Menganiaya Berat. LANDASAN TEORITIS

kejahatan. Pengertian ini lebih jelas terlihat dari maksud pasal 53 KUHP, yang berbunyi sebagai berikut : “Percobaan melakukan pembunuhan dapat dipidana, apabila maksud melakukan kejahatan itu sudah nyata, dengan adanya permulaan membuat kejahatan itu, dan perbuatan itu tidak diselesaikan hanyalah oleh sebab hal yang tidak tergantung kepada kehendak sendiri. Dengan menghubungkan pengertian “percobaan” mencoba yang ada dalam pasal 53 KUHP tersebut kepada “membunuh” pembunuhan, sehingga menjadi kalimat “mencoba membunuh” sebagai penghalang mewarisi yang dimaksud olleh pasal 173 KHI tersebut, maka penulis melihat hal itu adalah suatu perbuatan yang dilakukan sungguh-sungguh, dengan suatu sebab yang di luar kemampuannya, maka pembunuhan itu tidak dapat diselesaikannya. Dalam hal ini, penulis melihat bahwa orang tersebut pantas dikenai sanksi hukum tidak mewarisi sama seperti oarang yang membunuh. 32 Bisa jadi yang ia bunuh itu belum meninggal tetapi dia sudah melakukan suatu kejahatan yaitu mencoba membunuh, karena berniat saja untuk melakukan suatu pembunuhan terhadap seseorang sudah di katakan telah melakukan dosa meskipun seseorang tadi tidak meninggal dikarenakan belum sampai ajal seseorang tadi. Tetapi dia sudah menjadi korban pembunuhan. 33

C. Menganiaya Berat.

Pengertian menganiaya adalah memperlakukan dengan sewenang-wenang. seperti menyiksa, menyakiti. Pengertian menganiaya berat adalah perbuatan kekerasan dengan sengaja terhadap seseorang sehingga mengakibatkan cacat badan atau kematian. 34 Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surah al- A’raf ayat 33 :         32 Pagar, Pembaharuan Hukum Islam Indonesia Bandung:Citapustaka Media, 2007, h. 138. 33 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Pagar selaku Ulama Kota Medan dan juga beliau Termasuk Ahli dalam Kompilasi Hukum Islam Serta Pengurus Ormas Islam Terbesar yaitu Nahdhatul Ulama dan menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia Di kota medan 34 www. Arti kata.com                      Artinya : “ Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, mengharamkan mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan mengharamkan mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. QS. Al- A’raf : 33 Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT mengharamkan segala rupa dosa, baik besar maupun kecil. Segala perbuatan yang keji, segala rupa aqad yang berlawanan dengan keinginan syara’, dan segala perkataan yang salah dan i’tikad yang batal. Ayat ini mengumpulkan segala yang di haramkan. 35 Kemudian dalam surat an- Nahl ayat 90.                  Artinya : “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. ” QS. an Nahl : 90 35 Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al- Bayaan I Yokyakarta, PT. Al-Maarif Bandung, 1966. Maksud ayat ini adalah yang menjadi sumber-sumber bagi kebaikan yang menerangkan pokok-pokok kejahatan. Umar Ibn Abdul Aziz yang mula-mula menempatkan ayat ini di akhir khutbah. Sebagai ganti memaki-maki Ali yang dilakukan oleh khatib-khatib bani Umaiyah. 36 Dari ayat Al Qur’an di atas jelaslah bahwasanya menganiaya atau berbuat kezaliman sangat dibenci Allah dan merupakan dosa yang besar. Dalam hal kewarisan seorang ahli waris tidak mendapatkan harta warisan dari si pewaris karena dalam hal ini si ahli waris telah melakukan penganiayaan berat yang dapat berakibat si pewaris hilang nyawanya. Kalau pun tidak meninggal dunia maka akan menyebabkan cacat badan seumur hidup dan lambat laun dapat menyebabkan kematiannya. Oleh karena itu di dalam KHI telah dirumuskan penghalang seseorang mendapatkan warisan termasuk menganiaya berat pewaris. karena perbuatan menganiaya adalah perbuatan yang keji dan termasuk dosa bersar bagi pelakunya.

D. Memfitnah.