Tegangan-Regangan Sejati Uji Tarik

Gambar 2.4 Perbandingan antara kurva tegangan regangan teknik Dengan kurva tegangan regangan sejati Sumber : fhianunikoe.blogspot.com

2.4 Pengamatan Struktur Mikro

Strukturmikro paduan Al-Si terbagi tiga yaitu hypoeutektik, eutektik dan hypereutektik. Hypoeutektik adalah paduan aluminium dengan komposisi silikon dibawah 11.7 Gambar 2.28.a, eutektik adalah paduan dengan komposisi 11.7-12 Gambar 2.28.b, dan hypereutektik adalah paduan dengan komposisi silikon diatas komposisi 12 Gambar2.28.c. Berbagai unsur yang lain seperti Fe, Cu, Mg, Ni, Zn ditambahkan untuk mendapatkan sifat aliran yang baik serta memiliki sifat mekanis yang baik Ivan dan Suyitno,2009 Gambar 2.5.Tipe strukturmikro hypoeutektik, eutektik, dan hypereutektik aluminium silikon. a. Komposisi hypoeutektik paduanA319 ,b. Komposisi eutektik paduan A339. c. Komposisi hypereutektik paduan A390 Sumber : ASM Handbook vol.9 2004 dalam Ivan dan Suyitno,2009. Daerah didekat komposisi eutektik pada 577°C, 11.7Si bila dituang dan didinginkan akan didapat serpih Si dalam matriks Al. Eutektik yang terbentuk pada larutan padat 1Si merupakan silikon murni. Proses pembekuan yang lama pada paduan Al-Si menghasilkan strukturmikro yang sangat kasar dan eutektik terdiri dari Silikon yang berbentuk pelat dengan jumlah yang cukup banyak ASM Handbook vol.9 2004 dalam Ivan dan Suyitno,2009.

2.5 Pengaruh temperatur tuang terhadap struktur mikro

Paduan yang memiliki eutektik kasar menunjukkan keliatan yang rendah karena struktur pelat silikon bersifat rapuh. Kandungan silikon yang tinggi memberikan struktur hipereutektik pada Al-Si, namun pada proses pemesinan akan mengalami kesulitan karena pada strukturmikro mengandung partikel silikon yang keras. Ivan dan Suyitno,2009 Struktur mikro paduan aluminium 356.1 diamati pada temperatur tuang 680, 710, dan 740 o C serta pada kerapatan polystyrene foam 0,0077 gcm 3 saja serta pada ukuran mesh pasir Gambar 2.6. Ivan dan Suyitno,2009 a b c d e a f Gambar 2.6.Struktur mikro A356 pada temperatur tuang. a. b.Temperatur tuang 680 o C c. d.Temperatur tuang 710 o C e. f.Temperatur tuang 740 o C Sumber : ASM Handbook vol.9 2004 dalam Ivan dan Suyitno,2009. Struktur mikro paduan aluminium 356.1 memperlihatkan dua struktur utama yaitu tipe aluminium dendrite yang berwarna putih dan tipe eutektik silikon. Struktur mikro pada temperatur tuang 680 o C, memperlihatkan struktur aluminium denderit mendominasi permukaan coran sementara eutektik eutektik silikon membentuk serpihan-serpihan tebal dan panjang diantara dendrite. Struktur mikro pada temperatur tuang 710 o C memperlihatkan struktur β-eutektik silikon tipis dan pendek serta mulai melebar diantara dendrite, sementara struktur aluminium denderit yang terurai pada permukaan coran menjadi semakin kecil bulat lonjong. Struktur mikro pada temperatur tuang 740 o C, memperlihatkan struktur aluminium denderit yang terurai pada permukaan coran menjadi semakin kecil bulat atau mendekati bulat, sedangkan struktur β-eutektik silikon semakin tipis dan pendek serta semakin melebar diantara dendrite. Ivan dan Suyitno,2009 Struktur mikro paduan aluminium 356.1 secara umum terlihat mengalami perubahan dengan naiknya temperatur penuangan.α-aluminium dendrite yang mendominasi permukaan coran pada temperatur 680 o C menjadi bulat atau hampir bulat pada temperatur penuangan 740 o C. Den gan bertambahnya temperatur penuangan β- eutektik silikon yang berupa serpihan-serpihan panjang dan tebal pada temperatur penuangan 680 o C menjadi serpihan-serpihan pendek dan halus diantara dendrite pada temperatur tuang 740 o C. Temperatur tuang yang tinggi akan menyediakan waktu pembekuan yang lebih panjang dan struktur mikro yang tumbuh lebih halus. Ivan dan Suyitno,2009 Pertumbuhan β-eutektik silikon pada temperatur tuang rendah terdapat diantara DAS Dendrite Arm Spacing yang sempit sedangkan pada temperatur tuang yang tinggi Si terurai menjadi lebih luas diantara DAS.β-eutektik silikon pada temperatur tuang 680 o C memiliki waktu pembekuan yang singkat dan pada ruang yang sempit sehingga