Lokasi, Akses, dan Tiket Masuk Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta

commit to user 15

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Lokasi, Akses, dan Tiket Masuk

Museum Keraton Surakarta terletak di pusat kota Solo yaitu di kelurahan Baluwarti, kecamatan Pasar kliwon, kotamadya Surakarta, Jawa tengah, Indonesia. Kota Solo merupakan kota perlintasan Yogyakarta-Surabaya. Dari Yogyakarta, Solo terletak sekitar 65 kilometer arah timur, sementara dari Surabaya, Kota Solo terletak sekitar 285 kilometer arah barat. Dari kota besar lainnya, yaitu dari Semarang, Solo terletak sekitar 100 kilometer arah tenggara. Untuk menuju Kota Solo, wisatawan dapat memanfaatkan transportasi udara mendarat di Bandara Adi Sumarmo, Solo, atau menggunakan jasa bus dan kereta menuju terminal Tirtonadi dan stasiun Balapan Solo. Dari bandara, terminal, maupun stasiun, wisatawan dapat memanfaatkan bus kota, angkot, taksi, maupun andong untuk menuju ke pusat kota mengunjungi Museum Keraton Surakarta. Wisatawan yang hendak berkunjung ke Museum Keraton Surakarta dikenai biaya tiket sebesar Rp 6.000,00 per orang untuk wisatawan domestic, dan Rp 8000,00 untuk wisatawan asing. Jika membawa kamera, dikenakan tiket tambahan sebesar Rp 3.000,00. Tiket dapat dibeli di dua tempat, yaitu: 1 di sebelah timur kori kamandungan, 2 di depan pintu masuk Museum Keraton Surakarta. Museum Keraton Surakarta melayani kunjungan wisatawan setiap Senin hingga Kamis pada pukul 09.00—14.00 WIB. Pada hari Sabtu dan Minggu pukul 09.00—15.00 WIB, sementara hari Jumat tutup. commit to user

2. Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta

Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1744 oleh Paku Buwono II sebagai pengganti kerajaan lama yaitu keraton Kartasura yang hancur akibat geger pecinan tahun 1743. Akibat pemberontakan tersebut, Raja dan pengikutnya terpaksa harus mengungsi ke Ponorogo, Jawa Timur. Pemberontakan baru dapat dipadamkan setelah Paku Buwono II dibantu pasukan VOC menyerbu laskar Cina.Meskipun kembali bertahta, namun Raja merasa pusat kerajaan di Keraton Kartasura tidak layak lagi untuk ditempati. Oleh karena itu, Raja kemudian menugaskan Adipati Pringgalaya, Adipati Sindureja, Mayor Higendorp, serta beberapa ahli nujum seperti Tumenggung Hanggawangsa, Mangkuyuda, serta Puspanegara untuk mencari lokasi baru. Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka Desa Solo ditetapkan sebagai lokasi baru untuk menggantikan Keraton Kartasura. Pembangunan keraton dilakukan dari tahun 1743 hingga 1745. Konstruksi bangunan keraton menggunakan bahan kayu jati yang diperoleh dari Alas Kethu di dekat Kota Wonogiri. Setelah pembangunan selesai, keraton baru yang diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat tersebut resmi digunakan oleh raja pada tanggal 17 Februari 1745.

3. Daya Tarik Wisata Museum Keraton Surakarta