- Bentuk Pengawasan Standart Oleh Pihak Lessor
Dari surfei penulis diketemukan fakta bahwa pelaksanaan dari perjanjian leasing antara sistem perusahaan leasing yang memang tidak mengenal
cara pengawasan secara itensif. Namun pengawasan yang dilakukan pihak lessor adalah apabila terjadi
keterlambatan pembayaran angsuran oleh pihak lessee.hal ini dilakukan dengan cara :
1. Teguran secara lisan.
2. Teguran secara langsungtertulis apabila lessee tetap melakukkan
keterlambatan pembayaran yang dikarenakan lessee pailit atau lalai dalam melakukkan pembayaran.
3. Apabila dalam teguran secara lisan ataupun tertulis lessee tidak dapat
menyelesaikan masalah,maka lessor berhak menyita ataupun menaha objek leased.
B. Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Wanprestasi Dalam Perjanjian
Leasing.
Dalam dunia usaha semua pihak hendak memperoleh keuntungan sebesar – besarnya. Dalam lembaga leasing terlibat beberapa pihak, yaitu lessor, lessee
dan suplier mendambakan untuk memperoleh suatu barang modal, lessor akan menerima uang sewa dari lessee, sedangkan suplier penting agar barangnya
terjual. Apakah tujuan mereka itu akan tercapai, banyak faktor yang
mempengaruhi dan menyebabkannya. Untung dan rugi mereka ditentukan oleh faktor penilaianperhitungan sebelum kontrak leasing itu ditandatangani. Sikap
pihak yang satu akan menjadi pertimbangan bagi pihak yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam perjanjian leasing ada beberapa keuntungan dan kerugian yang diperoleh apabila menggunakan jasa leasing dalam usaha pengembangan
perusahaan dari pihak lessee. Kerugian tersebut adalah barang modal yang dilease tidak menjadi hak milik dari orang yang menggunakan barang modal tersebut,
maka si pengusaha kurang puas karena sebagian besar barang di perusahaannya tidak menjadi milik perusahaan, karena itu maka barang modal tidak dapat
dijaminkan untuk memperoleh kredit. Dalam perjanjiaan leasing selalu dicantumkan hak dan kewajiban pihak
lessee, beberapa kewajiban tersebut kemungkinan dianggap sebagai kewajiban yang wajar dan ada kemungkinan kewajiban tersebut dirasakan terlalu berat. Hal
ini tergantung kemauan dari pihak lessee apakah ia akan menggunakan jasa leasing atau jasa perbankan.
Dalam perjanjian leasing selalu dicantumkan hak dan kewajiban pihak leassee, beberapa kewajiban tersebut kemungkinan dianggap sebagai kewajiban
yang wajar dan ada kemungkinan kewajiban yang wajar dan ada kemungkinan kewajiban tersebut dirasakan terlalu berat. Hal ini tergantung dari kemauan pihak
lessee apakah ia akan menggunakan jasa leasing atau jasa perbankan. Ada beberapa kewajiban yang penulis kutip dari bentuk perjanjian leasing
di PT. OTO Multhiartha, menetapkan beberapa kewajiban bagi pihak lessee, yakni:
1. Apabila ada kerusakan pada bagian – bagian barang yang menjadi
objek leasing atau cacat tersembunyi, adalah menjadi tanggung jawab dari pihak leassee.
Universitas Sumatera Utara
2. Atas biaya sendiri, penyewa leassee harus selalu dengan tepat
mengikuti rekomendasi pabrik peralatan mengenai pemakaian, servis dan pemeliharaannya.
3. Memelihara peralatan dalam keadaan baik dan mengganti semua
bagian yang hilang atau rusak. Dalam hal kehilangan atau kerusakan pada peralatan, penyewa atas biaya dan atas pilihan yang menyewakan
lessor harus segera mengganti peralatan yang serupa dalam keadaan baik.
4. Peralatan harus diasuransikan atas biaya penyewa lessee.
5. Tanpa persetujuan secara tertulis dari lessor, lessee tidak boleh
melakukan perubahan – perubahan atau penyempurnaan pada barang atau memindahkan barang dari tempat semula dimana barang itu
disimpan sebagaimana diperjanjikan. 6.
Lessee harus membayar tepat pada waktunya ongkos pendaftaran, izin – izin , pungutan pajak dan biaya – biaya pemakaian lainnya terhadap
barang – barang. Apabila kewajiban tersebut dirasakan berat oleh pihak lessee, hal ini akan
mempengaruhi kemampuannya untuk membayar besarnya sewa yang telah ditentukan sebagaimana terdapat dalam perjanjian leasing, atau hanya dapat
melaksanakan kewajibannya hanya sebagaian atau dapat juga ia terlambat melaksanakan kewajibannya.
Faktor lain yang menimbulkan wanprestasi ini adalah karena pihak lessee sendiri pailit atau bangkrut, ia tidak dapat membayar sejumlah uang sewa
sebagaimana yang diperjanjikan. Dapat disebabkan karena adanya niat buruk dari pihak lessee, dengan kata lain ia sengaja tidak membayar sejumlah sewa atau
Universitas Sumatera Utara
mempergunakan uang tersebut untuk keperluan lain untuk mengembangkan usahanya.
C. Upaya – Upaya Penyelesaian Wanprestasi Yang Dilakukan Lessor