2.1.4 Penuangan
Suhu penuangan paduan Al-7Si yang lebih tinggi akan meningkatkan kekasaran permukaan benda cor. Superheat suhu diatas temperatur cair yang lebih tinggi akan
menurunkan tegangan permukaan cairan logam, Hal ini akan menjadikan cairan logam mudah terserap ke celah-celah diantara pasir yang menyebabkan kekasaran benda cor
meningkat Kumar,dkk.,2007 dalam Sutiyoko 2011. Temperatur tuang memiliki faktor dominan dalam menentukan nilai tegangan tarik dan elongasi benda cor Kumar,dkk.,
2008 dalam Sutiyoko 2011. Kecepatan penuangan logam cair memiliki pengaruh besar terhadap kualitas benda cor. Kecepatan penuangan aluminium cair berkisar 0,015-0,02
ms untuk mendapatkan jumlah dan jenis cacat pada benda cor yang minimal Bates,dkk., 2001 dalam Sutiyoko 2011. Kecepatan pengisian logam dan keluarnya
hasil dekomposisi polystyrene foam tergantung pada banyak faktor diantaranya massa jenis foam, ikatan foam, ketebalan coating, temperatur logam dan kecepatan bagian
depan logam cair Bates,dkk., 1995 dalam Sutiyoko 2011. Kecepatan aliran logam meningkat dengan bertambahnya temperatur tuang. Gas tidak terdeteksi sampai pada
suhu 525
o
C, terdeteksi sepanjang 5 mm pada suhu 750
o
C dan lebih panjang dari 2 cm pada suhu 1050
o
C Shivkumar,dkk., 1995 dalam Sutiyoko 2011. Gas yang terbentuk meningkat 230 pada temperatur 750
– 1300
o
C Yao,dkk., 1997 dalam Sutiyoko 2011.
2.1.5 Diagran Fase Paduan Alumunium Silikon
Grafik 2.1 Diagram fasa Al-Si Sumber : Tottendan MacKenzie, 2003
2.2 Proses Pengecoran Logam
Menurut Groover,2010. jenis cetakan yang digunakan proses pengecoran dapat diklasifikan menjadi dua katagori :
1. Pengecoran dengan cetakan sekali pakai. 2. Pengecoran dengan cetakan permanen.
2.2.1 Pengecoran Lostfoam evaporative casting
Pengecoran lost foam evaporative casting merupakan salah satu metode logam dengan menggunakan pola polystyrene foam. Metode ini ditemukan dan dipatenkan oleh
Shroyer pada tahun 1958 Shroyer, 1958 dalam Sutiyoko 2011. Pada tahun 1964, konsep penggunaan cetakan pasir kering tanpa pengikat telah dikembangkan dan
dipatenkan oleh Smith Smith, 1964 dalam Sutiyoko 2011. Proses pengecoran lost foam dilakukan dalam beberapa tahap Gambar 1. Pengecoran lost foam yang
dikombinasikan dengan pemvakuman cetakan V-Proses menjadikan jenis pengecoran ini sebagai salah satu teknologi manufaktur yang sangat baik dan memiliki biaya yang
cukup efektif dalam memproduksi benda yang mendekati bentuk bendanya dibanding pengecoran konvesional Liu, dkk., 2002 dalam Sutiyoko 2011. Vakum proses telah
dikembangkan di Jepang pada tahun 1971 dan diperkenalkan pada pengecoran logam saat pertemuan musim semi tahun 1972 Kumar dan Ghaindhar, 1998 dalam Sutiyoko
2011. Pengecoran lost foam dimulai dengan membuat pola polystyrene foam styrofoam dengan kerapatan massa jenis tertentu sesuai yang direncanakan. Dalam
beberapa aplikasi, bagian-bagian pola dilem untuk mendapatkan bentuk keseluruhan dari benda yang komplek. Sistem saluran dirangkai dengan cara dilem menyatu dengan
rangkaian pola. Beberapa pola dapat dilakukan pengecoran dengan dirangkai dalam satu sistem saluran. Pola yang telah terangkai dengan sistem saluran diistilahkan dengan
cluster Brawn, 1992 dalam Sutiyoko 2011. Sistem saluran memiliki pengaruh besar terhadap adanya cacat pada benda cor misalnya saluran masuk bawah akan
menyebabkan porositas dan cacat lipatan folded paling sedikit dibanding saluran samping atau atas Shahmiri dan Karrazi, 2007 dalam Sutiyoko 2011.