Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu di Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar.

(1)

1

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGRAJIN UNTUK MENUNJANG PENDAPATAN

PENGRAJIN UKIRAN KAYU DI KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR

SKRIPSI

Oleh :

NI MADE SRI MULIANI NIM : 1206105102

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

2

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGRAJIN UNTUK MENUNJANG PENDAPATAN

PENGRAJIN UKIRAN KAYU DI KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR

Oleh :

NI MADE SRI MULIANI NIM : 1206105102

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar


(3)

3

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 29 Januari 2016

Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua : Drs. I Made Jember, M.Si ...

2. Sekretaris : Dra. A. A. Ayu Suresmiathi D, M.Si ...

3. Anggota : Drs. I Wayan Wenagama, MP. ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Pembimbing

Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS Dra. A. A. Ayu Suresmiathi D, M.Si NIP. 195404291983031002 NIP. 195103131975032001


(4)

4

PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 25 Januari 2016 Mahasiswa,

Ni Made Sri Muliani NIM. 1206105102


(5)

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS., Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS dan Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE., ME., masing - masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Dr. Ida Ayu Nyoman Saskara, SE., M.Si., sebagai Pembimbing Akademik 5. Dra. A. A. Ayu Suresmiathi D, M.Si., dosen pembimbing atas waktu,

bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

6. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, Kakak, atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

7. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasinya.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 25 Januari 2016


(6)

(7)

7

Judul : Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar

Nama : Ni Made Sri Muliani NIM : 1206105102

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap produktivitas pengrajin untuk menunjang pendapatan pengrajin ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Penelitian ini dilakukan pada 45 unit industri kerajinan kayu dengan 40 responden. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pengalaman kerja dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas pengrajin industri ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengrajin industri ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar sedangkan teknologi tidak berpengaruh terhadap pendapatan pengrajin industri ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Pengalaman kerja dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung melalui pendapatan. Karena berdasarkan perhitungan, produktivitas adalah variabel intervening dalam penelitian ini yang memediasi variabel pengalaman kerja dan teknologi terhadap produktivitas pengrajin.


(8)

8 DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

PERNYATAAN ORISINILITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 10

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Pengertian Pengalaman Kerja ... 12

2.1.2 Pengertian Teknologi ... 13

2.1.3 Pengertian Produktivitas ... 15

2.1.4 Pengertian Pendapatan ... 18

2.1.5 Hubungan Pengalaman Kerja dengan Produktivitas Pengrajin ... 21

2.1.6 Hubungan Pengalaman Kerja dengan Pendapatan Pengrajin ... 21

2.1.7 Hubungan Teknologi dengan Pendapatan Pengrajin ... 22

2.1.8 Hubungan Produktivitas Pengrajin dengan Pendapatan Pengrajin ... 22

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya... 22

2.3 Kerangka Pemikiran ... 25

2.4 Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 28


(9)

9

3.4 Identifikasi Variabel ... 29

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.6.1 Jenis Data ... 30

3.6.2 Sumber Data ... 31

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 32

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.9 Instrumen Penelitian... 36

3.9.1 Uji Validitas ... 36

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36

3.10 Teknik Analisis Data ... 37

3.10.1 Uji Sobel ... 39

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 41

4.1.1 Kondisi Geografis ... 41

4.1.2 Kondisi Demografis ... 43

4.2 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 44

4.2.1 Uji Validitas ... 44

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 46

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

4.3.1 Pengaruh Pengalaman Kerja (X1) dan Teknologi (X2) Terhadap Produktivitas Pengrajin (Y) Pada Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar ... 47

4.3.2 Pengaruh Pengalaman Kerja (X1) dan Teknologi (X2) dan Produktivitas Pengrajin (Y1) Terhadap Pendapatan Pengrajin (Y2) Pada Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar... 48

4.3.3 Hasil Pengujian Analisis Jalur ... 49

4.3.4 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian (Pengaruh Langsung) .... 49

4.3.5 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian (Pengaruh Tidak Langsung) ... 52

4.3.6 Nilai Kekeliruan Taksiran Standar ... 54

4.3.7 Nilai Koefisien Determinasi Total ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

DAFTAR RUJUKAN ... 75


(10)

(11)

11

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 PDRB Kabupaten Gianyar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 – 2013 (Juta Rupiah) ... 3 1.2 Perbandingan Industri Besar dan Kecil di Kabupaten Gianyar Tahun

2011 – 2012 ... 6 1.3 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang, Tenaga Kerja

dan Pengeluaran Tenaga Kerja Menurut Golongan Pokok Industri

di Gianyar Tahun 2013 ... 7 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 24 3.1 Jumlah Industri Kerajinan Kayu Kabupaten Gianyar Tahun 2014 ... 33 3.2 Sampel Penelitian Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Tegallalang ... 34


(12)

12

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten

Gianyar ... 26 3.1 Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat Melalui Variabel


(13)

13

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Kuisioner... 60

2. Hasil Tabulasi Jawaban Responden Penelitian... 69

3. Uji Validitas ... 73

4. Uji Reliabilitas ... 77

5. Persamaan Struktural 1 ... 80

6. Persamaan Struktual 2 ... 81

7. Daftar Tabel Distribusi T ... 82


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk dalam kategori negara berkembang. Maka dari itu, Indonesia memang sepantasnya melakukan perubahan dan pembangunan di bidang ekonomi. Proses perubahan dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana di bidang ekonomi melalui proses transformasi. Proses transformasi struktural di Indonesia berlangsung dengan sangat cepat. Perubahan seperti ini banyak terjadi di semua negara berkembang termasuk Indonesia. Daerah - daerah di Indonesia mulai mengembangkan sektor industri sehingga memperkecil kesenjangan dengan sektor pertanian. Proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan salah satu jalur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih baik (Arsyad, 2010:353).

Perjalanan bisnis yang dilalui oleh industri kecil selama ini tidak terlepas dari hasil kebijakan dan program pemerintah. Pemerintah telah mengambil langkah untuk memberikan program bantuan dalam bentuk fasilitas produksi, bantuan dibidang manajemen, financial serta kemitraan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Berbagai kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kecil mempunyai tujuan agar pembangunan industri mengarah pada industri yang efisien dengan kualitas


(15)

2

produk yang semakin baik dan dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri dengan nilai tambah yang semakin tinggi untuk memperkuat perekonomian Indonesia (Sujianto, 2005).

Sebagai salah satu Provinsi di Indonesia, Provinsi Bali lebih mengutamakan pertumbuhan industri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Bali yang lebih dikenal dengan Pulau Dewata ini memiliki potensi alam dan sumber daya manusia yang memadai dalam pengembangan industri dengan didukung kreativitas dan keahlian khusus yang dimiliki oleh sumber daya manusianya. Pembangunan di Bali dilaksanakan di segala bidang pembangunan ekonomi, politik maupun dalam bidang sosial budaya serta pengembangan industri yang semakin pesat. Sebagai daerah tujuan wisata dunia, pembangunan di bidang sosial budaya lebih diutamakan sehingga dapat mendukung sektor usaha pariwisata Bali dengan kekayaan alamnya. Semakin berkembangnya sektor pariwisata di Bali memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan sektor industri lain sebagai pendukung pariwisata.

Pembangunan pada bidang – bidang yang mendukung sektor usaha pariwisata tersebut antara lain pengembangan industri kecil dan kerajinan. Salah satu industri kerajinan yang dikembangkan di Bali adalah industri kerajinan ukiran kayu. Industri kerajinan ukiran kayu yang berupa cindera mata diminati oleh wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Pertumbuhan perkembangan industri kerajinan ukiran kayu ini mendukung perkembangan perekonomian di Bali. Salah satu Kabupaten di Bali yang


(16)

3

mayoritas industri kerajinan ukiran kayu adalah Kabupaten Gianyar yang terkenal pula dengan basis cenderamata yang mendukung pariwisata Bali. Tabel 1.1 menyajikan mengenai indikator yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan melihat laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data PDRB menunjukkan perkembangan ekonomi setiap tahunnya yang dilihat dari nilai yang selalu meningkat terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Gianyar. Industri pengolahan di Kabupaten Gianyar dapat dipandang sebagai upaya yang sangat strategis dan rasional mengingat usaha ini amat beranekaragam sehingga dapat disesuaikan dengan potensi, kondisi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia.

Tabel 1.1 PDRB Kabupaten Gianyar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 - 2013 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2011 2012* 2013**

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

1.311.256 1.400.869 1.571.332 2. Pertambangan dan Penggalian 48.187 54.222 62.696 3. Industri Pengolahan 1 507.235 1.695.202 1.912.298 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 89.508 107.978 130.455

5. Bangunan 446.853 556.224 649.193

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran

2.372.595 2.641.089 3.078.872 7. Pengangkutan dan Komunikasi 352.142 391.786 455.859 8. Keuangan, Persewaan, & Jasa

Perusahaan

430.210 498.626 576.409

9. Jasa-jasa 1.560.681 1.779.976 2.122.147

Produk Domestik Regional Bruto 8.118.672 9.125.976 10.562.264 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar (2014)


(17)

4

Ket :

* : Data sementara di tahun 2012 ** : Data sementara di tahun 2013

Perkembangan pertumbuhan ekonomi yang ada di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar memberikan peluang bagi dunia industri untuk mengembangkan usahanya sehingga mendorong industri tersebut mempertahankan kontinuitas dengan memanfaatkan sumber – sumber ekonomi yang ada di lingkungannya secara efektif dan efisien. Sumber – sumber ekonomi tersebut meliputi sumber daya alam sebagai bahan industri, sumber daya manusia sebagai penggerak industri tersebut, sumber daya modal yang menunjang jalannya serta kelancaran usaha industri tersebut serta skill atau keahlian yang dimiliki oleh sumber daya manusia tersebut dalam usahanya meningkatkan produktivitas usahanya.

Faktor kunci dalam pembangunan ekonomi adalah sumber daya manusia (Susilo Martoyo, 2007:8). Dalam melaksanakan kegiatan usaha industri, peranan sumber daya manusia merupakan faktor penting yang mendukung perkembangan usaha industri tersebut. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah tenaga kerja. Tenaga kerja adalah asset utama dalam perkembangan industri yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas usaha. Tenaga kerja mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status, latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang heterogen yang di bawa ke dalam usaha industri. Tenaga kerja bukan mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan industri. Kualitas dan kuantitas tenaga


(18)

5

kerja harus sesuai dengan kebutuhan usaha sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan usaha (Susilo Martoyo, 2007:27).

Kualitas dan kuantitas tenaga kerja ini akan terlihat dari produktvitasnya. Menurut L. Greenberg dalam Sinungan (2008:12) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Samuelson (1993:133) menyatakan bahwa produktivitas merupakan suatu konsep pengukuran rasio output total terhadap rata-rata input tertimbang. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan.

Produktivitas juga dapat diartikan sebagai rasio antara output terhadap input sumber daya yang dipakai. Jika dalam rasio tersebut sumber daya dimasukkan seluruhnya untuk menghasilkan output, disebut dengan produktivitas total, namun jika yang dihitung sebagai masukan hanya faktor sumber daya tertentu saja maka disebut sebagai produktivitas parsial.

Produktivitas yang tinggi akan menguntungkan bagi industri dan tenaga kerja terutama meningkatkan kesejahteraannya. Produktivitas mencerminkan etos kerja dari tenaga kerja yang tercemin dalam sikap mental yang baik. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah pengalaman kerja, teknologi, keamanan dan perlindungan, suasana kerja yang baik, promosi dan pengembangan diri keorganisasian. Dalam penelitian ini lebih fokus pada faktor pengalaman


(19)

6

kerja dan teknologi karena faktor lain tidak terjadi pada usaha industri yaitu industri kerajinan ukiran kayu.

Penelitian ini tentang tenaga kerja pada industri kerajinan ukiran kayu yang ada di Kabupaten Gianyar. Dalam perkembangannya, industri tersebut melibatkan berbagai aspek yang meliputi bahan baku, permodalan/investasi, mesin/alat produksi, tenaga kerja, manajemen, promosi dan penawaran. Perkembangan industri kerajinan yang ada di Kabupaten Gianyar mengalami pasang surut karena dipengaruhi oleh faktor internal seperi modal, tenaga kerja serta bahan atau material yang digunakan untuk produksi ukiran kayu dan faktor eksternal seperti teknologi dan komunikasi, promosi serta keamanan dan perlindungan. Hal ini dapat dilihat dari adanya fluktuasi jumlah perusahaan industri besar dan kecil maupun jumlah tenaga kerja yang mampu diserap. Perbandingan industri besar dan kecil dalam penggunaan tenaga kerja pada tahun 2011 dan 2012 dapat disajikan di tabel 1.2

Tabel 1.2 Perbandingan Industri Besar dan Kecil di Kabupaten Gianyar Tahun 2011 dan 2012

Uraian 2011 2012 Pertumbuhan

(%) Industri Besar

Unit usaha (unit) 226 730 223,01 Tenaga Kerja (orang) 1515 4844 219,74

Industri Kecil

Kerajinan Rumah Tangga (unit) 4153 2924 (29,59) Tenaga Kerja (orang) 5882 8792 49,47 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar (2014)


(20)

7

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa perkembangan industri di Kabupaten Gianyar pada tahun 2011 dan 2012 terdiri dari industri besar dan kecil. Pertumbuhan industri besar untuk unit usaha di tahun 2012 adalah mengalami peningkatan sebesar 504 unit atau 223.01% sedangkan jumlah tenaga kerja tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 3.329 orang atau 219,74%. Sedangkan pertumbuhan industri kecil pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1.229 unit atau 29,59% sedangkan jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 2.910 orang atau 49.47%.

Tabel 1.3 menunjukkan industri kayu menduduki peringkat pertama dari jumlah usaha industri yang ada di Kabupaten Gianyar yaitu sebesar 26 perusahaan dengan 1.187 orang, sehingga industri ini memiliki peluang yang besar untuk terus berkembang karena Industri Kecil Menengah merupakan prioritas pemerintah Kabupaten Gianyar. Tabel 1.3 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang,

Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Tenaga Kerja Menurut Golongan Pokok Industri di Gianyar Tahun 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar (2014)

Klasifikasi Industri Pengolahan Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Jumlah

(1) (2) (3)

10 Makanan 1 130

13 Tekstil 11 528

16 Kayu, Barang dari Kayu, &

Gabus 26 1 187

25 Barang Logam, Bukan Mesin &

Peralatannya 11 776

32 Pengolahan Lainnya 18 883


(21)

8

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa industri pengolahan kayu, barang dari kayu dan gabus menunjukkan jumlah tertinggi untuk jumlah perusahaan dan penyerapan tenaga kerja di Tahun 2013.

Berdasarkan data yang diuraikan pada tabel 1.3 menunjukkan bahwa industri kayu lebih berkembang di Kabupaten Gianyar. Hal ini tidak terlepas dari potensi tenaga kerja yang mendukung kelancaran usaha industri kerajinan ukiran kayu tersebut. Dengan didorong oleh faktor pengalaman kerja dan perkembangan teknologi mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yang akan menunjang pendapatan. Menurut Mankiw (2000:46) menguraikan bahwa semakin banyak output atau produk yang dihasilkan akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan tenaga kerja.

Pengalaman kerja merupakan keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut dalam melaksanakan operasional yang mendukung kegiatan usaha industri tersebut. Serta perkembangan teknologi menjadi inspirasi dalam meningkatkan kreativitas dalam menciptakan keanekaragaman kerajinan.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap produktivitas pengrajin untuk menunjang pendapatan pengrajin ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.


(22)

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap produktivitas pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar?

2. Seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar?

3. Seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan teknologi melalui produktivitas pengrajin terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap produktivitas pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.


(23)

10

3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja dan teknologi melalui produkivitas pengrajin terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan atas latar belakang masalah, rumusan masalah, serta tujuan masalah maka yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang sumber daya manusia serta peningkatan pendapatan keluarga bagi tenaga kerja 2. Kegunaan Praktis

Untuk memperoleh gambaran secara komperehensif tentang pekerja yang bekerja di industri kerajinan ukiran kayu. Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi pemerintah di Kabupaten Gianyar dalam merumuskan kebijakan pembangunan khususnya yang menyangkut pengrajin ukiran kayu. Beberapa kebijakan yang dapat dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga.

1.5 Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :


(24)

11

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan konsep, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan untuk membahas masalah yang dihadapi dalam penelitian, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, sampel, populasi dan metode penentuan sampel serta teknik analisis data.

BAB IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini memuat tentang gambaran umum industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, deskripsi data hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan tentang simpulan dari pembahasan dan saran-saran yang dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan yang bermanfaat bagi perusahaan dan bagi yang berkepentingan melakukan penelitian selanjutnya


(25)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pengalaman Kerja

Fagbenle (2012) menguraikan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan adalah berasal dari diri karyawannya atau yang disebut sebagai Human Factor, salah satunya adalah pengalaman kerja.

Menurut Manullang (2005:15), pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan dan keterampilan tentang metode suatu pekerjaan bagi para pegawai karena keterlibatan tersebut dalam pelaksanaan pekerjaannya. Pengalaman kerja merupakan faktor yang paling mempengaruhi dalam terciptanya pertumbuhan suatu usaha. Dengan tingginya pengalaman yang dimiliki oleh para pekerja akan menyebabkan tingginya pertumbuhan usaha tersebut.

Penelitian yang memperlihatkan adanya hubungan positif antara pengalaman kerja dan produktivitas ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Brown (1989) dan Acemoglu (1998). Jadi, pengalaman kerja menunjukkan sejauh mana penguasaan seseorang terhadap bidang pekerjaan yang selama ini ditekuninya. Pada umumnya pengalaman kerja diukur dengan melihat seberapa lama waktu yang dihabiskan tenaga kerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu. Karyawan yang mempunyai pengalaman


(26)

13

yang lebih lama akan mempunyai keterampilan yang lebih tinggi, sehingga produktivitasnya pun lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang baru memiliki sedikit pengalaman.

Berdasarkan uraian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh karyawan yang berupa pengetahuan dan keterampilan tentang metode suatu pekerjaan.

2.1.2 Pengertian Teknologi

Menurut Bunge (dalam Rohmadi, 2003:111), secara terminologis kata teknologi adalah ilmu terapan yang dipilahnya menjadi empat cabang, antara lain:

1) Teknologi fisik, seperti teknik mesin dan teknik sipil 2) Teknologi biologis, seperti farmakologi

3) Teknik social, seperti riset operasi 4) Teknologi piker, seperti ilmu computer

The Liang Gie (dalam Rohmadi, 2003 : 110) mengartikan teknologi adalah pengetahuan sistematis tentang seni industrial atau sebagai ilmu industrial. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah techne yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu obyek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni.

Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini menjadi Variabel Dummy yaitu variabel bebas berukuran kategori atau dikotomi. Setiap variable dummy menyatakan satu kategori variabel bebas non-metrik dan


(27)

14

setiap variabel non-metrik dengan k kategori dapat dinyatakan dalam (k-1) variable dummy. Dalam penelitan ini terdapat dua macam kategori teknologi, yaitu teknologi modern dan teknologi tradisional. Jika industri kecil tersebut menggunakan mesin dalam proses produksinya, maka bisa dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan teknologi modern. Jika industri kecil tersebut tidak menggunakan mesin, makan bisa dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan teknologi tradisional.

Teknologi adalah suatu perubahan dalam fungsi produksi yang nampak dalam teknis produksi. Teknologi juga merupakan faktor pendorong dari fungsi produksi karena jika suatu teknologi yang digunakan lebih modern maka hasil produksi yang akan dicapai akan menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak dan lebih efisien atau efektif (Irawan, Suparmoko 1983 : 121).

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan teknologi dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk mengolah beberapa barang yang disebut input diubah menjadi barang-barang yang disebut output pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, guna menghasilkan barang-barang baru (utility form), baik dengan menggunakan teknologi modern atau teknologi tradisional.


(28)

15

Indikator dari teknologi diantaranya: a. Teknologi Tradisional

Teknologi tradisional merupakan teknik yang digunakan oleh pengusaha kerajinan ukiran kayu untuk memproduksi kerajinan dengan cara yang tradisional dan menggunakan alat yang tradisional pula.

b. Teknologi Modern

Teknologi modern merupakan teknik yang digunakan oleh pengrajin ukiran kayu untuk memproduksi kerajinan tersebut dengan cara yang lebih modern yaitu menggunakan mesin.

2.1.3 Pengertian Produktivitas

Pengertian dari produktivitas, berikut ini pembahasan yang dikemukakan oleh Sukamto (1995), dalam bukunya yang berjudul manajemen produksi replasi menyatakan bahwa produktivitas adalah nilai output dalam hubungan dengan suatu kesatuan input tertentu. Peningkatan produktivitas yang berarti jumlah sumber daya yang digunakan dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi semakin meningkat dan membaik.

Sedangkan menurut Moekijat (1999), produktivitas adalah perbandingan jumlah keluaran (output) tertentu dengan jumlah masukan (input) tertentu untuk jangka waktu tertentu.

Menurut L. Greenberg dalam Sinungan (2009), mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil,


(29)

16

perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum. Produktivitas merupakan perbandingan antara besarnya input yang dilibatkan dalam kegiatan produksi terhadap hasil akhir (output) yang dihitung berdasarkan nilai unit atau rupiah barang dan jasa yang dihasilkan.

Menurut Paul Mali yang dikutipkan dari Sedarmayanti (2001 : 57), produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluar dan masuknya dalam waktu tertentu.

Produktivitas mempunyai dua demensi, pertama adalah efektivitas yang mengarah pada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Kedua adalah efesiensi yang berkaitan dengan perbandingan input dengan realisasi penggunaannya atau sebagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan (Sedarmayanti, 2001 : 58 ).

Produktivitas yang diciptakan oleh seseorang pada waktu tertentu yang nantinya akan berpengaruh pula pada jumlah pendapatan yang diperoleh. Semakin banyak orang bekerja untuk menghasilkan barang produksi, maka semakin banyak juga pendapatan yang diperoleh. Menurut Adiningsih (1999:3) produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang akan terus bertambah. Input terdiri dari barang


(30)

17

dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu proses produksi.

Konsep produktivitas erat hubungannya dengan efisiensi dan efektivitas. Efisiensi dan efektivitas yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Jika efisiensi dan efektivitas rendah maka diasumsikan telah terjadi kesalahan manajemen. Jika efektivitas tinggi tetapi efisiensi rendah dimungkinkan terjadi pemborosan (biaya tinggi) sementara bila efisiensi tinggi namun efektivitas rendah berarti tidak tercapai sasaran atau terjadinya penyimpangan dari target (Gomes, 2000).

Menurut Sinungan (1997) menguraikan bahwa pengukuran produktivitas menyangkut permasalahan yang kompleks dan interdisipliner. Faktor – faktor mendasar yang mempengaruhi pencapaian produktivitas adalah posisi investasi baik modal, teknologi, manajemen serta keterampilan dari tenaga kerja. Faktor manajemen meliputi cara dan proses menggerakkan orang lain untuk tujuan tertentu. Sedangkan faktor keterampilan tenaga kerja menyangkut kemampuan yang dimiliki tenaga kerja, motivasi kerja, disiplin, etos kerja serta hubungan antar personal. Pengukuran produktivitas dapat dilakukan dalam tiga cara yaitu dilihat dari : 1. Dimensi keluaran administrasi

2. Dimensi keluaran perubahan pelaku 3. Dimensi keluaran ekonomis

Berdasarkan pendapat para ahli di atas produktivitas karyawan merupakan perbandingan dari input yang digunakan dalam kegiatan


(31)

18

produksi dengan output yang dihasilkan yang dinilai berdasarkan unit atau rupiah dari barang dan jasa yang dihasilkan.

2.1.4. Pengertian Pendapatan

Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup penduduk, hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan (Todaro, 2000). Samuelson dalam Zuhri (2007:19) menguraikan tentang pendapatan per kapita yaitu bahwa semua pendapatan dibagi rata dan sama untuk semua orang laki-laki, wanita, maupun anak-anak.

Pendapatan nasional perkapita merupakan penentu yang penting bagi potensi perekonomian negara yang bersangkutan (Todaro, 2003). Secara umum pendapatan suatu usaha adalah selisih antara penerima total dengan biaya yang dikeluarkan.

Menurut Penny dan Singarimbun dalam Atmaningrum (2001), pendapatan adalah arus kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan diantara berbagai alternatif penggunaan sumber-sumber yang langka. Artinya jika orang harus memanfaatkan suatu sumber kehidupan tersebut belum dapat dijangkau dalam pemanfaatannya seperti tanah yang belum digarap oleh manusia, maka tidak ada pilihan lain yang tersedia sebagai alternatif seperti berburu dan mengumpulkan hasil-hasil yang dapat diperoleh.

Menurut Sukirno (2004 : 37) pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa waktu tersebut dapat berupa sewa, upah/ gaji, bunga ataupun laba. Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan,


(32)

19

termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara.

Pendapatan bagi sejumlah pelaku ekonomi merupakan uang yang telah diterima oleh pelanggan dari perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Pendapatan juga di artikan sebagai jumlah penghasilan, baik dari perorangan maupun keluarga dalam bentuk uang yang diperolehnya dari jasa setiap bulan atau dapat juga diartikan sebagai suatu keberhasilan usaha (Tohar, 2000).

Konsep perhitungan pendapatan menurut Sukirno (2004 : 37) dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:

1) Production approach (pendekatan produksi), adalah menghitung

seluruh nilai tambah produksi barang atau jasa yang dihasilkan dalam ukuran waktu tertentu.

2) Income approach (pendekatan pendapatan), adalah menghitung

seluruh nilai balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi dalam ukuran waktu tertentu.

3) Expenditure approach (pendekatan pengeluaran), adalah menghitung seluruh pengeluaran dalam kurun waktu tertentu.

Jenis dan Sumber Pendapatan Menurut Sumardi dan Evers dalam Rokhana (2005: 8-9) membedakan pendapatan menjadi 2 (dua) yaitu:


(33)

20

Pendapatan yang berupa uang yaitu segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi, sumber-sumber utamanya adalah:

a. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lemburan dan kerja kadang-kadang.

b. Dari usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi dan penjualan dari kerajinan rumah.

c. Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.

d. Keuntungan sosial, yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.

2. Pendapatan berupa barang.

Pendapatan yang berupa barang yaitu segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang atau jasa. Pendapatan berupa:

a. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentuk dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi

b. Besar yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

c. Penerimaan yang merupakan pendapatan yaitu penerimaan yang berupa pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang


(34)

21

dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah atau pemberian uang.

2.1.5 Hubungan Pengalaman Kerja dengan Produktivitas Pengrajin

Hubungan antara pengalaman kerja dengan produktivitas pengrajin tercermin dari pekerja yang memiliki kemampuan bekerja pada tempat lain sebelumnya. Semakin banyak pengalaman yang didapatkan oleh seorang pekerja akan membuat pekerja semakin terlatih dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya (Amron, 2009).

Adanya tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja diharapkan memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Semakin lama seseorang dalam pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya maka diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitasnya. Maka dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja.

2.1.6 Hubungan Pengalaman Kerja dengan Pendapatan Pengrajin

Pengalaman kerja merupakan kejadian - kejadian riil yang dialami oleh seseorang yang bekerja. Sehingga pengalaman kerja sangat mendukung keterampilan dan kecepatan para pengrajin untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dimana semakin lama pengalaman kerja atau semakin terampil dan semakin cepat seorang pengrajin itu menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga penghasil yang diperoleh seorang pengrajin akan semakin banyak.


(35)

22

2.1.7 Hubungan Teknologi dengan Pendapatan Pengrajin

Hubungan antara teknologi dengan pendapatan adalah semakin besarnya produksi yang dilakukan maka akan meningkatkan output. Jika semua sumber daya digunakan maka hasil yang diperoleh akan melebihi batas produksi sehingga masyarakat akan menjadi lebih makmur, diukur dalam peningkatan suatu produksi akan berpengaruh pada pendapatan masyarakat tersebut. Hal ini berarti teknologi berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah produksi suatu barang dan pendapatan suatu masyarakat yang akan mensejahterakan anggota keluarganya.

2.1.8 Hubungan Produktivitas Pengrajin dengan Pendapatan Pengrajin Produktivitas yang diciptakan oleh seseorang pada waktu tertentu, yang nantinya akan berpengaruh pula pada jumlah pendapatan yang diperoleh. Semakin banyak seorang pengrajin menghasilkan barang produksi maka pendapatan yang diperoleh akan semakin banyak. Produktivitas dalam hal ini adalah produktivitas pengrajin yang dimana untuk menghasilkan barang. Produktivitas pengrajin dapat dihitung dengan banyaknya jumlah produk yang dihasilkan oleh pengrajin dengan penggunakan satuan unit.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang membahas tentang “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu”. Angkasah (2013) dalam penelitiannya yang


(36)

23

berjudul „Analisis Tingkat Upah Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Kayu di Desa Labuapi Kecamatan Labuapi” membahas mengenai pengaruh tingakt upah terhadap produktivitas tenaga kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat upah akan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di desa Labuapi Kecamatan Labuapi. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai F-hitung 98,959 > F-tabel 4,68 yang berarti bahwa tingkat upah yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di desa Labuapi Kecamatan Labuapi.

Sedangkan penelitian Lilik (2011) dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Genteng (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Genteng Di Ceper Klaten)” membahas mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan. Kesimpulan dari penelitian Lilik (2011) adalah berdasarkan perhitngan yang dilakukan diperoleh hasil usaha berpengeruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin genteng dengan nilai t-hitung 2,376 > t-tabel 2,060, bahan baku berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajingenteng dengan hitung 3,937> t-tabel 2,060. Tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengarajin genteng dengan nilai t-hiting 1,919 < t-tabel 2,060, curahan jam kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengarajin genteng dengan nilai t-hitung 1,099 < t-tabel 2,060 sedangkan secara simultan modal usaha, bahan baku, tenaga kerja dan curahan jam


(37)

24

kerja mempunyai pengaruh terhadap pendapatan pengrajin genteng dengan F-hitung 71,334> F-tabel 2,76.

Penelitian Sri (2013) dengan judul “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja Dan Teknologi Terhadap Produksi Industri Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan Ubud”. Dalam penelitiannya, Sri (2013) menggunakan analisis regresi linier berganda dengan hasil penelitian bahwa secara simultan modal, tenaga kerja dan teknologi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi indutri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Ubud tetapi secara parsial teknologi tidak berpengaruh terhadap produksi industri kerajinan kayu sedangkan modal dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi industri kerajinan kayu di Kecamatan Ubud.

Untuk lebih jelasnya diuraikan pada tabel 2.1 mengenai hasil penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

No. Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis

Data Kesimpulan 1. Analisis Tingkat

Upah Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Kayu di Desa Labuapi

Kecamatan Labuapi

Variabel bebas adalah tingkat upah dan variabel terikat adalah produktivitas

Analisis regresi linier sederhana, analisis korelasi sederhana, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, koefisien

determinasi, uji t-test dan uji F-t-test

Tingkat upah

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di Desa Labuapi, Kecamatan Labuapi.

2. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Pengrajin Genteng (Studi Kasus Pada

Variabel bebas yaitu modal usaha, bahan baku, tenaga kerja dan curah

Analisis regresi linier berganda, koefisien korelasi, uji F, uji T

Secara parsial modal usaha dan bahan baku berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin genteng sedangkan tenaga kerja


(38)

25

Industri Kerajinan Genteng di Ceper Klaten)

jam kerja dan curah jam kerja

tidak berpengaruh terhadap pendapatan pengrajin genteng. Tetapi secara simultan modal usaha, bahan baku, tenaga kerja dan curah jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan pengrajin genteng.

3. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi

Terhadap Terhadap Produksi Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud

Variabel bebas adalah modal, tenaga kerja dan teknologi sedangkan variabel terikatnya adalah produksi kerajinan kayu

Analisis regresi linier berganda

Secara simultan modal, tenaga kerja dan teknologi berpengaruh terhadap produksi kerajinan industri kayu sedangkan secara parsial modal dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap industri kerajinan kayu sedangkan teknologi tidak berpengaruh terhadap produktsi industri kerajinan kayu.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar” ini menggunakan 4 (empat) variabel yang terdiri dari 2 (dua) variabel bebas yaitu pengalaman kerja dan teknologi serta 2 (dua) variabel terikat yaitu produktivitas pengrajin dan pendapatan.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh secara langsung dan tidak langsung variabel bebas terhadap variabel terikat dengan melalui variabel intervening. Hubungan antara variabel tersebut yaitu : 1. Pengaruh pengalaman kerja (X1) terhadap produktivitas pengrajin (Y1)


(39)

26

2. Pengaruh teknologi (X2) terhadap produktivitas pengrajin (Y1)

3. Pengaruh secara simultan pengalaman kerja (X1) dan teknologi (X2) terhadap produktivitas pengrajin (Y1)

4. Pengaruh pengalaman kerja (X1) terhadap pendapatan pengrajin (Y2) 5. Pengaruh teknologi (X2) terhadap pendapatan pengrajin (Y2)

6. Pengaruh secara simultan pengalaman kerja (X1) dan teknologi (X2) terhadap pendapatan (Y2)

7. Pengaruh secara simultan pengalaman kerja (X1) dan teknologi (X2) melalui produktivitas pengrajin (Y1) terhadap pendapatan (Y2)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kerangka pemikiran pada gambar 2.1 di bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar

β1

β2

β3

β4

β5

e1 e2

Pengalaman Kerja (X1)

Teknologi (X2)

Produktivitas Pengrajin

(Y1)

Pendapatan (Y2)


(40)

27

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan pada rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan kajian-kajian teori yang relevan ataupun hasil penelitian yang sebelumnya (Sugiyono, 2008), maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengalaman kerja dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.

2. Pengalaman kerja dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.

3. Pengalaman kerja dan teknologi melalui produktivitas pengrajin berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.


(1)

2.1.7 Hubungan Teknologi dengan Pendapatan Pengrajin

Hubungan antara teknologi dengan pendapatan adalah semakin besarnya produksi yang dilakukan maka akan meningkatkan output. Jika semua sumber daya digunakan maka hasil yang diperoleh akan melebihi batas produksi sehingga masyarakat akan menjadi lebih makmur, diukur dalam peningkatan suatu produksi akan berpengaruh pada pendapatan masyarakat tersebut. Hal ini berarti teknologi berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah produksi suatu barang dan pendapatan suatu masyarakat yang akan mensejahterakan anggota keluarganya.

2.1.8 Hubungan Produktivitas Pengrajin dengan Pendapatan Pengrajin Produktivitas yang diciptakan oleh seseorang pada waktu tertentu, yang nantinya akan berpengaruh pula pada jumlah pendapatan yang diperoleh. Semakin banyak seorang pengrajin menghasilkan barang produksi maka pendapatan yang diperoleh akan semakin banyak. Produktivitas dalam hal ini adalah produktivitas pengrajin yang dimana untuk menghasilkan barang. Produktivitas pengrajin dapat dihitung dengan banyaknya jumlah produk yang dihasilkan oleh pengrajin dengan penggunakan satuan unit.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang membahas tentang “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu”. Angkasah (2013) dalam penelitiannya yang


(2)

berjudul „Analisis Tingkat Upah Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Kayu di Desa Labuapi Kecamatan Labuapi” membahas mengenai pengaruh tingakt upah terhadap produktivitas tenaga kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat upah akan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di desa Labuapi Kecamatan Labuapi. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai F-hitung 98,959 > F-tabel 4,68 yang berarti bahwa tingkat upah yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di desa Labuapi Kecamatan Labuapi.

Sedangkan penelitian Lilik (2011) dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Genteng (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Genteng Di Ceper Klaten)” membahas mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan. Kesimpulan dari penelitian Lilik (2011) adalah berdasarkan perhitngan yang dilakukan diperoleh hasil usaha berpengeruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin genteng dengan nilai t-hitung 2,376 > t-tabel 2,060, bahan baku berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajingenteng dengan hitung 3,937> t-tabel 2,060. Tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengarajin genteng dengan nilai t-hiting 1,919 < t-tabel 2,060, curahan jam kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengarajin genteng dengan nilai t-hitung 1,099 < t-tabel 2,060 sedangkan secara simultan modal usaha, bahan baku, tenaga kerja dan curahan jam


(3)

kerja mempunyai pengaruh terhadap pendapatan pengrajin genteng dengan F-hitung 71,334> F-tabel 2,76.

Penelitian Sri (2013) dengan judul “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja Dan Teknologi Terhadap Produksi Industri Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan Ubud”. Dalam penelitiannya, Sri (2013) menggunakan analisis regresi linier berganda dengan hasil penelitian bahwa secara simultan modal, tenaga kerja dan teknologi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi indutri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Ubud tetapi secara parsial teknologi tidak berpengaruh terhadap produksi industri kerajinan kayu sedangkan modal dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi industri kerajinan kayu di Kecamatan Ubud.

Untuk lebih jelasnya diuraikan pada tabel 2.1 mengenai hasil penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

No. Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis

Data Kesimpulan

1. Analisis Tingkat Upah Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Kayu di Desa Labuapi

Kecamatan Labuapi

Variabel bebas adalah tingkat upah dan variabel terikat adalah produktivitas

Analisis regresi linier sederhana, analisis korelasi sederhana, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, koefisien

determinasi, uji t-test dan uji F-t-test

Tingkat upah

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di Desa Labuapi, Kecamatan Labuapi.

2. Analisis Faktor –

Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan

Pengrajin Genteng (Studi Kasus Pada

Variabel bebas yaitu modal usaha, bahan baku, tenaga kerja dan curah

Analisis regresi linier berganda, koefisien korelasi, uji F, uji T

Secara parsial modal usaha dan bahan baku berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin genteng sedangkan tenaga kerja


(4)

Industri Kerajinan Genteng di Ceper Klaten)

jam kerja dan curah jam kerja

tidak berpengaruh terhadap pendapatan pengrajin genteng. Tetapi secara simultan modal usaha, bahan baku, tenaga kerja dan

curah jam kerja

berpengaruh terhadap pendapatan pengrajin genteng.

3. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi

Terhadap Terhadap Produksi Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud

Variabel bebas adalah modal, tenaga kerja dan teknologi sedangkan variabel terikatnya adalah produksi kerajinan kayu

Analisis regresi linier berganda

Secara simultan modal, tenaga kerja dan teknologi berpengaruh terhadap produksi kerajinan industri kayu sedangkan secara parsial modal dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap industri kerajinan kayu sedangkan teknologi tidak berpengaruh terhadap produktsi industri kerajinan kayu.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar” ini menggunakan 4 (empat) variabel yang terdiri dari 2 (dua) variabel bebas yaitu pengalaman kerja dan teknologi serta 2 (dua) variabel terikat yaitu produktivitas pengrajin dan pendapatan.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh secara langsung dan tidak langsung variabel bebas terhadap variabel terikat dengan melalui variabel intervening. Hubungan antara variabel tersebut yaitu : 1. Pengaruh pengalaman kerja (X1) terhadap produktivitas pengrajin (Y1)


(5)

2. Pengaruh teknologi (X2) terhadap produktivitas pengrajin (Y1)

3. Pengaruh secara simultan pengalaman kerja (X1) dan teknologi (X2)

terhadap produktivitas pengrajin (Y1)

4. Pengaruh pengalaman kerja (X1) terhadap pendapatan pengrajin (Y2)

5. Pengaruh teknologi (X2) terhadap pendapatan pengrajin (Y2)

6. Pengaruh secara simultan pengalaman kerja (X1) dan teknologi (X2)

terhadap pendapatan (Y2)

7. Pengaruh secara simultan pengalaman kerja (X1) dan teknologi (X2)

melalui produktivitas pengrajin (Y1) terhadap pendapatan (Y2)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kerangka pemikiran pada gambar 2.1 di bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Pengalaman Kerja dan Teknologi Terhadap Produktivitas Pengrajin untuk Menunjang Pendapatan Pengrajin Ukiran Kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar

β1

β2

β3

β4

β5

e1 e2

Pengalaman Kerja (X1)

Teknologi (X2)

Produktivitas Pengrajin

(Y1)

Pendapatan (Y2)


(6)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan pada rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan kajian-kajian teori yang relevan ataupun hasil penelitian yang sebelumnya (Sugiyono, 2008), maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengalaman kerja dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.

2. Pengalaman kerja dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.

3. Pengalaman kerja dan teknologi melalui produktivitas pengrajin berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.