2.1.4 Manifestasi Diabetes Melitus di Rongga Mulut
Manifestasi oral yang berhubungan dengan diabetes melitus adalah xerostomia, karies, gingivitis, periodontitis,sindrom mulutterbakar,lambatnya
penyembuhan luka, infeksi kandida, abses odontogenik, dan pembesarankelenjar saliva atausialosis.
10,19
2.2 Xerostomia 2.2.1 Definisi
Xerostomia berasal dari bahasa Yunani berarti “mulut kering” xeros = kering dan stoma = mulut. Xerostomia adalah keluhan subyektif pada pasien berupa adanya
rasa kering dalam rongga mulut akibat adanya penurunan produksi saliva hiposalivasi atau perubahan komposisi saliva sehingga dapat menyebabkan
kesulitan dalam proses mastikasi, mengecap, menelan, dan berbicara.
10,19,20
2.2.2 Etiologi
Beberapa faktor penyebab xerostomia antara lain: 1. Kerusakan kelenjar saliva
Kerusakan kelenjar saliva dapat menyebabkan berkurangnya produksi saliva. Kerusakan ini mengakibatkan berubahnya komposisi saliva dan berkurangnya aliran
saliva sehingga menimbulkan xerostomia. Beberapa penyakit lokal yang dapat mempengaruhi kelenjar saliva seperti aplasia kongenital, obstruksi duktus kelenjar
saliva, dan radang kelenjar saliva.
22,23
2. Obat-obatan Obat-obatan termasuk salah satupenyebab terjadinya xerostomia.Obat-
obatanyang paling sering menyebabkanxerostomia yaitu antihistamin,antidepresan, antihipertensi, dan dekongestan.
21,22,23
Obat-obat tersebut mempengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi sistem syaraf autonom atau dengan secara langsung beraksi pada
proses seluler yang diperlukan untuk salivasi.
21
Universitas Sumatera Utara
3. Keadaan fisiologis Keadaan fisiologis dapat menyebabkan perubahan laju aliran saliva seperti
bernafas melalui mulut, saat berolahraga, dan berbicara yang lama. Selain itu gangguan emosional seperti cemas, stress, dan putus asa juga dapat menyebabkan
xerostomia.
21
4. Penyakit sistemik Beberapa penyakit sistemik yang menyebabkan produksi sekresi saliva
berkurang adalah diabetes melitus dan infeksi saluran pernafasan.
2,21
Pada penderita diabetes, berkurangnya saliva dipengaruhi oleh faktor angiopati dan neuropati
diabetik, perubahan pada kelenjar parotis, dan karena poliuria yang berat.
21
5. Usia Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya perubahan atrofi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisi
saliva.
21
6. Radiasi pada daerah leher dan kepala Terapi radiasi pada leher dan kepala dapat mengakibatkan rusaknya struktur
kelenjar saliva dengan berbagai derajat kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi. Jumlah dan kerusakan kelenjar saliva tergantung pada dosis dan lamanya
penyinaran.
21
2.2.3 Diagnosis
Diagnosis xerostomia didasarkan pada bukti yang diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis ditanyakan riwayat
mulut terasa kering, kesulitan menelan, riwayat penyakit dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi oleh pasien.
10,21
Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan secara menyeluruh dilakukan untuk mengetahui status mukosa rongga mulut, status gigi-geligi dan status jaringan
periodontal. Pada pasien xerostomiabiasanya memiliki tanda-tanda bibir pecah-pecah, mengelupas, atrofi, lidah licin memerah, saliva tampak berbusa, kental, dan lengket.
11
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.Xerostomia
11
Pemeriksaan penunjang untuk pengumpulan saliva yang dilakukan pada pasien xerostomia meliputi beberapa metode. Pengumpulan saliva keseluruhandapat
dilakukan pada saat istirahat tanpa stimulasi, dan pada saat pasien melakukan aktivitas stimulasi. Laju aliran saliva tanpa stimulasi0,1mlmenit dan laju aliran
saliva distimulasi 0,7 mlmenit merupakan indikasi dari xerostomia.
10
Untuk keadaan tidak distimulasi, pasien dianjurkan tidak makan, minum dan merokok
selama satu jam sebelum pengumpulan saliva.
10
Metode utama pengumpulan saliva keseluruhan meliputi metode draining, metode suction, metode spitting, dan metode
absorbent penyerapan.
10
1. Metode draining Pada metode ini subyek menundukkan kepalanya dan melakukan satu kali
gerakan penelanan sebelum waktu perhitungan. Subyek membiarkan saliva yang ada dalam mulutnya mengalir melalui bibir bawah ke dalam tabung ukur dan pada akhir
waktu pengumpulan, subyek meludahkan sisa saliva yang tidak mengalir kedalam tabung.
10
Universitas Sumatera Utara
2. Metode suction Pada metode ini digunakan tabung pengukur dan saliva ejector. Saliva dihisap
dari dasar mulut dengan menggunakan saliva ejector secara terus menerus sampai waktu yang ditentukan.
10
3. Metode spitting Pada metode ini dilakukan hampir sama dengan metode draining. Setiap 60
detik subyek harus meludahkan saliva yang terkumpul di dalam mulut ke dalam penampung saliva selama 2-5 menit.
10
4. Metodeabsorbent penyerapan Pada metode ini pengumpulan saliva dikumpulkan dengan menggunakan kain
penghisap yang ditimbang lebih dahulu dan dimasukkan ke dalam mulut. Setelah waktu pengumpulan saliva berakhir, kain penghisap diangkat dan ditimbang.
10
2.2.4 Perawatan