45
berkala terdiri darui beberapa lenmbar tulisan mengenai topik-topik tertentu yang berkaitan dengan usaha proses belajar mengajar. Pembahasannya tidak selalu
ditulis oleh seorang ahli, melainkan dapat juga oleh pembina dan guru-guru yang berpengalaman mengenai keberhasilannya di lapangan Depdikbud, 1996: 65
profesional sangat praktis karena yang disebarluaskan dalam jumlah yang cukup banyak dan dapat dibaca oleh guru atau pembina lainnya kapan saja dan dimana
saja; selain dapat dijadikan bahan diskusi di kelompok kerja guru. Agar bulletin profesional atau berkala ini dapat diterbitkan untuk
dijadikan sebagai salah satu teknik pembinaan guru, maka seorang supervisor haruslah mampu: a merencanakan penerbitan bulletin profesional; b
mendapatkan naskah; c menentukan profil bentuk bulletin profesional; d melaksanakan tugas-tugas penyuntingan atas naskah-naskah yang masuk; e
mendapatkan sumber data ; f menyebarkan bulletin profesional; g mengkaitkan bulletin profesional dengan peningkatan kemampuan profesional guru.
B. Kerangka Berpikir 1.
Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Guru Dengan Kompetensi Guru
Motivasi berprestasi dari guru merupakan dorongan kuat dari dalam diri guru untuk meningkatkan karier kerjanya, sehingga patut diduga motivasi
berprestasi akan mampu meningkatkan kompetensi guru baik secara individual maupun organisasional. Hal ini didukung hasil penelitiannya Hezberg yang
dilaporkan kembali oleh Beck 1990 menemukan adanya faktor-faktor kepuasan satisfaction yang biasa disebut faktor pendorong dan ketidakpuasan
46
dissatisfaction yang biasa disebut faktor penyehat. Faktor-faktor kepuasan satisfaction dan ketidakpuasan dissatisfaction saling eksklusif, artinya
kebalikan kepuasan satisfaction adalah tidak ada kepuasan no satisfaction sedangkan kebalikan ketidakpuasan dissatisfaction adalah tidak ada
ketidakpuasan no dissatisfaction.
2. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kompetensi Guru
Semua guru diangkat menjadi guru karena memiliki ijazah guru. Secara teoritis guru memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugasnya. Namun,
problem pendidikan semakin komplek untuk dihadapi guru sendirian. Guru sebagai individu yang tidak sempurna, masih banyak yang tidak diketahui dan
dikuasainya. Oleh sebab itu, guru membutuhkan bantuan orang lain yang dekat dengan dirinya untuk membantunya, dalam hal ini adalah kepala sekolah. Guru
sebagai makluk sosial, sehingga kompetensinya dipengaruhi oleh keefektifan supervisi kepala sekolah yang dilakukan disekolah itu. Hal ini didukung oleh
penelitian Wiryanto 2002 menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi guru terhadap supervisi kepala sekolah dengan
keefektifan mengajar guru, kadar kekuatan hubungannya sebesar 0,85 dan kontribusi efektifnya sebesar 72,64.
47
3. Hubungan Secara Bersama Antara Motivasi Berprestasi Guru Dan
Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kompetensi Guru
Motivasi berprestasi guru merupakan faktor internal guru, sedangkan kepemimpinan managerial kepala sekolah dan supervisi kepala sekolah adalah
faktor eksternal guru. Semakin tinggi motivasi berprestasi guru dan semakin bagus kepemimpinan managerial serta supervisi kepala sekolah, maka akan
memberi pengaruh yang lebih besar kepada kompetensi guru karena motivasi berprestasi dari guru dan kepemimpinan managerial serta supervisi kepala sekolah
merupakan tiga hal yang berbeda yang dapat saling melengkapi untuk meningkatkan kompetensi guru. Jika ketiga faktor tersebut dapat dipakai secara
bersama maka akan diperoleh kompetensi guru yang lebih tinggi. Hal ini didukung oleh Penelitian Sukari 1999 menyimpulkan bahwa ada hubungan
secara bersama-sama antara persepsi widyaiswara terhadap jabatannya dan motivasi berprestasi dengan kinerja widyaiswara. Hasil perhitungan koefisien
korelasi berganda sebesar 0,68 dan koefisien determinasi sebesar 0,474 yang berarti 47 variasi kencenderungan kinerja widyaiswara dapat dijelaskan secara
besama-sama oleh persepsi widyaiswara terhadap jabatannya dan motivasi berprestasi. Senada dengan hak tersebut Penelitian Fitria Sari Budinityas 2002
menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara Kecerdasan Emosi dengan loyalitas kerja karyawan.
48
Gambar 2.3 Skema Kerangka Penelitian
C. Perumusan Hipotesis