C Wright Mills Peter Berger Alex Inkeles

P a g e | 5 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar tindakan sosial, Weber menyebutkan ada lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian ilmu sosiologi: a. Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang subyektif. b. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif. c. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam. d. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. e. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu.

4. George Simmel

Sosiologi bagi Simmel bertujuan untuk mempelajari dan menguraikan bentuk-bentuk dari interaksi sosial. Masyarakat terdiri dari orang yang mempersatukan diri melalui relasi-relasi timbal balik. Dalam memberikan penjelasannya, lebih lanjut Simmel memberikan pengertian dasar tentang hal ini, yaitu: a. Masyarakat terdiri dari dari jariangan relasi-relasi antara orang yang menjadikan mereka bersatu. Masyarakat merupakan sekumpulan pola perilau yang disepakati dan ditunjang bersama. Interaksi anggota yang bertumpu pada konsepsi-konsepsi dan pola-pola perilaku yang ditunjang bersama, itulah satu-satunya titik tolak agar kita mencapai suatu pengertian akan masyarakat yang sebenarnya. b. Relasi-relasi aktif antara yang berkelompok atau bermasyarakat tidak semua sama sifatnya. Di zaman sekarang ini, terdapat kecenderungan dalam masyarakat untuk menggantikan pola relasi yang bersifat personal dan afektif dengan pola yang bersifat fungsional dan rasional. c. Kesatuan-kesatuan sosial tidak hanya terbentuk dari relasi-relasi integratif dan harmonis. Untuk mencapai strukturisasi sosial yang sehat maka kritik, oposisi, persaingan, konflik sama-sama diperlukan seperti kerjasama, persahabatan, kesesuaian paham, partisipasi,dll. d. Tidak semua kesatuan sosial mempunyai lama waktu dan intensitas yang sama. Ada kelompok yang mempunyai frekuensi interaksi dan integrasi yang rendah tetapi ada juga kelompok yang mempunyai frekuensi interaksi dan integrasi yang tinggi. Semakin pentinglah hal yang mempertemukan orang dalam relasi-relasi timbal balik, semakin cepatlah juga relasi-relasi itu dilembagakan menjadi pranata.

5. C Wright Mills

Satu pernyataan yang penting dari Mills adalah bahwa untuk dapat memahami apa yang terjadi di dunia maupun apa yang ada dalam diri sendiri manusia memerlukan apa yang dinamakan dengan ‘sociological imagination’ khayalan sosiologis. Pemikiran ini bertujuan untuk memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Untuk melakukannya diperlukan dua peralatan pokok yaitu ‘personal troubles of millieu’ gangguan pada lingkungan pergaulan bersifat pribadi dan ‘public issue s of social structure’ isu-isu umum tentang struktur sosial.

6. Peter Berger

Suatu konsep yang digeluti oleh Berger adalah ‘masalah sosiologis’. Suatu masalah sosiologi tidak sama dengan suatu masalah sosial karena masalah sosiologis menyangkut pemahaman terhadap interaksi sosial. Seorang ahli sosiologi dapat mempelajari pengangguran, kemiskinan, pelacuran sering disebut masalah sosial tetapi dapat pula mempelajari mengapa suatu kelompok masyarakat lebih berhasil meraih sukses daripada yang lain atau tentang kemajuan lainnya.

7. Alex Inkeles

Sosiologi mempunyai tiga pokok bahasan yang khas yaitu hubungan sosial, institusi dan masyarakat. Hubungan sosial merupakan ‘molekul’ kehidupan sosial. Hubungan sosial merupakan satuan analisis khas sosiologis. Sistem kompleks hubungan sosial itulah yang akan membentuk institusi. Menurut Inkeles sosiologi tidak hanya membahas bagian-bagian tertentu masyarakat melainkan dapat pula mempelajari masyarakat itu sendiri sebagai satuan analisa. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 6 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Sosiologi Berparadigma Ganda Berawal dari pemikiran Thomas Kuhn bahwa perkembangan ilmu pengetahuan bukan bersifat kumulatif melainkan bersifat revolusi. Hal ini mendorong lahirnya paradigma dalam ilmu pengetahuan. Bagi Kuhn, paradigma adalah suatu pandangan mendasar tentang apa yg menjadi pokok persoalan subject matter dari suatu cabang ilmu. Dari konsep yang dikemukakan oleh Kuhn, George Ritzer berusaha menjembatani teori sosiologi yang dihasilkan pada tokoh untuk memantapkan posisi sosiologi sebagai ilmu pengetahuan meskipun pada perkembangannya tidak hanya terbatas pada 3 paradigma yaitu fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial. Paradigma menggolong-golongkan, mendefinisikan, dan mengubung-hubungkan antara exsemplar, teori-teori, metode serta peralatan analisis yang terkandung didalammya. Ada 3 hal yang membedakan paradigma dalam mempelajari sosiologi yaitu: a. Pandangan filsafat yang mendasari pemikiran ilmuwan tokoh sosiologi berbeda b. Sebagai konsekuensi logis dari pandangan filsafat maka teori yg dibangun dan dikembangkan juga berbeda c. Pada akhirnya melahirkan metode yang digunakan juga berbeda Di satu sisi, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Sebagai sebuah ilmu pengetahuan maka sosiologi sekurang-kurangnya harus dirumuskan dalam dua cara, pertama suatu ilmu adalah satuan kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang diperoleh melalui suatu penelitian ilmiah dan kedua, adalah suatu ilmu adalah suatu metode untuk menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji. Sosiologi dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan dan mampu berdiri sendiri karena telah terpenuhinya unsur-unsur ilmu pengetahuan sebagai berikut: a. Empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif b. Teoritis yaitu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hail observasi. Abstraksi merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. c. Kumulatif, bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama. d. Bersifat non-etis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukan baik buruknya fakta tetapi bertujuan untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis. Pertanyaannya sekarang termasuk dalam ilmu pengetahuan apa sosiologi itu? Pada perkembangannya, terdapat perdebatan apakah sosiologi merupakan ilmu murni pure science atau ilmu terapan applied scinence. Ilmu murni adalah pencarian pengetahuan, penggunaan praktisnya bukan merupakan perhatian utama. Sedangkan ilmu terapan adalah pencarian cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis. Banyak sarjana atau tokoh sosiologi yang mencoba menerapkan teori sosiologi untuk memecahkan masalah-masalah sosial dan di lain pihak sosiologi secara konstan tetap mencari pengetahuan yang lebih mendasar sebagai dukungan bagi penerapan pengetahuan praktisnya, sehingga sosiologi adalah ilmu murni dan ilmu terapan. KOTAK PENGETAHUAN Objek Kajian Sosiologi Dalam perspektif struktural fungsional, Talcott Parsons mendeskripsikan masyarakat sebagai suatu sistem yang stabil dan terorganisasi melalui 4 fungsi Adaptation, Goal, Integration, dan Lattent pattern AGIL. Sebuah masyarakat akan tetap eksis apabila fungsi adaptasi A terhadap lingkungannya dapat menjamin kelangsungan hidup masyarakat tersebut lebih lama, selanjutnya mengejar tujuan G sebab suatu sistem hanya akan berfungsi jika diorientasikan menuju suatu tujuan yaitu integrasi I para anggota terhadap kelompok, dan akhirnya terpeliharanya model-model dan norma L. Sumber: Dortier, 2004:107-108 PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 7 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Sumbangan Sosiologi bagi Masyarakat Sekarang ini sosiolog mulai dipekerjakan sebagai konsultan ahli di pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, dan badan-badan sosial lainnya. Di Indonesia, sosiologi telah banyak digunakan sebagai alat untuk membantu atau memecahkan masalah sosial. Menurut Horton Hunt 1984, peran sosiolog terbagi menjadi 5 yang mampu memberikan alternatif pengembangan karir sosiologi. 1. Sebagai Ahli Riset Peneliti Tugas utama seorang sosiolog adalah mencari dan mengorganisasi ilmu pengetahuan tentang kehidupan sosial. Melalui penelitian sosial, seorang sosiolog akan menjelaskan segala hal yang terjadi di dalam masyarakat dengan metode ilmiah sehingga menjadi lebih jelas bukan lagi berdasar cerita-cerita fiktif atau tahayul semata. 2. Sebagai Konsultan Kebijakan Pengamat Sosiolog dapat membantu meramalkan pengaruh dari suatu kebijaksanaan sehingga dapat memberikan sumbangan dalam pemilihan kebijakan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Termasuk didalamnya pengaruh kebijakan tersebut bagi kehidupan masyarakat secara luas. 3. Sebagai Teknisi Sumbangan sosiologi dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat, memberi saran-saran dalam hubungan masyarakat, hubungan antar karyawan, masalah moral atau hubungan antar kelompok dalam suatu organisasi, penyelesaian berbagai masalah tentang hubungan antar manusia. Artinya, inilah saatnya sosiologi sebagai ilmu terapan yang mengkaji bidang khusus antara lain sosiologi pedesaanperkotaan, sosiologi industri, psikologi sosial, sampai sosiologi organisasi. 4. Sebagai Guru Kegiatan mengajar adalah karir utama bagi sosiolog, meskipun kenetralan nilai versus komitmen nilai masih menjadi perdebatan. Sosiologi harus mampu keluar dari “indoktrinasi” sebagai pengembangan kode etik sebagai guru. 5. Sebagai Relawan Sosial Peran ini berkaitan dengan ciri sosiologi yang bebas nilai, yang mencoba menuntut peran utama dalam pengambilan keputusan tentang kebijaksanaan umum dan melibatkan diri dalam masalah utama masyarakat yaitu sebagai relawan sosial. Setelah mempunyai pemahaman dan pengertian mendalam tentang sosiologi, hal terpenting lainnya adalah mengetahui metode-metode penelitian dalam sosiologi sehingga mampu mempergunakan konsep-konsep sosiologi secara mudah. KOTAK PENGETAHUAN Membandingkan Sosiologi Murni dan Terapan Sosiologi Murni Dasar Sosiologi Terapan Khalayak : Sesama Sosiolog Khalayak : Klien Produk : Pengetahuan Produk : Perubahan Konstruksi teori: menguji hipotesis Penelitian dasar kehidupan sosial, cara kelompok mempengaruhi manusia Jalan tengah: kritik terhadap masyarakat kebijakan sosial Analisis masalah khusus, evaluasi keefektifan kebijakan dan program Menawarkan penyelesaian masalah, mengusulkan cara memperbaiki kebijakan Menerapkan penyelesaian masalah sosiologi klinis Sumber: DeMartini, 1982 dalam Henslin, 2007:11 PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 8 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Metode Sosiologi Ada banyak metode yang dilakukan para ahli dalam mempelajari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Pada saat ini telah berkembang menjadi sebuah metodologi penelitian untuk memperdalam dan menganalisis perubahan-perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Metode yang digunakan dalam sosiologi Horton Hunt, 1984, antara lain: a. Studi Cross-Sectional dan Longitudinal Studi Cross-Sectional adalah studi yang meliput suatu daerah pengamatan yang luas dalam suatu jangka waktu tertentu. Misalnya penelitian tentang pengukuran kepuasan dan ketidakpuasan terhadap kinerja Presiden Susilo Bambang Yudoyono selama satu tahun dengan penyebaran lokasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makasar. Studi Longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian observasi sebelum dan sesudah. Misalnya melihat tingkat kemiskinan suatu daerah sebelum dan setelah mendapatkan bantuan dengan daftar pertanyaan yang sama. Secara sederhana, pengumpulan pendapat umum dalam skala nasional disebut studi cross-sectional sedangkan penggunaan daftar pertanyaan yang sama diulang dalam selang waktu akan diperoleh perbandingan disebut studi longitudinal. b. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan Dalam penelitian laboratorium, subjek orang dikumpulkan di dalam suatu tempat atau laboratorium kemudian diberi pengalaman yang sesuai dengan yang diinginkan peneliti kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan. Sedangkan eksperimen lapangan adalah pengamatan yang dilakukan di luar laboratorium dimana peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada obyek secara umum kemudian diamati hasilnya dan ditarik kesimpulannya. c. Metode Evaluasi Ini biasa dilakukan untuk mengukur keefektifan suatu program kegiatan dengan tujuan untuk melihat keberhasilan program melalui pengetahuan yang ilmiah. Misalnya tentang evaluasi pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam pendidikan nasional kita. Biasanya dalam penelitian evaluasi ini banyak menggunakan variabel yang harus dikendalikan dan tidak mudah karena seringkali hasil kesimpulan yang ada dengan kenyataannya berbeda. d. Metode Kuantitatif dan Kualitatif Merupakan metode dasar dalam sosiologi. Metode kuantitatif merupakan metode yang menggunakan angka-angka yang kemudian diolah dan diwujudkan dalam bentuk statistik seperti skala, tabel, indeks, dan lainnya. Yang termasuk metode kuantitatif adalah 1. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus 2. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum 3. Metode empiris, yaitu metode yang mengutamakan keadaan-keadaan nyata di dalam masyarakat 4. Metode rasional, yaitu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah 5. Metode Fungsional, metode yang dipergunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan struktur sosial masyarakat. Metode kualitatif merupakan metode yang lebih menekankan pada terjadinya interaksi yang membentuk tindakan, dan kondisi sosial tertentu. Yang termasuk metode kualitatif adalah 1. Metode historis, metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. 2. Metode komparatif, metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa depan. 3. Metode studi kasus, metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Lebih lanjut, penjelasan metode-metode sosiologi akan dijelaskan pada bab 9 dalam modul ini dengan kegiatan belajar mempraktifkan metode penelitian sosial yang fokus pada 2 metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 9 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Perspektif Teoritis dalam Sosiologi Selanjutnya dalam memahami sosiologi, ada banyak pendekatan yang digunakan sebagai seperangkat dasar dalam menelaah sosiologi lebih mendalam. Ada banyak pendekatan yang digunakan tetapi yang paling mendasar yang dipakai adalah analisis struktural fungsional, analisis struktural konflik dan analisis interaksionisme simbolik. Dalam pendekatan fungsional, masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang stabil dengan suatu kecenderungan ke arah keseimbangan yaitu suatu kecenderungan untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang. Sedangkan menurut pendekatan konflik, masyarakat dilihat selalu berada dalam konflik antar kelas-kelas kepentingan. Adapun analisis interaksionisme simbolik berusaha untuk mengkaji bagaimana manusia menggunakan simbol untuk mengembangkan persepsi manusia tentang dunia sosial dan cara berkomunikasi. Para penganut ini berupaya untuk menganalisis perilaku manusia yang mendasarkan pada makna diri sendiri dan orang lain dimana diri self disebut juga simbol. Pendekatan dalam sosiologi membantu untuk memahami bahwa masyarakat selalu mengalami perubahan dan melalui analisis sosiologis, perubahan tersebut dapat diramalkan dan mencoba mencari alternatif pemecahan masalahnya. Namun demikian, karena setiap pedekatan memiliki penafsiran dan analisis yang berbeda tentang kehidupan sosial maka dalam penggunaannya diperlukan fakta-fakta sosial melalui metode sosiologi sehingga akan menghasilkan suatu gambaran yang komprehensif mengenai kehidupan sosial. Hal ini menandakan bahwa teori dan metode saling bergantung. Teori digunakan untuk menafsirkan data yang dikumpulkan melalui metode penelitian, dan dilain pihak, penelitian membantu memunculkan teori. KOTAK PENGETAHUAN Perspektif Utama Sosiologi Perspektif Jenjang Analisis Fokus Analisis Istilah Kunci Fungsional Makro Sosiologi: mempelajari pola masyarakat skala besar Hubungan antara bagian masyarakat yang bersifat fungsional atau disfungsional Struktur Fungsi manifest laten Disfungsi Ekuilibrium Konflik Makro Sosiologi: mempelajari pola masyarakat skala besar Pertarungan antara kelompok untuk memperoleh sumber daya langka, kaum elit menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan kelompok lemah Ketidaksetaraan Kekuasaan Konflik Persaingan Eksploitasi Interaksionisme Simbolik Mikro Sosiologi: mempelajari pola interaksi sosial berskala kecil Interaksi tatap muka, cara orang menggunakan simbol untuk menciptakan kehidupan sosial Simbol Interaksi Makna Definisi Sumber: Henslin, 2007:20 PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 10 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Lembar Kerja Lembar Latihan 1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri? 2. Mengapa sosiologi disebut ilmu terapan dan juga ilmu murni, jelaskan? 3. Jelaskan perbedaan analisis fungsional dan analisis konflik dalam melihat kehidupan sosial masyarakat? 4. Bagaimana hubungan antara teori dan metode penelitian dalam sosiologi? Mengapa keduanya saling mempengaruhi? 5. Tunjukkan apa saja sumbangsih sosiologi dalam pembangunan di Indonesia? KOTAK PENGETAHUAN Hubungan Paradigma, Teori dan Metode Paradigma Pokok Persoalan Teori Metode Fakta Sosial Struktur makro sosial dan pranata sosial Struktural Fungsional Struktural Konflik Survei dengan menggunakan kuesioner dan interview Definisi Sosial Definisi situasi dan dampaknya terhadap tindakan sosial Interaksionisme Simbolik Fenomenologi Interview dan Observasi Perilaku Sosial Perilaku manusia, reward dan punishment yang mempengaruhinya Behavioral Sociology Exchange Theory Eksperimen Sumber: Kamanto Sunarto, 2004; Ritzer, 2009 BERPIKIR KRITIS Bahan : Koran, Majalah, Gambar, Film jika dimungkinkan Alat : Gunting, Kertas Flano, Selotip, Spidol, Laptop Perkembangan perspektif teori dan metode dalam sosiologi yang beragam, sebagai guru, buatlah media pembelajaran mengenai contoh kehidupan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat untuk menjelaskan 3 perspektif teori tersebut sehingga mampu dipahami oleh siswa. Bandingkan ketiga perspektif teori tersebut untuk melihat fenomena sosial yang terjadi berdasar data-data yang dapat diperoleh melalui koran, majalah maupun film yang disediakan oleh fasilitator. Untuk mendapatkan pemahaman yang benar, buatlah kelompok yang terdiri dari 3 – 4 orang. Diskusikan dan presentasikan hasil tersebut di depan kelas. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 11 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

BAB II NILAI DAN NORMA SOSIAL