a. Keharmonisan struktur redaksinya, maknanya, hukum-hukumnya, dan teori-teorinya Q.S, an-Nisa’:
82. b. Persesuaian ayat al-Qur’an dengan teori ilmiah yang
dikemukakan ilmu pengetahuan Q.S, Fushshilat: 52- 53.
c. Pemberitahuan al-Qur’an terhadap berbagai peristiwa yang hanya diketahui oleh Allah Yang Maha
Mengetahui terhadap hal-hal yang gaib Q.S, Hud : 49.
d. Kefasihan lafadz al-Qur’an, kepetahan redaksinya, dan kuatnya pengaruhnya[13].
C. Isi Kandungan al-Qur’an
Berdasarkan terjemahan Departemen Agama RI, al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6.326 ayat, dan 324.345 huruf.
Kandungan pokok dalam al-Qur’an antara lain sebagai berikut:
Masalah tauhid, termasuk di dalamnya segala
kepercayaan terhadap yang ghaib. Manusia diajak kepada kepercayaan yang benar, yaitu mentauhidkan
Allah swt.
Ibadat, yaitu kegiatan-kegiatan dan perbuatan yang mewujudkan dan menghidupkan iman di dalam hati
dan jiwa.
Janji dan ancaman al-wa’du wal wa’id, yaitu janji
dengan balasan yang baikpahala bagi mereka yang berbuat baik, dan ancaman, yaitu siksa bagi mereka
yang berbuat kejelekan. Janji dan ancaman di akhirat berupa surga dan neraka.
Riwayat, yaitu sejarah orang-orang terdahulu, baik
itu sejarah bangsa-bangsa, tokoh-tokoh, maupun nabi-nabi utusan Allah swt.
Akhlak, yaitu perilaku yang harus dijadikan perhiasan
oleh setiap mukallaf dengan menjalankan hal-hal yang utama dan menghindarkan diri dari hal-hal yang
menghinakan.
Muamalah, yaitu hukum-hukum yang termasuk di dalamnya hukum badan pribadi, perdata, pidana,,
hukum acara, hukum tata Negara, hukum internasional, hukum ekonomi, dan keuangan.
Berdasarkan turunnya, ayat al-Qur’an terbagi menjadi dua, yaitu;
Pertama: Makiyyah, yaitu ayat-ayat yang diturunkan pada
masa sebelum Rasul hijrah ke Madinah. Ayat makiyyah ini mempunyai cirri-ciri yang menonjol, yaitu;
1. Kandungannya berbicara tentang masalah keimanan akidah, dalam rangka meluruskan keyakinan umat pada masa
Jahiliyah dan menanamkan ajaran tauhid. Karena tanpa mengajarkan tauhid terlebih dahulu syariat Islam akan sulit untuk
diterima. Misalnya dalam Q.S al-Anbiya’ ayat 25;
نودبعاف انأ لإ هلإ ل هنأ هيلإ يحون لإ لوسر نم كلبق نم انلسرأ امو Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul sebelum
kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka sembahlah olehmu
sekalian akan Aku.” 2. Begitu pun ayat-ayat yang berbicara tentang kisah-kisah
umat terdahulu sebagai pelajaran bagi umat Nabi Muhammad SAW.
Kedua, Madaniyah, yaitu ayat-ayat yang diturunkan pada
masa setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Ayat- ayat Madaniyah mempunyai ciri yaitu berupa masalah hukum
dengan berbagai aspeknya. Contohnya sebagai berikut: -
Perintah membayar zakat Q.S. al-Baqarah : 43 نيعكارلا عم اوعكراو ةاكزلا اوتآو ةلصلا اوميقأو
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”
- Perintah puasa Q.S. al-Baqarah: 183
مكلعل مكلبق نم نيذلا ىلع بتك امك مايصلا مكيلع بتك اونمآ نيذلا اهيأ اي نوقتت
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa.” -
Perintah haji Q.S. al-Baqarah: 196
هلل ةرمعلاو جحلا اومتأو… Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah
karena Allah…” -
Larangan memakan harta orang lain dengan bathil QS. al-Baqarah: 188:
نققم اقققيرف اولكأققتل ماققكحلا ىققلإ اهب اولدتو لطابلاب مكنيب مكلاومأ اولكأت لو نوملعت متنأو مإثلاب سانلا لاومأ
Artinya: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda
orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.”
- Talak QS. at-Talak: 1
هققللا اوقققتاو ةدعلا اوصحأو نهتدعل نهوقلطف ءاسنلا متقلط اذإ يبنلا اهيأ اي هققللا دودققح كلتو ةنيبم ةشحافب نيتأي نأ لإ نجرخي لو نهتويب نم نهوجرخت ل مكبر
ارمأ كلذ دعب ثدحي هللا لعل يردت ل هسفن ملظ دقف هللا دودح دعتي نمو Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu
maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat menghadapi iddahnya yang wajar dan hitunglah waktu iddah
itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka
diizinkan keluar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji
yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah
berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.”
- Tentang warisan QS. an-Nisa’: 11-12
- Cara pembagian harta rampasan perang[14] QS. al-
Anfal: 1: تاذ اوحلققصأو هققللا اوقتاققف لوققسرلاو هققلل لاققفنلا لق لافنلا نع كنولأسي
نينمؤم متنك نإ هلوسرو هللا اوعيطأو مكنيب Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu tentang
pembagian harta rampasan perang. Katakanlah: harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah
kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya jika kamu adalah orang-
orang yang beriman.”
D. Dalalah Ayat al-Qur’an