INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

Oleh: DESE PURNAMASARI K3208028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama

: Dese Purnamasari

NIM

: K3208028

Jurusan/ Program Studi : PBS/ Pendidikan Seni Rupa

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH SAYANGAN DESA MELIKAN

KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

Dese Purnamasari

INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

Oleh DESE PURNAMASARI NIM. K3208028

Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FAKULTAAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Januari 2013

Pembimbing I

Pembimbing II

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi:

“Rencanakanlah yang anda akan lakukan, dan lakukanlah yang telah anda rencanakan ” (Mario Teguh)

“Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis” (Aristoteles) “Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri. Sebelum

menguatkan orang lain, saya harus bisa menguatkan diri sendiri dah ulu” (Petrus Claver)

“Sebelum menulis, belajarlah berpikir dulu” (Boileau)

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini kepada: “Ibunda dan Ayahanda Tercinta”

Terimakasih atas doa yang tiada terputus, kerja keras yang tiada henti, pengorbanan dan kasih sayang yang tak terbatas. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.

“Kakak-kakakku, Adikku serta Keponakanku Tersayang” Terimakasih karena senantiasa disampingku, mendorong langkahku dengan perhatian dan semangat disaat ku tegar berdiri maupun saat ku jatuh dan terluka.

Dese Purnamasari. INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI

DUKUH SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI

KABUPATEN KLATEN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Latar belakang berdirinya industri kerajinan keramik Elvie di Dukuh Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. (2) Proses produksi kerajinan keramik Elvie di Dukuh Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. (3) Jenis- jenis produk yang dihasilkan Elvie Keramik di Dukuh Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.

Penelitian ini dilaksanakan di Elvie Keramik yang terletak di Dukuh Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten mulai bulan Agustus sampai dengan bulan November 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus tunggal terpancang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan sumber data berupa informan, dokumen, dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi data dan review informan. Teknik analisis data menggunakan analisis model mengalir.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Latar belakang berdirinya Elvie Keramik adalah karena industri ini merupakan warisan turun- temurun dan keterbatasan modal yang dimiliki sedangkan sumber daya manusia yang memadai. (2) Proses produksi kerajinan keramik Elvie dilaksanakan melalui tahap persiapan (desain, alat, bahan, teknik), tahap proses (proses pembentukan, pengeringan, dan proses pembakaran), dan tahap finishing (cat dan kelambu). (3) Jenis produk yang dihasilkan berupa alat rumah tangga (Gentho, Wajan, Piring, Layah, Empluk, Mangkok dan Lepek, Mangkok Ronde), benda-benda hias (vas bunga), dan benda-benda praktek anak sekolah

Kata kunci: Industri, Kerajinan, Keramik, Elvie

Dese Purnamasari. ELVIE CERAMIC INDUSTRIAL CRAFT IN

SAYANGAN HAMLET MELIKAN VILLAGE WEDI SUBDISTRICT

KLATEN REGENCY. Thesis, Surakarta: Theacher Training and Education Faculty. Sebelas March University Surakarta, January 2013.

The aim of this research is to know: (1) Historycal of Elvie Ceramic Industrial Craft at Sayangan Hamlet Melikan Village Wedi Subdistrict Klaten Regency. (2) Elvie Ceramic production process at Sayangan Hamlet Melikan Village Wedi Subdistrict Klaten Regency. (3) Kinds of Elvie Ceramic Production at Sayangan Hamlet Melikan Village Wedi Subdistrict Klaten Regency.

This research was done at Elvie Ceramics that is located at Sayangan Hamlet Melikan Village Wedi Subdistrict Klaten Regency began August until November 2012. This research used qualitative descriptive method with embedded research strategy. The data of this research was used qualitative data with informant, document, and literature as a data source. The sample is gained by using purposive sampling technique. To collect data was used observation, interview, and documentation with data triangulation and informant review as a data validity and data analysis technique was used flow model of analysis.

Based on the result of research, it can concluded that: (1) Elvie Ceramics history is the industry are passed on from their parents and financial limidness while sufficient anough of human ruce source. (2) production process of Elvie Ceramics was done by pass through preparation stage (design, tool, material, technique), process (making process, drying, and burning process), and finishing stage (acrylic paint and kelambu). (3) The kinds of commodity result is household tool (Gentho, Wok, Plate, Mortar, Empluk, bowl and dranched, Ronde bowl), decorate things (flower vase), and student practice things.

Key word: Industry, Craft, Ceramic, Elvie

Tabel 2.1 Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan benda keramik ……… 11 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Melikan berdasarkan Kelompok

Usia Tenaga Kerja ………………………………………………….. 35

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa melikan Menurut Jenis Mata Pencaharian ... 36

tangan (foto kiri) ……………………………………………… 74 Menghaluskan permukaan tanah liat dengan menggunakan

plastik (foto kanan) …………………………………………… 74

Gambar 4.49 Pemberian penopang dari tanah liat (foto kiri) …………………. 75

Penutupan dengan papan kayu (foto kanan) ………………….. 75

Gambar 4.50 Proses pengambilan cetakan ……………………………………. 75 Gambar 4.51 Hasil setelah cetakan gips diangkat …………………………….. 76

Gambar 4.52 Pemberian tanah liat pada meja putar sebagai alas dalam proses mbubut (foto kiri) ………………………………. 76 Penutupan tanah liat dengan menggunakan kain (foto kanan) ... 76

Gambar 4.53 Proses mbubut benda keramik tanpa tangkai ………………….. 77 Gambar 4.54 Alas proses mbubut benda tangkai ……………………………... 77 Gambar 4.55 Meletakkan benda keramik …………………………………….. 78 Gambar 4.56 Prose ngerok ……………………………………………………. 79 Gambar 4.57 Hasil ngerok ……………………………………………………. 79 Gambar 4.58 Menghaluskan ………………………………………………….. 80 Gambar 4.59 Saringan ………………………………………………………… 81 Gambar 4.60 Tanah liat merah ………………………………………………... 81

Gambar 4.83 Layah …………………………………………………………… 101 Gambar 4.84 Empluk ………………………………………………………….. 102 Gambar 4.85 Mangkuk Sup dan Lepek ….……………………………………. 102 Gambar 4.86 Mangkuk Ronde ………………………………………………... 103 Gambar 4.87 Benda Hias ……………………………………………………... 104 Gambar 4.88 Benda Praktek anak sekolah ……………………………………. 104

Bagan 2.1 Skema Kerangka Berpikir ………………………………………….. 22 Bagan 3.1 Analisis Data Model Mengalir …………………………………...... 31

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberikan ilmu, inspirasi dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “ INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Rupa, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Ketua Pogram Pendidikan Seni Rupa Jurusan pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Dra. M.Y.Ning Yuliastuti, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

5. Drs. Margana, M.Sn, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan 5. Drs. Margana, M.Sn, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

8. Bapak Triyono, Ibu Suparni, Mas Erwin, Mbak Endang, Mbak Danik, Mbak Mujiati, dan Mas Suharso atas kerjasamanya dalam pengumpulan data observasi maupun wawancara.

9. Intan, Mbak Tia, Tiara, Nureka, Naning, Wien, Yeni, dan teman-teman Pendidikan Seni Rupa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya

10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris. Namun, tanah yang merupakan sumber utama masyarakat semakin menyempit. Luas tanah yang semakin berkurang membuat petani berpikir untuk bekerja di bidang lain. Salah satu pilihan yang tepat bagi masyarakat ialah dengan bekerja di bidang industri kecil dan kerajinan rakyat.

Industri kecil dan kerajinan rumah tangga menjadi bagian yang sangat penting bagi masyarakat sebagai mata pencaharian hidup untuk mencukupi kekurangan pendapatan keluarga. Berdirinya industri kecil mendorong terjadinya pola kehidupan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya, sehingga muncul ide-ide pembaharuan dan modernisasi.

Di Indonesia industri kecil dan kerajinan rumah tangga jumlahnya sangat banyak dan menjadi sektor penempung tenaga kerja paling banyak, salah satunya ialah industri kerajinan keramik. Keramik merupakan salah satu dari karya seni yang memiliki nilai estetika, yang sudah dikenal dari jaman prasejarah, dan sampai masa kini manusia tidak dapat dipisahkan dengan produk keramik. Semula keramik hanya digunakan untuk kepentingan upacara adat atau religius, akan tetapi saat ini berkembang untuk benda-benda guna seperti peralatan rumah tangga sampai benda-benda hias atau seni (Ponimin, 2011:1).

Demikian pula yang terjadi di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, kerajinan keramik ini sudah ada sejak dari jaman nenek moyang, yang kepandaiannya didapatkan masyarakat secara turun-temurun. Semula kerajinan keramik di Desa Melikan hanya dikerjakan oleh para wanita Demikian pula yang terjadi di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, kerajinan keramik ini sudah ada sejak dari jaman nenek moyang, yang kepandaiannya didapatkan masyarakat secara turun-temurun. Semula kerajinan keramik di Desa Melikan hanya dikerjakan oleh para wanita

Dukuh Sayangan merupakan salah satu sentra kerajinan keramik yang terletak di Desa Melikan, yang sebagian besar warganya terjun ke dalam industri kerajinan keramik, baik itu sebagai pengusaha maupun buruh. Akan tetapi tidak banyak dari para pengrajin yang telah memiliki nama usaha sendiri. Salah satu yang telah memiliki nama usaha ialah Elvie Keramik.

Elvie Keramik, walaupun letaknya tidak berada dipinggir jalan dan tidak mempunyai show-room untuk memajang hasil produksinya, namun ternyata banyak yang telah mengenalnya, mulai dari konsumen keramik kelompok lain sampai tamu dari kelurahan yang sebagian besar merupakan kunjungan kerja dari instansi pendidikan yang ingin belajar secara langsung pembuatan keramik dari pengrajin. Elvie Keramik juga telah berhasil memasarkan hasil produksinya keluar negeri seperti Australia.

Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, penulisan ilmiah ini ingin mengungkapkan tentang “Industri Kerajinan Keramik Elvie di Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten K laten”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian seperti pada latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah latar belakang berdirinya industri kerajinan keramik Elvie di Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten?

2. Bagaimanakah proses produksi kerajinan keramik Elvie di Dukuh

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan kemuingkinan – kemungkinan yang dapat dicapai dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya industri kerajinan keramik Elvie di Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

2. Untuk mengetahui proses produksi kerajinan keramik Elvie di Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis produk keramik yang dihasilkan Elvie Keramik di Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pertimbangan dan permasalahan diatas, diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai masukan dalam bidang kesenirupaan.

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan bagi masyarakat umum serta mengembangkan dan melestarikan seni kerajinan keramik.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan ilmiah yang ada. Sedangkan yang dikaji berupa teori-teori yang ada hubungannya dengan fenomena-fenomena yang akan diteliti. Masalah-masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain: (1) Tinjauan tentang industri (2) Tinjauan tentang kerajinan (3) Tinjauan tentang keramik.

A. Tinjauan Industri

1. Pengertian Industri

Industri identik dengan semua kegiatan mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga bernilai lebih dengan maksud untuk dijual. Kristanto (2002: 166) berpendapat bahwa “Industri merupakan suatu kegiatan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output )”. Dalam kegiatan memproses atau mengolah barang tersebut dengan menggunakan sarana dan peralatan.

Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu “industria” yang artinya buruh atau tenaga kerja, sedangkan dalam bahasa inggris “industrious” ialah bidang mata pencaharian yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja.

Industri menurut Oxlay (2011) adalah “Semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup”.

Kegiatan industri yang telah ada sejak lama dalam tingkat yang sangat sederhana, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kemudian tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Jumlah dan macam industri berbeda-beda pada tiap daerah tergantung pada tingkat perkembangan perindustrian di daerah tersebut, makin banyak Kegiatan industri yang telah ada sejak lama dalam tingkat yang sangat sederhana, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kemudian tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Jumlah dan macam industri berbeda-beda pada tiap daerah tergantung pada tingkat perkembangan perindustrian di daerah tersebut, makin banyak

2. Klasifikasi Industri

Pengelompokan industri secara sederhana dapat dibagi kedalam 3 kelompok (Kristanto, 2002: 157), yaitu:

a. Industri primer Industri primer merupakan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, yang biasanya akan digunakan untuk industri yang lain.

b. Industri sekunder Industri sekunder merupakan industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi, sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung digunakan oleh konsumen.

c. Industri tersier Industri tersier merupakan industri yang mengolah bahan industri sekunder yang sebagian besar merupakan industri jasa dan industri perdagangan.

Masih menurut Kristanto yang menyebutkan bahwa salah satu klasifikasi dalam konsep industri adalah industri kecil, dimana dalam penggunaan maupun proses produksinya masih sederhana dan bersifat padat karya. Sedangkan menurut Saleh (1986: 4) industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mepekerjakan antara 5 sampai 19 orang tenaga kerja. Tenaga kerja biasanya berasal dari lingkungan sekitar, baik dari anggota keluarga maupun tetangga.

menurut Saleh (1986: 50-51) berdasarkan eksistensi dinamikanya industri kecil di Indonesia dibagi kedalam 3 kelompok yaitu:

1) Industri lokal Indusri lokal merupakan kelompok jenis industri yang menggantungkan hidupnya pada pasar setempat yang terbatas serta lokasinya tersebar. Industri berskala sangat kecil ini memiliki target pemasaran yang sangat terbatas dan dalam pemasaran hasil produksinya ditangani sendiri, sehingga tidak memerlukan jasa perantara.

2) Industri sentra Industri sentra merupakan satuan usaha berskala kecil yang membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari unit usaha yang menghasilkan barang sejenis. Dalam proses pemasaran industri sentra membutuhkan peranan dari pedagang perantara, karena jangkauan pasar yang lebih luas dibandingkan industri lokal.

3) Industri mandiri Industri mandiri pada dasarnya merupakan kelompok jenis industri yang mempunyai sifat industri kecil, namun industri mandiri telah mampu untuk mengadaptasi teknologi produksi yang canggih dan dalam pemasaran pun tidak bergantung pada peran pedagang perantara.

Dari beberapa teori diatas, industri kerajinan keramik termasuk kedalam industri berskala kecil dengan modal yang relatif kecil pula dimana tenaga kerjanya rata-rata berjumlah dibawah 20 orang. Dilihat dari modal yang terbatas

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki beraneka ragam kesenian daerah. Tiap daerah memperlihatkan corak dan jenis seni yang berbeda dengan daerah lain. Kekayaan seni kerajinan Indonesia mencerminkan bermacam- macam kebudayaan etnik yang tersebar di kepulauan Nusantara. Tiap daerah di setiap jaman menghasilkan karya seni kerajinan dengan watak tertentu karena pengaruh kebudayaan yang selalu berkembang.

K erajinan berasal dari suku kata “rajin” yang berarti suka bekerja, dan “kerajinan” itu sendiri merupakan barang yang dihasilkan melalui keterampilan

tangan. Sedangkan dalam bahasa Inggris “craft” mempunyai arti energi atau kekuatan. Menurut Soegeng Toekio M (2004: 7) “kerajinan dapat diartikan sabagai suatu tindakan yang hanya memerlukan rutinitas atau hanya sekedar kerja tangan atau motorik”. Meskipun demikian, kerajian merupakan karya seni karena

didalamnya telah tercurah ide, pikiran, dan juga gagasan dari para pengrajin.

Kerajinan merupakan bagian dari seni kriya. Seni kriya adalah seni tinggi yang bisa menghasilkan karya yang mempunyai nilai estetika dan filosofi tinggi. Kriya berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya perbuatan atau pekerjaan atau membuat . Walaupun demikian, antara kriya dan kerajinan mempunyai beberapa

perbedaan. Kriya dijalani oleh seseorang yang disebut empu. Empu menghasilkan

senjata, perhiasan, dan pernak-pernik bagi semua kalangan istana dengan bertapa serta mensucikan diri terlebih dahulu. Sedangkan kerajinan dilakukan oleh pandhe

yang menghasilkan sabit, cangkul, pikulan, gerobak, gerabah, dan perlengkapan rakyat lainnya dengan besimbah peluh sepanjang hari. Seperti diungkapkan SP Gustami bahwa kriya berbasis budaya keraton yang halus, ngremit, mengandung makna filosofis dan mempunyai mitos-mitos tertentu, sedangkan kerajinan berbasis budaya pedesaan yang kasar dan vulgar (2007: 146).

menjadi barang antik yang bagus jika digantung di dinding rumah. Sehingga kerajinan mendapatkan tempat sebagai penghasil devisa negara.

C. Tinjauan Keramik

1. Pengertian Keramik

Jika kita berbicara mengenai keramik maka yang terbayang adalah alat- alat rumah tangga, bahan bangunan atau guci keramik. Keramik sebenarnya merupakan bentuk aktivitas dan sekaligus produk kebudayaan yang paling tua yang teknologi pembuatannya dibawa oleh nenek moyang bangsa Austronesia dan China Selatan pada saat zaman Neolitikum (Guntur, 2005: 102).

Pada zaman Neolitikum pula, di Indonesia ditemukan pecahan-pecahan kecil tembikar di bukit kulit kerang di Sumatera, meskipun pecahan tersebut kecil dan berkeping-keping namun sudah terlihat adanya usaha untuk membuat suatu wadah dengan cara menekan keras pada saat tembikar atau keramik masih dalam keadaan basah (Suwardono, 2002: 12).

Dapat disimpulkan bahwa keramik merupakan kerajinan tangan yang dibantu dengan peralatan yang masih sederhana dan menjadi salah satu sarana dan produk budaya yang memiliki peranan penting dalam hubungan manusia dengan masa lalu. Keramik yang dulunya dibuat untuk memenuhi kebutuhan religius seperti tempat penguburan, bekal kubur, dan alat upacara adat, kini seiring perkembangan jaman mulai berkembang sebagai benda hias atau seni dan ekspresi yang memprioritaskan nilai-nilai estetika dan artistik.

Kata keramik sendiri berasal dari bahasa Yunani “keramos” yang berarti periuk atau belanga yang terbuat dari tanah liat. Secara sederhana keramik adalah

suatu benda atau barang yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang suatu benda atau barang yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang

Pembuatan antara gerabah-keramik tradisional dengan keramik modern atau canggih tidak terlalu berbeda, karena keramik canggih juga dibuat dengan proses kalsinasi pada suhu tinggi, yang melibatkan tahap sintering yaitu suatu cara memadatkan-kompakkan bubuk oksida, karbida atau nitrida halus dengan sintesis berbahan baku lempung kuarsa, kaolin, dan feldspar selaku basisnya (1992: 1).

Secara keseluruhan, keramik merupakan seni industri atau kelompok seni yang menghasilkan objek yang benar-benar bermanfaat dan dekoratif. Pada umumnya keramik banyak digunakan sebagai perabot rumah tangga. Selain itu banyak pula yang menggunakan keramik sebagai barang seni hias dan dekorasi serta untuk bahan-bahan bangunan.

2. Jenis Keramik

Sampai saat ini, telah bermacam-macam keramik yang dihasilkan sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Berdasarkan teknik pembuatannya (2010), keramik dibedakan atas dua jenis, yaitu :

a. Keramik kuno Keramik jenis ini biasanya berupa peralatan rumah tangga yang dibuat dengan teknik yang sederhana dan tradisional dengan bahan baku tanah liat.

b. Keramik Modern atau canggih (Fine Ceramics) Keramik modern secara teknis diproses untuk keperluan teknologi b. Keramik Modern atau canggih (Fine Ceramics) Keramik modern secara teknis diproses untuk keperluan teknologi

1. Gerabah (Earthenwar) Earthenware merupakan jenis keramik yang memiliki suhu matang antara 900 –1100 °C. Keramik jenis ini bersifat rapuh, kasar dan berpori.

2. Keramik Batu (Stoneware) Stoneware memiliki sifat halus dan kokoh seperti batu, dengan suhu matang sekitar 1200 °C.

3. Porselen (porcelain) Keramik jenis porselen memiliki suhu matang yang tinggi yaitu sekitar 1260 °C. Bahan ini banyak digunakan untuk bahan industry bangunan karena kekerasan dan kestabilannya. Walaupun tampak begitu rapuh, porselen memiliki struktur dan tekstur yang rapat dank keras.

a. Alat Pembentuk Keramik

Dalam proses pembuatan bahan keramik, dibutuhkan beberapa peralatan yang bisa mempermudah pengerjaannya. Alat-alat tersebut digunakan baik dalam pembentukan maupun dekorasi benda keramik, seperti ditunjukkan pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan benda keramik No

1 Butsir Kawat Kawat stainless steel merapikan, menghaluskan (Wire modelling Tangkai kayu sawo

mengerok, membentuk Tools )

detail, dan membuat tekstur benda keramik

2 Butsir Kayu

Kayu sawo

menghaluskan, membentuk (Wood modeling

detail, merapikan, membuat Tools)

dekorasi, dan menghaluskan benda keramik

3 Ribbon Tolls Stainless steel mengerok, menghaluskan,

Tangkai kayu

dan merapikan benda keramik

4 Kawat Kawat stainless steel memotong ujung bibir, Pemotong

dasar benda keramik, dan (wire cutter)

memotong tanah liat Plastis

5 Pisau memotong, mengiris Pemotong

lempengan tanah liat

6 Potter Rib

kayu, plat stailess,

menghaluskan dan

Karet

membentuk permukaan luar benda kerja

9 Jarum

Jarum

memotong bibir, menusuk Gelembung udara, dan Menggores benda kerja

10 Throwing Stick kayu membentuk, menghaluskan, Merapikan bagian dalam Benda keramik

11 Kaliper alumunium, mengukur diameter benda

plastik,

keramik

12 Rol Kayu

kayu

membuat lempengan tanah

13 Putar Tangan

besi, alumuniun

membentuk benda

Atau semen

keramik dengan teknik putar

14 Alat Putar Kaki membentuk benda keramik dengan teknik putar

(Sumber gambar: Budiyanto, 2008: 205-208)

b. Bahan

Bahan keramik secara garis besar digolongkan kedalam dua kategori, yaitu bahan lunak yang terdiri dari tanah dan bahan keras yang terdiri dari batu-batuan. Tanah liat atau lempung sebagai bahan pokok dalam pembuatan keramik merupakan salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dimana sebagian besar dari kulit bumi terdiri dari batuan yang merupakan sumber tanah liat, dan biasanya masyarakat memanfaatkan Bahan keramik secara garis besar digolongkan kedalam dua kategori, yaitu bahan lunak yang terdiri dari tanah dan bahan keras yang terdiri dari batu-batuan. Tanah liat atau lempung sebagai bahan pokok dalam pembuatan keramik merupakan salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dimana sebagian besar dari kulit bumi terdiri dari batuan yang merupakan sumber tanah liat, dan biasanya masyarakat memanfaatkan

Tanah liat memiliki sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering menjadi keras, sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Tanah liat dikategorikan kedalam dua jenis yaitu tanah liat residu (tanah liat primer) dan tanah liat endapan (tanah liat sekunder).

Dalam membuat benda keramik, tanah liat sebagai bahan harus memenuhi persyaratan agar benda keramik yang dibuat tidak mengalami kesuliatan, persyaratan tersebut seperti diungkapkan Budiyanto(2008: 216) diantaranya adalah:

1) Plastisitas

Plastisitas tanah liat sangat mempengaruhi proses pembentukan benda keramik dan mencegah terjadinya perubahan bentuk, retak maupun runtuh.

2) Homogen

Tingkat plastisitas tanah liat yang akan digunakan haruslah homogen (seragam), dalam arti merata dan tidak ada yang keras atau lembek.

3) Bebas dari gelembung udara

Tanah liat yang bebas dari gelembung udara meminimalisir terjadinya retak atau pecah saat proses pembakaran berlangsung.

4) Memiliki kemampuan bentuk

Yang dimaksud tanah memiliki kemampuan bentuk disini

Secara umum proses produksi keramik dilakukan secara bertahap dan tidak bisa dilakukan secara berasamaan. Tahapan tersebut adalah tahap pembentukan, tahap pengeringan, dan tahap pembakaran. Ada beberapan cara atau teknik pembentukan keramik (Ponimin, 2008: 56-61), yaitu :

a. Teknik Coiling (Lilit Pilin) Keramik dibuat dari susunan pilinan-pilinan yang disambung. Ketebalan pilinan yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan benda yang akan dibuat. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah ketika menyambung pilinan, permukaan pilinan yang akan disambung

hendakknya dibasahi dengan air atau „dilem‟ memakai lumpur tanah liat, dan diberi goresan lebih dahulu agar lebih kuat.

Pembentukan dengan tangan (handbuilding) merupakan salah satu keteknikan di dalam pembuatan keramik dimana benda langsung dibentuk dengan tangan. Teknik ini merupakan keteknikan bagi pemula dalam membentuk sebuah benda keramik.

Gambar 2.2 Pembentukan benda keramik dengan teknik pijit jari

(Sumber: Budiyanto, 2008: 222)

c. Teknik Slab (Lempengan) Cara pembentukan dengan teknik lempengan merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk- bentuk yang diinginkan dan tidak selalu simetris.

Gambar 2.3 Pembentukan benda keramik dengan teknik slab (Sumber: Budiyanto, 2008: 235-238)

d. Teknik Putar Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan

Gambar 2.4 Pembentukan benda keramik dengan teknik putar (Sumber: Budiyanto, 2008: 250-252)

e. Teknik Cetak Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips. Pembentukan teknik cetak digolongkan menjadi dua yaitu

Gambar 2.5 Pembentukan benda keramik dengan teknik cetak tekan (Sumber: Budiyanto, 2008: 237-239)

Sedangkan untuk teknik pembentukan dengan teknik cetak tuang dilakukan dengan cara menuangkan adonan tanah liat kedalam cetakan gips seperti pada gambar 2.6 dibawah ini.

Gambar 2.6 Pembentukan benda keramik dengan teknik cetak tuang (Sumber: Budiyanto, 2008: 338-339)

Setelah melalui tahap pembentukan, keramik harus melalui tahap pengeringan terlebih dulu, karena jika masih basah memungkinkan terjadinya

(Razak, 1992: 105). Cara pengeringannya cukup sederhana yaitu cukup disimpan di atas rak terbuka dan diangin-anginkan. Pada umumnya, pengeringan zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lainnya dari bahan padat, sehingga mengurangi kadar zat cair di dalam zat padat. Dalam proses pengeringan ini biasanya diikuti pula dengan proses penyusutan benda keramik, maka dari itu saat proses pengeringan, kadar air dalam benda keramik tidak boleh berlebihan karena dapat mengakibatkan benda keramik melengkung.

Setelah kering, barulah keramik akan melalui tahap selanjutnya, yaitu tahap pembakaran. Budiyanto (2008: 485), menyatakan bahwa Membakar benda keramik merupakan tahapan cukup kritis namun

menyenangkan dimana merupakan salah satu tahapan yang sangat penting pada proses pembuatan benda keramik, karena tanpa melalui proses pembakaran maka benda keramik belum dapat disebut produk keramik. Temperatur kematangan untuk suatu tanah liat berbeda-beda sesuai dengan jenis tanah liatnya.

Dalam proses pembakaran ini tanah liat akan mengalami perubahan fisik dan kimiawi menjadi keramik yang keras, kuat, dan padat yang tidak lagi bisa hancur oleh air. Proses membakar benda yang terbuat dari tanah liat tidaklah mudah, untuk melakukan kegiatan ini dibutuhkan teknik dan media yang tepat. Hal ini dilakukan pada keramik atau gerabah yang telah dibuat agar tidak mengalami keretakan atau bahkan pecah dan rusak. Proses pembakaran tersebut dapat dilakukan dengan cara langsung ataupun menggunakan alat lain berupa tungku (oven/ kiln).

Tungku keramik bervariasi tipe dan bahan bakarnya. Masing-masing tungku memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun tipe tungku keramik menurut Suwardono (2002: 97-104), yaitu:

(1) Tipe tungku ladang

Tipe tungku bak berbentuk segi empat dengan dinding terbuat dari bata merah atau lempung yang pada kedua sisi dinding biasanya dibuat lubang untuk membakar bahan bakar.

(3) Tipe tungku botol Tipe tungku botol mempunyai bentuk silindris menyerupai boto yang pada bagian tertentu terdapat lubang untuk bakan bakar. (4) Tipe tungku api berbalik Tipe tungkuapi terbalik ada yang berbentuk bulat dan ada juga yang berbentuk segi empat. Tungku api terbalik ini merupakan tipe tungku yang paling baik untuk industri keramik.

Karena begitu bervariasinya tungku pembakaran keramik, maka bahan bakar yang digunakan pun bervariasi. Ada yang berbahan bakar listrik, minyak tanah, kayu bakar, bahkan bahan bakar gas. Para perajin keramik tradisional di desa Melikan biasa menggunakan tipe tungku bak pada saat proses pembakaran benda keramik dengan menggunakan bahan bakar kayu, karena ketersediaan kayu yang cukup banyak dan harganya pun relatif murah.

Industri kerajinan merupakan salah satu alternatif mata pencaharian masyarakat dukuh Sayangan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Keramik sabagai salah satu benda peninggalan nenek moyang terus dikembangkan mulai dari fungsi maupun bentuknya. Semula penggunaan keramik hanya untuk keperluan upacara adat atau religius, akan tetapi saat ini mulai berkembang keramik untuk benda-benda peralatan rumah tangga, bahkan sampai benda-benda hiasan atau seni. Dari segi bentuk juga mengalami perkembangan, yaitu dari bentuk tradisional menjadi bentuk yang lebih modern.

Latar Belakang

Proses

Elvie Keramik

Produk

Jenis Barang

Finishing

Bahan

Desain/ Bentuk

Teknik

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi berasal dari kat a “metode” yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan “logos” yang berari ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi yaitu ilmu mengenai cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, yang dimaksud dengan tepat adalah dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian merupakan kegiatan mencari kebenaran. Jadi metodologi penelitian adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana cara mencari kebenaran, yaitu dapat dilakukan dengan cara mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya berdasarkan fakta-fakta yang ada.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Elvie Keramik yang terletak di dukuh Sayangan, desa Melikan, kecamatan Wedi, kabupaten Klaten, dimana Elvie Keramik terletak di Desa Melikan merupakan desa yang terkenal sebagai desa wisata kerajinan keramik yang berkualitas baik dengan produk yang variatif dan unik.

2. Waktu Penelitian

Aktivitas penelitian mengenai Industri Kerajinan Keramik Elvie ini secara keseluruhan dilaksanakan sejak bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan November 2012.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Karena mempunyai objek tunggal, maka pendekatan dilakukan dengan strategi studi kasus tunggal terpancang (embedded research). Disebut dengan tunggal karena penelitian diadakan pada satu lokasi saja, sedangkan disebut terpancang karena sebelum diadakan penelitian sudah direncanakan. Sesuai dengan pendapat Sutopo (2 002: 112) yang menyatakan bahwa, “Penelitian terpancang merupakan suatu langkah sebelum melakukan penelitian harus memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya namun tetap terbuka dengan sifat interaktif dan variabel utamanya”.

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang ada dan agar penelitian ini berjalan dengan lancar maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Dimana dalam penelitian deskriptif peneliti diharapkan pandai menerangkan atau menjelaskan mengenai fenomena-fenomena yang telah ditemukan. Penelitian deskriptif menurut Narbuko dan Achmadi yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan

data-data, menyajikan data,

menganalisis data, dan

menginterpretasikan data yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat populasi (2003: 44). Jadi, deskriptif merupakan jenis penelitian yang digunakan menjelaskan keadaan objek yang diteliti pada saat sekarang sebagaimana adanya saat penelitian dilakukan berdasarkan fakta yang ada dan mencoba untuk menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dilapangan

1. Data

Data merupakan segala informasi baik lisan maupun tulisan, bahkan bisa berupa gambar atau foto yang berperan dalam penelitian untuk menjawab permasalaham yang telah dinyatakan dalam rumusan masalah, yaitu mengenai latar belakang berdirinya Elvie Keramik, proses produksi keramik, dan jenis barang yang dihasilkan Elvie Keramik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak berupa angka, melainkan berupa penjabaran-penjabaran yang rinci dan jelas sehingga dapat ditarik kesimpulan.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian. Sumber data dalam penelitian kualitatif menurut Lofland dan Lofland ialah berupa kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2000: 112) Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan Informan merupakan aktor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikannya. Maka dari itu peneliti harus pandai dalam memilih informan yang benar- benar mengerti mengenai masalah yang diteliti, karena bila terjadi kesalahan dalam memilih informan mengakibatkan informasi atau data tidak lengkap. Informan dalam penelitian ini terdiri dari pihak Elvie Keramik, yaitu Bapak Triyono beserta Ibu Suparni selaku pemilik usaha dan para karyawan.. Untuk melengkapi data peneliti harus pandai dalam

Dokumen merupakan semua sumber data, baik sumber tertulis maupun sumber lisan yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas yang terjadi dimasa silam yang bisa mendukung proses penelitian ini, yaitu tentang latar belakang berdirinya Elvie Keramik, proses produksi keramik Elvie, dan jenis barang yang dihasilkan Elvie keramik. Nasution (1988: 85-86) menyatakan bahwa:

Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data, dan merupakan bahan utama dalam penelitiann historis. Dokumen itu sendiri terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat, dan dokumen resmi.

3. Kepustakaan Kepustakaan yaitu buku-buku yang berhubungan tentang keramik dan buku-buku acuan lainnya.

D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan)

Sampel menurut Prof. Sutrisno Hadi, MA, adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian (Narbuko & Achmadi, 2003: 7). Sedangkan cuplikan atau sampling menurut Sutopo merupakan suatu bentuk khusus atau suatu proses yang umum dalam pemusatan atau pemilihan dalam riset yang mengarah pada seleksi (1988: 21).

Teknik sampling (cuplikan) merupakan proses pemilihan atau penentuan sampel untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber untuk merinci kekhususan yang ada kedalam konteks yang unik sehingga menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul (Bungin (2003), Moleong (2000)).

Taknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah Taknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah

Seperti pendapat Patton dalam Sutopo (2007: 64) yang mengatakan bahwa: Teknik sampling dengan menggunakan purposive sampling memiliki

kecenderungan peneliti untuk memilih informannya berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data sesuai dengan sifat penelitian yang lentur dan terbuka, pilihan informan dan jumlahnya dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data.

Pemilihan sampel ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu mengetahui: latar belakang berdirinya industri kerajinan keramik Elvie, proses produksi keramik Elvie, dan jenis-jenis barang keramik yang dihasilkan di Elvie keramik.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian tersebut dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan metode pengumpulan data dimana 1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan metode pengumpulan data dimana

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi observasi partisipasi pasif dimana peneliti tidak terlibat dalam peran apapun, namun kehadiran peneliti dilokasi penelitian diketahui oleh yang diamati. Penelitian ini akan dilaksanakan di Elvie Keramik, Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

2. Wawancara Dalam penelitian kualitatif, wawancara merupakan metode pengumpulan data memiliki peranan penting, karena sebagian besar data diperoleh melalui wawancara. Wawancara adalah percakapan antara dua belah pihak dengan maksud tertentu (Moleong: 135). Proses percakapan dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dan informan. Wawancara dilakukan dengan cara yang luwes, akrab, dan terbuka. Seperti diungkapkan Herdiansyah (2010: 117), bahwa “Wawancara tidak melulu harus berlatar formal, tetapi dapat dilakukan dalam latar apapun dan dengan siapapun”. Dalam melakukan wawancara juga tidak melulu harus dengan tatap muka, melainkan dengan memanfaatkan media telekomunikasi yang ada.

Penelitian ini menggunakan wawancara secara mendalam (in-depth interview) , dimana wawancara mendalam dapat dilakukan berkali-kali sesuai Penelitian ini menggunakan wawancara secara mendalam (in-depth interview) , dimana wawancara mendalam dapat dilakukan berkali-kali sesuai

3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan kumpulan informasi atau data, baik berupa foto, gambar, maupun catatan yang diperoleh, yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek yang bersangkutan melalui suatu media. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan foto, gambar, dan catatan dilapangan. Foto dan catatan dilapangan diambil saat penelitian berlangsung, baik itu saat observasi maupun saat wawancara. Gambar diambil dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah penelitian.

F. Uji Validitas Data

Validitas data dalam penelitian ini sangat diperlukan, agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Seperti yang diungkapkan Nasution (1988: 105) mengemukakan bahwa “validitas membuktikan bahwa apa yang

diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan dan sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi”.

Agar data-data dari penelitian ini benar-benar valid, maka pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:

1. Triangulasi Data Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber sabagai cara mempertinggi kebenaran data, dimana peneliti membandingkan atau mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber yang berbeda akan tetapi mengenai masalah yang sama sehingga data akan saling melengkapi,

Review informant (Recheck) merupakan upaya meneliti atau memeriksa kembali data hasil wawancara dari informan. Review informan menurut Sutopo bertujuan untuk mengetahui apakah yang ditulis merupakan sesuatu yang dapat disetujui mereka (1988: 32). Dengan kata lain review informan digunakan untuk memperoleh tingkat kebenaran dan perbaikan data dari informan yang telah dimintai informasi, jika memang ada kesalahan atau ketidaklengkapan hasil informasi sebelumnya maka wajib adanya perbaikan.

G. Analisis Data

Setelah data yang telah di kumpulkan di edit, maka langkah selanjutnya adalah analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh. Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan dan merupakan langkah pemikiran lebih lanjut dari peneliti untuk mencari jawaban dan kesimpulan dari berbagai data yang diperoleh sehingga mendapatkan data yang valid. Secara keseluruhan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis mengalir (flow model of analysis) yang saling berkaitan antara tiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya, serta pengumpulan data di lapangan.

1. Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi semua jenis informasi yang tertulis lengkap di dalam catatan lapangan. Menurut Sutopo (2006: 114) “Reduksi data

adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan”.

membuang data-data yang tidak perlu, sehingga diperoleh data yang sesuai dengan rumusan masalah.

2. Sajian Data (Display) Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan (Sutopo, 2006: 114). Dalam mendeskripsikan informasi yang diperoleh disajikan dengan menggunakan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga mempermudah dalam menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi data Penarikan kesimpulan atau verifikasi data merupakan salah satu langkah terakhir dalam menganalisis data. Dalam tahap ini peneliti ditekankan memeriksa kembali kesimpulan-kesimpulan awal sejak pengumpulan data sampai merumuskan kesimpulan akhir. Kesimpulan yang mulanya masih sangat kabur dan diragukan akan menjadi lebih mendasar dan jelas dengan bertambahnya data, karena verifikasi dapat dilakukan dengan cara mencari data baru ataupun lebih mendalami penelitian. Komponen analisis model mengalir (flow model of analysis) tersebut

menurut Miles & Huberman digambarkan sabagai berikut:

masa pengumpulan data

REDUKSI DATA

PENYAJIAN DATA Selama

Pasca

= ANALISIS

Prosedur penelitian berfungsi untuk mempermudah dalam penulisan laporan penelitian yang dilakukan penulis, atau disebut juga tahap-tahap atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu penelitian. Untuk memperleh hasil penelitian yang diharapkan maka peneliti menggunakan prosedur penelitian sebagai berikut: