PERUBAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT

P a g e | 61 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

BAB VI PERUBAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Standar Kompetensi: Memahami dampak perubahan social Kompetensi dasar 1. Menjelaskan proses perubahan sosial di masyarakat 2. Menganalisis dampak perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat Tujuan Pembelajaran 1. Menganalisis proses perubahan sosial di masyarakat 2. Mengidentifikasi faktor penghambat atau pendorong perubahan sosial 3. Menganalisis faktor penyebab perubahan sosial 4. Mengidentifikasi bentuk perubahan sosial 5. Mengidentifikasi pola perubahan sosial 6. Menganalisis dampak positifnegative perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat Pengantar Teknologi hadir di tengah masyarakat sebagai reaksi atas keinginan manusia yang terus menerus mencari cara untuk mensejahterakan hidupnya. Ketidakpuasan akan kehidupan yang sudah ada membuat manusia mengembangkan inovasi dari berbagai macam teknologi supaya mempermudah kehidupannya. Dengan demikian kemunculan teknologi merupakan salah satu pendorong dari adanya perubahan sosial. Paul B Horton 1984 menyebutkan bahwa rasa bosan manusia membuat mereka selalu mengembangkan berbagai hal yang menyebabkan adanya perubahan dalam masyarakat. Hal ini diperkuat oleh semakin luasnya interaksi dan migrasi yang dilakukan oleh manusia ke berbagai penjuru dunia tidak sedikit pula ikut berpengaruh terhadap pola perilaku kehidupan manusia. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini membuat berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat. Gadget seolah menjadi barang kebutuhan primer dari masyarakat yang hampir menggeser kedudukan kebutuhan primer lainnya misalnya pangan. Hampir semua orang memiliki handphone yang sifatnya personal. Hampir semua orang terhubung dengan sistem jaringan internet melalui facebook, twitter dan fasilitas komunikasi dalam masyarakat cyber lainnya. Pertanyaannya adalah bagaimana perubahan sosial bisa begitu cepat diadopsi oleh masyarakat kita? apakah faktor pendorong dan penghambat sebuah perubahan sosial dalam masyarakat? Bagaimana perubahan sosial diteorikan oleh berbagai ilmuwan sosial? dan bagaimana dampak perubahan sosial dalam masyarakat kita? Pemahaman sosiologis harus dilakukan supaya tidak muncul labelisasi terhadap perilaku sosial tertentu. Bagian ini akan membahas persoalan tersebut satu per satu. Konsep Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Heraclitus pernah berkata bahwa sesuatu yang tetap di dunia itu adalah perubahan. Artinya perubahan selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat kita baik sejak dulu maupun sekarang. Di berbagai belahan dunia, masyarakat modern maupun tradisional pasti tersentuh dengan perubahan. Tidak ada satu pun upaya bersejarah yang berhasil dalam menahan perubahan sosial dan menghentikan pengaruh asing dapat bertahan lama. Perubahan sosial dan budaya berlangsung terus menerus dan tidak dapat dihentikan. Hanya tingkat kecepatannya saja yang berbeda-beda. Paul B. Horton 1984:208 mengargumentasikan bahwa terdapat perbedaan pengertian antara perubahan sosial social change dan perubahan budaya cultural change. Perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur sosial dan hubungan sosial, sedang perubahan budaya mencakup perubahan dalam segi budaya masyarakat. Perubahan sosial antara lain meliputi perubahan dalam segi distribusi kelompok usia, tingkat pendidikan rata-rata, tingkat kelahiran penduduk, penurunan kadar rasa kekeluargaan dan informalitas antar tetangga karena adanya migrasi individu dan persoalan gender. Perubahan budaya meliputi antara lain penemuan dan penyebaran inovasi dari berbagai teknologi masyarakat, penambahan kata-kata baru dalam bahasa kita, perubahan konsep tata susila dan moralitas dan munculnya kesenian-kesenian baru. Namun Horton mengakui bahwa sebenarnya kedua konsep tersebut timpang tindih dan terkadang digunakan secara bersamaan sehingga perbedaannya tidaklah terlalu diperhatikan. Kedua istilah tersebut juga seringkali ditukar-pakaikan karena memang kedua konsep tersebut satu sama lain saling melengkapi. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 62 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Ada banyak ahli yang mendefinisikan tentang perubahan sosial, diantaranya adalah: 1. Selo Soemardjan, mendefinisikan perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 2. Kinsley Davis, mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Teori Perubahan Sosial Ada berbagai argumentasi teoritik yang berbicara tentang bagaimana sebuah perubahan bisa terjadi dan berproses di dalam sebuah masyarakat.

1. Teori Evolusioner

Teori evolusioner berargumentasi bahwa ada tahapan yang arahnya tetap dalam perubahan sosial yang dilewati oleh setiap masyarakat. Semua masyarakat melewati urutan atau tahapan- tahapan tertentu dalam perkembangannya seiring dengan proses perubahan yang ada. Tahapan awal dimulai dari tahapan masyarakat yang tradisional kemudian perlahan-lahan bergerak menuju pada tahapan masyarakat modern. Teori evolusioner juga berpendapat bahwa manakala tahap perkembangan masyarakat terakhir telah dicapai maka pada saat itu perubahan evolusioner pun berakhir. Gambar bagaimana proses teori evolusioner dalam memahami perubahan sosial adalah sebagai berikut: Gambar 6.1. Perspektif evolusioner dalam perubahan sosial Semua masyarakat bergerak dalam satu garis linear untuk menuju pada satu titik tertentu dalam peradaban kebudayaan manusia dimulai pada tahap primitive savage, tradisional sampai modern. Untuk melihat modern atau tradisionalnya sebuah masyarakat maka dilihat dari sampai dimana tingkatan kebudayaan masyarakat tersebut. Acuan yang seringkali digunakan adalah sistem tekonologi yang digunakan sebagai peralatan hidup. Suku-suku terasing yang hidup di pedalaman Irian atau Kalimantan masih mengantungkan hidupnya pada hutan. Tempat hidup mereka di hutan sehingga mereka tidak banyak tersentuh dengan pendidikan modern. Akibatnya kehidupan mereka cenderung tradisional karena tidak mengenal berbagai teknologi yang bisa digunakan untuk keperluan hidup. Lain halnya dengan masyarakat di daerah perkotaan yang sudah terbiasa dengan kehadiran berbagai macam teknologi canggih. Dalam perspektif evolusioner masyarakat bergerak perlahan melewati tahapan tradisional sampai modern. Apabila ada sebuah masyarakat yang sampai saat ini masih tradisional maka diyakini bahwa masyarakat tersebut belum sampai pada tahapan modern dan suatu saat kelak tahapan tersebut akan dilalui juga oleh masyarakat yang bersangkutan. Namun ahli evolusi percaya bahwa setiap masyarakat memiliki kemampuan yang berbeda dalam melewati setiap tahapan perkembangan masyarakat sehingga ada beragam masyarakat yang memiliki tingkat perkembangan yang berbeda. Ibarat kita berjalan menaiki sebuah tangga menuju lantai berikutnya dalam sebuah gedung maka beragam faktor akan mempengaruhi kecepatan kita menaiki anak tangga tersebut. Orang yang berusia lanjut akan lebih lambat dibandingkan dengan anak muda karena tenaga yang dimiliki untuk menaiki tangga juga berbeda. Orang tua harus berpegangan pada sisi tangga dan berjalan perlahan supaya tidak jatuh sementara anak muda menaiki tangga dengan berlari. Dengan demikian waktu yang dibutuhkan untuk sampai pada tahapan puncak anak tangga juga berbeda. Dalam konteks cara berpikir masyarakat juga mengalami perubahan. Aguste Comte 1798- 1857 yang juga merupakan pendiri Sosiologi melihat adanya tiga tahap perubahan yang dilakukan oleh masyarakat dalam memahami fenomena yakni: PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 63 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar 1. Tahap Teologis, Tahap ini adalah ketika fenomena sosial dijelaskan dalam konteks entitas supranatural seperti roh-roh dan Tuhan. Cara berpikir masyarakat mencerminkan bagaimana kekuatan supranatural memainkan peranan penting dalam kehidupan. Contohnya misalnya ketika orang sakit dibawa pergi berobat ke dukun karena penyakit yang diderita oleh si sakit dianggap karena adanya gangguan roh-roh halus. Ketika terjadi bencana alam baik itu banjir maupun gempa bumi maka orang berpikir bahwa sang penguasa semesta sedang murka karena itu perilaku yang muncul adalah membuat sesaji dan sebagainya. 2. Tahap Metafisika Tahap ini merupakan tahap peralihan dimana kepercayaan terhadap unsure adikodrati digeser oleh prinsip-prinsip abstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan budaya. Penjelasan atas sebuah fenomena dibangun dalam konsep-konsep yang abstrak, seperti hukum moral. Contoh cara berpikir demikian misalnya ketika bencana alam dimaknai sebagai akibat dari dekadensi moral masyarakat. 3. Tahap Positivis Tahap ini adalah tahap cara berpikir ilmiah dimana masyarakat diarahkan oleh kenyataan yang didukung oleh prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Penjelasan atas suatu fenomena dinyatakan dalam konteks hukum-hukum yang menghubungkan fakta satu sama lain. Bencana alam lebih dimaknai karena berbagai fakta sosial yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Banjir di kota-kota besar seperti Jakarta lebih dipahami sebagai sebuah bentuk tata kota yang salah karena tidak ada lahan resapan bagi air hujan. Fakta ini juga diperparah dengan tidak berfungsinya sungai sebagai penampung air hujan karena masyarakat membuang sampah secara sembarangan di sungai. Lewis Henry Morgan 1818-1881 seorang ahli Antropologi Amerika, melihat adanya tujuh tahap teknologi yang dilalui oleh masyarakat —dari tahap perbudakan hingga tahap peradaban. Sementara itu JJ. Bachoffen seorang Antropolog klasik menjelaskan bagaimana sistem kekerabatan masyarakat terbangun melalui mekanisme evolusioner yakni dari tahapan promiskuitas — martriarchat —patriarchat—dan parental. Namun teori evolusioner memiliki kelemahan tertentu yakni : 1. Data yang menunjang penentuan tahap masyarakat dalam rangkaian tahap seringkali tidak cermat; dengan demikian tahap suatu masyarakat ditentukan sesuai dengan tahap yang dianggap paling cocok dengan teori 2. Urutan tahap tidak sepenuhnya tegas, karena beberapa masyarakat mampu melangkahi beberapa tahap antara dan langsung ke tahap puncak, serta beberapa masyarakat lainnya bahkan mundur ke tahap pendahulu 3. Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial besar akan berakhir ketika masyarakat telah mencapai tahap “akhir” tampaknya merupakan pandangan yang naïf Meskipun beragam kritik dilontarkan karena secara umum teori evolusioner dianggap bias eropasentris karena tahap modern selalu diasosiasikan dengan keberadaan budaya Eropa yang memiliki beragam kompleksitas namun teori evolusi masih mengandung banyak deskripsi yang cermat. menurut Paul B. Horton 1984 kebanyakan masyarakat telah beralih dari masyarakat sederhana ke masyarakat kompleks. Sampai pada batas-batas tertentu memang ada tahap-tahap perkembangan dan pada setiap tahap berbagai unsure budaya terkait ke dalam sistem yang terintegrasi.

2. Teori Siklus

Para penganut teori siklus juga melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh sejumlah masyarakat, tetapi mereka berpandangan bahwa proses peralihan masyarakat bukannya berakhir pada tahap “terakhir” yang sempurna, melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan selanjutnya seperti gambar 6.2. Gambar 6.2. Teori Siklus dalam Perubahan sosial PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 64 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Pitirim Sorokin 1889-1968 berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir yakni: a. Kebudayaan Ideasional, yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap unsure adikodrati supernatural b. Kebudayaan Idealistis, dimana kepercayaan terhadap unsure adikodrati dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakta ideal c. Kebudayaan sensasi, dimana sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan dan tujuan hidup Meskipun teori siklus berkembang dalam analisa sosial untuk melihat perubahan sosial masyarakat namun tak urung juga menemui kelemahan. Teori siklus dicurigai tidak mendasarkan diri pada data-data yang akurat karena begitu banyaknya hal yang harus diidentifikasi. Selain itu, teori siklus tidak menjelaskan mengapa peradaban mengalami perubahan dan mengapa beberapa masyarakat yang berbeda memberikan respon terhadap suatu tantangan secara berbeda pula.

3. Teori Fungsional dan Konflik

Para penganut teori fungsional menerima perubahan sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Perubahan dianggap mengacaukan keseimbangan masyarakat. proses pengacauan itu berhenti pada saat perubahan tersebut telah diintegrasikan ke dalam kebudayaan. Perubahan yang ternyata bermanfaat fungsional diterima dan perubahan lain yang terbukti tidak berguna disfungsional ditolak. Sementara itu teori konflik lebih menilai bahwa yang konstan adalah konflik sosial, bukannya perubahan. Perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena konflik berlangsung secara terus menerus maka perubahan pun demikian adanya. Perubahan menciptakan kelompok baru dan kelas sosial baru. Konflik antar kelompok dan antar kelas sosial melahirkan perubahan berikutnya. Setiap perubahan tertentu menunjukkan keberhasilan kelompok atau kelas sosial pemenang dalam memaksakan kehendaknya terhadap kelompok atau kelas sosial yang lain. Proses Perubahan Sosial Rogers Shoemaker 1987 menjelaskan bahwa perubahan sosial terdiri dari tiga tahap berurutan yakni 1 Invensi atau proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, 2 Difusi, yakni proses dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial, 3 konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Paul B. Horton 1984 menjelaskan juga bahwa ada tiga hal yang berpengaruh dalam proses perubahan sosial yakni penemuan, invensi dan difusi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan karena sebuah hal tersebut sudah lama ada namun hal tersebut baru menjadi bagian dari kebudayaan pada saat hal tersebut ditemukan. Misalnya diintoruksikannya WC pada sebuah masyarakat. Penemuan WC sebagai salah satu sanitasi dan kebersihan memang sudah lama ada namun mungkin baru diintroduksikan dan dikenalkan pada sebuah masyarakat pedesaan tertentu sehingga WC menjadi hal yang baru. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial jika hasil penemuan tersebut didayagunakan. Atau dengan kata lain penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial jika penemuan tersebut diterapkan untuk suatu kegunaan baru. Invensi seringkali disebut sebagai suatu kombinasi baru atau cara penggunaan baru dari pengetahuan yang sudah ada. Invensi lebih merupakanide pengkombinasian unsur-unsur yang sudah ada demi suatu kegunaan yang belum pernah muncul sebelumnya. Penemuan prinsip roda mungkin bukanlah hal yang baru namun ketika itu dikombinasikan dengan hewan ternak dan pembuatan gerobak maka muncullah alat transportasi angkutan yang baru. Ketika prinsip roda dikaitkan dengan unsur yang lain maka jadilah kincir air pembangkit tenaga listrik di beberapa daerah pegunungan. Dewasa ini semakin banyak invensi yang ditemukan melalui upaya tim penelitian pada perusahaan besar, badan pemerintah, dan laboratorium universitas. Difusi diartikan sebagai proses penyebaran sebuah unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Meskipun masyarakat bisa melakukan invensi dan menemukan berbagai hal baru namun banyak perubahan sosial disebabkan karena adanya kontak dengan komunitas atau budaya yang lain atau merupakan hasil dari adanya proses difusi. Difusi terjadi manakala beberapa masyarakat saling berhubungan. Penggunaan Blackberry yang awalnya hanya dikonsumsi oleh masyarakat Amerika mulai menyebar dan bahkan menjadi trend di kalangan masyarakat Indonesia. Ketika Obama berkampanye untuk pemilihan presiden secara tidak sengaja media menyorot tangan Obama yang memegang handphone dengan model blackberry. Sontak model telepon gengam ini PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 65 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar menjadi laris manis karena diidentikkan penggunaanya dengan Obama yang pada saat itu menjadi ikon demokrasi amerika. Masyarakat Indonesia mengkonsumsi blackberry karena pengaruh dari media massa. Faktor Penghambat dan Pendorong Perubahan Sosial Tidak semua perubahan diterima oleh masyarakat karena mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokalitas masyarakat yang bersangkutan. Ada masyarakat yang begitu sulit menerima inovasi sehingga masyarakat tersebut nampak tidak mau berubah. Namun di sisi lain ada banyak kelompok sosial yang dengan mudahnya dapat menyerap berbagai macam inovasi dan cepat beradaptasi dengan berbagai perubahan sosial. Faktor penghambat perubahan sosial misalnya adalah: 1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain 2. Adanya adat atau kebiasaan yang sulit diubah 3. Adanya kepentingan yang tertanam kuat 4. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat 5. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi kebudayaan 6. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis 7. Sikap masyarakat yang tradisional 8. Prasangka terhadap hal-hal baru dan asing Sedangkan faktor pendorong perubahan sosial misalnya adalah : 1. Sistem pendidikan formal yang maju 2. Sikap menghargai karya orang lain dan keinginan untuk maju 3. Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat 4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang 5. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu 6. Penduduk yang heterogen 7. Orientasi ke masa depan yang lebih baik 8. Adanya kontak dengan kebudayaan lain Faktor Penyebab Perubahan Sosial Bagaimana masyarakat bisa mengalami perubahan? Berbagai hal menjadi penyebab perubahan sosial dalam masyarakat seperti yang akan diuraikan berikut ini. Faktor Intern Masyarakat 1. Adanya penemuan baru 2. Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk 3. Terjadinya pemberontakan atau revolusi 4. Pertentangan dalam masyarakat Faktor Ekstern Masyarakat 1. Terjadinya bencana alam 2. Masuknya kebudayaan dari masyarakat lain 3. Peperangan dengan Negara lain Bentuk Perubahan Sosial Ada tiga macam bentuk perubahan sosial yang bisa ditemukan dalam masyarakat yakni: 1. Perubahan cepat dan perubahan lambat berdasar proses waktu Perubahan cepat disebut dengan revolusi yakni perubahan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Misalnya revolusi Industri yang membuat berdirinya berbagai macam pabrik di berbagai Negara industry dan mengubah berbagai sendi kehidupan sosial masyarakat. Kehadiran pabrik membuat perempuan- perempuan yang awalnya berkutat dengan pekerjaan rumah tangga mulai beralih kerja di ranah publik dengan menjadi buruh pabrik. Hal ini kemudian menggeser pola pengasuhan anak yang semula dibebankan kepada ibu menjadi dialihkan pada pihak-pihak lain misalnya nenek, kerabat lain atau tempat penitipan anak. Syarat-syarat terjadinya revolusi adalah sebagai berikut: a. Harus ada keinginan dari masyarakat untuk mengadakan suatu perubahan b. Adanya pemimpin yang mampu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan’ c. Adanya pemimpin yang dapat menampung keinginan atau aspirasi dari masyarakat dan merumuskannya menjadi program kerja d. Ada tujuan konkret yang dicapai e. Harus ada momentum yang tepat untuk memulai gerakan PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 66 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Sementara itu, perubahan lambat atau biasa diistilahkan dengan evolusi merupakan perubahan yang dilalui oleh masyarakat setahap demi setahap untuk mencapai suatu tahap tertentu yang dianggap paling akhir. Misalnya perubahan sistem mata pencaharian masyarakat dari tradisional ke modern. Dijelaskan dalam berbagai argument evolusionistik bahwa masyarakat awalnya hidup dari berburu dan meramu, mereka hidup berpindah-pindah sehingga pertanian yang dikembangkan pada awalnya adalah sistem slash and burn. Setelah itu muncul sistem pertanian menetap yang dikaitkan dengan pemeliharaan binatang ternak. Munculnya sistem pasar dan masuknya sistem uang dalam masyarakat mengganti kehidupan masyarakat yang semula subsistensi menjadi masyarakat produksi. Hasil pertanian dan peternakan tidak saja dikonsumsi oleh keluarga namun dipertukarkan dengan barang lain yang tidak bisa diproduksi sendiri. Lambat laun sistem industry yang masuk dalam masyarakat mengubah sistem mata pencaharian penduduk. Semua proses ini bertahap dan mengalami perubahan yang lambat, tidak revolusioner. 2. Perubahan kecil dan perubahan besar Perubahan kecil terjadi jika pengaruh yang ditimbulkannya tidak berdampak luas dalam masyarakat, misalnya perubahan mode gaya rambut atau gaya pakaian dari tahun ke tahun. Sementara itu perubahan besar diartikan sebagai perubahan yang terjadi jika pengaruh yang ditimbulkannya berdampak luas dalam masyarakat, misalnya masuknya proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat. Masuknya sistem intensifikasi pertanian dan berbagai macam teknologi pertanian menggeser solidaritas sosial masyarakat yang tadinya dibangun berdasarkan gotong royong menjadi sistem upah karena semua pengerjaan lahan dilakukan dengan mesin- mesin yang disewa dan dijalankan oleh tenaga-tenaga terampil yang diupah. 3. Perubahan yang direncanakan dikehendaki dan yang tidak direncanakan tidak dikehendaki Perubahan yang direncanakan adalah sebuah perubahan yang diproses melalui suatu program atau rencana tertentu agar menghasilkan suatu perubahan tertentu. Misalnya program keluarga berencana untuk menekan laju pertumbuhan penduduk sekaligus untuk menghasilkan keluarga sejahtera. Program Wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia ditujukan untuk memberantas buta huruf, menaikkan indeks pembangunan manusia yang tujuan akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan bangsa. dalam perubahan yang direncanakan ada pihak-pihak yang menghendaki adanya perubahan dan ada agent of change yakni pelaku perubahan. Perubahan yang tidak direncanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki oleh masyarakat yang bersangkutan, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan. Contohnya adalah ketika terjadinya krisis moneter Indonesia tahun 1998 yang membuat banyak perusahaan bangkrut dan PHK masal tak terhindarkan. Pengangguran menjadi meningkat dan masyarakat stress karena tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan sementara kebutuhan terus melonjak. Bunuh diri, perampokan dan aksi anarkis lainnya banyak terjadi. 4. Perubahan struktural dan perubahan proses Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya adalah perubahan sistem pemerintahan dari kerajaan menjadi republik. Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar yakni jika perubahan tersebut hanya menyempurnakan dari perubahan yang sudah ada sebelumnya. Misalnya adalah perubahan kurikulum pendidikan kita dari KTSP menjadi kurikulum KBK. Dampak Perubahan Sosial Setiap perubahan sosial apapun bentuknya, bagaimanapun prosesnya pastilah memiliki dampak-dampak tertentu yang muncul di masyarakat. Dampak yang ditimbulkan bisa berupa dampak positif dan negative yang tentu saja akan sangat bergantung pada bagaimana kita menilai dan menghadapi perubahan sosial tersebut. suatu perubahan sosial akan berdampak positif apabila perubahan tersebut bisa diterapkan dalam masyarakat dan berhasil guna atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun perubahan sosial bisa berdampak negatif ketika penerapannya tidak sesuai dengan tujuan yang dikehendaki atau ketidaksiapan masyarakat menerima sebuah hal baru menjadikan hal tersebut berfungsi tidak sebagaimana mestinya. Dengan demikian sebuah bentuk perubahan sosial, misalnya inovasi teknologi bagaikan sekeping mata uang dimana dampak positif dan negatif menyatu di dalamnya. Handphone bisa memberikan dampak positif berupa kemudahan dan kemurahan dalam teknologi komunikasi dan informasi. Namun di sisi lain handphone juga menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan misalnya penipuan melalui SMS, PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 67 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar penyebaran pornografi dalam bentuk visual sampai budaya konsumsi yang berlebihan. Dampak positif perubahan sosial antara lain: 1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Berbagai penemuan baru yang diintroduksikan dalam masyarakat membuat kesejahteraan meningkat. Di Sumba misalnya, masuknya program air bersih dari Danone dan Aqua yang membuat sumur dan sanitasi membuat masyarakat tidak lagi kesulitan akan air bersih dan tidak mudah terjangkit penyakit seperti kondisi sebelumnya. 2. Kemudahan hidup karena berbagai kecanggihan teknologi Masyarakat dimudahkan dengan kehadiran teknologi sehingga berbagai macam pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah. 3. Efisiensi Kemudahan kemudian mengakibatkan adanya efisiensi dalam berbagai hal, salah satunya adalah efisiensi waktu dan biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan suatu hal. Komunikasi dapat dilakukan secara personal, cepat, mudah dan murah melalui berbagai fasilitas yang ada di handphone maupun jaringan internet. 4. Modernisasi masyarakat Adapun dampak negatif terjadinya perubahan sosial, antara lain; 1. Munculnya pencemaran lingkungan dari berbagai kecanggihan teknologi 2. Melemahnya solidaritas sosial yang berganti dengan menguatnya individualisme 3. Materialisme kebendaan yang mendorong pada praktik konsumerisme 4. Dekadensi moral dan berbagai macam perilaku menyimpang akibat dari ketidaksiapan budaya masyarakat menerima perubahan sosial yang baru 5. Disintegrasi bangsa 6. Gaya hidup praktis Semua perubahan sosial memberikan dampak positif dan negatif. Masyarakat tidak secara sama mengapresiasi dan memanfaatkan perubahan sosial yang masuk dalam komunitas mereka sehingga definisi positif dan negatif perlu dikonstruksi ulang dengan melihat bagaimana kenyataan yang terjadi di masyarakat. Relativisme kebudayaan harus dipegang untuk mendefinisikan apakah sebuah perubahan sosial memang memiliki dampak negatif bagi masyarakat atau tidak apabila di sebagian masyarakat lain justru menimbulkan dampak positif. Lembar Kerja Lembar Evaluasi 1. Bagaimana konsep perubahan sosial dalam masyarakat? jelaskan dengan disertai contoh. 2. Bagaimana teori siklus dapat menjelaskan perubahan kehidupan modern, jelaskan dengan contoh? 3. Deskripsikan faktor penyebab terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat pedesaan? 4. Mengapa perubahan sosial dalam masyarakat dapat terjadi? jelaskan dengan disertai contoh 5. Bagaimana dampak perubahan sosial bagi masyarakat? Jelaskan dengan contoh. POJOK PENGETAHUAN Seorang Antropolog Herbert Spencer mengargumentasikan adanya “Seleksi Alam” dalam proses perubahan sosial yang bersifat evolusioner. Bagi Spencer, di dalam masyarakat ada serangkaian seleksi yang membuat manusia bisa tetap bertahan hidup dan beradaptasi dengan berbagai perubahan sosial yang ada. Manusia yang bisa beradaptasi akan mampu hidup dalam sebuah masyarakat sementara yang tidak mampu beradaptasi akan tersingkir. 1. Diskusikanlah dengan teman sekelompok bentuk perubahan apakah yang mendasari penggunaan berbagai alat teknologi komunikasi dan informasi canggih dewasa ini blackberry, i-pad, i-phone, tablet pc oleh masyarakat kita. 2. Wawancarailah seorang temanmu tentang kehidupannya dan analisis serta ambillah kesimpulan perubahan sosial apa yang telah dia lakukan selama hidupnya berkaitan dengan penggunaan teknologi. Tulislah dalam sebuah deskripsi analitik pendek 2 – 3 halaman. PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 68 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

BAB VII LEMBAGA SOSIAL