TINJAUAN PUSTAKA SISKA DYAH WULANDARI F3409058

commit to user 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Pajak

Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengertian pajak daerah, maka terlebih dahulu membicarakan mengenai pengertian pajak itu sendiri. Banyak ahli memberikan batasan tentang pajak diantaranya adalah: a. Soemitro 1994 dalam Ilyas dan Burton 2004 Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang – Undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. b. Smeets 1997 dalam Suandy 2002 Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang melalui norma – norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adaya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah membiayai pengeluaran pemerintah. c. Feldman 2002 dalam Suandy 2002 Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum. commit to user 24 d. Adriani 1998 dalam Waluyo dan Wirawan 2002 Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali,yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggaran pemerintahan. e. Definisi Pajak menurut Peraturan Pemerintah No 65 Tahun 2001 Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

2. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak Resmi, 2009 yaitu: a. Fungsi Budgeteir Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. b. Fungsi Mengatur regulerent Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan- tujuan tertentu di luar bidang keuangan. commit to user 25

3. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut Mardiasmo, 2003: a. Pemungutan pajak harus adil syarat keadilan, bahwa dalam mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing wajib pajak. b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang syarat yuridis , hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya. c. Tidak mengganggu perekonomian syarat ekonomi, pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. d. Pemungutan pajak harus efisien syarat finansiil , sesuai dengan fungsi budgetair , biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pungutan. e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana, dengan adanya penyederhanaan prosedur-prosedur akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. commit to user 26

4. Pajak Daerah

Dalam Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa Pajak Daerah mempunyai ciri - ciri sebagai berikut: a. Pajak Daerah merupakan Pajak Negara yang diserahkan kepada daerah. b. Pajak Daerah dipungut oleh daerah berdasarkan dengan Undang – Undang. c. Pajak Daerah merupakan sumber Pendapatan Daerah yang penting guna membiayai penyelengaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah untuk memantapkan pelaksanaan Otonomi Daerah. Sesuai dengan pembagian administrasi daerah dan Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut: a. Pajak Propinsi, terdiri atas: 1 Pajak Kendaraan Bermotor; 2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; 3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; commit to user 27 4 Pajak Air Permukaan; dan 5 Pajak Rokok. b. Pajak KabupatenKota, terdiri atas: 1 Pajak Hotel; 2 Pajak Restoran; 3 Pajak Hiburan; 4 Pajak Reklame; 5 Pajak Penerangan Jalan; 6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; 7 Pajak Parkir; 8 Pajak Air Tanah; 9 Pajak Sarang Burung Walet; 10 Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan; dan 11 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

5. Pajak Penerangan Jalan

a. Dasar Hukum 1 Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 2 Peraturan Pemerintah No 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah; commit to user 28 3 Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 10 tahun 2002 tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan; 4 Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 tahun 2011 tentang Pajak Daerah; 5 Peraturan Bupati Sukoharjo nomor 55 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan. b. Pengertian Pajak Penerangan Jalan Sesuai dengan Peraturan daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. c. Dasar pengenaan, tarif dan tata cara perhitungan Pajak Penerangan Jalan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 tahun 2011 tentang Pajak Daerah adalah sebagai berikut: 1 Dasar pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Tenaga Listrik. 2 Nilai Jual Tenaga Listrik ditetapkan: b Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan pembayaran, Nilai Jual Tenaga Listrik adalah jumlah tagihan biaya bebantetap ditambah dengan biaya pemakaian kWhvariabel yang ditagihkan dalam rekening listrik; dan c Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual Tenga Listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat commit to user 29 penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku diwilayah daerah. 3 Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan sebagai berikut: a Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari sumber lain, untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 3; b Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 1; c Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari sumber lain, bukan untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 9; d Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri bukan untuk industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebesar 1,5. 4 Besaran pokok Pajak Penerangan Jalan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak. d. Objek dan subjek Pajak Penerangan Jalan Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi yang dapat menggunakan tenaga listrik. Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah Orang Pribadi atau Badan yang menggunakan tenaga listrik. Menurut commit to user 30 Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, listrik yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh pembangkit listrik. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh sumber lain, Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah penyedia tenaga listrik. e. Masa Pajak, Saat Pajak Terutang dan Surat Pemberitahuan C. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 satu bulan kalender. D. Pajak terutang dalam masa pajak terjadi saat terjadi penggunaan tenaga listrik. E. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD Surat Pemberitahuan Pajak Daerah. SPTPD harus diisi dengan jelas dan benar, lengkap dan jujur serta ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya disampaikan kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk sesuai jangka waktu yang ditentukan. F. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari SPTPD dihimpun dan dicatat sebagai dasar dalam penghitungan dan penetapan pajak terutang. f. Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Pajak Tata cara perhitungan dan penetapan Pajak Penerangan Jalan sebagai berikut: 1 Bardasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD Bupati menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD. SKPD adalah surat ketetapan pajak yang commit to user 31 menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang. 2 Wajib pajak yang membayar sendiri, SPTPD ini digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang. a Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar SKPDKB. SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. b Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan SKPDBT. SKPDBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan. c Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil SKPDN. SKPDN adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan kredit pajak, atau pajak tidak terutang dantidak ada kredit pajak. d Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar SKPDLB. SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit lebih besar dari pada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. e Surat Tagihan Pajak Daerah STPD. STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasif berupa commit to user 32 bunga dan atau denda. g. Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, dan Tempat Pembayaran Pajak Penerangan Jalan menurut Peraturan Bupati Kabupaten Sukoharjo Nomor 55 Tahun 2011 BAB IV adalah sebagai berikut: 1 Wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SPTPD; 2 Wajib pajak membayar pajak terutang menggunakan SSPD; 3 Pembayaran Pajak Penerangan Jalan dilakukan sekaligus; 4 Terhadap pembayaran Pajak Penerangan Jalan diberikan tanda bukti pembayaran rangkap 5; 5 Jatuh tempo pembayaran paling lambat 30 hari setelah saat terutangnya pajak; 6 Pembayaran pajak Penerangan Jalan dilakukan di Bank tempat yang telah ditunjuk atau ke Bendahara Penerima DPPKAD. commit to user 33

B. PEMBAHASAN