PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORTING, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Go Publik yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia)

(1)

THE INFLUENCE OF SUSTAINABILITY REPORTING, LEVERAGE and COMPANY SIZE TO CORPORATE PROFITABILITY

(Empirical Study in Go Public Companies Listed at Indonesia Stock Exchange)

Oleh Aris Arfianto

20110420318

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

THE INFLUENCE OF SUSTAINABILITY REPORTING, LEVERAGE and COMPANY SIZE TO CORPORATE PROFITABILITY

(Empirical Study in Go Public Companies Listed at Indonesia Stock Exchange) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

ARIS ARFIANTO 20110420318

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

(4)

هلاَاْناد ْشا

ل اَا

ا اد ْثا

ادا حم

لؤسر

ل

“SUKSES ADALAH HAK SAYA”

“semua orang akan mati.

Pertanyaannya adalah dengan

cara bagaimana”

Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kamu

dan juga orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan

hingga beberapa derajat”


(5)

Skripsi ini saya persembahkan kepada

ibu saya yaitu:

Ibu Sarini

Serta

Keluarga tercinta saya

“Family W

e May Have It All Together, but Together We Have It


(6)

Ya Allah Engkaulah Dzat yang telah menciptakanku, memberikan karunia nikmat yang tak terhingga, melindungiku dan mengajariku dalam kehidupanku, Serta Wahai

Engkau ya Rasulullah ya Habiballah yang telah memberikanku pengetahuan akan ajaran Tuhanku dan membawaku dari jurang kejahilan menuju kehidupan yang

terang benderang.

Ibu Tercinta

Yang telah berjuang dengan penuh keikhlasan, yang telah menorehkan segala kasih dan sayangnya dengan penuh rasa ketulusan yang tak kenal lelah dan batas waktu.

Terimakasih kepada Ibu Sarini

Keluarga Besarku Terkasih

Saudara-saudara terkasih yang selalu memberikan semangat dan doa kepada ku. Terimakasih telah menjadi keluarga terbaikku.

Dosen Pembimbingku

Terimakasih kepada Ibu Dra. Arum Indrasari, M.Si., AK., CA atas segala kesabaran dan ilmu yang telah diberikan selama membimbingku untuk menyelesaikan skripsi

ini.

Sahabat Terkasihku

Terimakasih buat Syefira Octyola yang selalu ada waktu untuk menemani kesana kemari menemani dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu menyemangati serta

mendukung ku.


(7)

Teman-temanku

Buat semua pihak dan teman-teman yang telah senantiasa membantuku dalam pembuatan skripsi ini, maaf tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih buat


(8)

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah Penelitian ... 9

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D.Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12


(9)

4. Karakteristik Perusahaan…... 17

B. Hasil Penelitian Terdahulu…... 30

C.Hipotesis…... 32

D.Metode Penelitian…... 38

BAB III METODE PENELITIAN... 39

A.Jenis Penelitian... 39

B. Objek Penelitian…... 39

C.Jenis Data…... 39

D.Teknik Pengambilan Sampel…... 40

E. Teknik Perolehan Data…... 40

F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya…... 41

G.Metode Analisis Data…... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 50

A.Gambaran Umum Objek Penelitian…... 50

B. Uji Kualitas Data…... 51

C.Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) …... 58

D.Uji Simultan (Uji Nilai F) …... 62

E. Pembahasan (Interprestasi) .…... 63

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN... 73


(10)

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu ... 30

TABEL 4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian ... 51

TABEL 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 52

TABEL 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 54

TABEL 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 55

TABEL 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 56

TABEL 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 57

TABEL 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 58

TABEL 4.8 Hasil Uji Nilai t ... 59

TABEL 4.9 Hasil Uji Nilai F ... 62


(11)

(12)

(13)

Listed in Indonesia Stock Exchange).

The population in this study are all Go Public company listed on the Indonesia Stock Exchange period 2012 to 2014. While the data of this research is determined by purposive sampling method to obtain 14 companies. The analytical method used is multiple regression analysis. The independent variable were the performance disclosure of economic, enviromental, social, leverage, and size of the companies. The independent variables were measured by using the disclosure indeks. Sustainability report guide came from the Global Reporting Initiative (GRI) was used as the basis for calculating the value of indeks. The dependent variable was corporate profitability. The type of data used is secondary data obtained from www.idx.co.id.

Based on the results of multiple regression analysis with significant level of 5%, then the results of this study concluded: (1) The economic performance had no positive significant effect on the corporate profitability, (2) Environment performance had no significant effect positively on the of corporate profitability, (3 ) Social performance positive significant effect on the of corporate profitability, (4) Leverage had no significant impact positively on the profitability corporate, (5) Size of the company positive significant effect on the corporate profitability.

Keywords: Sustainability Reporting, Economic Performance, Enviroment Performance, Social Performance, Leverage, Company Size, Corporate Profitability, Global Reporting Initiative


(14)

BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis saat ini mempunyai berbagai macam kegiatan untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan perusahaan menimbulkan bermacam-macam masalah baik disengaja maupun tidak sengaja. Untuk itu perusahaan dituntut supaya memperhatikan dampak yang terjadi bila melakukan kegiatan. Perusahaan seharusnya membuat sistem kerja yang memperhatikan pelestarian lingkungan tempatnya melakukan kegiatan, dan bertanggung jawab akan masalah kesejahteraan dan kesehatan masyarakat di sekitar perusahaan. Untuk itu dengan penerapan sistem kerja dan perencanaan perusahaan yang baik, kemudian perusahaan melakukan sustainability reporting maka reputasi perusahaan akan terjaga.

Suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan utama yaitu menggapai target keuntungan atau laba sebesar-besarnya. Perusahaan di Indonesia menjadi salah satu dari sebagian besar perusahaan di dunia yang masih berfokus mengungkapkan laporan keuangan untuk mencapai target keuntungan tersebut. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan, kinerja keuangan dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Sehingga perusahaan akan terus berlomba-lomba untuk menciptakan kinerja keuangan yang sempurna.


(15)

Menurut Munawwarah dkk. (2013), prinsip dasar yang diterima secara luas oleh perusahaan adalah business is businnes. Berpegang pada prinsip ini, perusahaan bisa menghalalkan segala cara untuk bisa meraih keuntungan sebanyak-banyak sehingga sering terjadi bentrokan kepentingan baik di dalam internal perusahaan maupun antara perushaan dengan pihak eksternal. Oleh karena itu, peran perusahaan dalam menjaga eksistensinya selain memperoleh keuntungan perlu adanya hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat sekitar karena merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan sebagai faktor pendukung yang saling memberi dan membutuhkan.

Perusahaan di Indonesia telah mulai berkembang dan kebanyakan perusahaan masih berfokus pada pencarian keuntungan belaka. Perusahaan menganggap sumbangannya kepada masyarakat hanya berasal dari penyediaan lapangan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan melalui produknya, dan pembayaran pajak kepada negara sudahlah cukup (Anke, 2009).

Prinsip maksimalisasi laba yang ingin mencari keuntungan maksimal justru banyak dilanggar oleh perusahaan, seperti rendahnya manajemen lingkungan, kinerja lingkungan, dan rendahnya akan minat terhadap konservasi lingkungan. Selama ini perusahaan dianggap banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat dengan melihat teori akutansi tradisional bahwa perusahaan harus memaksimalkan labanya agar dapat memberikan sumbangan yang maksimal kepada masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat menyadari akan dampak-dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan dalam menjalankan operasinya untuk mencapai


(16)

laba yang maksimal. Oleh karena itu, masyarakat menuntut agar perusahaan memperhatikan dampak-dampak sosial yang ditimbulkan dan berupaya mengatasinya (Rakhimah, 2009).

Menurut Gunawan dan Mayangsari (2015), perusahaan melakukan eksploitasi sumber daya alam dan masyarakat secara tak terkendali dalam rangka memenuhi permintaan pemilik modal. Hal ini karena orientasi perusahaan hanya berpihak kepada pemilik modal sehingga dapat menimbulkan suatu dampak tidak adanya tanggung jawab dari pihak perusahaan.

Salah satu contoh fenomena menurut Sari dalam Natalia dan Tarigan (2014), adanya peristiwa sosial dan lingkungan yang dialami oleh beberapa perusahaan saat ini juga menjadi salah satu pemicu dari tuntutan para stakeholder seperti kasus terkait dengan lingkungan yaitu PT. Newmont Minahasa Raya yang merusak keadaan ekosistem di Teluk Buyat Sulawesi Utara. Hal seperti itu dapat memicu munculnya isu-isu dunia mengenai kerusakan alam, pemanasan global, krisis sosial hingga krisis ekonomi di seluruh dunia.

Peristiwa sosial dan lingkungan masa kini menyebabkan kondisi keuangan pada perusahaan tidak lagi cukup menjamin suatu nilai perusahaan. Kondisi keuangan meliputi kinerja keuangan perusahaan serta kinerja non keuangan perusahaan. Pada laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan sebenarnya sudah tidak relevan lagi untuk menarik minat para investor. Sebagian perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa isu lingkungan dan sosial juga merupakan bagian penting dalam perusahaan. Ferreira dalam Sudaryanto (2011),


(17)

menyatakan bahwa perusahaan konservasi lingkungan merupakan tugas individu, pemerintah dan perusahaan. Sebagai bagian dari tatanan sosial, perusahaan seharusnya melaporkan pengelolaan lingkungan perusahaannya dalam annual report. Permasalahannya saat ini, pelaoran dan annual report disebagian besar masih bersifat sukarela, termasuk sebagian besar yang berada di Indonesia.

Elkington dalam Wibowo dan Faradiza (2014), mengatakan bahwa sustainability reporting tidak hanya memuat informasi mengenai kinerja keuangan saja, tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa tumbuh secara berkesinambungan. Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planet-profit, yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line. Triple Bottom Line merupakan pertemuan antara tiga aspek yaitu people-sosial, planet-lingkungan, dan profit-ekonomi. Maka perusahan harus bertanggung jawab atas dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

Pelaporan berkelanjutan (Sustainability Reporting) menurut Sustainability Reporting Guidelines merupakan pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan, serta memperlihatkan adanya upaya perusahaan untuk menjadi perusahaan yang akuntabel bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) internal maupun eksternal untuk tujuan kinerja perusahaan menuju pembangunan yang berkelanjutan (Rofelawaty, 2011). Sehingga dengan adanya pelaporan pertanggungjawaban perusahaan kepada stakeholder dapat menyajikan


(18)

informasi tersebut yang mencerminkan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial memperlihatkan keberlanjutan perkembangan perusahaan tersebut. Sustainability reporting ini disusun berdasarkan pedoman dari Global Reporting Initiative yang telah dikembangkan sejak tahun 1990 dan disusun tersendiri terpisah dari laporan keuangan atau laporan tahunan (Putri, 2013). Global Reporting Initiative adalah sebuah lembaga organisasi non-profit yang membuat pedoman mengenai sustainability reporting sehingga dapat mempromosikan keberlanjutan ekonomi perusahaannya.

Pasal 66 ayat 2 undang-undang no.40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas menyatakan bahwa perusahaan yang telah Go Public memiliki kewajiban membuat laporan-laporan berkelanjutan (Sustainability Reporting). Kemudian bapepam-LK juga telah mengeluarkan aturan yang mengharuskan perusahaan publik untuk mengungkapkan pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) didalam laporan tahunannya. Perusahaan yang telah Go Publik tidak hanya mementingkan kepentingan pemegang saham tetapi perusahaan diwajibkan untuk melaporkan sustainability reporting.

Menurut Sejati (2014), di Indonesia sendiri telah dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf ke sembilan, yaitu

“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai

lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan


(19)

yang memegang peranan penting”. Sehingga pelaporan sustainability reporting ini masih bersifat sukarela (voluntary) bagi perusahaan yang ingin menerbitkan laporan.

Laporan keberlanjutan (Sustainability Reporting) kian menjadi tren dan kebutuhan bagi perusahaan progresif untuk menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan menurut Chariri dalam Adhima (2013). Perusahaan saat ini diwajibkan untuk memperhatikan, tidak hanya untuk manajer dan investor sebagai pengambilan keputusan tetapi juga harus memikirkan dampak kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dan individu yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan seperti karyawan yang membuat barang yang akan diperjual belikan, konsumen yang mengonsumsi barang yang dibuat oleh karyawan dan masyarakat sekitar perusahaan yang terkena imbas dari kegiatan perusahaan serta lingkungan yang terkena efek dalam kegiatan produksi.

Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan menurut Brigham dan Houston dalam Wibowo dan Wartini (2012). Profitabilitas merupakan salah satu aspek pengukuran dari perusahaan. Para investor pertama kali yang dilihat adalah tingkat profitabilitas sebelum menginvestasikan uang terhadap suatu perusahaan. Para investor mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba suatu perusahaan. Perusahaan dituntut untuk tetap menjaga kestabilan probabilitas sehingga terciptanya keseimbangan antara laba yang didapat dengan aset yang


(20)

digunakan suatu perusahaan. Profitabilitas yang tinggi dapat dijadikan perusahaan sebagai pengungkapan informasi yang lebih luas untuk menyakinkan pihak ekternal bahwa pada suatu saat itu perusahan dalam keadaan baik. Profitablitas ini diukur dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA).

Perusahaan harus memaksimalkan atas pengembalian aset agar perusahaan mendapatkan laba yang diinginkan. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba secara maksimal. Dengan memaksimalkan pendapatan laba diharapkan dapat menaikkan nilai dari suatu perusahaan dan dapat memakmurkan bagi pihak intern seperti pemilik perusahaan, manajer, dan karyawan serta pada pihak eksternal seperti pemegang saham.

Kebijakan keuangan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan adalah masalah efisiensi modal kerja. Manajemen pada modal sangat peting karena modal bisa mempengaruhi kegiatan suatu perusahaan, dimana pada kegiatan perusahaan memerlukan biaya untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan bila tidak melaksanakan manajemen pada modal maka perusahaan akan berhenti aktivitas produksinya. Sehingga, adanya analisis atas modal kerja perusahaan sangat penting untuk dilakukan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah aset lancar dan bagaimana menggunakan aset yang telah tersedia.

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang meneliti tentang sustainability reporting antara lain penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dan Mayangsari (2015), bahwa telah terjadi penolakan pada hipotesis pertama yaitu sustainability


(21)

reporting berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Faradiza (2014), juga menyatakan bahwa sustainability report berpengaruh positif terhadap kinerja pasar perusahaan tidak dapat didukung. Sedangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Suratno et al (2006), Rakhiemah (2009), dan Sudaryanto (2011), telah menguji kinerja lingkungan terhadap corporate sosial responsbility, menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja lingkungan dengan corporate sosial responsbility. Hal ini kosisten dengan model discretionary disclosure dengan CSR disclosure menurut Verrechia dalam Suratno et al (2006), dimana pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa mengungkapkan kinerja mereka menggambarkan good news bagi pelaku pasar.

Berdasarkan latar belakang tersebut serta pendapat dalam penelitian terdahulu maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Sustainability Reporting, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Go publik yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia)”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Adhima (2013), namun dengan beberapa pembaruan dari saran peneliti terdahulu dan menambah variabel dependennya, karena hasil hipotesis hanya berdampak signifikan antara sustainability reporting terhadap profitabilitas, tetapi bedanya dengan kinerja lingkungan dan kinerja sosial yang terjadi penolakan yang dikatakan positif namun ditolak. Adapun pembaruan dari saran peneliti terdahulu antara lain:


(22)

memperpanjang periode pengamatan yaitu dari periode 2012-2014, sampel penelitian yang digunakan yaitu perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena perusahaan go publik memiliki jumlah sampel yang banyak dari sehingga dapat memperbanyak sampel pada periode penelitian selama pengamatan.

B.Batasan Masalah Penelitian

Pada penelitian ini suatu karakteristik perusahaan diproksikan dengan menggunakan variabel yang diduga berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu antara lain: kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, kinerja sosial, leverage, ukuran perusahaan. Peneliti menggunakan variabel tersebut karena pada penelitian terdahulu menunjukkan pengaruh yang positif terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kinerja ekonomi perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan?

2. Apakah kinerja sosial berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan? 3. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap profitabilitas


(23)

4. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan? 5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas

perusahaan?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji apakah kinerja ekonomi perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan?

2. Untuk menguji apakah kinerja sosial berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan?

3. Untuk menguji apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan?

4. Untuk menguji apakah leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan?

5. Untuk menguji apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan?


(24)

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini secara akademis diharapkan dapat memberikan perkembangan tentang ilmu yang bermanfaat dalam bidang akuntansi berkaitan dengan sustainability reporting dan karakteristik perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan kaji dalam menambah ilmu pengetahuan berkaitan tentang profitabilitas pada perusahaan Go Publik yang telah melaporkan sustainability reporting. c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang tambahan

referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat dijadikan masukan serta acuan bagi pihak perusahaan dalam melaporkan sustainability reporting terhadap kinerja keuangan dan profitabilitas perusahaan.

b. Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi pihak investor berkaitan dengan pengambilan keputusan investasi untuk menginvestasikan uangnya di perusahaan yang Go Publik tersebut yang telah melaporkan sustainability reporting.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori

Landasan teori yang dapat mendukung berkaitan masalah yang sedang diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Teori Stakeholder

Stakeholder adalah kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu (Freeman dalam Lesmana dan Tarigan, 2014). Teori stakeholder ini mengasumsikan bahwa suatu eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholder-nya, artinya semakin banyak pemangku kepentingan suatu perusahaan maka perusahaan tersebut semakin baik dimata para pemangku kepentingan. Teori ini menjelaskan kepada pihak mana saja suatu perusahaan bertanggungjawab. Sehingga dengan adanya teori ini maka arah dan tujuan perusahaan bukan lagi sebatas bagaimana suatu perusahaan menghimpun kekayaan namun juga kepada pencapaian pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development) yang dilaporkan pada sebuah laporan berkelanjutan (sustainability report).

Salah satu strategi untuk menjaga hubungan antara stakeholder dan shareholder perusahaan adalah dengan mengungkapkan sustainability report yang menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan.


(26)

Dengan pengungkapan ini, diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan serta dapat mengelola stakeholder agar mendapatkan dukungan oleh para stakeholder yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan.

Menurut Gray, dkk dalam Chariri (2008), mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder-nya.

Pengungkapan sustainability reporting diharapkan dapat memenuhi keinginan dari stakeholder sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya sehingga perusahaan dapat mencapai keberlanjutan atau kelestarian perusahaannya (sustainability).

2. Teori Legitimasi

Legitimasi merupakan instrumen sebuah perusahaan yang didapat dari pengakuan masyarakat. Dengan kata lain perusahaan harus memiliki izin beroperasi dari masyarakat, dengan perusahaan tidak melakukan kegiatan yang bertanggungjawab dan tidak menyebabkan polusi maupun pencemaran lingkungan bagi masyarakat. Teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi secara terus menerus mencoba unntuk menyakinkan bahwa kegiatan


(27)

organisasi tersebut sesuai dengan batasan dan norma-norma masyarakat di sekitar organisasi itu berada (Amalia, 2013). Dalam teori ini perusahaan melakukan kegiatan juga sesuai dengan aturan yang berlaku, jadi perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab terhadap lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat sekitar perusahaan berada.

Menurut Moir dalam Widianto (2011), berpendapat bahwa organisasi dapat menggunakan empat strategi legitimasi ketika organisasi menemui ancaman legitimasi, yaitu dengan:

a. Mendidik dan menginformasikan para stakeholder tentang tujuan atau maksud organisasi untuk meningkatkan kinerjanya;

b. Mengubah persepsi organisasi, tanpa mengubah kinerja aktual organisasi; c. Mengalihkan atau memanipulasi perhatian dari isu-isu penting ke isu-isu

lain yang berhubungan; atau

d. Mengubah ekspektasi eksternal tentang kinerja organisasi.

Perusahaan perlu mengevaluasi nilai sosialnya dan menyesuaikannya dengan nilai-nilai sosial yang ada atau persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasi.

Legitimasi penting bagi perusahaan, karena merupakan timbal balik dan penilaian dari masyarakat atas kelangsungan kegiatan perusahaan. Stakeholder dapat menemukan informasi dalam legitimasi menyakup


(28)

ekonomi, lingkungan, dan sosial seperti sustainability reporting merupakan salah satu media yang efektif yang diperoleh dari masyarakat.

Menurut Deegan dalam Anggraini (2011), dalam usaha memperoleh legitimasi, perusahaan melakukan kegiatan sosial dan lingkungan yang memiliki implikasi akuntansi pada pelaporan dan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan melalui pelaporan sosial dan lingkungan yang dipublikasikan. Teori legitimasi menegaskan bahwa untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas kegiatan yang dilakukan, maka perusahaan harus menjalankan kegiatannya sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan sekitar.

3. Profitabilitas Perusahaan

Profitabilitas merupakan kemampuan mendapatkan laba pada periode tertentu. Setiap perusahaan yang didirikan tujuan utamanya yaitu menghasilkan laba dan menyejahterakan bagi pemilik perusahaan. Laba akan menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan. Penilaian profitabilitas dapat dilihat dari laporan laba rugi dan neraca pada suatu periode. Dengan kedua laporan keuangan tersebut dapat dianalisis suatu pengembalian atas aset yang telah digunakan. Sehingga manajemen atau investor dapat melihat keadaan pada suatu perusahaan pada periode tertentu.

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemapuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk


(29)

dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa danya keuntungan (profit) maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.

Menurut Petronila dan Muklasin (2002) dalam Wahidawati (2003) dalam Kusumadilaga (2010), profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti laba operasi, laba besih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Kemudian Wahidawati dalam Kusumadilaga (2010), juga mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio realibitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar devidennya. Para manajer tidak hanya mendapatan dividen, tetapi juga akan memperoleh power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan perusahaan. Dengan demikian semakin besar (dividend payment) akan semakin menghemat biaya modal, di sisi lain para manajer (insider) menjadi meningkat powernya bahkan bisa meningkatkan kepemilikannya akibat penerimaan deviden sebagai keuntungan yang tinggi. Jadi, profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasinya.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan,


(30)

terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebar.

Pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA). ROA menunjukan perbandingan antara keuntungan dengan jumlah aset pada suatu keuntungan. ROA dapat menunjukan tingkat pengembalian dari manfaat sejumlah aset yang dimiliki perusahaan dengan penghasilan mencapai keuntungan periode tertentu. Pengukuran profitabilitas merupakan aktivitas yang membuat manajemen menjadi lebih bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada pemegang saham menurut Rosmasita dalam Widianto (2011). Dalam menentukan kegiatan perusahaan manajemen harus melihat beberapa aspek yang mana perusahaan mendapatkan keuntungan maupun kerugian pada suatu kegiatan perusahaan dimasa akan datang. Manajemen harus menyakinkan para pemegang saham tetap berinvestasi pada perusahaan, karena pada profitabilitas para pemegang saham melihat keutungan yang diterima dalam bentuk deviden.

4. Karakteristik Perusahaan

Menurut Arthana (2013), karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri khusus perusahaan yang membedakannya dari perusahaan lain. Karakteristik perusahaan yang berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan


(31)

sangat banyak, sehingga dalam karakteristik perusahaan diproksikan kedalam variabel-variabel, yaitu antara lain : sustainability reporting, leverage, ukuran perusahaan, kinerja keuangan, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan.

Adapun penjabaran dari proksi variabel-variabel yang diduga mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan adalah sebagai berikut : a. Sustainability Reporting

Sustainability reporting adalah praktik pengukuran, pengungkapan, dan akuntabilitas kepada stakeholder baik internal maupun eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Sustainability reporting ini berkaitan erat dengan hubungan tanggungjawab sosial perusahaan yang sifatnya masih sukarela di Indonesia. Perusahaan tidak berfokus pada kesejahteraan manajemen dan pemilik modal lagi, namun perusahaan dituntut juga untuk lebih menyejahterakan karyawan, masyarakat setempat, serta lingkungan disekitar perusahaan. Sehingga laporan berkelanjutan ini muncul sebagai aksi untuk perusahaan melaporkan kegiatannya dalam perusahaan dan dijadikan sebagai salah satu usaha untuk menarik para investor.

Sustainability reporting perusahaan di Indonesia telah didukung dengan berdirinya Badan Nasional yaitu NCSR (National Center for Sustainability Reporting). NCSR ini merupakan organisasi pendiri Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) yang merupakan suatu


(32)

penghargaan bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) dan telah mengungkapkannya dengan benar dan transparan pada sustainability reporting perusahaan.

Pengungkapan sustainability reporting harus menerapkan prinsip sesuai standar GRI-G4. Prinsip menurut GRI-G4 Guidelines terdiri dari: 1) Keseimbangan

Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukan asesmen yang beralasan atas dasar kinerja organisasi secara keseluruhan. Keseluruhan penyajian konten harus memberikan gambaran objektif tentang kinerja oerganisasi. Laporan harus menghindari format pemilihan, penghilangan, atau penyajian yang terlalu berlebihan atau tidak tepat dalam mempengaruhi keputusan atau asesmen dari pembaca laporan. 2) Komparabilitas

Organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku kepentingan menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan yang dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain. Komparabilitas diperlukan untuk mengevaluasi kinerja. Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus dapat membandingkan informasi yang dilaporkan mengenai kinerja ekonomi, lingkungan, dan


(33)

sosial terhadap kinerja organisasi di masa lalu, terhadap tujuan organisasi, dan pada tingkat yang memungkinkan, terhadap kinerja organisasi lain.

3) Akurasi

Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi. Respon atas DMA dan Indikator ekonomi, lingkungan, dan sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai dari tanggapan kualitatif sampai pengukuran kuantitatif yang detail. Karakteristik yang menentukan keakuratan bervariasi sesuai dengan sifat informasi dan pengguna informasi.

4) Ketepatan Waktu

Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat. Manfaat informasi terkait erat dengan kapan informasi tersebut disajikan kepada para pemangku kepentingan sehingga mereka dapat mengintegrasikannya secara efektif dalam pengambilan keputusan. Waktu penerbitan mengacu pada keteraturan pelaporan serta kedekatannya dengan peristiwa aktual yang dijelaskan dalam laporan.


(34)

5) Kejelasan

Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan. Informasi harus disajikan dengan cara yang dapat dipahami oleh para pemangku kepentingan yang memiliki pemahaman yang wajar mengenai organisasi dan aktivitasnya.

6) Keandalan

Organisasi harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan menentukan kualitas serta materialitas informasi. Para pemangku kepentingan harus memiliki keyakinan bahwa laporan dapat diuji untuk dapat menetapkan kebenaran isinya dan sejauh mana Prinsip-prinsip Pelaporan telah diterapkan dengan benar.

Adapun pengungkapan standar dalam sustainability reporting menurut GRI-G4 Guidelines terdiri dari strategi dan analisis, profil perusahaan, aspek material dan boundary teridentifikasi, profil laporan, tata kelola, etika dan integritas, pengungkapan pendekatan manajemen, ekonomi, lingkungan, praktik ketenagakerjaaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, sosial, dan tanggung jawab produk. Penggunaan sustainability reporting antara lain, masyarakat, organisasi, investor, bank, institusi pemerintah, manajemen, dan untuk pendidikan.


(35)

b. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan menjadi yang utama, secara mayoritas para stakeholder tentu ingin tahu betul mengenai hal tersebut sebagai dasar dalam pengambilan keputusan (Sari, 2013). Menurut Ross (2003), kinerja keuangan perusahaan tercermin dalam laporan keuangan yang mana dapat dilihat hasilnya dalam tahun tertentu ataupun dijadikan perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga dapat dilihat perkembangannya atau penurunan yang terjadi dari tahun ke tahun serta berapa selisihnya untuk mengetahui konsisten tidaknya perusahaan tersebut. Adanya pengukuran melalui rasio-rasio keuangan adalah untuk menghindari permasalahan dalam membandingkan perusahaan-perusahaan yang berbeda dari sisi ukuran. Rasio keuangan juga berguna untuk menunjukkan perbandingan dan investigasi di dalam informasi keuangan.

Menurut Mulyadi (2001), bahwa “Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya”. Cara untuk menilai kondisi keuangan dan

prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan intrepretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi


(36)

perusahaan dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.

Kinerja keuangan yang baik dapat dijadikan salah satu pedoman bagi investor sebagai dasar analisis investasinya. Melalui analisis rasio profitabilitas yang dapat menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan investasi oleh perusahaan dan kemampuannya dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas yaitu rasio-rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu (Hanafi, 2005).

c. Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan merupakan kinerja suatu perusahaan yang peduli terhadap lingkungan sekitar (Rakhmawati, 2012). Sedangkan Suratno dkk (2006), berpendapat bahwa kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik. Kinerja lingkungan diukur dari prestasi perusahaan mengikuti Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan hidup (PROPER). Program ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan hidup.

Menurut Ja’far dan Arifah (2006), menjelaskan ada beberapa faktor

yang mendorong perusahaan melakukan manajemen lingkungan diantaranya yaitu :


(37)

1) Regulatory demand, tanggungjawab terhadap lingkungan muncul sejak 30 tahun terakhir. Setelah masyarakat meningkatkan tekanannya kepada pemerintah untuk menetapkan peraturan sebagai dampak meluasnya polusi. Sistem pengawasan manajemen lingkungan menjadi dasar untuk skor lingkungan, seperti program-progam kesehatan dan keamanan lingkungan.

2) Cost factory, adanya komplain-komplain terhadap produk-produk perusahaan akan membawa konsekuensi munculnya biaya pengawasan kualitas yang tinggi, karena semua aktivitas yang terlibat dalam proses produksi perlu dipersiapkan dengan baik. Konsekuensi perusahaan untuk mengurangi polusi juga berdampak pada munculnya berbagai biaya seperti biaya pengelolaan limbah, penggunaan mesin yang clean technology, dan biaya kebersihan.

3) Competitive requirement, semakin berkembangnya pasar global dan munculnya berbagai kesepakatan perdagangan sangat berpengaruh pada munculnya gerakan standarisasi manajemen kualitas lingkungan. Persaingan internasional maupun nasional telah menuntut perusahaan untuk mendapatkan jaminan di bidang kualitas.

d. Kinerja Sosial

Sesuai dengan mandat FASB no. 1 yaitu Laporan Keuangan harus berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, maka laporan keuangan harus dapat membantu investor dan kreditur untuk


(38)

menginterpretasikan keadaan perusahaan. Manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna meningkatkan nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui ungkapan informasi akutansi. Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ungkapan wajib (mandatory disclosure) dan ungkapan sukarela (voluntary disclosure). Ungkapan laporan keuangan bermanfaat memberi guide, fasilitas untuk para investor dan pengguna dalam membuat keputusan ekonomi supaya terarah sehingga dapat memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Meskipun semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi ungkapan minimum, mereka berbeda secara substansial dalam jumlah tambahan informasi yang mereka ungkap kepada pasar modal (Siti dalam Yulfaida, 2012).

Untuk memenuhi mandat FASB no. 1 yang telah berganti menjadi FASB no. 8, dunia internasional pada 2010 mengeluarkan sebuah standar mengenai tanggungjawab soaial seharusnya dilaksanakan, yaitu ISO 26000. Dengan adanya ISO 26000 akan memudahkan bagi perusahaan untuk menetapkan kriteria pengungkapan sosial perusahaan tersebut. Ada 7 subjek inti ISO 26000 yang dijelaskan oleh CSR Indonesia, yaitu :


(39)

1) Tata Kelola Organisasi

Yang dapat didefinisikan tata kelola organisasi adalah sistem yang dibuat dan dijelaskan oleh sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya.

2) Hak-hak Asasi Manusia

Hak asasi itu berarti bersifat inherent, inalienable (tidak dapat dicabut), universal, indivisible (tidak dapat dibagi-bagi), interdependent (keterkaitan).

3) Praktik Ketenagakerjaan

Ada kalanya hubungan pengusaha dengan pekerja dipandang tidak seimbang. Kadang pengusaha terlalu mendominasi dunia, manakala pencari kerja lebih tinggi jumlahnya dibanding dengan lowongan kerja yang tersedia. Di samping itu, upah yang disediakan pun tergolong rendah. Dalam masalah ini, seharusnya pemerintah ikut berperan untuk menyelesaikan permasalahan itu. Untuk itu disediakan 5 indikator, antara lain :

a) Kerja dan hubungan ketenagakerjaan b) Kondisi kerja dan jaminan sosial c) Dialog ketenagakerjaan


(40)

e) Pengembangan sumber daya manusia dan pelatihan 4) Lingkungan

Selain dari segi sosial, lingkungan juga mempunyai dampak yang lumayan parah. Pada subjek ini, perusahaan berusaha untuk mengekplorasi lingkungan sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan dampak yang ada. Oleh karena itu subjek ini menyediakan 4 indikator, antara lain :

a) Pencegahan polusi

b) Penggunaan sumber daya yang berkelanjutan c) Mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim

d) Proteksi lingkungan dan keragaman hayati dan restorasi habitat 5) Praktik Operasi yang Adil

Praktik operasi yang adil pada dasarnya menunjuk pada etika organisasi dalam berhubungan dengan organisasi lainnya. Selain itu, ketaatan, promosi, dan dorongan dari berbagai pihak juga mendasari keseluruhan praktik operasi yang adil.

6) Isu-isu Konsumen

Pada dasarnya perusahaan yang membuat atau menyediakan barang atau jasa harus bertanggung jawab terhadap konsumen dan pelanggannya. Kemudian perusahaan juga harus bertanggung jawab


(41)

termasuk pada mengedukasi dan memberi informasi yang tepat, akurat dan transparan.

7) Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat

Menempatkan diri adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari suatu komunitas. Tujuannya untuk mengetahui dan menghormati hak-hak komunitas, mengetahui karakteristik, dan sejarah dalam

berkomunikasi dengan organisasi, serta untuk mengetahui “nilai kerja”

di dalam kemitraan, dukungan dan pertukaran pengalaman, sumber daya, dan usaha bersama.

e. Leverage

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Setiap pos utang ada biaya utang bunga, dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Semakin lama pembayaran atas utang maka biaya bunga atas utang yang ditanggung perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi berarti sangat tergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Dengan demikian, tingkat leverage perusahaan, menggambarkan risiko keuangan perusahaan (Rismanda dalam Widianto, 2011).


(42)

Semakin tinggi rasio utang, semakin besar risiko keuangannya. Dengan terjadinya peningkatan risiko adalah kemungkinan terjadinya default karena perusahaan terlalu banyak melakukan pendanaan aktiva dari hutang. Dengan adanya risiko gagal bayar, maka biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah ini semakin besar. f. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan biasanya dilihat dari jumlah aset yang dimiliki suatu perusahaan. Pengukuran perusahaan digunakan untuk menentukan perusahaan besar atau perusahaan kecil. Semakin besar perusahaan maka semakin banyak mempunyai jumlah aset. Bertambah banyak total aset yang dimiliki suatu perusahaan maka nilai perusahaan akan mengikuti naik. Adanya peningkatan jumlah aset dan peningkatan pada laba perusahaan menambah kepercayaan dari pihak eksternal. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak eksternal terhadap perusahaan, memungkinkan pihak kreditur tertarik menanamkan dananya ke perusahaan.

Menurut Hadri Kusuma dalam Nugroho (2011), ada tiga teori yang secara implisit menjelaskan hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan, antara lain:

1) Teori teknologi, yang menekankan pada modal fisik, economies of scale, dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan besarnya


(43)

ukuran perusahaan yang optimal serta pengaruhnya terhadap profitabilitas.

2) Teori organisasi, menjelaskan hubungan profitabilitas dengan ukuran perusahaan yang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi, didalamnya terdapat teori critical resources.

3) Teori institusional mengaitkan ukuran perusahaan dengan faktor-faktor seperti sistem perundang-undangan, peraturan anti-trust, perlindungan patent, ukuran pasar dan perkembangan pasar keuangan.

B.Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan dikemukakan penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini :

TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti dan Judul

Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Susanto dan Tarigan (2013)

Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Profitabilitas Perusahaan

Variabel Dependen : Profitabilitas

Perusahaan Variabel Independen:

Kinerja ekonomi, lingkungan, hak

Kinerja ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan

Kinerja sosial dan tanggung jawab produk berpengaruh


(44)

asasi manusia, praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, sosial, dan tanggung jawab produk.

positif terhadap profitabilitas perusahaan.

Adhima (2013)

Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Profitabilitas Perusahaan

Variabel Dependen : Profitabilitas Perusahaan Variabel Independen: Pengungkapan Sustainability Reporting

Sustainability Reporting berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Nugroho (2011)

Analisis Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan

Variabel Dependen : Profitabilitas Perusahaan Variabel Independen: Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan,

Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan,

Leverage

Likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Perputaran modal kerja berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Wibowo dan Wartini (2012)

Efisiensi Modal kerja, Likuiditas, Leverage

Variabel Dependen : Profitabilitas

Perusahaan

Efisiensi modal berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan


(45)

Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur di BEI

Variabel Independen:

Efisiensi Modal, Likuiditas, Leverage

Likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Natalia dan Tarigan (2014)

Pengaruh Sustainability Reporting Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Publik dari sisi Profitabilitas Ratio

Variabel Dependen : Profitabilitas

Perusahaan Variabel Independen:

Sustainability Report yang terbagi atas indikator kinerja ekonomi, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan

Kinerja ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Kinerja sosial berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

Kinerja lingkungan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan

C.Penurunan Hipotesis

a. Kinerja Keuangan dan Profitabilitas perusahaan

Sebuah penelitian oleh National Geographic dan perusahaan polling internasional GlobeScan baru-baru ini mengenai pola konsumsi berkelanjutan di 14 negara menyatakan bahwa dengan adanya kesadaran masyarakat jaman sekarang akan produk yang tidak merusak lingkungan dan peduli sosial maka muncul peluang bagi perusahaan, dengan mengungkapkan sustainability report dengan aspek ekonomi, perusahaan terdorong untuk memproduksi produk-produk yang peduli lingkungan dan sosial. Sehingga produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, yang akan meningkatkan image perusahaan


(46)

lewat nilai perusahaan yang akan juga semakin meningkat diikuti juga dengan meningkatnya profitabilitas.

Hal ini didukung oleh Cahyandito (2009) yang mengungkapkan bahwa kinerja ekonomi dalam sustainability report perusahaan akan meningkatkan transparansi perusahaan yang akan meningkatkan pula kepercayaan stakeholder dan investor sehingga akan meningkatkan pula nilai perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menegaskan kembali hasil penelitian.

H1: Pengungkapan kinerja ekonomi berpengaruh positif terhadap

profitabilitas perusahaan

b. Kinerja Lingkungan dan Profitabilitas Perusahaan

Dimensi lingkungan berkelanjutan adalah dampak yang dihasilkan melalui aktifitas produksi perusahaan terhadap lingkungan yang meliputi bahan yang digunakan, energi dan konsumsinya, ekosistem, tanah, udara dan air dan konsumsinya, pembuangan emisi pelepasan limbah (cair, padat, gas), transport. Adanya kasus terkait dengan lingkungan yang dialami oleh beberapa perusahaan saat ini juga menjadi salah satu pemicu dari tuntutan para stakeholder seperti kasus Lapindo Brantas yang merupakan sumber terjadinya banjir lumpur di kawasan Sidoarjo (Sari, 2013). Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholdernya (Chariri dan Ghozali, 2007). Maka dari itu perlunya diungkapkan sustainability report untuk menjawab tuntutan dari para stakeholder. Sehingga stakeholder dapat mengetahui kinerja


(47)

perusahaan yang peduli akan lingkungan dan dapat memberikan respon positif dengan memberikan pendanaan bagi perusahaan yang akan digunakan untuk meningkatkan produksi dan penjualan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Nurdin dan Cahyandito (2006) juga menunjukkan adanya hubungan antara laporan kinerja lingkungan terhadap harga saham dan return saham. Hal ini memberikan penjelasan bahwa kinerja lingkungan perusahaan memberikan akibat pada kinerja finansial perusahaan yang tercermin pada tingkat return tahunan perusahaan yang meningkat yang dibandingkan dengan return industri yang tentunya akan berdampak pada image perusahaan yang tercermin melalui nilai perusahaan dimana dapat berpengaruh juga terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menegaskan kembali hasil penelitian tersebut.

H2: Pengungkapan kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap

profitabilitas perusahaan

c. Kinerja Sosial dan Profitabilitas Perusahaan

Dimensi Sosial dalam sustainability report menyangkut dampak organisasi terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi, dan menjelaskan risiko dari interaksi dengan institusi sosial lainnya yang mereka kelola. Kepedulian perusahaan dalam mengantisipasi isu-isu terkait masyarakat seperti komunitas, korupsi, kebijakan publik, anti kompetitif seperti anti-trust dan monopoli. Dimensi sosial ini dibagi dalam empat aspek, yaitu hak asasi


(48)

manusia, masyarakat, tanggungjawab produk dan tenaga kerja dan pekerjaan layak.

Menurut penelitian Guthrie dan Parker (1989, dalam Chariri, 2008) menyatakan bahwa dengan melakukan praktik pengungkapan kinerja sosial adalah untuk tujuan memperoleh legitimasi sebagai respon atas tekanan publik. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat (legitimasi) maka diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan dan mempengaruhi penjualan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan (Soelistyoningrum, 2011).

H3: Pengungkapan kinerja sosial berpengaruh positif terhadap

profitabilitas perusahaan. d. Leverage dan Profitabilitas Perusahaan

Untuk menjalankan perusahaan, maka manajer perusahaan membutuhkan sumber dana. Sumber dana dapat diperoleh dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan. Dana yang bersumber dari dalam perusahaan antara lain adalah laba ditahan dan cadangan. Sedangkan dana yang bersumber dari luar perusahaan berupa hutang atau pinjaman modal dari pemilik. Dalam mempertimbangkan penggunaan dana yang berasal dari hutang perlu memperhatikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban tetapnya. Semakin besar jumlah hutang dan semakin pendek jangka waktu pelunasannya maka semakin besar beban tetap perusahaan. Selain itu perlu diperhatikan antara manfaat yang diperoleh dengan


(49)

pengorbanan yang diambil sehingga penggunaan hutang bisa meningkatkan nilai perusahaan dan akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Leverage berperan dalam pendanaan perusahaan dapat meringankan perusahaan mendapatkan modal tambahan. Perusahaan dalam memenuhi kebutuhan kegiatan perusahaan bisa dari modal pemilik atau dari utang dari pihak luar perusahaan. Dengan adanya utang dapat meningkatkan dari sisi aset dengan didukung oleh pendanaan utang. Penelitian ini sesuai dengan trade off theory yang menyatakan bahwa tingginya proporsi utang akan meningkatkan profitabilitas dan harga saham, namun pada titik tertentu menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya.

Rasio leverage (utang) menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Berdasarkan Pecking Order Theory , semakin besar rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Hal ini dapat menurunkan profitabilitas yang dimiliki perusahaan.

Dalam hasil penelitian terdahulu penelitiannya yang dilakukan oleh Falope dan Ajilore (2009), yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Berdasarkan kerangka berpikir dalam penelitian ini, dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut:


(50)

e. Ukuran perusahaan dan Profitabilitas Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghadapai ketidakpastian. Perusahaan dengan ukuran besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil dan perusahaan dengan ukuran kecil umumnya mempunyai tingkat efisiensi yang rendah dan leverage finansial yang lebih tinggi . Investor yang bersikap hati-hati (risk adverse) cenderung melakukan investasi saham pada perusahaan besar karena mempunyai tingkat risiko lebih kecil dibandingkan risiko pada perusahaan kecil.

Perusahaan yang berkembang akan mendapatkan laba yang baik. Suatu perusahaan dengan ukuran besar dapat menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah. Suatu perusahaan bisa menekan biaya hingga rendah merupakan salah satu unsur untuk dapat mencapai laba yang diinginkan. Perusahaan yang ukurannya besar biasanya kondisi keuangannya juga sudah stabil. Suatu perusahan yang besar memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan sumber pendanaan, sehingga untuk mendapatkan pinjaman dari kreditur akan lebih mudah karena perusahaan yang berukuran besar mempunyai probabilitas yang lebih besar untuk bersaingan atau bertahan dalam industri.

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sartika (2012), menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA.


(51)

Didukung oleh Ambarwati dkk. (2015), menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

H5: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas

perusahaan

3. Metode Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Metode Penelitian Kinerja Ekonomi

Kinerja Lingkungan

Kinerja Sosial

Profitabilitas

Perusahaan

Leverage


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu kausalitas karena bertujuan untuk menguji variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pengungkapan kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, kinerja sosial, leverage, ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan.

B.Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012-2014.

C.Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan periode 2012-2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang mengandung informasi tentang sustainability reporting dan data laporan keuangan untuk mengukur variabel-variabel kinerja keuangan.


(53)

D.Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sempel pada penelitian ini yaitu menggunakan purposive sampling method yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut ini:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan sustainability reporting pada periode 2012-2014 serta dapat diakses melalui website perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang terdapat dalam sustainability reporting dapat diakses oleh publik.

2. Data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi periode 2012-2014), baik data yang diperlukan untuk mengukur tingkat sustainability reporting, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, kinerja keuangan, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan.

E.Teknik Perolehan Data

Teknik perolehan data dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan teknik dokumentasi, dimana teknik ini mendokumentasikan data-data yang telah dipublikasikan. Data diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id). Dokumen-dokumen yang dikumpulkan berupa sustainability reporting dan laporan keuangan periode selama pengamatan, studi pustaka atau literature berupa jurnal, artikel, situs internet serta data-data terkait lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.


(54)

F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profit) pada periode tertentu (Nurkhin, 2009). Pengukuran pada variabel ini menggunakan return on assets ratio (ROA) karena dapat melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan netto.

ROA = L e

T e

2. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu karakteristik perusahaan yang diproksikan kedalam variabel sebagai berikut :

a. Sustainability reporting

Variabel kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, kinerja sosial ini diukur melalui Sustainability Report Disclosure Index (SRDI). SRDI menilai tanggungjawab sosial yang sesuai dengan kriteria menurut Global Reporting Initiative (GRI), yaitu Economic, Enviromental, Human Rights, Labor Practices & Decent Work, Society, dan Product Responsibility. Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika satu item diungkapkan, dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk


(55)

memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Formula untuk perhitungan SRDI adalah:

SRDI =

SRDI = Sustainability Reporting Disclosure Index perusahaan k = jumlah item yang diungkapkan perusahaan

n = jumlah item yang diharapkan 1) Kinerja Ekonomi

Kinerja ekonomi meruapakan dasar pemahaman sebuah perusahaan dan keberlanjutannya. Namun, biasanya informasi ini sudah dilaporkan dalam laporan keuangan. Akan tetapi, yang dilaporkan tidak lengkap dan diinginkan oleh pengguna laporan berkelanjutan untuk mengetahui kontribusi perusahaan dalam keberlanjutan suatu sistem ekonomi yang lebih besar (GRI, 2011). Pengukuran kinerja ekonomi dalam penelitian ini sesuai dengan SRDI khusus untuk aspek ekonomi. Rumus perhitungan Economic Disclosure Index (EcDI) adalah :

EcDI =

EcDI = Economic Disclosure Index

k = jumlah item yang diungkapkan perusahaan n = jumlah item yang diharapkan

2) Kinerja Lingkungan

Dimensi keberlanjutan lingkungan menyangkut bagaimana dampak perusahaan bagi sistem alam hidup maupun non-hidup, yaitu :


(56)

ekosistem, tanah, udara, dan air. Indikator lingkungan meliputi kinerja perusahaan yang bersangkutan dengan input (misal : material, energy, air) dan output (misal : emisi, limbah cair maupun padat). Selain itu, indikator ini juga mencakup bagaimana kinerja perusahaan yang berhubungan dengan keanekaragaman hayati, kepatuhan lingkungan dan informasi relevan yang lainnya seperti biaya lingkungan hidup dan dampak produk dan jasa (GRI, 2011). Pengukuran kinerja lingkungan dalam penelitian ini sesuai dengan SRDI khusus aspek lingkungan. Rumus perhitungan Enviromental Disclosure Index (EnDI) adalah :

EnDI =

EnDI = Enviromental Disclosure Index

k = jumlah item yang diungkapkan perusahaan n = jumlah item yang diharapkan

3) Kinerja Sosial

Dimensi keberlanjutan kinerja sosial menyangkut bagaimana dampak sebuah perusahaan dalam sistem sosial bersamaan dengan beroperasinya perusahaan. Indikator-indikator kinerja sosial mengidentifikasi aspek-aspek kinerja meliputi Labor Practices, Human Rigths, Society, and Product Responbility (GRI, 2011). Pengukuran kinerja sosial dalam penelitian ini sesuai dengan SRDI khusus aspek sosial. Rumus perhitungan Social Disclosure Index (SoDI) adalah :


(57)

SoDi =

SoDI = Social Disclosure Index

k = jumlah item yang diungkapkan perusahaan n = jumlah item yang diharapkan

b. Leverage

Leverage menggambarkan tingkat ketergantungan perusahaan terhadap utang dalam membiayai kegiatan operasinya. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan mengukur tingkat leverage adalah rasio utang. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus:

Rasio Utang = T ew

T e

c. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan. Sehingga total aset merupakan indikator besar kecilnya perusahaan, semakin besar total aset maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Untuk memberikan kriteria yang pasti mengenai ukuran suatu perusahaan, digunakan rumus:


(58)

G.Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Pengujian ini meliputi cara-cara menghimpun, mengolah serta menganalisis dan menyajikan data untuk memberikan gambaran kondisi berupa rata-rata (mean), nilai maksimal, nilai minimal, dan standar deviasi yang terjadi di dalam perusahaan yang menjadi objek pengamatan penelitian. 2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan data yang digunakan tidak mengalami gangguan sehingga layak untuk diuji. Uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam menguji menggunakan metode uji Kolmogorov-Smirnov (KS) yang akan menunjukkan bahwa variabel akan terdistribusi secara normal ataupun tidak normal. Jika terdapat variabel yang tidak berdistribusi normal maka perlu dilakukan penghilangan data yang membuat variabel berdistribusi tidak normal. Uji ini dilakukan dengan membandingkan probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikan sebesar α=5%. Apabila sig hitung > α, maka data terdistribusi normal.


(59)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menunjukkan ada ataupun tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas diantara variabel independen dalam penelitian ini. Uji multikoliniearitas dilakukan dengan cara melihat nilai variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF kurang dari 10 atau nilai tolerance > 10% maka model regresi berganda tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah didalam penelitian terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu salah satunya dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi varibel dependen yaitu ZPRED dengan residual SRESID Gozali dalam purnasiwi (2011). Atau dengan cara mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dengan menggunakan metode uji Glejser dengan melihat tingkat signifikansinya terhadap =5%.

d. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk mendekteksi ada ataupun tidaknya autokolerasi dengan menggunakan uji Durbin Watson yang hanya digunakan untuk autokolerasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intersepsi dalam model regresi dan tidak ada variabel lain diantara variabel penjelas. Dalam upaya mendeteksi


(60)

adanya autokorelasi dalam model regresi yang digunakan bisa dilakukan dengan melihat nilai W (Durbin Waston) dari output SPSS. Nilai D-W dari model regresi berganda terpenuhi jika du < d hitung < 4-du. 3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka akan dilakukan dengan menggunakan uji koefisien determinasi, uji pengaruh simultan (F test) dan uji parsial (uji t). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat SPSS.

Persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = α +β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5+ e

Keterangan :

Y : Indeks Skor Pengungkapan Tingkat Profitabilitas Perusahaan

α : Konstanta

β1- β5 : Koefisien regresi pada tiap variabel X1 : Kinerja ekonomi

X2 : kinerja lingkungan

X3 : Kinerja sosial

X4 : Leverage

X5 : Ukuran perusahan


(61)

a. Uji parsial (uji t)

Uji T independen ini untuk menguji tingkat signifikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara terpisah. Kriteria T independen yaitu:

1) Jika sig < 0,05 dan koefisien beta tidak searah dengan hipotesis maka hipotesis ditolak yang berarti variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika sig > 0,05 dan koefisien beta searah dengan hipotesis maka hipotesis diterima yang berarti variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen

b. Uji simultan (uji F)

Uji simultan dilakukan dengan koefisien regresi secara bersama-sama untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara serentak variabel independen terhadap variabel dependen. Jika F hitung > F tabel maka dinyatakan bahwa secara keseluruhan variabel independen berpengaruh secara signifikan. Bila sig < 0,05 berarti variabel independen secara serentak tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Pengujian ini menunjukkan signifikansi hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya antara 0 dan 1,


(62)

semakin mendekati 1 berarti semakin berpengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.


(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh sebanyak 42 dari 14 perusahaan go publik sesuai dengan kriteria selama tiga tahun pengamatan pada tahun 2012 sampai 2014. Data yang mengimplementasikan sustainability reporting meliputi kinerja keuangan, kinerja lingkungan, kinerja sosial, leverage, ukuran perusahan, dan ROA diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan 2014 berturut-turut.

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling menthod, yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan di Bab 3 adapun proses pemilihan sampel dapat dilihat dalam tabel 4.1.


(64)

TABEL 4.1

Proses Pemilihan Sampel

No Uraian Jumlah

1 Perusahaan yang mempublikasikan Sustainability Reporting tahun 2012-2014

33

2 Perusahaan yang tidak menerbitkan Sustainability Reporting selama tiga tahun berturut-turut

(18)

3 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel 14 Total data penelitian periode 2012-2014 42

B.Uji Kualitas Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada penelitian ini menyajikan jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari variabel independen dan variabel dependen. Hasil statistik deskriptif dapat ditunjukkan dalam tabel 4.2.


(65)

TABEL 4.2 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Kinerja Ekonomi Kinerja Lingkungan Kinerja Sosial Leverage Ukuran Perusahaan Profitabilitas Perusahaan

Valid N (listwise)

42 42 42 42 42 42 42 ,22222 ,05882 ,06250 ,24593 16,27314 -,03517 1,00000 ,88235 ,93750 ,87668 22,55031 ,23400 ,7010586 ,5448174 ,5267855 ,5772514 18,14646 ,0927517 ,24964746 ,32331469 ,26062633 ,17416723 1,60655928 ,07209370

Sumber : Data Sekunder yang diolah 2016

Berdasarkan tabel 4.2 yaitu hasil olah data statistik deskriptif menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 42 perusahaan. Adapun hasil statistik deskriptif sebagai berikut: Variabel kinerja ekonomi memiliki nilai minimum sebesar 0,22222; nilai maksimum sebesar 1,00000; nilai rata-rata (mean) sebesar 0,7010586; dan standar deviasi sebesar 0,24964746. Variabel kinerja lingkungan memiliki nilai minimum sebesar 0,05882; nilai maksimum sebesar 0,88235; nilai rata-rata (mean) sebesar 0,5448174; dan standar deviasi sebesar 0,32331469. Variabel kinerja sosial memiliki nilai minimum sebesar 0,06250; nilai maksimum sebesar 0.93750; nilai rata-rata (mean) sebesar 0,5267855; dan standar deviasi sebesar 0,26062633. Variabel leverage memiliki nilai minimum sebesar 0,24593; nilai maksimum sebesar 0,87668; nilai rata-rata (mean) sebesar 0,5772514; dan standar deviasi sebesar 0,17416723. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 16,27314; nilai maksimum sebesar 22,55031; nilai rata-rata


(1)

tingkat profitabilitas perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan beberapa saran untuk memperbaiki penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut :

1. Periode pengamatan sebaiknya diperpanjang agar dapat memprediksi hasil penelitian jangka panjang.

2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya mengambil sampel tidak hanya dari perusahaan yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan hasil penelitian dapat digunakan secara umum dan akurat.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan mengganti atau menambahkan variabel independen likuiditas dan ukuran pasar. Variabel dependen menambahkan ROE sebagai ukuran profitabilitasnya.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan. Diantaranya sebagai berikut :

1. Penelitian ini sebagian besar berasal dari laporan tahunan perusahaan, sehingga tidak semua item di dalam daftar profitabilitas perusahaan diungkapkan secara jelas.

2. Banyak perusahaan publik di Indonesia yang belum secara terang-terangan mempublikasikan laporan tahunannya yang sesuai dengan kriteria penelitian sehingga sampel yang digunakan menjadi berkurang.

3. Pemerintah sebaiknya menetapkan regulasi dan peraturan yang secara tegas dan jelas mengatur mengenai praktik dan pengungkapan laporan tahunan perusahaan yang ada di Indonesia, serta pengawasan profitabilitas perusahaan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia sehingga praktik pengungkapan profitabilitas perusahaan semakin meningkat.


(2)

Adhima, 2013, “Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Profitabilitas Perusahaan (studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar dalam Bursa

Efek Indonesia)”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.

Al-Tuwajiri, S. A., Christensen, T. E., dan Hughes li, K. E, 2003, “The Relations Among

Enviromental Disclosure, Enviromental Performance, and Economic Performance”,

Accounting Organizations and sociaty 29. Jakarta.

Anggraini, Fr. R. R, 2011, “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta)”, Simposium Nasional Akutansi IX, Padang.

Amalia, Dewi, 2013, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Corporate Social

Responsibility Disclosure di Bursa Efek Indonesia”, Media Riset Akutansi 3.1 (34-47), Program Studi Akutansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Ambarwati, N.S., Yuniarti, G.A., AK, S., & Sinarwati, N.K., 2015, “Pengaruh Modal Kerja,

Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Imiah Mahasiswa

Akutansi S1, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

Arthana, Rony, 2013, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan (CSR) pada Perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 Bursa

Saham Indonesia (BEI)”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Brawijaya, Malang.

Astuti, C. D, dan Yuniarto, F. E, 2003, “Mekanisme Corporate Govermance dalam Perusahaan

yang Mengalami Permasalahan Keuangan”, Jurnal Informasi Perpajakan, Akutansi

dan Keuangan Publik, Vol.3, No 2.

Brammer, S. And Pavelin, S, 2006, “Voluntary Enviromental Disclosure by Large”, UK Companies.

Chariri, A dan Ghozali I, 2007, “Teori Akutansi”, Universitas Diponegoro, Semarang.

Global Reporting Initiative, 2011, G4 Sustainability Reporting Guideline.

http://www.globalreporting.org/information/about-gri/what-is-GRI/Pages/default.aspx

Gunawan, Yovani dan Sekar Mayangsari, 2015, “Pengaruh Sustainability Reporting terhadap

Nilai Perusahaan dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating”, e-Jurnal Akutansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti, Surabaya.

Hanafi, M. M dan Abdul Halim, 2005, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Kedua Cetakan Pertama, YKPN, Yogyakarta.


(3)

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx

Ja’far S., Muhammad dan Dita Amalia Arifah, 2006, “Pengaruh Dorongan Manajemen

Lingkungan, Manajemen Lingkungan Proaktif dan Kinerja Lingkungan terhadap Publik Environmental Reporting”, Simposium Nasional Akutansi IX, Padang.

Jatiningrum, 2000, “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perataan Penghasilan

Bersih atau Laba pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis

dan Akutansi vol 2 No 2, Jakarta.

Kusumadilaga, Rimba, 2010, “Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai

Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Lesmana, Yuliani dan Josua Tarigan, 2014, “Pengaruh Sustainability Reporting terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan Publik dari sisi Asset Management Ratios”, Jurnal Akutansi, Fakultas Akutansi Bisnis, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Luthfia, Khaula, 2012, “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Corporate Governance terhadap Publikasi Sustainability Report (Studi Empiris Perushaan-Perusahaan yang Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2010)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Mulyadi, 2001, “Sistem Akutansi”, Edisi Ketiga Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Munawwarah, Cut et al, 2013, “Pengaruh Ukuran dan Umur Perusahaan terhadap

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Perusahaan manufaktur yang Listing di BEI tahun 2010-2011)”, Jurnal, Pendidikan Ekonomi, FKIP, Universitas Riau. Pekanbaru Riau.

Natalia, Ria dan Josua Tarigan, 2014, “Pengaruh Sustainability Reporting terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan Publik dari sisi Profitability Ratio”, Jurnal Akutansi, Fakultas Akutansi Bisnis, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Nofianto, Eko dan Linda Agustina, 2014, “Analisis Pengaruh Sustainability Report terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan”, Accounting Analysis Journal, Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Nugroho, 2011, “Analisis Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Modal

kerja, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Nurkhin, Ahmad, 2009, “Corporate Governance dan Profitabilitas, Pengaruhnya terhadap

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia)”, Tesis, Program Studi Magister Akutansi,


(4)

Purnasiwi, 2011, “Pengaruh Size, Profitabilitas dan Leverage terhadap Pengungkapan CSR

yang ada pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, skripsi,

Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Purnomo, Bernand Cristian dan Josua Tarigan, 2014, “Hubungan antara Sustainability

Reporting terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dari sisi Liquidity Ratio”, Jurnal Akutansi, Fakultas Akutansi Bisnis, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Putri, Cynthia Dwi, 2013, “Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan

terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di dalam Sustainability Report (Studi Empiris Perusahaan yang terdaftar di BEI)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat.

Rahmawati, Ala dan Tarmidzi Achmad, 2012, “Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap

Financial Corporate Performance dengan Corporate Social Responsibility

Disclosure sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Of Accounting, Universitas Diponegoro, Semarang.

Rakhiemah, A. Noor dan Dian Agustia, 2009, “Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Universitas Airlangga Indonesia, Surabaya.

Rismanda, Eddy, 2003, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial ( Study Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia)”, Thesis, Program Pascasarjana Ekonomi, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Rofelawaty, Budi, 2011, “Analisis Praktik Pelaporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting)

pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akutansi, STIE

Nasional Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sartika, D, 2012, “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas terhadap Return On Assets (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2006-2010)”, Skripsi, Universitas Hasanudin, Makasar.

Sarumpaet, Susi, 2005, “The Relationship Between Enviromental Performance and Financial

Performance of Indonesian Companies”, Jurnal Ekonomi dan Akutansi. Fakultas Ekonomi Akutansi, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Septiadini, 2010, “Kinerja Sosial Perusahaan pada Bumn dan Bums (Studi pada Perusahaan

yang terdaftar di BEI)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro,


(5)

Siregar, Sylvia Veronica dan Siddharta Utama, 2005, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Govermance terhadap Pengelolaan Laba”, Simposium Nasional Akutansi VIII, Solo.

Soelistyoningrum, Jenia Nur, 2011, “Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sudaryanto, 2011, “Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Finansial Perusahaan

dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure sebagai Variabel Intervening, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Suratno, Darsono dan Siti Mutmainah, 2006, “Pengaruh Environmental Performance terhadap

Enviromental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2004)”, Simposium Nasional Akutansi IX, Padang.

Susanto, 2013, “Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Profitabilitas

Perusahaan, Business Accounting Review”, e-jurnal Akutansi, Fakultas Akutansi Bisnis, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

https://www.google.co.id/search?q=Undang-Undang+Republik+Indonesia+Nomor+40+Tahun+2007+tentang+Perseroan+Terbat

as&oq=

Undang-Undang+Republik+Indonesia+Nomor+40+Tahun+2007+tentang+Perseroan+Terbat as&aqs+chrome..69i57j0.4822j0j7&sourceid+chrome&espv+2&es_sm=93&ie=UT F-8 (diakses pada 11 Mei 2015).

Wibowo, Imam dan Sekar Akrom Fardiza, 2014, “Dampak Pengungkapan Sustainability

Report terhadap Kinerja Keuangan dan pasar Perusahaan”, Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akutansi XVII, Mataram, Lombok, 24-27 September 2014.

Wibowo, A., dan Wartini, S., 2012, “Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Leverage terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, Jurnal Dinamika Manajemen,

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Widianto, 2011, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Ukuran Perusahaan,

dan Coporate Governance terhadap praktek Sustainability Report”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Yuliati, N. W, 2013, “Pengaruh Kebijakan Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada

Perusahaan Hotel dan Restaurant di Bursa Efek Indonesia”, e-Jurnal Ekonomi dan


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN OPINI AUDITOR TERHADAP TIMELINESS (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

2 29 23

Analisis pengaruh efektifitas komponen modal kerja,leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang go public Indonesia : studi kasus pada perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009

1 8 100

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012)

1 15 123

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014

0 14 135

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP Pengaruh Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Koefisien Respon Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indo

0 2 14

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

18 50 89

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Repository UNTAR

0 0 29