkan: 4.1.3.1 Transportation Expense to Operating Revenue Ratio TEOR Ratio Nilai minimal dari Transportation Expense to Operating Revenue Ratio TEOR Ratio merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004. Perusahaan dengan TEOR terendah pada tahun 2002 dan 2003 adalah PT Tifico Tbk yaitu 0,040, dan 0,032, dan pada tahun 2004 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk yaitu sebesar 0,031. Nilai maksimal dari Transportation Expense to Operating Revenue Ratio TEOR Ratio merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio TEOR tertinggi pada tahun 2002 adalah PT Eratex Djaja Tbk yaitu 0,157, tahun 2003 dan 2004 adalah PT Ricky Putra Globalindo Tbk yaitu 0,164, dan 0,175. Mean Transportation Expense to Operating Revenue Ratio TEOR Ratio dari tahun 2002 sampai dengan 2004 mengalami fluktuasi yaitu sebesar 0,090 pada tahun 2002, naik menjadi 0,093 pada tahun 2003, dan mengalami penurunan pada tahun 2004 yaitu sebesar 0,081. 4.1.3.2 Time Interest Earned Ratio TIE Ratio Nilai minimal dari Time Interest Earned Ratio TIE Ratio merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2004. Perusahaan dengan TIE terendah pada tahun 2002 adalah PT Karwell Indonesia Tbk yaitu -18,084, tahun 2003 adalah PT Argo Pantes Tbk yaitu -7,335, dan pada tahun 2004 adalah PT Ricky Putra Globalindo yaitu sebesar -41,617. Nilai maksimal dari Time Interest Earned Ratio TIE Ratio merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio TIE tertinggi pada tahun 2002 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk yaitu 3,882, tahun 2003 adalah PT Ever Shine Textile Industry Tbk yaitu 20,720, dan pada tahun 2004 adalah PT Panasia Filament Inti Tbk yaitu sebesar 6,263. Mean Time Interest Earned Ratio TIE Ratio dari tahun 2002 sampai dengan 2004 mengalami fluktuasi yaitu sebesar -1,959 pada tahun 2002, naik menjadi 2,578 pada tahun 2003, dan mengalami penurunan pada tahun 2004 yaitu sebesar -2,348. 4.1.4 Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002-2004 Model Altman Berdasarkan perhitungan analisis prediksi kebangkrutan Z-Score Altman diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.1.4 sebagai berikut: No Nama Perusahaan 2002 2003 2004 Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi 1 Apac Citra Centertex Tbk 0.140 Bangkrut 0.389 Bangkrut 0.482 Bangkrut 2 Argo Pantes Tbk -0.214 Bangkrut -0.333 Bangkrut -0.552 Bangkrut 3 Daeyu Orchid Indonesia Tbk 2.145 Rawan Bangkrut 2.443 Rawan Bangkrut 0.241 Bangkrut 4 Eratex Djaja Tbk 1.056 Bangkrut 0.918 Bangkrut 1.441 Rawan Bangkrut 5 Ever Shine Textile Industry Tbk 0.985 Bangkrut 0.874 Bangkrut 1.279 Rawan Bangkrut 6 GT Petrochem Industries Tbk -0.144 Bangkrut 0.398 Bangkrut 1.287 Rawan Bangkrut 7 Indorama Synthetics Tbk 0.883 Bangkrut 0.895 Bangkrut 1.086 Bangkrut 8 Karwell Indonesia Tbk 0.513 Bangkrut 0.545 Bangkrut 0.785 Bangkrut 9 Panasia Filament Inti Tbk 0.505 Bangkrut 0.015 Bangkrut 0.104 Bangkrut 10 Panasia Indosyntec Tbk 0.129 Bangkrut -0.087 Bangkrut 0.208 Bangkrut 11 Pan Brother Tex Tbk 3.771 Tidak Bangkrut 3.284 Tidak Bangkrut 3.378 Tidak Bangkrut 12 Ricky Putra Globalindo Tbk 0.224 Bangkrut 0.368 Bangkrut 1.663 Rawan Bangkrut 13 Roda Vivatex Tbk 2.102 Rawan Bangkrut 2.179 Rawan Bangkrut 2.020 Rawan Bangkrut 14 Sunson Textile Manufacture Tbk 0.804 Bangkrut 0.698 Bangkrut 1.129 Bangkrut 15 Tifico Tbk 0.734 Bangkrut 0.842 Bangkrut 0.881 Bangkrut Sumber: Hasil Penelitian, diolah Tabel 4.1.4 menunjukkan daftar perusahaan yang diprediksi dalam tiga kategori yaitu bangkrut, rawan bangkrut, dan tidak bangkrut. 4.1.4.1 Kategori Perusahaan Bangkrut Berdasarkan tabel 4.1.4 tersebut, dapat dilihat ada 80 atau 12 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score Altman terklasifikasi “tidak aman” pada tahun 2002 dan 2003. Artinya model prediksi memberi sinyal bahwa keduabelas perusahaan tersebut termasuk dalam kategori “bangkrut”. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2002 dan 2003 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile Industry Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT Ricky Putra Globalindo Tbk, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT Tifico Tbk. Pada tahun 2004 ada penurunan jumlah perusahaan yang masuk dalam kategori perusahaan “bangkrut”, yaitu berjumlah 60 atau 9 perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2004 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT Tifico Tbk. Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2002 diperoleh skor terendah -0,214 yaitu PT Argo Pantes Tbk, dan skor tertinggi 1,056 yaitu PT Eratex Djaja Tbk. Perhitungan Z- Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2003 diperoleh skor terendah -0,333 yaitu PT Argo Pantes Tbk, dan skor tertinggi 0,918 yaitu PT Eratex Djaja Tbk. Dan perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2004 diperoleh skor terendah -0,552 yaitu PT Argo Pantes Tbk, dan skor tertinggi 1,129 yaitu PT Sunson Textile Manufacture Tbk. 4.1.4.2 Kategori Perusahaan Rawan Bangkrut Berdasarkan tabel 4.1.4 tersebut, dapat dilihat ada 13,33 atau 2 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score Altman terklasifikasi “rawan bangkrut” pada tahun 2002 dan 2003. Ini berarti bila perusahaan dapat memperbaiki diri maka perusahaan bisa menjadi perusahaan sehat, namun bila perusahaan tidak segera memperbaiki diri maka perusahaan akan masuk pada perusahaan bangkrut. Perusahaan yang diprediksi masuk kategori “rawan bangkrut” pada tahun 2002 dan 2003 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk dan PT Roda Vivatex Tbk. Sedangkan pada tahun 2004 perusahaan yang diprediksi masuk kategori “rawan bangkrut” naik menjadi 33,33 atau 5 perusahaan yaitu PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile Industry Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Ricky Putra Globalindo Tbk, dan PT Roda Vivatex Tbk. Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang masuk kategori rawan bangkrut tahun 2002 diperoleh skor terendah 2,102 yaitu PT Roda Vivatex Tbk, dan skor tertinggi 2,145 yaitu PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk. Perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang masuk kategori rawan bangkrut tahun 2003 diperoleh skor terendah 2,179 yaitu PT Roda Vivatex Tbk, dan skor tertinggi 2,443 yaitu PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk. Dan perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang masuk kategori rawan bangkrut tahun 2004 diperoleh skor terendah 1,279 yaitu PT Ever Shine Textile Industry Tbk, dan skor tertinggi 2,020 yaitu PT Roda Vivatex Tbk. 4.1.4.3 Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut Berdasarkan tabel 4.1.4 tersebut, dapat dilihat hanya ada satu perusahaan atau 6,67 yang menurut model prediksi Z-Score Altman terklasifikasi dalam perusahaan “tidak bangkrut” pada tahun 2002 sampai tahun 2004. Ini berarti hanya ada satu perusahaan yang benar-benar dalam kondisi sehat, namun sebaiknya perusahaan jangan sampai lengah dan mampu mempertahankan kondisi keuangannya agar perusahaan tidak masuk dalam kategori perusahaan rawan bangkrut maupun perusahaan bangkrut. Perusahaan yang diprediksi masuk kategori “tidak bangkrut” pada tahun 2002 sampai tahun 2004 adalah PT Pan Brother Tex Tbk dengan nilai Z-Score sebesar 3,771 pada tahun 2002, turun menjadi 3,284 pada tahun 2003, dan naik lagi menjadi 3,378 pada tahun 2004. Meskipun perusahaan mengalami penurunan, tetapi masih berada dalam kondisi yang aman dari kecenderungan kebangkrutan. 4.1.5 Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002-2004 Model Foster Berdasarkan perhitungan analisis prediksi kebangkrutan Z-Score Foster diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.1.5 sebagai berikut: No Nama Perusahaan 2002 2003 2004 Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi 1 Apac Citra Centertex Tbk -0.326 Bangkrut -0.110 Bangkrut -0.220 Bangkrut 2 Argo Pantes Tbk -0.252 Bangkrut -5.055 Bangkrut 0.047 Bangkrut 3 Daeyu Orchid Indonesia Tbk 2.110 Tidak Bangkrut 0.571 Bangkrut -0.850 Bangkrut 4 Eratex Djaja Tbk -0.963 Bangkrut 1.913 Tidak Bangkrut -0.546 Bangkrut 5 Ever Shine Textile Industry Tbk -0.756 Bangkrut 13.388 Tidak Bangkrut 0.182 Bangkrut 6 GT Petrochem Industries Tbk -0.205 Bangkrut -0.201 Bangkrut -1.088 Bangkrut 7 Indorama Synthetics Tbk -1.361 Bangkrut -1.869 Bangkrut -1.793 Bangkrut 8 Karwell Indonesia Tbk -12.176 Bangkrut 0.052 Bangkrut -0.976 Bangkrut 9 Panasia Filament Inti Tbk -0.691 Bangkrut -2.615 Bangkrut 3.664 Tidak Bangkrut 10 Panasia Indosyntec Tbk -0.604 Bangkrut -1.627 Bangkrut -1.105 Bangkrut 11 Pan Brother Tex Tbk -4.930 Bangkrut 4.145 Tidak Bangkrut 1.337 Tidak Bangkrut 12 Ricky Putra Globalindo Tbk -1.120 Bangkrut -0.441 Bangkrut -27.930 Bangkrut 13 Roda Vivatex Tbk -4.121 Bangkrut 0.069 Bangkrut 2.042 Tidak Bangkrut 14 Sunson Textile Manufacture Tbk 0.515 Bangkrut 12.447 Tidak Bangkrut -0.053 Bangkrut 15 Tifico Tbk 1.014 Tidak Bangkrut 0.059 Bangkrut 0.058 Bangkrut Sumber: Hasil Penelitian, diolah Tabel 4.1.5 menunjukkan daftar perusahaan yang diprediksi dalam dua kategori yaitu bangkrut dan tidak bangkrut. 4.1.5.1 Kategori Perusahaan Bangkrut Berdasarkan tabel 4.1.5 tersebut, dapat dilihat ada 86,67 atau 13 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score Foster terklasifikasi “tidak aman” pada tahun 2002. Artinya model prediksi memberi sinyal bahwa ketigabelas perusahaan tersebut termasuk dalam kategori “bangkrut”. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2002 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile Industry Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk, PT Ricky Putra Globalindo Tbk, PT Roda Vivatex Tbk, dan PT Sunson Textile Manufacture Tbk. Pada tahun 2003 ada penurunan jumlah perusahaan yang masuk dalam kategori perusahaan bangkrut, yaitu ada 73,33 atau 11 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score Foster terklasifikasi “tidak aman”. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2003 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT Ricky Putra Globalindo Tbk, PT Roda Vivatex Tbk, dan PT Tifico Tbk. Dan pada tahun 2004 ada kenaikan jumlah perusahaan yang masuk dalam kategori perusahaan bangkrut, yaitu berjumlah 80 atau 12 perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2004 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile Industry Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT Ricky Putra Globalindo Tbk, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT Tifico Tbk. Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2002 diperoleh skor terendah -12,176 yaitu PT Karwell Indonesia Tbk, dan skor tertinggi 0,515 yaitu PT Sunson Textile Manufacture Tbk. Perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2003 diperoleh skor terendah -5,055 yaitu PT Argo Pantes Tbk, dan skor tertinggi 0,571 yaitu PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk. Dan perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2004 diperoleh skor terendah -27,930 yaitu PT Ricky Putra Globalindo Tbk, dan skor tertinggi 0,182 yaitu PT Ever Shine Textile Industry Tbk. 4.1.5.2 Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut Berdasarkan tabel 4.1.5 tersebut, dapat dilihat ada 13,33 atau 2 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score Foster terklasifikasi dalam perusahaan “tidak bangkrut” pada tahun 2002. Perusahaan yang diprediksi masuk kategori perusahaan “tidak bangkrut” pada tahun 2002 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk dan PT Tifico Tbk. Pada tahun 2003 terjadi kenaikan yaitu terdapat 26,67 atau 4 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score Foster terklasifikasi dalam perusahaan “tidak bangkrut” yaitu PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile Industry Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk, dan PT Sunson Textile Manufacture Tbk. Pada tahun 2004 terjadi penurunan lagi menjadi 20 atau 3 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score Foster terklasifikasi dalam perusahaan “tidak bangkrut” yaitu PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk, dan PT Roda Vivatex Tbk. Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2002 diperoleh skor terendah 1,014 yaitu PT Tifico Tbk, dan skor tertinggi 2,110 yaitu PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk. Perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2003 diperoleh skor terendah 1,913 yaitu PT Eratex Djaja Tbk, dan skor tertinggi 13,388 yaitu PT Ever Shine Textile Industry Tbk. Dan perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2004 diperoleh skor terendah 1,337 yaitu PT Pan Brother Tex Tbk, dan skor tertinggi 3,664 yaitu PT Panasia Filament Inti Tbk. 4.1.6 Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002-2004 Menurut Undang-Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 Berdasarkan analisis prediksi kebangkrutan menurut Undang- Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.1.6 sebagai berikut: No Nama Perusahaan 2002 2003 2004 Ratio Hutang Prediksi Ratio Hutang Prediksi Ratio Hutang Prediksi 1 Apac Citra Centertex Tbk 98 Bangkrut 74 Bangkrut 80 Bangkrut 2 Argo Pantes Tbk 101 Bangkrut 100 Bangkrut 113 Bangkrut 3 Daeyu Orchid Indonesia Tbk 36 Tidak Bangkrut 35 Tidak Bangkrut 65 Bangkrut 4 Eratex Djaja Tbk 81 Bangkrut 91 Bangkrut 100 Bangkrut 5 Ever Shine Textile Industry Tbk 42 Tidak Bangkrut 37 Tidak Bangkrut 36 Tidak Bangkrut 6 GT Petrochem Industries Tbk 117 Bangkrut 106 Bangkrut 68 Bangkrut 7 Indorama Synthetics Tbk 58 Bangkrut 57 Bangkrut 56 Bangkrut 8 Karwell Indonesia Tbk 86 Bangkrut 90 Bangkrut 92 Bangkrut 9 Panasia Filament Inti Tbk 84 Bangkrut 88 Bangkrut 85 Bangkrut 10 Panasia Indosyntec Tbk 85 Bangkrut 85 Bangkrut 75 Bangkrut 11 Pan Brother Tex Tbk 47 Tidak Bangkrut 34 Tidak Bangkrut 36 Tidak Bangkrut 12 Ricky Putra Globalindo Tbk 95 Bangkrut 93 Bangkrut 26 Tidak Bangkrut 13 Roda Vivatex Tbk 16 Tidak Bangkrut 16 Tidak Bangkrut 16 Tidak Bangkrut 14 Sunson Textile Manufacture Tbk 65 Bangkrut 63 Bangkrut 69 Bangkrut 15 Tifico Tbk 63 Bangkrut 65 Bangkrut 74 Bangkrut Sumber: Hasil Penelitian, diolah Tabel 4.1.6 menunjukkan daftar perusahaan yang diprediksi dalam dua kategori yaitu bangkrut dan tidak bangkrut. 4.1.6.1 Kategori Perusahaan Bangkrut Berdasarkan tabel 4.1.6 tersebut, dapat dilihat ada 73,33 atau 11 perusahaan yang menurut model prediksi Undang-Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 terklasifikasi “tidak aman” pada tahun 2002, 2003, dan 2004. Artinya model prediksi memberi sinyal bahwa kesebelas perusahaan tersebut termasuk dalam kategori “bangkrut”. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2002 dan 2003 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT Ricky Putra Globalindo Tbk, dan PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT Tifico Tbk. Pada tahun 2004 ada perubahan nama-nama perusahaan yang masuk dalam kategori perusahaan bangkrut meskipun tetap berjumlah 73,33 atau 11 perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2004 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT Tifico Tbk. Hasil perhitungan menurut Undang-Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2002 dan 2003 diperoleh rasio hutang tertinggi sebesar 117 dan 106 yaitu PT GT Petrochem Industries Tbk, dan rasio hutang terendah sebesar 58 dan 57 yaitu PT Indorama Synthetics Tbk. Dan perhitungan rasio hutang untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2004 diperoleh rasio hutang tertinggi sebesar 113 yaitu PT Argo Pantes Tbk, dan rasio hutang terendah sebesar 56 yaitu PT Indorama Synthetics Tbk. 4.1.6.2 Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut Berdasarkan tabel 4.1.6 tersebut, dapat dilihat ada 26,67 atau 4 perusahaan yang menurut model prediksi Undang-Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 terklasifikasi “tidak bangkrut” pada tahun 2002, 2003, dan 2004. Perusahaan yang diprediksi masuk kategori perusahaan “tidak bangkrut” pada tahun 2002 dan 2003 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk, PT Ever Shine Textile Industry Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk, dan PT Roda Vivatex Tbk. Pada tahun 2004 ada perubahan nama-nama perusahaan yang masuk dalam kategori perusahaan tidak bangkrut meskipun tetap berjumlah 26,67 atau 4 perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi tidak bangkrut pada tahun 2004 adalah PT Ever Shine Textile Industry Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk, PT Ricky Putra Globalindo Tbk, dan PT Roda Vivatex Tbk. Hasil perhitungan rasio hutang untuk kelompok perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2002 diperoleh rasio hutang tertinggi sebesar 47 yaitu PT Pan Brother Tex Tbk, dan rasio hutang terendah sebesar 16 yaitu PT Roda Vivatex Tbk. Perhitungan rasio hutang untuk kelompok perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2003 diperoleh rasio hutang tertinggi sebesar 37 yaitu PT Ever Shine Textile Industry Tbk dan rasio hutang terendah sebesar 16 yaitu PT Roda Vivatex Tbk. Dan perhitungan rasio hutang untuk kelompok perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2004 diperoleh rasio hutang tertinggi sebesar 36 yaitu PT Ever Shine Textile Industry Tbk dan PT Pan Brother Tex Tbk, dan rasio hutang terendah sebesar 16 yaitu PT Roda Vivatex Tbk. 4.1.7 Pengujian Hipotesis Tabel 4.1.7.1: Hasil Paired Samples Correlations Antara Z-Score Model