Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penyelenggaraan Industri

84 semakin membaik berkat adanya industri kecil kerajinan bambu di dusun Ngampiran ini. 2. Faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan industri kecil kerajinan bambu di Dusun Ngampiran Desa Melikan. Faktor pendukungnya yaitu pemerintah setempat khusunya Dinas Perindustrian berperan aktif pada kegiatan industri kecil kerajinan bambu ini, yang mana sering memberikan bantuan – bantuan berupa ilmu yang diberikan melalui pelatihan – pelatihan atau kursus kepada pengrajin yang membuat pengrajin lebih kreatif dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain ilmu pemerintah juga memberikan bantuan berupa peralatan berupa mesin dan peralatan – peralatan manual penunjang kegiatan industri bambu ini. Tak hanya itu pemerintah juga memfasilitasi industri ini dengan akses jalan yang dipermudah dengan perbaikan jalan, guna untuk memperlancar penyelenggaraan kegiatan industri kecil kerajinan bambu ini. Faktor penghambatnya yaitu mengenai kesulitan mencari bahan baku jika ketersediaan bahan baku di daerah tersebut sudah menipis atau habis. Selain itu hambatan lain adalah harga jual hasil kerajinan bambu yang rendah di pasaran. Masyarakat cenderung memilih produk – produk dari bahan plastik dan sejenisnya.

B. Saran

Berdasarkan data yang mendeskripsikan penyelenggaraan industri kecil kerajinan bambu dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga di 85 Dusun Ngampiran Desa Melikan dalam penelitian ini, adapun sarannya adalah sebagai berikut: 1. Disarankan pada pengelola industri kecil kerajinan bambu dusun Ngampiran agar mampu melakukan terobosan dalam hal mencari bahan baku bambu, dengan melakukan kerja sama dengan warga sekitar kecamatan Rongkop yang memiliki tanaman bambu agar menjualnya ke pengelola industri kerajinan bambu dusun Ngampiran ini guna untuk mempermudah dalam persiapan bahan baku. 2. Pengelola agar mampu meningkatkan harga jual hasil kerajinan bambu dengan cara meningkatkan kualitas produk dan agar mampu memasarkan produk dengan jangkauan yang lebih luas lagi 3. Disarankan agar pengrajin membiasakan diri menggunakan peralatan modern agar produksi yang mereka hasilkan lebih meningkat dan kualitas produknya semakin bagus. 4. Pemerintah agar mampu menangani kendala yang dihadapi oleh pengelola atau pengrajin industri kecil kerajinan bambu dusun Ngampiran 86 DAFTAR PUSTAKA Aziz, Nur Thoriq. 2011. Perkembangan Industri Rotan Dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Hasil Penelitian UNS Surakarta. Surakarta: UPT-UNS. Bintarto, R. 1989. Buku Geografi Sosial. Yogyakarta: UP Spring. Cholid Narbuko H. Abu Achmadi. 2007. Metodologi penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Dion, Yohanes dan Yasinta Betan. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik . Yogyakarta: Nuha Medika. Faisal Sanapiah. 1981. Pendidikan Luar Sekolah di Dalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional . Surabaya: Usaha Nasional. Hasniati, Umi. 2008. Usaha Industri Kerajinan Akar Bambu Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Total Keluarga Di Desa Jambukulon Klaten. Hasil Penelitian UMS Surakarta . Surakarta: UPT-UMS Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan No. 23. Jakarta: Salemba Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka Kusnadi. 1986. Peran Kerajinan Tradisional dan Baru. Yogyakarta: STSRI”ASRI” Lexy, J Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lirvyliviana. 2013. Ekonomi Indonesia 2013. Diakses dalam : http:obrolanekonomi.blogspot.com201302posisi-ekonomi-indonesia- di-mata-dunia.html Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ESO. Nasution, S. 2006. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Peraturan Menteri Nomor: PER.25MENIX2009 tentang Tingkat Perkembangan Permukiman Transmigrasi dan Kesejahteraan Transmigran.