Dekripsi Lokasi Penelitian Hasil Pemeriksaan Laboratorium

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Dekripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di dua lokasi, yaitu di Plaza Milenium dan Plaza Medan Fair. Jumlah lokasi swab yang dilakukan di Plaza Milenium adalah sebayak 4 toilet yang terdiri dari 2 toilet laki-laki dan 2 toilet perempuan. Sedangkan di Plaza Medan Fair dilakukan swab sebanyak 8 toilet yang terdiri dari 4 toilet laki-laki dan 4 toilet perempuan. Total sebanyak 12 toilet. Sampel yang diuji dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 sampel sesuai dengan jumlah maksimum yang diperbolehkan oleh departemen Mikrobiologi FK USU. Distribusi sampel yaitu di Plaza Milenium sebanyak 13 titik, dengan persebaran sampel 7 titik diambil dari toilet laki-laki dan 6 titik dari toilet perempuan. Sedangkan di Plaza Medan Fair sebanyak 27 titik dengan persebaran sampel 15 titik di toilet laki-laki dan 12 titik di toilet perempuan.

5.1.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk melihat jenis bakteri yang ditemukan pada lokasi pengambilan sampel. Identifikasi bakteri dilakukan dengan melihat morfologi koloni di medium agar darah dan McConkey, lalu dengan pewarnaan gram, reaksi biokimia, dan penanaman pada media selektif. Dari hasil penilaian terhadap sampel, didapati sebanyak 820 isolat merupakan bakteri gram positif dan 3280 merupakan gram negatif dari total 40100 isolat. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Hasil Pewarnaan Gram Lokasi Jumlah Isolat Gram + Gram - G.pintu 11 2 9 Wastafel 11 1 10 T.urinoir 6 1 5 WC 12 4 8 Total 40 820 3280 Setelah mengetahui jenis gram pada bakteri, untuk bakteri batang gram negatif selanjutnya dilakukan penanaman ke agar EMBEosin Methylene Blue yang kemudian dilakukan reaksi biokimia. Sementara itu untuk bakteri kokus gram positif dilakukan penanaman di MSAMannitol Salt Agar. Media disimpan di inkubator dengan suhu 37 o C selama 24 jam. Hasil yang didapat dari kultur bakteri gram negatif adalah E. coli, K.pneumoniae, K.oxytoca, Proteus spp., dan Pseudomonas spp. Sementara dari kultur bakteri yang dilakukan pada media MSA didapatkan S. aureus dan S. epidermidis. Untuk 3 isolat gram positif lainnya selain yang dikultur pada media MSA, pada pemeriksaan mikroskopik serta pengamatan koloni didapati gambaran khas bakteri Bacillus subtilis dan tidak dilakukan identifikasi selanjutnya. Persentase masing-masing jumlah bakteri secara keseluruhan dapat dilihat dilihat di tabel 5.2. Universitas Sumatera Utara Tabel. 5.2 Persentase Jumlah Bakteri dari 40 isolat. Dari seluruh bakteri yang ditemukan terdapat keberagaman bakteri yang terdapat di beberapa lokasi. Jenis-jenis bakteri berdasarkan lokasi tempat pengambilan isolate ditampilkan dalam tabel 5.3 Tabel. 5.3. Persentase Bakteri Berdasarkan Lokasi di Toilet No. Bakteri Lokasi G. pintu Wastafel T. urinoir WC 1 E. coli 2 18,2 2 18,2 0 0 1 8,3 2 K. pneumonia 3 27,3 6 54,5 2 33,3 3 25 3 K. oxytoca 3 27,3 2 18,2 1 16,7 2 16,7 4 Proteus spp. 1 9,1 0 0 2 33,3 1 8,3 5 Pseudomonas spp. 0 0 0 0 0 0 1 8,3 6 S. aureus 0 0 0 0 1 16,7 1 8,3 7 S. epidermidis 1 9,1 1 9,1 0 0 1 8,3 8 B. subtilis 1 9,1 0 0 0 0 2 16,7 Jumlah 11 100 11 100 6 100 12 100 No. Bakteri Jumlah 1 K. pneumoniae 14 35 2 K. oxytoca 8 20 3 Eschericia coli 5 12,5 4 Proteus spp. 4 10 5 B. subtilis 3 7,5 6 S. epidermidis 3 7,5 7 S. aureus 2 5 8 Pseudmomonas spp. 1 2,5 Total 40100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas diketahui persentase bakteri dari masing-masing lokasi di toilet tidak ada yang dominan kecuali K. pneumoniae yang paling banyak di temukan di wastafel dan WC, masing-masing 61154,5 dan 31225. Selain mengidentifikasi gambaran bakteri yang didapat, juga dilakukan uji sensitivitas. Uji sensitivitas yang dilakukan adalah mewakili dari jenis bakteri masing-masing sehingga total bakteri yang dilakukan uji sensitivitas adalah sebanyak 7 bakteri. Pemilihan strain bakteri yang diambil dilakukan secara acak random.B. subtilis tidak dilakukan uji sensitivitas karena bakteri tersebut merupakan bakteri lingkungan yang kurang patogen pada manusia. Antibiotik yang digunakan dalam uji sensitivitas disesuaikan dengan jenis bakteri yang dijumpai. Antibiotik yang digunakan untuk bakteri gram negatif adalah amikasin, tetrasiklin, amoksisilin-asam klavulanat, cefuroksim, ampisilin, seftazidim, kloramfenikol, sefepim, piperasilin- tazobactam, kanamisin, meropenem, piperasilin, kotrimoksazol, seftriakson. Sementara untuk bakteri gram positif digunakan antibiotik kotrimoksazol, imipenem, siprofloksasin, cefepim, klindamisin, kloramfenikol, gentamisin, ofloksasin, oksasilin, ampisilin, eritromisin, seftriakson, tetrasiklin, amoksisilin-asam klavulanat. Hasil uji sensitivitas bakteri ditampilkan dalam tabel 5.4. dan 5.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4. Hasil Uji Sensitivitas Bakteri Gram Negatif Antibiotik Bakteri E.coli n=1 K.pneumoniae n=1 K.oxytoca n=1 Pseudomonas spp. n=1 Proteus spp. n=1 Amikasin S S S S S Tetrasiklin S R S S S Amoksisilin- asam klavulanat S R I R S Cefuroksim S R S R S Ampisilin S R S S S Ceftazidim S S S S S Kloramfenikol S R S S S Cefepim S S S S S Piperasilin- tazobactam S S S S S Kanamisin S R S S S Meropenem R R R R R Piperasilin S S S I S Kotrimoksazol S R S S S Seftriakson S R S R S S, sensitif; R, resisten; I, intermediet Tabel 5.4menunjukkan hasil uji sensitivitas yang dilakukan pada masing- masing satu strain bakteri gram negatif. Dari tabel tersebut diketahui bahwa E.coli dan Proteus spp.paling sensitif yaitu13 dari 14 antibiotik atau sekitar 92,9. Sementara ituK. pneumoniaehanya sensitif terhadap 5 dari 14 antibiotik atau sekitar 35,7 dari seluruh antibiotik. Hasil intermedie didapatkan pada K. oxytoca terhadap amoksisilin-asam klavulanat dan Pseudomonas spp. terhadap piperasilin. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Hasil Uji Sensitivitas Gram Positif Pada tabel 5.5 menunjukkan hasil sensitivitas yang dilakukan pada masing- masing satu strainS aureus dan S. epidermidis. Dari 14 antibiotik S. aureus sensitif terhadap 11 antibiotik atau sekitar 78,6, sedangkan S. epidermidis sensitif terhadap 7 dari 14 antibiotik atau 50. Sementara hasil intermediet didapati pada bakteri S. aureus terhadap antibiotik seftriakson dan S. epidermidis terhadap antibiotik tetrasiklin. Antibiotik Bakteri S. aureus n=1 S. epidermidisn=1 Kotrimoksazol S S Imipenem S S Oksasilin S R Ampisilin R R Eritromisin S R Seftriakson I S Tetrasiklin S I Amoksisilin-asam klavulanat R R Siprofloksasin S S Cefepim S S Klindamisin S R Kloramfenikol S I Gentamisin S S Ofloksasin S S S, sensitif; R, resisten; I, intermediet Universitas Sumatera Utara Gbr 5.1 Penanaman pada agar McConkey Gbr 5.2 Penanaman pada agar darah Gbr 5.3 Hasil Pewarnaan gram Gbr 5.4 Reaksi biokimia RBK Gambar 5.5 Hasil Penanaman RBK Gbr 5.6 Reaksi gula-gula negatif padaPseudomonas spp. Gbr 5.7 Koloni S.aureuskuning Gambar 5.8 Tes sensitivitas pada media MHA dan S.epidermidispink pada MSA Universitas Sumatera Utara

5.2 Pembahasan Dari seluruh isolat yang didapat hasilnya menunjukkan bahwa terdapat lebih