Pemberian Umpan Balik Feedback dalam Belajar Gerak

132 Kegiatan Pembelajaran 4 Persyaratan luar yaitu fasilitas yang digunakan harus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Fasilitas yang digunakan dalam belajar gerak juga menentukan keberhasilan belajar. Ketika sarana prasarana yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak, tentunya anak akan kesulitan menguasai keterampilan gerak tersebut, bahkan bisa dimungkinkan, anak tersebut akan menampilkan gerakan yang salah karena memaksa diri untuk menyesuaikan dengan alat atau bola yang terlalu berat saat belajar keterampilan tertentu. Contoh, ketika anak TK belajar main tenis lapangan, sudah menggunakan raket dewasa, maka dampaknya pukulan yang dihasilkan kurang efektif karena posisi raket selalu ke bawah. Hal ini disebabkan karena raket yang digunakan terlalu berat. Informasi, informasi yang tidak lengkap, tidak jelas, terlalu luasbanyak, sulit untuk dimengerti dan info yang salah akan mempengaruhi penguasaan gerakan. Bahasa dan gaya penyampaian guru tentunya juga mempengaruhi perhatian siswa dalam belajar gerak. Untuk itu, guru harus belajar menyampaikan informasi dengan intonasi dan ritme yang tepat sehingga siswa bisa menangkap materi dengan jelas. Setelah mengetahui sumber-sumber kesalahan gerak, maka diharapkan guru bisa memberikan umpan balik dengan tepat sesuai sumber kesalahan gerak yang dilakukan. Selain itu, dalam memberikan umpan balik, sebaiknya guru juga menggunakan beberapa prinisip reward and punishment. Sebagaimana beberapa tokoh psikologi behavioristik mengatakan bahwa jika perilaku yang baik diberikan penguatan secara konsisten, maka perilaku tersebut akan cenderung diulang. Sebaliknya jika ada perilaku negative yang tidak diharapkan terjadi dan diberi hukuman, maka diharapkan perilaku tersebut tidak terulang. Menurut Maksum 2007 efektivitas reward and punishment yang diberikan diberikan dipengaruhi oleh: 1 Intensitas PJOK SD KK G 133 Semakin besar reward yang diberikan semakin tinggi peluang tingkah laku untuk diulang. Demikian juga semakin tinggi intensitas punishment yang diberikan semakin besar peluang punishment mencegah munculnya tingkah laku. 2 Frekuensi Semakin sering tingkah laku mendapat reward semakin tinggi tingkah laku tersebut untuk diulang. Demikian juga paling sering tingkah laku mendapat punishment semakin besar hambatan tingkah laku tersebut untuk muncul. 3 Interval waktu Waktu yang efektif untuk memberikan reward and punishment adalah sesegera mungkin setelah tingkah laku tersebut dilakukan. Semakin tertunda rewardpunishment semakin lemahrewardpunishmenttersebut. 4 Konsistensi Reward yang diberikan secara tidak konsisten, artinya ada kalanya diberikan ada kalanya tidak,membuat individu enggan melakukan tingkah lakunya. Dengan demikian juga punishment yang diberikan secara tidak konsisten membuat individu tidak takut mengilang tingkah lakunya. Mengacu pada prinsip tersebut, maka dalam pemberian umpan balik sebaiknya juga dilakukan secara konsisten dan mempertimbangkan frekuensi pemberiannya. Sekalipun hasil penelitian Thorndike dan Skinner menyatakan bahwa umpan balik reward harus diberikan sesering mungkin, namun dalam memberikan umpan balik sebaiknya diberikan sesuai porsinya, tidak terlalu sering, namun sesuai dengan kompleksitas geraknya sehingga siswa bisa mandiri dan umpan balik intrinsik task intrinsic feedback juga semakin berkembang. Mungkin pada tahap awal atau pemula, umpan balik bisa diberikan lebih banyak, namun semakin advance keterampilan yang dikuasai, maka umpan balik hganya diberikan ketika ada gerakan atau kemampuan yang tidak sesuai di luar batas kewajaran.