21 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
3.1 Pengertian Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan panduan bagi peneliti untuk melakukan aktivitas penelitiannya di lapangan sekaligus berguna
untuk menilai kualitas penelitian apakah sudah dilakukan secara sungguh-sungguh
serta tepat.
Berbeda demgan
penelitian kuantitatif yang sangat ketat dan kaku maka desain penelitian
kualitatif sifatnya lebih luwes dan tidak terlalu rinci dengan
demikian terbuka untuk perubahan dan bisa terjadi revisi selama proses penelitian. Desain penelitian kualittaif juga tidak lazim
mendefinisikan suatu konsep, memberikan kemungkinan bagi perubahan jika ditemukan fakta yang mendasar, menarik,
bermakna di lapangan. Rancangan akan lebih baik jika didahului dengan preliminari yaitu studi pendahuluan dapat berupa studi
lapangan, studi dokumentasi, mempelajari data sekunder. Pada dasarnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
merancang desain penelitian kualitatif yaitu: APA mengacu pada permasalahan
MENGAPA alasan, latar belakang, signifikansi penelitian BAGAIMANA menyangkut metode, instrumen, subjek, lokasi,
pengumpulan dan pengolahan data.
3.2. Jenis Desain Penelitian Kualitatif
Tidak ada standar baku dalam desain penelitian kualitatif Namun demikian, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Desain penelitian kualitatif non standar. Desain penelitian dalam paradigma positivistik kuantitatif
bersifat terstandar, artinya ada aturan yang sama yang
22 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
harus dipenuhi oleh peneliti untuk mengadakan penelitian dalam bidang apapun juga. Pelaksanaan penelitian dimulai
dari adanya masalah, membatasi obyek penelitian, mencari teori dan hasil penelitian yang relevan, mendesain metode
penelitian, mengumpulkan
data, menganalisis
data, membuat
kesimpulan, ada
yang menambah
dengan implikasi, saran dan atau rekomendasi. Sebelum data diolah,
perlu diuji terlebih dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari segi konstrak teori, isi maupun empiriknya. Sistematika
penulisan sudah terstandar penelitian kuantitatif, yaitu: Bab I. Pendahuluan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusanbatasan masalah, dst.. Bab II.
Kajian teori atau kajian pustaka kajian teori yang sesuai
dengan masalah
yang diteliti,
hasil penelitian
yang relevan,
kerangka pikir,
hipotesispertanyaan penelitian. Bab III
Metode penelitian Desain, tempat dan waktu penelitian,
populasi dan
sampel, variabel
penelitian, instrumen dan teknik analisis data. Bab IV
Hasil penelitian. Bab V Kesimpulan ada yang menambah dengan implikasi,
keterbatasan dan saran. Desain penelitian kualitatif non standar terinspirasi dan
masih dipengaruhi pola pikir penelitian kuantitatif, tetapi
bersifat flesibel tidak kaku. Dengan kata lain model ini merupakan modifikasi dari model penelitian paradigma
23 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
positivistik kuantitatif dengan menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa bagian dalam bab yang
sama, misalnya memasukkan metode penelitian dalam bab I.
Contoh Desain Penelitian Kualitatif Non Standar:
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang Masalah 1.2 Fokus Penelitian dapat diartikan sebagai
Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.2 Manfaat Praktis
Bab II Tinjauan Pustaka Bab III Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian 3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.3 Instrumen Penelitian 3.4 Teknik analisis data
3.5 Pengujian Kredibilitas data
Bab IV Analisa Data Bab V Kesimpulan
5.1 Kesimpulan 5.2 Keterbatasan Penelitian
5.3 Rekomendasi sumber: buku pedoman penelitian FE UNBRAW
24 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
b. Desain penelitian kualitatif tentatif.
Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain penelitian terstandar dan non standar disusun
sebelum peneliti terjun ke lapangan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan desain
penelitian tentatif disusun sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian, desain
penelitian dapat
berubah-ubah untuk
menyesuaikan dengan kondisi realitas lapangan yang dihadapi. Acuan
pelaksanaan penelitian tidak sepenuhnya tergantung pada desain yang telah disusun sebelumnya, tetapi lebih
memperhatikan kondisi realitas yang dihadapi. Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar dapat
dibakukan dengan istilah-istilah: masalah, kerangka teori, metode penelitian, analisis dan kesimpulan dan lainnya. Model
tentatif menggunakan
dasar sistematika
yang berbeda.
Sistematika model ini unit-unitnya atau bab-babnya disesuaikan dengan sistematika substantif obyeknya. Misalnya: penelitian
tentang perilaku anak Bab I. Pendahuluan termasuk metode penelitian. Bab II. Fantasi. Bab III. Bermain. Bab IV. Sosialisasi,
dan seterusnya. Model ini digunakan dalam penelitian kualitatif naturalistik.
3.3.Informasi dalam Desain Penelitian
Buku ini tidak menyajikan sebuah aturan baku tentang informasi yang harus ada dalam desain penelitian seperti yang diharapkan
oleh mereka yang terbiasa menggunakan paradigma positivis.
25 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Namun buku ini memberikan panduan tentang informasi yang perlu disampaikan oleh peneliti sesuai dengan kebutuhannya.
Berikut beberapa hal yang perlu disajikan beserta beberapa panduan penting bagi Anda untuk dapat menuliskannya.
3.3.1. Konteks penelitian Latar Belakang Masalah Sub bab ini bertujuan menjawab pertanyaan: mengapa
sebuah penelitian perlu dilakukan. Lazim disampaikan adanya gap antara das sollen dan das sein. Oleh karena
itu anda
dituntut memiliki
informasi awal
tentang faktakenyataan sosial yang hendak dideskripsikan. Juga
informasi yang
menyangkut kondisi-kondisi
umum kecenderungan umum dari fenomena yang hendak diteliti.
Anda juga perlu menunjukkan keunikan tertentu yang sekaligus
memberi isyarat
bahwa masalah
tersebut menarik dan penting untik diteliti
3.3.2. Fokus kajian rumusan masalah permasalahan atau pertanyaan penelitian
Mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat perhatian serta yang akan
dibahas secara mendalan dan tuntas Fenomena yang hendak diteliti mengisyaratkan nilai
temuan yang signifikan dan bermanfaat. Fenomena yang dipilih dalam fokus kajian harus
benar-benar kasat mata dapat diobservasi. Merupakan fenomena
baru yang mengisyaratkan keunikan dan “ketidakberesan sosial”
26 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Memberikan suatu kepastian waktu yang dibutuhkan untuk diselesaikan dalam proses penelitian
Ada referensi teoritik yang dapat digunakan sebagai perspektif untuk memahami atau menjelaskan
Fenomena yang diangkat tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika masyarakat
Menarik diteliti dan diminati peneliti Relevansi dengan bidang ilmu yang diteliti
Tersedia akses bagi peneliti untuk pengumpulan data
3.3.3. Tujuan penelitian Harus mampu menunjukkan untuk apa penelitian
dilakukan Memiliki relevansi dengan fokus kajian
Mampu menjelaskan manfaat hasil penelitian
3.3.4. Ruang lingkup dan setting penelitian Berisi penjelasan mengenai batas-batas subyek yang
diteliti Berguna untuk mencegah generalisasi temuan
Menunjukkan berlakunya kesimpulan dalam penelitian
3.3.5. Perspektif teoritik dan kajian pustaka Dalam proposal penelitian perspektif teori tidak perlu
disampaikan secara detil, karena keberadaan teori lebih berfungsi sebagai
guidance bagi peneliti. Peneliti diharapkan dapat mengembangkan teori dan bahkan
menemukan teori berdasarkan pengamatannya selama di lapangan.
27 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Menjelaskan secara konsepsional teoritis kerangka berfikir peneliti terhadap fenomena yang diteliti
Menunjukkan keberpihakan
peneliti terhadap
perspektif yang dipakai Kajian pustaka merupakan referensi teoritik terhadap
masalahthema yang diteliti. 3.3.6. Metode yang digunakan
Berisi penjelasan mengenai “bagaimana penelitian tersebut dilakukan”
Menunjukkan alat dan cara yang dipakai peneliti dalam mengmpulkan dan menganalisis data
Harus menunjukkan alasan-alasan ilmiah peneliti terhadap pilihan penggunaan alat dan cara penelitian
3.3.7. Sampling – Pemilihan Informan dan Situasi Sosial •
Tidak menggambarkan
karakteristik populasi
atau menggeneralisasi,
tetapi representasi
terhadap realitasfenomena sosial.
• Prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana
menentukan informan kunci dan situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian
• Pemilihan sampel dilakukan secara sengaja
purposive sampling.Teknik yang sering dipakai adalah snowball
sampling, dengan ketentuan: Pemilihan sampel awal informan atau situasi sosial
yang terkait dengan fokus penelitian
28 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Pemilihan sampel
lanjutan berguna
untuk memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi
informasi Cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan
atau medan aktivitas yang menjadi informasi. Masih terlibat secara aktif pada lingkungankegiatan
yang menjadi perhatian peneliti Mempunyai cukup waktu atau kesempatan untuk
diwawancarai Jika dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi
ditemukan variasi informasi maka tidak perlu mencari informan baru.
Jumlah sampel tergantung dari: •
Tepat tidaknya
pemilihan informasi
kunci. Variasi sampel informan diperlukan Agar tidak
terbatas pada
sekelompok individu
yang seringkali
memeiliki kepentingan
tertentu, penyebab bias.
Kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti. Oleh karena itu berikut adalah tips
untuk memilih fenomena sosial: Relatif banyak merangkum informasi tentang
domain-domain yang tercakup dalam topik penelitian
organizing domain Cukup sederhana untuk diamati simplicity
Situasi sosial yang relatif mudah untuk
dimasuki accessibility
29 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Situasi sosial yang diperkenankan untuk diamati
permissiveness, baik
secara etikamoral maupun aturan hukumbirokrasi
yang berlaku Tergolong tidak menimbulkan gangguan situasi
apabila diobservasi unobstrusiveness, agar
proses pengamatan berjalan wajar dan alamiah Situasi sosial yang berlangsung relatif sering
atau berulang frequently recurring activiting
Situasi sosial yang memudahkan peneliti jika hendak berpartisipasi
easy of participating, aplikasi metode observasi partisipant
Merancang desain penelitian kualitatif beserta informasi apa saja yang perlu disajikan sering menyulitkan bagi peneliti yang terbiasa
menggunakan penelitian kualitatif. Tabel berikut Sugiyono, 2005 memudahkan anda membandingkan penekanan-penekanan yang
disampaikan kedua jenis penelitian tersebut.
30 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Tabel 1. Perbandingan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
No Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif 1. Desain
Spesifik, jelas,rinci Ditentukan
secara matang
sejak awal Menjadi
pegangan langkah
demi langkah Umum
Fleksibel Berkembang
dan muncul
dalam proses penelitian
2. Tujuan Menunjukkan hubungan antar
variabel Mengkaji teori
Mencari generalisasi Menemukan pola hubungan yang
bersifat interaktif Menggambarkan
realita yang
kompleks Memperoleh pemahaman akan makna
Menemukan teori 3.Teknik
Penelitian Eksperimen, survey
Kuesioner Observasi
dan wawancara
terstruktur Participant observation
In depth interview Dokumentasi
triangulasi 4.
Instrumen Penelitian
tes, angket,
wawancara terstruktur
instrumen yang
telah terstandar
peneliti sebagai instrumen human instrument
buku catatan, tape recorder, kamera, handycam dan lain-lain
5. Data Kuantitatif
Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan
dengan menggunakan instrumen
Deskriptif Dokumen pribadi, catatan lapangan,
ucapan dan
tindakan responden,
dokumen dan lain-lain 6. Sampel
Besar Representatif
Sedapat mungkin random Ditentukan sejak awal
Kecil Tidak representatif
Purposive, snowball Berkembang selama proses penelitian
7. Hubungan
dengan Responden
Berjarak, bahkan sering tanpa kontak
Peneliti merasa lebih tinggi Jangka pendek
Empati, akrab Kedudukan sama bahkan berperan
sebagai guru atau konsultan Jangka lama
8. Usulan
desain Luas dan rinci
Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel
penelitian Prosedur yang spesifik dan
rinci langka-langkahnya Hipotesis dirumuskan dengan
jelas Ditulis secara rinci dan jelas
sebelum terjun ke lapangan Singkat
Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan
utama Prosedur bersifat umum seperti akan
merencanakan tourpikinik Masalah bersifat sementara dan akan
ditemukan setelah studi pendahuluan Tidak dirumuskan hipotesis karena
justru akan menemukan hipotesis Fokus penelitian ditetapkan setelah
diperoleh data awal dari lapangan
Sumber: Sugiyono, 2005
31 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
3.4. Hubungan antara pertanyaan penelitian – pengumpulan datametode – justifikasi.
Desain penelitian adalah rencana yang mengarahkan peneliti untuk menjawab permasalahan penelitiannya. Anda perlu mengarahkan
segala aktivitas baik tindakan maupun pemikiran anda pada pertanyaan penelitian ini sebagai jangkar dalam penelitian ini. Oleh
karena itu perlu dibuat sebuah skema yang memudahkan anda untuk menentukan data apa yang hendak dikumpulkan, dari sumber mana
data itu diperkirakan akan diperoleh dan apa justifikasi atau alasan anda membutuhkan data tersebut. Nabiah, 2006 memberikan contoh
sebagai berikut:
Sumber : Nabiah, 2006
32 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Latihan 1. Mengapa peneliti perlu membuat desain penelitian?
2. Mengapa tidak ada desain penelitian yang baku pada penelitian kualitatif?
3. Apakah hipotesis diperlukan dalam penelitian kualitatif? Berikan alasan anda.
4. Apakah yang dimaksud dengan fokus permasalahan dalam penelitian kualitatif?
5. Apa yang dimaksud dengan informan? Apa beda informan dan responden ?
6. Bagaimana memilih informan, apa kriteria memilih informan? 7. Cari
jurnal penelitian
kualitatif, lakukan
critical review
terhadap informasi apa saja yang dipublikasikan dalam jurnal tersebut
8. Berdasarkan proyek penelitian anda, buat outline desain penelitian kualitatif anda beserta kisi-kisi ringkasnya.
33 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
4.1.Jenis Data
Jenis data pada penelitian kuantitatif dan kualitatif berbeda. Penelitian kuantitatif menggunakan angka sebagai data utama,
karena dibutuhkan statistik untuk mengenalnya dan mengolahnya supaya hipotesis yang diajukan dapat diuji. Topik yang sifatnya
kualitatifpun seperti perilaku perlu dikuantitatifkan, diukur dengan kuesioner tertutup yang sudah tersedia pilihan – pilihan angka
sehingga responden dapat memilihnya. Berikut contoh data dalam penelitian kualitatif.
Tabel 1. Contoh data kuantitatif – kuesioner tertutup Manfaat
program corporate
social responsibility
bagi masyarakat
Tidak ada 1 2 3 4 5
sangat besar
Dampak negatif
keberadaan perusahaan bagi masyarajat
Tidak ada 1 2 3 4 5
sangat besar Dampak
positif keberadaan perusahaan
bagi masyarakat Tidak ada
1 2 3 4 5 sangat besar
Sumber: Patrioty, 2009 Data dalam penelitian kualitatif adalah catatan-catatan yang
sifatnya deskriptif. Peneliti perlu mengumpulkan semua hal terkait dengan permasalahannya yang dimunculkan oleh individu yang
diteliti. Penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan
narasi dalam transkripsi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak
tertulis gambar, foto. Tabel 2. Contoh data kualitatif – kuesioner terbuka
34 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Pertanyaan : Bagaimana dampak keberadaan perusahaan terhadap masyarakat?
Jawaban: “karena disadari dengan berdirinya korporasi, langsung atau
tidak langsung pasti menimbulkan dampak negatif yaitu berupa ketertinggalan dan kemiskinan, contoh ; sebelum ada pabrik
kita yang ada di tuban orang tuban desa yang ada di dekat wilayah pabrik, itu memiliki sapi 2, 3 sudah kaya, begitu ada
pabrik lha nduwe sapi 10 sek melarat. Jadi dampak negatifnya, dulu sebelum ada pabrik tuban harga – harga di tuban
terutama di desa itu murah, makan 1500, 1000 wes sak piring, sekarang dengan adanya pabrik, 15.000 iku lho. Jadi itu salah
satu dampak negatif karena ada gerakan ekonomi yang cukup besar, orang yang tidak terakomodasi pasti akan ketinggalan,
lha inilah tugas CSR, tugas comdev untuk merangkul mereka”.
Pernyataan Kepala Bagian PKBL Sumber: Rekaman hasil wawancara , skripsi Candra, 2008
Dengan demikian data dalam penelitian kualitatif meliputi: 2. Catatan harian kegiatan peneliti
3. Catatan harian tentang informanpartisipan 4. Surat-surat pribadi
5. Dokumen publik 6. Tulisan otobiografi dan biografi
7. Foto dan video kegiatan informan 8. Gambar, diagram
9. Bukti fisik 10. Film tentang sebuah kegiatan kelompok
11. E-mail, data elektronik, internet 12. Kumpulan hasil rekaman
13. Obyek ritual, artefak
35 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Selanjutnya untuk memperoleh gambaran lebih jelas aktivitas dalam proses penelitian data pada penelitian kualitatif anda perlu
membedakan proses pengumpulan data dan pencatatan data itu sendiri. Pengumpulan data adalah proses yang dilakukan peneliti
dengan mengoptimalkan seluruh panca inderanya, terutama penglihatan,
melakukan pengamatan
terhadap apa
yang dilakukan subyek penelitian, mendengar apa yang dikatakannya,
mengamati dokumen-dokumen kemudian merekam dalam bentuk kaset, video maupun mengambil gambar dengan kamera.
Pencatatan data
adalah aktivitas
yang segera
harus dituangkan dalam bentuk tulisan yang nanti akan digunakan
dalam proses analisis selanjutnya, seperti proses pengkodean dalam upaya mencari tema, melakukan refleksi
maupun interpretasi. Ada dua istilah yang perlu dipahami peneliti kualitatif
yaitu deskriptif dan reflektif. Deskriptif adalah pencatatan data seperti fakta yang sebenarnnya terjadi, karena deskripsi berisi
gambara tentang subyek, rekonstruksi dialog, deskripsi latar, catatan kejadian khusus, lukisan kegiatan maupun tingkah laku
pengamat. Reflektif adalah proses pencatatan data dari hasil proses perenungan dan interpretasi peneliti terhadap data
transkripsi. Oleh karena itu pada bahasan berikut akan dijelaskan teknik-
teknik pengumpulan data dan bagaimana melakukan pencatatan data.
36 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
4.2.Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga cara yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi, wawancara mendalam dan analisis dokumen.
Secara detil anda dapat mempelajari ketiganya dalam uraian berikut.
1. Observasi Observasi berarti melakukan kegiatan pengamatan. Obyek
yang diamati dapat berupa lingkungan sosial informan
untuk merasakan
atmosfir dalam
upaya proses
” verstehen” memahami apa yang dirasakan oleh informan.
Anda perlu membuat catatan tentang apapun yang anda mati.
Ada beberapa jenis observasi, tergantung dari keterlibatan peneliti dengan subyek penelitian.
a Murni pengamat. Anda hanya mengamati obyek penelitian tanpa berpartisipasi dan terlibat dalam
kegiatan organisasi dimana obyek penelitian anda berada.
Contoh, anda
mengamati bagaimana
seorang kasir
bekerja. Anda
dapat membeli
secangkir kopi dan mengamati bagaimana seorang kasir di rumah makan waralaba, selain bertindak
sebagai kasir juga berperan sebagai pelayan yang menyiapkan makanan anda.
b Murni sebagai partisipan. Anda terlibat penuh dan berpartisipasi aktif dalam lingkungan obyek yang
diamati dan berusaha mengambil peran dalam organisasi.
Ludigdo, 2007, mengambil peran
37 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
sebagai konsultan sebuah KAP di Malang untuk meneliti perilaku etis akuntan publik.
c Partisipasi pasif, berarti peneliti ikut berada dalam organisasi
tetapi tetap
sebagai orang
luar. Misalnya untuk dapat merasakan aura organisasi
yang diteliti, Candra, 2008, megikuti program magang selama 3 bulan pada bagian PKBL di PT
Semen Gresik
ketika meneliti
implementasi corporate social responsibility di perusahaan ini.
2. Wawancara Wawancara
bertujuan untuk
mencari dan
menggali informasi
berupa pandangan
atau pendapat
obyek penelitian.
2.1. Jenis Wawancara 1. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara
yang pertanyaan
dan jawabannya
diserahkan kepada
informan sehingga
pertanyaan tidak
dilakukan secara ketat terstruktur. Wawancara
dilakukan secara open ended
terbuka untuk menggali kedalaman informasi sehingga mengarah
kepada penemuan
masalah. Wawancara
ini biasanya dilakukan pada saat survey awal, dimana
peneliti mencoba menggali permasalahan secara lebih dalam.
38 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
2. Wawancara terstruktur yaitu wawancara terfokus dimana
masalah ditentukan
peneliti sebelum
wawancara dilakukan ada pedoman wawancara. a. Wawancara terstruktur biasanya digunakan
untuk menggali informasi sosio demografi responden,
meliputi, usia,
pendidikan, pengalaman, data keluarga
b. Jenis wawancara ini biasanya dilakukan
setelah beberapa kali melakukan interaksi dan pertemuan dengan informan dimana
permasalahan penelitian sudah mulai jelas. Pertanyaan
dan jawaban
penelitian biasanya diarahkan pada kerangka pikir
peneliti. 2.2. Tips melakukan wawancara yang baik
Responsif. Anda perlu cekatan dan tanggap dalam merespon kegelisahan informan. Ketika informan anda
mulai melirik
jam tangannya
maka anda
perlu meresponnya dan menanyakan padanya apakah masih
ada waktu untuk melanjutkan atau tidak. Peneliti
tidak boleh
subyektif, perlu
menjaga netralitasnya dalam berkata-kata dan bersikap.
menyesuaikan diri dengan responden tetapi jangan mengarahkan
responden untuk
menyetujui pada
jawaban tertentu. jangan memberikan kesan negatif
39 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
siapkan alat perekam, pastikan berfungsi dengan baik, jangan sampai kehilangan momen hanya gara-gara alat
perekam rusak, kaset habis atau mike yang tidak sensitif buat pedoman wawancara agar tetap bisa fokus
sehingga tujuan wawancara dapat tercapai Tentukan tempat untuk melakukan wawancara. Jika
mungkin ruangan cukup tenang, tidak ada gangguan dan nyaman bagi partisipan.
Selama wawancara, cocokkan dengan pertanyaan, lengkapi pada waktu tersebut jika memungkinkan,
hargai partisipan dan selalu bersikap sopan santun. Pewawancara yang baik adalah yang lebih banyak
mendengarkan daripada berbicara ketika wawancara sedang berlangsung.
mengusahakan pembicaraan bersifat kontinyu, jangan terlalu sering meminta responden mengingat
masa lalu, memberi
pengertian kepada
responden tentang
pentingnya informasi mereka jangan mengajukan pertanyaan yang mengandung
banyak hal. Peneliti pemula biasanya ingin segera
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya 2.3.
Lama dan Waktu Wawancara Field Morse 1985 dalam Holloway Wheeler,
1996 menyarankan bahwa wawancara harus selesai dalam
satu jam.
Sebenarnya waktu
wawancara
40 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
bergantung pada partisipan. Peneliti perlu melakukan konfirmasi dengan informan tentang jadwal wawancara
sehingga mereka dapat merencanakan kegiatannya pada hari itu tanpa terganggu oleh wawancara. Pada umumnya
informan menginginkan waktunya cukup satu jam atau sesuai dengan kebutuhan topik penelitiannya. Umumnya
lamanya wawancara tidak lebih dari tiga jam. Jika lebih dari tiga jam, konsentrasi tidak akan diperoleh bahkan bila
wawancara tersebut
dilakukan oleh
peneliti berpengalaman
sekalipun. Jika
dalam waktu
yang maksimal
tersebut data
belum semua
diperoleh, wawancara
dapat dilakukan
lagi. Beberapa
kali wawancara singkat akan lebih efektif dibanding hanya
satu kali dengan waktu yang panjang. 2.4. Ketrampilan lain yang dibutuhkan saat wawancara
1. Mendengar. Peneliti perlu memberikan perhatian penuh
kepada informan, usahakan silent suara HP, jangan biarkan mata
terlihat gelisah menunggu kapan pembicaraan berakhir, sehingga mengesankan peneliti merasa bosan.
2. Mengingat. Kemampuan mengingat manusia sangat
terbatas. Seringkali peneliti kesulitan untuk mengingat kembali topik yang sudah disampaikan oleh informan atau
nara sumber. Sekali lagi kemampuan untuk konsentrasi dan fokus mutlak. Namun demikian, tetap, diperlukan cara
untuk menyimak dan mendengarkan dengan teliti. Salah satu cara yang biasa dilakukan peneliti adalah mencatat
kata-kata kunci.
41 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
3. Berbicara. Tentu saja berbicara adalah kemampuan utama untuk mengorek informasi dari informan. Kegiatan yang
dilakukan antara lain mengajukan pertanyaan, menyela maupun merespon informan.
4. Memahami gesture
bahasa tubuh.
Bahasa tubuh
merupakan cara komunikasi non verbal yang unik, untuk menyampaikan informasi, mengekspresikan diri melalui
gerakan sadar atau bawah sadar, gerak-gerik tubuh atau ekspresi wajah. Memahami bahasa tubuh calon informan
ketika sedang
melakukan pendekatan
akan sangat
menentukan ”timing” untuk masuk berterus terang bahwa akan mengamati yang bersangkutan atau menahan diri
dulu untuk menunggu ketika terlihat ekspresi wajah sedang dalam kondisi kecewa.
3.
Dokumen. Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan
data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti- bukti. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah
berlalu, bisa
berbentuk tulisan,
gambar, karya-karya
monumental dari seseorang Bogdan, 1993. yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.
Dokumen yang terdiri dari biografi, otobiografi, surat pribadi, surat, catatan harian, momorial, kliping, dokumen pemerintah
dan swasta, cerita roman rakyat, foto, tape, mikrofilm, disc,
compact disk, data di server flashdisk, data yang tersimpan di
web site, dan lainnya secara berbeda.
42 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Bungin 2008; 123, mengelompokkan dokumen pribadi dan dokumen resmi.
a. Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara tertulis
tentang tindakan,
pengalaman, dan
kepercayaannya. Berupa buku harian, surat pribadi, otobiografi.
b. Dokumen resmi terbagi dua: pertama intern; memo,
pengumuman, instruksi,
aturan lembaga
untuk kalangan sendiri, laporan rapat, keputusan pimpinan,
konvensi; kedua ekstern; majalah, buletin, berita yang
disiarkan ke mass media, pemberitahuan. 4.3 Pencatatan Data
Proses penelitian
kualitatif yang
bersifat interplay,
selalu melibatkan
kegiatan pengecekan
fenomena sebenarnya
di lapangan melalui berbagai teknik observasi dan wawancara yang
dilanjutkan dengan proses perenungan peneliti melalui refleksi terhadap kegiatan dan isu permasalahan penelitiannya. Oleh
karena itu jenis data dapat dikelompokkan menjadi data mentah yang dikumpulkan pada saat berinteraksi di lapangan dengan
informannya dan data yang diolah di rumah setelah melalui
proses refleksi. Secara rinci data yang perlu dikumpulkan dan dikelola dalam analisis penelitian kualitatif adalah:
1. Data telah diolah. Peneliti kualitatif perlu melakukan telaah, perenungan dalam upaya memahami fenomena yang terjadi.
Oleh karena itu kegiatan ini perlu dilakukan setiap hari apalagi selepas
melakukan observasi
dan wawancarara.
Pada
43 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
hakekatnya segala kegiatan tersebut merupakan refleksi diri peneliti yang dituangkan dalam bentuk:
a. Personal notes, merupakan catatan reaksi personal, tentang apa yang dirasakan peneliti, refleksi diri, memori
dan impresi. Sepintas seperti diary. Hal ini penting untuk menilai pengaruh emosi dan subyektivitas peneliti di
kemudian hari, penting dalam pengumpulan dan analisis data. Personal notes membantu peneliti melakukan dialog
pribagi inner
dialogue, menjawab
keragu-raguan, kepuasan pribadi bahkan juga rasa marah dan frustasi
peneliti, juga
bagaimana perjuangan
peneliti dalam
mengumpulkan data. Tabel 4.3
Personal Note
Catatan TRANSKRIPSI
Saya senang
karena proses
getting in yang
mudah
3 Pebruari 08
Wawancara dengan bu A kemarin merupakan sebuah hal yang tidak terduga. Saya baru hubungi by phone
kemarin dan langsung direspon, oke buk besok saja sekalian saya ambil tesis saya. Sungguh sangat cepat
diluar perkiraan saya. Hal ini dimudahkan karena topik terkait dengan
penelitian tesisnya tentang konflik. kedua dia mantan mahasiswa saya jadi lebih mudah. Bu A
menghargai saya, dan saya respek beliau, saya katakan padanya tentang sikapnya yang
berani..perempuan pemberani.
Sumber: Yuhertiana, 2008 b. Methodology
Notes. Catatan
metodologi ini
menggambarkan tentang metode yang digunakan, alasan, ide-ide
tentang kemungkinan
berubahnya metode. Catatan ini penting untuk memahami alasan ketika
44 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
metodologi diputuskan untuk dirubah atau dimodifikasi.
Melalui observasi, wawancara mendalam atau butuh tidaknya dilakukan focus group discussion.
c. Theoretical Notes. Catatan tentang proposisi penelitian sebelumnya, tren mendatang, yang mendukung dugaan-
dugaan tentang masalah penelitian. Catatan ini juga bergunan
untuk merefleksikan
dan menghubungkan
berbagai propsisi, hipotesisis maupun teori yang berguna untuk menyimpulkan penelitian.
Tabel 4.4 Theoritical Notes
REFLEKSI PENELITIAN TERKAIT
Rencana proposal yang belum optimal sebagai penelitian kualitatif dari sisi metodologi, mungkin
ini penyebab mengapa kok gak diterima. Tapi catatan teorititsnya cukup lengkap.
Budgetary slack dan etika
indikasi keberadaan budgetary slack pada pemerintah daerah
budgetary slack dianggap oleh individu pembuat anggaran sebagai sesuatu yang etis sehingga
budgetary slack yang diciptakan semakin besar. Budgetary slack memang bukan korupsi tetapi
budgetary slack yang tidak terkontrol, didukung oleh adanya
moral hazard dan dysfunctional behavior dalam konteks principal-agent theory
akan mendorong terciptanya korupsi Blanchette et al., 2002 menemukan bahwa
bawahan menganggap budgetary slack adalah
etis sehingga
berpengaruh positif.
Dengan demikian
cenderung untuk
menaikkan budgetary slack.
Budetary slack dan tekanan sosial Perilaku individu dipengaruhi oleh interaksinya
dengan lingkungan
sosial. Beberapa
teori psikologi
menyebutkan teori
tentang social
45 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
penetration theory, teori social influence dan teori moral development Kohlberg.
Social penetration theory Altmant Taylor dalam Baack et al., 2000 menjelaskan tentang
perkembangan hubungan
interpersonal, menteorikan bahwa perubahan dalam hubungan
interpersonal secara
normal berkembang
menjadi lebih dalam dan saling percaya karena orang secara
gradual saling mengungkapkan satu sama lain sepanjang waktu.
. Teori social influence. Teori ini berhubungan
dengan efek interaksi sosial dalam individu. Dalam riset awal tentang teori
social influence dapat ditelusuri temuan Allport
dalam Van der Stede 2000 yang menyatakan bahwa individu
akan memberi penilaian yang lebih konservatif pada kondisi dimana ada keberadaan orang lain
daripada di keadaan terisolasi. Sherif 1936 dalam Van der Stede 2000 menjelaskan adanya
pengaruh
oranghal lain,
yang disebutnya
sebagai norma sosial. Terkait dengan budgetary slack pemerintah
daerah, Vabo 2001 menyatakan bahwa without
political pressure the slack would have been greater.
Jakarta, 18 feb 08
Pada kenyataannya korupsi lebih merupakan sebuah attitudeperilaku atau hasil dari sistem
yang lemahtidak benar l
Korupsi tidak hanya berbicara tentang
bad people, tetapi juga
merupakan gambaran dari
bad systems
Sumber: Yuhertiana, 2008
46 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Latihan
Sebelum ke lapangan: 1. Tentukan obyek observasi
2. Mengapa anda menganggap bahwa obyek adalah penting untuk diobservasi?
3. Bagaimana anda merencanakan proses getting in?
Pada saat di lapangan 1. Amati obyek penelitian anda secara detil
2. Gunakan panca indera anda untuk mengamati perilaku obyek 3. Gunakan media yang dapat membantu anda melakukan
pengamatan, misalnya kamera, video atau notes
Setelah selesai pengamatan 1. Segera catat dan deskripsikan hasil observasi anda menurut
kondisi sebenarnya, tidak perlu melakukan interpretasi.
47 |
P a n d u a n P e n e l i t i a n
K u a l i t a t i f
Proses penelitian kualitatif bersifat sirkuler, interplay berbalasan sambil bergerak maju. Oleh karena itu tidak dapat ditentukan kapan
sebenarnya analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai. Bahkan dalam proses pengumpulan datapun peneliti perlu melakukan upaya-
upaya penafsiran, mulai menghubung-hubungkan fenomena yang diamati dan mulai mepertanyakan makna dari sebuah fenomena yang
muncul dan menjadi fokus amatan peneliti. Kalau begitu bagaimana sebenarnya analisis data dalam penelitian kualitatif? Seorang peneliti
pemula, merasa kebingungan, tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena kehilangan beberapa momen pentng yang tidak sempat
direkam dan dicatatnya. Bab berikut menjelaskan secara praktis apa yang harus anda lakukan dalam melakukan analisis pada penelitian
kualitatif.
5.1. Pengertian Analisis Data Analisis