Asal Usul Kelahiran Faktor Internal

xl Pada bab kedua akan penulis paparkan riwayat hidup Hazairin terdiri dari pertama faktor internal yakni: asal-usul kelahiran Hazairin, latar belakang pendidikan Hazairin, kiprah karir Hazairin di birokrasi, yang kedua faktor eksternal yakni: kiprah Hazairin dalam berbagai aspek politik, mengabdi di dunia ilmiah, karya-karya Hazairin, pendapat Hazairin tentang pemikiran hukum Islam Indonesia. Pada bab ketiga penulis akan menjelaskan metode istinba¯ Hazairin terdiri dari konsep Hazairin tentang sumber-sumber hukum Islam, metode istinba¯ kewarisan bilateral Hazairin, Pada bab keempat penulis akan membahas analisa pemikiran Hazairin tentang kewarisan bilateral dan implikasinya terhadap pembaharuan hukum Islam Indonesia terdiri: Kewarisan bilateral Hazairin; hubungan garis kewarisan, ahli waris dan penggolongannya, kritik Hazairin terhadap ‘a¡abah dan implikasinya terhadap pembaharuan hukum Islam Indonesia. Pada bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II PEMIKIRAN HAZAIRIN TENTANG KEWARISAN BILATERAL

A. Biografi Hazairin

1. Faktor Internal

a. Asal Usul Kelahiran

Hazairin adalah keturunan Persia, dilahirkan di Bukit Tinggi Kabupaten Agam Sumatera Barat pada tanggal 28 Nopember 1906. 54 Ayahnya bernama Zakaria Bahari seorang guru merupakan pria berdarah Bengkulu penganut sistem kekeluargaan bilateral, sedangkan ibunya 54 Bismar Siregar, Bunga Rampai Karangan Tersebar Bismar Siregar: Mengenang Seorang Besar Prof. MR. DR. Hazairin Gelar Datuk Pangeran Harahap Jakarta: Rajawali, 1989, h. 159. xli berdarah Minang yang menganut sistem kekeluargaan matrilineal. Kenyataan tersebut membuat keluarga Zakaria Bahari adalah gambaran dari dua budaya yang disatukan. Hasilnya adalah keluarga yang berada di tengah antara bilateral dan matrilineal. Kedua orang tuanya sama-sama berasal dari Bengkulu. Satu hal yang pasti, kedua masyarakat tersebut Bengkulu dan Minang adalah masyarakat yang fanatik terhadap Islam. Islam merupakan agama yang senantiasa dipegang teguh sebagai sebuah keyakinan yang mendarah daging. Dari keluarga yang demikian itulah lahir Hazairin sebagai gambaran dari bentuk penyatuan dua budaya satu akidah. Keberadaan orang tua Hazairin di Bukit Tinggi adalah karena ayahnya bertugas sebagai guru di sana. Kakeknya bernama Ahmad Bakar seorang ulama dan mubaligh yang terkemuka di Bengkulu. Hazairin adalah putra semata wayang di tengah-tengah kehidupan keluarga orang tuanya. Sebagai putra satu-satunya, tentunya Hazairin sangat disayang dan dimanja. Meskipun demikian, dia tetap dididik sedemikian rupa. Ayah dan kakeknya merupakan guru langsung baginya. Demikian pula peranan ibunya sangat dominan dalam membentuk watak dan karakter dirinya. 55 Hazairin menikah dengan seorang perempuan yang bernama Aminah yang masih ada hubungan darah dengannya. Ayah Aminah mertua Hazairin bernama A. Gafur berasal dari Bengkulu dan menikah dengan seorang perempuan dari suku Minang. A. Gafur sendiri adalah anak Rosida. Sedangkan Rosida adalah anak dari Mukmin, Keduanya berasal dari Bengkulu. Dan Mukmin adalah anak Fulan bin Fulan. Dari perkawinan Hazairin dengan Aminah memperoleh tiga belas orang anak, tujuh perempuan dan enam laki-laki Asmara Dewi, Nurlela Cindarwati, Abdul Hakim, Saladin, Chaerati, Chaerani, Zulkarnain, Hermaini, Zulkifli, Zulfikar, Puspa Juwita, Zainul Harmain dan Soraya Faridah. 56 Dari gambaran sekilas tentang kehidupan Hazairin dapat terlihat bahwa Hazairin berasal dari keluarga biasa, bukan keturunan ningrat, 55 Abdul Ghofur Anshori, Filsafat Hukum Kewarisan Islam: Konsep Kewarisan Bilateral Hazairin Yogyakarta: UII Press, 2010, h. 51. 56 Ibid., h. 61. xlii bukan anak cucu pejabat pemerintahan dan bukan pula berasal dari keluarga yang kaya. Tetapi ia berasal dari lingkungan keluarga yang taat beragama dan menjujung tinggi adat istiadat.

b. Latar Belakang Pendidikan