29
3. Penipuan bedraq Pasal 1328 KUHPerdata pihak yang menipu dengan daya akalnya menanamkan suatu gambaran yang keliru tentang orangnya atau
objeknya sehingga pihak lain bergerak untuk menyepakati. c. Perjanjian dapat dibatalkan apabila terjadi ketiga hal tersebut di atas. Dalam
perkembangannya muncul unsur cacat kehendak yang keempat yaitu penyalahgunaan keadaan undue influenceBurgerlijk Wetboektidak mengenal.
Pada hakikatnyanya ajaran penyalahgunaan keadaan bertumpu pada kedua hal berikut, yaitu
1. Penyalahgunaan keunggulan ekonomi. 2. Penyalahgunaan
keunggulan kejiwaan
termasuk tentang
psikologi, pengetahuan, dan pengalaman.
5
2.1.6. Pihak-pihak dalam perjanjian
Pihak – pihak dalam perjanjian adalah sebagai berikut:
a. Antara orang dengan orang; b. Antara orang dengan badan usaha berbadan Hukum;
c. Antara orang dengan badan usaha bukan badan Hukum. Perjanjian yang dibuat antara orang dengan orang atau dengan badan usaha
berbadan Hukum atau sebaliknya, secara formil maka:
5
Salim HS, 2003, Perkembangan Hukum kontrak innominaat di indonesia,Buku kesatu, Jakarta : Sinar Grafika, h. 28
30
a. Orang yang cakap bertindak menurut Hukum, tidak bertindak sendiri, tetapi atas kehendaknya sendiri dapat menunjuk kuasa, berdasarkan surat kuasa khususnya;
b. Badan usaha, diwakili oleh yang mempunyai kewenangan seperti disebutkan diatas, tidak bertindak sendiri, tetapi atas kewenangannya itu dapat menunjuk
kuasa, berdasarkan surat kuasa khusus; c. Orang yang belum dewasa tidak cakap bertindak menurut Hukum, dan orang
yang berada di bawah pengampunan secara Hukum akan diwakili oleh walinya atau pengampunnya.
6
2.1.7. Jenis-jenis perjanjian
Perjanjian menurut sumbernya : a. Perjanjian yang bersumber dari Hukum keluarga. Misalnya perkawinan.
b. Perjanjian yang bersumber dari Hukum kebendaan, adalah perjanjian yang berhubungan dengan peralihan Hukum benda.
c. Perjanjian obligatoir, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban. d. Perjanjian yang bersumber dari Hukum acara.
e. Perjanjian yang bersumber dari Hukum publik. Perjanjian menurut hak dan kewajiban para pihak dibedakan menjadi:
a. Perjanjian timbal balik, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua belah pihak. Perjanjian ini ada 2 macam, yaitu timbal balik yang
sempurna dan tidak sempurna. Misalnya, perjanjian jual beli
7
.
6
I Ketut Artadi dan I Dewa Nyoman Rai Asmara Putra,op.cit, h. 31
31
b. Perjanjian sepihak, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pada satu pihak saja, sedangkan pada pihak yang lain hanya ada hak contoh: hibah Pasal
1666 KUHPerdata dan perjanjian pemberian kuasa Pasal1792 KUHPerdata
8
. Perjanjian menurut keuntungan salah satu pihak dan adanya prestasi pada
pihak yang lain, dibedakan menjadi: a. Perjanjian cuma-cuma adalah perjanjian yang hanya memberikan keuntungan
pada salah satu pihak. Contoh: perjanjian hibah
9
. b. Perjanjian atas beban adalah perjanjian dimana terhadap prestasi dari pihak yang
satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lain dan antara kedua prestasi itu ada hubungan menurut Hukum. Contoh: perjanjian jual beli, sewa menyewa, dan
lain-lain. Perjanjian
menurut namanya,
dibedakan menjadi
perjanjian khususbernamanominaat dan perjanjian umum tidak bernama innominaat
perjanjian jenis baru Pasal 1319 KUHPerdata
10
. a. Perjanjian khusus bernama nominaat, adalah perjanjian yang memiliki nama dan
diatur dalam KUHPerdata
11
. Contoh: perjanjian-perjanjian yang terdapat dalam buku III Bab V-XVIII KUHPerdata.
7
Mariam Darus Badrulzaman,op.cit, h. 90
8
Djaja S Meliala, 2007, Perkembangan Hukum Perdata Tentang benda dan Hukum perikatan, Bandung: Nuansa Aulia, h. 87
9
Mariam Darus Badrulzaman,op.cit, h. 90
10
Salim HS,op.cit, h. 18
11
Djaja s. Meliala,op.cit,h. 88
32
b. Perjanjian umum tidak bernama innominaat perjanjian jenis baru, adalah perjanjian yang timbul, tumbuh, dan hidup dalam masyyarakat karena asas
kebebasan berkontrak dan perjanjian ini belum dikenal pada saat KUHPerdata diundangkan
12
. Contohnya: kontrak konstruksi, joint venture, perjanjian sewa beli.
Perjanjian menurut bentuknya ada 2 macam, yaitu perjanjian lisan tidak tertulis dan perjanjian tertulis. Termasuk perjanjian lisan adalah :
a. Perjanjian konsensual adalah perjanjian dimana adanya kata sepakat antara para pihak saja sudah cukup untuk timbulnya perjanjian yang bersangkutan.
b. Perjanjian riil, adalah perjanjian yang hanya berlaku sesudah terjadinya penyerahan barang atau kata sepakat bersamaan dengan penyerahan barangnya.
Misalnya perjanjian penitipan barang dan perjanjian pinjam pakai. Sedangkan yang termasuk perjanjian tertulis yaitu :
a. Perjanjian standart atau baku adalah perjanjian yang berbentuk tertulis berupa formulir yang isinya telah dibakukan terlebih dahulu secara sepihak oleh
produsen, serta bersifat masal, tanpa mempertimbangkan kondisi yang dimiliki konsumen
13
. b. Perjanjian formal adalah perjanjian yang telah ditetapkan dengan formalitas
tertentu
14
. Misalnya perjanjian perdamaian yang harus secara tertulis Pasal 1851
12
Handri Raharjo,op.cit, h.61
13
Djaja S. Meliala,op.cit, h. 90
14
R. Subekti, op.cit, h. 16
33
KUHPerdata, perjanjian hibah dengan akta notaris. Akta yaitu surat yang diberi tanda tangan, yang memuat peristiwa-peristiwa yang menjadi dasardari pada
suatu hak atau perikatan yang dibuat sejak semua dengan sengaja untuk pembuktian.
15
Akta dapat dibagi menjadi 2 yaitu: akta autentik dan akta dibawah tangan. Akta autentik adalah akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang
berwenang yang memuat tentang adanya peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar adanya hak atau perikatan dan mengikat bagi pembuatnya ataupun bagi pihak
ketiga, sedangkan akta dibawah tangan adalah akta yang pembuatnya dilaksanakan sendiri oleh para pihak atau tidak ada campur tangan dari pejabat.
16
Perjanjian-pejanjian yang istimewa sifatnya menurut Mariam Darus Badrulzaman yaitu:
a. Perjanjian liberaltoir adalah perjanjian dimana para pihak membebaskan diri dari kewajiban yang ada. Misalnya, pembebasan hutang Pasal 1438 KUHPerdata
b. Perjanjian pembuktian, yaitu perjanjian dimana para pihak menentukan pembuktian apakah yang berlaku di antara mereka.
c. Perjanjian untung-untungan, misalnya perjanjian asuransi Pasal 1774 KUHPerdata
d. Perjanjian publik, adalah perjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasai oleh Hukum publik, karena salah satu pihak bertindak sebagai penguasa atau
pemerintah, misalnya perjanjian ikatan dinas.
15
Handri Raharjo,op.cit, h. 64
16
Handri Raharjo,op.cit,h. 66
34
e. Perjanjian campuran contractus sui generis Pasal 1601 C KUHPerdata perjanjian ini terdapat unsur-unsur dari beberapa perjanjian bernama yang terjalin
menjadi satu sedemikian rupa sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan sebagai pejanjian yang berdiri sendiri-sendiri. Contoh, perjanjian antara pemilik hotel
dengan tamu. f. Perjanjian penanggungan borgtocht adalah suatu persetujuan di mana pihak
ketiga demi kepentingan kreditur mengikatkan dirinya untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur tidak memenuhi perikatannya Pasal 1820 KUHPerdata.
g. Perjanjian garansi Pasal1316 KUHPerdatadan derden beding Pasal 1317 KUHPerdata. Perjanjian garansi adalah suatu perjanjian di mana orang yang
menjamin pihak lain, bahwa seorang pihak ketiga yang ada diluar perjanjian atau bukan pihak dalam perjanjian yang bersangkutanakan melakukan sesuatu atau
tidak akan melakukan sesuatu dan kalau sampai terjadi pihak ketiga tidak memenuhi kewajibannya, maka ia akan bertanggung jawab untuk itu.
17
Sedangkan derden beding janji pihak ketiga berdasarkan asas pribadi suatu perjanjian berlaku bagi pihak yang megadakan perjanjian itu sendiri Pasal 1315
jo Pasal 1340 KUHPerdata dan para pihak tidak dapat mengadakan perjanjian yang mengikat pihak ketiga, kecuali dalam apa yang disebut janji guna pihak
ketiga Pasal 1317 KUHPerdata.
17
J. Satrio, 1995, Hukum Perikatan Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Buku 1,Bandung PT. Citra Aditya Bakti, h. 97
35
Perjanjian menurut sifatnya dibedakan menjadi 2 yaitu : perjanjian pokok adalah perjanjian yang utama dan perjanjian acessoir adalah perjanjian tambahan
yang mengikuti perjanjian utamapokok, misalnya perjanjian pembebanan hak tanggungan atau fidusia.
18
Sedangkan penggolongan yang lain adalah didasarkan pada hak kebendaan dan kewajiban yang ditimbulkan dari adanya kewajiban tersebut:
a. Perjanjian obligatoir adalah perjanjian yang baru meletakan hak dan kewajiban kepada masing-masing pihak dan belum memindahkan hak milik;
b. Perjanjian kebendaan adalah perjanjian dengan mana seseorang menyerahkan haknya atas sesuatu kepada pihak lain, misalnya peralihan hak milik.
19
2.1.8. Objek perjanjian