NILAI DAN NORMA SOSIAL

P a g e | 11 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

BAB II NILAI DAN NORMA SOSIAL

Standar Kompetensi Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Kompetensi Dasar 1. Mendeskripsikan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat 2. Mendeskripsikan proses interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidupan sosial Tujuan Pembelajaran 1. Membedakan ciri nilai dan norma sosial dalam masyarakat 2. Mengidentifikasi jenis nilai sosial yang ada dalam masyarakat 3. Menjelaskan fungsi norma sosial dalam masyarakat 4. Mengidentifikasi ciri-ciri dan syarat interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidupan sosial 5. Menganalisis bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan disosiatif 6. Menganalisis wacana interaksi sosial berdasarkan teori-teori sosiologi Pengantar Hal terpenting dalam proses sosial kehidupan masyarakat adalah adanya nilai dan norma sosial yang dijadikan pedoman bagi masyarakat sebagai peraturan untuk memahami lingkungan sosial budayanya. Nilai dan norma sosial memiliki peranan penting dalam setiap masyarakat yang beradab. Hal ini dianggap penting karena seperangkat nilai dan norma tersebut berperanan dan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan setiap anggota masyarakat sebagai makhluk sosial, sehingga tercapai suatu bentuk keteraturan yang berlandaskan pada sistem budaya masing-masing. Cara berpikir orang awam dalam kehidupan sehari-hari dimana mereka menafsirkan dan memahami keteraturan sosial pada hakikatnya adalah suatu teori moral. Hal ini tidak hanya berarti bahwa anggota-anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya dibatasi oleh kode-kode moral yaitu mengenai apa yang harus mereka kerjakan dan apa yang tidak, tetapi keseluruhan dari dunia sosial itu sendiri adalah suatu konstruksi moral. Sosiolog dapat melakukan pendekatan pada keteraturan moral dalam kehidupan sosial dengan mempertimbangkan nilai dan norma sosial yang ditetapkan masyarakat yang mengatur terjadinya realitas sosial di dalam masyarakat. Pada akhirnya, kondisi inilah yang akan menciptakan proses terjadinya interaksi sosial dalam masyarakat yang terpola secara teratur sebagai dasar pengembangan pola perilaku manusia. Dalam kegiatan belajar ini, akan mempelajari pengertian, jenis dan fungsi nilai dan norma sosial serta keterkaitan nilai dan norma sosial dalam interaksi sosial yang mencakup ciri, syarat, bentuk dan analisis teori mengenai interaksi sosial. Sebagai bagian dari kekayaan budaya, norma dan nilai sosial harus dijunjung tinggi, dibina dan dipertahankan sehingga keberadaannya tidak diremehkan dan terancam musnah. Bila nilai dan norma tersebut sudah diperlakukan dengan baik maka kehidupan masyarakat akan lebih terkendali dan teratur sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat itu. Nilai Sosial Nilai sosial lahir sebagai bagian dari kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan dan disepakati bersama untuk mencapai ketentraman dan kenyamanan hidup bersama orang lain. Nilai sosial sebagai alat ukur bagi manusia untuk mengendalikan beragam kemauan manusia yang selalu berubah dalam berbagai situasi. Diharapkan manusia akan mempunyai gambaran tentang apa yang baik dan apa yang buruk, mana yang boleh dan mana yang dilarang. Nilai sosial yang hidup langgeng akan mampu menjadi sistem nilai budaya. Nilai sosial dapat diartikan sebagai konsep abstrak mengenai segala sesuatu yang baik, dicita- citakan, yang penting, dan yang berguna bagi kehidupan manusia menurut ukuran masyarakat dimana nilai itu dijunjung tinggi. Nilai sosial merupakan landasan bagi masyarakat untuk menentukan apa yang benar dan penting, memiliki ciri-ciri tersendiri serta mendorong individu untuk berbuat sesuai norma yang berlaku. Untuk lebih memahami nilai-nilai sosial, maka perlu tahu ciri-ciri nilai sosial yang ada di masyarakat, yaitu: PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 12 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar a. Tercipta dari proses interaksi antar manusia secara intensif dan bukan perilaku yang dibawa sejak lahir. b. Ditransformasikan melalui proses belajar seperti melalui proses sosialisasi atau diwariskan dari generasi satu ke generasi lainnya. c. Berupa ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan sosial. d. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia e. Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda-beda bagi tindakan manusia f. Dapat mempengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat Nilai sebagai suatu bagian penting dari kebudayaan sehingga nilai senantiasa akan ikut berubah seiring perkembangan masyarakat. Misalnya keberadaan tayangan televisi swasta di Indonesia, perlahan-lahan mendorong pergeseran nilai dalam masyarakat. Misalnya rambut yang diwarnai di kalangan remaja dianggap wajar karena mengikuti mode rambut terkini. Tetapi dulu rambut yang diwarnai dianggap sebagai bentuk pelanggaran nilai moral dalam masyarakat. Nilai sosial yang sangat beragam dan kompleks yang ada di masyarakat, dapat diklasifikasikan menurut jenisnya sendiri. Beberapa jenis nilai sosial yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan sebagai berikut: a. Menurut Prof. Notonegoro, nilai sosial dibedakan menjadi 3 macam yaitu: 1. Nilai Material adalah nilai yang terkandung dalam materi suatu benda yang berguna bagi kehidupan manusia. Misalnya bahan bangunan pasir, batu-batuan yang berguna untuk membuat rumah, gedung bertingkat, sekolah, dll. 2. Nilai Vital adalah sesuatu yang berguna bagi manusia agar dapat melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kehidupannya. Misalnya komputer sebagai alat teknologi canggih yang membantu kegiatan administrasi di perkantoran. 3. Nilai SpiritualRohani adalah sesuatu hal yang berguna untuk kebutuhan rohani masyarakat, yang dibagi menjadi 4. Pertama, Nilai Religius, merupakan nilai yang berisi filsafat-filsafat hidup yang dapat diyakini kebenarannya, misalnya nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci. Kedua, Nilai Estetika, merupakan nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia perasaan atau estetika misalnya kesenian daerah atau penghayatan sebuah lagu. Ketiga, Nilai Moral, merupakan nilai mengenal baik buruknya suatu perbuatan misalnya kebiasaan merokok pada anak sekolah. Keempat, Nilai KebenaranEmpiris, merupakan nilai yang bersumber dari proses berpikir menggunakan akal dan sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi logikarasio misalnya ilmu pengetahuan bahwa bumi berbentuk bulat. b. Berdasarkan itensitasnya, dibagi menjadi dua: 1. Nilai-nilai yang terencanakan adalah nilai-nilai yang telah menyatu dalam pribadi seseorang sehingga sikap dan perilakunya selalu sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Misalnya nilai gotong royong di dalam masyarakat pedesaan. 2. Nilai-nilai dominan adalah nilai-nilai yang diutamakan daripada nilai-nilai lainnya. Adapun ciri- ciri nilai dominan adalah banyaknya orang yang menganut nilai tersebut, lamanya nilai itu dirasakan oleh para anggotanya, tingginya usaha untuk mempertahankan nilai itu, tingginya kedudukan orang yang membawakan nilai tersebut. Misalnya segala sikap dan perilaku manusia selalu didasarkan pada nilai agama yang dianutnya. c. Menurut C. Klukhon, nilai budaya pada masyarakat mendasarkan pada lima masalah pokok yaitu: 1. Nilai hakikat hidup manusia, masyarakat yang menganggap hidup itu baik, buruk atau hidup buruk tetapi berusaha untuk mengubah menjadi hidup yang baik 2. Nilai hakikat karya manusia, masyarakat yang menganggap karya manusia untuk memungkinkan hidup, memberikan kedudukan yang terhormat atau sebagai gerak hidup untuk menghasilkan karya lagi. 3. Nilai hakikat kehidupan manusia dalam ruang dan waktu, masyarakat yang memandang penting berorientasi masa lampau, masa sekarang atau masa mendatang. 4. Nilai hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar, masyarakat yang memandang alam sebagai suatu hal yang dasyat, suatu yang bisa dilawan manusia atau berusaha mencari keselarasan dengan alam. 5. Nilai hakikat manusia dengan sesamanya, masyarakat yang lebih mendahulukan hubungan vertikal antara manusia dengan sesamanya, hubungan horisontal antara manusia dengan sesamanya, atau bergantung dengan orang lain adalah tindakan tidak benar. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 13 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Dari penjelasan panjang lebar tentang nilai sosial tersebut, maka nilai sosial sangat penting bagi manusia karena sangat memberikan pengaruh bagi sikap dan perilaku manusia. Adapun peran nilai sosial dalam masyarakat dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Sebagai petunjuk arah untuk bersikap dan bertindak bagi warga masyarakat. Misalnya gotong royong atau kerja bakti membersihkan selokan atau memperbaiki jalan. b. Sebagai acuan dan sumber motivasi untuk berbuat sesuatu. Misalnya penanaman nilai-nilai keagamaan melalui pengajian. c. Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk saling bekerjasama untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri. Misalnya nilai-nilai yang ditanamkan di sebuah negara untuk melindungi negara dari ancaman negara lain. d. Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Misalnya penanaman nilai-nilai dalam keluarga kewajiban untuk menghormati orang tua. e. Pengawas, pembatas, pendorong, dan penekan individu untuk selalu berbuat baik. Norma Sosial Secara sosiologis, norma sosial itu tumbuh dari proses kemasyarakatan dan hasil dari kehidupan bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan disosialisasikan untuk menerima aturan-aturan dari masyarakat yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu norma sosial itu adalah sesuatu yang berada di luar individu, membatasi mereka dan mengendalikan tingkah laku mereka. Bagi siapapun yang melakukan pelanggaran terhadap norma sosial maka akan ada sanksi atau hukuman dari masyarakat.. Norma sosial dibuat oleh manusia agar nilai-nilai sosial yang ada dapat dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua warga masyarakat. Apabila di dalam masyarakat telah menjalankan norma yang berisi nilai-nilai maka di dalam masyarakat akan tercipta suatu tata hubungan yang harmonis tanpa adanya pelanggaran terhadap hak-hak setiap individu dalam masyarakat. Norma sosial adalah aturan-aturan dengan sanksi-sanksi sebagai pedoman untuk melangsungkan hubungan sosial dalam masyarakat yang berisi perintah, larangan, anjuran agar seseorang dapat bertingkah laku yang pantas guna menciptakan ketertiban, keteraturan, dan kedamaian dalam bermasyarakat. Adapun tingkatan norma sosial dibedakan menjadi 5 yaitu: a. Cara Usage Proses interaksi yang terus menerus akan melahirkan pola tertentu yang disebut cara usage. Cara usage adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus menerus. Sanksi yang diberikan hanya berupa celaan. Norma ini mempunyai kekuatan yang lemah dibanding norma lain. Misalnya bersendawa dengan keras dikelas, berpakaian seragam yang seksi ke sekolah,dll. b. Kebiasaan Folkways Kebiasaan adalah sebuah bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang tersebut menyukai perbuatan itu. Sanksi terhadap pelanggaran norma ini berupa teguran, sindiran, dipergunjingkan. Folkways kebanyakan dianut orang di dalam batas-batas kelompok tertentu. Ancaman sanksi terhadap pelanggaran folkways hanya akan datang dari kelompok tertentu saja. Oleh karena tiu, sanksi informal yang mempertahankan folkways seringkali terbukti tidak efektif apabila ditunjukkan kepada orang yang KOTAK PENGETAHUAN Kebudayaan Ideal versus Kebudayaan Nyata Banyak diantara norma yang mengitari nilai budaya hanya diikuti secara sebagian. Selalu terdapat perbedaan antara apa yang IDEAL bagi suatu kelompok dengan apa yang NYATA dilakukan para anggotanya. Kebudayaan Ideal merujuk nilai, norma dan tujuan yang oleh suatu kelompok dianggap ideal, yang pantas dijadikan aspirasi. Sedang Kebudayaan Nyata merujuk pada nilai, norma dan tujuan sebenarnya yang diikuti orang. Sumber: Henslin, 2007:57 Sebagai contoh, setiap anak di Indonesia wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun Ideal namun kenyataannya ada orang yang tidak memenuhi ideal budayanya, misal keterbatasan ekonomi, maka tidak semua anak dapat mengenyam pendidikan. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 14 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar tidak menjadi warga penuh dari kelompok pendukung folkways tersebut. Misalnya seorang remaja kota yang memiliki banyak tato datang ke sebuah desa maka dengan sendirinya akan mendapatkan gunjingan warga desa. Meskipun begitu, remaja tersebut tidak akan terpengaruh karena secara sosial remaja tersebut hidup di kota yang menerima keberadaan tato sebagai nilai artistik meski secara fisik berada di desa. c. Tata kelakuan Mores Mores adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh kelompok terhadap anggota-anggotanya. Kesamaan mores dan folkways terletak pada kenyataan bahwa kedua- duanya tidak jelas asal-usulnya, terjadi tidak terencana. Dasar eksistensinya pun tidak pernah dibantah, dan kelangsungannya karena didukung tradisi. Walaupun ada kesamaan, namun mores selalu dipandang sebagai bagian dari hakikat kebenaran. Pelanggaran terhadap folkways akan dianggap aneh tetapi pelanggaran terhadap mores akan dikucilkan atau dikutuk oleh sebagian besar masyarakat. Misalnya mempekerjakan anak dibawah umur, suka melakukan perampasanpemalakan, suka bertindak kekerasan,dll. Adapun fungsi mores adalah sebagai berikut: 1. Memberikan batasan pada perilaku individu dalam masyarakat tertentu 2. Mendorong seseorang agar sanggup menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan tata kelakuakn yang berlaku di dalam kelompoknya. 3. Membentuk solidaritas antara anggota-anggota masyarakat dan sekaligus memberikan perlindungan terhadap keutuhan dan kerjasama antara anggota yang bergaul di dalam masyarakat. d. Hukum Law Pada kebanyakan masyarakat, disamping folkways dan mores, diperlukan pula adanya suatu gugus kaidah lain yang lazim disebut hukum, yang berfungsi untuk menegakkan keadaan tertib sosial. Berbeda dengan folkways dan mores pada hukum didapati adanya organisasi politik yang secara formal dan prosedural bertugas memaksakan ditaatinya kaidah sosial yang berlaku. Organisasi ini dikenal dengan lembaga hukum peradilan seperti kepolisian, kejaksaan,dll. Pada perkembangannya, untuk menegakkan ketertiban sosial lembaga peradilan yang ada pun berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. e. Adat istiadat customs Tata kelakuan yang kekal dan kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat dapat mengikat menjadi adat istiadat customs. Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Pelanggaran terhadap adat istiadat ini akan menerima sanksi yang keras dari anggota lainnya. Tetapi kadang-kadang pelanggaran terhadap norma adat tidak mempunyai akibat apa-apa misalnya upacara adat perkawinan suku Jawa seperti siraman tidak banyak masyarakat sekarang yang melakukannya karena biaya yang mahal dan telah bercampurnya dengan kebudayaan lain. Lebih lanjut, norma sosial yang ada di masyarakat terbagi menjadi 4 macam yang kesemuanya merupakan pedoman yang dapat dijumpai sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. a. Norma Agama Merupakan norma yang berfungsi sebagai petunjuk dan pegangan hidup bagi manusia yang berasal dari Tuhan, berisi perintah dan larangan. Pelanggaran terhadap norma agama akan mendapatkan sanksi dosa dan balasan neraka di dunia akhirat nantinya. b. Norma Hukum Merupakan rangkaian aturan yang ditunjukkan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan, perintah, kewajiban, dan larangan agar suatu masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan yang biasanya dibuat oleh lembaga khusus. Aturan ini bersifat tertulis sehingga sanksi yang diberikan lebih jelas berupa denda, penjara, dan atau hukuman mati. c. Norma Kesusilaan Merupakan peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Norma ini biasanya untuk menjalankan nilai moral dalam rangka menghargai harkat dan martabat orang lain. d. Norma Kesopanan Merupakan pedoman hidup bagi anggota masyarakat yang mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah laku dalam masyarakat. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 15 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Nah, untuk melihat perbedaan dari keempat macam norma tersebut, coba diskusikan dengan kelompok contoh-contoh norma sosial tersebut yang dapat ditemui dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dalam kehidupan sosial, tidak ada kelompok manusia yang dapat berlangsung tanpa norma, karena norma memungkinkan adanya kehidupan sosial dengan cara membuat suatu perilaku dapat diprediksikan. Hal ini karena norma menentukan panduan utama mengenai bagaimana manusia harus memainkan peran dan berinteraksi dengan orang lain. Untuk itu, norma sosial memiliki fungsi sebagai: 1. Sebagai petunjuk perilaku yang benar Tujuan terciptanya norma sosial adalah mewujudkan keteraturan sosial sosial order yaitu pengaturan sosial suatu kelompok berdasarkan kebiasaan sehingga masyarakat tidak mengalami kekacauan sosial. Hal ini karena individu dalam masyarakat memahami norma yang berlaku. 2. Sebagai pengatur sistem dalam masyarakat Sistem merupakan serangkaian perilaku yang terstruktur dan sistematis, melalu terciptanya nilai dan norma sosial untuk menjamin masyarakat berjalan pada sistem yang disepakai sehingga keseimbangan hidup dalam masyarakat dapat tercipta. 3. Sebagai pelindung bagi mereka yang lemah Secara umum, kelompok masyarakat terbagi menjadi dua yaitu kelompok kuat dan kelompok lemah yang telah melembaga dalam kehidupan masyarakat. Disepakatinya norma sosial dalam masyarakat diharapkan mampu melindungi kelompok lemah dari ketidaknyamanan dan sikap yang merugikan dari kelompok kuat yang biasanya menjadi penguasa pemimpin. 4. Sebagai khasanah budaya masyarakat Norma sosial dapat menjadi ciri khas atau etos budaya suatu masyarakat yang membedakan dengan masyarakat lain. Pada perkembangannya, norma-norma sosial yang tumbuh dan berkembang di dalam suatu masyarakat dapat terbentuk menjadi lembaga sosial jika mengalami proses sosial yaitu: a. Proses pelembagaan institutionalization yaitu norma-norma mulai dikenal, diakui, dihargai, dan kemudian ditaati. b. Proses internalized internalisasi yaitu norma-norma sudah mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Kedua proses tersebut yang melegalkan norma-norma itu menjadi pedoman bagi masyarakat. Seperti misalnya aturan pembayaran pajak tanah bagi pemilik rumah atau lahan yang dilembagakan dalam bentuk peraturan pemerintah tentang pajak dan dikelola oleh dinas pajak. Untuk lebih jelasnya, bahasan lembaga sosial akan dijabarkan dalam bab 8 modul ini. Interaksi Sosial Sebagian besar interaksi sosial manusia berdasarkan sekumpulan asumsi yang tidak tertulis, yang mengarahkan perilaku manusia sehari-hari. Interaksi sosial dapat juga dinamakan sebagai proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dan sebagainya. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota- anggotanya. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada faktor yang mempengaruhinya, yaitu: a. Imitasi Imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan. Secara positif, imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku apabila yang ditiru adalah individu yang baik menurut masyarakat. Namun, dampak negatif dari proses ini adalah apabila yang ditiru berlawanan dengan persepsi umum masyarakat. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 16 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar b. Sugesti Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Sugesti ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki wibawa dan pengaruh yang besar di lingkungan sosialnya. c. Identifikasi Identifiksi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Biasanya proses identifikasi yang berlangsung kurang disadari oleh seseorang. d. Simpati Sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Simpati biasanya menjadi dasar terjadinya hubungan persahabatan. Hal terpenting dari interaksi sosial adalah tidak terlepas dari konsep tindakan atau perilaku manusia. Karena melakukan hubungan dengan orang lain melahirkan tindakan-tindakan yang akan menunjukkan variasi hubungan dengan proses berpikir, tujuan yang akan dicapai dan cara bagaimana mencapai tujuan itu. Sebagai makhluk sosial, tindakan manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial. Adanya pengaruh timbal balik itu dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga atau yang lebih luas lagi di dalam lingkungan masyarakat. Itulah sebabnya tindakan yang dilakukan oleh manusia disebut tindakan sosial. Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan yang mempunyai makna, tindakan yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan keberadaan orang lain atau tindakan individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat. Hal itu perlu diperhatikan mengingat tindakan sosial menjadi perwujudan dari perhubungan atau interaksi sosial. Jadi tindakan sosial adalah tindakan atau perilaku manusia yang mempunyai maksud subyektif bagi dirinya, untuk mencapai tujuan tertentu dan juga merupakan perwujudan dari pola pikir individu yang bersangkutan. Syarat Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Secara teoritis, sekurang- kurangnya ada 2 syarat terjadinya suatu interaksi sosial yaitu terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Terjadinya suatu kontak sosial tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung kepada adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut. Sedangkan aspek terpenting dari komunikasi adalah bila seseorang memberikan tafsiran pad sesuatu atau perikelakukan orang lain. 1. Adanya kontak sosial sosial contact Hal ini dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung. Kata “kontak” berasal dari bahasa latin con atau cum artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh. Arti secara harafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak. Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk : a. Adanya orang perorangan Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota. KOTAK PENGETAHUAN Salah satu pendekatan untuk mempelajari interaksi sosial adalah interaksionisme simbolik yang diperkenalkan oleh Herbert Blumer. Pertama, manusia bertindak act terhadap sesuatu thing atas dasar makna meaning yang dimiliki. Kedua, makna tersebut muncul dari interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain. Ketiga, makna diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran interpretative process. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 17 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar b. Ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya. Kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat. c. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umum. Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerjasama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu Interaksi sosial. Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat dilakukan secara langsung, namun tetap melalui perantara, misalnya dengan melalui telepon, telegraf, radio, dan sebagainya. 2. Adanya komunikasi Seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Coba interpretasikan tentang simbol hitam. Bagi sebagian orang warna hitam selalu identik dengan “kejahatan” misalnya ilmu hitam. Di sisi yang lain secuil kain hitam yang ditempelkan di lengan baju menandakan bahwa individu tersebut sedang berduka cita. Nah, motivasi dan makna tindakan sosial seseorang yang berbeda dapat mempengaruhi interaksi sosial di dalam masyarakat. Menurut George Hebert Mead, agar interaksi sosial bisa berjalan dengan tertib dan teratur serta agar anggota masyarakat bisa berfungsi secara ”normal” maka diperlukan bukan hanya kemampuan untuk bertindak sesuai dengan konteks sosialnya, tetapi juga memerlukan kemampuan untuk menilai secara obyektif perilaku kita sendiri dari sudut pandang orang lain. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Erving Goffman bahwa masalah utama yang dihadapi setiap individu dalam berbagai hubungan sosial adalah bagaimana mengontrol kesan-kesan yang diberikan kepada orang lain. Dalam hal ini Erving Goffman menyebutnya sebagai teori Dramaturgi. Ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain berarti seseorang tampil di panggung depan frontstage, sedangkan bila seseorang berada di belakang panggung backstage maka perilaku apapun yang ditampilkan tidak akan menjadi masalah. Penafsiran lebih lanjut tentang proses sosial akan dijelaskan pada sub bab perspektif teori tentang wacana interaksi sosial. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama cooperation, persaingan competition, dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian conflict. Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelsaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya Interaksi sosial, yaitu : 1. Proses Sosial Asosiatif a. Kerja sama Cooperation Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik. Ada 5 bentuk kerja sama, pertama, kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong. Kedua, Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih. Ketiga, Cooptation, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 18 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. Keempat, Coalition, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan- tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mendapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif. Kelima, Joint Venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dan sebagainya. b. Akomodasi Accomodation Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti menunjuk pada suatu keadaan dan menunjuk pada suatu proses. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Adapun tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Pertama, mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Kedua, mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer. Ketiga, memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem kasta. Keempat, mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah. c. Asimilasi Assimilation Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha- usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Dengan adanya proses asimilasi, para pihak lebih saling mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk saling mendekati. Proses asimilasi dapat terjadi apabila, pertama, kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya. Kedua, orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama. Ketiga, kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Adapun faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah toleransi, kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi, sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya, sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran amaigamation, adanya musuh bersama dari luar. Sedangkan faktor-faktor utama yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi, pertama, terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat. Kedua, kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi. Ketiga, perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi. Keempat, perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya. Kelima, dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi. Keenam, In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimiliasi. In group feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan. 2. Proses Sosial Disosiatif Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup struggle for existence. Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahuan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam 4 bentuk, yaitu : a. Persaingan Competition Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum baik perseorangan maupun kelompok manusia dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 19 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar mempunyai dua tipe umum. Pertama, tipe rivalry yaitu bersifat pribadi, individu, perorangan yang bersaing dalam memperoleh kedudukan. Kedua, bersifat tidak pribadi; misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu. Adapun bentuk-bentuk persaingan, pertama, persaingan ekonomi yaitu timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen. Kedua, persaingan kebudayaan yaitu dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dan sebagainya. Ketiga, persaingan kedudukan dan peranan yaitu di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang. Keempat, persaingan ras yaitu merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri badaniah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya. b. Kontraversi Contravetion Kontraversi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada lima, pertama, Umum, meliputi perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana. Kedua, Sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dan sebagainya. Ketiga, Intensif, penghasutan, menyebarkan desas-desus yang mengecewakan pihak lain. Keempat, Rahasia, mengumumkan rahasia orang, berkhianat. Kelima, Taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, dan intimidasi. c. Pertentangan pertikaian atau conflict Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri- ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Sebab-sebab terjadinya pertentangan adalah perbedaan antar individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai. Pertentangan mempunyai 5 bentuk khusus, pertama, pertentangan pribadi. Kedua, pertentangan rasial yaitu dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan. Ketiga, pertentangan antara kelas-kelas sosial yaitu disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan. Keempat, pertentangan politik yaitu menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat. Kelima, pertentangan yang bersifat internasional yaitu disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara. Adapun akibat-akibat dari adanya pertentangan adalah tambahnya solidaritas in-group, apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut, perubahan kepribadian para individu serta hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. d. Konflik Konflik secara umum memang sering terjadi di dalam masyarakat sebagai gejala sosial yang alami. Menurut Soerjono Soekamto, konflik adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dnegan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Konflik selama ini banyak dipersamakan dengan kekerasan. Namun sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan. Kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau juga menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik dapat berubah menjadi kekerasan apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan tuntutan maka akan timbul gerakan yang mengarah pada kekerasan. Menurut Robert Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukkan saingannya. Konflik sosial merupakan proses sosial antar perorangan atau kelompok suatu masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 20 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganja interaksi sosial diantara pihak yang bertikai. Perspektif Teori Wacana Interaksi Sosial Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembahasan interaksi sosial cenderung menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik karena didalam proses sosial tersebut akan ditemukan penafsiran makna dan berbagai simbol yang digunakan manusia dalam berinteraksi sosial. Dalam Kamanto Sunarto 2004 dijabarkan 5 teori sosiologi dalam menganalisis wacana interaksi sosial. Interaksi dan Definisi Situasi Teori ini dikemukakan oleh William Issac Thomas 1968 yang menyebutkan bahwa interaksi sosial bukan merupakan pemberian tanggapan respon terhadap rangsangan stimulus tetapi tindakan sosial seseorang selalu didahului suatu tahap penilaian dan pertimbangan, rangsangan dari luar diseleksi melalui proses yang disebut definisi atau penafsiran situasi. Apabila orang mendefinisikan situasi sebagai hal yang nyata maka konsekuensinya nyata. Sebagai contoh, penafsiran terhadap ucapan “selamat pagi” bergantung pada siapa yang mengucapkan. Apabila seorang perempuan mendapatkan ucapan “selamat pagi” dari laki-laki yang tidak dikenal, maka cenderung ucapan tersebut akan diabaikan. Namun, apabila diucapkan oleh atasannya maka secara otomatis akan diucapkan balik dengan cara yang baik. Ada 2 macam definisi situasi yaitu yang dibuat spontan oleh individu dan yang dibuat oleh masyarakat teman, komunitas, keluarga. Kedua definisi situasi tersebut mengalami persaingan, sehingga membutuhkan moralitas yang berwujud aturan atau hukum untuk mengatur kepentingan pribadi agar tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat. Aturan yang Mengatur Interaksi Teori ini dikemukakan oleh Edward Hall dalam bukunya yang berjudul The Hidden Dimension 1982 yang menjelaskan bahwa dalam interaksi dijumpai aturan tertentu dalam hal penggunaan ruang. Lebih lanjut, Hall mejabarkan bahwa dalam situasi sosial orang cenderung menggunakan 4 macam jarak sosial. Pertama, jarak intim intimate distance, berkisar antara 0-45 cm, keterlibatan dengan tubuh orang lain disertai keterlibatan intensif dari pancaindera seperti penglihatan, bau badan, suhu badan, suara, sentuhan kulit, hembusan nafas. Hall juga menambahkan apabila seseorang terpaksa berada dalam jarak intim dengan orang lain yang tidak dikenal misalnya di tempat umum, naik kendaraan umum yang penuh maka seseorang akan berusaha membatasi kontak tubuh dan pandangan mata dengan orang lain disekitarnya. Kedua, jarak pribadi antara 45 – 122 cm, interaksi sosial yang terjadi biasanya memiliki hubungan yang sangat dekat seperti orang tua dan anak, pasangan suami istri. Ketiga, jarak sosial antara 122 – 366 cm, orang yang berinteraksi dapat berbicara secara normal dan tidak saling menyentuh. Tahap dekat dalam jarak ini dijumpai pada orang yang berinteraksi dalam pertemuan santai atau informal. Sedangkan tahap jauh, dipihak lain, dijaga di antara orang yang terlibat dalam hubungan kerja secara formal. Keempat, jarak publik antara diatas 366 cm, dipelihara oleh orang yang harus tampil di depan umum seperti politikus dan aktor. Semakin besar jarak, semakin keras pula suara yang harus dikeluarkan. Pemilihan kata dan kalimat yang diucapkan mulai diperhatikan dan pilih dengan seksama. Pemikiran Hall tentang jarak sosial ini selanjutnya disempurnakan dalam buku lain yang berjudul The Silent Language 1981 yang membahas aturan mengenai waktu. Hal ini karena dalam masyarakat berbeda dijumpai penggunaan waktu secara berbeda karena adanya persepsi yang berbeda waktu. Selain berbicara ruang dan waktu, Hall juga menyebutkan hal penting yang perlu diperhatikan dalam berinteraksi sosial adalah komunikasi nonverbal atau bahasa tubuh body language yang merupakan komunikasi pertama yang dipelajari manusia sebelum ada bahasa lisan. Menurut Karp Yoels, studi sosiologis terhadap gerak tubuh dan isyarat tangan disebut kinesics. Interaksi dan Sumber Informasi Pendekatan ini dikemukakan oleh Karp dan Yoels, bahwa untuk berinteraksi sosial, untuk dapat mengambil peran orang lain seseorang perlu mempunyai informasi mengenai orang yang berada dihadapannya. Apabila seseorang berhadapan dengan orang yang memiliki cultural stranger maka interaksi sukar dilakukan. Yang dimaksud sumber informasi disini adalah ciri-ciri fisik yang diwarisi sejak lahir seperti jenis kelamin, usia, ras dan penampilan daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan percakapan. Dari berbagai sumber informasi tersebut, hal yang menarik saat ini adalah percakapan yang digunakan oleh orang tersebut untuk menunjukkan status masing-masing. Hal ini agar komunikasi berjalan lancar dan tidak ada kesalahpahamankekeliruan. Seseorang yang terlibat dalam interaksi PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 21 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar sosial harus dapat memilah-milah berbagai macam informasi yang diterima untuk dapat menafsirkan makna yang sesungguhnya. Interaksi dan Prinsip Dramaturgi Pembahasan interaksi sosial menggunakan prinsip seperti bermain teater, sehingga dinamakan prinsip dramaturgi. Analisis ini dikemukakan oleh Erving Goffman dalam bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life 1959, bahwa dalam suatu perjumpaan masing- masing pihak secara sengaja maupun tidak membuat pernyataan expression, pihak lain memperoleh kesan impression. Pernyataan dibedakan menjadi dua yaitu pernyataan yang diberikan expression given, yaitu memberikan informasi sesuai dengan apa yang umumnya berlaku dan pernyataan yang dilepaskan expression given off, yaitu mengandung informasi yang menurut orang lain memperlihatkan ciri si pembuat pernyataan. Dalam proses ini masing-masing pihak berusaha mendefinisikan situasi, berusaha mengendalikan perilaku orang lain dengan jalan memberikan pernyataan yang dapat menghasilkan kesan yang diinginkan. Usaha mempengaruhi kesan orang lain ini dinamakan pengaturan kesan impression management. Lebih lanjut, Goffman menyatakan bahwa perilaku orang ditampakkan seperti saat bermain sandiwara ada sisi frontstage panggung depan dan backstage panggung belakang, yang masing- masing menampilkan performance yang berbeda. Seringkali performance tidak ditampilkan secara individu melainkan tim. Interaksi dari Berjumpa sampai Berpisah Mark L Knapp dalam bukunya Social Intercourse: From Greeting to Goodbye 1978 menyebutkan bahwa tahap interaksi dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu tahap yang mendekatkan peserta interaksi dan tahap yang menjauhkan mereka. Tahap yang mendekatkan dirinci menjadi tahap memulai initiating, menjajaki experimenting, meningkatkan intensifying, menyatupadukan integrating, dan mempertalikan bonding. Pada tahap ini peningkatan hubungan terjadi secara berhati-hati dan bertahap, sehingga terjadi peningkatan komunikasi pribadi dan komunikasi nonverbal. Tahap dalam proses perenggangan hubungan yaitu membeda-bedakan differentiating, membatasi circumscribing, memacetkan stagnating, menghindari avoiding, dan memutuskan terminating. Pada tahap ini, pentingnya pernyataan mengenai jarak dan pemisahan diri sehingga masing-masing pihak dapat meneruskan hidupnya tanpa kehadiran pihak lain. Lembar Kerja KOTAK PENGETAHUAN Dalam prinsip dramaturgi, suatu kekhususan dalam sosiologi, kehidupan sosial dipandang serupa dengan teater. Dalam kehidupan sehari-hari individu adalah aktor yang memainkan peran. Namun kadang-kadang apa yang diharapkan dari individu dalam suatu peran lain yang dapat menimbulkan konflik peran role conflict. Biasanya saat berhasil menghindari konflik peran dengan jalan memisahkan peran-peran yang dalam keadaan tertentu menuntut pengaturan yang cekatan namun menimbulkan masalah yang disebut ketegangan peran role strain. Sumber: Henslin, 2007: 106 – 107 BERPIKIR KRITIS Bahan : Media sosial seperti facebook, twitter, blog, youtube Alat : Kertas Flano, Selotip, Spidol, Laptop Perkembangan masyarakat modern, memungkinkan tidak lagi adanya interaksi secara langsung. Dengan bantuan internet, manusia dapat saling berinteraksi sosial tanpa terbatasi ruang dan waktu. Jarak sosial menjadi tidak lagi penting. Bagaimana interaksi sosial yang dilakukan melalui media sosial yang saat ini lagi menjadi trend? Apakah ciri dan syarat interaksi sosial sudah terpenuhi saat melakukan selancar di dunia maya? Perspektif mana yang dapat menjelaskan proses sosial tersebut. Diskusikan fenomena sosial tersebut. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 22 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Lembar Latihan 1. Mengapa nilainorma sosial masyarakat dapat berubah seiring dengan perkembangan dalam masyarakat? Jelaskan dengan disertai contoh dalam kehidupan sehari-hari 2. Bagaimana peran nilainorma sosial dalam proses sosialisasi di dalam masyarakat, jelaskan? 3. Jelaskan faktor-faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial 4. Jelaskan perbedaan bentuk-bentuk interaksi sosial yang assosiatif dan disosiatif 5. Mengapa interaksi sosial dikatakan sebagai kunci utama dalam kehidupan sosial? PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 23 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

BAB III SOSIALISASI DAN KEPRIBADIAN