PEMBAHASAN SISKA DYAH WULANDARI F3409058

commit to user 33

B. PEMBAHASAN

Pajak penerangan jalan merupakan salah satu jenis pajak daerah yang menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 65 tahun 2001 tentang pajak daerah, yang dimaksud dengan penerangan jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah. Subyek Pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh PLN maka pemungutan Pajak Penerangan Jalan dilakukan oleh PLN. Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 10 tahun 2002 tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan, wajib Pajak Peneranagn Jalan adalah pelanggan. Pelanggan wajib membayar Pajak Penerangan Jalan yang terutang setiap bulan bersamaan dengan pelaksanaan pembayaran rekening listrik PLN. Dalam hal ini kedudukan PLN adalah sebagai pihak yang membantu Pemda untuk memungut Pajak Penerangan Jalan. PT. PLN wajib menyetor hasil Pajak Penerangan Jalan ke Pemda berdasarkan daftar rekapitulasi rekening listrik yang berfungsi sebagai surat pemberitahuan pajak daerah SPTPD. Pemda wajib melunasi pembayaran rekening listrik bagi penerangan jalan yang menjadi bebannya kepada PT. PLN. Mekanisme pemungutan, penyetoran serta pembayaran rekening listrik oleh Pemda dilakukan melalui naskah kerjasama antara Kepala Daerah dengan pimpinan PLN pasal 9 Kepmendagri no. 10 tahun 2002. commit to user 34 Pendapatan Pajak Penerangan Jalan diakui saat realisasi penerimaan kas. Pencatatan pembukuan dilakukan sejak diterima transfer dana pendapatan pajak oleh kantor kas daerah dari Perusahaan Listrik Negara PLN. Biaya penagihan dikurangkan secara langsung karena merupakan hak PLN Bastian, 2001. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa PT. PLN membantu Pemda memungut Pajak Penerangan Jalan sehingga wajar apabila mendapat biaya pemungutan yang ditetapkan paling tinggi sebesar 5 dari realisasi penerimaan pajak daerah. Pajak penerangan jalan adalah salah satu jenis pajak daerah, bukan retribusi daerah, sehingga apabila orang membayar pajak penerangan jalan maka imbalan yang diterima tidak harus secara langsung dan seimbang. Kenyataannya, masyarakat menganggap bahwa apabila ia telah membayar pajak penerangan jalan yang dibayarkan bersamaan dengan membayar rekening listrik setiap bulannya, maka ia dapat dengan sekehendak hatinya memasang perangkat listrik untuk penerangan jalan di tempat tinggalnya tanpa izin PT. PLN. Hal ini tidaklah benar, mengingat pemasangan perangkat listrik untuk penerangan jalan umum yang tidak dilaporkan terlebih dahulu atau tanpa izin dapat menimbulkan kerugian pada PT. PLN karena penerangan jalan umum liar tidak dibayar oleh Pemerintah Daerah setempat. commit to user 35

1. Efektivitas Penerimaan Pajak Penerangan Jalan

Penerimaan Pajak Penerangan Jalan dapat diketahui dengan perbandingan target terhadap realisasi penerimaan pajak Penerangan Jalan. Target Pajak Penerangan Jalan adalah kemampuan maksimum yang ingin dicapai dari penerimaan Pajak Penerangan Jalan, sedangkan realisasi merupakan hasil pungutan dari penerimaan Pajak Penerangan Jalan. Seharusnya dasar penetapan target harus sesuai dengan potensi jumlah wajib pajak Penerangan Jalan yang sebenarnya ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo, tetapi karena adanya kesulitan dalam melakukan pendataan maka dari pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah penetapan target dengan menggunakan persentase peningkatan 10 sampai dengan 15 dari realisasi penerimaan pajak Penerangan Jalan tahun sebelumnya. Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan asli adaerah yang direncanakan dibandingkan dengan tearget yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai mencapai 1 satu atau 100 persen. Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik. Perhitungan rasio efektivitas menggunakan rumus Halim, 2004: 100 s Efektifita Reklame Pajak Penerimaan Target Reklame Pajak Penerimaan Realisasi x = commit to user 36 Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi penerimaan pajak Penerangan Jalan dalam kurun waktu 5 tahun untuk mengetahui rasio efektivitas. Tabel II.1 Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Penerangan Jalan tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 Tahun Anggaran Target Realisasi Selisih KurangLebih Efektivitas 2007 12.554.000.000 12.987.678.968 433.678.968 103,45 2008 13.085.968.000 13.604.996.379 519.028.379 103,96 2009 14.476.800.000 16.086.993.075 1.610.193.075 111,12 2010 19.962.549.000 19.172.541.281 790.007.719 96,04 2011 19.850.000.000 21.107.770.993 1.257.770.993 106,34 Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo Dapat dikatakan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu tahun 2007-2011, tingkat persentase efektivitas Pajak Penerangan Jalan fluktuatif. Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 penerimaan Pajak Penerangan Jalan efektif karena persentase efektivitasnya mencapai 100. Namun pada tahun 2010 persentase efektivitas tidak mencapai 100 tidak efektif, realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tidak memenuhi target yang telah ditentukan. Penurunan persentase efektivitas diakibatkan karena terlalu tinggi target yang ditetapkan dari tahun sebelumnya dan kemungkinan terjadinya kebocoran, yakni adanya commit to user 37 pemasangan rekening listrik liar dalam jumlah besar. Pada tahun 2009 realisasi penerimaan 11 lebih tinggi dari target yang ditetapkan, maka DPPKAD Kabupaten Sukoharjo menetapkan target 25 lebih tinggi pada tahun 2010 dengan harapan realisasi yang diperoleh juga akan meningkat. Untuk menghindari hal tersebut terulang kembali maka pihak DPPKAD Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011 menetapkan target yang lebih rendah pada tahun 2010. Realisasi yang melebihi target yang telah ditetapkan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo menunjukan bahwa sistem penagihan Pajak Penerangan Jalan yang dilakukan sudah cukup baik, melalui perbandingan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi penerimaanya. Gambar II.1 Diagram Efektifitas Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Sukoharjo 25 50 75 100 125 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Ef ek ti fi ta s

2. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah

Realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Daerah merupakan dasar untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang commit to user 38 diberikan. Kontribusi ini digunakan untuk mengukur kenaikan atau perkembangan penerimaan Pajak Penerangan Jalan dari tahun ke tahun. Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan dengan realisasi penerimaan Pajak Daerah dalam kurun waktu 5 tahun untuk mengetahui rasio kontribusi. Tabel II.2 Kontribusi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 Tahun Anggaran Realisasi PPJ Realisasi Pajak Daerah Kontribusi 2007 12.987.678.968 14.533.357.466 89.36 2008 13.604.996.379 15.432.340.358 88.16 2009 16.086.993.075 18.003.312.543 89.35 2010 19.172.541.281 21.688.463.781 88,39 2011 21.107.770.993 42.558.642.562 49.59 Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, data diolah Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa Pajak Penerangan Jalan memberikan kontribusi yang sangat tinggi pada Pajak Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah rata-rata sebesar 63,29. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Penerangan Jalan merupakan sumber pandapatan daerah yang sangat potensial. Penurunan persentase commit to user 39 kontribusi Pajak Penerangan Jalan pada tahun 2011 bukan disebabkan karena menurunnya realisasi penerimaan Pajak penerangan Jalan maupaun Pajak Daerah. Hal tersebut dikarenakan pada pos Pajak Daerah bertambah satu jenis pajak yang pengelolaannya dialihkan dari Pajak Propinsi menjadi Pajak Daerah, yakni Pajak Air Tanah. Kontribusi penerimaan Pajak Air tanah cukup besar terhadap Pajak Daerah. Selain itu beberapa jenis Pajak Daerah lainnya mengalami peningkatan pada realisasi penerimaannya, seperti misalnya Pajak Reklame. Gambar II.2 Diagram Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah Kabupaten Sukoharjo 25 50 75 100 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun K ont ri busi

3. Kendala DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dalam Meningkatkan

Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Setiap tahunnya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bekerjasama dengan PT. PLN untuk bisa mengoptimalkan pendapatan Pajak Penerangan Jalan. Diharapkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan dapat terealisasi atau bahkan melebihi target yang telah ditentukan. Namun ada beberapa commit to user 40 kendala yang muncul dalam upaya meningkatkan Pajak Penerangan Jalan, diantaranya sebagai berikut: 1. Kesadaran masyarakat akan arti pentingnya membayar pajak sangat rendah. Seperti adanya wajib pajak yang terlambat dalam membayar pajak terutangnya. Pajak Daerah merupakan salah satu pendapatan daerah yang digunakan untuk peningkatan dan kemajuan daerah. Dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak maka berimbas pada rendahnya pendapatan daerah yang diterima, hal tersebut berdampak pada kemajuan daerah yang akan tersendat. 2. Kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak Penerangan Jalan juga rendah. Sebagai contohnya pemasangan satu meteran listrik penggunaannya untuk 2 sampai 3 rumah, dengan alasan kecilnya kWh yang digunakan. 3. Faktor ketidakjujuran Wajib Pajak dalam penggunaan tenaga listrik. Banyak dijumpai kecurangan–kecurangan yang dilakukan Wajib Pajak agar pajak yang dibebankan rendah. 4. Pemasangan perangkat penerangan jalan umum oleh masyarakat tidak dilakukan melalui prosedur yang benar dengan izin PT. PLN, mengingat pemasangan perangkat listrik untuk penerangan jalan umum yang tidak dilaporkan terlebih dahulu atau tanpa izin PT. PLN dapat mengakibatkan bahaya kebakaran karena daya tampung travo gardu tidak memenuhi. commit to user 41 BAB ΙII TEMUAN Setelah penulis melakukan penelitian di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mengenai Pajak Penerangan Jalan. Penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang diketemukan.

A. KELEBIHAN