Bakteri Yang Ditularkan Melalui Fekal-Oral

80 o C. Namun kebanyakan bakteri dapat hidup dalam suhu optimal 37 o C. Vasanthakumari, 2007.

2.1.4 Bakteri Yang Ditularkan Melalui Fekal-Oral

Ada beberapa macam cara penularan bakteri seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satunya adalah dengan cara fekal oral. Maksudnya adalah transmisi ini terjadi setelah tangan seseorang kontak dengan mikroorganisme dan bisa menimbulkan penyakit pada orang tersebut jika mikroorganisme tersebut tertelan. Terdapat beberapa bakteri yang ditularkan melalui kontak langsung dengan tangan diantaranya adalah S. aureus, K. pneumonia, P. aeruginosa, dll Sabra, 2013. Staphylococcus aureus Bakteri ini adalah yang paling patogen diantara spesies yang lainnya. S. aureus merupakan bakteri dengan ukuran sekitar 0,8 – 0,9 µm, tidak bergerak, tidak berspora, jarang berkapsul dan berkelompok seperti buah anggur. Suhu optimum yang dibutuhkan untuk tumbuh dengan baik adalah 37 o C Gupte, 2012. Bakteri ini menghasilkan enzim yang disebut koagulase Gupte, 2012 ; Brooks, et al., 2010. Enzim ini memiliki delapan tipe antigenic A,B,C,D,E,F,G, dan H yang bekerja dengan cara membuat bekuanklot melalui proses perubahan fibrinogen plasma menjadi fibrin. Kemudian fibrin ini menyelimuti bakteri sehingga terbebas dari fagositosis dan opsonisasi Parija, 2009. Selain itu bakteri ini juga menghasilkan beberapa enzim yang lain seperti katalase, hialuronidase, leukosidin, penisilinase, fibrinolisin, protease,lipase, nuclease Parija, 2009, dan protein A serta hemolisin Willey et al., 2008. Bakteri ini merupakan flora normal tubuh artinya bakteri ini terdapat di beberapa lokasi di tubuh manusia. Adapun lokasi-lokasi di tubuh manusia tempat S. aureus ini berada adalah di konjungtiva, hidung, dan kulit. Namun hubungan antara mikroba normal dengan manusia bisa berubah jika lokasi dari bakteri tersebut tidak cocok Universitas Sumatera Utara dengan lingkungan yang biasa ditempatinya sehingga dapat bersifat pathogen yang disebut dengan istilah mikroorganisme oportunistik Willey et al., 2008. Adapun penyakit-penyakit yang bisa disebabkan oleh bakteri ini adalah dibagi menjadi dua, yaitu 1. Inflamatorik dan 2. Penyakit yang dimediasi toksin staphylococcal Parija, 2009. Staphylococcus saprophyticus S. saprophyticus merupakan bakteri yang tidak menghasilkan enzim koagulase layaknya S. aureus Brookset al., 2010 Bakteri ini sering menjadi agen infeksi saluran kemih pada wanita Erikssonet al., 2012. Tidak hanya wanita, pasangan homoseksual, orang tua dan anak kecil juga bisa terinfeksi mikroba ini dan menyebabkan infeksi saluran kemih. Selain ISK, S. saprophyticus juga bisa menyebabkan prostatitis, epididimitis, dan batu ginjal Raz, Colodner, Kunin, 2005. Streptococcus agalactiae S. agalactiae merupakan residen normal vagina pada 5 – 25 wanitaBrookset al., 2010. Bakteri ini juga sering menyebabkan sepsis neonatus, meningitisLevinson, 2008, dan sindrom gawat nafas pada bulan pertama kehidupan neonatus Brookset al., 2010. Salmonella sp. Salmonella adalah bakteri gram negatif berbentuk batang. Bakteri ini menyebabkan enterokolitis, demam tifoid, septikemia, dll. Ewing membagi bakteri ini kedalam tiga kelompok yaitu S. typhi, S. enteritidis, dan S. choleraeusis. Untuk kelompok S. typhi dan S. enteritidis mempunya satu serotipe, sedangkan untuk S. choleraeusis mempunyai sekitar 1500 serotipe. Secara klinis Salmonella dibagi menjadi dua kelompok, yaitu spesies tifoidal dan non-tifoidal. Untuk spesies typhoidal biasanya kelompok bakteri yang menyebabkan demam tifoid seperti S. Universitas Sumatera Utara typhi dan S. paratyphi sedangkan spesies non-tifoid adalah spesies yang menyebabkan diare. Salmonellamempunyai faktor virulensi yang membuat bakteri ini tahan terhadap fagositosis, yaitu faktor Vi hanya dimiliki oleh S. thyphi Levinson, 2008. Shigella sp. Shigella adalah bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi saluran cerna pada anak-anak. Bakteri ini tidak berkapsul dan tidak memfermentasi glukosa Brookset al., 2010. Shigella biasanya ditularkan melalui orang ke orang melalui mulut. Namun vektor seperti lalat dan makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri ini juga bisa menyebabkan infeksi Shigella Harvey, Cornelissen, dan Fisher, 2013. Shigella memiliki beberapa spesies, yaitu S. dysentriae, S. flexneri, S. boydii, S. sonnei. Diantara ke empat spesies ini semuanya memfermentasi manitol kecuali S. dysentriae. Bakteri ini selalu terdapat di saluran cerna, dan hampir tidak pernah menyebabkan bakteremia. Dosis yang dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi adalah 10 3 . Untuk keperluan diagnosis bakteri ini bisa dikultur di laboratorium dengan menggunakan agar McConkey atau EMB atau media khusus agar salmomella-shigella. Bakteri shigella menghasilkan eksotoksin yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia yaitu bisa berperan menyebabkan penyakit di saluran cerna enterotoksin dan juga system saraf pusat neurotoksin. Manusia yang terkena enterotoksin akan mengalami diare sama seperti infeksi yang disebabkan oleh bakteri E. coli. Sementara untuk neurotoksin, bakteri ini bisa mengakibatkan gangguan pada system saraf manusia sehingga seseorang yang terkana toksin ini bisa mengalami meningismus dan koma Brooks et al., 2010. Universitas Sumatera Utara Vibrio cholera V. cholera merupakan bakteri gram negatif berbentuk koma yang sering menyebabkan diare yang kita kenal sebagai diare air watery diarrhea. Berdasarkan antigen yang terdapat di dinding selnya bakteri ini dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan antigen O pada dinding selnya, yaitu O1 yang menyebabkan epidemik dan non-O1 yang non-patogen. Organisme yang tergolong dalam O1 mempunyai 2 biotipe yaitu El tor dan cholera, dan 3 serotipe, disebut Ogawa, Inaga, Hikojima. Biotipe disini maksudnya adalah dibedakan berdasarkan reaksi kimia sedangkan serotipe dibedakan berdasarkan struktur antigen. Dalam pemeriksaan mikrobiologi, bakteri ini bisa dikultur di agar McConkey dan hasilnya tidak berwarna dan bisa juga dilakukan pemeriksaan pada media Triple Sugar Iron TSI Levinson, 2008. Dalam patogenesisnya, V. cholera menginvasi mukosa usus manusia dengan menggunakan toksin yang memiliki 2 subunit, yaitu subunit A dan subunit B. ketika V. cholera masuk ke usus, di situlah bakteri ini langsung bereplikasi dan menghasilkan enterotoksin. Subunit B bertugas menempel pada permukaan sel usus yang kemudian memediasi masuknya Subunit B enterotoksin ke dalam sel. Hasilnya adalah terproduksinya cAMP yang mengaktivasi cAMP bergantung protein kinase sehingga terjadilan pengeluaran ion dan air dari dalam sel ke lumen usus Levinson, 2008 Kolera sebenarnya telah menjadi epidemic dari tahun 1960-an sampe 1970-an. Dan hal terjadi karena beberapa faktor seperti sanitasi yang buruk, malnut risi, kepadatan penduduk, dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai Levinson, 2008. Klebsiella pneumoniae Terdapat dua macam infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri ini, yaitu infeksi saluran pernafasan dan infeksi saluran kemih. Bakteri ini cepat memfermentasi laktosa dan menghasilkan pertumbuhan yang mukoid seperti lendir dan sangat Universitas Sumatera Utara lengket Brookset al., 2010 Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah K. pneumoniae yang menyebabkan infeksi saluran kemih. Enterobacter spp. Infeksi enterobakter biasanya terjadi pada lingkungan rumah sakit, namun ada juga beberapa spesies enterobakter yang kurang berbahaya yang bisa didapatkan dari lingkungan seperti air. Sumber infeksi mikroorganisme ini bisa berasal dari endogen seperti saluran cerna, saluran kemih, dan kolonisasi di kulit. Banyak laporan mengenai penularan bakteri ini yang dapat terjadi melalui tangan perorangan, sampel darah, endoskopi, dan bahkan stetoskop Susan, 2014. Sama seperti Enterobactericeae lainnya bakteri ini juga dapat dikultur di media agar McConkey atau EMB dan hasil dari kultur bakteri ini akan menghasilkan koloni yang memfermentasi laktosa Brookset al., 2010. Citrobacter spp. Citrobacter adalah kelompok bakteri famili dari enterobactericeaeberbentuk batang dan menghasilkan warna merah muda pada pewarnaan gram. Bakteri ini dapat ditemukan di tanah, air, dan makanan, serta saluran pencernaan manusia dan juga hewan. Penelitian menunjukkan bahwa dalamsampel urin individu yang memiliki infeksi saluran kemih 5 – 12 disebabkan oleh spesies citrobacter Metriet al., 2013. Selain menyebabkan infeksi saluran kemih, beberapa spesies citrobacter ada yang bisa menyebabkan infeksi otak berupa abses, sepsis dan meningitis Clara et al., 2012 dan ada juga yang menyebabkan diare seperti Citrobacter freundii Bai et al., 2011. Proteus spp. Proteus adalah bakteri garam negatif berbentuk batang famili Enterobactericeae. Infeksi mikroba ini dapat ditemukan dalam kasus infeksi saluran kemih, pneumonia, infeksi fokal, dan bisa terjadi bakteremia. Bakteri ini menimbulkan infeksi pada Universitas Sumatera Utara manusia hanya jika Proteus keluar dari saluran cerna Brookset al., 2010. Proteus adalah flora normal pada saluran pencernaan bersamaan dengan Klebsiella dan E.coli Struble, 2013. Urease yang dihasilkanya menyebabkan dihidrolisisnya urea pada urin manusia menjadi ammonia sehingga pada pasien dengan infeksi saluran kemih urinnya akan basa Brookset al., 2010. Proteus ini sebenarnya sering menyebabkan infeksi pada rumah sakit seperti pada pasien ataupun pekerja medis. Namun ada juga spesies yang sangat banyak menimbulkan infeksi di kalangan masyarakat community-acquired seperti Proteus mirabilis. Untuk kepentingan diagnostik, proteus bisa dibiakkan di agar MacConkey yang akan menghasilkan koloni yang bergerombol dan motil Struble, 2013 Escherichia coli E. coli merupakan bakteri berbentuk batang gram negatif. Bakteri biasanya dikultur pada media bernama Eosin Methylene Blue EMB dan akan menghasilkan koloni berwarna logam mengkilap metallic sheen. Sama seperti beberapa famili enterobacteriaceae lainnya, E.coli juga memfermentasi laktosa dan pada hasil kultur akan mengasilkan gas dan asam Levinson, 2008. Mikroorganisme yang satu ini cukup sering menyebabkan infeksi baik infeksi saluran pencernaan maupun infeksi saluran kemih pada manusia. Bakteri berbentuk batang gram negatif ini memiliki beberapa subspesies, seperti enterotoxigenic E. coliETEC, enteropathogenic E. coliEPEC, enteroinvasive E. coli EIEC, enteroaggregative E. coliEAEC, dan diffusely adherent E. coli Herbert, 2009. Di Amerika Serikat yang paling sering menyebabkan diare adalah tipe enterotoxigenic E.coli. selain dapat menyebabkan diare dan infeksi saluran kemih, ada tipe lain dari E. coli ini yang bisa menyebabkan sindrom penyakit, yaitu sindrom hemolitik-uremik yang disebabkan oleh Shiga-toxin – producing E.coliRasko, et al., 2011. Sementara untuk infeksi saluran kemih, kasus ini sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan jarak antara anus dan vagina lebih dekat sehingga Universitas Sumatera Utara E.colidapat dengan mudah berpindah dari saluran pencernaan ke uretra wanita dibandingkan dengan pria Tanagho, et al., 2008. Saat setelah lahir, E. coli langsung berkoloni di saluran pencernaan neonatus dan akan tetap tumbuh dsana untuk melakukan hubungan mutualisme dengan manusia. Bakteri ini sebenarnya adalah bakteri komensal, namun terdapat bukti bahwa jenis pathogen bakteri ini merupakan perubahan atau transformasi dari jenis komensal. Namun bukan hanya E. coli patogen saja yang dapat menyerang manusia, jenis non- patogen juga bisa menjadi patogen dan dapat merusak mukosa saluran pencernaan manusia Migla et al., 2013.

2.2 Perwarnaan Gram dan Kultur Bakteri

Salah satu tindakan penting yang perlu dilakukan dalam bidang kesehatan terutama menyangkut mikroorganisme adalah melakukan identifikasi terhadap mikrooganisme yang kita temukan seperti jenis bakteri, jamur, ataupun virus. Dalam penelitian ini, peneliti mengkhususkan kepada identifikasi terhadap bakteri. Oleh karena itu hal yang akan dibahas adalah cara singkat dalam mengidentifikasi bakteri, yaitu dengan cara pewarnaan gram dan kultur bakteri. Untuk mengetahui bakteri apa yang kita dapat dari hasil swab yang kita lakukan di suatu lokasi tertentu, tentu kita pertama melakukan teknik pewarnaan yang disebut pewarnaan gram, yang merupakan identifikasi awal terhadap bakteri sehinggal akan diketahui bakteri tersebut termasuk ke dalam golongan gram negatif atau positif. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan pewarnaan gram, yaitu: 1. Spesimen diusapkan di kaca objek lalu dikeringkan di atas api selama beberapa detik 2. Lalu siram kaca objek dengan larutan kristal violet 3. Bilas dengan air mengalir 4. Tuangkan larutan iodin Universitas Sumatera Utara