8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Dasar Teori
1. Gempabumi
Gempabumi adalah getaran pada Bumi yang disebabkan oleh pergerakan tiba-tiba akibat patahnya batuan yang mengalami regangan melampaui batas
elastisitasnya Benyamin, et al., 2014. Teori kekenyalan elastis elastic rebound theory menyatakan bahwa gempabumi merupakan gejala alam yang diakibatkan
oleh pelepasan energi regangan elastis batuan elastically-strained rock pada litosfir secara mendadak, semakin besar energi yang dilepaskan maka semakin kuat
gempa yang terjadi Ibrahim dan Subardjo, 2005. Berdasarkan kedalamannya, gempabumi dapat dikelompokkan menjadi
Ibrahim dan Subardjo, 2005: 1.
Gempabumi dalam, yaitu gempa bumi yang jarak atau kedalaman hiposentrumnya lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.
2. Gempabumi menengah, yaitu gempa bumi yang jarak atau kedalaman
hiposentrumnya berada antara 70 km dan 300 km di bawah permukaan bumi. 3.
Gempabumi dangkal, yaitu gempa bumi yang jarak atau kedalaman hiposentrumnya kurang dari 70 km di bawah permukaan bumi.
9
2. Sejarah Kegempaan di Wilayah Yogyakarta
Berdasarkan catatan sejarah kegempaan Jawa, daerah Yogyakarta mengalami beberapa kali gempabumi yang merusak di antaranya Daryono, 2010 dan
Supartoyo, 2016: Pada tahun 1867 terjadi gempabumi besar yang menyebabkan kerusakan
bangunan sebanyak 372 buah bangunan dan menelan korban jiwa sebanyak 5 orang,
Tahun 1943 terjadi gempabumi tektonik yang menelan korban jiwa sebanyak 213 orang, 2096 orang luka-luka dan 28000 bangunan hancur.
Tahun 1981 terjadi gempabumi tektonik yang bersumber di laut akibat aktivitas zona subduksi mengakibatkan pondasi hotel Ambarukmo retak dan diduga
sejumlah bangunan tua juga mengalami retakan dinding. Terakhir tanggal 27 Mei 2006 gempa dengan kekuatan 5,9 SR yang bersumber
di darat mengakibatkan bencana di wilayah Bantul, Prambanan dan Klaten. Gempabumi ini menewaskan lebih dari 5000 jiwa dan melukai lebih dari 20.000
jiwa, sementara jumlah kerusakan bangunan lebih dari 100.000 buah BAPPENAS, 2006.
Melihat dari gempabumi tahun 1867, 1943,1981, dan 2006 di mana banyak terjadi kerusakan yang melanda wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, kemungkinan besar
disebabkan oleh pergerakan sistem sesar di wilayah Yogyakarta yang berarah barat daya hingga timur laut.
10
3. Gelombang Seismik