Landasan Teori .1 Pengertian Pengalaman Kerja

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pengalaman Kerja Fagbenle 2012 menguraikan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan adalah berasal dari diri karyawannya atau yang disebut sebagai Human Factor, salah satunya adalah pengalaman kerja. Menurut Manullang 2005:15, pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan dan keterampilan tentang metode suatu pekerjaan bagi para pegawai karena keterlibatan tersebut dalam pelaksanaan pekerjaannya. Pengalaman kerja merupakan faktor yang paling mempengaruhi dalam terciptanya pertumbuhan suatu usaha. Dengan tingginya pengalaman yang dimiliki oleh para pekerja akan menyebabkan tingginya pertumbuhan usaha tersebut. Penelitian yang memperlihatkan adanya hubungan positif antara pengalaman kerja dan produktivitas ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Brown 1989 dan Acemoglu 1998. Jadi, pengalaman kerja menunjukkan sejauh mana penguasaan seseorang terhadap bidang pekerjaan yang selama ini ditekuninya. Pada umumnya pengalaman kerja diukur dengan melihat seberapa lama waktu yang dihabiskan tenaga kerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu. Karyawan yang mempunyai pengalaman 13 yang lebih lama akan mempunyai keterampilan yang lebih tinggi, sehingga produktivitasnya pun lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang baru memiliki sedikit pengalaman. Berdasarkan uraian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh karyawan yang berupa pengetahuan dan keterampilan tentang metode suatu pekerjaan.

2.1.2 Pengertian Teknologi

Menurut Bunge dalam Rohmadi, 2003:111, secara terminologis kata teknologi adalah ilmu terapan yang dipilahnya menjadi empat cabang, antara lain: 1 Teknologi fisik, seperti teknik mesin dan teknik sipil 2 Teknologi biologis, seperti farmakologi 3 Teknik social, seperti riset operasi 4 Teknologi piker, seperti ilmu computer The Liang Gie dalam Rohmadi, 2003 : 110 mengartikan teknologi adalah pengetahuan sistematis tentang seni industrial atau sebagai ilmu industrial. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah techne yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu obyek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip- prinsip atau metode dan seni. Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini menjadi Variabel Dummy yaitu variabel bebas berukuran kategori atau dikotomi. Setiap variable dummy menyatakan satu kategori variabel bebas non-metrik dan 14 setiap variabel non-metrik dengan k kategori dapat dinyatakan dalam k-1 variable dummy. Dalam penelitan ini terdapat dua macam kategori teknologi, yaitu teknologi modern dan teknologi tradisional. Jika industri kecil tersebut menggunakan mesin dalam proses produksinya, maka bisa dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan teknologi modern. Jika industri kecil tersebut tidak menggunakan mesin, makan bisa dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan teknologi tradisional. Teknologi adalah suatu perubahan dalam fungsi produksi yang nampak dalam teknis produksi. Teknologi juga merupakan faktor pendorong dari fungsi produksi karena jika suatu teknologi yang digunakan lebih modern maka hasil produksi yang akan dicapai akan menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak dan lebih efisien atau efektif Irawan, Suparmoko 1983 : 121. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan teknologi dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk mengolah beberapa barang yang disebut input diubah menjadi barang-barang yang disebut output pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, guna menghasilkan barang-barang baru utility form, baik dengan menggunakan teknologi modern atau teknologi tradisional. 15 Indikator dari teknologi diantaranya: a. Teknologi Tradisional Teknologi tradisional merupakan teknik yang digunakan oleh pengusaha kerajinan ukiran kayu untuk memproduksi kerajinan dengan cara yang tradisional dan menggunakan alat yang tradisional pula. b. Teknologi Modern Teknologi modern merupakan teknik yang digunakan oleh pengrajin ukiran kayu untuk memproduksi kerajinan tersebut dengan cara yang lebih modern yaitu menggunakan mesin.

2.1.3 Pengertian Produktivitas

Pengertian dari produktivitas, berikut ini pembahasan yang dikemukakan oleh Sukamto 1995, dalam bukunya yang berjudul manajemen produksi replasi menyatakan bahwa produktivitas adalah nilai output dalam hubungan dengan suatu kesatuan input tertentu. Peningkatan produktivitas yang berarti jumlah sumber daya yang digunakan dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi semakin meningkat dan membaik. Sedangkan menurut Moekijat 1999, produktivitas adalah perbandingan jumlah keluaran output tertentu dengan jumlah masukan input tertentu untuk jangka waktu tertentu. Menurut L. Greenberg dalam Sinungan 2009, mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil, 16 perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan unit umum. Produktivitas merupakan perbandingan antara besarnya input yang dilibatkan dalam kegiatan produksi terhadap hasil akhir output yang dihitung berdasarkan nilai unit atau rupiah barang dan jasa yang dihasilkan. Menurut Paul Mali yang dikutipkan dari Sedarmayanti 2001 : 57, produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluar dan masuknya dalam waktu tertentu. Produktivitas mempunyai dua demensi, pertama adalah efektivitas yang mengarah pada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Kedua adalah efesiensi yang berkaitan dengan perbandingan input dengan realisasi penggunaannya atau sebagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan Sedarmayanti, 2001 : 58 . Produktivitas yang diciptakan oleh seseorang pada waktu tertentu yang nantinya akan berpengaruh pula pada jumlah pendapatan yang diperoleh. Semakin banyak orang bekerja untuk menghasilkan barang produksi, maka semakin banyak juga pendapatan yang diperoleh. Menurut Adiningsih 1999:3 produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang akan terus bertambah. Input terdiri dari barang 17 dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Konsep produktivitas erat hubungannya dengan efisiensi dan efektivitas. Efisiensi dan efektivitas yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Jika efisiensi dan efektivitas rendah maka diasumsikan telah terjadi kesalahan manajemen. Jika efektivitas tinggi tetapi efisiensi rendah dimungkinkan terjadi pemborosan biaya tinggi sementara bila efisiensi tinggi namun efektivitas rendah berarti tidak tercapai sasaran atau terjadinya penyimpangan dari target Gomes, 2000. Menurut Sinungan 1997 menguraikan bahwa pengukuran produktivitas menyangkut permasalahan yang kompleks dan interdisipliner. Faktor – faktor mendasar yang mempengaruhi pencapaian produktivitas adalah posisi investasi baik modal, teknologi, manajemen serta keterampilan dari tenaga kerja. Faktor manajemen meliputi cara dan proses menggerakkan orang lain untuk tujuan tertentu. Sedangkan faktor keterampilan tenaga kerja menyangkut kemampuan yang dimiliki tenaga kerja, motivasi kerja, disiplin, etos kerja serta hubungan antar personal. Pengukuran produktivitas dapat dilakukan dalam tiga cara yaitu dilihat dari : 1. Dimensi keluaran administrasi 2. Dimensi keluaran perubahan pelaku 3. Dimensi keluaran ekonomis Berdasarkan pendapat para ahli di atas produktivitas karyawan merupakan perbandingan dari input yang digunakan dalam kegiatan 18 produksi dengan output yang dihasilkan yang dinilai berdasarkan unit atau rupiah dari barang dan jasa yang dihasilkan.

2.1.4. Pengertian Pendapatan

Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup penduduk, hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan Todaro, 2000. Samuelson dalam Zuhri 2007:19 menguraikan tentang pendapatan per kapita yaitu bahwa semua pendapatan dibagi rata dan sama untuk semua orang laki-laki, wanita, maupun anak-anak. Pendapatan nasional perkapita merupakan penentu yang penting bagi potensi perekonomian negara yang bersangkutan Todaro, 2003. Secara umum pendapatan suatu usaha adalah selisih antara penerima total dengan biaya yang dikeluarkan. Menurut Penny dan Singarimbun dalam Atmaningrum 2001, pendapatan adalah arus kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan diantara berbagai alternatif penggunaan sumber-sumber yang langka. Artinya jika orang harus memanfaatkan suatu sumber kehidupan tersebut belum dapat dijangkau dalam pemanfaatannya seperti tanah yang belum digarap oleh manusia, maka tidak ada pilihan lain yang tersedia sebagai alternatif seperti berburu dan mengumpulkan hasil-hasil yang dapat diperoleh. Menurut Sukirno 2004 : 37 pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa waktu tersebut dapat berupa sewa, upah gaji, bunga ataupun laba. Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, 19 termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara. Pendapatan bagi sejumlah pelaku ekonomi merupakan uang yang telah diterima oleh pelanggan dari perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Pendapatan juga di artikan sebagai jumlah penghasilan, baik dari perorangan maupun keluarga dalam bentuk uang yang diperolehnya dari jasa setiap bulan atau dapat juga diartikan sebagai suatu keberhasilan usaha Tohar, 2000. Konsep perhitungan pendapatan menurut Sukirno 2004 : 37 dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu: 1 Production approach pendekatan produksi, adalah menghitung seluruh nilai tambah produksi barang atau jasa yang dihasilkan dalam ukuran waktu tertentu. 2 Income approach pendekatan pendapatan, adalah menghitung seluruh nilai balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi dalam ukuran waktu tertentu. 3 Expenditure approach pendekatan pengeluaran, adalah menghitung seluruh pengeluaran dalam kurun waktu tertentu. Jenis dan Sumber Pendapatan Menurut Sumardi dan Evers dalam Rokhana 2005: 8-9 membedakan pendapatan menjadi 2 dua yaitu: 1. Pendapatan yang berupa uang. 20 Pendapatan yang berupa uang yaitu segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi, sumber-sumber utamanya adalah: a. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lemburan dan kerja kadang-kadang. b. Dari usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi dan penjualan dari kerajinan rumah. c. Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. d. Keuntungan sosial, yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial. 2. Pendapatan berupa barang. Pendapatan yang berupa barang yaitu segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang atau jasa. Pendapatan berupa: a. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentuk dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi b. Besar yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati. c. Penerimaan yang merupakan pendapatan yaitu penerimaan yang berupa pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang 21 dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah atau pemberian uang.

2.1.5 Hubungan Pengalaman Kerja dengan Produktivitas Pengrajin

Hubungan antara pengalaman kerja dengan produktivitas pengrajin tercermin dari pekerja yang memiliki kemampuan bekerja pada tempat lain sebelumnya. Semakin banyak pengalaman yang didapatkan oleh seorang pekerja akan membuat pekerja semakin terlatih dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya Amron, 2009. Adanya tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja diharapkan memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Semakin lama seseorang dalam pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya maka diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitasnya. Maka dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja.

2.1.6 Hubungan Pengalaman Kerja dengan Pendapatan Pengrajin

Pengalaman kerja merupakan kejadian - kejadian riil yang dialami oleh seseorang yang bekerja. Sehingga pengalaman kerja sangat mendukung keterampilan dan kecepatan para pengrajin untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dimana semakin lama pengalaman kerja atau semakin terampil dan semakin cepat seorang pengrajin itu menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga penghasil yang diperoleh seorang pengrajin akan semakin banyak. 22

2.1.7 Hubungan Teknologi dengan Pendapatan Pengrajin

Hubungan antara teknologi dengan pendapatan adalah semakin besarnya produksi yang dilakukan maka akan meningkatkan output. Jika semua sumber daya digunakan maka hasil yang diperoleh akan melebihi batas produksi sehingga masyarakat akan menjadi lebih makmur, diukur dalam peningkatan suatu produksi akan berpengaruh pada pendapatan masyarakat tersebut. Hal ini berarti teknologi berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah produksi suatu barang dan pendapatan suatu masyarakat yang akan mensejahterakan anggota keluarganya.

2.1.8 Hubungan Produktivitas Pengrajin dengan Pendapatan Pengrajin

Produktivitas yang diciptakan oleh seseorang pada waktu tertentu, yang nantinya akan berpengaruh pula pada jumlah pendapatan yang diperoleh. Semakin banyak seorang pengrajin menghasilkan barang produksi maka pendapatan yang diperoleh akan semakin banyak. Produktivitas dalam hal ini adalah produktivitas pengrajin yang dimana untuk menghasilkan barang. Produktivitas pengrajin dapat dihitung dengan banyaknya jumlah produk yang dihasilkan oleh pengrajin dengan penggunakan satuan unit.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya