Pengadilan Agama Medan dan Analisis Putusan Pengadilan Agama Medan
Nomor: 636 Pdt.G 2008 PA-Mdn. Bab Kelima Kesimpulan dan saran-saran
BAB II PERADILAN AGAMA MEDAN
A. Sejarah Peradilan Agama di Indonesia
Suatu perkiraan yang dapat dijadikan pegangan untuk sementara bahwa sejarah Peradilan Agama di Indonesia berkaitan erat dengan sejarah
maasuknya agama Islam diwilayah Nusantara. Perkembangan sejarah Peradilan Agama di Indonesia adalah sejak perkiraan masuknya agama Islam
di Nusantara hingga masa setelah diundangkannya UU No 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang merupakan pedoman pengaturan mengenai
Peradilan Agama berlaku saat ini. Pembahasan sejarah Perkembangan Peradilan Agama ini dibagi enam masa perkembangan Peradilan Agama
tersebut yaitu:
a. Masa periode Prapemerintahan Hindia Belanda
b. Masa periode Peralihan transisi
c. Masa periode pemerintahan Hindia Belanda ke I
d. Masa periode pemerintahan Hindia Beklanda ke II
e. Masa periode Penjajahan Jepang
f. Masa periode Awal Indonesia Merdeka dan
g. Masa periode Setelah berlakunya UU No 7 Tahun 1989 jo. UU No
3 Tahun 2006.
19
19
Sulaikin Lubis dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, h 21.
Di dalam pasal 24 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan
kehakiman menurut undang-undang Ayat 2 dari pasal ini menyebutkan susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman itu diatur dengan undang-
undang. Pada tahun 1957 dikeluarkan PP No 45 Tahun 1957 tentang
pembentukan Pengadilan Agama Mahkamah Syari ’ah didaerah luar jawa
dan Madura, kecuali daerah Banjarmasin. Untuk melaksanakan PP tersebut, diatur pembentukan Pengadilan Agama Mahkamah Syar
’iyah terutama di daerah Sumatera. Sebelum ini pada tanggal 3 Januari 1946 dibentuk
Departemen Kementrian Agama, Kemudian dengan Penetapan Pemerintah No.5SDtanggal 25 Maret 1964 mahkamah Islam Tinggi Termasuk
Pengadilan Agama yang semula berada dalam lingkungan departemen Kehakiman, diserahkan pada Departemen Agama. Pada tahun 1964
dikeluarkan Undang-undang No 22 tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk yang berlaku untuk seluruh Indonesia dengan Undang-
undang No 32 tahun 1954. Namun peraturan tentang Pelaksanaa tugas Peradilan Agama, seperti yang dimaksud dalam Undang-undang darurat No 1
Tahun 1951 belum ada sama sekali. Dalam pasal 4 ayat 1 PP No 45 Tahun 1957 disebutkan wewenang Pengadilan Agama Mahkamah Syari
’ah adalah memeriksa dan memutuskan perselisihan antara suami isteri yang beragama
Islam, dan segala perkara yang menurut hukum yang hidup diputus menurut Agama Islam yang berkenaan dengan nikah, talak, ruju
’, fasach, nafkah, mas kawin mahar, tempat kediaman maskan, mut
’ah, hadhonah, waris, wakaf, hibah, baitu mal dan yang berkaitan dengan itu.
20
B. Sejarah Peradilan Agama Medan