commit to user
b. Penetrasi  lebih  lanjut  memberikan  tekanan  yang  dapat  melebihi  batas
elastisitas dari material yang ditekan deformasi permanen dapat terbentuk apabila
punch
ditarik radius dan deformasi dari material mulai terbentuk, proses penetrasinya selesai dan batas kekuatan tariknya kurang lebih sudah
tercapai.
Gambar. 2.2.Penekanan lanjut
c. Keretakan-keretakan  pada  material  mulai  terjadi  akibat  adanya  penekanan
dari kedua sisi potong
punch
dan
dies
.
Gambar. 2.3.Keretakan yang terjadi pada kedua sisi potong d.
Keretakan-keratakan  pada  material  saling  bertemu  sehingga  proses pemotongan  terjadi  terhadap  material.  Pencatatan  tingkatan  dapat  dilakukan
dari  deformasi  permanen  yang  terjadi  pada
burr
material.  Pada  proses
blanking
terdapat  pada  sisi
dies
,  sedangkan  untuk  proses
pierching
terdapat pada sisi
punch .
Gambar. 2.4. Pemotongan terjadi pada kedua sisi Penetrasion complete
commit to user
b
.
Cutting clearance
Seperti  diketahui,  bahwa  jarak  antara  dua  gaya  yang  berlawanan  yang ditimbulkan  sisi-sisi  tajam  dari
punch
dan
dies
adalah
clearance
yang  harus ditentukan,  maka  dengan  demikian  ukuran  dari
punch
maupun
dies
merupakan  besaran  yang  perlu  diketahui.  Selisih  ukuran  antara
punch
dan
dies
ini  disebut  dengan
allowance
sedangkan  yang  dimaksud  dengan
clearance
adalah  selisih  ukuran  yang  bersarnya  diukur  hanya  pada  satu  sisi saja.  Dengan  kata  lain  sama  dengan  setengah  dari  besar
allowance
. Disamping  itu  besarnya
clearance
juga  menentukan  besarnya  gaya  potong yang diberikan.
Pada  umumnya
clearance  per  side
dinyatakan  dalam  satuan  prosentase dari ketebalan material yang akan dipotong. Normalnya berkisar antara 2
sampai dengan 8  tergantung kekuatan dan ketebalan dari materialnya. Berikut adalah rekomendasi umum tentang
clearance
7
reside
:
a. Mildsteel
yang memiliki tegangan geser sampai dengan 25 Kgmm : 2 - 3 tebalnya.
b. Mildsteel
yang tegangan gesernya 25 – 40 Kgmm : 3 - 5 tebalnya.
c. Steel
yang tegangan gesernya 40 – 80 Kgmm : 5 - 9 tebalnya.
d.
Alumunium, kuningan, tembaga : 2 - 4 tebalnya.
commit to user
Gambar. 2.5. Clearance of Cutting Tools dan grafik penetrasi Tool Design 2
commit to user
2.2.2 Penetrasi
Panjang  langkah
punch
yang  menyebabkan  terpotongnya  plat  atau material dinamakan penetrasi. Pada dasarnya adalah panjang dari bagian yang
terbentuk  radius  dengan  bagian  yang  berbentuk  lurus  yang  mengkilap  pada permukaan potong. Besarnya penetrasi ini dinyatakan dengan prosentasi dari
material yang akan dipotong. Jadi hal ini sering dipakai sebagai patokan atau dasar  untuk  menentukan  panjang  penekanan  pada  beberapa  jenis  material.
Semakin  keras  materialnya,  maka  akan  semakin  berkurang  panjang penetrasinya.
Berikut  ini  ditunjukan  beberapa  besarnya  penetrasi  dari  jenis  material dalam satuan prosen
Tabel. 2.1. besarnya penetrasi dari jenis material dalam satuan prosen Sumber : punching tool 1, ATMI Surakarta
Jenis Material Panjang Penetrasi
Lead  timah hitam 50
Tin  timah putih 40
Aluminium 60
Zink  seng 50
Copper  tembaga 55
Brass  kuningan 50
Bronze  tembaga merahperunggu 25
Baja 0,1 C  baja karbon 0,1 50 setelah di anneal
38 pengerjaan roll dingin Baja 0,2 C
40 setelah di anneal 28 pengerjaan roll dingin
Baja 0,3 C 33 setelah di anneal
22 pengerjaan roll dingin Baja silicon
30 Nikel
55 Meskipun pada kenyataanya material sudah terpotong pada saat langkah
punch
sejauh  penetrasinya,  tidak  boleh  memasang  atau  seting
puncing  tool
dengan  hanya  memasukan  panjang  langkah
punch
nya  sejauh  itu.  Terlebih dahulu  memasukan
punch
jauh  kedalam
dies
nya  sehingga  kurang  lebih  3-4 kali tebal material, sehingga betul-betul yakin kalau material didorong keluar
commit to user
dari
dies
nya. Sebab apabila tidak demikian, ada bahaya bahwa material akan tertahan  dan  menumpuk  didalam
dies
.  Akibatnya  akan  fatal  karena kemungkinan
dies
atau
punch
akan patah. 2.2.3
Burr Burr
adalah  akibat  dari  patahan  yang  ditimbulkan  oleh  proses  potong. Keberadaan
burr
ini  sering  tidak  diinginkan  dalam  batas  terlalu  tinggi  atau besarnya tidak bisa ditolerir.
Burr
ini akan semakin besar apabila sisi potong dari
punch
atau
dies
nya  semakin  tumpul.  Untuk  jenis  material  yang  lunak juga sering membuat
burr
yang besar.  Namun  demikian untuk  mendapatkan potongan  dengan
burr
yang  besarnya  kurang  dari  0,02  mm  sangatlah  sukar, walaupun dengan sisi potong yang sangat tajam.
Pengaruh  lainya  yang  mengakibatkan  terjadinya
burr
ini  adalah
clearance
yang  terlalu  besar.jadi  perlu  dicermati  dalam  memberikan  ukuran
punch
dan
dies
dari  suatu  pasangan
punching  tool
.  Terjadinya
burr
pada material potongan atau
blank
diakibatkan oleh tumpulnya sisi potong
punch
, sedangkan
burr
yang  terjadi  pada  material  yang  terpotong  atau  stripnya diakibatkan  oleh  sisi  potong
dies
yang  tumpul.
Burr
inilah  yang  sering membahayakan jari tangan dalam pengerjaan pelat.
2.2.4 Pengaruh
clearance
terhadap pemotongan Besarnya
clearance
akan mempengaruhi proses dan hasil pemotonganya, seperti misalnya :
a. Besarnya  gaya  potong  yang  dipakai
force
,  semakin  kecil
clearance
yang dipilih akan mempengaruhi besarnya gaya potong yang diperlukan. b.
Umur  pakai  dari
punch
dan
dies life  time
,  akan  semakin  pendek apabila semakin kecil
clearance
yang dipilih. c.
Permukaan hasil pemotongan
surface finish
akan semakin baik apabila
clearance
yang dipakai kecil.
commit to user
2.2.5
Secondary shear
Kualitas  dari  hasil  pemotongan  sangatlah  ditentukan  oleh  besarnya
clearance
antara
punch
dan
dies
yang dipilih. Apabila
clearance
yang dipilih tepat atau sesuai, maka kualitas hasil pemotongan akan bagus, apabila terlalu
besar akan terbentuk
burr
yang mengganggu karena terlalu tinggi, sedangkan apabila dipilih terlalu kecil juga tidak akan sempurna.
Yang  dimaksud
secondary  shear
adalah  robekan  pada  material  yang tidak diinginkan,  yang terjadi karena pemilihan
clearance
yang terlalu kecil, biasanya kalau dipilih
clearance
antara 3 sampai 5 dari tebal material. Hal  ini  terjadi  kareana  robekan  yang  diakibatkan  oleh  sisi  tajam
punch
dan
die
s tidak saling bertemu satu sama yang lain dengan sempurna, sehingga permukaan  potongnya  tidak  halus  rata.  Dengan  adanya  robekan  yang  tidak
diinginkan  ini,  maka  hasil  permukaan  potongnya  tidak  halus,  sehingga diperlukan  lagi  pemotongan  agar  permukaan  potongnya  sempurna,  dengan
demikian ukuran yang dikehendaki akan menjadi berkurang. Jika
clearance
yang  dipilih  terlalu  besar,  permukaan  potongnya  akan berbentuk  radius  yang  sangat  ekstrim.  Disamping  itu  akan  mengakibatkan
terjadi  robekan  atau
secondary  shear
pada  permukaan  bagian  luar  yang berbentuk radius. Di daerah ini batas patah tarik materialnya telah terlampaui.
Demikian juga dengan
clearance
yang terlalu  besar dan pada material  lunak akan mudah terjadi
burr
. Dengan
clearace
sebesar 36 dari tebal material akan didapat tebal
burr
yang besarnya kurang dari
clearance
. Untuk contoh di atas, dalam percobaan menggunakan plat dari baja paduan karbon rendah pengerjaan
roll
panas. 2.2.6
Jenis-jenis
cutting tool
Berikut ini merupakan beberapa contoh dari proses
cutting tool
: a.
Blanking
Yaitu  proses  pemotongan  logam  plat  untuk  menghasilkan  bentuk tertentu,  material  yang  terpotong  merupakan  produk  yang  diinginkan  yang
disebut
blank.
commit to user
Gambar. 2.6. Blanking b.
Pierching
Yaitu  proses  pemotongan  benda  kerja  yang  merupakan  kebalikan  dari proses
blanking
, pada proses
pierching
bagian  yang terlepas  merupakan sisa atau
scrap.
Gambar. 2.7. Pierching c.
Trimming
Yaitu  proses  pemotongan  pada  benda  kerja  sebagai  proses  akhir  dari benda  kerja  tersebut  dimana  proses  ini  diaplikasikan  untuk  menghilangkan
sisa  material  setelah  proses
non cutting  tool
,  misal  benda  hasil  proses
deep drawing
forming .
Gambar. 2.8. Trimming
commit to user
d. Parting
Yaitu proses pemotongan dengan cara membuang bagian diantara kedua komponen scrap yang terdorong oleh
punch .
Gambar. 2.9. Parting e.
Cropping
Proses
cropping
merupakan  proses  pemotongan  dari  plat  asalnya, perbedaannya dengan
parting
adalah pada
cropping
tidak menyebabkan sisa pemotongan,  kalaupun  terjadi  sisa  hanya  terjadi  pada  awal  dan  akhir
pemotongan saja.
Gambar. 2.10. Cropping
commit to user
f. Lanzing
Proses  ini  dikombinasikan  antara  pemotongan
cutting
dengan pembengkokan
bending
sepanjang garis benda kerja. Pada benda kerja tidak ada logam yang terpotong bebas.
Gambar. 2.11. Lanzing
2.3 Bagian