Keberadaan Tempat Hiburan Malam Barcelona Disekitar Lembaga Pendidikan Formal (Studi Pada Sekolah Yang Berada di Sekitar Bangunan Komersil Barcelona di Jalan Williem Iskandar Medan)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Idi, 2011. Sosiologi Pendidikan (Individu, Masyarakat, dan Pendidikan). Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Amir Piliang, Yasraf. Dia yang Dilipat : Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. 2004. Bandung : Jalasutra

Baudrillard, Jean P. diterjemahkan oleh Wahyunto. Masyarakat Konsumsi. 2004. Yogayakarta: Kreasi Wacana

Beilharz, Peter, Teori-teori Sosial: Observasi Kritis Terhadap Para Filsof Terkemuka, Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2003

Bungin, Burhan.2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada

Jhonson, Doyle Paul. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama

Koestoer, Raldi H.1995. Perspektif Lingkungan Desa Kota Teori dan Kasus.Jakarta: Universitas Indonesia

Meleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya Narwoko,J.Dwi & Suyanto, Bagong.2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,

Jakarta: Pranada Media Group

Ritzer, George & Douglas J. Goodman.2010. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: PranadaMedia Group

Ritzer, George. 2008. Teori Sosiologi, Jakarta : Pradana Media Group

Suwarsono,Alvin Y.SO.2006.Perubahan Sosial dan Pembangunan, Jakarta; Pustaka LP3ES Indonesia, Anggota IKAPI

Soekanto, Soerjono.2007. Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada


(2)

Jurnal:

Hybrianto, Nugraha (2014). Mahasiswa Dunia Gemerlap Malam (Studi DeskriptrifTentang Kehidupan Mahasiswa di Kota Medan) Universitas Sumatera Utara, Medan.

Handayani, Tri Quari. (2015) Kehidupan Mahasiswa Penikmat Dunia Gemerlap Malam (Studi Deskriftif pada Diskotik Entrance) Universitas Sumatera Utara, Medan

Ginting, Adriani Yuna.(2015) Prosedur perolehan Izin Tempat Hiburan Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Peraturan Daerah Kota Medan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan Nomor 37 Tahun 2002, Tentang Pendirian Lokasi Usaha Rekreasi Dan Hiburan umum) Universitas Sumatera Utara, Medan.


(3)

Dari Website:

tanggal 20 Maret 2015

http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-lingkungan-sekolah-faktor.html diakses 16 Juli 2015

http://www.jpnn.com/read/2014/06/11/239613/Ganggu-Pendidikan,-Desak-Barcelona-Ditutup- diakses tanggal 6 Agustus 2015

diakses tanggal 20 April 2015

http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2007/04/Bangunan%20Komersial.pdf

file:///C:/Users/ADMINTS/Downloads/perubahan-sosial.pdf diakses 3September 2015

https://www.jurnalasia.com/medan/tak-dibenarkan-izin-tempat-hiburan-dekat-kampus/ 12 januari 2016


(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Dalam penelitan ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatankualitatif artinya data yang dikumpulkan bukan merupakan angka-angka , tetapi data berupa hasil wawancara dilapangan, dokumentasi pribadi, dan juga catatan resmi lainnya. Sehingga tujuan dari penelitian kualitatif adalah menggambarkan fenomena atau realita empiric yang ditemukan dan digali dilapangan secara mendalam dan kemudian mengolah dan menganalisanya secara deskriptif. Kata deskriptif berasal dari bahasa Inggris “description” yang berarti menggambarkan, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gelaja yang ada.

Menurut Keirl dan Miller dalam (Moleong, 2006) yang dimaksud dengan penelitan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam penelitian ilmu social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia pada kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam batasannya dan peristilahannya. Kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yang berarti apa yang dinyatakan secara lisan maupun tertulis juga perilaku yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai suasana yang utuh. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang terjadi menurut apa yang ada dilapang.


(5)

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih Lokasi Penelitian dilakukan dijalan williem iskandar atau pancing, Kecamatan Medan Tembung dan Medan Estate Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dimana lokasi hiburan malam Barcelona yang berdekatan dengan sekolah-sekolah dan rumah ibadah yang jaraknya kurang lebih hanya 100 meter. Pemilihan lokasi penelitian tersebut karena adanya masalah atau konflik tersembunyi di antara pihak pengelolah usaha dengan pihak sekolah dan masyarakat yang pernah terjadi karena tempat hiburan malam tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melihat respon dan tindakan apa yang pernah dilakukan masyarakat sekitar dan pihak sekolah dan juga pengurus rumah ibadah atau organisasi agama, kemudian kebijakan apa yang telah dilakukan pemerintahan daerah tersebut.

3.3Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis

Sasaran penelitian tergantung pada topic penelitian yang terdapat pada rumusan masalah penelitian yang menjadi unit analisis data adalah pemerintah, pengusaha pemilik Barcelona, lembaga pendidikan dan masyarakat.


(6)

3.3.2 Informan

Subyek yang memahami permasalahanpenelitian sebagai perilaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian (Bungin,2007 :78).Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

1) Kepala sekolah / madrasah atau guru/staf yang berada disekitar tempat hiburan malam tersebut.

2) Masyarakat setempat yang tinggal disekitar sekolah dan tempat hiburan malam tersebut.

3) Pengurus Rumah ibadah yang berada dilingkungan tersebut.

4) Ormas (organisasi masyarakat) keagamaan dan Mahasiswa yang terlibat dalam konflik tersebut.

5) Pemerintahan daerah atau kepala lingkungan didaerah tersebut.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Data Primer

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan


(7)

pencatatan tujuan observasi atau pengamatan adalah memahami ciri-ciri dan luasnya signifikasi dari interelasi elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial yang serba kompleks dalam pola-pola tertentu.(Ir. I Made Wiratha, M.si, 2008: 248) dengan observasi akan sangat membantu peneliti untuk mendapatkan data yang akurat, holistic serta mendapat data yang sulit diungkapkan melalui teknik lain, mendapatkan data yang kontemporer serta memungkinkan untuk mendapatkan penemuan baru (discovery).Observasi yang peneliti lakukan adalah dengan tinggal dilokasi penelitian itu dilakukan. Yang akan observasi adalah apakah pengelolah usaha hiburan malam tersebut mendapat izin atau melakukan tindakan yang merugikan banyak pihak dengan melakukan nepotisme atau semacamnya tersebut.

b. Wawancara (interview) adalah merupakan proses interaksi dan komukasi tatap muka antara peneliti dan responden. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa pewawancara, responden, topic 20 ocusitian yang tertuang dalam daftar pertanyaaan, dan sitauasi wawancara (Sofian Efendy, 2012:207).Dengan demikian, dengan wawancara penelitiakan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam


(8)

tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi dimana hal itu tidak bisa ditemukan dengan teknik observasi. Dengan demikian wawancara mendalam adalah suatu proses mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian dengan cara berdialog. Rencana wawancara dilakukan setelah seminar proposal dan peneliti langsung turun lapangan dan tinggal dilokasi penelitian tersebut, dengan prakiraan waktu sekitar 30menit-1/5 jam. Dengan lebih dahulu menghubungi dan membuat janji wawancara dengan informan dan bertemu langsung dengan informan. Dalam proses wawancara ini peneliti dibantu dengan alat bantu seperti kamera untuk gambar dan juga alat perekam suara. Dengan melakukan wawancara informasi atau data yang peneliti harapkan terkumpul adalah data atau Informasi yang berkaitan langsung dengan inti permasalahan atau rumusan pemasalah tersebut. Adapun hal-hal yang mengganggu proses wawancara adalah susahnya informasi untuk menjumpai untuk melakukan wawancara tetapi jika informan tidak bisa dijumpai untuk melakukan wawancara alternative lain adalah melakukan wawancara dengan media telepon.


(9)

c. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian dan data yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi lain yang berkaitan dengan penelitian.Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan penelitian perpustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu menghimpun berbagai informasi dari buku referensi, jurnal, majalah dan internet yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

3.4 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara deskriptif berdasarkan apa yang terjadi dilapangan.Menganalisis data menunjuk pada kegiatan mengorganisasikan data ke dalam susunan-susunan tertentu dalam rangka penginterpretasikan data (Faisal, 2007).Analisis data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik melalui pengamatan, wawancara atau catatan lapangan lainnya yang telah ada melalui penelitian terdahulu yang kemudian dipelajari dan ditelaah.Pada tahap selanjutnya adalah penyusunan data dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan.Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan diinterpretasikan secara kualitatif.


(10)

3.5 Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan

Bulan Ke -

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi √

2 ACC Judul Penelitian √

3 Penyusunan Proposal √ √ √

4 Seminar Desain Penelitian √

5 Revisi Proposal Penelitian √

6 Penelitian Lapangan √ √ √

7 PengumpulandanInterpretasi Data √ √

8 Bimbingan √ √ √

9 Penulisan Laporan Akhir √ √ √


(11)

3.6 Keterbatasan Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kesulitan yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup keterbatasan internal dan eksternal.Keterbatasan internal merupakan keterbatasan yang muncul dari diri peneliti, keterbatasan pengetahuan peneliti dalam melakukan analisis data penelitian pada penelitian ini menjadi salah satu keterbatasan penelitian dari internal peneliti.Sedangkan keterbatasan lain termasuk kedalam keterbatasan eksternal.Keterbatasan Eksternal adalah keterbatasan yang peneliti temukan dari luar diri peneliti.Keterbatasan yang peneliti maksud keterbatasan data sekunder yang menjadi referensi dalam penelitian. Adapun kesulitan yang dialami selama penelitian adalah mencari orang-orang yang berada pada tempat hiburan malam tersebut, dan yang dapat bekerja sama dengan peneliti demi menyelesaikan penelitian tersebut.


(12)

BAB IV

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Gambaran Umum Profil wilayah

Kota Medan merupakan kota metropolitan ketiga setelah ibu kota Jakarta dan Surabaya, yang berada diwilayah Provinsi Sumatera Utara bagian dari Negara Indonesia.Kota Medan dahulu dikenal dengan “Tanah Deli”karena letak wilayahnya medan-deli.Guru Patimus adalah orang yang pertama menginjak diwilayah tersebut dan membuka awalnya adalah sebuah perkampungan yang masih berawa-rawa seluas 4000Ha.

Seiring dengan perkembangan zaman Kota Medan mengalami perkembangan Kemajuan pesat, dari berbagai aspek seperti pembangunan kota, pendidikan dan juga dibidang perekonomian salah satunya pembangunan perkantoran,hotel, pusat perbelanjaan, dan pariwisata diantaranya adalah Tempat-tempatHiburan.

Kota Medan sendiri terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan, pusat kota medan merupakan diwilayah Kecamatan Medan Maimun yang memiliki banyak Peninggalan Sejarah seperti Istana Maimun,Mesjid Raya Al-mashun, dan Perpustakaan. Namun bukan berarti perkembangan yang dibangun hanya mencakup dipusat kota, melainkan hampir disetiap wilayah juga sudah mengalami perkembangan, salah satunya yang merupakan menjadi topik yang diambil oleh peneliti pada wilayah Kecamatan Medan tembung dimana wilayah tersebut terletak di wilayah Timur Kota Medan, luas wilayah mencapai 7,78 KM².


(13)

Kecamatan Medan Tembung adalah daerah pintu gerbang kota medan disebelah timur yang merupakan pintu masuk dari kabupaten Deli Serdang atau daerah lainnya melalui transportasi darat, dengan penduduk beerjumlah 133.579 jiwa.

Adapun batas – batas wilayahnya:

 Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan medan perjuangan  Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten deli serdang  Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan medan denai  Sebelah utara berbatasab dengan kabupaten deli serdang

Gambar 4.1

Lokasi Kecamatan Medan Tembung yang berada di wilayah Medan

Berdasarkan Gambar 4.1 diatas yang dilingkari warna merah merupakan lokasi Kecamatan Medan tembung yang berbatasan


(14)

Langsung dengan Gerbang Kabupaten Deli Serdang adalah dimana lokasi diantara keberadaan tempat hiburan bar dan diskotik Barcelona yang berdekatan dengan lembaga pendidikan dan rumah ibadah tersebut.

Dikecamatan Medan Tembung ini telah mengalami perkembangan diantaranya pendidikan seperti Universitas, SMA, SLTP, SD maupun yang berbasis agama seperti Madrasah Aliyah, Madrasah tsanawiyah, dan Madrasah Ibtidayah.Perekonomian diantaranya banyak terdapat jenis usaha industri kecil seperti kerajinan rotan.Dan disamping itu banyak pula yang bergerak dibidang usaha industri rumah tangga seperti pembuatan sepatu dan konveksi, sebagai informasi bagi investor dan masyarakat pada Kecamatan Medan tembung ini terdapat 14 Ha pertanian.

4.1.1 POTENSI WILAYAH

Tabel 4.1.1 Data Umumberdasarkan Potensi Wilayah Kecamatan Medan Tembung

No. Data Umum Keterangan

1. Luas 7,78 KM²

2. Jumlah Kelurahan 7 Kelurahan 3. Jumlah Penduduk 133.579 Jiwa


(15)

Tabel 4.1.2

Pelayanan Umum wilayah Kecamatan Medan Tembung No. Jenis Pelayanan Keterangan

1. Air Bersih 16.969 Pelanggan

2. Listrik 27.573 Pelanggan

3. Lapangan Olahraga 68 Buah

4. Rumah Sakit 3 Buah

5. Puskesmas 5 Buah

Sumber: Data Pelayanan Kecamatan 2014

Tabel 4.1.3

Pendidikan berdasarkan wilayah Kecamatan Medan Tembung No. Jenis Pendidikan Keterangan

1. SD/Sederajat 41 Buah 2. SLTP/sederajat 25 Buah 3. SMU/Sederajat 17 Buah

4. Akademi 1

5. Universitas 2


(16)

Tabel 4.1.4

Perdagangan berdasarkan wilayah Kecamatan Medan Tembung No Jenis Perdagangan Keterangan

1. Pasar Tradisional 6 Buah

2. Plaza/Mall 1 Buah

3. Pasar Grosir 13 Buah

Sumber: Data Perdagangan Kecamatan 2014

Tabel 4.1.5

Kelurahan berdasarkan wilayah Kecamatan Medan Tembung

No. Kelurahan Alamat

1. Indara Kasih Jl. Bayangkara 2. Sidorejo Hilir Jl. Dahlia

3. Sidorejo Jl. Suluh

4. Bantan Timur Jl. Pukat III

5. Bandar Selamat Jl. Kapt. M. Jamil Lubis

6. Bantan Jl. Pertiwi

7. Tembung Jl. Bantan


(17)

4.2 Sejarah Didirikannya Tempat Hiburan Bar Dan Diskotik Barcelona 4.2.1 Bangunan Kompleks MNTC

MMTC kepanjangan dari Medan Mega Trade Center merupakan gedung pemasaran yang berada diwilayah medan. Gedung MMTC dibangun diatas lahan seluas 4,3 Ha, milik pemerintah ini dengan tata ruang yang modern. Dimana awal sebelum didirikannya bangunan tersebut merupakan pemukiman masyarakat, sebuah mesjid dan Sekolah Dasar Impres, kemudian setelah itu dibangunlah kompleks tersebut pada tahun sekitar 2008 untuk dijadikan kawasan bisnis kota medan. Kompleks MMTC juga merupakan kawasan bisnis yang berpotensial, mobilitas yang mudah dan lancar merupakan satu faktor kunci keberhasilan bisnis, faktor inilah yang menjadikan MMTC sebagai sebuah karya multifungsional termodern yang memamerkan kemudahan dalam segi lokasi, dimana terdapat sebuah sistem pergudangan, industri kecil, pusat distribusi dan perkantoran terletak di Kawasan Central Bisnis Baru (Outer Ring Road), yang mudah diakses dari pusat kota maupun luar kota melalui tol bandar selamat.

Gambar 4.2.1 Lokasi Kompleks MMTC


(18)

gerbang antara Medan – Kabupaten Deli Serdang tersebut yang merupakan lokasi tempat Hiburan Bar dan Diskotik Barcelona tersebut.

MMTC juga merupakan kawasan pintu masuknya antara medan kota dengan kabupaten deli serdang, sehingga kawasan tersebut adalah batas wilayah kabupaten dengan medan kota. Namun, yang menjadi permasalahan adalah didirikannya dan diberi izin bangunan oleh pemerintah dinas pariwisata sebagai tempat Hiburan Malam bar dan diskotik barcelona yang terletak bersebelahan dengan sekolah berbasis agama MAN (Madrasah Aliyah Negeri), tempat hiburan tersebut telah berdiri kurang lebih selama 7 tahun, lokasi bangunan komersil tersebut sangat pas dan strategi berada digerbang pintu masuk medan kota dengan kabupaten deli serdang, dimana bangunan tersebut memiliki tiga lantai, dimana lantai pertama merupakan central penjualan mobil bekas maupun baru, dilantai duanya terdapat bilyard dan kemudian pada lantai atas bar dan diskotiknya, lokasi bar dan dikotik tersebut sangat tertutup, dimana hanya orang-orang tertentu yang mengetahui pintu masuknya. Walaupun, merupakan kawasan bisnis yang merupakan keberhasilan suatu wilayah daerah maupun pemerintahan kota, akan tetapi dimana untuk sebuah izin didirikannya tempat hiburan malam bar dan diskotik barcelona merupakan kesalahan, karena melanggar undang-undang peraturan daerah tersebut.


(19)

Gambar 4.2.2

Tempat Hiburan Bar dan Diskotik Barcelona

Berdasarkan Gambar 4.2.2 diatas merupaka lokasi tempat Hiburan Malam Bar dan Diskotik Barcelona yang dimana yang telah dijelaskan peneliti dilantai Dasar terdapat showroom Mobil, dilantai 2 merupakan Bilyard dan lantai 3 merupakan Bar dan Diskotik tersebut.

Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Rendi bahwa : “ Tempat hiburan malam Barcelona kak, memang bukan satu – satunya yang ada di medan ini, saya juga sering pergi ke beberapa tempat hiburan malam yang kalau kita rasa tempatnya anak gaul, kita jarang kesini karena tempatnya masih kurang nyaman dibandingkan tempat hiburan malam lain semisal yang menurut saya seperti Entrance, Soho, Retro, XXX3 Club dan lain sebagainya. Menurut saya ini tempat yang cukup elit, dan peminatnya juga banyakkan orang – orang thionghoa seperti di XXX3 Club, dan yang serunya ada DJ (Disk Jockey) itu kadang – kadang yang diundang dari ibukota Jakarta, jadi makin seru begitu. Kalau Barcelona menurut saya Cuma karena penasaran aja gimana sih dalamnya, dank arena kita juga kurang tahu awalnya masuk dari mana, tapi setelah ditelusuri ternyata dibawa nampaknya saja ada show room mobil dilantai pertama, kemudian ada bilyard dilantai dua, dan kalo diskotik dan barnya itu baru dilantai paling atas lantai tiga, dan masuknya ada jalan pintu masuk kecil dipojokan, kemudian langsung masuk dapat tangga, keatas diatas yah begitu biasa – biasa saja, ada penari striptis iya namun suasananya terlalu remang – remang alias


(20)

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bagaimana keadaan tempat hiburan malam bar dan diskotik Barcelona. Dan merupakan awalnya disebabkan oleh penasaran, rendi sebagai salah satu penikmat tempat hiburan malam hanya menganggap sebagai tempat biasa yang masih kurang terlalu menarik dibandingkan dengan yang telah disebutkan, disini juga sudah terlihat dimana tempat hiburan tersebut sangat ditutupi atau terselubung tidak seperti tempat hiburan lainnya yang memang menyediakan tempat tersebut secara khusus.

4.3 Profil Sekolah – Sekolah dan Rumah Ibadah Mesjid Attawabin 4.3.1 Madrasah Aliyah (disingkat MA)

Menurutkamus lengkap Bahasa Indonesia (2003), Madrasah adalah sekolah atau perguruan (berdasarkan dari Agama Islam).Kemudian dalam peraturan Undang-undang pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 menyatakan bahwa, Madrasah Aliyah yang singkat MA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Kementerian Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam pada jenjang pendidikan menengah atas sebagai lanjutan dari sekolah menegah pertama (disingkat SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (disingkat MTs).

MA (Madrasah Aliyah) merupakan bagian dari pendidikan menengah keagaman.Pengertian pendidikan agama itu sendiri diuraikan oleh peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 (Bab I, Pasal 1, Ayat 4) yang bahwa, pendidikan menengah keagamaan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan penguasaan pengetahuan khusus siswa tentang ajaran agama yang bersangkutan. Dengan demikian,dapat


(21)

disimpulkan Madrasah aliyah adalah jenjang pendidikan menengah yang Berbasis Agama Islam, Madrasah Aliyah merupakan jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA) yang dikelolah oleh Kementerian Agama. Pendidikan Madrasah Aliyah ditempuh dalam waktu 3 tahun,dimulai dari kelas 10 sampai kelas 12.

Di Indonesia, ada dua jenis lembaga yang dapat mendirikan sekolah tersebut yaitu Lembaga Pemerintah (disebut Negeri), dan Swasta (disebut Yayasan atau symbol S), yang bernaungan dibawah Departemen Agama.

Pada dasarnya, madrasah memang merupakan perkembangan dari sistem Pendidikan Islam.Meskipun sekolah yang berada pada naungan Departemen Agama, namun dalam materi pembelajaran pada MA terdapat juga pelajaran umumnya seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Biologi, fisika dan lain sebagainya. Agar kesetaraannya sama dengan pendidikan formal seperti sekolah menegah Atas (SMA).Hal ini mendapatkan sambutan baik dimasyarakat yang mayoritas islam, sehingga pertumbuhan MA cukup pesat di wilayah Indonesia, hingga kepelosok-pelosok daerah. Diantara banyaknya MA yang telah berdiri, Madrasah Aliyah 1 negeri dan Madrasah Aliyah 2, MA Negeri 1 Medan merupakan yang sudah cukup lamaberdiri diwilayah Medan sejak tahun1968, dari awal sejarahnya berdiri dengan nama SPIAIN hingga akhirnya ditetapkan menjadi Madrasah Aliyah Negeri oleh pemerintah, berpindah-pindah lokasi yang akhirnya ditetapkan di daerah Kecamatan Medan Tembung Kelurahan


(22)

Sidorejo di Jalan Wiliam Iskandar. Kemudian, begitu juga halnya dengan MA Negeri 2 Medan yang juga berdiri berdampingan dengan MA Negeri 1 Medan sebelumnya, merupakan PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) sejak tahun 1957.Kemudian, berganti menjadi MA Negeri 2 Medan pada tahun 1992.Hingga saat ini kedua sekolah tersebut telah banyak mengalami revolusi perkembangan kemajuan pembangunan.

Gambar 4.3.1.1

Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan

Berdasarkan Gambar 4.3.1.1 diatas merupakan Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan yang berada di Jalan Williem Iskandar, Kec. Medan Tembung.


(23)

Gambar 4.3.1.2

Madrasah Aliyah Negeri 2 Medan

Berdasarkan Gambar 4.3.1.2 diatas Lambang sekolah MAN 2 Medan yang telah ditambah dengan Kata Model sebagai bentuk Perubahan kemajuan sekolah berbasis agama yang sudah masuk sebagaisekolah Internasional atau Modern.

4.3.2 Sejarah Masjid Attawabin

Masjid atau Mesjid adalah rumah tempat ibadah umat muslim.Masjid berbeda dengan Musholla atau Surau hanya berdasarkan dengan ukurannya.Selain tempat ibadah masjid berfungsi sebagai pusat kehidupan komunitas muslim seperti kegiatan – kegiatan perayaan hari besar, kajian agama, ceramah dan belajar kitab – kitab atau buku- buku tentang agama. Dalam sejarah islam masjid memegang peran penting dalam aktivitas sosial kemasyarakatan. Masjid Attawabin didirikan pada tahun 1992 bersamaan dengan didirikannya sekolah MAN 2 Medan, mesjid ini dibangun berseberangan dengan sekolah MAN 2 Medan tersebut, Mesjid ini sendiri dibangun berdasarkan keinginan Sekolah


(24)

untuk sebagai memenuhi syarat sebagai sekolah yang berbasis agama dan serta tempat untuk kegiatan beribadah serta belajar.

4.4 Organisasi Masyarakat (Ormas)

Menurut Stephen Robbins (dalam Sobirin, 2007 : 5) Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relative lama, beranggotakan dua atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang berstruktur, dan didirikan untuk menacapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Berdasarkan, defenisi yang dikemukaan oleh Stephen tersebut, dapat disimpulkan Organisasi adalah institusi yang dibentuk oleh antara individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dalam membentuk sebuah jaringan antara satu dengan yang lainnya untuk sebuah kepentingan bersama.

Organisasi telah meliputi hampir seluruh aspek kehidupan manusia, seperti organisasi pada politik, ekonomi, agama dan sebagainya.Setiap hari seseorang hampir selalu berhubungan dengan berbagai organisasi dan kebanyakan menghabiskan waktu dalam aktivitas organisasi tersebut.Sedangkan, Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh kelompok masyarakat baik berupa hukum maupun yang tidak berbadan hukum, berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara, untuk mencapai suatu tujuan dan kesepakatan hidup bersama-sama yang tidak bisa mereka dapat lakukan sendiri atau mencapainya secara individual.

Organisasi Kemasyarakatan atau disingkat Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan


(25)

aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Macam- macam organisasi juga memiliki perbedaan namun berkaitan dapat dibedakan berdasarkan kepentingannya, diantaranya pada bidang pendidikan, bidang ekonomi,bidang politik, dan bidang agama, dimana pada saat ini banyak Organisasi Keagamaan dalam membentuk sebuah komunitas kelompok masing-masing dan memiliki tujuan pada yang berkaitan dengan perekonomian dan politik, dapat dicontohkan pada organisasi agama seperti Front Pembela Islam (FPI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, dimana organisasi yang dibangun oleh kelompok – kelompok ini mengedepankan tujuan dan misi untuk kepentingan bangsa dan Negara serta hukum yang berlaku pada Negara Indonesia.

4.4.1 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Awal mula lahirnya sebuah organisasi kemahasiswaan PMII atau Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia karena menjadi suatu kebutuhan dan adanya hasrat yang kuat para Mahasiswa untuk membentuk organisasi mahasiswa yang berideologi Pancasila, dalam menjawab tantangan zaman yang semakin maju dan berkembangan dalam mengikuti globalisasi yang semakin berubah mengikuti arus modernisasi pada saat ini. Sebelum membentuk organisasi tersebut sudah ada organisasi terdahulu. Namun,masih dianggap bersifat lokal, sebelum dibentuknya PMII tersebut.

Penyebab berdirinya organisasi pada mahasiswa ini disebabkan oleh, situasi politik Bangsa Indonesia yang masih dikatakan yang masih Labil dalam kurun waktu 1950-1959, serta system hukum atau perundang-undangan yang ada


(26)

pada saat itu, terjadinya pemisahan kelompok agama, ketika Partai Sosialis Indonesia (disingkat PSI) dan Masyumi dibubarkan Oleh Presiden Soekarno, kemudian meminta agar mendirikan organisasi Mahasiswa Islam yang “ Indonesia” maka berdirilah Pergerakan Mahasiwa Indonesia. Hal-hal tersebut timbul karena kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda, untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspriasi dan pengembangan potensi mahasiswa yang berkultur terhadap ideology dengan berasaskan Pancasila.

Ada beberapa organisasi sebelum dibentuknya PMII tersebut, seperti organisasi Ikatan Mahasiswan Nahdlatul Ulama (disingkat IMANU) berdiri pada tahun 1955 dijakarta. Di Surakarta didirikan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (disingkat KMNU) pada tahun yang sama. Kemudian di Bandung organisasi Persatuan Mahasiswa Nahdlatul ulama (disingkat IPNU) yang dibawah naungan Departemen Perguruan Tinggi.

Walaupun ada banyak bermacam organisasi, namun tidak dapat membendung keinginan kuat untuk membentuk oraganisasi mahasiswa secara menyeluruh atau nasional, hal ini terbukti pada konferensi besar IPNU pada tanggal 14-17 Maret 1960, dikaliurang Yogyakarta. Maka disepakati untuk berdirinya organisasi kemahasiswaan tersebut. Kemudian, dibentuk Panitia Sponsor berdirinya organisasi pada mahasiswa yang berjumlah 13 orang mahasiswa dari berbagai daerah, yang kemudian mengadakan pertemuan permusyawaratan, diselenggarakan pada tanggal 14 – 16 april 1960, dan kemudian meresmikannya menjadi hari lahirnya PMII tersebut.(sumber :pmii.or.id/sejarah/).


(27)

4.4.2 Front Pembela Islam (FPI)

Latar belakang mulanya muncul organisasi diakibatkan pada masa terjadinya reformasi penurunan presiden soeharto pada tahun 1998, FPI di deklarasikan pada tanggal hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, pada 17 agustus 1998 dihalaman Pondok Pesantren Al-Umm, Kampung Utan, Ciputat, di Jakarta oleh sejumlah Habib, Ulama, Mubaliqh dan Aktivis Muslim dan disaksiakan oleh ratusan santri Pesantren tersebut. Pendirian organisasi tersebut hanya empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, tujuan terbentuknya FPI untuk menegakkan hukum islam di negara indonesia yang mayoritasnya diketahui dunia adalah Islam.

Pemilihan nama “Front Pembela Islam” Untuk organisasi yang baru dibentuk ini memiliki makna sendiri. Kata “Front” menunjukan bahwa organisasi ini selalu berusaha untuk berada digaris depan dan memiliki sikap tegas dalam setiap langkah perjuangan. Kata “Pembela” mengisyaratkan bahwa organisasi ini akan berperan aktif dalam membela dan memperjuangkan hak islam dan umat islam. Sementara, kata “Islam” mencirikan bahwa perjuangan organisasi tidak terlepas dari ikatan ajaran agama islam yang lurus dan benar. Dengan nama “ Front Pembela Islam”, Organisasi ini membela “Nilai” dan “Ajaran” bukan orang atau kelompok tertentu. Artinya, sebagaimana dikatakan Habib Rizieq, Pendiri sekaligus ketua FPI, sangat mungkin organisasi ini membela kelompok Non-Muslim, karena menolong mereka adalah sebagian dari Ajaran Islam.

Situasi Sosial – politk yang melatar belakangi FPI dirumuskan oleh para Aktivis Gerakan ini yaitu akibat terjadinya pelanggaran HAM (Hak Asasi


(28)

Manusia) yang dilakukan oknum penguasa. Kemudian, adanya kewajiban bagi setiap muslim untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat islam umat muslim. Dan adanya kewajiban bagi setiap muslim untuk menegakkan kebenaran. Maka tampak jelas faktor – faktor yang melatar belakangi lahirnya FPI tidak lepas dari peristiwa reformasi sebagai momentum perubahan sosial politik di Negara Kedaulatan Republik Indonesia. Dengan demikian, FPI merupakan bagian dari proses pergulatan sosial-politik yang terjadi di era reformasi.

Tujuan dibentuknya FPI tersebut untuk membantu pemerintah dalam menumpas permasalahan di bangsa dan negara indonesia dari segala aspek diantaranya masalah sosial kemasyarakatan, seperti prostitusi, perjudian serta transaksi minuman keras dan narkoba. Tidak jarang banyak aksi-aksi tegas yang dilakukan seperti melakukan demonstrasi untuk menegakkan hukum yang berlaku di negara indonesia.(sumber : fpi.or.id).

4.5 Informan

Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi yang sangat penting dalam sebuah penelitian yang merupakan kunci bagi peneliti untuk memperoleh informasi yang Aktual diperlukan dalam masalah penelitian.Untuk memperjelasnya peneliti akan mendeskripsikan karakteristik informan sebagai berikut.


(29)

4.5.1 Informan

1. Nama : Dr. H. Burhanuddin, M.Pd. Umur : 49 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Pak Burhan merupakan Kepala Sekolah dari MAN 2 Medan pada saat sekarang ini, sebelumnya beliau memiliki daftar panjang riwayat pekerjaan, dari mulai menjadi staff biasa sebelum menjabat menjadi kepala sekolah disekolah tersebut. Dimulai dari pada tahun 1989 merupakan staff perpustakan di MAN 2 Medan, kemudian beralih menjadi Guru Bahasa Inggris pada tahun selama 7 tahun dari 1990 – 1997, dan sekaligus menjadi sebagai Guru Badan Pengawas (BP), Kemudian pada tahun 1997 – 2002 Naik jabatan menjadi Kepala Sekolah di MIN Medan Tembung, dan pada tahun 2002 – 2005 dipindahkan menjadi Kepala Sekolah MIN Tanjung Sari, kemudian hanya satu tahun menjadi Kepala Sekolah di MTsN 1 pada tahun 2005 - 2006, kemudian beralih menjadi Kepala Sekolah MAN 1 Medan selama hampir 8 tahun lamanya dari tahun 2006 – 2014, dan kemudian beralih menjadi Kepala sekolah MAN 2 Medan dari tahun 2014 – sekarang.

Beliau merupakan salah satu informan kunci yang sangat berkaitan dengan penelitian tersebut, karena berdasarkan bahwa beliau pernah menjabat dari semua sekolah yang berkaitan dari penelitian tersebut MIN, MAN 1 dan MAN 2, yang hingga sekarang masih terus menjabat di sekolah tersebut. Peran beliau disini merupakan perwakilan dari sekolah – sekolah yang berdekatan atau


(30)

bersebelahan langsung dengan lokasi Tempat Hiburan Bar dan Diskotik Barcelona tersebut.

Dimana dalam proses yang dilakukannya bersama tim gabungan dari perwakilan sekolah-sekolah, Ormas dan Masyarakat yang berada disekitar lingkungan, telah mengecek atau memeriksa langsung kegiatan apa yang telah terjadi di sebuah tempat Hiburan tersebut. Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah , ia juga turut ikut campur dalam permasalahan tempat hiburan yang menurut beliau salah dan melanggar hukum undang-undang yang berlaku pada peraturan Daerah, bahwasanya membuka usaha Hiburan seperti Bar dan diskotik Barcelona merupakan kesalahan Besar.

2. Nama :Drs. H. Anwar AA Umur :60 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) Jabatan : Wakil Kepala Madrasah

Pak Anwar merupakan wakil kepala sekolah atau madrasah di MAN 2 Medan, beliau sudah cukup lama mengabdi disekolah tersebut. Mulai dari staff biasa, naik menjadi guru hingga menjadi wakil kepala disekolah tersebut. beliau juga masih mengajar pada bidang mata pelajaran aqidah akhlak pada anak kelas X, dimana beliau mengajarkan perbuatan yang bersifat baik untuk di terapkan kepada siswa-siswa di sekolah tersebut.Bukan hanya berperan untuk mendidik para siswa didalam sekolah melainkan diluar sekolah.Beliau


(31)

bertanggung jawab untuk memantau siswa – siswa diluar sekolah, untuk mengetahui keadaan atau kelakuan siswanya diluar sekolah. Maka peran beliau disini merupakan tim dari sekolah untuk mengecek atau mencari tahu apakah siswanya ada yang merupakan member atau penikmat hiburan malam tersebut.

3. Nama :Bulgansyah Ritonga, S.pd Umur :44 tahun Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) Jabatan : Guru

Pak bulgan merupakan guru disekolah sekaligus menjadi wali kelas dikelas ipa, beliau juga berperan sebagai tim ikut serta untuk mengecek langsung kegiatan apa yang ada pada tempat hiburan tersebut, dan menjadi saksi apabila ada kegiatan yang tidak layak atau merupakan tempat yang tidak berizin adanya kegiatan yang tidak baik di tempat hiburan tersebut. dalam prosesnya beliau berperan untuk menyuratkan kekecamatan hingga sampai ke gubernur.

4. Nama : Ahmad Husein Hasibuan Umur : 24 tahun

Agama : Islam


(32)

Ahmad husein beliau merupakan mahasiswa disalah satu universitas ternama di Medan yaitu UIN SU, Beliau merupakan anggota dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.Beliau merupakan ikut serta bertindak dalam demontrasi yang dilakukan oleh organisasinya, beliau menjabat sebagai ketua perwakilan dari UIN SU, peran beliau disini merupakan sebagai ketua organisasi yang bertindak apabila ada aduan hal yang meresahkan dikalangan masyarakat, mereka anggota PMII ikut andil untuk langsung bertindak sebagai perwakilan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi masyarakat, dimana yang mereka ketahui dan menurut beliau bahwa bar dan diskotik tersebut izinnya mengelola usaha melanggar peraturan dan izinnya telah dicabut oleh kabupaten deli serdang, namun tetap beroperasi sehingga mereka ikut andil bersama ormas lainnya untuk menutup tempat hiburan tersebut secara demo didepan tempat usaha tersebut dengan terlebih dahulu membuat laporan kepihak berwajib.

5. Nama : Mahatir Umur :20 tahun Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa ( Remaja Mesjid)

Mahatir beliau merupakan remaja mesjid attawabin yang sudah hampir 4 tahun tinggal dan menjadi salah satu pengurus mesjid.Beliau mulai menjadi Remaja Mesjid sejak ia bersekolah di MAN 1 Medan. Beliau berperan sebagai salah satu pendemonstrasi yang menurutnya yang ia ketahui bahwa tempat hiburan tersebut tidak layak bersebelahan dengan lembaga pendidikan, dan dekat


(33)

dengan rumah ibadah, apalagi sekolah tersebut berbasis agama yang menerapkan norma – norma peraturan agama yang melarang untuk pergi ketempat hiburan yang menyediakan minuman keras dan lain sebagainya.Menurut beliau hal ini lah yang menyebabkan mereka para remaja dan pengurus mesjid serta ormas dan masyarakat setempat resah dan ingin pengelolah untuk menutup tempat tersebut.

6. Nama :Reno Umur : 23 tahun Agama :-

Pekerjaan :Satpam barcelona

Reno merupakan petugas atau pengawas yang bekerja di tempat hiburan bar dan diskotik Barcelona.Beliau berperan penting untuk mengawasi orang – orang yang berkunjung, karena tempat hiburan tersebut hanya diperuntukan bagi orang – orang tertentu,ditempat hiburan tersebut juga memiliki peraturan apabila ada pengunjung yang ingin masuk ketempat hiburan malam tersebut, maka dari itu beliau bertugas untuk melihat identitas pengunjuk seperti ktp, pakaian, dan pengecekan lainnya, pakaian menjadi salah satu peraturan karena mereka melarang pengunjung yang memakai seragam sekolah. Beliau juga berperan sebagai pengawasan terhadap kegiatan yang ada didalam tempat hiburan tersebut, dan mengawasi apabila terjadinya razia yang akan dilakukan oleh pihak berwajib, menurut beliau sendiri sebulan sekali aka nada selalu razia dari pihak berwajib, karena ditempat tersebut telah diketahui pihak berwajib atau juga sudah menjadi


(34)

rahasia umum bahwa adanya kegiatan transaksi narkoba hingga prostitusi ditempat hiburan malam tersebut.

7. Nama :Bobby Hutapea Umur :37 tahun Agama : kristen

Pekerjaan : wiraswasta / pedagang

Pak bobby merupakan masyarakat yang tinggal dilingkungan tersebut tempat tinggal beliau berada di seberang jalan kompleks MMTC, beliau pengelolah usaha kedai sampah, beliau mengatakan bahwa ia sudah tinggal didaerah tersebut beliau lahir.Menurutnya, bahwa masyarakat yang tinggal dilingkungan tersebut tidak terlalu mempermasalahkan adanya komplek MMTC, maupun tempat hiburan karena merupakan bukan dari wilayah Medan itu sendiri, melainkan sudah masuk kepada Kabupaten Deli Serdang.

8. Nama : Halimah, S.ag Umur : 43

Agama : Islam

Pekerjaan : Pengawai Negeri Sipil

Ibu halimah beliau merupakan staff atau pegawai yang bekerja dikecamatan medan tembung, beliau tinggal dijalan bhanyang kara, beliau bekerja masih cukup baru dikecamatan sekitar 2 tahun, dahulunya beliau merupakan kepala lingkungan di kelurahan indera kasih medan, beliau berperan sebagai


(35)

sekertarisnya kepala camat, menurut beliau bahwa benar adanya aduan tentang permasalahan tempat hiburan dan sekolah yang berada dijalan williem iskandar, dan pihak sekolah dan juga organisasi masyarakat atau ormas telah menyurati bapak kepala camat untuk menindak lanjuti sampai ke kabupaten deli, karena daerah tersebut sudah masuk kab. Deli serdang yang berbatasan langsung dengan kota medan.

9. Nama : Sulasmi Umur : 51 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Pedagang

Pak sulasmi merupakan pedagang kaki lima yang sudah 10 tahun terakhir berdagang di sekitar sekolah yang menetap berjualan tepat diseberang jalan sekolah MAN 2 Medan dengan tempat hiburan tersebut. beliau tinggal tidak jauh dari lokasi ia berdagang dan masih merupakan masyarakat yang tinggal didaerah tersebut. beliau merupakan perwakilan dari masyarakat sekitar yang menurut beliau bahwa masyarakat maupun pihak sekolah tidak memiliki satu suara, menurutnya meskipun masyarakat awam yang tinggal dilingkungan khawatir lingkungan mereka tercemar karena adanya tempat hiburan yang jelas masyarakat ketahui adanya kegiatan terlarang didalam tempat hiburan tersebut, masyarakat hanya dapat menyerahkan hal ini pada ormas – ormas sebagai perwakilan.Karena menurutnya masyarakat masih tidak terlalu berani dan kurang peduli terhadap hal-hal seperti itu.


(36)

10. Nama : Rendi Umur : 20 tahun

Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : mahasiswa

Rendi merupakan pengunjung tempat hiburan tersebut, beliau merupakan mahasiswa disalah satu universitas ternama yang ada di Kota Medan.Beliau tinggal masih di kawasan Kota Medan.Menurut beliau, ia hanya mengunjungi tempat tersebut hanya beberapa kali, misalnya seperti diakhir pekan, hanya untuk tempat ia dan teman – temannya berkumpul sekedar untuk minum dan menikmati musik Disc Jockey (DJ) yang setiap pekannya selalu berganti – ganti, menurutnya bahwa tempat tersebut memang bukan satu – satunya yang ada dikota medan, dan juga bukan yang terbaik, namun menurutnya bahwa tempat tersebut hanya untuk sekedar ingin tahu dan penasaran untuk mengunjunginya.

11. Nama : Herman Umur : 38 Tahun Agama : Kristen Pekerjaan : wiraswasta

Pak Herman merupakan pengunjung bar dan diskotik Barcelona tersebut, beliau merupakan pemilik games online dan Kos-kosan yang berada dijalan pancing dekat dengan sekolah maupun bar dan diskotik Barcelona tersebut.Menurut beliau, ia merupakan pengujung tetap dibarcelona tersebut, biasanya ia mampir jika sekedar ingin nongkrong dengan temannya, dan minum –


(37)

minum, ia juga mengaku suka ketempat tersebut karena pelayanannya dan hal-hal yang ditawarkan didalamnya, menurut beliau ia hanya dating sekali dalam sepekan.

12. Nama : Sana Umur : 21 Tahun Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa / pegawai

Sana beliau merupakan mahasiswi disalah satu universitas swasta ternama Di Kota Medan, selain menjadi mahasiswi ia juga bekerja sebagai pelayan yang berada dibarcelona tersebut. menurut beliau bahwa bar dan diskotik Barcelona diskotik dan bar yang sama saja dengan tempat hiburan yang lain seperti club dan bar yang berada di kota medan ini, menurutnya karena gaji yang cukup lumayan membuatnya betah bekerja di tempat hiburan tersebut.


(38)

4.6 Interpretasi Data

4.6.1 Kronologi dan penyebab terjadinya Konflik

AKIBAT :

PERMASALAHAN :

AKAR : :

Gambar 4.6.1 pohon Konflik antara Tempat hiburan Malam dengan Pendidikan Formal dan Rumah ibadah.

Kronologi Awal mulanya terjadinya konflik adalah ketika tempat hiburan bar dan diskotik Barcelona ini didirikan.Ketika itu masyarakat dan pihak sekolah hanya mengira bahwa yang didirikan tepat disebelah sekolah adalah Show Room Mobil, yang menjual mobil-mobil bekas serta bilyard, namun seiring berjalannya

Keberadaan Hiburan Malam Barcelona disekitar sekolah Dan rumah ibadah.

Melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1018 Bab III Pasal (2) ayat (4)

Perbedaan

Pandangan / kepercayaan dan Pendapat / kepentingan.

Demonstrasi Keresahan


(39)

waktu kedok terselubung dari Barcelona tersebut mulai tercium masyarakat bahwa dilantai tiga adanya tempat hiburan bar dan diskotik Barcelona,namun masih tidak mempermasalahkannya.Namun, karena terus dibiarkan kegiatan terus berlangsung, maka pihak pengelolah pun membuka secara terang-terangan tempat tersebut.Dan menjalankan bisnis usahanya mulai dari pukul 19.00 s/d 07:00 wib menjelang pagi.Sehingga akhirnya masyarakat dan pihak sekolah resah, karena mulai terciumnya adanya kegiatan prostitusi, penari striptis dan hingga bisnis narkoba.Masyarakat sendiri akhirnya melihat, bahwa adanya kegiatan terlarang yang melanggar hukum tersebut, karena banyaknya pengunjung yang masuk setelah keluar telihat mabuk berat. Dan beberapa kali tempat tersebut masuk pemberitaan dimedia cetak, dan penggerebekan atau razia yang dilakukan pihak berwajib. Hal ini menguatkan dari beberapa pernyataan dari pihak perwakilan sekolah – sekolah untuk membentuk tim pengecekan dan melihat sendiri kegiatan apa yang ada didalam tempat hiburan tersebut

Pak Anwar menyatakan :

“ setelah kami (kepala sekolah dan para guru – guru) berunding dan memusyawarakan langsung untuk melihat sebelum menuduhkan bahwa tempat tersebut tempat maksiat, akhirnya bapak dan almarhum pak kepala yang dulu ( alm.H. Amarullah, M.ag) membuat tim untuk masuk kedalam tempat hiburan, saya, alm. Kepala amararullah, dan pak bulgan masuk kedalam dengan membawa surat (surat sah dari kecamatan untuk pengecekan tempat hiburan barcelona) agar jika sewaktu – waktu adanya razia yang dilakukan pihak berwajib kami tidak ditangkap. Awalnya sempat bingung masuknya dari mana lalu ketika kami melihat pengunjung yang mau masuk, kami ikuti ternyata ada lorong rahasia untuk


(40)

sampai diatas kami melihat bahwa tempatnya remang atau dengan menggunakan lampu redup dan berkelap – kelip, ketika kami sampai didalam untuk tidak terlalu mencurigakan maka kami memesan minuman biasa seperti jus dan minuman soda, dan ketika itu lalu kami didatangi oleh waitersnya yang menggunakan pakaian minim, dan ditengah-tengah ada panggung penari striptis, karena kami terlihat tidak tertarik sehingga waiters tadipun pergi. Didalam tempat tesebut benar – benar minim cahaya, dan susah untuk melihat dengan jelas.kami pun menelusuri benar adanya banyak lorong – lorong seperti kamar – kamar minim, kita sendiri kurang tahu maksudnya. Yang ada pusing didalam dengan cahaya gelap.”

Maka kemudian setelah benar-benar yakin pihak sekolah telah melihat sendiri kegiatan yang tidak lazim yang melanggar hukum, sehingga dari perwakilan sekolah-sekolah , dan masyarakat, melayangkan surat pengaduan langsung kepada kecamatan hingga ke Kabupaten Deli Serdang untuk segera menutup tempat hiburan yang telah melanggar peraturan daerah setempat. Tentang UU No. 1018 Bab III Pasal (2) ayat (4) tentang berdekatan dengan sekolah dan meresahkan masyarakat.

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa tempat hiburan tersebut telah melanggar hukum yang berlaku, dan menyalah gunakan perizinan usaha, yang tidak mencantumkan adanya usaha tempat hiburan tersebut hal ini senada dengan pernyataan dari Kepala Sekolah MAN 2 Medan Bapak Dr. H. Burhanuddin, M.Pd menyatakan :

“ketika kami telah menyurati kepada pihak kecamatan dan kabupaten deli serdang akhirnya kami mendapat respon dari kabupaten deli serdang dan pada kira – kira tahun 2014 kami dan pihak organisasi masyarakat seperti FPI dan PMII melakukan demonstrasi penutupan tempat tersebut dengan dijaga ketat oleh pihak berwajib dan pihak satpol pp (satuan polisi pamong praja), dan tempat hiburan tersebut disegel


(41)

kabupaten deli serdang, dan izin usaha dicabut oleh mereka itu, memang sebelumnya sejak tahun 2012 tempat tesebut didemo oleh ormas dan masyarakat juga pihak kita (sekolah), namun baru akhirnya resmi di tutup dan dinyatakan melanggar peraturan daerah pemerintah pada tahun 2014, namun kembali lagi buka hingga sekarang”

Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pihak pengelolah telah mendapatkan respon dan tindakan yang dilakukan oleh pihak sekolah maupun masyarakat dan ormas untuk segera meminta menutup usaha tersebut. Namun, tetap saja pihak dari pengelolah usaha mengindahkan, serta mengacuhkan tindakan dan respon yang tidak setuju dari beberapa pihak. Sudah beberapa kali di demo oleh beberapa pihak ( sekolah-sekolah, rumah ibadah ,maupun organisasi kemasyarakatan ) dan pihak dari pemerintahan yang akhirnya turun tangan untuk menutup usaha tersebut dengan mencabut izin usaha karena telah melanggar peraturan daerah. Namun, pihak pengelolah hanya menutup sementara usaha namun membukanya kembali. Kemudian dengan Dalihnya menurut pihak dari pengelolah sendiri yaitu Reno menyatakan :

“ Atasan saya tidak ingin usahanya ini ditutup karena menurutnya hanya dari sinilah iya mendapatkan banyak keuntungan penghasilannya untuk mencari nafkah buat keluarganya, menurut atasan saya sendiri bahwa usahanya telah membantu sekali perekonomian keluarganya, jadi kalo atasan saya menutup usahanya maka dari mana ia akan memberi nafkah keluarganya”

Dari pernyataan diatas bahwa alasan ekonomi yang menjadi hal utama mengapa mereka masih terus menjalankan bisnis usahanya walaupun mendapat pertentangan dari beberapa pihak, seperti organisasi masyarakatan, lembaga pendidikan dan serta pemerintahan daerah tersebut. Namun, antara pihak


(42)

masyarakat setempat tidak memiliki suatu ketengangan yang tampak, hal ini senada dengan pernyataan pak Bobby bahwa :

“ masyarakat disini tidak terlalu peduli dengan adanya tempat hiburan malam tersebut, dikarenakan tempat hiburan itu sendiri sudah bukan urusan wilayah medan, itu sudah termasuk urusan wilayah kab. Deli serdang, terus selama prosesnya, belum pernah terjadi ketegangan antara pihak pengelolah sendiri dengan masyarakat sekitar sini, karena itu tadi bukan merupakan wilayah kami dan mereka sudah beda wilayah.”

Dari pernyataan diatas terlihat bahwa tidak adanya ketegangan yang terjadi antara masyarakat setempat dengan adanya tempat hiburan malam tersebut. Senada dengan apa yang dikatakan oleh pak sulasmi bahwa :

“jika dilihat dek, sebenarnya ada masyarakat yang bermasalah ada yang tidak, kebanyakan tidak masalah atau perduli sih, mungkin karena sudah mengikuti zaman ya dek, tempat – tempat seperti itu sudah bukan tabu lagi dianggap, tapi bagi masyarakat yang tidak setuju mungkin masih mengingat tempat yang seperti itu bukan berasal dari budaya kita, namun budaya dari luar, dan masyarakat masih sebagian religius yang menganggap tempat hiburan malam adalah tempat yang tidak baik, karena didalamnya orang – orang yang melakukan aktivitas yang dilarang oleh agama.”

Dari pernyataan diatas maka dapat dilihat bahwa adanya pro dan kontra dimasyarakat yang terjadi, meskipun kebanyakan masyarakat yang sudah mengikuti perkembangan zaman dan masuk mengikuti globalisasi menjadi masyarakat yang modern, dibalik itu semua masih ada masyarakat yang menganggap tabu adanya tempat hiburan malam yang dianggap bahwa orang – orang yang melakukan aktivitas yang tidak baik didalam tempat tersebut merupakan hal-hal yang dilarang oleh kepercayaan mereka atau agama.

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan


(43)

adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dariāyang berarti “tidak” dan gamma berarti “kacau” maka agama “tidak kacau” . Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal darireligio dan berakar padare-ligare yang berarti "mengikat kembali".Maksudnya dengan beragama, seseorang mengikat dirinya kepada

Menurut dalam bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut akan Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi, kesalehan" (kemudian selanjutnya "ketekunan").Max Müller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian yang memiliki struktur kekuasaan yang sama pada saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka akan hanya disebut sebagai "hukum". (sumber :id.wikipedia.org)

Agama ditinjau dari perspektif sosiologi yang dikemukankan oleh emil Durkheim dalam Ritzer (2008 :09).Durkheim berpendapat bahwa agama adalah suatu pranata yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengikat individu menjadi satu-kesatuan melalui pembentukan sistem kepercayaan dan ritus. Durkheim menegaskan bahwa masyarakat dan agama adalah satu dan sama. Agama adalah cara masyarakat - terutama masyarakat primitive - mengekspresikan dirinya dalam bentuk fakta sosial nonmaterial. Ia berpendapat bahwa fakta sosial nonmaterial


(44)

dipegang erat bersama-sama, atau apa yang disebutnya sebagai kesadaran kolektif (Collective Consciousness) yang begitu kuat.Ketika kesadaran kolektif yang begitu kuat muncul di masyarakat, maka rasa berbagi kebersamaan tersebut memunculkan energi kolektif yang di sebut (Collective Effervescent) atau dalam hal ini, menurut Durkheim agama adalah semua hal yang bergerak dari profan ke sakral.

Maka Kesimpulan dari Agama merupakan kepercayaan, ikatan, patuh dan tunduk, akan hukum yang berdasarkan dari tuhan yang setiap individu berbeda – beda dalam keyakinan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu mempercayai adanya aturan-aturan yang berlaku pada tempat dimana ia tinggal, dengan norma-norma aturan dari tradisi atau pandangan agama tersebut. Unsur kepercayaan atau agama dalam permasalahan ini merupakan bagian dari permasalahan yang ada diantaranya karena menyangkut hal yang jelas bahwa keberadaan tempat hiburan tersebut yang tidak jauh dari rumah ibadah, bukan hanya dari segi pandangan keagamaan namun juga dari segi peraturan yang mengatur dan berlaku pada daerah tersebut tentang Jarak antara tempat hiburanan dan rumah ibadah harus 500 meter jauhnya. Senada yang dinyatakan oleh perwakilan pengurus rumah ibadah mesjid at-tauwabin mahatir mengatakan bahwa:

“ kami keberatan kak karena adanya tempat maksiat disekitar mesjid ini, mengapa karena ini tempat ibadah tempat orang – orang menyembah kepada tuhan, tempat melaksanakan tugas yang mulia sebagai makhluk tuhan untuk melakukan kewajiban kami. Nah, namun jeleknya masa rumah ibadah dekat dengan tempat hiburan, seperti diskotik. Apalagi kita sudah mengetahui bahwa tempat tersebut sering dijadikan tempat prostitusi dan narkoba, sering ada razia dari polisi. Jadi, jelas membuat keberatan dari pihak kami disini, ditambah lokasinya itu


(45)

bisa nilai sendiri kak, makanya kami dan pihak organisasi masyarakat seperti PMII dan FPI pernah melakukan demo didepan gedung tersebut.”

Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan masalah keberatan keberadaan tempat hiburan malam tersebut yang tidak jauh lokasinya dari rumah ibadah itu sendiri, yang akhirnya menimbulkan protes dikalangain oraganisasi keagamaan dan pihak rumah ibadah itu sendiri. Senada yang disampai kan oleh ketua organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau disingkat (PMII) yaitu husein mengatakan bahwa :

“ kami ikut menuai protes demo didepan gedung barcelona pada tahun 2012 pertama, sampai sekarang, dalam arti kalo sudah menjelang bulan ramadhan,untuk tempat tersebut wajib segera ditutup selama satu bulan penuh. Sebenarnya, walaupun sudah beberapa kali diprotes, didemo kita tanpa melakukan aksi brutal disini ya, tapi tetap saja mereka ditutup sementara setelah itu buka lagi ini yang kita tidak mengerti. Kita tidak tahu, bagaimana proses mereka dengan pihak berwajib itu, kalo ada sesuatu dibaliknya. Maka bisa ditutup kemudian buka lagi mereka (usaha tempat hiburan barcelona). Yang pasti itu kita ngertilah mbak gimana sekarang bisa diatur kalo ada materinya mbak.kita hanya berusaha semampu kita, jadi Cuma yang bisa hanya menjelang 3 atau 2 hari akan datangnya bulan puasa aja yang bisanya kita dengan pihak ormas dan mesjid disini lakukan untuk mendemo tempat – tempat hiburan seperti itu, pokoknya semua tempat hiburan seperti karoke, kafe remang – remang, tempat perjudian dan lainnya.”

Dari pernyataan diatas bahwa walaupun sudah menuai tindakan protes dan demo, namun tidak bisa dipungkiri adanya, hal yang masih mengganjal yang terjadi disini karena walaupun Pemerintahan Daerah Kabupaten Deli serdang sudah menutup paksa, dan menyegel tempat tersebut namun kembali beroperasi tak lama setelah kejadian penutupan tersebut. Hanya yang bisa ketika menjelang bulan ramadhan, bulan dimana umat muslim melakukan ibadah satu bulan penuh. Setelah itu semua yang berkedok tempat hiburan seperti itu akan beroperasi kembali demi mendulang materi untuk kebutuhan kehidupan mereka.


(46)

4.6.2 Alternatif Penyelesaian Konflik

Adapun alternatif untuk menyelesaikan konflik antara pihak sekolah dan rumah ibadah terhadap keberadaan Bar dan Diskotik Barcelona yaitu mengingat adanya pelanggaran Peraturan Bupati yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Kabupaten Deli serdang berdasarkan peraturan tentang tempat hiburan Nomor 1018 Bab III Pasal (2) ayat (4) tentang berdekatan dengan sekolah dan meresahkan masyarakat. Dan juga pelanggaran Peraturan (Perda)Kota Medan Nomor 37 Tahun 2002, Tentang Pendirian Lokasi Usaha Rekreasi Dan Hiburan umum, dimana usaha tersebut tidak memenuhi syarat prosedur setelah ditinjau kembali tentang izin usahanya, yang harus ditindak tegas dengan mencabut dan menutup usaha sebagaimana semestinya.

4.6.2.1 Adanya Indikasi Prostitusi dan Penyalah Gunaan Obat-obatan Terlarang

Tempat Hiburan Malam Bar dan Diskotik Barcelona terindikasi merupakan tempat yang sering dijadikan Prostitusi dan Narkoba,Hal ini, terbukti dari sering terjadi penggerebekan dari pihak berwajib, tempat tersebut bukan satu-satunya. Hal ini dibuktikan dari pernyataan ketua komisi C DPRD Kota medan Anton Panggabeanyang dikutip dari Jurnal Asia,dalihnya:

“Saya mantan orang lapangan makanya saya berani katakana tempat hiburan malam kita bersinyalir menjadi lokasi prostitusi dan beredarnya narkoba” tukasnya, dalam wawancara dengan jurnal asia”.


(47)

Kemudian, ia menambahkan pernyataan tentang bahwa dalam memberikan prosedur perizinan usaha seharusnya mengecek lokasi yang tidak berdekatan dengan permukiman masyarakat maupun rumah ibadah, namun justru adanya kejanggalan dari banyaknya usaha komersil seperti tempat hiburan karaoke milo yang berada di Jalan juanda yang tidak menaati aturan (Perda) Peraturan Daerah. Maka beliau mengatakan:

“Terkait pengaduan masyarakat tentang keberadaan karaoke itu tetap menjadi perhatian.Kami akan membicarakan kembali dengan mengahirkan lurah, camat dan BPPT Kota Medan terkait dengan pengaudan masyarakat, kenapa ijin karaoke itu bisa terbit, sedangkan lokasinya ternyata berdekatan dengan rumah ibadah” Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tempat hiburan Malam Bar dan Diskotik Barcelona bukan satu-satunya tempat yang bermasalah yang ada dikota medan ini, maka jika didelik kembali bagaimana tempat hiburan mendapatkan izin merupakan suatu kejanggalan yang juga ingin diketahui oleh Ketua Komisi C DPRD Kota Medan tersebut.(Jurnalasia, 12 januari 2016) .

Maraknya tempat hiburan yang ada di Kota Medan merupakan tempat yang sangat mudah terindikasi dari minuman keras, dan obat-obat terlarang.Hal inilah yang membuat para pendidik (Sekolah-sekolah yang berdekatan dari tempat hiburan tersebut) dan Oraganisasi kemsayarakatan (FPI dan PMII) tidak bisa dengan diam dan bertindak untuk menutup tempat tersebut dengan melayangkan surat pengaduan dan berdemosntrasi.


(48)

Gambar 4.6.2.1

Kepala Sekolah MAN 2 Medan Beserta Dinas Pariwisata Kab. Deli Serdang

Gambar 4.6.2.2

Tempat Hiburan Malam Barcelona Disegel

Berdasarkan keterengan gambar 4.6.2.1 dan 4.6.2.2 diatas merupakan ketika terjadi demonstrasi berserta penyegelan dan dicabutnya


(49)

sekolah MAN 2 Medan ikut serta bersama Dinas Pariwisata Kab. Deli Serdang dalam aksi penyegelan dan penutupan tempat Hiburan malam tersebut. (fokusmedan, 6 Agustus 2015)

Kendati pun, hal tersebut tidak menjadi ancaman bagi pihak pengelolah mengingat usaha tersebut masih tetap beroperasi hingga saat ini, kasus ini sudah lama dan berlarut-larut dan bukan satu-satunya yang ada. Mengingat lemahnya Ketegasan dan upaya tindakan dari pihak yang berwenang, yang akhirnya masalah masih belum menemukan pemecahan atau mengalami kebuntuan. Dari pihak sekolah menyatakan oleh bapak kepala sekolah Burhannudin menyatakan :

“ kalau masalah ini nak sudah cukup lama, namun begitulah masih sama tidak ada tindakan tegas yang dilakukan pemerintah, undang – undang sudah jelas ada dikeluarkan oleh pemda (pemerintahan daerah) yang bolak – balik kita surati dan akhirnya diterima, maka keluarlah peraturan tersebut. Namun, kalau sampai sekarang masih operasi itu diluar batas kita. Yang terpeting, kita sudah bertindak dan melakukan upaya semampu kita, maka sekarang kita serahkan kepada pihak yang berwajid dan berwenang untuk itu. Yang saya tidak suka masalah ini, bahwa ada orang yang mengira saya dikira meminta uang dari sana untuk tidak memprotes lagi tempat maksiat tersebut, jadi perlu saya tegaskan nak, saya bukan mau mengambil keuntungan materil dari kasus ini, saya Cuma ingin mereka untuk peduli terhadap anak bangsa dalam membentuk moralitas yang baik. Disini kitakan tempat mendidik anak bangsa, untuk masa depan bangsa. Justru alangkah kurang baiknya mereka membuka tempat hiburan yang seperti itu, dan bagaimana bisa dapat izin atau memang tidak pernah berizin didirikan bar dan diskotik tersebut berartikan mereka sudah melakukan hal yang salah secara ilegal.”

Dari pernyataan diatas sudah menjelaskan bagaimana konflik yang berlaku antara pihak – pihak terkait namun masih terjadi hingga saat ini belum menemukan solusi terbaik dalam penyelesaian masalah. Kondisi saat ini memang tidak terlihat antara ketegangan antara pihak, karena bukan masalah seperti perebutan tanah atau lain sebagainnya. Hanya mengingat tempat yang salah dalam


(50)

mendirikan usaha yang menjadi kontrovesi dimata masyarakat awam pada umumnya.

Hal ini telah dijelaskan oleh Rahf Dahrendorf Konflik dalam Ritzer (2010) merupakan bagian dari interaksi sosial yang bersifat disosiatif. Konflik ini dibairkan berlarut –larut dan berkepanjangan serta tidak segera ditangani akan menimbulkan terjadinya disintegrasi sosial suatu bangsa. Suatu keadaan yang memiliki peluang besar untuk timbulnya konflik adalah perbedaan , Perbedaan yang di maksud adalah perbedaan kepentingan. Dimana kepentingan ekonomi merupakan tujuan yang dimiliki oleh pengelolah usaha, tanpa memandang dapak yang telah ditimbulkan dari usahanya yang merupakan masalah bagi sebagian pihak yang merasa tidak setuju.

Asumsi Dahrendorf (2010) tentang masyarakat ialah bahwa setiap masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan, dan pertikaian serta konflik ada dalam sistem sosial juga berbagai elemen kemasyarakatan memberikan kontribusi bagi disintegrasi dan perubahan. Suatu bentuk keteraturan dalam masyarakat berasal dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang memiliki kekuasaan, sehingga ia menekankan tentang peran kekuasaan dalam mempertahankan ketertiban dalam masyarakat.

Maka peran kekuasaan disini merupakan peran yang terkuat untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dimana materi dinilai sebagai kekuasaan yang utama sehingga dapat melancarkan segala hambatan, yang merupakan kerikil – kerikil masalah dari kondisi suatu keadaan tertentu.


(51)

4.7 Peran Para Pihak-pihak yang terlibat Konflik dalam menyelesaikan konflik

Dalam proses penyelesaian konflik yang sudah lama terjadi hingga pada saat ini, memang sudah tidak terlihat adanya ketegangan, antara pihak-pihak yang terlibat. Namun, Chang dalam Lubis (2014) mengungkapan bahwa konflik sosial tidak hanya berakar pada ketidakpuasaan batin, kecemburuan, iri hati, kebencian, masalah perut, masalah tanah, masalah tempat tinggal, masalah pekerjaan, masalah uang dan masalah kekuasaan.Namun, menurutnya emosi sesaat juga dapat menimbulkan konflik sosial.Maka peran-peran pihak yang terlibat dalam konflik merupakan peran penting untuk mencapai kesepakatan bersama. Dimana pihak lembaga pendidikan atau sekolah bergabung dengan Organisasi Masyarakat dan Keagamaan (FPI dan PMII) untuk melayangkan surat dan melakukan pendemoan didepan tempat hiburan malam tersebut.Kemudian, peran pihak pengelolah usaha tidak pernah muncul dalam setiap aksi untuk menenangkan atau melakukan perundingan seperti mediasi untuk menemukan jalan tengah atas kisruh yang membuat lembaga pendidikan merasa terganggu dan resah dimana ini menyangkut tentang moralitas dan pelanggaran peraturan yang pengelolah tidak sadari sampai saat ini.

Meskipun dari berbagai pihak telah bertindak, dalam perkara ini peran pemerintahlah yang terpenting.Setelah mendapat aduan, pendemoan yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut.Pihak pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan melakukan penertiban yang dilakukan Satpol PP, dan menutup tempat tersebut.Namun, hanya bersifat sementara sehingga, hal inilah justru membuat konflik tersebut masih belum ada jalan tengah.


(52)

4.8 Postmodernisme

Postmodernisme secara etimologis berasal dari kata Post-Modern-Isme.Post dapat diartikan setelah, Isme diartikan sebuah paham.Jadi, postmodern diartikan sebagai sebuah Paham setelah Masa Modern.Konsep Postmodern menurut dominiq sinatri (2004) dalam budaya populer adalah lebih menekankan Pada Emosi dari pada Rasio, Media dari Pada Isi,Tanda dari pada Makna, Kemajemukan dari pada tunggal, Kemungkinan dari pada Kepastian, permainan dari pada Keseriusan, Keterbukaan dari pada Pemusatan, Lokal dari pada universal, fiksi dari pada Fakta, estetika dari pada etika, dan narasi dari pada teori.

Dimana karakteristik postmodern melihat runtuhnya batasan antara kebudayaan dan masyarakat,dimana budaya tidak lagi di agungkan karena media massa telah merefleksikannya dalam sosial masyarakat menjadikannya bahwa media massa sebagai realitas sosial contoh pada budaya konsumsi. Penekanan pada gaya dari pada substansi.Kekacauan ruang dan waktu, disebabkan karena teknologi yang berkembang pesat. Memudarkan Meta-naratives, dalam hal budaya popular telah melonggarkan batasan nilai agama, ilmu pengetahuan, dan seni sehingga masyarakat tidak tahu lagi apa yang menjadi pijakan hidupnya. Semakin kuatnya hiperalitas media yang dikuasai oleh dua hal, yaitu kekuatan politik dan kekuatan ekonomi.Hal ini yang menyebabkan media massa menjadi mudah untuk direkayasa sesuai dengan keinginan pihak pemilik modal. Demikian, hal ini dapat peneliti kaitkan dengan masalah konflik antara tempat hiburan dengan pendidikan dan agama dimana pada masa postmodern ini telah meruntuhkan batas-batas dalam kebudayaan sosial masyarakat saat ini sehingga memunculkan pandangan-pandangan pada pihak yang pro maupun kontra.


(53)

4.8.1 Budaya konsumsi

Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Namun konsumsi yang dilakukan bukan lagi hanya sekedar kegiatan yang berasal dari produksi. Konsumsi tidak lagi sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan fungsional manusia. Konsumsi telah menjadi budaya, budaya konsumsi. Sistem masyarakat pun telah berubah, dan yang ada kini adalah masyarakat konsumen, yang mana kebijakan dan aturan-aturan sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebijakan pasar.

Fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat juga sangat banyak diwarnai oleh kegempitaan kegiatan konsumsi. Dimana bagi masyarakat saat ini hampir tidak ada ruang dan waktu tersisa untuk menghindari diri dari serbuan berbagai informasi yang berurusan dengan kegiatan konsumsi.

Fenomena masyarakat konsumsi tersebut, yang telah melanda sebagian besar wilayah didunia, saat ini juga sudah terjadi pada masyarakat Indonesia, utamanya pada masyarakat perkotaan. Menurut Yasraf Amir Piliang (2004 hal: 180) fenomena yang menonjol dalam masyarakat Indonesia saat ini, yang menyertai kemajuan ekonomi adalah berkembangnya budaya konsumsi yang ditandai dengan berkembangnya gaya hidup. Berbagai gaya hidup yang terlahir dari kegiatan konsumsi semakin beragam pada masyarakat perkotaan Indonesia, terutama Jakarta. Nge-mall, clubbing, fitness, nge-wine, hangout di cafe adalah beberapa contoh gaya hidup yang nampak menonjol saat ini. Semua aktifitas tersebut adalah perwujudan dari hingar bingar konsumsi. Senada dengan apa yang dikatakan oleh pak herman bahwa:


(54)

bisnis siapa saja boleh menanam saham asal ada modal untuk berbisnis, MMTC (Medan Mega Trade center) ini dibuat juga berdasarkan izin dari pemerintahan setempat sebagai perwujudan pembangunan kota dan juga pasar bebas untuk siapa saja yang membangun usahanya disini.”

Dari pandangan diatas peneliti sudah dapat menilai mengapa tempat hiburan malam bar dan diskotik barcelona dikatakan dapat berdampingan atau berdekatan bukan dilihat dari sudut pandang norma dan budaya pada masyarakat indonesia. Namun, ketika dilihat dari sudut pandang budaya konsumsi bahwa didirikannya tempat hiburan tersebut berdekatan dengan sekolah dan rumah ibadah tidak menjadi suatu halangan atau konflik,dianggap sah-sah saja disebabkan karena pengaruh dari kebijakan pasar, dimana pengaruh pasar saat ini mempengaruhi kehidupan perekonomian yang dinilai penting dalam kehidupan sehari-hari.

Tempat hiburan tersebut dibangun di area pusat bisnis yang ada diantara kota medan-deli serdang dimana sebagai perwujudan salah satu pembangunan perekonomian kota pada kebijakan pasar pada pusat bisnis tersebut merupakan pasar bebas untuk para pemilik modal untuk menanamkan saham usaha bisnis yang ingin ia bangun atau mendirikan tersebut.

4.8.2 Persaingan Pasar

Analisis persaingan adalah usaha mengidentifikasi ancaman, kesempatan atau permasalahan strategis yang terjadi akibat perubahan persaingan potensial serta kekuatan dan kelemahan pesaing.Analisis berguna untuk mendasari keputusan tentang produk yang dipasarkan agar kemudian diperoleh laba yang optimal.Pasar berubah karena adanya perubahan kebutuhan pembeli, teknologi


(55)

baru, kekuatan sosial-ekonomi, dan kegiatan persaingan.Perubahan-perubahan ini menciptakan peluang dan ancaman baru bagi perusahaan untuk melayani pasar.

Dalam konteks ini dimana lahan-lahan kosong merupakan sebagai Produk atau jasa, pengusaha sebagai pembeli atau pelanggan, dan pemerintah sebagai produsennya.Dalam konteks ini dapat dilihat, dimana lahan-lahan yang masih berstatus milik pemerintah merupakan produk yang dicari oleh para pemilik modal (pengusaha) untuk memanfaatkan dan mensejahterakan ekonomi mereka. Maka dimana produk-produk pasar seperti membangun property, hotel, mall, dan tempat hiburan merupakan produk-produk yang diminati masyarakat pada saat ini, hal tersebut juga berdampak pada keberhasilan suatu daerah atau kota, dimana pembangunan kota merupakan faktor keberhasilan kinerja pemerintah daerah atau kota tersebut.

4.9 Perbedaan Pandangan

1. pandangan pendidik sekaligus agama

Pandangan merupakan pendapat atau pertimbangan hasil dari pemikiran manusia itu sendiri berdasarkan waktu dan tempat hidup pada pengalaman sejarah hidupnya. Pandangan juga merupakan suatu hal yang tidak terlepas dari berbagai macam pemikiran yang berbeda – beda di mata seseorang dalam menilai dari sudut pandang masing –masing seperti yang di utarakan oleh pak anwar selaku pendidik sekolah mengatakan :

” walau dikatakan sekarang zamannya sudah berubah, makinmaju makin canggih, tetapi kalau hal yang yang merusak moral anak – anak, dan bangsa kami selaku pendidik gerah melihat tempat seperti itu terbuka untuk umum sekarang. Bagaimana nasib anak bangsa, kita resah karena tempat itu bukan mendidik tetapi merusak bangsa, membuat terperosoknya sikap


(56)

– anak bangsa nantinya. Ini yang membuat kita akhirnya berujuk rasa. Kalau mereka anggap sah saja didirikan dimanapun, tapi ini kan ada peraturan dari daerah sendiri yang tidak membolehkan, jadi dek itu yang buat kita bisa berdemonstrasi karena ada hukumnya, justru mereka tidak taat hukum.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan hukum ataupun peraturan suatu daerah merupakan hal penting yang ada pada suatu negara dalam melaksanakan aturan kewajiban patuh bagi seluruh warga negaranya. Namun, dilanggar oleh orang yang memiliki kepentingan bagi dirinya sendiri dalam menjalankan perekonomian miliknya.

2. Pandangan Mahasiswi yang Bekerja

Dalam hal urusan ekonomi memang tidak terlepas dari kehidupan manusia itu sendiri berdasarkan pemenuhan kebutuhan hidupnya masing –masing. Maka ekonomi sangat berpengaruh pada pandangan hidup seseorang seperti yang di utarakan oleh sana mengatakan :

” kita kak gak ada masalah sama pekerjaan apa saja dimana kita bekerja disini yang penting dapat memenuhi kebutuhan hidup kita, apalagi kalau kita sekolah juga pasti butuh uang untuk mengenyam pendidikan, ujung –ujungnya ke ekonomi lagi , jadi kalau menurut kita tempat apa pun itu dibangun dimana bukan masalah yang penting bisa buat mencari uang buat kebutuhan hidup masing –masing. Kalau masalah ini kak itu semua pemilik yang tanggung kita tidak ada sangkut pautnya. Tapi selagi masih bisa di kendalikan kita tetap bisa bekerja disini kak, pemilik juga alasan mengapa tidak menutup usaha ini dan masih operasi karena alasan ekonomi juga kak, lagian tempat ini juga di area central bisnis jadi ya sah – sah aja walau banyak pertentangan kita pun menyadari itu.”

Berdasarkan pernyataan diatas pandangan terhadap alasan ekonomi menjadi hal yang pasti untuk kepentingan hidup seseorang. Di era post-modern ini telah banyak meruntuhkan batas- batas dari budaya hingga agama yang menjadi pijakan terhadap kehidupan individu tersebut.


(57)

3. Pandangan dari Masyarakat setempat

Menurut yang di dapat dari berbagai pandangan masyarakat sekitar yang tinggal di lingkungan tersebut adanya perbedaan persen antara yang pro dan kotra menurut hasil peneliti melihat hampir 25 % pro sedangkan 65 % kontra.Mereka yang pro adalah orang-orang yang menganggap tidak masalah atas didirikannya tempat tersebut karena sebagai suatu wadah tempat hiburan semata, mereka yang lebih sedikit dari yang tidak setuju, terhadap adanya tempat hiburan yang berdekatan dengan sekolah tersebut. Dimana hasil yang terlihat bahwa mereka yang mengerti peraturan pemerintah dan menyadari ketidak sesuainya tempat tersebut karena bertolak dari nilai agama dan pendidikan, beberapa instalansi ini menolak seperti organisasi kemahasiswaan (PMII), organisasi masyarakat ke agamaan(FPI) , dan instalasi pendidikan (Sekolah-sekolah yang berbasis Agama).


(58)

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis wawancara dan keterangan pada Bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kasus konflik antara tempat hiburan malam Barcelona terhadap lembaga pendidikan dan rumah ibadah terjadi karena kurangnya teliti Pemerintah dalam mengizinkan usaha komersil yang diatur pada Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan Nomor 37 Tahun 2002, tentang Pendirian Lokasi Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum.

2. Adanya indikasi Prostitusi, Penyalah Gunaan Obat-obatan terlarang Yang terdapat Dari Tempat HIburan Malam, yang Dibuktikan Oleh banyaknya Kasus yang melibatkan Tempat Hiburan Malam, sehingga membuat resah dikalangan Masyarakat.

3. Upaya-upaya yang telah dilakukan pihak lembaga pendidikan dengan melayangkan gugatan bersama dengan rumah ibadah yang direspon oleh organisasi masyarakat (Ormas) seperti FPI (Keagamaan) dan PMII (Mahasiswa) dengan mendukung tindakan dan melancarkan aksi demo sebagai Respon dari tindakan protes terhadap Tempat Hiburan Malam Bar dan Diskotik barcelona tersebut.


(59)

4. Kasus antara pihak pengelolah hiburan dengan lembaga pendidikan bukanlah satu-satunya yang terjadi di Kota Medan. 5. Hasil dari protes dan melayangkan gugatan oleh pihak lembaga

pendidikan terhadap pemerintah ditanggapi oleh bupati deli serdang dengan menutup usaha hiburan yang dinilai telah meresahkan masyarakat dan mengeluarkan peraturan (Perda) tentang hal tersebut, namun hanya bersifat sementara sehingga masalah tersebut masih berjalan buntu.

6. Meskipun ditentang dari berbagai elemen pihak masyarakat dan lembaga, pihak pengelolah usaha masih terus melancarkan operasi usahanya sebagai bentuk untuk meningkatkan kesejahteraan milik pribadi sebagai suatu mata pencaharian yang meningkatkan perekomonian milik pribadi.

7. Upaya pemerintah hanya dapat memenuhi minat pasar dalam pembangunan kota, namun tidak dengan keseimbangan dalam membagi antara ruang publik dan ruang edukasi.\


(60)

b. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan dalam penelitian, peneliti melihat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Saran ini diharapkan dapatn menjadi masukan positif bagi Pemerintah, Lembaga Pendidikan dan pihak terkait dengan Pengelolah Usaha tempat Hiburan.

1. Pemerintah harus lebih tegas dalam mengatur pemberian sanksi terhadap Pelanggaran Aturan Perundang – undangan Negara. Serta Menjalankan tugas untuk memantau Pemberian Izin suatu Usaha.

2. Pemerintah daerah harus mekakukan observasi untuk mengecek suatu bangunan bisnis /dikelolah apa yang didirikan diwilayah daerahnya tersebut, dan apakah termasuk dalam usaha terlarang oleh peraturan perudang – undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

3. Perlunya ada Tim Mediasi yang ahli dalam menanganin kasus sebagai penyelesaian Kasus-kasus seperti hal diatas tersebut.Dalam menyelesaikan konflik permasalahan apabila sudah terlanjur terjadi seperti antara sekolah yang berdekatan dengan bar dan diskotik tersebut.

4. Dan Bagi Para Pengusaha atau Pengelolah Usaha dalam mendirikan suatu bisnis komersial, jangan hanya melihat dari sudut pandang minat pasar usaha bisnis tanpa memperdulikan dampak yang timbul akibat dari usaha yang dikelolanya tersebut.


(61)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial

Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek dari suatu masyarakat, ataupun terjadinya suatu perubahan dari faktor lingkungan karena perubahan komposisi penduduk, kondisi geografis, serta perubahan sistem hubungan sosial, maupun terjadinya suatu perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Perubahan sosial terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Definisi perubahan sosial menurut beberapa ahli sosiologi:

1. Menurut William F.Ogburn mengemukakan bahwa, “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial”.

2. Menurut Kingsley Davis mengartikan, “perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”.

3. Menurut MacIver mengatakan, “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial


(62)

(social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial”.

4. Menurut JL.Gillin dan JP.Gillin mengatakan , “perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat”.

5. Menurut Samuel Koenig mengatakan bahwa, “perubahan sosial menunjukkan pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia”.

6. Defenisi menurut Selo Soemardjan rumusannya adalah “segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat”.

Dari defenisi diatas, Dapat di Simpulkan Perubahan Sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem sosial.

Pada dasarnya , Perubahan-perubahan sosial terjadi oleh karena anggota masyarakat pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan kehidupannya yang lama.Norma-norma dan lembaga-lembaga sosial atau sarana penghidupan yang lama dianggap tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang baru. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi mengatakan bahwa


(63)

secara umum penyebab dari perubahan sosial budaya dibedakan atas dua golongan besar, yaitu:

1) Perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri. a. Bertambah atau berkurangnya penduduk.

b. Perubahan Jumlah penduduk merupakan penyebab terjadinya perubahan social, seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah tertentu, Bertambahnya Penduduk pada suatu daerah dapat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat, terutama mengenai lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sementara pada daerah lain terjadi kekosongan sebagai akibat perpindahan penduduk tadi.

c. Penemuan-penemuan baru Penemuan-penemuan baru akibat perkembangan ilmu pengetahuan baik berupa teknologi maupun berupa gagasan-gagasan menyebar kemasyarakat, dikenal, diakui, dan selanjutnya diterima serta menimbulkan perubahan sosial. Menurut Koentjaraningrat faktor-faktor yang mendorong individu untuk mencari penemuan baru adalah sebagai berikut :

a) Kesadaran dari orang perorangan karena kekurangan dalam kebudayaannya.

b) Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.


(64)

c) Pertentangan (konflik) dalam masyakat Pertentangan dalam nilai dan norma-norma, politik, etnis, dan agama dapat menimbulkan perubahan sosial budaya secara luas. Pertentangan individu terhadap nilai-nilai dan norma-norma serta adat istiadat yang telah berjalan lama akan menimbulkan perubahan bila individu-individu tersebut beralih dari nilai, norma dan adat istiadat yang telah diikutinya selama ini.

2) Faktor-faktor perubahan yang berasal dari luar masyarakat, yaitu: a. Peperangan

Peperangan yang terjadi dalam satu masyarakat dengan masyarakat lain menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat dahsyat karena peralatan perang sangat canggih.

b. Pengaruh kebudayaan asing

Adanya pengaruh kebudayaan asing ini akan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan pada masyarakat yang kena pengaruhnya. Terdapatnya hubungan secara fisik antara kebudayaan dua masyarakat akan mengakibatkan pengaru timbal-balik. Jadi biasanya setiap kebudayaan masyarakat akan mempengaruh masyarakat lainnya, tetapi juga dapat menerima pengaruh kebudayaan


(65)

dari masyarakat yang lain pula. Adanya proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing ini disebut dengan akulturasi.

2.2 Teori Konflik

Konflik dalam Ritzer (2010:153-160), pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dalam kehidupan kita, Konflik merupakan bagian dari interaksi sosial yang bersifat disosiatif.konflik ini jika dibiarkan berlarut-larut dan berkepanjangan serta tidak segera ditangani akan menimbulkan terjadinya disintegrasi sosial suatu bangsa.Suatu keadaan yang memiliki peluang besar untuk timbulnya konflik adalah perbedaan.Perbedaan yang di maksud adalah perbedaan kepentingan.

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Asumsi Ralf tentang masyarakat ialah bahwa setiap masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan, dan pertikaian serta konflik ada dalam sistem sosial juga berbagai elemen kemasyarakatan memberikan kontribusi bagi disintegrasi dan perubahan. Suatu bentuk keteraturan dalam masyarakat berasal dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang memiliki kekuasaan, sehingga ia menekankan tentang peran kekuasaan dalam mempertahankan ketertiban dalam masyarakat.


(1)

13. Abang/kakak senior, adik-adik junior Departemen Sosiologi dan Keluarga Besar IMASI (Ikatan Mahasiswa Sosiologi) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifatt membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat berguna untuk para pembaca khusunya bagi penulis sendiri.

Medan, 2016 Penulis

NIM: 110901021 Nur Balqis Nasution


(2)

vi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1Manfaat Teoritis ... 9

1.4.2Manfaat Praktis ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial... 10

2.2 Teori Konflik……... 14

2.3 Defenisi Konsep ………. 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 20

3.2 Lokasi Penelitian ... 21

3.3 Unit Analisis dan Informan ... 21

3.3.1 Unit Analisis ... 21


(3)

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4.1 Data Primer ... 23

3.4.2 Data Sekunder ... 25

3.4 Interpretasi Data ... 25

3.5 Jadwal Kegiatan……… 26

3.6 Keterbatasan Penelitian ... 27

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Profil Wilayah………... 28

4.2 Profil Tempat Hiburan Barcelona... 33

4.3 Profil Sekolah Dan Rumah Ibadah ... 36

4.3.1 Madrasah Aliyah (MA) ... 36

4.3.2 Sejarah Mesjid At-tawwabin……….. 38

4.4 Organisasi Masyarakat………... 39

4.4.1 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia... 41

4.4.2 Front Pembela Islam (FPI)... 43

4.5 Informan ... 44

4.5.1 Informan... 45

4.6 Interpretasi Data………... 54

4.6.1 Kronologi Terjadinya Dan Penyebab Konflik………. 54

4.6.2 Alternatif Penyelesaian Konflik ……… 62

4.6.2.1 Adanya Indikasi Prostisi dan Narkoba………. 62

4.7 Peran Pihak-pihak terkait……… 67

4.8 Posmodernisme………. 68

4.8.1 Budaya Konsumsi……….. 69


(4)

viii 4.8.3 Perbedaan Pandangan………... 71 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 74 5.2 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA ... 77


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.1 Data Umum... 30

Tabel 4.1.2 Pelayanan Umum... 31

Tabel 4.1.3 Pendidikan………... 31

Tabel 4.1.4 Perdagangan ……….… 32


(6)

x DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Lokasi Kecamatan ... 29

Gambar 4.2.1 Lokasi Kompleks ... 33

Gambar 4.2.2 Tempat Hiburan Malam Barcelona ... 35

Gambar 4.3.1.1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan ... 38

Gambar 4.3.1.2 Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan ... 39

Gambar 4.6.1 Bagan Pohon Konflik……… 54

Gambar 4.6.2 Kepala Sekolah MAN 2 Medan ... 64