PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT
MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL
SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh SRI ANDAYANI
(Penelitian Tindakan Kelas)
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(2)
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT
MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL
SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh SRI ANDAYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(3)
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
3.1 Hubungan Perencanaan, Tindakan, pengamatan,
dan Refleksi Model Kurt Lewin... 16 3.2 Proses Penelitian Tindakan Kelas (Metode PTK Kemmis) ... 17
(4)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ... 53
2. Surat Pernyataan ... 54
3. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran (Siklus I) ... 55
4. Alat Penilian Kemampuan Guru (APKG) Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran (Siklus II) ... 58
5. Silabus Pembelajaran ... 61
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 63
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 68
8. Instrumen Penelitian Menulis Kembali Berita yang Dibacakan Ke- Dalam Beberapa Kalimat ... 73
9. Data Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat Ditinjau dari Aspek Kesesuaian Isi Berita (Siklus I)... 74
10. Data Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat Ditinjau dari Aspek Ketepatan Isi Berita (Siklus I)... . 75
11. Data Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat Ditinjau dari Aspek Ditinjau dari Aspek Keefektif- an Kalimat (Siklus I) ... 76
(5)
12. Data Kemampuan Menulis Berita yang Dibacakan ke dalam be- Berapa Kalimat Ditinjau Dari Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda
Baca (Siklus I) ... 77 13. Data Kemampuan Menulis Berita yang Dibacakan ke dalam be-
Berapa Kalimat Ditinjau Dari Aspek Kepaduan Paragraf (Siklus I) ... 78 14. Data Komulatif Hasil Belajar Menulis Naskah Drama Siklus I ... 79 15. Data Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam
Beberapa Kalimat Ditinjau dari Aspek Kesesuaian Isi Berita
(Siklus II).. ... 80 16. Data Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam
Beberapa Kalimat Ditinjau dari Aspek Ketepatan Isi Berita
(Siklus II) ... 81 17. Data Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam
Beberapa Kalimat Ditinjau dari Aspek Ditinjau dari Aspek Keefektif-
an Kalimat (Siklus II) ... 82 18. Data Kemampuan Menulis Berita yang Dibacakan ke dalam be-
Berapa Kalimat Ditinjau Dari Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda
Baca (Siklus II) ... 83 19. Data Kemampuan Menulis Berita yang Dibacakan ke dalam be-
Berapa Kalimat Ditinjau Dari Aspek Kepaduan Paragraf ... 84 20. Data Komulatif Hasil Belajar Menulis Naskah Drama Siklus II ... 85
21. Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Di- ... Bacakan ke dalam Beberapa Kalimat ... 86
(6)
22. Lembar Kerja Siswa Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke-
dalam Beberapa Kalimat Siklus I... 87 23. Lembar Kerja Siswa Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke-
dalam Beberapa Kalimat Siklus II ... 94 24. Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Menulis Kembali Berita yang
Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat Siklus I ... 101 25. Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Menulis Kembali Berita yang
Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat Siklus II ... 104 26. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 107
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL DALAM ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
SANWACANA ... viii
MOTTO ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5
II. KAJIAN PUSTAKA ... 6
2.1 Pengertian Menulis ... 6
2.1.1 Fungsi Menulis ... 6
2.1.2 Manfaat Menulis ... 7
2.1.3 Tujuan Menulis ... 7
2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik ... 8
2.2 Teknik Pelatihan ... 8
2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan ... 9
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan ... 10
2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan ... 10
2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan ... 11
2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan ... 12
2.3 Menulis Teks Berita ... 13
(8)
III. METODE PENELITIAN ... 15
3.1 Rancangan Penelitian ... 15
3.2 Subjek Penelitian ... 16
3.3 Tempat Penelitian ... 16
3.4 Waktu Penelitian ... 16
3.5 Indikator Kinerja ... 16
3.6 Prosedur Penelitian ... 17
3.6.1 Urutan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 17
3.6.1.1 Perencanaan Tindakan ... 17
3.6.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 18
3.6.1.3 Observasi dan Evaluasi ... 20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30
4.1 Hasil Penelitian ... 30
4.1.1 Siklus I ... 30
4.1.1.1 Perencanaan ... 30
4.1.1.2 Tindakan ... 31
4.1.1.1 Pengamatan... 32
4.1.1.4 Refleksi ... 35
4.1.2 Siklus II ... 38
4.1.2.1 Perencanaan ... 38
4.1.2.2 Tindakan ... 39
4.1.2.3 Pengamatan... 40
4.1.2.4 Refleksi ... 41
4.2 Pembahasan ... 43
4.2.1 Rencana Pelaksanaan Tindakan ... 43
4.2.2 Proses Pelaksanaan Observasi Terhadap Siswa dan Guru ... 45
4.2.3 Proses Pelaksanaan dan Evaluasi pembelajaran ... 47
4.2.4 Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat ... 47
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 49
5.1 Simpulan ... 49
5.2 Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Di-
Bacakan Ke dalam Beberapa Kalimat ... 22 3.2 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ... 25 3.3 Tolok Ukur Penilaian kemampuan Menulis Kembali Berita yang Di- .... 51
(10)
MENGESAHKAN
1. TIM Penguji
Ketua : Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. ___________ Sekretaris : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. ___________ Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Wini Tarmini, M. Hum. ___________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
(11)
MOTTO
“Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan, maka bagi mereka keselamatan dan merekalah orang-orang yang memperoleh
hidayah” (HR. Al-Baihaqi)
(12)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah dilimpahkan Allah Swt, penulis mempersembahkan karya tulis ini, kepada orang-orang terkasih berikut:
1. Kedua orang tuaku yang telah merawat, membesarkan, dan mendidik dengan penuh keikhlasan sehingga mendapatkan keberhasilan.
2. Suami tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi serta kebersamaan- nya hingga memberikan kedamaian dan keberhasilan.
3. Kedua buah hatiku, Rinda Anggestaria dan Firki Wira Rinanda yang selalu memberikan inspirasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.
4. Kakak-kakak dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dorongan semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin dapat terbalaskan. 4. Dosen-dosenku yang telah membantu menyelesaikan kualiahku.
(13)
Judul PTK : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KEDALAM BEBERAPA KALIMAT MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama Mahasiswa : Sri Andayani Nomor Pokok Mahasiswa : 1013116027
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi pembimbing
Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. NIP 19640106 198803 1 001 NIP 19780809 200801 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 194804211978031004
(14)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wates Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada tanggal 5 Mei 1970 anak ke Tiga dari Lima bersaudara, buah cinta dari pasangan Sudi Utomo (Alm) dan Rusmini.
Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Wates Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1983 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1986 SPG PGRI Pringsewu diselesaikan pada tahun 1989 D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di STKIP PGRI Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1993.
Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Karya Bhakti Gading Rejo Pringsewu selama 2 bulan, yaitu bulan April hingga Mei 2011.
(15)
SANWACANA
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan menulis Kembali Berita yang Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII semester Ganjil SMP Karya Bhakti Gading Rejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011- 2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah mem- bimbing penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, memotivasi, memberikan pengarahan, serta saran-saran dari penyusunan proposal hingga PTK ini selesai; 2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, kritik, serta saran demi kesempurnaan PTK ini dan selama per- kuliahan memberikan ilmu yang sangat bermanfat;
3. Dr. Edy Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, bantuan, saran, dan
(16)
mo-tivasi, dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Lampung dengan baik;
4. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lampung beserta stafnya;
5. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;
6. Seluruh Staf Administrasi dan Karyawan Tata Usaha Jurusan Pendidikan Ba-hasa dan Seni Universitas Lampung yang membantu dan melayani urusan ad- ministrasi perkuliahan;
7. Hi. Suharwanto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Karya Bhakti Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu yang memotivasi dan membantu kelancaran dalam penelitian dan penyusunan PTK ini;
8. Keluarga Besar Sekolah Menengah Pertama Karya Bhakti Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu, seluruh dewan guru, karyawan, dan staf Tata Usaha; 9. Kakak-kakak, mertua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, dan
semangat juga dukungan kepadaku;
10. Teman-teman mahasiswa S-1 dalam Jabatan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2010/2011 yang telah memberikan motivasi dan ber- partisipsi dalam menyelesaian PTK ini;
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
(17)
Semoga Allah Swt membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, kakak dan teman-teman. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak ke- kurangan dan kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.
Bandar Lampung,
Penulis,
(18)
1
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pengajaran Bahasa Indonesia berfungsi untuk mencapai keterampilan berbahasa seseorang dengan baik yaitu sebagai sarana peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Semakin terampil orang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak berlatih. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih ke- terampilan berfikir.
Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 2008:1).
Pembelajaran bahasa berfungsi untuk mencapai keterampilan seseorang berbahasa yang mencakup empat aspek yaitu (a) keterampilan berbicara (b) keterampilan mendengar (c) keterampilan membaca dan (d) keterampilan menulis. (E.A. Wida dalam Tarigan, 1974:3). Dilihat dari urutan pemerolehannya keterampilan menulis dalam kalimat diperoleh pada urutan keempat, hal ini menunjukkan bahwa menulis tidaklah mudah. Menulis pada hakikatnya merupakan bentuk penguasaan ide, gagasan dan pikiran ke dalam bentuk lambang-lambang.
(19)
2
Dalam kurikulum 2006, untuk SMP salah satu keterampilan berbahasa yang penting diajarkan kepada siswa adalah keterampilan menulis. Sesuai dengan kompetensi dasar (KD) menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat, dengan indikator mampu menuliskan kembali isi berita yang di dengar ke dalam beberapa kalimat.
Beberapa hal menjadi latar belakang secara umum diadakannya penelitian ini, di- antaranya yaitu:
1. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dikarenakan kurang menarik dan kurang variatifnya teknik pembelajaran guru di dalam kelas sehingga siswa kurang dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya dalam pembelajaran menulis siswa menuangkan ide karena guru kurang dapat memberikan stimulus yang merangsang daya pikir siswa,
2. Hasil kemampuan siswa kelas VII yang telah menerima pelajaran khususnya pada menulis kembali berita yang dibackan peserta (siswa) belum mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 65. Jumlah siswa yang mencapai KKM 9 siswa dari 27 siswa atau 33,33%.
Materi pelajaran menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat sudah diajarkan kepada siswa, dengan waktu 2 x 40 menit (1 x pertemuan). Hasil yang diperoloeh belum mencapai indikator yang ditentukan di SMP Karya Bhakti Gadingrejo, yaitu 65 atau ketuntasan klasikal sebesar 75%. Siswa yang tuntas 9 siswa (33,33%), siswa yang belum tuntas 18 orang (66,67%). Hal ini disebabkan
(20)
3
siswa kurang memahami kaidah menulis yang benar sesuai dengan kaidah EYD, diksi (pilihan kata), keefektifan kalimat, kesesuaian isi kalimat dengan isi berita. Rendahnya kemampuan menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat disebabkan oleh beberapa hal, seperti berikut.
a. Siswa tidak mempunyai motivasi belajar,
b. Siswa tidak terbiasa membaca wacana dan belum mampu menyimpulkan dalam beberapa kalimat,
c. Cara mengajar masih monoton dan siswa tidak banyak dilibatkan atau kurang aktif,
d. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru,
e. Guru belum mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa,
f. Sistem evaluasi tidak berorientasi pada proses, tetapi lebih menekankan pada hasil akhir.
Guru harus mempunyai kreativitas dalam pembelajaran keterampilan menulis, terutama teknik yang digunakan guru harus mampu memilih teknik atau metode yang tepat untuk proses pembelajaran di kelas agar tidak membosankan. Dengan demikian, proses pembelajaran di kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Siswa lebih percaya diri untuk terampil menulis berita sehubungan dengan topik atau masalah yang ada dalam bacaan.
Maka, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengnan menggunakan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menulis
(21)
4
kembali berita yang dibacakan ke dalam beberap kalimat siswa kelas VII semester ganjil SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012.
Dengan teknik pelatihan peneliti berharap pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal 65.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimanakah peningkatan kemampuan menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran 2011-2012”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012.
(22)
5
1.4Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat sebagai berikut. a. Manfaat Teoretis
Penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang peningkatan kemampuan menuliskan kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk siswa maupun guru.
1) Untuk siswa
- meningkatkan aktivitas dan kemauan siswa dalam menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat,
- memotivasi siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar di kelas baik secra individu maupun kelompok.
2) Untuk Guru
- memperbaiki proses pembelajaran menuliskan kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat di kelas,
- meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam melaksanakan pembelajaran menuliskan kembali yang dibacakan dalam beberapa kalimat,
- mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran menuliskan kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat.
(23)
6
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Menulis
Kegiatan menulis merupakan upaya penulis untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu penulis harus memilih, menyusun tujuan, kemudian menuangkannya dalam bahasa yang mudah dibaca dan dipakai oleh pembacanya (Callan dan Hodijah, 2007 : 128). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis me- rupakan kegiatan berbahasa nonlisan yang harus dipelajari agar orang lain me- mahami dan mengerti apa yang diinginkan penulis. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu (Tarigan, 2008 : 21)
2.1.1 Fungsi Menulis
Fungsi tulisan dapat diidentifikasikan antara lain sebagai alat menginformasikan sesuatu, meyakinkan pembaca, mengajak pembaca, menghibur pembaca, me- larang atau memerintahkan pembaca, mendukung pendapat orang lain, dan menolak atau menyanggah pendapat orang lain (Daeng Nurjamal dkk, 2010:71). Pada prinsipnya fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Beberapa fungsi menulis yaitu menolong berpikir kritis, memudahkan
(24)
7
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pe- ngalaman, dan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran (D’Angelo dalam Tarigan, 1992: 22). Maka disimpulkan bahwa fungsi menulis ialah untuk meng- informasikan sesuatu kepada pembaca untuk menyusun dari pengalaman serta tin- dakan.
2.1.2 Manfaat Menulis
Menulis penting dan besar kegunaannya bagi kehidupan seseorang terutama pe- lajar. Karena setiap pelajar tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Berikut man- faat menulis.
1. Menulis menyumbang kecerdasan
Menurut para ahli psikolinguistik, menulis adalah suatu aktivitas yang kom- pleks. Kompleksitas menulis terlihat pada kemampuan mengharmonikan ber- bagai aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pengetahuan mengenai topik yang akan dituliskan, menuangankan pengetahuan ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, serta penyajian yang selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serta menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berpikir, dari ting- kat mengingat sampai evaluasi.
(25)
8
2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas
Di dalam kegiatan membaca, segala hal telah tersedia dalam bacaan itu untuk dimanfaatkan. Sebaliknya dalam menulis, seseorang harus menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Unsur mekanik tulisan yang benar se- perti pungtuasi, ejaan, diksi, pengkalimatan, pewacanaan, bahasan topik, serta pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas, dan menarik.
3. Menulis menumbuhkan keberanian
Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter- masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada pub- lik. Konsekuensinya, sebagai penulis harus siap dan mau melihat dengan jer-nih pelaian serta tanggapan apa pun dari pembaca, baik yang bersifat positif ataupun negatif.
4. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Se-
seorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang akan disampaikan itu tidak selalu dimiliki saat itu. Kondisi ini akan me- macu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap informasi un- tuk dijadikan bahan tulisannya dengan cara membaca, mendengar, menga- mati, berdiskusi, atau wawancara. Informasi yang telah didapat akan dijaga sumbernya dan diorganisasikan sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan diguna- kan (Akhadiah dkk, 1.4-1.5).
(26)
9
2.1.3 Tujuan Menulis
1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide dan informasi yang ada di dalam bawah sadar pemikiran kita; 2. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru;
3. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasikan dan men- jernihkan berbagai konsep aatau ide yang kita miliki;
4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang; 5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan
beberapa masalah sekaligus;
6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk
menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi (Horiston dalam Darmadi, 1996: 3-4).
Berdarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah sebagai suatu sarana untuk menyumbangkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreatif.
2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Kegiatan menulis mempunyai tujuan pencapaian yaitu agar sang pembaca mem- berikan respons yang diinginkan oleh sang penulis terhadap tulisannya, maka mau tidak mau penulis harus menyajikan tulisan yang baik.
Tulisan yang baik memiliki banyak ciri, diantaranya: tulisan yang baik harus me- miliki tujuan dan harus mampu berkomunikasi atau menyampaikan pesan yang
(27)
10
jelas. Sedangkan menurut Tutang (2007) tulisan yang baik memiliki tiga ciri-ciri, yaitu mudah dimengerti, bersahabat, dan akurat.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik adalah harus dapat berkomunikaasi, mudah di mengerti, sehingga maksud dan tujuannya dapat berkomunikasi, mudah di mengerti, sehingga maksud dan tujuannya dapat diterima oleh pembaca.
Tulisan yang baik setidak-tidaknya harus memiliki kriteria yang berhubungan dengan hal-hal berikut.
1. Kesesuaian berita dengan isi berita
Baiknya sebuah karangan terlihat dari keserasian antara berita dengan isi berita Judul sebuah berita akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik juga harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, provokatif, dan singkat. 2. Ketepatan Memilih Kata/Diksi
Dalam memilih kata terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata, kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang akan disampaikan. Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata yang digunakan dengan situasi/kesempatan dan keadaan pembaca. Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata (Akhadiah, 1999: 83).
3. Keefektifan Kalimat
Susunan sebuah kalimat sangat penting. Ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menuangkan ide-ide pokok dalam paragraf. Begitu pula hubungan
(28)
11
kalimat satu dengan kalimat lain yang diungkapkan secara tepat akan ikut menentukan kejelasan gagasan. Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar dalam kegiatan menulis dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.
4. Kepaduan Paragraf
Sebuah paragraf harus memiliki ide pokok yang akan dikembangkan menjadi paragraf. Paragraf yang baik harus memiliki syarat-syarat tertentu, seperti yang dikemukakan Keraf (1994: 67) berikut ini.
(a) Kesatuan
Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.
(b) Koherensi (kepaduan)
Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dengan kalimat. Akan tetapi, dalam suatu karangan tidak hanya terdapat kalimat yang terpisah-pisah melainkan, kalimat-kalimat tersebut membentuk suatu paragraf.
(29)
12
Paragraf adalah suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, baik berupa bab maupun berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena paragraf merupakan suatu unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar hubungan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya, yang bersama-sama membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik. Atau dengan kata lain harus terdapat perkembangan dan perpaduan yang baik antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain. Apabila perpaduan antarparagraf itu baik dan jelas, maka pembaca dapat mengikuti uraian itudengan jelas dan mudah. Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan antarkalimat dan antarparagraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Agar hubungan antarkalimat dan paragraf itu padu, maka penulis dapat menggunakan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (1) repetisi atau pengulangan kata kunci, (2) kata ganti, (3) kata transisi atau ungkapan penghubung, dan (4) paralelisme. Dari uraian di atas, maka indikator penilaian yang akan diambil oleh penulis adalah kepaduan antarkalimat dan paragraf.
5. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Untuk membuat karangan kita harus berpedoman kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ini berarti ejaan memegang peranan penting dalam karangan. Hal yang tercakup dalam penggunaan ejaan adalah pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca (Finoza, 2001: 15). Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan kata, penulisan huruf, dan pemakaian tanda baca.
(30)
13
2.2 Teknik Pelatihan
Teknik pelatihan dapat berupa berbagai macam cara atau kegiatan untuk menyajikan pelajaran di depan kelas. Teknik pembelajaran tergantung kepada guru, pada kiatnya secara individu serta tergantung juga pada kondisi serta situasi kelas. Konsep-konsep pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran bahasa saling berhubungan satu dengan yang lain. Hubungan ketiga konsep bersifat hirarkis, dalam arti bahwa pendekatan menurunkan metode, kemudian metode diimplementasikan dalam bentuk teknik.
Teknik pelatihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.
2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan
Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misal nya dalam berbicara, berpidato, atau menyanyi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan tersebut. Salah satu teknik atau teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik pelatihan.
Teknik latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar dimana siswa me- laksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah N.K, 2001: 15).
(31)
14
Suatu pelajaran adalah untuk mengajarkan kemampuan, siswa harus diberi ke- sempatan unttuk melatih kemampuan tersebut, denga guru berperan sebagai komentar, kritikus atau pembimbingan atau dia boleh juga memberikan aktivitas yang cocol seperti “games” yang memungkinkan siswa belajar berdiskusi sesama mereka (Ruth Board dalam Kasuriajanto, 2005). Jadi, jika kita membicarakan aktivitas siswa dalam pendidikan yang dimaksudkan adalah siswa aktif secara mental, dan sensitif secara emosional, melatih kemampuan dan mengalaminya dengan melaksanakannya.
Berdasarkan dari dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, teknik pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan memerintahkan siswa untuk melaksanakan latihan-latihan atas bimbingan dari guru.
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan
Dalam setiap teknik penyajian pasti terdapat kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan teknik pelatihan. Berikut keunggulan teknik pelatihan.
2.2.2.1 Keunggulan
Pengajaran yang diberikan melalui metode latihan dengan baik menurut Zakiah Darajat (2004:302) selalu akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
1. anak didik akan dapat menggunakan daya berpikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya. Ini berarti daya berpikirnya bertambah,
(32)
15
2. pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik ter- sebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam. Agar keunggulan teknik latihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah
1) tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula adanya perubahan kondis/situasi belajar yang menuntut daya tangkap/respon yang lebih baik pada peserta didik/siswa,
2) guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan se- belum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterima. Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorong/memotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan tinggal lama dalam jiwanya. Karena sifatnya permanen siap untuk digunakan/dimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupannya.
2.2.2.2 Kelemahan
Setiap teknik pasti terdapat kekurangan dan kebihan, begitu juga dengan teknik pelatihan memiliki kelemahan sebagai berikut.
(33)
16
1. Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena merupakan cara yang telah dibakukan. Maka hal ini akan menghambat bakat dan inisiatif siswa.
2. Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, se- hingga siswa tidak pemahaman.
3. Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me- laksanakannya.
4. Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik dan tepat, sehingga tidak boleh diubah, mengakibatkan keterampilan yang diperoleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan kebiasaan yang kaku atau keterampilan yang salah.
2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik latihan ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam, antara lain.
1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.
2. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (a) menjelas terlebih dahulu tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlus mempunyai sikap bahwa latihn ini diperlukan untuk melengkapi belajar.
3. Masa latihaan relatif singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu tertentu.
(34)
17
(a) Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi.
5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses perbedaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu sama, (b) perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan kelompok.
Cara mengatasi kelemahan itu tentu harus disesuaikan dengan kondisi objektif di mana pembelajaran berlangsung (Sagala, 2010:218).
2.3 Menulis Teks Berita
Berita dapat juga bermakna informasi yng disampikan kepada khalayak ramai tentang sesuatu peristiwa (Wahono, 2006: 142). Berita dapat berarti kabar, atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat (KBBI, 2005: 128). Menulis berita adalah menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitasn dan tanpa adanya kesalahan tafsir (Yuda Wirajaya, Asep dkk 2008:152).
Penulisan berita memiliki ciri khas. Kekhasan ini terlihat dari cara mengemas informasi. Hal yang dipentingkan adalah informasi, agar dapat dengan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan harus sederhana, lugas, aktual, dan terpercaya. Lugas artninya apa adanya, polos,
(35)
18
tidak berbelit-belit, pokok-pokoknya saja, mudah diterima. Aktual artinya betul-betul ada, sesungguhnya, sedangkan menjadi pembicaraan orang banyak, masih hangat, atau baru saja terjadi. Terpercaya artinya dapat dipercaya, tidak bohong, dapat dipertanggung jawabkan (Wahono, 2006:142).
Seorang penulis berita akan memilih mana hal yang layak untuk dijadikan berita. Hal ini bertujuan agar apa yang dituliskan benar-benar bermanfat bagi orang atau masyarakat pembaca. Dalam yang dapat menambah wawasan dan pengetahu- an. Agar berita yang ditulis memenuhi persyaratan di atas, penulisannya harus mencakup.
a. Apa (apa yang sedang terjadi?),
b. Siapa (siapa yang melakukan atau siapa yang sedang diberitakan?), c. kapan (kapan peristiwa itu terjadi?),
d. Dimana (di mana peristiwa itu terjadi?), e. Mengapa (mengapa peristiwa itu terjadi?),
f. Bagaimana (bagaimanan hal itu bisa terjadi, bagaimana peristiwanya, bagaimana tindakan berikutnya, bagaimana keadaannya, bagimana prosesnya?),
g. Berapa (berapa orang yang terlibat, berapa jumlah korban, berapa kerugian harta benda, berapa kali peristiwa itu terjadi)
Untuk memperoleh informasi yang lengkap, seorang penulis berita perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menemukan peristiwa atau kejadian. Penulis berita harus mampu dengan cepat menemukan peristiwa atau kejadian yang baru terjadi, misalnya
(36)
19
peresmian atau proyek, bencana alam, kebakaran, banjir dan kejadian men- dadak lainnya,
b. Datang ke lokasi kejadian. Untuk memperoleh informasi yang terpecaya, penulis berita sebaiknya datang ke lokasi kejdian atau menemui tokoh yang mampu memberikan informasi yang akurat sesuai dengan informasi yang akan diberitakan,
c. Melakukan wawancara dengan narasumber. Narasumber bisa pelaku
peristiwa atau para pakar di bidang yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, d. Mencari bahan dari sumber lain. Misalnya membaca media cetak, media elek-
(37)
60
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1987. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Depdiknas. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Umum: Garis-garis Besar
Jakarta. PT.Indeks.
Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.
Kesumah, Encep. 2004. Menulis 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kridalaksana, Harimukti (ed). 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.
Indeks.
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Yogyakarta: BPSG.
Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf Dan
Pengembangannya. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
UNILA. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Gita Perdana.
Wahono. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Bandarlampung : CV.
Gita
Widyamartaya, A. 1991. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanesius.
Yunus Muhammad, Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
(1)
2. pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik ter- sebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam.
Agar keunggulan teknik latihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah
1) tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula adanya perubahan kondis/situasi belajar yang menuntut daya tangkap/respon yang lebih baik pada peserta didik/siswa,
2) guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan se- belum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterima. Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorong/memotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan tinggal lama dalam jiwanya. Karena sifatnya permanen siap untuk digunakan/dimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupannya.
2.2.2.2 Kelemahan
Setiap teknik pasti terdapat kekurangan dan kebihan, begitu juga dengan teknik pelatihan memiliki kelemahan sebagai berikut.
(2)
1. Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena merupakan cara yang telah dibakukan. Maka hal ini akan menghambat bakat dan inisiatif siswa.
2. Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, se- hingga siswa tidak pemahaman.
3. Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me- laksanakannya.
4. Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik dan tepat, sehingga tidak boleh diubah, mengakibatkan keterampilan yang diperoleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan kebiasaan yang kaku atau keterampilan yang salah.
2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik latihan ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam, antara lain.
1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.
2. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (a) menjelas terlebih dahulu tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlus mempunyai sikap bahwa latihn ini diperlukan untuk melengkapi belajar.
3. Masa latihaan relatif singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu tertentu.
(3)
(a) Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi.
5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses perbedaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu sama, (b) perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan kelompok.
Cara mengatasi kelemahan itu tentu harus disesuaikan dengan kondisi objektif di mana pembelajaran berlangsung (Sagala, 2010:218).
2.3 Menulis Teks Berita
Berita dapat juga bermakna informasi yng disampikan kepada khalayak ramai tentang sesuatu peristiwa (Wahono, 2006: 142). Berita dapat berarti kabar, atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat (KBBI, 2005: 128). Menulis berita adalah menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitasn dan tanpa adanya kesalahan tafsir (Yuda Wirajaya, Asep dkk 2008:152).
Penulisan berita memiliki ciri khas. Kekhasan ini terlihat dari cara mengemas informasi. Hal yang dipentingkan adalah informasi, agar dapat dengan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan harus sederhana, lugas, aktual, dan terpercaya. Lugas artninya apa adanya, polos,
(4)
tidak berbelit-belit, pokok-pokoknya saja, mudah diterima. Aktual artinya betul-betul ada, sesungguhnya, sedangkan menjadi pembicaraan orang banyak, masih hangat, atau baru saja terjadi. Terpercaya artinya dapat dipercaya, tidak bohong, dapat dipertanggung jawabkan (Wahono, 2006:142).
Seorang penulis berita akan memilih mana hal yang layak untuk dijadikan berita. Hal ini bertujuan agar apa yang dituliskan benar-benar bermanfat bagi orang atau masyarakat pembaca. Dalam yang dapat menambah wawasan dan pengetahu- an. Agar berita yang ditulis memenuhi persyaratan di atas, penulisannya harus mencakup.
a. Apa (apa yang sedang terjadi?),
b. Siapa (siapa yang melakukan atau siapa yang sedang diberitakan?), c. kapan (kapan peristiwa itu terjadi?),
d. Dimana (di mana peristiwa itu terjadi?), e. Mengapa (mengapa peristiwa itu terjadi?),
f. Bagaimana (bagaimanan hal itu bisa terjadi, bagaimana peristiwanya, bagaimana tindakan berikutnya, bagaimana keadaannya, bagimana prosesnya?),
g. Berapa (berapa orang yang terlibat, berapa jumlah korban, berapa kerugian harta benda, berapa kali peristiwa itu terjadi)
Untuk memperoleh informasi yang lengkap, seorang penulis berita perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menemukan peristiwa atau kejadian. Penulis berita harus mampu dengan cepat menemukan peristiwa atau kejadian yang baru terjadi, misalnya
(5)
peresmian atau proyek, bencana alam, kebakaran, banjir dan kejadian men- dadak lainnya,
b. Datang ke lokasi kejadian. Untuk memperoleh informasi yang terpecaya, penulis berita sebaiknya datang ke lokasi kejdian atau menemui tokoh yang mampu memberikan informasi yang akurat sesuai dengan informasi yang akan diberitakan,
c. Melakukan wawancara dengan narasumber. Narasumber bisa pelaku peristiwa atau para pakar di bidang yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, d. Mencari bahan dari sumber lain. Misalnya membaca media cetak, media elek-
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1987. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Depdiknas. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Umum: Garis-garis Besar
Jakarta. PT.Indeks.
Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.
Kesumah, Encep. 2004. Menulis 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kridalaksana, Harimukti (ed). 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPSG.
Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf Dan
Pengembangannya. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
UNILA. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Gita Perdana. Wahono. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Bandarlampung : CV.
Gita
Widyamartaya, A. 1991. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanesius.
Yunus Muhammad, Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.