berulang-ulang; 4 pekerjaan yang membosankan, repetitif, atau tidak memberikan kepuasan Bull dan Archad,2007.
b Faktor internal
Faktor internal berkaitan dengan individu itu sendiri, antara lain : 1 usia, dari berbagai studi epidemiologik, kejadian nyeri punggung bawah
meningkat pada usia 35 tahun dan mencapai puncaknya pada usia sekitar 55 tahun; 2 antropometrik, berhubungan dengan berat badan, individu dengan
obesitas mempunyai resiko yang lebih besar mengalami nyeri punggung bawah karena obesitas menyebabkan hiperlordosis lumbal sehingga terjadi
pergeseran titik pusat berat badan ke depan Bull dan Archad,2007.
2.1.4 Sistem Otot Pada Region Punggung Bawah
Sistem otot muscular pada region punggung bawah bila dilihat pada irisan transversal, dapat dikelompokkan menjadi dinding anterior,
lateral dan posterior. Namun karena tidak ada batas jelas antara dinding anterior dan lateral maka lebih mudah bila memakai istilah antero-lateral.
Dinding antero-lateral ini disusun oleh otot –otot abdominal dan fascia
abdominals, sedangkan dinding posterior oleh otot – otot paravertebral
dan columna vertebralis Putz dan Pabst , 2006 sesuai dengan gambar2.2
1. Dinding Antero Lateral
Otot – otot abdominal dinding antero-lateral atas tiga lapisan.
Lapisan pertama adalah otot oblikus eksternus abdominis, lapisan
kedua adalah oblikus internus sedangkan lapisan ketiga adalah otot transversus abdominis dan otot rectus abdominis.
a Otot oblikus eksternus berorigo di permukaan eksternal kosta ke 5
-12 ; insersi pada linea alba, tberkulum pubikum dan setengah bagian anterior krista iliaca; fungsi untuk fleksi dan trunk.
b Otot oblicus internus berorigodari fascia torakolumbal, 23 bagian
anterior krista iliaka dan separuh bagial lateral ligament inguinal; insersio pada sisi posterior kosta ke 10-12, linea alba dan pekten
pubis; fungsinya dalam kompresi dan penyanggan viscera abdominal serta fleksi dan rotasi trunk.
c Otot transversus abdominis berorigo dari permukaan internal
kartilago kosta ke 7 -12, fascia torakolumbal, krista iliaka dan 13 lateral ligamen inguinal; insersio pada linea alba, krista pubikum,
lapisan anterior selubung rectus dan pekten pubis, berfungsi menarik
dan mengencangkan
dinding abdominal,
kompresimenekan serta menyangga viscera abdominal. d
Otot rektus abdominis berorigo pada simpisis pubis dan krista pubikum, insersio di prosesus xifoideus dan kartilogo kosta ke 5
– 7, fungsinya untuk fleksi trunk, menekan viscera abdominal dan
mengontrol tilting pelvis antilodorsis
Gambar 2.2 Otot-otot abdominalis Putz dan Pabst , 2006
Bagian Lateral abdomen terdapat otot quadratus lumborum dan otot psoas dapat dimasukkan ke dalam lapisan otot deep dari dinding lateral Kapandji,
2010. Otot quadratus lumborum memiliki tiga jenis serabut yaitu serabut yang berjalan dari kosta 12 ke krista iliaka, serabut dari kosta 12 ke prosesus
transversus vertebra lumbal dan serabut dari prosesus transversus vertebra lumbal 1-4 ke krista iliaka. Otot psoas terdiri dari psoas mayor dan psoas minor.
Origo kedua otot ini adalah di sisi lateral vertebra torakal 12 – lumbal 5 dan
prosesus transversus vertebra lumbal, insersio psoas mayor pada trokantor minor femur dan psoas minor pada linea pektinea Kapandji, 2010.
2. Dinding Posterior
Otot-otot dinding posterior dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu otot-otot ekstrinsik dan intrinsik.
a Kelompok ekstrinsik meliputi lapisan otot-otot superficial dan intermediate
yang berfungsi menghasilkan dan mengontrol gerakan ekstremitas serta respirasi. Otot ekstrinsik yang sampai ke regio punggung bawah hanyalah
latissimus dorsi. Otot ini berorigo di Krista iliaka, 4 kosta terbawah, 6 vertebra torakal terbawah dan fascia torakolumbal, insersio di fossa
intertuberkularis humeri. Fungsinya lebih banyak pada gerakan ekstensi sendi bahu.
b Otot-otot intrinsik terbagi menjadi tiga lapisan yaitu superficial, intermediate
dan deep. Namun pada regio punggung bawah hanya terdapat lapisan intermediate dan deep. Otot-otot intrinsik berperan utama pada gerakan
kolumna vertebralis dan pemeliharaan postur. Otot-otot pada regio punggung bawah sebagian besar termasuk kelompok intrinsik.
Pada lapisan intermediate terdapat otot paravertebral erector spine yaitu otot iliocostalis, otot longissimus dan otot spinalis. Otot-
otot ini disebut “otot panjang” punggung, merupakan otot dinamik yang menghasilkan gerakan ekstensi saat beraksi
secara bilateral Moore dan Dalley, 2004.
Lapisan deep disusun oleh otot-otot yang berjalan oblik, terdiri dari otot semispinalis,otot multifidus dan otot rotator. Otot-otot ini berasal dari prosesus
transversus vertebra di bawah dan melekat pada prosesus spinosus vertebra di atasnya. Kerja otot-otot ini relatif inaktif pada posisi berdiri santai, namun aksinya
sangat diperlukan sebagai otot postural statik untuk menjaga stabilitas columna vertebralis Moore dan Dalley, 2004 sesuai dengan gambar 2.3
Gambar 2.3 Otot-otot paravertebral Putz dan Pabst , 2006
Kerja sinergis dari otot-otot di atas akan menghasilkan dynamic bracing yang diperlukan untuk stabilisasi vertebra lumbal. Otot-otot stabilisator utama pada
lumbal disusun oleh lapisan dalam dari otot paravertebral dan otot abdominal, yaitu: otot-otot transversospinalis otot multifidus, otot intertransversarii, dan otot
rotatores , dan otot transversus abdominis. Fungsi otot-otot ini sebagai stabilisator
sangat sesuai dengan jenis serabut ototnya yang memiliki karakteristik serabut otot tipe I atau tipe tonik Knudsen, 2003.
2.1.5 Patofisiologi NPB Non-spesifik