Pendahuluan Tinjauan Pustaka I Metode Penelitian Analisa Data Bab V Kesimpulan

23 | P a n d u a n P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f positivistik kuantitatif dengan menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa bagian dalam bab yang sama, misalnya memasukkan metode penelitian dalam bab I. Contoh Desain Penelitian Kualitatif Non Standar:

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang Masalah 1.2 Fokus Penelitian dapat diartikan sebagai Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1.4.2 Manfaat Praktis Bab II Tinjauan Pustaka Bab III Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian 3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3 Instrumen Penelitian 3.4 Teknik analisis data 3.5 Pengujian Kredibilitas data

Bab IV Analisa Data Bab V Kesimpulan

5.1 Kesimpulan 5.2 Keterbatasan Penelitian 5.3 Rekomendasi sumber: buku pedoman penelitian FE UNBRAW 24 | P a n d u a n P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f b. Desain penelitian kualitatif tentatif. Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain penelitian terstandar dan non standar disusun sebelum peneliti terjun ke lapangan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan desain penelitian tentatif disusun sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian, desain penelitian dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan dengan kondisi realitas lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan penelitian tidak sepenuhnya tergantung pada desain yang telah disusun sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi realitas yang dihadapi. Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar dapat dibakukan dengan istilah-istilah: masalah, kerangka teori, metode penelitian, analisis dan kesimpulan dan lainnya. Model tentatif menggunakan dasar sistematika yang berbeda. Sistematika model ini unit-unitnya atau bab-babnya disesuaikan dengan sistematika substantif obyeknya. Misalnya: penelitian tentang perilaku anak Bab I. Pendahuluan termasuk metode penelitian. Bab II. Fantasi. Bab III. Bermain. Bab IV. Sosialisasi, dan seterusnya. Model ini digunakan dalam penelitian kualitatif naturalistik. 3.3.Informasi dalam Desain Penelitian Buku ini tidak menyajikan sebuah aturan baku tentang informasi yang harus ada dalam desain penelitian seperti yang diharapkan oleh mereka yang terbiasa menggunakan paradigma positivis. 25 | P a n d u a n P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f Namun buku ini memberikan panduan tentang informasi yang perlu disampaikan oleh peneliti sesuai dengan kebutuhannya. Berikut beberapa hal yang perlu disajikan beserta beberapa panduan penting bagi Anda untuk dapat menuliskannya. 3.3.1. Konteks penelitian Latar Belakang Masalah Sub bab ini bertujuan menjawab pertanyaan: mengapa sebuah penelitian perlu dilakukan. Lazim disampaikan adanya gap antara das sollen dan das sein. Oleh karena itu anda dituntut memiliki informasi awal tentang faktakenyataan sosial yang hendak dideskripsikan. Juga informasi yang menyangkut kondisi-kondisi umum kecenderungan umum dari fenomena yang hendak diteliti. Anda juga perlu menunjukkan keunikan tertentu yang sekaligus memberi isyarat bahwa masalah tersebut menarik dan penting untik diteliti 3.3.2. Fokus kajian rumusan masalah permasalahan atau pertanyaan penelitian  Mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat perhatian serta yang akan dibahas secara mendalan dan tuntas  Fenomena yang hendak diteliti mengisyaratkan nilai temuan yang signifikan dan bermanfaat.  Fenomena yang dipilih dalam fokus kajian harus benar-benar kasat mata dapat diobservasi.  Merupakan fenomena baru yang mengisyaratkan keunikan dan “ketidakberesan sosial” 26 | P a n d u a n P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f  Memberikan suatu kepastian waktu yang dibutuhkan untuk diselesaikan dalam proses penelitian  Ada referensi teoritik yang dapat digunakan sebagai perspektif untuk memahami atau menjelaskan  Fenomena yang diangkat tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika masyarakat  Menarik diteliti dan diminati peneliti  Relevansi dengan bidang ilmu yang diteliti  Tersedia akses bagi peneliti untuk pengumpulan data 3.3.3. Tujuan penelitian  Harus mampu menunjukkan untuk apa penelitian dilakukan  Memiliki relevansi dengan fokus kajian  Mampu menjelaskan manfaat hasil penelitian 3.3.4. Ruang lingkup dan setting penelitian  Berisi penjelasan mengenai batas-batas subyek yang diteliti  Berguna untuk mencegah generalisasi temuan  Menunjukkan berlakunya kesimpulan dalam penelitian 3.3.5. Perspektif teoritik dan kajian pustaka  Dalam proposal penelitian perspektif teori tidak perlu disampaikan secara detil, karena keberadaan teori lebih berfungsi sebagai guidance bagi peneliti. Peneliti diharapkan dapat mengembangkan teori dan bahkan menemukan teori berdasarkan pengamatannya selama di lapangan. 27 | P a n d u a n P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f  Menjelaskan secara konsepsional teoritis kerangka berfikir peneliti terhadap fenomena yang diteliti  Menunjukkan keberpihakan peneliti terhadap perspektif yang dipakai  Kajian pustaka merupakan referensi teoritik terhadap masalahthema yang diteliti. 3.3.6. Metode yang digunakan  Berisi penjelasan mengenai “bagaimana penelitian tersebut dilakukan”  Menunjukkan alat dan cara yang dipakai peneliti dalam mengmpulkan dan menganalisis data  Harus menunjukkan alasan-alasan ilmiah peneliti terhadap pilihan penggunaan alat dan cara penelitian 3.3.7. Sampling – Pemilihan Informan dan Situasi Sosial • Tidak menggambarkan karakteristik populasi atau menggeneralisasi, tetapi representasi terhadap realitasfenomena sosial. • Prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci dan situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian • Pemilihan sampel dilakukan secara sengaja purposive sampling.Teknik yang sering dipakai adalah snowball sampling, dengan ketentuan:  Pemilihan sampel awal informan atau situasi sosial yang terkait dengan fokus penelitian 28 | P a n d u a n P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f  Pemilihan sampel lanjutan berguna untuk memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi informasi  Cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi informasi.  Masih terlibat secara aktif pada lingkungankegiatan yang menjadi perhatian peneliti  Mempunyai cukup waktu atau kesempatan untuk diwawancarai  Jika dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi maka tidak perlu mencari informan baru.  Jumlah sampel tergantung dari: • Tepat tidaknya pemilihan informasi kunci. Variasi sampel informan diperlukan Agar tidak terbatas pada sekelompok individu yang seringkali memeiliki kepentingan tertentu, penyebab bias.  Kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti. Oleh karena itu berikut adalah tips untuk memilih fenomena sosial:  Relatif banyak merangkum informasi tentang domain-domain yang tercakup dalam topik penelitian organizing domain  Cukup sederhana untuk diamati simplicity  Situasi sosial yang relatif mudah untuk dimasuki accessibility 29 | P a n d u a n P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f  Situasi sosial yang diperkenankan untuk diamati permissiveness, baik secara etikamoral maupun aturan hukumbirokrasi yang berlaku  Tergolong tidak menimbulkan gangguan situasi apabila diobservasi unobstrusiveness, agar proses pengamatan berjalan wajar dan alamiah  Situasi sosial yang berlangsung relatif sering atau berulang frequently recurring activiting  Situasi sosial yang memudahkan peneliti jika hendak berpartisipasi easy of participating, aplikasi metode observasi partisipant Merancang desain penelitian kualitatif beserta informasi apa saja yang perlu disajikan sering menyulitkan bagi peneliti yang terbiasa menggunakan penelitian kualitatif. Tabel berikut Sugiyono, 2005 memudahkan anda membandingkan penekanan-penekanan yang disampaikan kedua jenis penelitian tersebut. 30 | P a n d u a n P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f Tabel 1. Perbandingan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif 1. Desain  Spesifik, jelas,rinci  Ditentukan secara matang sejak awal  Menjadi pegangan langkah demi langkah  Umum  Fleksibel  Berkembang dan muncul dalam proses penelitian 2. Tujuan  Menunjukkan hubungan antar variabel  Mengkaji teori  Mencari generalisasi  Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif  Menggambarkan realita yang kompleks  Memperoleh pemahaman akan makna  Menemukan teori 3.Teknik Penelitian  Eksperimen, survey  Kuesioner  Observasi dan wawancara terstruktur  Participant observation  In depth interview  Dokumentasi  triangulasi 4. Instrumen Penelitian  tes, angket, wawancara terstruktur  instrumen yang telah terstandar  peneliti sebagai instrumen human instrument  buku catatan, tape recorder, kamera, handycam dan lain-lain 5. Data  Kuantitatif  Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen  Deskriptif  Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain 6. Sampel  Besar  Representatif  Sedapat mungkin random  Ditentukan sejak awal  Kecil  Tidak representatif  Purposive, snowball  Berkembang selama proses penelitian 7. Hubungan dengan Responden  Berjarak, bahkan sering tanpa kontak  Peneliti merasa lebih tinggi  Jangka pendek  Empati, akrab  Kedudukan sama bahkan berperan sebagai guru atau konsultan  Jangka lama 8. Usulan desain  Luas dan rinci  Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel penelitian  Prosedur yang spesifik dan rinci langka-langkahnya  Hipotesis dirumuskan dengan jelas  Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan  Singkat  Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama  Prosedur bersifat umum seperti akan merencanakan tourpikinik  Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan  Tidak dirumuskan hipotesis karena justru akan menemukan hipotesis  Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan Sumber: Sugiyono, 2005 31 | P a n d u a n P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f

3.4. Hubungan antara pertanyaan penelitian – pengumpulan datametode – justifikasi.