32
biasanya ditemukan pada daerah dengan frekuensi resonansi yang rendah Nakamura, 2008.
11. Frekuensi Predominan
Analisis data mikrotremor dapat memberikan informasi nilai frekuensi predominan. Nilai frekuensi predominan pada suatu tempat dapat digunakan dalam
perencanaan bangunan tahan gempa sebagai keperluan mitigasi bencana gempa bumi Tuladhar dkk, 2004. Nilai frekuensi predominan diperoleh dari tampilan
kurva HV hasil dari pengolahan mikrotremor. Nilai frekuensi predominan yang sangat rendah bukan hanya mengakibatkan adanya efek resonansi tetapi juga dapat
meningkatkan kerentanan terhadap bahaya dengan periode yang panjang. Apabila nilai frekuensi predominan struktur bangunan mendekati nilai
frekuensi alami material di bawahnya pada suatu daerah, maka getaran seismik akan membuat resonansi dengan bangunan yang akan meningkatkan stress pada
bangunan tersebut sehingga menyebabkan kerusakan bangunan saat terjadi gempabumi.
12. Faktor Amplifikasi
Faktor amplifikasi gempabumi adalah faktor pembesaran percepatan gempa yang terjadi pada permukaan tanah akibat jenis tanah tertentu. Ketika gelombang
gempa menjalar dari batuan dasar ke atas permukaan tanah maka gelombang ini akan mengalami amplifikasi. Menurut Nakamura et al. 2000 nilai faktor
33
amplifikasi suatu tempat dapat diketahui dari tinggi puncak spektrum kurva HVSR hasil pengukuran mikrotremor di daerah tersebut.
Besaran amplifikasi dapat diestimasi dari kontras parameter perambatan gelombang densitas dan kecepatan pada bedrock dan sedimen permukaan.
Semakin besar perbedaan parameter tersebut, semakin besar pula nilai amplifikasi perambatan gelombangnya Gosar, 2007. Nilai amplifikasi dipengaruhi oleh
variasi formasi geologi, ketebalan dan sifat-sifat fisika lapisan tanah dan batuan, seperti batuan mengalami deformasi pelapukan, pelipatan, dan pergeseran yang
mengubah sifat fisik batuan. Pada batuan yang sama nilai amplifikasi dapat bervariasi sesuai dengan tingkat deformasi dan pelapukan pada tubuh batuan
tersebut. Klasifikasi faktor amplifikasi menurut Ratdomopurbo dalam Setiawan,
2009 nilai dapat dibagi ke dalam 4 zona yaitu rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
Tabel 2. Klasifikasi nilai faktor amplifikasi Setiawan, 2009 Zona
Klasifikasi Nilai faktor amplifikasi
1 Rendah
A 3 2
Sedang 3 ≤ A 6
3 Tinggi
6 ≤ A 9 4
Sangat tinggi A
≥ 9
13. Kondisi Geologi Daerah Penelitian