KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI)

(1)

commit to user 1

KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR

PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

OLEH : MUSYAFAK NIM : S540809314

MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user 2

ABSTRAK

Musyafak. NIM. S540809314. 2010 KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGDI D-III KEPERAWATAN STIKES AN – NUR PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA ( Studi kasus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi ), komisi pembimbing 1. : Prof. Dr Samsi Haryanto, M.Pd, 2. Dr. Jarot Subandono, M.Kes, Tesis : Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mendiskripsikan Kualitas Lulusan progdi D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, (2) Untuk mendiskripsikan kualitas Kinerjanya lulusan Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi, (3) Untuk mendiskripsikan kurikulum yang tidak relevan di Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi yang menjadi harapan Steakholder, (4) Untuk mendiskripsikan kemampuan atau skill yang belum diajarkan di Progdi D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, (5) Untuk mendiskripsikan hambatan lulusan dalam kinerjanya, (6) Untuk mendeskripsikan prestasi kinerja yang dicapai.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dan strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus terpancang (embedded case study research ). Analisa data dilakukan melalui analisis kualitatif. Sumber data penelitian para lulusan D-III Keperawatan An-Nur Purwodadi yang bekerja di Rumah Sakit Umum dr. Raden Soedjati Purwodadi. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam.

Hasil penelitian menunjukkan : Kualitas lulusan yang bekerja di RSUD Purwodadi rata-rata memiliki predikat memuaskan, dengan IPK tertinggi 3,34 dan terendah 2,74. Penilaian kinerja lulusan menurut teori SERQUAL, yang terdiri dari pertama tangibles hasil yang dapat sudah baik, tetapi masih perlu adanya pendalaman mata kuliah etika keperawatan, kedua realibility hasil yang peroleh sudah baik, tetapi masih kurang dalam kemampuan melakukan asuhan / tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan, ketiga responsiveness hasil yang didapat sangat baik, lulusan menilai seorang ners harus siap dan siagap, keempat assurance hasil yang dapat sudah baik, tetapi perlu adanya Kemampuan perawat dalam mempertahankan kepercayaan klien, kelima empaty dengan hasil sudah bagus dalam memberikan perhatian, perawatan pada klien secara individual. Kurikulum yang diberikan sudah baik tetapi perlu perbaikan diproses pembelajaranya. Ketrampilan yang telah diberikan institusi sudah bagus, tetapi perlu adanya penambahan pelatihan khusus. Hambatan yang masih dirasakan pada sarana prasarana yang ada diruangan dan kurangnya perawat dengan keahlian khusus. Prestasi yang pernah diraih lulusan yaitu beberapa lulusan mampu bekerja di ruang ICU dan Hemodialisa dengan baik.

Kesimpulan: Kualitas lulusan masih harus ditingkatkan lagi, dengan memperbaiki proses pembelajaran maupun strategi pembelajaran, penambahan ketrampilan-ketrampilan khusus seperti PPGD atau ICU.


(3)

commit to user 3

ABSTRACT

Musyafak. S540809314. 2010. THE NERSES QUALITY OF GRADUATES FROM D-III NURSING STUDY PROGRAM OF STIKES AN NUR PURWODADI AND THEIR PERFORMANCE (A case studiy in the dr. Raden Soedjati General Hospital Purwodadi), the supervisor commission: 1. Prof. Dr Samsi Haryanto, M. Pd, 2. dr. Jarot Subandono, M. Kes, Thesis: Study Program of Family Medicine Main Interest in Health Professions Education of postgraduate Program Sebelas Maret University.

The purposes of this research: (1) To describe the Quality of the Graduates of D-III Nursing study Program of STIKES An - Nur Purwodadi, (2) To describe the quality of graduates Performance D-III Nursing Study Program STIKES An - Nur Purwodadi, (3) To describe irrelevant curriculum D-III nursing study program of STIKES An - Nur Purwodadi, (4) To describe the ability or skill that is not taught in D-III nursing study program of STIKES An - Nur Purwodadi, (5) To describe the obstacles of the graduates in performance at work, (6) To describe the job performance achieved. This research is qualitative and descriptive research. The strategy used case studies spikes (embedded case study research). Data analysis is done through qualitative analysis. The source of the dta was D-III graduates of nursing study program of STIKES An-Nur purwodadi who worked in dr. raden Soedjati General Hospital Purwodadi. Techniques of data collection was done by in-depth interviews.

The results showed that the graduates quality who worked in dr. Raden Soedjati general hospital is in good category, with GPA between 2,74 and 3,34. The graduates performance was assessed with SERQUAL theory which is consist of some aspect. The first, based on tangibles aspect it was got that graduates performance was good enough, but it needs deeping in nursing ethies subject. The second realibility

was good, but the lacking was in doing nursing care / action based on the patient need. The third responsiveness as result very good, because a nurses must be ready and efficient. The forth assurance as result good and need to maintain the client trusty. The fifth emphaty aspect it was got good enough in giving treatment, caring to the patient individually curriculum given was good but need some correction in learning prosess. The skill given in the institution was good but need some additional skill such. The abstruction was faced in tools and infrastructure and also the of nurses with special skill.

Conclusion was the quality of the graduates must be improved, by correcting the learning process and also learning strategies, moreover additional skills was needed such as PPGD or ICU .


(4)

commit to user 4

TESIS

KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR

PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI)

Di susun Oleh : Musyafak S 540809314

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I

Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 19440404 197603 1 001

Pembimbing II

dr. Jarot Subandono, M.Kes NIP.19680704 199903 002

Mengetahui,

Ketua minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313197610101


(5)

commit to user 5

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR

PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI)

Di susun Oleh : MUSYAFAK S 540809314

Telah Disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Tesis Pada tanggal : 14 Januari 2011

Jabatan Nama Penguji Tanda tangan

Ketua : Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK

NIP. 19480313197610101 ………

Sekretaris : Hj. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd

NIP. 196611081990032001 ………

Anggota I : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd

NIP. 19440404 197603 1 001 ………

Anggota II : Jarot Subandono, dr., M.Kes

NIP.19680704 199903 002 ………

Mengetahui,

Direktur Program Studi Pascasarjana UNS Ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D NIP. 19570820 198503 1004

Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313197610101


(6)

commit to user 6

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Musyafak

NIM : S 540809314

Menyatakan dengan sesungguhnya, tesis berjudul Kualitas Perawat Lulusan Program Studi D-III Keperawatan An – Nur Purwodadi dan kualitas pelayanan ( studi kasus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rden Soedjati Purwodadi ) adalah betul – betul karya saya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda ctasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 20 Desember 2010 Yang membuat pernyataan ,

Musyafak S 540809314


(7)

commit to user 7

MOTTO

“hidup akan lebih berarti jika kita dapat berguna untuk orang lain, dan dapat menjalani hidup ini dengan rasa bersyukur dan ikhlas”


(8)

commit to user 8

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada : 1. Orang tuaku dan mertuaku

yang terhormat 2. Istriku yang tercinta 3. Naza dan Zalfa yang selalu


(9)

commit to user 9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... v

PERNYATAAN... vi

MOTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

KATA PENGANTAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5


(10)

commit to user 10 BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

A. Kajian Teori ... 7

1. Konsep kualitas ... 7

2. Kualitas pelayanan ... 8

3. Perawat ... 12

B. Kerangka Berfikir ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

B. Bentuk dan Strategi penelitian ... 16

C. Sumber Data ... 17

D. Teknik Sampling ... 20

E. Tehnik Pengumpulan data ……….20

F. Faliditas data ... 24

G. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Setting Lokasi Penelitian ... 28

B. Temuan Penelitian ... 30

C. Pembahasan ... 53

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 70

B. Implikasi... 71

C. Saran ... 72


(11)

commit to user 11

LAMPIRAN–LAMPIRAN ... 77

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka berfikir ... 15 Gambar 2 Siklus Analisis Data Kualitatif ... 27


(12)

commit to user 12

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Hasil Angket Pendahuluan Kualitas Lulusan ... 31 Tabel 2 Hasil Angket Pendahuluan Kualitas Kinerja ... 33


(13)

commit to user 13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket pendahuluan ... 77

Lampiran 2 Dimensi Service Quality ... 81

Lampiran 3 Catatan Lapangan ... 83


(14)

commit to user 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh

Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemelihara alam semesta karena hanya karena limpahan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tesis dengan judul “Kualitas Perawat Lulusan Progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi dan Kualitas Pelayanannya ( Studi Kasus di Rumah Sakit Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi )”.

Proposal Tesis ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir di Program Magister Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana Universitas Surakarta. Selama menyelesaikan tesis ini penulis mendapat bantuan, dukungan dan semangat dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, tidak ada yang dapat penulis haturkan selain mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Samsulhadi, dr, Sp.Kj., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.Ph.D., selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, MM, M.Kes, PAK., selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(15)

commit to user 15

4. P. Murdani K, dr. MHPEd., selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Prof. Dr. Samsi Haryanto., M.Pd, selaku, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu membimbing, memberi saran dan pengarahan pada penulis. 6. Jarot Subandono, dr. M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, masukan, saran dan motivasi pada penulis.

7. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedjati Purwodadi yang telah memberikan ijin tempat penelitian.

8. Kepala Bangsal serta Seluruh Perawat Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedjati Purwodadi yang telah bersedia menjadi informan.

9. Istri, anak-anakku dan segenap keluarga tercinta yang telah memberi dukungan materiil dan spirituil.

10. Rekan-rekan mahasiswa Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi dukungan semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu dan telah membantu hingga proposal tesis ini dapat selesai.

Seperti pepatah klasik tak ada gading yang tak retak, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, begitu juga proposal tesis ini masih banyak


(16)

commit to user 16

kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis mohon saran guna perbaikan proposal tesis ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh.

Purwodadi , September 2010


(17)

commit to user 17 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral pada pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psikososial-Spiritual yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik pelayanan dalam keadaan sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses – proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri ( PPNI, 1999 ).

Praktik keperawatan menurut American Nurse Association ( ANA ) adalah perlakuan terhadap kompensasi pelayanan profesional yang memerlukan pengetahuan khusus tentang ilmu biologi, fisika / ilmu alam, perilaku, psikologi, sosiologi dan teori keperawatan sebagai dasar untuk mengkaji, menegakkan diagnosa, melakukan intervensi dan evaluasi dalam upayanya meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, penemuan dan pengolahan masalah kesehatan, cidera atau kecatatan, pemertahanan fungsi optimal atau meninggal dengan nyaman. Praktik keperawatan termasuk tidak terbatas pada


(18)

commit to user 18

administrasi, pendidikan, konseling, supervisi dan evaluasi dan pelaksanaan penatalaksanaan medis, termasuk pemberian obat dan penanganan sesuai dengan pesanan orang yang sah.

Pelayanan keperawatan sebagai inti dari pelayanan kesehatan menurut Gillies (1996) diperkirakan 40–60% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan. Dalam melaksanakan peran sebagai pelaksana dan pengelola pelayanan, perawat harus dapat mengembangkan bentuk pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Diberlakukannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 2000 tentang Perlindungan Konsumen maka perawat sebagai pemberi jasa dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang ditentukan. Salah satu upaya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah dengan meningkatkan sumber daya keperawatan dan manajemen keperawatan. Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak Rumah Sakit Umum Daerah belum mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas. Mengingat keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber daya perawat di Indonesia ( Siswono, 2002 ).

Pelayanan keperawatan merupakan jantungnya rumah sakit.

Keperawatan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit sehingga pelayanan keperawatan menjadi cermin keberhasilan pelayanan rumah


(19)

commit to user 19

sakit pada umumnya. Keberhasilan pelayanan rumah sakit ditentukan dari kinerja perawat dalam memberi pelayanan kepada pasien. Untuk mendapat hasil kinerja yang optimal maka faktor-faktor yang mempengaruhinya harus diperbaiki. Menurut Hasibuan ( 2001 ) salah satu faktor tersebut adalah sikap kerja. Sikap kerja merupakan kondisi psikologis seseorang yang mendorong untuk bekerja. Apabila sikap kerjanya baik maka kinerjanyapun akan baik. Oleh karena itu sikap kerja perawat di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi perlu dibina untuk menuju etos kerja produktif.

Semakin banyaknya institusi pendidikan kesehatan, ini merupakan tuntutan bagi institusi pendidikan kesehatan untuk mampu bersaing dalam peningkatan mutu lulusan sehingga lulusan ini dapat diterima stakeholder.

Stakeholder merupaka pemakai dari product yang di ciptakan oleh institusi

pendidikan, ini berarti suatu institusi pendidikan harus memenuhi standar yang diinginkan oleh stakeholder. Sehubungan dengan ini akan lakukan penelitian kwalitas lulusan STIKES An – Nur untuk mengetahui apakah prases pembelajaran yang selama ini di jalankan telah mampu memenuhi standar minimal yang di harapkan oleh stakeholder.

Studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi didapatkan jumlah perawat 228, yang tersebar dalam 15 ruang rawat inap dan IGD, dari 228 perawat yang ada di RSUD tersebut terdapat 18 ( 7,9% ) perawat lulusan dari prodi DIII keperawatan STIKES An Nur purwodadi. Penilaian kinerja perawat pelaksana menurut


(20)

commit to user 20

persepsi kepala di beberapa ruang di RSUD dengan didasarkan pada penilaian

tangibles, Realibility, responsiveness, assurance, emphaty, didapatkan hasil

sekitar 6 % kinerja perawat jelek, 69 % sedang, 25% baik.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi berawal dari Akademi Keperawatan An – Nur Purwodadi yang berdiri berdasarkan SK Menkes RI nomor : HK.00.06.1.3.0352 pada tanggal 12 Maret 1996 dan pada tahun 2006 telah berkonversi menjadi STIKES An – Nur Purwodadi sesuai dengan SK Mendiknas RI No. 54/D/0/2006 dan telah mempunyai 3 program studi yaitu program studi Diploma III Keperawatan, Diploma III Kebidanan dan Strata I Keperawatan.

B. Fokus Masalah

1. Bagaimana kualitas lulusan DIII keperawatan Stikes An-Nur

Purwodadi?

2. Bagaimana kualitas pelayanan lulusan di Rumah Sakit Umum dr. Soedjati Purwodadi ?

a. Tangibles

b. Realibility

c. Responsiveness,

d. Assurance,


(21)

commit to user 21

3. Bagaimana prestasi kinerja yang telah dicapai ? 4. Bagaimana hambatan lulusan dalam bekerja? C. Rumusan Masalah

Bagaimana Kualitas perawat lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi dan kinerjanya di tempat kerja ( studi kasus di rumah sakit umum daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi )?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Tujuan Umum penelitian ini untuk mengetahui kualitas dan kinerja tenaga keperawatan lulusan dari Progdi Diploma III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi dan kinerjanya di RSUD dr. Soedjati Purwodadi.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mendiskripsikan Kualitas Lulusan progdi D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi

b. Untuk mendiskripsikan kualitas pelayanan lulusan Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi

c. Untuk mendiskripsikan kurikulum yang tidak relevan di Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi yang menjadi harapan


(22)

commit to user 22

d. Untuk mendiskripsikan kemampuan atau skill yang belum diajarkan di Progdi D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi.

e. Untuk mendiskripsikan hambatan lulusan dalam kinerjanya. f. Untuk mendeskripsikan prestasi kinerja yang dicapai. E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengembangan ilmu pengetahuan tentang kualitas lulusan tenaga keperawatan yang diharapkan oleh Stakeholder

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian di bidang pendidikan kesehatan sebagai bahan masukan dalam pembelajaran terhadap mahasiswa dan Institusi pendidikan.

2. Praktis

a. Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan masukan bagi institusi STIKES An – Nur Purwodadi sebagai usaha dalam peningkatan mutu lulusan.

b. Sebagai bahan acuan / masukan penelitian selanjutnya dalam peelitian dalam rangka untuk peningkatan mutu lulusan dalam rangka meningkatkan pendidikan keperawatan


(23)

commit to user 23 BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

A. Kajian Teori 1. Konsep Kualitas

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan

memaksimalkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan

meminimalkan atau meniadakan pengalaman yang kurang menyenang. Pada giliranya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan (


(24)

commit to user 24

Tjiptono, 1996 ). Pengertian Kualitas dapat pula dibedakan menurut pandangan produsen dan konsumen ( Parasuraman dan Berry, 1990 ).

Definisi kualitas menurut Produsen adalah kesesuaian terhadap spesifikasi, dalam hai ini produsen memberikan toleransi tertentu yang dihasilkan. Sedangkan dari sudut pandang konsumen, kualitas berarti nilai, yaitu seberapa baik suatu produk atau jasa menyajikan tujuan yang dimaksud oleh konsumen. Selain itu kualitas juga berarti kesesuaian dalam penggunaan, yaitu seberapa baik atau berkualitasnya suatu produk, dalam hal ini ada 3 aspek yang diperhatikan konsumen dalam menilai kualitas yaitu meliputi perangkat keras yang berupa wujud fisik atau peralatan pendukung produk atau jasa dan kesan secara psikologis.

2. Kualitas Pelayanan

Kualitas sumber daya manusia tidak terlepas dalam suatu organisasi, para manajer idealnya merencanakan kriteria sumber daya manusia seperti juga mereka merencanakan sumber – sumber lain. Mereka mencoba memastikan bahwa mereka mempunyai tenaga yang cukup ditempat yang benar – benar pada saat yang tepat untuk melaksanakan rencana strategi organisasi. Mereka sadar bahwa kualitas sumber daya manusia yang berkualitas akan mempengaruhi rencana perusahaan. Jika dianggap ada kekurangan dalam keahlian, maka dipikirkan strategi untuk mengatasinya, misalnya cara kerja yang lebih efektif dan fleksibel.


(25)

commit to user 25

Kualitas jasa lebih sulit untuk dipahami di bandingkan dengan kualitas barang. Hal ini disebabkan karena keduanya memiliki kinerja yang berbeda. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu : expecied service dan perceived service ( parasunaman, 1990 ). Apalagi jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas dipersepsikan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas barang dipersepsikan ideal. Sebaliknya, jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian,baik tidaknya kualitas pelayanan bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia pelayanan, melainkan berdasar dari persepsi konsumen. Menurut Parasuraman (1990 ) faktor – faktor yang mempengaruhi harapan konsumen, antara lain :

a. Komunikasi dari mulut ke mulut

Pengaruh ini timbul dari pada apa yang di dengar oleh konsumen dari konsumen lain. Komunikasi ini merupakan faktor yang cukup potensial karena konsumen biasanya cenderung mempercayai konsumen lain yang pernah mencoba produk jasa tersebut.

b. Keinginan perseorangan

Pengaruh yang kedua ini merupakan pengaruh yang kuat, karena konsumen mengharapkan sesuatu pada dasarnya dipengaruhi oleh kebutuhan pribadinya yang biasanya tergantung pada karakteristik dan keasaan pribadi.


(26)

commit to user 26 c. Pengalaman masa lalu

Pengalaman pada waktu sebelumnya juga berpengaruh pada pengharapan konsumen. Pada umumnya semakin berpengalaman, semakin rendah harapan konsumen akan keramahan dan kesantunan, tetapi semakin tinggi harapanya akan kompetisi dan efektivitas kerja perusahaan.

d. Komunikasi eksternal

Komunikasi memegang peranan penting dalam membentuk pengharapan konsumen, misalnya efektivitas kerja perusahaan. Harapan pelanggan bisa tidak terpenuhi karena beberapa sebab, diantaranya pelanggan yang keliru mengkommunikasikan jasa yang diinginkan,

pelanggan keliru menafsirkan signal – signal perusahaan,

miskomunikasi rekomendasi dari mulut ke mulut, miskomunikasi penyediaan jasa oleh pesaing dan kinerja karyawan atau produk jasa yang buruk.

Kualitas jasa yang diberikan pada konsumen, maka perlu dilakukan pengukuran kualitas jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. SERQUAL, yang dikembangkan oleh Parasuraman ( 1990 ), digunakan untuk mengukur kualitas produk jasa didasarkan pada dimensi – dimensi :


(27)

commit to user 27

a. Penampilan fisik ( tangible ) meliputi penampilan fasilitas fisik gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

b. Keandalan atau Profesinalisme ( reliability ) yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan secara akurat, tepat dan dapat dipercaya.

c. Daya tanggap ( responsiveness ) yaitu respon atau kesiagapan dalam membantu pelanggan dan memberikan palayanan yang cepat dan tanggap, meliputi : kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan atau pasien.

d. Jaminan ( assurance ) yaitu meliputi kemampuan karyawan atas : pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahan tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamaman dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi : 1) Kompentensi ( competence ), artinya ketrampilan dan pengetahuan

yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan. 2) Kesopanan ( courtesy ), yang meliputi keramahan, perhatian dan


(28)

commit to user 28

3) Kredibilitas ( sredibility ), meliputi hal – hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagaiya.

e. Empati (emphaty ) yaitu perhatian individu yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.

Dimensi ini merupakan penggabungan dari dimensi :

1) Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang

ditawarkan perusahaan.

2) Komunikasi merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk

menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan.

3) Pemahaman kepada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.

3. Perawat

Menurut Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia ( biologis, psikologis, sosial dan spiritual ) yang dapat ditujukan kepada individu,


(29)

commit to user 29

keluarga atau masyarakatdalam rentang sehat – sakit ( A.A.A. Hidayat, 2008 ). Sedangkan peran perawat menurut ( Mubarak, 2009 ) meliputi:

a. Client advocate

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam mengintepretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lian, khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien. Perawat juga berperan untuk mempertahankan dan melindungi hak – hak pasien yang meliputi : hak pelayanan yang sebaik – baiknya hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

b. Conselor

Peran ini berfungsi perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi pelayanan keperawatan yang diberikan.

c. Educator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatannya, gejala penyakit, dan tindakan yang diberikan. Sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan.


(30)

commit to user 30

d. Collaborator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri atas dokter, fisioterapi, ahli gizi, radiologi, laborat, dan petugas lain. Perawat dapat berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan , termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

e. Coordinator

Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan yang lain

f. Change agent

Perencanaan kerjasama dan perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan

g. Consultan

Sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang diberikan.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasar latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan, perumusan masalah dan landasan teoritis dapat diketahui bagaimana kualitas lulusan D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, bagimana kinejanya ditempat kerja, adanya kurikulum yang belum atau tidak relevan bagaimana ketrampilan atau


(31)

commit to user 31

skill lulusan, adanya ketrampilan yang belum diajarkan dan bagaimana hambatan – hambatanya.

Penilaian terhadap kualitas mutu lulusan yang ditinjau melalui kualitas lulusan dan pengendalian mutu di institusi pendidikan, mutu tenaga keperawatan terhadap kepuasan pelayanan atau kinerjanya ditempat kerja menurut Parasuraman 1990, menggunakan lima dimensi yaitu : penampilan fisik, keandalan atau profesionalisme, jaminan, empati, dan daya tanggap. Kelima dimensi tersebut disebut SERVQUAL. Dalam penelitian ini, akan melihat persepsi pengguna jasa mengenai kualitas tenaga keperawatan yang diharapkan, dari lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi dan kinerjanya ditempat kerja.

Secara garis besar kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut :

Hambatan

Kualitas kinerja di Rumah Sakit


(32)

commit to user 32

Gambar 1. Kerangka berpikir

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN Kurikulum

- Tangibles - Realibility - Responsiveness - Assuranc, - Emphaty

- Ketrampilan yang dimiliki

- Kurikulum yang diberikan - Prestasi belajar

- Prestasi para lulusan

Prestasi kerja Prestasi belajar


(33)

commit to user 33 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi atau setting penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah RSUD dr. Raden Soedjati Purwodadi dengan waktu pelaksanaan selama 4 bulan di mulai pada saat penyusunan proposal penelitian sampai penyempurnaan laporan, dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2010.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam peneliatian ini, yang lebih menekankan pada masalah proses dan makna ( persepsi ) maka jenis penelitian yang terbaik adalah deskriptif kualitatif.

Penanganan metode kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk lebih menggali data sehingga dapat diketahui bagaimana kualitas tenaga keperawatan lulusan STIKES An-Nur Purwodadi secara mendalam terhadap para lulusan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati purwodadi.

2. Strategi Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih menekankan pada masalah kualitas lulusan dan kualitas pelayanan, maka jenis penelitian dengan strateginya yang terbaik adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif


(34)

commit to user 34

dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga dari pada sekedar pertanyaan jumlah ataupun frekwensi dalam bentuk angka.

Strategi yang digunakan adalah studi kasus dan karena lokasi studi maupun subyek penelitiannya terarah pada sasaran dengan satu karakteristik yaitu menggunakan satu instansi kesehatan yang berada di Purwodadi dan responden yang jumlahnya lebih dari satu orang.

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini digolongkan dalam penelitian evaluasi karena penilitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas lulusan STIKES An – Nur Purwodadi kepada mahasiswa yang sudah menjadi lulusan dan bekerja di institusi kesehatan tersebut. Selain itu, karena permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam proposal ini.

C. Sumber data

Jenis sumber data menurut Sutopo ( 2002 ) adalah sebagai berikut :

1. Nara Sumber (informan)

Jenis sumber data yang berupa data yang berupa manusia pada umumnya dikenal sebagai informan. Istilah tersebut sangat akrab digunakan dalam penelitian kualitatif.


(35)

commit to user 35

Penelitian kualitatif posisi informan sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasi.

Sumber data yang dipilih menggunakan perspektif fonemik, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti tidak bisa memaksakan kehendak untuk mendapatkan data yang diinginkan. Sumber data/ informan dalam penelitian ini adalah lulusan DIII Keperawatan Stikes An – Nur Purwodadi, teman sejawat, kepala ruang dan kepala bidang keperawatan.

2. Peristiwa atau aktivitas

Data atau informasi juga akan dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti akan bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara berlebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data memang sangat beragam, dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertentu ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja.


(36)

commit to user 36

Berbagai permasalahan memang memerlukan pemahaman lewat kajian terhadap perilaku atau siap dari para pelaku dalam lewat kajian terhadap perilaku atau sikap dari pada pelaku dalam aktifitas yang dilakukan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan hanya lewat kajian terhadap perilaku atau sikap dari para pelaku dalam aktivitas yang dilakukan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan hanya lewat informasi yang diberikan oleh seseorang atau dari catatan-catatan yang ada mengenai aktivitas tertentu. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua peristiwa bisa diamati secara langsung, kecuali ia merupakan aktivitas yang masih berlangsung pada saat penelitian dilakukan. Banyak peristiwa yang hanya terjadi satu kali, atau hanya berjalan dalam jangka waktu tertentu dan tidak terulang kembali. Dalam hal semacam ini, kajian lewat peristiwa secara langsung tidak bisa dilakukan, kecuali lewat cerita narasumber, atau dokumen rekaman dan gambar bila ada.

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis ( tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu ). Jika merupakan catatan lapangan yang bersifat formal dan terencana dalam organisasi, ini cenderung disebut pasif. Namun keduanya bisa dikatakan sebagai suatu


(37)

commit to user 37

rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat secara baik dimanfaatkan sebagai sumber data dalam penelitian.

D. Teknik Sampling

Tehnik pengambilan sampling pada penelitian ini dengan tehnik Purposive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Menurut Lincoln dan Guba ( 1985 ), dalam Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R. D ( 2010 ) sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Ciri – ciri khusus PurposiveSampling yaitu :

1. Emergentes sampling design / sementara, yaitu dengan mengambil informan sementara teman sejawat atau alumni lulusan.

2. Serial selection of sample units / menggelinding seperti bola salju ( snow ball ), yaitu setelah mengambil informan sementara kemudian informasi tersebut di perluas dengan mencari informasi yang lebih luas lagi ke informan yang lebih banyak .

3. Continous Adjustment or focusing of the sample / disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu dengan mencari informan yang benar – benar bisa memberikan informasi yang kita butuhkan


(38)

commit to user 38

4. Selection to the point of redundancy / dipilih sampai jenuh. Dari sekian banyak informan dipilih informan yang benar – benar dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai natural setting ( kondisi alamiah ), berbagai sumber ( sumber data primer dan sekunder ) dan berbagai cara.

Secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data, yaitu oservasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan / triangulasi.Pada penelitian kualitatif, pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta

(participan observation ), wawancara mendalam ( in dedth interview ) dan

dokumentasi.

Macam – macam teknik pengumpulan data :

1. Pengumpulan data dengan observasi.

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.


(39)

commit to user 39

Sanafiah Faisal (1990 ) dalam Sugiono ( 2007 ) mengklasifikasikan observasi menjadi berpartisipasi ( participant

observation, yang terbagi menjadi empat, yaitu pasif participation ,

moderate participation, active participation, dan complete

participation ). Observasi yang secara terang – terangan dan tersamar (

over observation dan covert observation ), dan observasi tak

berstruktur ( instructured observation ).

Peneliti melakukan pengamatan terhadap lulusan dengan observasi tersamar. Teknik digunakan untuk menghindari penilaian objektif atau lulusan melakukan pekerjaan dengan baik karena lulusan mengetahui bahwa lulusan akan diobservasi.

b. Manfaat observasi

1) Peneliti mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif.

2). Dapat menemukan hal – hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh informan dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ditutupi.

3). Dapat menemukan hal – hal diluar informan.


(40)

commit to user 40

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti tapi juga bila peneliti ingin mengetahui hal – hal mendalam dari informan. Macam – macam wawancara adalah : wawancara terstruktur, wawancara semi struktur, wawancara tak berstruktur.

Pelaksanaan wawancara dilakukan pada lulusan, dengan teknik wawancara tak berstuktur. Sedangkan wawancara pada unsur pimpinan dilakukan dengan teknik terstruktur.

3. Pengumpulan data dengan dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang. Pengumpulan data dokumentasi ini berhubungan dengan kinerja, prestasi, ketrampilan dan hambatan para lulusan.

4. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.


(41)

commit to user 41 a. Transkripsi.

b. Pengorganisasian data.

c. Pengenalan dan

d. Koding.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview ( wawancara ) kepada informan atau responden.Jenis interview yang digunakan peneliti adalah wawancara semi terstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam katagori in – deph interview, yaitu dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.Tujuan dari teknik ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat,dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Selain interview dalam pengumpulan data peneliti juga melakukan observasi baik secara terus terang atau tersamar,dalam hal ini peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian,jadi yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti, tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi,hal ini dilakukan untuk menghindari kalau suatu saat data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan,kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang,maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi. Selain teknik observasi dan wawancara ,bila terdapat dokumen dari informan maka hal tersebut juga akan dipakai sebagai pelengkap dalam teknik pengumpulan data.


(42)

commit to user 42 F. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali dilapangan dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan bukan hanya untuk kedalaman dan kemantapannya tetapi juga bagi kemantapan dan kebenarannya. Ketepatan dan kemantapan data tersebut tidak hanya tergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulan data, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data. Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian. Pengembangan validitas ( kesahihan ) data penelitian dapat dilakukan berbagai cara, antara lain teknik triangulasi, review informan kunci dan juga member check. Untuk mengembangkan realibilitas penelitian, juga terdapat beberapa cara atau teknik.

Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Triangulasi data diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergen ( meluas ), tidak konsisten atau kontradiksi, dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti, dengan triangulasi akan lebih


(43)

commit to user 43

meningkatkan kekuatan data bila dibandingkan dengan satu pendekatan. Selain cara pengembangan validitas penelitian, reliabilitas juga sebagai pendukung kekuatan penelitian.

G. Teknik Analisa Data

Proses analisis penelitian kualitatif bersifat induktif, dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, seperti pengamatan, wawancara, dokumentasi, diskusi kelompok terfokus, dan melakukan beragam teknik refleksi bagi pendalaman dan pemantapan data. Semua data dan informasi yang diperoleh dianalisis. Setiap data yang diperoleh akan dikomparasikan, setiap unit atau kelompoknya untuk melihat keterkaitan sesuai dengan tujuan penelitian. Pemantapan dan pendalaman data, proses yang dilakukan selalu dalam bentuk siklus, sebagai usaha verifikasi. Teknik yang digunakan dalam proses analisis dengan menggunakan model analisis ini interaktif ( Miles dan Huberman, 1984 ). Model analisis ini, meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan – catatan lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data hingga kesimpulan dan verifikasi. Bagian kedua dari analisis adalah penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang


(44)

commit to user 44

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, yang ditampilkan dalam bentuk teks naratif. Bagian terakhir dari analisis adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda – benda, pola – pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab – akibat, dan proposisi.

Gambar 2. Siklus analisis data kualitatif ( Miles dan Huberman 1984 ) Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian Data

Penarikan Simpulan / verifikasi


(45)

commit to user 45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Seting Lokasi Penelitian

1. Profil Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Soedjati Purwodadi Kabupaten Grobogan dengan status kepemilikan pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang direktur dr. Iman Santoso, MM, M.Kes dan tergolong dalam kelas rumah sakit tipe B Non Pendidikan. Luas tanah RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi 32.180 m2, luas bangunan lama 15.749 m2 dan bangunan baru 975 m2 dengan jumlah bangunan 33 buah gedung ( Profil RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi, 2010 ).

2. Visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi ( profil RSUD dr. R Soedjati Purwodadi, 2010)

a. Visi

Menjadi Rumah Sakit rujukan yang mampu memberikan pelayanan kesehatan secara manusiawi, simpatik untuk kepuasan pelanggan. b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

2) Mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan


(46)

commit to user 46 c. Budaya kerja

1) BERSEMI

Bersih : Meliputi kebersihan lingkungan perseorangan baik badan, pakaian maupun perilaku serta kebersihan lingkungan dan tempat kerja

Sehat : Meliputi kesehatan jiwa dan raga serta memberikan

kateladanan perilaku hidup sehat

Mantap : Dalam arti profesional, mantap administrasi dan kerjasama antar pribadi dan bagian

Indah : Menciptakan keindahan baik penampilan fisik

tempat kerja maupun pribadi selaku pelayanan masyarakat

2) SIMPATIK

a) Selalu senyum dan bertegur sapa b) Integrasi pelayanan ( cepat, tepat, baik )

c) Mantap administrasi termasuk rekam medisnya

d) Profesional SDM nya

e) Akurat diagnosan dan therapinya f) Tanggap terhadap keluhan dan situasi g) Ikhlas karena tugas merupakan ibadah

h) Kepuasan pelanggan di utamakan


(47)

commit to user 47

1. Kualitas Lulusan Progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi

Secara umum ruangan rawat inap RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi Kabupaten Grobogan terdapat 14 rawat inap dan 1 ruang IGD merupakan ruang pelayanan kesehatan yang tergolong dalam pelayanan penunjang. Dalam bidang jadwal pelayanan untuk pendaftaran Instalasi Rawat Darurat dan Rawat Inap buka selama 24 jam. Jumlah tenaga tenaga di ruang inap maupun IGD kurang lebih 16 perawat 2 dokter jaga ruangan dan dokter spesialis. Jumlah perawat di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi Kabupaten Grobogan terdapat 228 perawat, 18 perawat madya lulusan dari program studi D-III keperawatan An – Nur Purwodadi yang tersebar dalam 13 ruangan. Prestasi Perawat lulusan yang mempunyai prestasi akademik yang bagus hanya sebagian kecil yaitu yang mempunyai IPK lebih dari 3.00 terdapat 5 perawat, dengan IPK tertinggi 3.34. Sedangkan IPK terendah 2.74, dengan nilai IPK rata- rata 2.94 ( dengan kategori memuaskan) Untuk Lebih memberikan gambaran secara jelas dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil angket pendahuluan kualitas perawat lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di RSUD Purwodadi.

No Nama Ruang J

K

IPK Tahun

Lulus

Mulai Bekerja

Ket


(48)

commit to user 48

2. Wartini Bougenv

il

P 2.60 2000 2010

3. Yeni R Cempaka P 2.83 2003 2004

4. Dwi Anita Dahlia P 3.15 2004 2010

5. Dwi ari W Flamboy

an

L 3.10 2008 2010

6. Bambang S Gladiol L 2.75 2000 2001

7. Habibi Gladiol L 2.96 2004 2009 Lama

pendidi kan 4 tahun

8. Ali Sholikin Hemodia

lisa

L 3.34 2001 2002

9. Ahmad

Yani

Kemunin g

L 3.04 2004 2007

10. Yoyok Mawar L 2.93 2005 2007

11 Endang Sri

w

Mawar P 2.87 2001 2002

12. Fuk Zahrotun

Mawar P 2.85 1999 2002

13. Karlina Nusa

Indah

P 2.78 2002 2007

14. Tri Tunggal Seroja P 3.05 2004 2007

15. Cicih Seroja P 3.03 2004 2007

16. Ulfa M Teratai I P 2.74 2000 2007

17. Isnin Teratai I P 2,93 2002 2009

18. Yupri Tamtomo

Teratai II L 2.95 1999 2002


(49)

commit to user 49

JK : Jenis Kelamin

P : Perempuan

L : Laki – laki

IPK : Indeks Prestasi Kumulatif

2. Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan lulusan Hasil dari angket pendahuluan pada para lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di RSUD dr. Raden Soedjati Purwodadi didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil angket pendahuluan kualitas pelayanan perawat lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di RSUD Purwodadi

No Nama Ruang Kualitas kinerja ( scoring ) Jml

Tangibl es

Reabil ity

Respo nsiven ess

Assuranc e

Emph aty

1. Ira S Anggrek 3 3 3 3 3 15

2. Wartini Bougenvil 3 3 3 3 3 15


(50)

commit to user 50

4. Dwi Anita Dahlia 3 3 3 3 4 16

5. Dwi Ari W Flamboyan 3 3 3 3 3 15

6. Habibi Gladiol 3 3 3 3 3 15

7. Bambang S Gladiol 3 3 3 3 3 15

8. Ali Sholikin Hemodialisa 3 3 4 3 3 16

9. AhmadYani Kemuning 3 3 3 3 3 15

10. Yoyok Mawar 3 3 3 3 3 15

11 Endang Sri

W

Mawar 3 1 4 3 3 14

12. Fuk Z Mawar 3 3 3 3 3 15

13. Karlina Nusa Indah 3 3 3 3 3 15

14. Tri Tunggal Seroja 3 3 4 4 4 18

15. Cicih Seroja 3 3 3 3 3 15

16. Ulfa M Teratai I 3 3 3 3 3 15

17. Isnin Teratai I 3 3 3 3 3 15

18. Yupri Tamtomo

Teratai II 3 4 3 4 4 18

Keterangan :

Penilaian 1 : Sangat kurang 2 : Kurang 3 : Baik 4 : Sangat baik

Kualitas kinerja didapatkan garis besar bahwa para lulusan terhadap kualitas perawat D-III keperawatan secara umum mencakup dimensi kualitas sesuai dengan SERVQUAL, sebagai berikut :


(51)

commit to user 51

Merupakan penilaian dari penampilan dari fasilitas fisik, peralatan, personal dan alat komunikasi, penilaian jika dinilai oleh diri merupakan penilaian yang berorientasi pada diri sendiri, tetapi penilaian ini kita hubungkan dengan alat bukti terhadap perawat tersebut. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa penilaian terhadap

Tangibles adalah baik. Dengan dasar tabel 2 tersebut dilakukan

wawancara, dan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan para lulusan menilai penampilan dirinya baik dan tidak mau dikatakan sangat baik, para lulusan menyadari masih terdapat kebiasaan yang kurang baik, penampilan mereka kadang tidak sesuai dengan ketentuan atau aturan yang ada dan menjadi kebiasaan yang tidak disadari oleh para lulusan, sebagai contoh para lulusan kadang tidak membawa sepatu dalam menjalankan tugas para lulusan di rumah sakit. Perbaikan yang penting untuk para lulusan adalah dengan menambahkan mata kuliah etika keperawatan.

“Baik, dalam artian tidak kurang, tidak terlalu baik, kenapa saya memilih baik karena kadang saya berangkat kerja tidak membawa sepatu, semestinya kan harus memakai sepatu, kalau tidak memakai sepatu itu terasa lebih luweslah, ini biasanya pada piket siang atau pada piket malam, kalau pada piket pagi yang wajib memakai sepatu” CL1

” Karena saya juga mempunyai pekerjaan sambilan didesa, jadi sering rapat sampai malam, jadi waktu saya habis, sebagi contoh saya piket siang pulang kantor jam 21.00 WIB malam, sampai rumah jam 21.45 WIB, terus kalau ada rapat nanti bisa sampai jam 02.00 WIB, padahal besuk saya harus kerja piket pagi, jadi kadang saya tidak sempat mandi di rumah, kadang juga saya


(52)

commit to user 52

piket mblabas dari piket siang mblabas ke piket malam, jadi untuk penampilan fisik saya menyadari masih kurang” CL2

“Karena sangat baik berarti penampilannya harus klimis, rambut slalu berminyak, potongan rambut yang selalu rapid an bagus. Kenapa baik karena saya merasa peampilan saya sudah rapi, dilihat sudah enak, tetapi kadang pakaian saya kurang rapi, potongan rambut saya tidak minyakan, biasanya pada saat piket siang, malah tidak memakai sepatu” CL4.

“Kalau pas hujan, dari rumah tidak membawa sepatu karena takut basah, jadi biar simpel tetapi juga kalau ketahuan petugas control dimarahi juga” CL4.

b. Realibility

Realibility merupakan kemampuan perawat untuk

menunjukkan pelayanan yang dijanjikan dengan baik dan akurat, yang meliputi ketepatan waktu, kedisiplinan terhadap aturan, kemampuan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan / tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan, terampil dan mampu bekerja dengan cepat dan tepat. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa penilaian terhadap

Realibility secara umum adalah baik, tetapi terdapat satu lulusan yang

melakukan penilaian tersebut adalah sangat kurang. Untuk memperjelas tabel diatas dilakukan wawancara, dan dari wawancara dengan sejumlah lulusan dari D-III Keperawatan An - Nur Purwodadi ini dalam menunjukkan pelayanannya terhadap klien atau pasien. Dari hasil wawancara didapat hasil bahwa lulusan ini dalam memberikan pelayanan sudah baik, bisa tepat waktu, kurang dalam melaksanakan


(53)

commit to user 53

displin terhadap aturan, dalam memberikan tindakan keperawatan sudah baik dan sudah mampu dalam bekerja dengan cepat dan tepat. Wawancara yang dilakukan kepada lulusan yang menilai kemampuan perawat dalam menunjukkan pelayanan kurang baik dan akurat dikarenakan kurangnya keinginan untuk belajar dan memperbaharui ilmu yang telah didapatkan, sehingga merasa kurang percaya diri.

“Kalau telat biasanya kalau memang ada acara yang sangat penting dan terlebih dahulu ijin pada kepala ruang jika piket pagi atau konfirmasi pada teman apabila sedang piket siang atau piket malam. Kalau saya berangkat waktunya saya tepatkan pada jam dinas seumpama piket siang jam 14.00 saya biasanya tepat jam 14.00 , paling kurang 2 menitan, sebenarnya sih diharapkan datang sebelum jam piket nantikan bisa operan jaga terlebih dahulu dengan tim yang sebelumnya” CL 1

“Saya selalu mengikuti dan menjalankan peraturan, walaupun katanya aturan itu dibuat untuk dilanggar”CL1. “Dalam bekerja sehari – hari kadang saya terlambat masuk kerja biasa orang yang bekerja di institusi pemerintah selalu banyak yang terlambat, tetapi terlambat saya tidak lebih dari 15 menit, biasanya saya calling terlebih dahulu dengan teman jaga saya bahwa saya terlambat, nanti gantian kalau waktu pulang teman saja kalau mau pulang dahulu tidak apa – apa asal pasien diruangan itu dalam kkondisi yang bagus” CL2

“Kalau masalah tindakan saya selalu bekerja sama dengan tim yang lain karena kita berada di ruang inap jadi perawat yang jaga pasti lebih dari satu dan kita membagi tugas”CL2.

“Selalu tepat waktu, kebetulan saya di ruang

Hemodialisa, jadi harus tepat waktu, ruang ini terhitung perawatnya kurang” CL3.

“Saya lebih cenderung ke fleksibel, sebagai contoh kadang kalau saya piket sore atau malam saya tidak memakai sepatu atau bahkan tidak memakai pakaian


(54)

commit to user 54

resmi perawat, sayang kalau piket malam kalau pake pakaian putih – putih nanti cepat lusuh, tetapi kebetulan saya kan di ruang ICU atau HD jadikan nanti pake pakean dinas ICU” CL3.

“Kemampuan dalam membuat asuhan keparawatan kalau di ICU pada awal –awal masih kesulitan karena saya merasakan diteori dengan protab yang ada di rumah sakit itu berbeda CL3.

“Ketrampilan yang saya miliki setelah lulus saya merasa kurang, saya lebih banyak belajar setelah saya bekerja, untuk saat ini saya harus terampil dan saya kira saya mampu untuk itu” CL3.

“Yang terpenting menurut saya dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prinsip dan mampu melakukan tindakan tersebut sebaik mungkin”CL3

“Saya selalu tepat waktu, saya tidak pernah telat, saya selalu datang sebelum jamnya, maksudnya kalau seumpama jam kantor mulai jam 07.00 saya selalu datang sebelum jam 07.00 CL4.

Kalau aturan secara tertulis saya pasti selalu ikuti, kalau peraturan yang tidak tertulis saya sesuaikan dengan sikon” CL4

“Kalau kemampuan asuhan keperawatan saya merasa kurang, kadang pada kasus – kasus tertentu atau kasus yang jarang ditemui saya masih membuka buku dan biasanya bertanya pada yang sudah senior” CL4.

“Kalau saya menilai diri sendiri ya sudah cukup, tetapi setelah saya mengikuti pelatihan PPGD saya lebih percaya diri’CL4.

“Kalau tepat harus tetapi kalau cepat saya lebih cenderung merasa seperti kemprungsung, jadi saya bekerja tepat dan berhati – hati dalam melakukan tindakan, karena yang kami hadapikan nyawa”CL4. “La itu mas, saya sebenarnya sudah kerja selama 8 tahunan di rumah sakit ini, saya masih merasa harus banyak belajar banyak lagi, karena ilmu yang saya


(55)

commit to user 55

dapatkan waktu saya masih kuliah itu menurut saya banyak yang berbeda dengan sekarang, barang kali karena saya malas belajar dan kurang informasi. Karena itu saya merasa kurang mampu” CL5.

“Ya tadi mas, sebenarnya kalau saya menilai lulusan An – Nur secara umum ketrampilannya sudah bagus, tetapi karena saya orangnya malas belajar makanya saya sekarang merasa ketinggalan dengan yang lain” CL5.

c. Responsiveness

Responsiveness merupakan kemampuan perawat dalam

menolong dan memberikan pelayanan yang baik, yang meliputi cepat tanggapnya perawat dalam memberikan pertolongan pada klien dan memberikan pelayanan, kemampuan perawat dalam mengambil keputusan kondisi yang tidak biasa. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa penilaian terhadap Responsiveness dari 18 lulusan yang dengan penilaian baik sebanyak 15 perawat, sedangkan yang melakukan penilaian sangat baik sebanyak 3 perawat. Dari dasar diatas dilakukan wawancara dengan sejumlah lulusan Program studi D-III Keperawatan An – Nur Purwodadi sudah mampu dalam memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat, dalam mengambil keputusan pada situasi – situasi yang darurat sudah mampu dalam mengambil keputusan untuk penanganan gawat daruratnya kemudian untuk tindak lanjutnya berkolaborasi dengan tim kesehatanya lainya sesuai dengan kewenanganya.

“Bisa, sebagai gambaran kita harus mampu melakukan tindakan yang cepat dan tepat pada yang sedang dalam


(56)

commit to user 56

keadaan yang membahayakan maupun cepat datang pada pasien atau keluarga pasien yang memanggil kita kemudian secepatnya melakukan tindakan, jika itu sudah diluar kewenangan kita kita segera konsultasi ke tim yang lain”CL 1.

“Kalau tindakan itu kira – kira kita bisa menyelesaikan mandiri dan masih dalam kewenangan kita akan segera melakukan tindakan, jika sudah diluar kewenangan kita saya segera konsultasi ke tim kesehatan yang lain, sebagai contoh ada pasien yang tiba – tiba sesak saya segera mengambil keputusan untuk segera memberikan oksigen, dan setelah memberikan oksigen kemudian segera konsul ke dokter jaga di UGD” CL 1.

“Kalau dirungan, ini membutuhkan kerjasama tim, saya akan cepat melakukan pertolongan, la coba bayangkan mas jika kita tidak cepat tanggap terhadap kebutuhan pasien, nanti akan pasiene banyak yang meninggal, nanti kita juga yang akan kena masalah, baik masalah hukum maupun beban moral terhadap keluarga maupun Rumah Sakit” CL2.

“Pasti, sebagi perawat yang bekerja untuk orang yang sakit harus mempunyai daya tanggap terhadap situasi , kalau tidak pasien bisa meninggal, apalagi saya bekerja di ruang ICU atau HD, ada perubahan sedikit pada pasien saya harus cepat tanggap karena hubungannya dengan nyawa” CL3.

“Dalam melakukan yang cepat, tergantung, jika menemui kasus – kasus tertentu atau kasus yang jarang saya lebih baiknya bertanya ke senior terlebih dahulu, seperti kasus pada tetanus sewaktu saya masih baru diruang ini saya bertanya ke senior jika ada masalah kejang saya harus bagaimana atau jika ada kegawatan yang lain. Jika pada piket pagi lebih saya utamakan konsultasi ke kepala ruang” CL4.

“Ya saya merasa mampu, tetapi menurut saya karena rutinitas saja, sebagai contoh ada pasien sesak saya

cepat saya berikan oksigen dan kemudian


(57)

commit to user 57

d. Assurance

Assurance ( jaminan ) merupakan pengetahuan dan

kemampuan perawat dalam mempertahankan kepercayaan dan kenyamanan meliputi kompetensi perawat, kemampuan perawat dalam mempertahankan kepercayaan klien, tidak menempatkan klien dalam kondisi bahaya, keramahan, kesopanan. Tabel 2 diatas menunjukan bahwa penilaian terhadap Assurance dari 18 lulusan yang melakukan penilaian kurang 1 perawat, yang melakukan penilaian baik sebanyak 15 perawat dan yang melakukan penilaian sangat baik terdapat 2 perawat. Dari dasar diatas dilakukan wawancara dengan para lulusan dari D-III Keperawatan An - Nur Purwodadi ini dalam Assurance, penilaian kognitif masih kurang, ketrampilan sudah bagus, dalam mempertahankan kepercayaan terhadap pasien bagus, para lulusan untuk mempertahankan kepercayaan lulusan dengan keramahan, kesopanan dan berusaha menghindari rasa trauma pada pasien dengan melayani pasien sebaik mungkin.

“Kalau waktu saya lulus kompetensi menurut saya masih kurang, dengan berjalanya waktu saya sambil belajar dilapangan, untuk saat ini saya sudah bekerja 8 tahun ya InsyaAllah saya sudah merasa kompetensi saya sudah cukup. Tetapi kadang teori yang saya dapat dulu barangkali bayak yang kurang komplet sebagai contoh, kalau kita memasang transfusi darah, dulu

yang saya tahu setelah suhu darah hangat

ditransfusikan, tidak tahu kalau dalam transfuse ini tidak boleh dari 4 jam misalnya, nanti struktur darahnya menjadi rusak dan bisa memfagosit sel darah yang lain, kan ini sangat berbahaya” CL1.


(58)

commit to user 58

“Yang pasti dengan komunikasi, kalau mau

melakukan tindakan selalu melakukan komunikasi terlebih dahulu, namany di rumah sakit pemerintah kalau pasien tidak puas nanti bisa komplain ke mana – mana” CL1.

“Saya lebih mengutamakan pasien, lebih baik sakit dikaki dari pada sakit di hati, saya mengutamakan kepuasan pasien dengan keramahan dan kesopanan, kalau ini tidak dijaga nanti emage rumah sakit menjadi jelek, bentuk yang biasa saya lakukan dengan banyak senyum, lebih dekat dengan keluarga dan pasien, mengajak guyon tetapi ya harus memperhatikan kesopanan, tidak berarti kalau ramah dan sopan ke pasien saya harus munduk – munduk” CL1.

“Kompetensi yang saya punyai saya kira bagus karena ini merupakan pekerjaan saya dan saya harus professional, untuk mempertahankan kepercayaan klien biasanya saya lebih komunikatif terhadap klien, dengan demikian tingkat kepercayaan klien akan tinggi. Kalau kita lebih banyak komunikasi teraupetik dengan klien biasanya klien akan senang”CL2.

“Dengan cara mengasah ketrampilan kita, dengan kita terampil pasien tidak menjadi trauma, sebagai contoh kalau kita mau memasang infus dengan ditusuk vena pasien beberapa kali pasien menjadi trauma dan tidak mau lagi di rawat oleh perawat tadi. Tidak terlalu kemprungsung, situasional terhadap pasien” CL3.

Bentuk dalam menunjukkan keramahan dan

kesopanan cenderung tidak banyak diam atau sebaliknya tidak over action, jadi kalau lebih ke proposional dan lebih ke memandirikan pasien” CL3 “Saya kira cukup, tetapi saya merasa kalau pembelajaran di kampus itu cenderung berbeda dengan di lapangan, berbeda pada penanganan pasien – pasien tertentu, jadi kalau kita pada pasien dalam kegawatan kalau harus melakukan tindakan sesuai dengan teori nanti keburu pasien tambah gawat atau bahkan keburu meninggal” CL 4.


(59)

commit to user 59

“Dengan ngomong sebelum melakukan tindakan dan menjelaskan terlebih dahulu dan dengan melakukan tindakan tidak terlalu cepat – cepat karena kalau cepat – cepat ittu lebih kelihatan kalau kemprungsung” CL4. “Dengan cara berbicara yang enak, tidak marah,

banyak senyum, selalu menyapa setiap mau

melakukan tindakan. Karena stigma perawat pada jaman dahulu itu galak, jadi saya kira itu tidak demikian” CL4.

e. Emphaty

Empaty ( empati ) yaitu caring, perhatian perawat dalam memberikan perawatan pada klien secara individual meliputi komunikasi teraupetik, kemudahan untuk diajak interaksi oleh klien maupun staf lain, penjelasan staf perawat kepada klien dan keinginan dan kemampuan untuk mengerti kondisi pasien. Dari wawancara dengan sejumlah lulusan didapat kesimpulan pada dasarnya para lulusan ini sudah bagus dalam memberikan komunikasi teraupetik, para lulusan melakukan teraupetik sangat bervariasi ada yang mengajak bercanda dengan pasien, pada saat melakukan tindakan ada juga dengan sengaja didatangi untuk memberikan informasi teraupetik. Dalam memberikan rasa empaty terhadap pasien lebih ke situasional, yaitu pada pasien yang memang membutuhkan motivasi.

“Sekali lagi dengan kita dekat dengan pasien dan mengajak guyonan tetapi dengan unsure ada muatan – muatan teraupetik, bisa juga setiap melakuakan tindakan saya selaku berkomunikasi dengan pasien memberi muatan – muatan tentang penyakit yang sedang diderita oleh pasien’ CL1


(60)

commit to user 60

“Saya terhitung sudah senior di bangsal teratai, dan saya dalam berinteraksi dengan staf lain, saya lebih menghormati yang senior ataupun unsure pimpinan dan menghargai yunior saya’CL1

“Dengan mendengarkan dan memberi saran dengan baik pada pasien, sebagai contoh jika ada pasien yang meninggal biasanya keluarga menangis keras bahkan ada yang mengamuk, kemudian keluarga pasien tersebut kita dekati bahwa semua orang pasti akan mengalami yang sama, tetapi kita juga harus menghargai pasien – pasien yang lain yang sedang sakit disini, kami juga paham kalau bapak/ibu pada saat ini merasa kehilangan barangkali saya juga akan berbuat hal ynag sama, tetapi mohon kesadaranya, disini bayak pasien yang lain yang mungkin merasa terganggu” CL1.

“Saya termasuk perawat yang biasa dekat dengan klien, saya lebih banyak komunikasi dengan pasien, pada awal saya bekerja saya malah dianggap saya dikira lebih banyak ngobrol dengan klien, padahal saya melakukan komunikasi teraupetik dengan klien,

jadi klien menjadi senang kalau kita bisa

mendengarkan keluhan klien, padahal dengan kita melakukan perhatian dengan klien akan mempercepat proses penyembuhan pasien” CL2.

“Kalau komunikasi ke pasien melihat – lihat situasi, pada situasi tertentu kita tidak perlu melakukan komunikasi treupetik” CL3.

“Pada pasien yang membutuhkan atau memerlukan motivasi tinggi kita perlu dekati dengan mendengarkan keluhan pasien, tetapi saya tidak suka terlalu empati karena kalau saya terlalu empati akan menjadikan saya ikut stress sendiri dan terbawa sampai ke rumah, ini akan merugikan saya, karena mungkin tipe saya yang memang demikian, untuk itu saya agak menjaga dengan pasien kecuali pada pasien yang memang sangat memerlukan motivasi tinggi” CL3.

“Dengan seiring menyapa, kemudian menjelaskan penyakit atau kondisi pasien sampai mudeng, biasanya pasien atau keluarga sering bertanya bagaimana


(61)

commit to user 61

kondisi pasien atau saudaranya, dan saya menjelaskan sampai tahu, sering juga saya menjelaskan kondisi pasien sampai berkali – kali masih tidak mengerti – mengerti, kadang keluarga lain juga nyambung ikut bertanya karena di ruang Flamboyan ini kan tingkat pendidikanya rendah dan orang tua – tua karena ruang ini termasuk kelas JPS. Misalnya pada penyakit hipertensi makanan apa yang tidak boleh dimakan dan makanan yang baik dikonsumsi” CL4.

“Dengan cara mendengar dan merasakan apa yang dirasakan oleh pasien sebagai contoh kalau saya mau pasang infus saya mengatakan bahwa saya juga pernah diinfus. Bisa juga dengan mendengarkan keluhan

pasien kemudian memberikan motivasi dan

memberikan saran. Pada pasien - pasien baru saya lebih mendengarkan keluhan – keluhan pasien. Tetapi kadang saya cuwek terutama pada anak muda yang menunjukkan cuwek terhadap saya, kalau saya mau empaty pada anak muda tersebut tetapi anak muda tersebut kan tidak mau memberikan umpan balik, jadi saya juga cuwek. Bentuk perhatian yang lain biasanya saya memperhatikan jatah makan yang belum dimakan atau dengan memperhatikan kerapihan tempat tidur” CL4.

3. Kurikulum yang belum diberikan di perkuliahan.

Sebelum melakukan wawancara terhadap lulusan, dilakukan angket sebagai pendaluhuan terhadap kurikulum yang kurang atau yang belum diberikan di institusi, dari angket pendahuluan didapatkan hasil sebagai berikut :


(62)

commit to user 62

Tabel 3. Hasil angket pendahuluan kurikulum yang belum diberikan, skill yang kurang, sarana prasarana yang kurang ditempat kerja perawat lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di RSUD Purwodadi.

No Nama Ruang Kurikulum

yang belum diberikan Skill yang Kurang Sarana prasarana yang kurang Ket

1. Ira S Anggrek

2. Wartini Bougenvil

3. Yeni R Cempaka

4. Dwi Anita Dahlia Pelatihan

ICU

Penangan Tindakan operasi,

5. Dwi Ari W Flamboyan Penangan

pasien dengan AMI

WSD, EKG

6. Habibi Gladiol PPGD CT scan

7. Bambang S Gladiol

8. Ali Sholikin Hemodialis

a

PPGD EKG CT Scan

9. AhmadYani Kemuning Riset

keperawatan

Bedah minor Tourniquiet

10. Endang Sri w Mawar PPGD Membaca

EKG

Sentral O2

11 Yoyok Mawar Pendalaman

askep

Alat streril

12. Fuk Zahrotun Mawar Pembuatan

askep ( NCP)

WSD, alat penghangat darah


(63)

commit to user 63

14. Tri Tunggal Seroja

15. Cicih Seroja Penanganan

bencana

ICU, PPGD

16. Ulfa M Teratai I Hemodialisa

17. Isnin Teratai I PPGD

18. Yupri Tamtomo

Teratai II Px jantung

dan

pembacaan EKG

Keterangan :

PPGD : Penanganan Penderita Gawat Darurat

ICU : Intensive Care Unit

NCP : Nursing Care Plan

WSD : Water Seatl Drainase

EKG : Elektro Kardio Graf

Kurikulum yang sudah diberikan oleh para lulusan merupakan parameter suatu institusi untuk mengetahui apakah kurikulum tersebut sudah sesuai dengan harapan stakeholder. Dari tabel 3 diatas didapatkan masih ada beberapa kurikulum menurut para lulusan yang masih kurang atau perlu ditambahkan seperti riset keperawatan, penanganan bencana, pendalaman asuhan keperawatan dan beberapa lulusan mengharapkan ketrampilan – ketrampilan khusus masuk dalam kurikulum. Untuk mengetahui kesesuaian kurikulum yang sudah diberikan para lulusan, dilakukan wawancara mendalam terhadap beberapa para lulusan


(1)

commit to user

82

Anda meminta karyawan untuk mengerjakan lebih sedikit tugas

namun lebih menghasilkan.

d)

Ketidaksesuaian antara tujuan perusahaan dan tujuan pribadi

Seperti halnya tiap individu, perusahaan pun memiliki tujuan.

Semakin sesuai tujuan perusahaan dan tujuan pribadi maka semakin

mudah pula karyawan dalam mencapai tujuan itu. Sebaliknya,

ketidaksesuaian tujuan perusahaan dan pribadi menyebabkan konflik

batin yang cukup berat. Jangankan mencapai produktivitas, berangkat

kerja saja rasanya berat.

e)

Kelelahan mental

Banyak karyawan yang merasa lelah dengan rutinitas kerja

sehari-hari. Belum lagi jika menghadapi rekan-rekan yang tidak

kompak, bos yang arogan, atau gaji yang dirasa kurang. Hal ini

seringkali menyebabkan karyawan mengalami kelelahan mental,

karena mereka harus menahan konflik batin yang tidak ringan.

Beban kerja perawat masih tinggi, bila dibanding dengan beban kerja

yang semestinya. Menurut rasio perawat dan pasien di Indonesia masih

jauh dari rasio yang ada. Hambatan yang dirasakan oleh lulusan adalah

kurangnya sarana prasarana yang ada dan kurangnya kebutuhan tenaga,

terutama tenaga dengan ketrampilan – ketrampilan khusus, sehingga

beban kerja yang dirasakan menjadi berat dan mudahnya terdapat

kelelahan mental.


(2)

commit to user

83

6.

Prestasi belajar dan prestasi kerja yang pernah diraih

Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih merupakan

tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh

mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai. Suryabrata

(1984) menyatakan bahwa prestasi adalah juga suatu hasil yang dicapai

seseorang setelah ia melakukan suatu kegiatan. Dalam dunia kerja,

prestasi kerja disebut sebagai work performance (Prabowo, 2005).

Definisi prestasi kerja menurut Lawler (dalam As’ad, 1991)

adalah suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam mengerjakan tugas

atau pekerjaannya secara efisien dan efektif. Lawler & Porter (dalam

As’ad, 1991) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah kesuksesan

kerja yang diperoleh seseorang dari perbuatan atau hasil yang

bersangkutan. Dalam lingkup yang lebih luas, Jewell & Siegall (1990)

menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil sejauh mana anggota

organisasi telah melakukan pekerjaan dalam rangka memuaskan

organisasinya.

D.

Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian berjalan selama kurang lebih 2 bulan, tentu saja

ini mengalami beberapa kendala yang menyebabkan hasil dari penelitian ini

belum bisa dikatakan sempurna. Adapun kendala – kendala yang dihadapi

peneliti dalam penelitian ini terkait dengan proses pelaksanaan adalah sebagai

berikut :


(3)

commit to user

84

1.

Studi kasus yang dilaksanakan

Pelaksanaan penelitian atau studi kasus hanya dilaksanakan di

Rumah Sakit Umum dr. Raden Soedjati Purwodadi saja. Ini

memungkinkan adanya kendala lain yang ada tempat para lulusan

ditempat kerjanya yang lain. Karena para lulusan tidak hanya bekerja di

RSUD Purwodadi saja, melainkan menyebar luas di wilayah Jawa

Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan lain

– lain. Jadi ini belum tentu mewakili dari kesemua para lulusan dari

Progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi.

2.

Waktu penelitian

Pelaksanaan penelitian hanya berjalan selama kurang lebih 2 bulan, tentu

saja ini masih sangat kurang untuk pendalaman penelitian. Jika penelitian

ini dilaksanakan lebih lama lagi mestinya akan didapatkan hasil yang

lebih mendalam lagi.D


(4)

commit to user

85

BAB V

PENUTUP

A.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1.

Kualitas lulusan

Nilai rata–rata lulusan dengan predikat baik yaitu 2.94. IPK

tertinggi 3,34 dan terendah 2,74.

2.

Kualitas kinerja lulusan

Secara umum penilaian kinerja lulusan program studi D-III Keperawatan

dinilai baik. Hal ini dilihat Dari hasil wawancara dengan para lulusan

dapat disimpulkan mereka menilai

Tangibles /

penampilan dirinya baik.

Penilaian

Realibility,

dalam memberikan pelayanan sudah baik.

Penilaian Responsiveness

sudah mampu dalam memberikan pertolongan

dengan cepat dan tepat. Penilaian

Assurance, penilaian kognitif masih

kurang, ketrampilan sudah bagus, dalam mempertahankan kepercayaan

terhadap pasien bagus. Penilaian Emphaty, dalam memberikan komunikasi

teraupetik sudah baik.

3.

Kurikulum yang tidak relevan

Kurikulum yang sudah diberikan dalam proses pembelajaran sudah sesuai,

tetapi pelaksanaan dalam proses pembelajaran masih perlu pembenahan


(5)

commit to user

86

dan perbaikan dengan meminimalkan jam kosong untuk memperbaiki

kemampuan kognitif karena secara umum para lulusan masih kurang.

4.

Ketrampilan yang belum diajarkan

Ketrampilan dasar pada umumnya sudah dberikan, hanya pada

ketrampilan – ketrampilan tambahan yang sangat mendukung dalam

melaksanakan kinerja. Ketrampilan yang sangat mendukung meliputi

pelatihan PPGD dan ICU.

5.

Hambatan lulusan dalam bekerja

Hambatan yang dirasakan oleh para lulusan adalah kurangnya alat – alat di

ruangan dan masih kurangnya tenaga–tenaga yang mempunyai

ketrampilan khusus yaitu ketrampilan perawat untuk ruang Hemodialisa

maupun perawat yang berada di ruang ICU.

6.

Prestasi kerja yang pernah diraih

Prestasi yang pernah diraih lulusan mampu bersaing dengan untuk

menunjukkan kinerja, lulusan mampu bekerjadi ruang ICU ataupun di

Ruang Hemodialisa dengan baik.

B.

Implikasi

1.

Institusi pendidikan keperawatan perlu mengetahui bagaimana para

lulusan yang sudah di bekerja. Institusi masih perlu menekankan pada

kompetensi lulusan, terutama pada sisi kognitif atau teori tentang

keperawatan dan teori yang mendukung ilmu keperawatan, karena lulusan

dianggap siap kerja bukan saja dilihat dari ketrampilan / skill tapi juga

kemampuan kognitif.


(6)

commit to user

87

2.

Institusi STIKES An – Nur Purwodadi perlu melakukan evaluasi secara

berkala agar dapat diketahui kekurangan dalam menjaga mutu lulusan dan

diidentifikasi apakah terkait dengan kualitas proses pembelajaran dalam

perkuliahan atau praktek sehingga dapat menghasilkan lulusan yang siap

kerja.

C.

Saran

1.

Membenahi system pembelajaran pada proses pembelajaran, mengadakan

studi lanjut untuk para staf pengajar, karena kualitas dosen pengajar juga

akan mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil akhir atau para

lulusan.

2.

Melakukan pembenahan pada strategi kurikulum dan strategi ketrampilan,

untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan ketrampilan para lulusan,

karena kognitif merupakan dasar untuk melakukan tindakan keperawatan

pada pasien

3.

Mencari terobosan untuk menempatkan Praktik Balajar Lapangan pada

pada Rumah Sakit Rujukan yang lebih baik untuk sarana prasarananya

untuk mendapatkan bekal dan pengalaman peserta didiknya.

4.

Memberikan ketrampilan khusus kepada peserta didik untuk menunjang

kematangan dan kemampuan para lulusan untuk berani mengambil

keputusan dalam memecahkan permasalahan tanpa menunggu komando

sesuai dengan wewenangnya.