22
Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2013 Tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal. Sehubungan dengan penulisan yang berkaitan dengan
konsumen maka menggunakan juga Resolusi perserikatan bangsa-bangsa nomor 39248 tahun 1985 tentang perlindungan konsumen Guidelines for consumer
protection.
2. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum penunjang yang berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi
yang meliputi buku-buku teks yang membicarakan suatu danatau beberapa permasalahan hukum, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi hukum, kamus-kamus
hukum, jurnal-jurnal
hukum, dan
komentar-komentar atas
putusan pengadilan.
38
Berkembangnya teknologi komunikasi bahan Hukum sekunder juga didapatkan melalui situs-situs internet.
1.8.4. Teknik pengumpulan bahan hukum
Terhadap bahan-bahan hukum yang diperlukan dan akan digunakan dalam penelitian, dijelaskan teknik pengumpulannya. Teknik pengumpulan bahan hukum
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik sistem kartu card system tehnik ini menggunakan literatur dari berbagai jenis buku serta ditunjang pula dengan
menggunakan metode bola salju snow ball method sehingga menemukan literatur –
literatur baru, peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
38
Ibid., h.143.
23
1.8.5 Teknik analisis bahan hukum
Setelah bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder terkumpul selanjutnya diteliti.Teknik analisis bahan hukum yang digunakan adalah
teknik deskripsi dan teknik argumentasi, yakni menguraikan dan menghubungkannya dengan teori-teori atau literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan dan
akhirnya menarik suatu kesimpulan dalam bentuk argumentasi hukum untuk menemukan hasil dari penelitian.
24
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KURSUS MENGEMUDI
2.1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian
2.1.1. Istilah dan pengertian dari perjanjian
Perjanjian merupakan salah satu bagian dari Hukum perdata.Definisi Hukum perdata bermacam-macam dan terdapat berbagai pendapat ang berbeda-beda
meskipun demikian perbedaan tersebut tidak bersifat prinsipil melainkan bersifat penekanan saja. Contoh beberapa definisi Hukum perdata antara lain: menurut
Wiryono Prodjodikoro menyatakan bahwa Hukum perdata adalah “suatu rangkaian
Hukum antara orang-orang atau badan Hukum satu sama lain tentang hak dan kewajiban
”. Menurut Sudikno Mertokusumo Hukum perdata adalah “Hukum antar perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan antara yang satu dengan
yang lain di dalam hubungan kekeluargaan dan di dalam pergaulan masyarakat, di mana pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing pihak
”. Menurut Asis Safioedin Hukum Perdata adalah
“Hukum yang memuat peraturan dan ketentuan Hukum yang meliputi hubungan Hukum antara yang satu dengan yang lain antara
subjek Hukum yang satu dengan subjek Hukum yang lain di dalam masyarakat yang menitikberatkan kepada kepentingan perorangan
”. Menurut Soebekti Hukum perdata dalam arti luas meliputi semua Hukum
privat materiil, yaitu Hukum pokok yang mengatur kepentingan- kepentingan perseorangan.
Hukum perdata dapat dapat dibagi menjadi 2 kategori, yakni :