commit to user
45
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.1.1 Pemerintahan Kabupaten Cirebon pada tahun 2005 mengalami pemekaran wilayah dari 31
kecamatan menjadi 37 kecamatan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2004 tentang Pembentukan dan Penataan Kecamatan. Pusat pemerintahan Kabupaten
Cirebon di Kecamatan Sumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon Anonim, 2010c.
Pengaruh pembangunan dan modernisasi yang terjadi telah berdampak pada pergeseran wilayah administratif, dari 37 kecamatan yang ada tersebut, kini mulai
tahun 2007 telah menjadi 40 kecamatan yaitu dengan adanya penambahan Kecamatan Greged pemekaran dari Kec. Beber sebelah timur, Kecamatan
Suranenggala pemekaran dari Kec. Kapetakan sebelah selatan, Kecamatan Jamblang pemekaran dari Kec. Klangenan sebelah timur. Pemekaran wilayah
administratif ini terjadi sampai ke tingkat desakelurahan dengan beberapa kecamatan mengalami perubahan muatan desanya Anonim, 2008b.
Berdasarkan tipologi desa, dari 40 kecamatan tersebut dibagi lagi atas 412 desa dan 12 kelurahan dengan mayoritas merupakan desa persawahan 179 desa, desa
perdagangan dan jasa 188 desa, desa nelayan 15 desa, desa perkebunan 4 desa, dan desa industri 32 desa Anonim, 2006b.
4.1.2 Kependudukan 4.1.2.1 Kabupaten
Cirebon Kabupaten Cirebon adalah salah satu di antara kabupaten–kabupaten di
Propinsi Jawa Barat yang mempunyai jumlah penduduk cukup besar. Penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun 2008 adalah sebanyak 2.144.558 jiwa dan dengan
45
commit to user
46 luas wilayah administratif 990,36 km² maka rata-rata kepadatan penduduk di wilayah
Kabupaten Cirebon adalah sebesar 2.165 jiwa Anonim, 2009b. Jumlah penduduk Dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat. Dalam
kurun waktu tujuh tahun 2002-2008 rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,015 per tahun. Data penduduk untuk tahun 2009-2010 diestimasi berdasarkan prosentase laju
pertumbuhan rata-rata tersebut. Data estimasi jumlah penduduk tahun 2009 adalah sebanyak 2.177.311 jiwa sedangkan tahun 2010 sebanyak 2.210.564 jiwa.
Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon selama 9 tahun terakhir dari tahun 2002-2010.
Kepadatan penduduk diperoleh melalui pembagian jumlah penduduk dengan luas wilayah.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon
Anonim, 2007a; 2008b; 2009d
Tahun Jumlah Penduduk
jiwa Luas Wilayah
km² Kepadatan Penduduk
jiwakm²
2002 1,958,446 990.36
1,978 2003 1,976,947
990.36 1,996
2004 2,009,520 990.36
2,029 2005 2,029,953
990.36 2,050
2006 2,090,805 990.36
2,111 2007 2,107,945
990.36 2,128
2008 2,144,558 990.36
2,165 2009 2,177,311
990.36 2,199
2010 2,210,564 990.36
2,232
commit to user
47
Gambar 4.1 Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2002-2010
4.1.2.2 Wilayah Kerja UPTD Bina Marga Plumbon Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
“Pembentukan Organisasi Dinas Daerah” Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741 dan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 54 Tahun 2008 tentang “Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga”, Lembaran Daerah Kabupaten
Cirebon Tahun 2008 Nomor 54 Seri D.12; Wilayah kerja Dinas Bina Marga terdiri atas 4 UPT Wilayah Kerja, yaitu: Arjawinangun, Plumbon, Sindanglaut dan Ciledug
Anonim, 2008c. Pembagian wilayah UPT Wilayah Kerja ini, secara hirarkis merupakan
kepanjangan manajemen pelaksanaan, kiranya wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup luas akan terbagi habis melalui mekanisme pendelegasian kewenanganibid,
2008c.. Data jumlah penduduk yang akan dijadikan acuan dalam analisis SPM ini akan
mengacu pada jumlah penduduk dari beberapa kecamatan yang terdapat dalam wilayah kerja dari UPTD Plumbon, hal ini dimaksudkan agar analisis SPM yang di
dapat lebih akurat. Data jumlah penduduk di UPTD Plumbon dimulai dari tahun 2007-2010 sesuai adanya pemekaran wilayah administratif pada tahun 2007.
Persebaran penduduk di Kabupaten Cirebon tidak merata, terjadi pemusatan penduduk di UPTD Plumbon khususnya di Kecamatan Weru, Kedawung, Plered,
commit to user
48 Tengah Tani dan Plumbon, hal ini disebabkan karena wilayah tersebut merupakan
daerah pusat industri dan kerajinan rumah tangga. Kepadatan penduduk kabupaten 2.156 jiwa per km², kepadatan penduduk paling tinggi terdapat di Kecamatan Weru
yaitu 6.755 jiwa per km² diikuti oleh Kecamatan Kedawung 5.731 jiwa per km², Kecamatan Plered 4.430 jiwa per km². Berdasarkan kepadatan penduduk, Kecamatan
Weru merupakan kecamatan terpadat yaitu 6.755 jiwa per km² Anonim, 2009b. Tabel 4.2 memperlihatkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di
wilayah kerja Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon di UPTD Plumbon selama tahun 2007-2009 yang terdiri atas 15 kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk lebih tinggi yaitu dengan contoh yang tersaji pada Tabel 4.2 pada tahun 2008 kepadatan penduduk di UPTD Plumbon mencapai lebih dari 3599,50 jiwakm²
dibandingkan kepadatan penduduk secara keseluruhan di Kabupaten Cirebon yang hanya 2165 jiwakm² yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Hal ini menunjukkan bahwa
wilayah UPTD Plumbon merupakan wilayah yang cukup padat bila dibandingkan dengan wilayah kerja UPTD lainnya di Kabupaten Cirebon. Data penduduk untuk
tahun 2009-2010 diestimasi berdasarkan prosentase laju pertumbuhan rata-rata 1.015 per tahun. Data estimasi jumlah penduduk di UPTD Plumbon untuk tahun
2009 adalah sebanyak 888.208 jiwa sedangkan tahun 2010 sebanyak 901.531 jiwa.
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
49 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon
Anonim, 2007a; 2008b; 2009d
No Nama
Kecamatan Jumlah Penduduk Jiwa
Luas Wilayah
Km² Kepadatan Penduduk JiwaKm²
2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11
1 Beber
39.567 40.558 41.166 41.784 23.25 1701.81
1744.43 1770.60 1797.16
2 Talun
60.398 62.219 63.152 64.100 21.21 2847.62
2933.47 2977.48 3022.14
3 Sumber
86.447 81.398 82.619 83.858 25.65 3370.25
3173.41 3221.01 3269.33
4 Dukupuntang
60.383 60.877 61.790 62.717 36.40 1658.87
1672.45 1697.53 1722.99
5 Palimanan
60.082 59.473 60.365 61.271 17.18 3497.21
3461.76 3513.68 3566.39
6 Plumbon
72.649 74.919 76.043 77.183 18.19 3993.90
4118.69 4180.47 4243.18
7 Depok
58.809 59.177 60.065 60.966 15.55 3781.93
3805.59 3862.68 3920.62
8 Weru
59.613 62.353 63.288 64.238 9.19
6486.72 6784.87
6886.65 6989.95 9
Plered 52.764 52.657 53.447 54.249 11.34
4652.91 4643.47
4713.13 4783.82 10
Tengahtani 38,656 41.264 41.883 42.511
8.97 4309.48
4600.22 4669.23 4739.26
11 Kedawung
56.413 58.888 59.771 60.668 9.58
5888.62 6146.97
6239.18 6332.77 Berlanjut
49
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
50 Tabel 4.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon
Anonim, 2007a; 2008b; 2009d
Lanjutan
No Nama
Kecamatan Jumlah Penduduk Jiwa
Luas Wilayah
Km² Kepadatan Penduduk JiwaKm²
2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11
12 Gunungjati
76.675 72.206 73289 74.388 20.55 3731.14
3513.67 3566.38 3619.87
13 Suranenggala
45.084 51.932 52.711 53.502 22.03 1961.88
2357.33 2392.69 2428.58
14 Klangenan
52.917 56.498 57.345 58.206 20.57 2572.53
2746.62 2787.82 2829.64
15 Jamblang
38.521 40.663 41.273 41.892 17.76 2168.98
2289.58 2323.93 2358.79
Jumlah 858.978 875.082 888.208 901.531 277.42 3508.26 3599.50 3653.50 3708.30
50
commit to user 51
Gambar 4.2 Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon Tahun 2007-2010
4.1.3 Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Produk Domestik Regional Bruto PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu daerah selama satu
periode tertentu atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di suatu daerah dalam satu periode tertentu.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga yang berlaku setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga tahun tertentu sebagai tahun dasar.
Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Angka pendapatan perkapita diperoleh dengan cara membagi PDRB
Produk Domestik Regional Bruto dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB tahun 2005 sebesar 9.760.060,84 juta rupiah, tahun 2004 sebesar 7.828.405,40 juta
rupiah, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 24,68. Kenaikan ini relatif sangat tinggi dibanding kenaikan periode sebelumnya 2003-2004, yaitu sebesar 10,33.
PDRB perkapita tahun 2004 sebesar 3.895.659 rupiah meningkat menjadi 4.808.023 rupiah pada tahun 2005 atau mengalami kenaikan sebesar 23,42 dari tahun
commit to user 52
sebelumnya, dengan rata-rata kenaikan pertahun sebesar 14,13. Namun kenaikan ini belum mencerminkan adanya kenaikan daya beli masyarakat Anonim, 2009b.
Fungsi PDRB atas dasar harga berlaku adalah untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan fungsi PDRB atas dasar harga konstan adalah untuk
mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Data PDRB yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Cirebon mulai tercatat dari tahun 2002 – 2010. Data PDRB
untuk tahun 2010 diestimasi berdasarkan persentase pertumbuhan rata-rata per tahun, PDRB rata-rata atas dasar harga berlaku sebesar 1,15 per tahun, sedangkan untuk
PDRB atas dasar harga konstan 1,05 per tahun. PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan di Kabupaten Cirebon selama sembilan
tahun terakhir dari tahun 2002–2010 ditunjukkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha Kabupaten
Cirebon
Anonim, 2007a; 2008b; 2009d
Tahun PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku Juta Rp
PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Juta Rp
2002 6,659,901.92 5,442,423.26
2003 7,075,991.31 5,662,484.80
2004 7,828,405.40 5,976,519.17
2005 9,760,060.84 6,278,806.22
2006 11,289,660.24 6,599,685.80
2007 12,927,156.00 7,026,563.00
2008 15,564,718.00 7,371,621.00
2009 17,115,973.00 7,746,385.00
2010 19,612,512.09 8,147,211.05
commit to user 53
Gambar 4.3 PDRB Kabupaten Cirebon Tahun 2002-2010
4.1.4 Kecelakaan Lalu Lintas
Pertumbuhan jumlah dan jenis kendaraan merupakan konsekuensi logis dari pertumbuhan penduduk dan perkembangan taraf kehidupan masyarakat. Hal ini
mengakibatkan semakin bertambahnya arus pergerakan barang dan manusia dalam membebani jaringan jalan yang ada.
Ketika lalu lintas yang semakin padat tidak diikuti dengan peningkatan kondisi dan kapasitas jalan, konflik antar pengguna jalan akan semakin bertambah. Kondisi
tersebut akan memicu kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas semakin meningkat, walaupun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
kecelakaan seperti tingkat kedisiplinan yang rendah oleh pengguna jalan. Tabel 4.4 menunjukkan data kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Cirebon yang
terjadi pada tahun 2005–2009 berdasarkan jumlah kejadian dan kerugian yang ditimbulkannya.
commit to user 54
Tabel 4.4 Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Cirebon Anonim, 2010b
No. Tahun Jumlah
Laka Korban
Kerugian Materi Rp
Meninggal Dunia
Luka Berat
Luka Ringan
1 2 3
4 5
6 7
1 2005 76
101 29
69 197,700,000.00
2 2006 70
93 21
58 352,730,000.00
3 2007 132
128 22
76 231,320,000.00
4 2008 137
147 31
72 263,450,000.00
5 2009 235
106 9
228 445,650,000.00
6 2010 345
57 18
524 546,420,000.00
JUMLAH 995 632 130
1027 2,037,270,000.00
Gambar 4.4 Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten CirebonTahun 2005-2010
Tabel 4.5 menunjukkan data kecelakaan lalu lintas di wilayah kerja UPTD Plumbon yang terdiri atas 11 Polsek yang terjadi pada tahun 2010 berdasarkan jumlah
kejadian dan kerugian yang ditimbulkannya.
commit to user 55
Tabel 4.5 Data Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010
Anonim, 2010b
No. Sektor Jumlah
Laka Korban
Kerugian Materi
Rp Meninggal
Dunia Luka
Berat Luka
Ringan
1 2 3 4 5 6
7
1 Beber 3
4 1,300,000.00 2 Klangenan
9 1
12 6,330,000.00 3 Talun
5 11 16,500,000.00
4 Sumber 9
2 11 5,800,000.00
5 Plered 3
4 3,200,000.00 6 Kedawung
5 5 4,800,000.00
7 Depok 9
1 10 5,300,000.00
8 Weru 5
6 1,700,000.00 9 Gunung
Jati 17
34 11,800,000.00 10 Palimanan
6 1
12 6,400,000.00 11 Dukupuntang
1 1
300,000.00 Jumlah 72
5 110
63,430,000.00
Gambar 4.5 Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010
commit to user 56
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa di setiap Kantor Polisi Sektor di UPTD Plumbon terdapat kecelakaan lalu lintas baik yang menimbulkan korban meninggal dunia, luka
ringan maupun luka berat. 4.1.5
Jaringan Jalan Dari keseluruhan ruas jalan yang ada di UPTD Plumbon terdapat 60 ruas jalan
kabupaten menurut statusnya berdasarkan Surat Keputusan Jalan Kabupaten Cirebon No. 602kep.343-BM2007. Dari ke 60 ruas jalan kabupaten tersebut terdapat 10 ruas
jalan Jaringan Jalan Strategis dan 50 ruas jalan Layanan Umum. Total panjang jaringan jalan kabupaten yang ada sebesar 187,86 km dengan lebar bervariasi antara 3.00 m
sampai 12.00 m. Secara keseluruhan jenis permukaan jalan menggunakan Aspal Concrete AC.
Pada tahun 2009 terjadi penambahan panjang ruas jalan di UPTD Plumbon dibandingkan tahun 2008 sepanjang 1,2 km. Tabel 4.4 menunjukkan kondisi jalan
kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2008 í2010. Terjadi peningkatan kondisi jalan pada
kondisi baik di tahun 2010, serta pengurangan kondisi jalan pada kondisi sedang, rusak ringan dan rusak berat. Dalam Tabel 4.4 terlihat kondisi jalan yang menunjukkan
peningkatan dari kondisi rusak dan rusak berat menjadi sedang dan baik. Tabel 4.6 Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2008 – 2010 Anonim,
2008a; 2009a; 2010a
Tahun Panjang Jalan km
Kondisi Jalan km Baik Sedang Rusak Rusak
Berat
2008 186.66 53.66
71.15 56.15
5.60 2009 187.86
54.96 70.65
57.65 4.60
2010 187.86 104.99
53.664 19.32
4.61
commit to user 57
Gambar 4.6 Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Tahun 2008-2010
Berdasarkan data sekunder dan hasil peninjauan lapangan, banyak ruas jalan pendukung yang masih berstatus jalan poros desa. Jalan Poros Desa pada Kabupaten
Cirebon tersebut menghubungkan pusat-pusat produksi pangan, pertanian, industri, perdagangan, pariwisata dan lain-lain berjumlah 190 ruas jalan poros desa sepanjang
439,01 km. Tabel 4.7 memperlihatkan data jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon
menurut kondisi jalan berdasarkan hasil survai bulan Maret 2010. Foto kondisi jalan setiap ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon terlampir pada Lampiran B.
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
58 Tabel 4.7 Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon tahun 2010 Anonim, 2010a
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Klasifikasi Rehabilitasi
Pemeliharaan Tahun Terakhir
Dimensi Jalan Kondisi sd Maret 2010 km
Lebar M Panjang
Ruas km
B S R RB
1 2 3
4 5
6 7
5 6
7 8 9 1 14
Kalitanjung Sumber JJS
2007 7.00-11.00 4.50 2.70 1.80
- - 2 17
Sindangjawa Mandirancan LU -
4.00 3.30 1.98 1.32
- - 3 19
Jamblang Cikeduk
JJS 2007
4.00-4.50 680 4.04 2.76
- - 4 20
Plumbon Kenanga
JJS 2007
6.00 6.40 2.80 2.70 0.90 -
5 22 Tegalsari
Lemahtamba JJS 2006,2007,2010
4.50-6.00 12.20 5.40 2.20 3.24 1.36
6 23 Clangcang
Pangkalan LU
2006-2007 4.00 4.20
1.68 1.68
0.84 -
7 37 Kecomberan Sarwadadi
LU -
3.00 5.00 3.00 2.00
- - 8 53
Pecilon Kertawinangun
LU -
4.00 1.80 1.08 0.72
- - 9 54
Cideng Kertawinangun
LU 2006
4.50 0.80 0.48 0.32
- - 10 56
Jl. Pembangunan
LU 2007
3.00 1.20 0.60 0.60
- - 11
61 Jl. Wiratama
LU 2007, 2010
4.00 0.70 -
- 0.42
0.28 12 67
Komp. Ibukota
Sumber JJS
2007 7.00-12.00 4.30 4.30
- - -
13 71 Kramat
Cisaat LU
2007 3.00-4.50
4.40 4.40 -
- - 14 72
Megu Lurah
JJS 2007
3.50-4.50 4.60 2.76 1.84
- - 15 73
Tukmudal Bode
LU 2007
3.50 4.80 1.20 2.80 0.80 -
16 74 Tegalsari Bode
LU 2007
3.50 1.70 0.68 0.68 0.34
- 17 75 Marikangen
Kasugengan LU 2007
3.00 2.00 1.50 0.50
- -
Berlanjut 58
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
59 Tabel 4.7 Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon tahun 2010 Anonim, 2010a Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Klasifikasi Rehabilitasi
Pemeliharaan Tahun Terakhir
Dimensi Jalan Kondisi sd Maret 2010 km
Lebar M Panjang
Ruas km
B S R
RB
1 2 3
4 5
6 7 5
6 7
8 9
18 76 Sarwadadi
Kubang LU
- 3.00
1.90 1.14 0.76 - -
19 79 Jamblang
Bakung LU
2007,2008,2009,2010 3.00-4.50
6.40 2.56 2.56 1.28 - 20 83
Watubelah Kr.
Sari LU
2007 4.00
1.20 0.50 0.10 0.60 - 21 86
Sidawangi Matangaji
LU 2007
3.00 2.80 2.80
- - -
22 87 Beber
Ciwangi LU
2007 3.00
2.00 0.60 0.80 0.40 0.20
23 92 Gesik
Sendang LU
2007 4.00
7.20 4.32 2.88 - -
24 93 Sendang
Kubang LU
- 4.00
4.40 1.76 1.76 0.88 - 25 94
Mandala Pasawahan LU
- 3.00
1.00 0.60 0.40 - -
26 95
Komp. Wisata Cikalahang LU
2007 3.00-4.50
2.30 2.30
- -
- 27 96
Bobos Cikalahang LU
2007,2009 3.00
0.60 0.60 -
- - 28 101 Plumbon
Marikangen LU 2007
3.50 2.10
1.26 0.84 -
- 29 102 Kertawinangun Kalikoa
LU 2007,2008,2010
3.00 2.90
2.00 -
- 0.90 30 105 Kedawung
Warung Asem JJS
2007 4.00-4.50
5.70 3.42
- -
- 31 106 Plumbon
Pangkalan LU
2007 3.50
5.60 - 4.00 1.60
- 32 107 Wanakaya
Cangkring LU
2007 3.50
4.30 1.72 1.72 0.86
- 33 110 Halimpu
Ciwangi LU
- 3.00
5.50 0.60 1.30 2.80 0.80
34 118 Warukawung Kepuh LU
2007 3.50
1.50 0.90 0.60
- -
Berlanjut 59
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
60 Tabel 4.7 Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon tahun 2010 Anonim, 2010a Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Klasifikasi Rehabilitasi
Pemeliharaan Tahun Terakhir
Dimensi Jalan Kondisi sd Maret 2010 km
Lebar M Panjang
Ruas km
B S R RB
1 2 3
4 5
6 7 5
6 7
8 9
35 119 Kenanga Warukawung LU
2007 3.50
4.10 2.46 1.64
- -
36 124 Tukmudal Lurah
JJS 2007
3.50-6.00 4.40
4.40 -
- -
37 125 Lurah Waruroyom LU
2007 4.00
2.30 0.69 0.92 0.46 0.23
38 127 Jamblang Kasugengan LU
2007 4.00
0.80 0.80
- -
- 39 129 Kebarepan
Kejuden LU
2007 3.00
2.60 1.30 0.78 0.52
- 40 131 Kedungsana
Pangkalan LU
- 3.50
2.70 - 0.90 1.80
- 41 133 Batembat
Kalibaru LU
P2007 3.00
1.20 1.20
- -
- 42 134 Keduanan
Kr. Wangi
LU -
3.00 3.00
1.20 1.20 0.60 -
43 136 Sitiwinangun Danawinangun LU -
3.50 1.10
0.66 0.44 -
- 44 140 Weru
Sarabahu LU
R2005,2008 3.00-8.00
3.80 3.80
- -
- 45 141 Panembahan
Trusmi LU
- 4.00
1.50 0.90 0.40 0.20
- 46
142 Jl. Tembus Ibukota Sumber
JJS -
12.00 1.00
1.00 -
- -
47 143 Karangmulya Marikangen LU 2006
3.50 2.00
1.20 0.80 -
- 48 144 Kalitengah
Trusmi LU
- 3.00
1.90 1.90
- -
- 49 145 Getasan
Waruroyom LU 2007
3.50 3.30
1.98 1.32 -
- 50 146 Ciperna
Warungasem LU 2006-2007
5.00 3.50
3.50 -
- -
51 147 Dawuan Wanakaya
LU R2005,P2007
3.00 4.50
0.90 0.40 0.20 -
Berlanjut 60
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
61 Tabel 4.7 Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon tahun 2010 Anonim, 2010a Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Klasifikasi Rehabilitasi
Pemeliharaan Tahun Terakhir
Dimensi Jalan Kondisi sd Maret 2010 km
Lebar M Panjang
Ruas km
B S
R RB
1 2
3 4 5 6 7
5 6
7 8
9 52 149 Setukulon
Megu LU
2007,2009 3.00
1.30 1.30
- -
- 53 153 Trusmi
Kaliwulu LU
2007,2008 3.00
1.50 1.50
- -
- 54 158 Pasalakan
Kertasari LU
2007 3.50
2.50 1.50 1.00
- -
55 159 Serang Beberan
LU -
3.50 3.00
1.80 1.20 -
- 56 161 Cempaka
Karangsari LU
2007 3.50
1.50 0.90 0.60
- -
57 166 Purwawinangun Muara LU
- 3.50
1.90 0.76 0.76 0.38
- 58 178 Kebarepan
Kedungsana LU -
3.50 2.20
1.76 -
- 0.44 59 180 Kepongpongan Cirebongirang LU
- 4.00-10.00
2.00 0.60 0.80 0.20 0.40
60 181 JL. Tuparev
JJS -
12.00 2.16
1.30 0.86 -
- 187.86 104.99 53.66 19.32 4.61
Keterangan: B: Baik
S: Sedang R: Rusak
R: Rusak Berat
LU: Layanan Umum JJS: Jaringan Jalan Strategis
61
commit to user 62
4.1.6 Lalu Lintas
Data lalu lintas harian rata-rata pada ruas-ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon yang diperoleh adalah data LHR pada tahun 2008. Berdasarkan data tersebut dilakukan
prediksi untuk LHR tahun 2010 dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas 5 per tahun. Data LHR secara terinci dalam satuan mobil penumpang per hari disajikan pada Tabel
4.8. Pada Tabel 4.8 tersebut terlihat untuk ruas-ruas jalan dengan klasifikasi jalan
Layanan Umun LU lalu lintas harian rata-ratanya mencapai di bawah 2000 per hari, sedang untuk ruas-ruas jalan dengan klasifikasi Jaringan Jalan Strategis JJS lalu lintas
harian rata-ratanya mencapai di atas angka 2000 per hari. Tabel 4.8 Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon Anonim, 2008a; 2010a
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
LHR Tahun 2008
Estimasi LHR Tahun 2010
1 2 3
4 5
6
1 14 Kalitanjung Sumber
3274 3628
2 17 Sindangjawa Mandirancan
774 858
3 19 Jamblang
Cikeduk 2617
2899 4 20
Plumbon Kenanga
2697 2989
5 22 Tegalsari
Lemahtamba 2634
2918 6 23
Clangcang Pangkalan 712
788 7 37
Kecomberan Sarwadadi 715
792 8 53
Pecilon Kertawinangun
1303 1444
9 54 Cideng
Kertawinangun 1616
1791 10 56
Jl. Pembangunan
498 552
11 61 Jl.
Wiratama 1764
1955 12
67 Komp. Ibukota Sumber
2419 2680
13 71 Kramat
Cisaat 780
864 14 72
Megu Lurah
2148 2380
15 73 Tukmudal
Bode 1722
1908 16 74
Tegalsari Bode
1755 1945
17 75 Marikangen Kasugengan
1717 1902
Berlanjut
commit to user 63
Tabel 4.8 Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon Anonim, 2008a; 2010a Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
LHR Tahun 2008
Estimasi LHR Tahun 2010
1 2 3
4 5
6
18 76 Sarwadadi
Kubang 412
456 19 79
Jamblang Bakung
863 956
20 83 Watubelah Kr.
Sari 1240
1374 21 86
Sidawangi Matangaji
628 696
22 87 Beber
Ciwangi 221
245 23 92
Gesik Sendang
585 648
24 93 Sendang
Kubang 650
720 25 94
Mandala Pasawahan
711 788
26 95 Komp.
Wisata Cikalahang
386 428
27 96 Bobos
Cikalahang 852
944 28 101
Plumbon Marikangen
632 700
29 102 Kertawinangun
Kalikoa 576
638 30 105
Kedawung Warung
Asem 2029
2248 31 106
Plumbon Pangkalan
812 900
32 107 Wanakaya
Cangkring 343
380 33 110
Halimpu Ciwangi
219 243
34 118 Warukawung Kepuh
1137 1260
35 119 Kenanga
Warukawung 1257
1393 36 124
Tukmudal Lurah
1902 2108
37 125 Lurah
Waruroyom 1756
1946 38 127
Jamblang Kasugengan
1166 1292
39 129 Kebarepan
Kejuden 449
498 40 131
Kedungsana Pangkalan 325
360 41 133
Batembat Kalibaru
858 951
42 134 Keduanan
Kr. Wangi
819 908
43 136 Sitiwinangun Danawinangun
1318 1460
44 140 Weru
Sarabahu 2072
2296 Berlanjut
commit to user 64
Tabel 4.8 Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon Anonim, 2008a; 2010a Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
LHR Tahun 2008
Estimasi LHR Tahun 2010
1 2 3
4 5
6
45 141 Panembahan Trusmi
1300 1440
46 142
Jl. Tembus Ibukota Sumber 2659
2946 47 143
Karangmulya Marikangen 1206
1336 48 144
Kalitengah Trusmi
719 796
49 145 Getasan
Waruroyom 314
348 50 146
Ciperna Warungasem
650 720
51 147 Dawuan
Wanakaya 419
464 52 149
Setukulon Megu
1449 1605
53 153 Trusmi
Kaliwulu 1289
1428 54 158
Pasalakan Kertasari
805 892
55 159 Serang
Beberan 478
530 56 161
Cempaka Karangsari
524 581
57 166 Purwawinangun
Muara 556
616 58 178
Kebarepan Kedungsana
387 429
59 180 Kepongpongan
Cirebongirang 621
688 60 181
JL. Tuparev
4469 4952
4.1.7 Data Road Condition Index RCI
Penilaian RCI mengacu pada Tabel 2.2, melalui asumsi atau pendekatan berdasarkan pengamatan visual dengan membandingkan dari data sekunder yaitu kondisi
kerusakan dari ruas-ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon yang dilakukan untuk menentukan nilai kerataan kondisi jalan yang dinyatakan dalam nilai RCI dengan
mengacu pada Tabel 2.5 seperti ditunjukkan pada Tabel 4.9.
commit to user 65
Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Nilai RCI
Keterangan
1 2 3
4 5
6 1
14 Kalitanjung
Sumber 8.0
Sangat baik, umumnya rata 2
17 Sindangjawa
Mandirancan 9.0
Sangat rata dan teratur 3
19 Jamblang
Cikeduk 8.8
Sangat rata dan teratur 4
20 Plumbon
Kenanga 8.5
Sangat rata dan teratur 5 22
Tegalsari Lemahtamba 6.9
Baik 6
23 Clangcang
Pangkalan 7.3
Sangat baik, umumnya rata 7
37 Kecomberan
Sarwadadi 7.1
Sangat baik, umumnya rata 8
53 Pecilon
Kertawinangun 7.5
Sangat baik, umumnya rata 9 54
Cideng Kertawinangun 7.0
Baik 10 56
Jl. Pembangunan
7.0 Baik
11 61 Jl.
Wiratama 5.0
Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
12 67
Komp. Ibukota Sumber 8.5
Sangat rata dan teratur 13
71 Kramat
Cisaat 8.9
Sangat rata dan teratur 14
72 Megu
Lurah 8.0
Sangat baik, umumnya rata 15 73
Tukmudal Bode
5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
16 74 Tegalsari
Bode 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
17 75 Marikangen
Kasugengan 6.5
Baik 18 76
Sarwadadi Kubang
6.5 Baik
19 79 Jamblang
Bakung 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
20 83 Watubelah
Kr. Sari
5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
Berlanjut
commit to user 66
Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Nilai RCI
Keterangan
1 2 3
4 5
6 21 86
Sidawangi Matangaji
7.0 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
22 87 Beber
Ciwangi 5.4
Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
23 92 Gesik Sendang
6.9 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
24 93 Sendang Kubang 5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
25 94
Mandala Pasawahan
8.8 Sangat rata dan teratur
26 95 Komp. Wisata Cikalahang 9.3
Sangat rata dan teratur 27 96 Bobos
Cikalahang 9.9
Sangat rata dan teratur 28
101 Plumbon
Marikangen 8.5
Sangat rata dan teratur 29 102 Kertawinangun Kalikoa
5.0 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
30 105
Kedawung Warung Asem
9.0 Sangat rata dan teratur
31 106 Plumbon Pangkalan
5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
32 107 Wanakaya Cangkring
5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
33 110 Halimpu Ciwangi
5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
34 118 Warukawung Kepuh
6.2 Baik
35 119 Kenanga Warukawung
6.2 Baik
36 124
Tukmudal Lurah
8.5 Sangat rata dan teratur
37 125 Lurah Waruroyom
5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
Berlanjut
commit to user 67
Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Nilai RCI
Keterangan
1 2 3
4 5
6 38
127 Jamblang
Kasugengan 9.3
Sangat rata dan teratur 39 129 Kebarepan
Kejuden 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
40 131 Kedungsana Pangkalan
5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
41 133
Batembat Kalibaru
9.7 Sangat rata dan teratur
42 134
Keduanan Kr. Wangi
8.2 Sangat rata dan teratur
43 136 Sitiwinangun Danawinangun 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
44 140
Weru Sarabahu
9.2 Sangat rata dan teratur
45 141 Panembahan Trusmi
5.5 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
46 142
Jl. Tembus Ibukota Sumber 8.8
Sangat rata dan teratur 47
143 Karangmulya
Marikangen 8.8
Sangat rata dan teratur 48
144 Kalitengah
Trusmi 8.7
Sangat rata dan teratur 49 145 Getasan
Waruroyom 6.5
Baik 50
146 Ciperna
Warungasem 8.8
Sangat rata dan teratur 51 147 Dawuan
Wanakaya 5.9
Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan
agak tidak rata
52 149
Setukulon Megu
9.9 Sangat rata dan teratur
53 153
Trusmi Kaliwulu
9.8 Sangat rata dan teratur
54 158
Pasalakan Kertasari
7.8 Sangat baik, umumnya rata
55 159 Serang Beberan
5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
56 161 Cempaka Karangsari
5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
Berlanjut
commit to user 68
Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Nilai RCI
Keterangan
1 2 3
4 5
6 57 166 Purwawinangun Muara
5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
58 178 Kebarepan Kedungsana
5.5 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
59 180 Kepongpongan Cirebongirang
5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit
sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata
60 181
JL. Tuparev 8.0
Sangat baik, umumnya rata
4.1.8 Data Kecepatan Kendaraan
Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon untuk klasifikasi jalan kabupaten terdapat ruas-ruas Jalan-jalan Strategis dan jalan Layanan Umum. Pada
ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon, ruas-ruas Jaringan Jalan Strategis mempunyai kecepatan tempuh minimal lebih dari 40 kmjam. Sedangkan untuk jalan Layanan
Umum mempunyai kecepatan tempuh minimal lebih dari 20 kmjam. Pada ruas Jalan Layanan Umum di UPTD Plumbon terdapat beberapa ruas jalan kabupaten yang
mengalami kerusakan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.7, kecepatan tempuh minimalnya adalah lebih dari 15 kmjam. Data kecepatan kendaraan di UPTD Plumbon
diberikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon Anonim, 2010a
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Klasifikasi Kisaran
Kecepatan KmJam
1 2 3
4 5
6
1 14
Kalitanjung Sumber JJS
40 2 17
Sindangjawa Mandirancan LU
30 - 45 3 19
Jamblang Cikeduk JJS
40 4 20
Plumbon Kenanga JJS
40 Berlanjut
commit to user 69
Tabel 4.10 Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon Anonim, 2010a
Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Klasifikasi Kisaran
Kecepatan KmJam
1 2 3
4 5
6
5 22
Tegalsari Lemahtamba JJS
40 6 23
Clangcang Pangkalan LU
25 - 35 7 37
Kecomberan Sarwadadi LU
30 - 45 8 53
Pecilon Kertawinangun LU
30 - 45 9 54
Cideng Kertawinangun LU
30 - 45 10 56
Jl. Pembangunan LU
30 - 45 11 61
Jl. Wiratama LU
15 - 20 12 67
Komp. Ibukota Sumber JJS
40 13 71
Kramat Cisaat LU
30 - 45 14 72
Megu Lurah JJS
40 15 73
Tukmudal Bode LU
25 - 35 16 74
Tegalsari Bode LU
25 - 35 17 75
Marikangen Kasugengan LU
30 - 45 18 76
Sarwadadi Kubang LU
30 - 45 19 79
Jamblang Bakung LU
25 - 35 20 83
Watubelah Kr. Sari LU
25 - 35 21 86
Sidawangi Matangaji LU
25 - 35 22 87
Beber Ciwangi LU
25 - 35 23 92
Gesik Sendang LU
25 - 35 24 93
Sendang Kubang LU
25 - 35 25 94
Mandala Pasawahan LU
30 - 45 26 95
Komp. Wisata Cikalahang LU
30 - 45 27 96
Bobos Cikalahang LU
30 - 45 28 101
Plumbon Marikangen LU
30 - 45 29 102
Kertawinangun Kalikoa LU
15 - 20 30 105
Kedawung Warung Asem
JJS
40 31 106
Plumbon Pangkalan LU
20 - 25 Berlanjut
commit to user 70
Tabel 4.10 Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon Anonim, 2010a
Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Klasifikasi Kisaran
Kecepatan KmJam
1 2 3
4 5
6
32 107
Wanakaya Cangkring LU
25 - 35 33 110
Halimpu Ciwangi LU
25 - 35 35 119
Kenanga Warukawung LU
30 - 45 36 124
Tukmudal Lurah JJS
40 37 125
Lurah Waruroyom LU
30 - 45 38 127
Jamblang Kasugengan LU
30 - 45 39 129
Kebarepan Kejuden LU
30 - 45 40 131
Kedungsana Pangkalan LU
20 41 133
Batembat Kalibaru LU
30 - 45 42 134
Keduanan Kr. Wangi
LU
30 - 45 43 136
Sitiwinangun Danawinangun LU
25 - 35 44 140
Weru Sarabahu LU
25 - 35 45 141
Panembahan Trusmi LU
25 - 35 46 142
Jl. Tembus Ibukota Sumber JJS
40 47 143
Karangmulya Marikangen LU
30 - 45 48 144
Kalitengah Trusmi LU
30 - 45 49 145
Getasan Waruroyom LU
25 - 35 50 146
Ciperna Warungasem LU
30 - 45 51 147
Dawuan Wanakaya LU
25 - 35 52 149
Setukulon Megu LU
30 - 45 53 153
Trusmi Kaliwulu LU
30 - 45 54 158
Pasalakan Kertasari LU
25 - 35 55 159
Serang Beberan LU
25 - 35 56 161
Cempaka Karangsari LU
25 - 35 57 166
Purwawinangun Muara LU
25 - 35 58 178
Kebarepan Kedungsana LU
25 - 35 59 180
Kepongpongan Cirebongirang LU
25 - 35 60 181
JL. Tuparev JJS
40
commit to user 71
Keterangan: LU
: Layanan Umum JJS
: Jaringan Jalan Strategis 4.1.9
Peta 4.1.9.1 Peta Bakosurtanal
Data peta dasar adalah data awal yang digunakan pada penelitian ini sebagai bahan dasar proses SIG.
Peta dasar yang digunakan adalah peta digital yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survai dan Pemetaan Nasional Bakosurtanal skala 1 : 25.000 yang
didapatkan dari Bappeda Kabupaten Cirebon. Peta tersebut masih dalam bentuk Map.Info, sehingga untuk pengolahan peta di Arc.Gis, peta tersebut harus diubah
terlebih dahulu dari .tab ke .shp. Gambar 4.7, Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 berikut merupakan tampilan peta Bakosurtanal. Peta Bakosurtanal berupa peta administrasi
batas kecamatan ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 1, peta administrasi batas desa ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 2 dan peta transportasi jalan Kabupaten Cirebon
ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 3. Tabel atribut jaringan jalan kabupaten ditunjukkan pada Lampiran C 1.
Gambar 4.7 Layer Administrasi Batas Kecamatan Anonim, 1999
commit to user 72
Gambar 4.8 Layer Administrasi Batas Desa ibid, 1999
Gambar 4. 9 Layer Transportasi ibid, 1999 Peta Bakosurtanal yang didapat dari Bappeda Kabupaten Cirebon itu adalah peta
di tahun 1999. Seperti yang dijelaskan pada awal Bab IV ini pada tahun 2005 dan tahun 2007 Kabupaten Cirebon mengalami pemekaran wilayah. Khususnya di UPTD Plumbon
pada tahun 2007 terjadi pemekaran kecamatan dari 12 kecamatan menjadi 15 kecamatan. Melihat perubahan yang terjadi tersebut maka diperlukan pengecekan peta
untuk menyesuaikan dengan keadaan kondisi saat ini di lapangan. Gambar 4.10
commit to user 73
merupakan memperlihatkan jumlah kecamatan di UPTD Plumbon sebelum pemekaran kecamatan.
Gambar 4.10 Batas Kecamatan di UPTD Plumbon Sebelum Pemekaran Kecamatan ibid, 1999
Adapun yang menjadi permasalahan lain yaitu adanya ketidaksesuaian jaringan transportasi pada peta Bakosurtanal dengan yang ada di lapangan. Gambar 4.11
memperlihatkan contoh ruas jalan yang tidak sesuai yaitu letak ruas jalan TOL Palimanan-Pejagan serta jalan kabupaten lainnya, sehingga diperlukan digitasi ulang
untuk ruas-ruas jalan yang tidak sesuai tersebut.
Gambar 4.11 Ketidaksesuaian Peta Bakosurtanal dengan yang di lapangan ibid, 1999
Jumlah kecamatan di UPTD Plumbon masih berjumlah 12
kecamatan
Letak ruas Jalan TOL tidak sesuai
Ruas jalan ini bukan
ruas jalan kabupaten
commit to user 74
Mengecek kesesuaian peta dan data dengan kondisi eksisting dan data sekunder teknis jaringan jalan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, melalui metoda
pengecekan di Google Earth GE. Apabila peta dan data sesuai dengan kondisi eksisting maka tidak perlu dilakukan updating peta, namun apabila tidak sesuai maka
perlu dilakukan updating peta yaitu dengan digitasi ulang batas administrasi kecamatan dan ruas-ruas jalan kabupaten yang tidak sesuai ataupun yang belum terdata di peta.
4.1.9.2 Peta Tematik a. Jaringan Jalan Kabupaten Cirebon
Data peta jaringan jalan yang bersumber dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon digunakan sebagai peta pendukung untuk proses editing dan digitasi batas
kabupaten, digitasi batas kecamatan, digitasi jalan kabupaten. Peta tersebut menampilkan peta jaringan jalan kabupaten, batas administrasi kabupaten dan batas
UPTD dalam format AutoCad yang masih manual. Gambar 4.12 memperlihatkan peta jaringan jalan kabupaten yang terbagi dalam empat UPTD Bina Marga di Kabupaten
Cirebon. Peta jaringan jalan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 4.
Gambar 4.12 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Cirebon Anonim, 2010e
commit to user 75
b. Peta Jaringan Transportasi Kabupaten Cirebon Gambar 4.13 merupakan peta jaringan transportasi kabupaten yang didapatkan dari
Bappeda Kabupaten Cirebon. Peta ini juga merupakan peta pendukung untuk proses digitasi. Peta jaringan transportasi Kabupaten Cirebon ini ditunjukkan pada Lampiran A
– Peta 5.
Gambar 4.13 Peta Jaringan Transportasi Kabupaten Cirebon Anonim, 2009c c. Peta Batas Administrasi Kabupaten Cirebon
Gambar 4.14 merupakan peta administrasi kabupaten dimana terdapat peta seluruh kecamatan dalam Kabupaten Cirebon. Gambar batas kecamatan pada sebelah
kanan peta administrasi ini merupakan salah satu contoh dari batas kecamatan yang ada di UPTD Plumbon. Peta ini bersumber dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Cirebon. Peta ini juga merupakan peta pendukung untuk proses digitasi. Peta batas administrasi kabupaten dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon ini
ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 6.
commit to user 76
Gambar 4.14 Peta Batas Administrasi Kabupaten Cirebon Anonim, 2010d Namun dari semua data peta tematik yang ada tersebut kesemuanya tidak dapat
dijadikan acuan sebagai image untuk proses overlay peta, hanya sebagai peta pendukungpembanding saja untuk proses digitasi. Hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan format, sehingga gambar-gambar tersebut tidak sesuai. Akibat adanya ketidaksesuaian pada peta Bakosurtanal dan keterbatasan peta
tematik sebagai peta overlay, maka GE pun dipilih sebagai image overlay dalam proses digitasi. Proses digitasi peta Bakosurtanal di GE melalui on line internet terlebih dahulu
yang sebelumnya dilakukan transfer dari .shp ke dalam bentuk GE yaitu .kmz melalui Global Mapper ataupun langsung dari Arc. Gis, melalui tool “Export to KMLKMZ”.
Peta tematik hanya dijadikan acuan pembanding dalam menentukan batas wilayah administrasi ataupun penentuan ruas jalan kabupaten.
4.2 Tahapan Metode Sistem Informasi Geografi
4.2.1 Bagan Alir
SIG Berikut tahapan keseluruhan proses pengolahan peta dan attributnya dalam
penelitian ini dengan metode SIG:
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
77
77
PENGOLAHAN PETA
Peta Shapefile Arc.Gis
Pengecekan Up date Peta Program Google Earth
On line Internet Digitasi jalan kabupaten dan
batas wilayah di Google Earth
Pengolahan Peta dan Attribut- nya pada Arc.Gis
Pembuatan Shapefile Baru
A Transfer Peta
Map.Info ke Arc.Map
Alternatif 1
Export Data Peta: export to .kml.kmz langsung
dari Arc.Map
Alternatif 2
Export Data Peta: Transfer Peta
.shp ke .kmz Program
Global Mapper
Transfer Peta .kmz ke .shp
Peta Bakosurtanal dalam bantuk Map.Info
Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
78
78
PENGOLAHAN PETA
Editing Peta: Append, Split Tool dan Merge
Peta Jln_Lokal_Kab
A
B C
Pembuatan Layer
Editing Peta Append, Split Tool dan Merge
Pengecekan konektifitas dengan Topology
Layer Administrasi
Layer Transportasi
Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG Lanjutan
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
79
79
PENGISIAN ATT
RIBUTE T ABL
E B
C
Layer Parameter
Layer Pemenuhan
Pengisian Attribute Table pada masing-masing Layer
Analisa Data pada Layer Parameter SPM
Hyperlink Foto pada layer Jln Lokal Kab
Nilai pemenuhan SPM x Memenuhi Syarat:
Kondisi Jalan : 6
Lebar jalan : 5
Pelayanan : 4
Keselamatan 3
Mobilitas : 2
Aksesibilitas : 1
x Tidak Memenuhi Syarat: 0
Layer Aksesibilitas
Layer Mobilitas
Layer Pelayanan
Layer Lebar Jalan
Layer Kondisi Jalan
Layer Keselamatan
LAYER PARAMETER
Menghitung PDRB
Perkapita Menyeleksi
kecepatan minimum
Menyeleksi tiap lebar
jalan minimal Menghitung
Aksesibilitas Eksisting
Menghitung Mobilitas
Eksisting Menghitung
Nilai Pelayanan
Menghitung Nilai Lebar
Jalan Menghitung
Nilai Kondisi Jalan
Menghitung Kecelakaan
Jiwa
D E
F G H
I Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG Lanjutan
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
80
80
LAYER PARAMETER D
E F
G H
I
Memasukkan Nilai SPM
Aksesibilitas Memasukkan
Nilai SPM Mobilitas
Menghitung Nilai SPM
Pelayanan Menghitung
Nilai SPM Lebar Jalan
Menghitung Nilai SPM
Kondisi Jalan Memasukkan
Nilai SPM Keselamatan
Mencari Nilai Parameter
Aksesibilitas Select By
Attribute MS :
1 TMS :
Mencari Nilai Parameter
Mobilitas Select By
Attribute MS :
2 TMS :
Mencari Nilai Parameter
Pelayanan Select By
Attribute MS :
4 TMS :
Mencari Nilai Parameter
Lebar Jalan Select By
Attribute MS :
5 TMS :
Mencari Nilai Parameter
Kondisi Jalan Select By
Attribute MS :
6 TMS :
Mencari Nilai Parameter
Keselamatan Select By
Attribute MS :
3 TMS :
Membuat Symbology
Aksesibilitas Membuat
Symbology Mobilitas
Membuat Symbology
Pelayanan Membuat
Symbology Lebar Jalan
Membuat Symbology
Kondisi Jalan Membuat
Symbology Keselamatan
J
Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG Lanjutan
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
81
81 Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG Lanjutan
LAYER PEMENUHAN SPM
Penjumlahan nilai pemenuhan SPM
Penentuan pemenuhan SPM aspek ruas jalan dari
pengelompokan hasil nilai
Penentuan pamenuhan SPM ruas jalan berdasarkan total nilai
Nilai15 = MS KLP Nilai11 = Hanya MS KL
Nilai10 = Hanya MS KP Nilai 9 = Hanya MS LP
Nilai 6 = Hanya MS K Nilai 5 = Hanya MS L
Nilai 4 = Hanya MS P Nilai 0 = TMS KLP
Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten
J
Pengelompokan nilai hasil penjumlahan nilai
pemenuhan SPM
Penyajian SIG dalam peta dan Atribut Tabel
Klasifikasi analisis pemenuhan SPM berdasarkan aspek jaringan
dan aspek ruas jalan
Nilai SPM aspek Ruas
Jalan KLP: 15, 10, 4, 0
Nilai SPM aspek Jaringan
Jalan AMS:
Keterangan: MS : Memenuhi Syarat
TMS: Tidak Memenuhi Syarat A: Aksesibilitas
M: Mobilitas S : Keselamatan
K : Kondisi jalan L : Lebar jalan
P : Pelayanan jalan
commit to user
82 4.2.2
Transfer Peta Digital Peta yang di dapat dari Bappeda Kabupaten Cirebon adalah peta dalam Map
info tab bukan dalam Arc. Map shapefile sehingga peta tersebut tidak dapat dibuka di Arc. Map, maka diperlukan proses transfer peta terlebih dahulu. Cara
transfer peta digital .tab ke .shp adalah sebagai berikut: 1 Menggunakan software Map info 8.5
2 Open Map info 8.5 3 Klik Tools, pilih Universal Translator, klik Universal Translator
4 Muncul jendela Universal Translator 5 Pilih Source, Format pilih MapInfoTAB, pada Files pilih source file yang akan
ditransfer dan klik Files sehingga muncul jendela Select Input MapInfo TAB Files, Klik Open.
Gambar 4.16 Select Input MapInfo TAB Files pada Proses Transfer Peta Digital 6 Pada Destination, Format pilih ESRI Shape, Directory pilih DirectoryFolder
yang disiapkan untuk menyimpan file hasil analisis.
commit to user
83
Gambar 4.17 Destination pada Proses Transfer Peta Digital 7 Klik OK, proses transfer peta pun selesai maka peta tersebut telah dapat dibuka di
Arc. Map. 4.2.3
Pengecekan Kondisi Peta Bakosurtanal 4.2.3.1 Transfer Gambar Peta pada Global Mapper
Cara bagaimana transfer dari Shapefile .shp ke GE .kmz ini yaitu dengan cara sebagai berikut:
Shapefile ke Google Earth dalam Global Mapper 1 Menggunakan software Global Mapper
2 Open Global Mapper 3 Klik File, pilih Open Data File dari “Shp Data Cirebon”, Æ pilih “kecamatan”,
Æpilih “All_kab Cirebon”, Æilih “Crbn_Batkab_region”, klik Open. 4 Klik File, pilih Open Data File dari “Shp Data Cirebon”, Æ pilih “kecamatan”,
Æ pilih “All_kab Cirebon”, Æ pilih “Cirebon_Jalan_Kab_Polyline”, klik Open.
commit to user
84
Gambar 4.18 Open Data File pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth 5 Klik File, Æ pilih Export data, Æ pilih Export KMLKMZ.
Gambar 4.19 Export Data pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth 6
Maka muncul jendela KMLKMZ, Æ pilih Draw a Box, muncul jendela Drag Box to Select Export Bounds, Æ drag a box pada gambar “Crbn_Batkab_region”
dan jalan “Cirebon_Jalan_Kab_Polyline”, klik OK, Klik OK juga pada jendela KLMKMZ Export Options Æ muncul jendela Save as, beri nama pada File
Name, simpan di folder “edit jln kab”, klik Save.
commit to user
85
Gambar 4.20 KLMKMZ Export Options pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth
4.2.3.2 Pengecekan peta pada Google Earth 1 Menggunakan software Google Earth Pro dengan mengaktifkannya terlebih
dahulu melalui online internet 2 Open Google Earth Pro
3 Klik File, pilih Open, misal pilih “batas_ kabjalan_kab”, klik Open
Gambar 4.21 Proses Pengecekan peta pada Google Earth Hasil pengecekan peta yang didapat adalah masih belum up date-nya batas tiap-
tiap kecamatan, terutama kecamatan yang mengalami pemekaran pada tahun
commit to user
86 2005 dan 2007. Jalan kabupaten pada peta pun masih belum terdapat jalan-jalan
baru yang dibangun pada tahun 2007, juga terdapat ketidaksesuaian data atribut pada peta dengan daftar inventarisasi jaringan jalan kabupaten di Kabupaten
Cirebon. Contoh ketidaksesuaian pada letak jalan dari peta Bakosurtanal dengan peta GE.
Gambar 4.22 Proses Pengecekan Jalan Berdasarkan peta Bakosurtanal pada Google Earth
Gambar 4.23 Proses Pengecekan Batas Kabupaten Peta Bakosurtanal pada Google Earth
Berdasarkan ketidaksesuaian peta Bakosurtanal tersebut maka diperlukan digitasi ulang.
Seharusnya tidak ada jalan
Jalan yang benar
Bukan jalan kabupaten
Seharusnya ada jalan kabupaten
Batas kabupaten yang benar
Batas kabupaten yang salah
commit to user
87 4.2.3.3 Transfer File Google Earth menjadi Shapefile
Cara mengubah file Google Earth ke dalam file Shapefile adalah sebagai berikut:
1 Menggunakan software Global Mapper 2 Open Global Mapper
3 Klik File, pilih Open Data File “Jln_Pesalakan_Kertasari” dari “edit jln kab”
Gambar 4.24 Proses Transfer File Google Earth menjadi Shapefile 4 Klik File, pilih Export vector data, pilih Export Shapefile
Gambar 4.25 Export Data pada Proses Transfer File Google Earth menjadi Shapefile
5 Maka muncul jendela Shapefile Export Options, karena yang akan di export adalah data jalan maka pilih Export line, klik OK, muncul jendela save as,
commit to user
88 kemudian simpan dalam file “edit jln kab”, beri nama pada File Name, kemudian
klik Save
Gambar 4.26 Shapefile Export Options pada Proses Transfer File Google Earth menjadi Shapefile
4.2.4 Proses Digitasi
Proses digitasi peta pada GE terdapat dua cara yaitu: a. Digitasi di GE dengan menggunakan tools yang ada di program Google Earth
Pro melalui on line di internet. Pemilihan alternatif ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu dapat di zoom dalam skala yang sangat kecil,
sedangkan kekurangannya yaitu selain harus selalu on line internet juga proses editing antar vertec yang overlay tidak dapat snaping atau melekat pada vertec di
bawahnya. Apabila proses ini selasai maka dilanjutkan dengan menyimpannya dalam file.
b. Digitasi di Arc. Map yaitu dengan menyimpan foto citra dari GE dalam skala yang sangat jelas 1:2500 per semua bagian dari wilayah peta kita dengan
membandingkan sebelumnya batas-batas wilayah dari kabupaten dengan peta pembanding lainnya. Overlay peta GE dengan Peta Bakosurtanal dengan
menyesuaikan sesuai koordinat yang ada pada peta GE. Jika proses overlay selesai kemudian rectify peta GE tersebut dan mendigitasi pada peta hasil rectify
dengan membuat batas Kabupaten, Kecamatan, UPTD dan ruas-ruas jalan kabupaten yang ada pada UPTD Plumbon.
commit to user
89 Proses digitasi pada penelitian ini memilih menggunakan digitasi langsung di GE
karena proses digitasi lebih sederhana tidak perlu overlay dan rectify peta GE terlebih dahulu.
4.2.4.1 Digitasi Jalan
pada Google Earth
Tahapan dalam proses digitasi jalan kabupaten di Google Earth adalah sebagai berikut:
1 Menggunakan software Google Earth Pro dengan mengaktifkannya terlebih dahulu melalui online internet.
2 Open Google Earth Pro. 3 Klik Search, ketik “Cirebon, Indonesia” pada Fly to, kemudian klik Begin
search, maka Google Earth akan menampilkan tampilan Kabupaten Cirebon. 4 Contoh digitasi pada Jalan Pesalakan-Kertasari, yaitu dengan menampilkan lokus
jalan tersebut. Æ klik Add Path, Æ muncul jendela New, ketik Name: misal Jalan_Pesalakan-Kertasari, Æ ganti stylecolor-nya, Æ mendigitasi dengan cara
men-zoom in tampilan GE pada lokus yang dituju dari pangkal sampai ujung ruas jalan tersebut dengan melihat pada peta pembanding dari peta jaringan jalan
kabupaten dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, jika telah selesai klik OK.
Gambar 4. 27 Add Path pada Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth
commit to user
90
Gambar 4.28 Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth 5 Apabila proses digitasi telah selesai maka file tersebut di save ke dalam file
D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab.mxd. 4.2.4.2 Digitasi Batas Administrasi pada Google Earth
Tahapan dalam proses digitasi batas administrasi di Google Earth adalah sebagai berikut:
1 Menggunakan software Google Earth Pro dengan mengaktifkannya terlebih dahulu melalui online internet.
2 Open Google Earth Pro. 3 Klik Search, ketik “Cirebon, Indonesia” pada Fly to, kemudian klik Begin
search, maka Google Earth akan menampilkan tampilan Kabupaten Cirebon. 4 Contoh digitasi pada “Batas_UPTD_Plumbon1”, yaitu dengan menampilkan
lokus jalan tersebut. Æ klik Add Polygon, Æ muncul jendela New, ketik Name: “Batas_UPTD_Plumbon1”, Æ ganti stylecolor-nya, Æ mendigitasi dengan cara
men-zoom in tampilan GE pada lokus yang dituju dari titik awal sampai bertemu ke titik awal lagi dengan melihat pada peta pembanding dari peta administrasi
dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon dan peta jaringan jalan kabupaten dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, jika telah selesai klik OK.
commit to user
91
Gambar 4.29 Proses Digitasi Batas UPTD Plumbon di Google Earth 5 Apabila proses digitasi telah selesai maka file tersebut di save ke dalam file
D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab.mxd. Hasil seluruh digitasi kemudian dipindah ke Arc. Gis, namun apabila proses
sebelumnya dari Global Mapper maka perlu dilakukan proses transfer kembali dari Google Earth .kmz ke Shapefile .shp. Proses transfer dilakukan di Global
Mapper. 4.2.5 Membuat
Shapefile Baru 1 Menggunakan Arc. Gis, Arc. Map version 9.2
2 Open Arc. Gis, Arc. Map version 9.2, muncul jendela ArcMap, pilih A new empty map, klik OK
Gambar 4.30 Open Arc. Gis Proses Membuat Shafefile Baru
commit to user
92 3 Klik Tools, Æ pilih ArcCatalog, muncul jendela ArcCatalog, Æ pilih direktori
sesuai penyimpanan data, misal disimpan di D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.mxd.
Klik Kanan, Æ muncul jendela Create New Shapefile,Æberi nama File “Cirebon_2010”, Æ pilih Feature Type-nya dengan Polyline, Æ klik Edit,
muncul jendela Spatial Refenrence Properties, Æ klik Import, Æ klik dari salah satu file .shp yang telah ada, Æ klik Add, Æ muncul GCS_WGS_1984.
Gambar 4.31 Proses Membuat Shafefile Baru Pilih Select, Æ muncul jendela Browse for Coordinate System, Æ pilih Projected
Coordinate Systems, Æ pilih UTM, Æ pilih WGS 1984 UTM Zone 49S.prj, klik Add, Klik OK, klik OK.
commit to user
93
Gambar 4.32 Coordinate System Proses Membuat Shafefile Baru 4 Ganti nama “Layers” menjadi “UPTD Plumbon”.
4.2.6 Membuat Layer Baru
Setelah proses membuat layer baru selesai maka proses selanjutnya adalah membuat layer baru. Caranya adalah sebagai berikut:
4.2.6.1 Layer Administrasi Langkah awal membuat layer baru ini adalah dengan membuat Layer
Administrasi. Klik kanan pada layer “UPTD Plumbon”,Æ New Data Grup, Æ Ganti nama menjadi Administrasi.
a. Layer Batas Kabupaten Klik kanan pada layer “Administrasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Batas_kabupaten1”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada
layer “Administrasi”.
commit to user
94
Gambar 4.33 Proses Pembuatan layer Baru b. Layer Batas UPTD Plumbon
Klik kanan pada layer “Administrasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Batas_UPTD1”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada
layer “Administrasi”. c. Layer Kecamatan
Langkah awal membuat layer kecamatan ini adalah dengan membuat layer “Batas_Kecamatan”. Klik kanan pada layer “Administrasi”,Æ New Data Grup,
Æ Ganti nama “New Data Grup” menjadi “Batas_Kecamatan”. Klik kanan pada layer “Kecamatan”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “Kec_Weru, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Batas_Kecamatan”.
Peta hasil SIG pada Layer Administrasi dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 7. 4.2.6.2 Layer Transportasi
Langkah awal membuat layer baru ini adalah dengan membuat Layer Transportasi. Klik kanan pada layer UPTD Plumbon,Æ New Data Grup, Æ Ganti
nama menjadi Transportasi.
commit to user
95 Layer transpotasi tersebut terdiri dari:
a. Jalan Kereta Api Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “Jln_Keretaapi”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis symbol di bawah nama layer
“Jln_Keretaapi”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur symbol yang dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK.
b. Jalan Tol Palimanan – Pejagan Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data
pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada
Google Earth yaitu “TOL_Palimanan_Pejagan”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis symbol di bawah nama
layer “TOL_Palimana_Pejagan”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur simbol yang dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK.
c. Layer Jalan Nasional Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul
Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Jln_Bypass_Cirebon”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru
pada layer “Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis simbol di bawah nama layer “Jln_Bypass_Cirebon”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur simbol yang
dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK. d. Layer Jalan Propinsi
Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Jln_Propinsi”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer
“Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis simbol di bawah nama layer
commit to user
96 “Jln_Propinsi”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur simbol yang
dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK. e. Layer Jalan Kabupaten
Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S
DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Jln_Lokal_Kab”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada
layer “Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis symbol di bawah nama layer “Jln_Lokal_Kab”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur simbol yang
dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK. Peta hasil SIG pada Layer Transportasi dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 8.
4.2.6.3 Layer Parameter Pembuatan layer 6 enam parameter penentuan pemenuhan SPM dengan Select
By Attribute, Æ Layer: “Transportasi”, Field: “Jln_Lokal_Kab”, Æ Selection, Æ Create New Layer masing-masing disimpan dengan nama layer
“Aksesibilitas_2010”, “Mobilitas_2010”, “Keselamatan_2010”, “Pelayanan_2010”, “Lebar_jalan_2010” dan “Kondisi_Jalan_2010”. Tampilan simbology berdasarkan
pada “Memenuhi Syarat” dan atau ‘Tidak Memenuhi Syarat” sesuai dari nilai parameter itu sendiri.
4.2.6.4 Layer Pemenuhan SPM Pembuatan layer Pemenuhan SPM ini melalui Arc.Catalog. yaitu dengan cara
sebagai berikut: 1. Klik Tools, Æ pilih ArcCatalog, muncul jendela Arc.Catalog, Æ pilih direktori
sesuai penyimpanan data, misal disimpan di D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab.mxd. Klik kanan “Jln_Lokal_Kab”, Æ Copy, Æ Paste,
Æ Refresh.
commit to user
97
Gambar 4.34 Proses Pembuatan Layer Pemenuhan SPM 2. Rename menjadi “SPM_KAB_CRB_2010”, drag feature tersebut ke dalam layer
“Penanganan”.
Gambar 4.35 Rename feature class 4.2.7
Membuat Geodatabase 1 Buat Geodatabase, caranya klik kanan di ArcCatalog Æ New Æ File
Geodatabase Æ Beri nama Geodatabase “Cirebon”
commit to user
98
Gambar 4.36 Proses Membuat Geodatabase 2 Membuat Dataset pada Geodatabase Æ klik kanan Geodatabase “Cirebon”
ÆNew Æ Feature Dataset Æ beri nama “UPTD”. Atur sistem koordinat sesuai dengan sistem koordinat UTM WGS 1984 Zone 49 S dan tentukan nilai
toleransinya maksimum toleransi = 0,001 m.
Gambar 4.37 Membuat Dataset pada Geodatabase
commit to user
99
Gambar 4.38 New feature Dataset pada Proses Membuat Geodatabase 3 Membuat Feature Class pada Geodatabase Æ klik kanan Feature Dataset
“UPTD” Æ Import Æ Feature Class multipleÆ tambahkan shapefile yang akan dimasukkan pada Geodatabase “Cirebon”.
Gambar 4.39 Topology pada Proses membuat Geodatabase 4 Membuat topology untuk mengecek konektivitas
a. Klik kanan Feature dataset “UPTD” Æ New Æ Topology Æ Masukkan nama topology “UPTD_Topology” dan angka toleransi 0,001 m
commit to user
100
Gambar 4.40 Proses membuat Topology b. Masukkan Feature class yang akan dibuat Topology-nya. Atur rank berdasarkan
Feature class yang dibuat Topology. Rank yang lebih besar akan menempel pada rank yang lebih kecil
Gambar 4.41 Memasukkan Feature class pada Topology c. Mengatur rule yang akan digunakan untuk mengecek Feature Class
Gambar 4.42 Mengatur Rule pada Proses membuat Topology d. Buka Topology di ArcMap untuk mengetahui Konektivitas seluruh Feature Class
yang digunakan. Hasil Topology menunjukkan ada 1 Feature Class yang error.
commit to user
101
Gambar 4.43 Feaature Class yang Error e. Dilakukan editing terhadap Feature Class yang error
Gambar 4.44 Editing Feature Class yang Error f.
Dilakukan Topology kembali sehingga tidak ada lagi error.
Ada eror
Editing Feature Class yang eror
commit to user
102
Gambar 4.45 Pengecekan hasil Topology 4.2.8
Proses Editing Peta 4.2.8.1 Append
Append dilakukan untuk menggabungkan beberapa layer dengan tipe layer yang sama sehingga menjadi satu layer, sebagai contoh layer beberapa jalan di
wilayah UPTD Plumbon digabung menjadi layer “Jln_Lokal_Kab”. Caranya adalah: 1 Tambahkan semua layer jalan yang akan di-Append ke dalam jendela ArcMap
2 Buka ArcToolbox pilih Data Management Tool Æ General Æ Append
Gambar 4.46 Proses Editing dengan Append
Tidak ada
ArcToolbox
Layer yang akan di Append
commit to user
103 3 Masukkan semua layer yang akan di Append sebagai Input Datasets dan
masukkan nama layer hasil Append sebagai Target Dataset Æ Schema Type No_Test Æ klik OK.
Gambar 4.47 Input Dataset pada Proses Editing dengan Append 4.2.8.2 Merge
Merge dilakukan untuk menggabungkan ruas-ruas jalan yang mempunyai atribut sama sehingga menjadi satu ruas jalan saja. Misalnya untuk menggabungkan
beberapa ruas “Jln_Lokal_Kab” yang mempunyai nama sama. Caranya : 1 Lakukan editing terhadap layer “Jln_Lokal_Kab”, caranya klik toolbar Editing
Æ Start Editing Æ pilih source letak Jln_Lokal_Kab.shp Æ Task “Modify Feature” Æ Target “Jln_Lokal_Kab”
Gambar 4.48 Proses Editing pada Jalan Lokal Kabupaten dengan Merge
commit to user
104 2 Pilih ruas-ruas jalan yang akan digabung Æ klik Toolbar Editor pilih Merge Æ
OK
Gambar 4.49 Proses Editing pada Merge
4.2.8.3 Split tooladd vertex Split tool digunakan untuk memotong feature class tipe linegaris, misal ruas
jalan. Sedangkan add vertex digunakan untuk menambahkan vertex pada feature class untuk keperluan tertentu, seperti snapping pada titik tertentu. Contoh split tool
dan add vertex digunakan dalam editing layer “TOL_Palimanan_Pejagan” agar snapping dengan batas wilayah UPTD Plumbon. Caranya adalah:
1 Lakukan editing terhadap layer “TOL_Palimanan_Pejagan” dengan cara klik toolbar Editing
Æ Start Editing
Æ pilih source letak TOL_Palimanan_Pejagan.shp
Æ Task
“Modify Feature” Æ
Target “TOL_Palimanan_Pejagan”
Ruas jalan yang akan digabung
commit to user
105
Gambar 4.50 Proses Editing dengan Split toolAdd vertec 2 Pilih layer “TOL_Palimanan_Pejagan” Æ klik Split Tool Æ arahkan dan
klik ke titik yang akan dipotong.
Gambar 4.51 Proses Editing Split tool pada Feature Class Jalan 3 Untuk melakukan snapping antara “Batas_UPTD_Plumbon_1” dan
“TOL_Palimanan_Pejagan” ditambahkan vertex pada “Batas_UPTD_Plumbon_1”, caranya pilih layer “Batas_UPTD_Plumbon_1”
tambahkan vertex pada titik temu antara “TOL_Palimanan_Pejagan” dengan “Batas_UPTD_Plumbon_1” Æ klik kanan pilih insert vertex Æ impitkan vertex
commit to user
106 “TOL_Palimanan_Pejagan” dengan “Batas_UPTD_Plumbon_1” dengan
mengatur juga snapping dari toolbar Editor.
Gambar 4.52 Snaping pada Proses Editing dengan Split toolAdd vertex 4.2.9
Membuat Attribute Tabel 4.2.9.1 Membuat Field
Menambah kolom pada attribute tabel dilakukan untuk menambahkan atribut pada suatu layer, misalnya pada layer “Jln_Lokal_Kab”. Caranya :
1 Klik kanan layer “Jln_Lokal_Kab” Æ Open Attribute Table Æ klik Option pilih Add Field
Gambar 4.53 Proses Membuat Field
commit to user
107 2 Masukkan nama kolom pada field “Name” dan tentukan tipe isi kolomnya serta
field properties-nya. Misal nama kolom “Ket_RCI”, type : Text, Field Properties Length :50.
Gambar 4.54 Pemberian Nama dan Type pada Add Field 3 Proses ini berlaku untuk membuat Field lainnya dengan menyesuaikan type dan
Field Properties. 4.2.9.2 Pengisian
Kolom Atribute
Pengisian Field pada penelitian ini menggunakan beberapa cara, antara lain: 1 Apabila terdapat data yang heterogen maka proses pengisian Field dilakukan
dengan disunting satu per satu ke dalam kolom atribut dengan cara copy paste dari data Excel.
2 Field Calculator Apabila data sekunder yang diperoleh untuk tiap attributenya adalah data angka
yang homogen maka dapat menggunakan “Field Carlculator”, caranya yaitu klik kanan pada Field yang akan dimasukkan data, ÆField Calculator, Æ isi angka
sesuai data yang dimaksud, Æ klik OK.
Gambar 4.55 Proses Pengisian Field dengan Cara Field Calculator
commit to user
108 3 Select By Attribute
a. Klik Selection toolbar,
Æ Selected By Attribute, Æ pilih Layer: “Kondisi_Jalan_2010”, Æ pilih Field yang akan dijadikan acuan pengisian,
Field: “RCI”, klik 2x, klik tanda = , Æ Get Unique Values, pilih yang akan dijadikan batas acuan, misal “5.5” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.56 Proses Pengisian Field dengan Cara Select By Attribute b. Open Attribute Table, Æ Show: Selected, maka hanya attribute dengan nilai
5.5 saja yang muncul pada Attribute Table, Æ kemudian dapat mengisi Field lainnya
sesuai dengan data melalui cara pengisian Field Calculator. 4.2.9.3 Membuat Hyperlink Peta
Hyperlink digunakan pada ruas-ruas jalan lokal di wilayah UPTD Plumbon layer “Jln_Lokal_Kab”. Cara membuat hyperlink adalah:
1 Tambahkan kolom “Foto” pada attribute tabel layer “Jln_Lokal_Kab”
commit to user
109
Gambar 4.57 Proses Membuat Hyperlink Peta 2 Lakukan editing terhadap layer “Jln_Lokal_Kab”. Pilih Toolbar Editing Æ Start
Editing Æ pilih source layer “Jln_Lokal_Kab”.
Gambar 4.58 Proses Editing dalam Membuat Hyperlink Peta 3 Pilih Task “Modify Feature” dan target layer “Jln_Lokal_Kab”, Masukkan nama
file foto ke kolom “foto”.
commit to user
110
Gambar 4.59 Penentuan Task dan Target pada Proses Membuat Hyperlink Peta 4 Simpan hasil editing dan stop editing setelah selesai memasukkan semua file
yang akan digunakan untuk hyperlink.
Gambar 4.60 Proses menyimpan dalam Membuat Hyperlink Peta 5 Atur document properties dengan cara pilih File ÆDocument Properties Æ
Masukkan Hyperlink base yaitu alamat file hyperlink “D:\THAS
DATA\TESISKU\data foto”.
commit to user
111
Gambar 4.61 Pengaturan Document Properties pada Proses Membuat Hyperlink Peta
6 Untuk menampilkan hyperlink pada layer “Jln_Lokal_Kab” adalah dengan cara klik kanan layer “Jln_Lokal_Kab” Æ Properties Æ Pilih Display pada layer
properties Æ pilih Support Hyperlink using field Fot.
Gambar 4.62 Proses Menampilkan Hyperlink pada Layer 7 Pilih toolbar petir untuk melihat hyperlink dan arahkan ke ruas jalan yang akan
dilihat hyperlink-nya.
commit to user
112
Gambar 4.63 Tampilan Hyperlink Foto 4.2.10 Analisa Data pada Layer Parameter SPM
4.2.10.1 Layer Aksesibilitas 1 Klik kanan pada layer “Aksesibilitas_2010”, Æ Open Attribute Table.
Data yang tersedia pada Attribute of Aksesibilitas_2010 antara lain: “Jml_Penduduk_UPTD_Plumbon_Jiwa”, “Luas_UPTD_Plumbon_km²”,
“Jml_Pjg_Jln_Kab_UPTD Plumbon” dan “Kepadatan_penduduk_Jiwakm²”. Data jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan luas wilayah tahun 2010 di
UPTD Plumbon berdasarkan Tabel 4.2, sedang untuk data panjang jalan kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2010 menggunakan data sekunder dari Dinas
Bina Marga Kabupaten Cirebon yang terdapat pada Tabel 4.7. Data tersebut disunting ke dalam kolom attributefield dengan cara Field Calculator.
2 Buat pula Field lainnya, Add Field: “Aksesibilitas_Eksisting”, “Nilai_SPM” dan “NP_Aksesibilitas”.
3 Menghitung Aksesibilitas Eksisting Klik kanan pada Field yang akan dihitung “Aksesibilitas_Eksisting”, Æ Field
Calculator, Æ pilih Fields: “Jml_Pjg_Jln_Kab_UPTD_Plumbon”, Æ klik 2x, klik toolbar tanda bagi , pilih Fields: “Luas_UPTD_Plumbon”, Æ Klik OK.
commit to user
113
Gambar 4.64 Menghitung Aksesibilitas Eksisting 4 Memasukkan indeks Aksesibilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Aksesibilitas
Klik kanan pada attribute “Nilai_SPM”, Æ pilih Fields Calculator, ketik besaran nilai indeks SPM Mobilitas yang disyaratkan berdasarkan Tabel 2.7 yaitu 1.50,
Æ klik OK.
Gambar 4.65 Memasukan indeks Aksesibilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Aksesibilitas
5 Mencari Nilai Parameter Aksesibilitas a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, Æ pilih layer “Aksesibilitas_2010”, Æ pilih Field:
“Mobilitas_Eksisting” klik 2x, Æ pilih toolbar tanda , Æ pilih Field: “Nilai_SPM” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK.
commit to user
114
Gambar 4.66 Mencari Nilai Parameter Aksesibilitas b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, karena
“Aksesibilitas_Eksisting” “Nilai_SPM”, maka tidak ada attribute yang ter- selected, hal ini menandakan bahwa besarnya nilai “NP_Aksesibilitas” termasuk
dalam kategori Tidak Memenuhi Syarat berdasarkan Tabel 4.19 dengan nilai bobot yaitu 0.
Gambar 4.67 Attribute yang ter-select c. Pemberian Nilai Parameter Aksesibilitas
Kembali ke Show: All , klik kanan Field: “NP_Aksesibilitas”, Æ Field Calculator, ketik angka “0” untuk nilai “NP_Aksesibilitas, Æ klik OK.
commit to user
115
Gambar 4.68 Pemberian Nilai Parameter Aksesibilitas 6 Memberi Tanda Symbology
a. Klik kanan pada layer “Aksesibilitas_2010”, Æ pilih Properties, muncul jendela Layer Properties, Æ pilih Symbology, Æ Categories, Æ Unique values. Æ pilih
dari Value Field Æ “NP_Aksesibilitas”. Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek aksesibilitas ini ditunjukkan
pada Lampiran A – Peta 9.
Gambar 4.69 Memberi Tanda Symbology b. Klik Add All values, Æ tentukan color dan width yang dikehendaki, Æ klik OK.
commit to user
116
Gambar 4.70 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Aksesibilitas c. Ganti nama label dengan “TMS”, karena semua nilai SPM Aksesibilitas tidak
memenuhi syarat semua. Æ klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.71 Rename pada Label 4.2.10.2 Layer Mobilitas
1 Klik kanan pada layer “Mobilitas_2010”, Æ Open Attribute Table. Data yang tersedia pada Attribute of Mobilitas 2010 antara lain:
“Pjg_Jln_Kab_UPTD_Plumbon”, “Jml_Pddk_UPTD_Plumbon” dan “PDRB _Juta_Rp”. Data jumlah penduduk di UPTD Plumbon tahun 2010 didapatkan
Tabel 4.2, data PDRB harga yang berlaku didapatkan dari Tabel 4.3, sedang untuk data panjang jalan kabupaten menggunakan data sekunder dari Dinas Bina
Marga Kabupaten Cirebon tahun 2010 yang terdapat pada Tabel 4.7. Data tersebut disunting ke dalam kolom attributefield dengan cara Field Calculator.
Buat pula Field yang diperlukan lainnya, Add Field: “PDRB_Perkapita”, “Mobilitas_Eksisting”, “Nilai_MobilitasNilai_SPM” dan “NP_Mobilitas”.
commit to user
117 2 Menghitung PDRB Perkapita
Klik kanan pada Field yang akan dihitung “PDRB_Perkapita”, Æ Field Calculator, Æ pilih Fields: “PDRB_Juta_1”, Æ klik 2x, ketik tanda bagi ,
pilih Fields: “Jml_Pddk”, Æ Klik OK.
Gambar 4.72 Menghitung PDRB Perkapita 3 Menghitung Mobilitas Eksisting
Klik kanan pada Field yang akan dihitung “Mobilitas_Eksisting”, Æ Field
Calculator, Æ pilih Fields: Pjg_Jln” klik 2x, ketik toolbar tanda bagi , Æ pilh Fields: “Jml_Pddk” klik 2x, klik toolbar tanda kali , ketik angka 1000, Æ
Klik OK.
Gambar 4.73 Menghitung Mobilitas Eksisting 4 Memasukan indeks Mobilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Mobilitas
Klik kanan pada Field: “Nilai_Mobilitas”, Æ pilih Fields Calculator, ketik besaran nilai indeks SPM Mobilitas yang disyaratkan berdasarkan Tabel 2.7 yaitu
5.00, Æ klik OK.
commit to user
118
Gambar 4.74 Memasukan indeks Mobilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Mobilitas
5 Mencari Nilai Parameter Mobilitas a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, Æ pilih Layer “Mobilitas_2010”, Æ pilih Field: “Mobilitas_Eksisting” klik 2x, Æ pilih toolbar tanda , Æ pilih Field: “Nilai_Mobilitas” klik 2x, Æ
klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.75 Mencari Nilai Parameter Mobilitas b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, karena
“Mobilititas_Eksisting” “Nilai_Mobilitas” maka tidak ada attribute yang ter- selected, hal ini menandakan bahwa besarnya nilai “NP_Mobilitas” termasuk
dalam kategori Tidak Memenuhi Syarat berdasarkan Tabel 4.19 dengan nilai bobot yaitu 0.
commit to user
119
Gambar 4.76 Selected Attribute pada Layer Mobilitas 2010 c. Pemberian Nilai Parameter Mobilitas
Kembali ke Show: All, Æ klik kanan pada Field “NP_Mobilitas”, Æ Field Calculator, ketik angka “0” untuk nilai “NP_Mobilitas, Æ klik OK.
Gambar 4.77 Pemberian Nilai Parameter Mobilitas 6 Memberi Tanda Symbology
Proses symbology pada layer “Mobilitas_2010” ini seperti pada proses pemberian tanda symbology pada layer “Aksesibilitas_2010”.
Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek mobilitas ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 10.
4.2.10.3 Layer Keselamatan 1 Klik kanan pada layer “Keselamatan_2010”, Æ Open Attribute Table.
Data yang tersedia pada Attribute of Keselamatan_2010 antara lain: “Pjg_Jln_Kab_Crb”, “Jml_LAKA” dan “Kepadatan_Penduduk_Kab_Crb”. Data
jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2010 didapatkan Tabel 4.1, sedang untuk data panjang jalan kabupaten menggunakan
commit to user
120 data dari daftar inventarisasi jaringan jalan kabupaten tahun 2010. Data tersebut
disunting ke dalam kolom attributefield dengan cara Field Calculator. Buat pula Field yang diperlukan lainnya, Add Field: “Kecelakaan_Jiwa”,
“Nilai_KeselamatanNilai_SPM” dan “NP_Keselamatan”. 2 Menghitung Kecelakaan Jiwa
Klik kanan pada Field yang akan dihitung “Kecelakaan_Jiwa”, Æ Field Calculator, Æ pilih Fields: “Jml_LAKA” klik 2x, ketik tanda bagi , pilih
Fields: “Kepadatan_Pddk”, Æ Klik OK.
Gambar 4.78 Menghitung Kecelakaan Jiwa 3 Memasukan indeks Keselamatan yang dipersyaratkan pada Nilai Keselamatan
Klik kanan pada Field: “Nilai_Keselamatan”, Æ pilih Fields Calculator, ketik besaran nilai indeks SPM Keselamatan yang disyaratkan berdasarkan Tabel 2.7
yaitu 0, Æ klik OK.
Gambar 4.79 Memasukan indeks Keselamatan yang dipersyaratkan pada Nilai Keselamatan
4 Mencari Nilai Parameter Keselamatan a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, Æ pilih Layer: “Keselamatan_2010”, Æ pilih Field: “Kecelakaan” klik
commit to user
121 2x, Æ pilih tanda = , Æ pilih attribute “Nilai_SPM” klik 2x, Æ klik Apply,
Æ klik OK.
Gambar 4.80 Mencari Nilai Parameter Keselamatan b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, karena “Kecelakaan
” “Nilai_SPM” maka tidak ada attribute yang ter-selected, hal ini menandakan bahwa besarnya nilai “NP_Keselamatan” termasuk dalam kategori Tidak
Memenuhi Syarat.
Gambar 4.81 Selected Attribute pada Layer Keselamatan 2010 c. Pemberian Nilai Parameter Keselamatan
Kembali ke Show: All, Æ klik kanan pada Field “NP_Mobilitas”, Æ Field Calculator, ketik angka “0” untuk nilai “NP_Mobilitas, Æ klik OK.
commit to user
122
Gambar 4.82 Pemberian Nilai Parameter Keselamatan 5 Memberi Tanda Symbology
Proses symbology pada layer “Keselamatan_2010” ini seperti pada proses pemberian tanda symbology pada layer “Aksesibilitas_2010”.
Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek keselamatan ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 11.
4.2.10.4 Layer Pelayanan Jalan 1 Data yang tersedia pada Attribute of Pelayanan_2010 antara lain: “Kecepatan”,
“LHR_2010” dan “Klasifikasi_Jalan”. Data LHR 2010 didapatkan dari Tabel 4.8, sedangkan untuk data klasifikasi jalan dan kecepatan didapatkan dari Tabel
4.10. Data tersebut disunting satu persatu ke dalam kolom attributefield dengan cara copy paste dari data Excel.
Mengacu pada Tabel 2.7, ruas-ruas jalan kabupaten dengan klasifikasi jalan JJS LU yang memiliki kecepatan tempuh minimumnya
20 kmjam termasuk kategori Memenuhi Syarat SPM, apabila terdapat ruas jalan JJS yang kecepatan
tempuh minimumnya 20 kmjam termasuk kategori jalan yang Tidak
memenuhi Syarat SPM. Ruas-ruas jalan kabupaten dengan klasifikasi jalan Layanan Umum juga memiliki kecepatan tempuh minimum yang sama yaitu
apabila 20 kmjam termasuk kategori jalan yang Memenuhi Syarat SPM,
sedangkan untuk ruas jalan dengan kecepatan tempuh minimumnya 20 kmjam
yaitu termasuk kategori jalan yang Tidak Memenuhi Syarat SPM.
commit to user
123 2 Data jaringan jalan kabupaten yang ada memiliki kecepatan kendaraan yang
beragam, seperti 20-25 kmjam, 30-45 kmjam, dan seterusnya, maka harus dibuat Field kecepatan minimum kendaraan terlebih dahulu untuk memudahkan
pengambilan nilai pembatas pada saat proses Selected By Attribute untuk pemberian nilai parameter pelayanan jalan. Caranya yaitu dengan membuat Field
“Kec_Min” pada Attribute Tabel, Æ klik pada Options, Æ Add field, ÆName:
“Kec_Min”, Æ pilih Type: Float, 5:2. Buat pula Field yang diperlukan laiinya, Add Field: “Nilai_SPM” dan
“NP_Pelayanan”. 3 Pengisian Field “Kec_Min”
a. Klik Selection toolbar, ÆSelected By attribute,
Æ pilih Layer: “Pelayanan_2010”, Æ pilih Field: “Kecepatan” klik 2x, klik tanda = , Æ Get
Unique Values, klik kecepatan yang digunakan sebagai acuan Selected, klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.83 Selected By Attribute untuk Pengisian Field Kecepatan Minimum b. Open Attribut Table, ÆShow: Selected, pilih Field yang akan dilakukan
pengisian, klik kanan pada Field tersebut, Æ Field Calculator, isi dengan angka kecepatan minimal sesuai data dari attribute yang ter-select yaitu misal 20, Æ
klik OK.
commit to user
124
Gambar 4.84 Pengisian Field Kecepatan Minimum c. Ulangi 3a dan 3b sampai semua ruas jalan pada Field “Kec_Min” terisi.
4 Memasukkan Nilai_SPM Pelayanan Klik kanan pada kolom atribut Nilai_SPM, Æpilih Field Calculator, isi dengan
angka kecepatan minimal yang disyaratkan SPM untuk jalan JJS dan LU memiliki nilai yang sama yaitu
20 kmjam, Æ klik OK.
Gambar 4.85 Memasukkan Nilai_SPM Pelayanan 5 Mencari Nilai Parameter Pelayanan
a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, Æ pilih layer “Pelayanan_2010”, Æ pilih Field: “Kec_Min” klik 2x, Æ klik toolbar tanda = , Æ Get Unique Values, Æ pilih nilai “20” klik 2x,
Æ klik Apply, Æ klik OK.
commit to user
125
Gambar 4.86 Pengisian Nilai Parameter Pelayanan b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, klik kanan pada
Field: “NP_Pelayanan”, Æ Field Calculator, Æ beri nilai parameter SPM sesuai dengan Tabel 4.19 yaitu nilai 4 untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang Memenuhi
Syarat, Æ klik OK.
Gambar 4.87 Pengisian Nilai Parameter Pelayanan c.
Ulangi 5a dan 5b untuk mencari Nilai Parameter Pelayanan terhadap ruas- ruas jalan yang memiliki klasifikasi jalan yang memiliki kecepatan tempuh
minimumnya 20 kmjam, dan beri nilai 0 untuk karena ruas-ruas jalan tersebut
termasuk kategori Tidak Memenuhi Syarat. Hasil Select By Attribute ini menunjukkan terdapat 58 ruas jalan kabupaten
yang Memenuhi Syarat SPM, dan terdapat dua ruas jalan yang Tidak Memenuhi Syarat.
commit to user
126 6 Memberi Tanda Symbology
a. Klik kanan pada layer “Pelayanan_2010”, Æ pilih Properties, muncul jendela
Layer Properties, Æ pilih Symbology, Æ Categories, Æ Unique values. Æ pilih dari Value Field Æ “NP_Pelayanan”.
Gambar 4.88 Memberi Tanda Symbology b.
Klik Add All values, Æ tentukan color dan width yang dikehendaki, Æ klik OK.
Gambar 4.89 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Pelayanan c.
Ganti nama Label dengan “TMS” dan “MS” sesuai nilai bobotnya, Æ klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.90 Penggantian Nama Label pada Symbology Layer Pelayanan
commit to user
127 Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek pelayanan ini ditunjukkan
pada Lampiran A – Peta 12. 4.2.10.5 Layer Lebar Jalan
1 Klik kanan pada layer “Lebar_Jalan_2010”, Æ Open Attribute Table. Data yang tersedia pada Attribute of Lebar_Jalan_2010 antara lain: “Lebar jalan”
dan “LHR_2010”. Data lebar jalan eksisting didapatkan dari Tabel 4.7 dan untuk data LHR 2010 didapatkan dari Tabel 4.8. Data tersebut disunting satu per satu
ke dalam attribut tabel. LHR pada ruas-ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon memiliki dua klasifikasi
yaitu 3000 dan 3000 LHR 8000 satuan mobil penumpang per harinya.
Mengacu pada Tabel 2.7, ruas-ruas jalan kabupaten dengan LHR 3000
memiliki syarat SPM lebar jalan minimal yaitu 4,5 m, sedangkan untuk jalan kabupaten dengan 3000 LHR
8000 memiliki syarat SPM lebar jalan minimal yaitu 6 m. Ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan minimal eksisting sesuai
ataupun melebihi lebar jalan minimal yang disyaratkan, maka ruas-ruas jalan tersebut termasuk dalam kategori Memenuhi Syarat, namun apabila terdapat
ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan minimal kurang dari lebar jalan minimal yang disyaratkan, maka termasuk dalam kategori Tidak Memenuhi
Syarat. Mengacu pada Tabel 4.19 untuk aspek lebar jalan, jika Memenuhi Syarat
diberikan nilai pemenuhan SPM sama dengan 5 dan sebaliknya jika Tidak Memenuhi Syarat. diberikan nilai pemenuhan SPM sama dengan 0.
Data sekunder jaringan jalan kabupaten memiliki lebar jalan yang beragam, seperti 3,00 – 4,50 m, 3,00 – 8,00 m, dan seterusnya, maka harus dibuat Field
lebar minimum terlebih dahulu untuk memudahkan pengambilan nilai pembatas pada saat proses Selected By Attribute untuk pemberian nilai parameter lebar
jalan. Caranya yaitu dengan membuat Field “Lebar_Min” pada Open Attribute Tabel, Æ klik pada Options, Æ Add field, Æ Name: “Lebar_Min”, Æ pilih Type:
Float, 5:2. Buat pula Field yang diperlukan laiinya, Add Field: “Nilai_SPM” dan
“NP_Lebar”.
commit to user
128 2 Pengisian Field “Lebar_Min”
a. Klik Selection toolbar,
ÆSelected By attribute, Æ pilih Layer:
“Lebar_Jalan_2010”, Æ pilih Field: “Lebar” klik 2x, klik tanda = , Æ Get Unique Values, klik besaran nilai lebar yang digunakan sebagai acuan Selected,
klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.91 Select By Attribute pada Layer Lebar jalan b. Open Attribut Table, Æ Show: Selected, Æ klik kanan Field “Lebar_Min”, Æ
Field Calculator, isi dengan angka lebar jalan minimal sesuai data dari attribute yang ter-select yaitu misal 3.00, Æ klik OK.
Gambar 4.92 Pengisian Field “Lebar_Min” c. Ulangi 2a dan 2b sampai semua ruas jalan pada Field “Lebar_Min” terisi.
commit to user
129 3 Memasukkan Nilai_SPM Lebar Jalan
a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By Attribute, Æ pilih Layer: “Lebar_Jalan_2010”, Æ pilih Field: “Lebar_Min” klik
2x, klik toolbar tanda , Æ Get Unique Values, pilih nilai “4.5” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.93 Memasukkan Nilai SPM Lebar Jalan b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, Klik kanan pada
Field: “Nilai_SPM”, Æ pilih Fields Calculator, ketik besaran nilai indeks SPM lebar jalan minimal yang disyaratkan pada ruas jalan dengan LHR
3000 berdasarkan Tabel 2.7 yaitu 4,5 m, Æ klik OK.
Gambar 4.94 Pengisian Nilai SPM Lebar Jalan c. Ulangi 3a dan 3b untuk LHR pada ruas-ruas jalan yang memiliki 3000 LHR
8000 satuan mobil penumpang dengan lebar jalan minimal 6 m sesuai yang disyaratkan pada Tabel 2.7.
commit to user
130 4 Mencari Nilai Parameter Lebar Jalan
a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By
Attribute, Æ pilih Layer “Lebar_Jalan_2010”, Æ pilih Field: “Lebar_Min” klik 2x, Æ klik toolbar tanda , Æ Get Unique Values, Æ pilih “4.5” klik 2x, klik
toolbar tanda AND Æ pilih Field: “LHR_2010” klik 2x, Æ pilih toolbar tanda = , Æ ketik angka “3000”, Æ klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.95 Select By Attribute pada Layer Lebar Jalan b. Kembali
pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, klik kanan pada
Field: “ NP_Lebar”, Æ Field Calculator, Æ beri nilai bobot sesuai dengan Tabel 4.19 yaitu nilai 0 untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang Tidak Memenuhi Syarat,
Æ klik OK.
Gambar 4.96 Pengisian Nilai Parameter pada Layer Lebar Jalan c. Ulangi 4a dan 4b untuk mencari Nilai Parameter Lebar Jalan terhadap ruas-
ruas jalan dengan LHR 3000 yang memiliki lebar jalan minimal yang disyaratkan yaitu
4,5 m dan ruas-ruas jalan yang memiliki 3000 LHR 8000 dan lebar jalan minimal yang disyaratkan yaitu
6,0 m.
commit to user
131 Hasil Select By Attribute ini menunjukkan terdapat 8 ruas jalan kabupaten yang
Memenuhi Syarat SPM, dan terdapat 52 ruas jalan yang Tidak Memenuhi Syarat. 5 Memberi Tanda Symbology
Proses symbology pada layer “Lebar_Jalan_2010” ini seperti pada proses pemberian tanda symbology pada layer “Pelayanan_2010”.
Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 13.
4.2.10.6 Layer Kondisi Jalan 1 Klik kanan pada layer “Kondisi_Jalan_2010”, Æ Open Attribute Table.
Data yang tersedia pada Attribute of Kondisi_Jalan_2010 yaitu “RCI” dan “LHR_2010”. Data LHR 2010 didapatkan dari Tabel 4.8 dan data RCI
didapatkan dari Tabel 4.9. Data tersebut disunting satu per satu ke dalam attribut tabel.
LHR pada ruas-ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon memiliki dua klasifikasi yaitu
3000 dan 3000 LHR 8000 satuan mobil penumpang per harinya. Mengacu pada Tabel 2.7, ruas-ruas jalan kabupaten dengan LHR
3000 maupun yang memiliki 3000 LHR
8000 satuan mobil penumpang setiap harinya memiliki nilai RCI minimal 5,5.
Ruas-ruas jalan yang memiliki nilai RCI eksisting melebihi niali RCI yang disyaratkan, maka ruas-ruas jalan tersebut termasuk dalam kategori Memenuhi
Syarat, namun apabila terdapat ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan minimal kurang dari lebar jalan minimal yang disyaratkan, maka termasuk dalam kategori
Tidak Memenuhi Syarat. Mengacu pada Tabel 4.19 untuk aspek kondisi jalan berdasarkan kondisi jalan
memiliki nilai bobot 6 jika Memenuhi Syarat dan nilai 0 jika Tidak Memenuhi Syarat.
Buat pula Field yang diperlukan laiinya, Add Field: “Nilai_Kondisi” dan “NP_Kondisi”.
2 Memasukkan Nilai_SPM Kondisi Jalan Klik kanan Field: “Nilai_Kondisi”, Æ Field Calculator, Æ ketik angka “5.5”
sesuai dengan syarat SPM aspek kondisi jalan berdasarkan Tabel 2.7, Æ klik OK.
commit to user
132
Gambar 4.97 Memasukkan Nilai_SPM Kondisi Jalan 3 Mencari Nilai Parameter Kondisi Jalan
a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By Attribute, Æ pilih Layer “Kondisi_Jalan_2010”, Æ pilih Field: “RCI” klik 2x, Æ
klik toolbar tanda , Æ pilih Field: “Nilai_Kondisi” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.98 Select By Attribute pada Layer Kondisi Jalan d. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, klik kanan pada
Field: “ NP_Kondisi”, Æ Field Calculator, Æ beri nilai bobot sesuai dengan Tabel 4.19 yaitu nilai 0 untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang Tidak Memenuhi
Syarat, Æ klik OK.
commit to user
133
Gambar 4.99 Pengisian Nilai Parameter Kondisi Jalan c. Ulangi 3a dan 3b untuk mencari Nilai Parameter Kondisi Jalan terhadap ruas-
ruas jalan yang memiliki nilai “RCI” eksisting “Nilai_Kondisi”. Hasil Select By Attribute ini menunjukkan terdapat 45 ruas jalan kabupaten yang
Memenuhi Syarat SPM, dan terdapat 15 ruas jalan yang Tidak Memenuhi Syarat. 4 Memberi Tanda Symbology
Proses symbology pada layer “Kondisi_Jalan_2010” ini seperti pada proses pemberian tanda symbology pada layer “Pelayanan_2010”.
Peta hasil SIG pada layer parameter aspek kondisi jalan ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 14.
4.2.11 Layer Pemenuhan SPM 1 Klik kanan Layer “SPM_KAB_CRB_2010”, Æ Open Attribute Table, Æ
lakukan pengisian Attribute Table seperti yang ada di setiap layer parameter beserta perhitungan analisa datanya.
Buat Field yang diperlukan lainnya, Add Field: “NP_SPM”.
2 Pengisian kolom “NP_SPM”, Æ Field Calculator,
Æ pilih Field: NP_Aksesibilitas klik 2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Aksesibilitas” klik
2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Mobilitas” klik 2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Keselamatan” klik 2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Pelayanan”
klik 2x, klik tanda + ,, pilih Field: “NP_Lebarjalan” klik 2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Kondisijalan” klik 2x, Æ klik OK.
commit to user
134
Gambar 4.100 Pengisian Nilai SPM pada Layer Pemenuhan 3 Symbology pada layer “Pemenuhan_SPM_2010”
Klik kanan
layer “Pemenuhan_SPM_2010”, Æ Properties, Æpilih Categories, Æ pilih Value Field: NP_SPM, hilangkan tanda
¥ pada all other value, klik Æ Add All Values, Æ ganti color tiap peringkatnya, ganti pula nama Labe-lnya
sesuai Tabel 4.21. Æ klik Apply, Æ klik OK.
Gambar 4.101 Symbology pada layer “Pemenuhan_SPM_2010” Peta hasil SIG pada layer penanganan SPM ini ditunjukkan pada Lampiran A
– Peta 15. Hasil akhir dari proses analisa pada SIG berupa peta dan tabel atribut yang
ditampilkan dalam Lampiran A-7 sampai A-15 dan tabel-tabel analisa pemenuhan SPM jalan kabupaten di UPTD Plumbon.
commit to user
135
4.3 Analisa Data Parameter SPM Jalan Kabupaten di UPTD
Plumbon
4.3.1 Aspek Aksesibilitas
Tabel 4.11 memperlihatkan pencapaian nilai indeks aksesibilitas jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tahun 2007-2010. Data jumlah
penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk diperoleh dari Tabel 4.2, sedangkan panjang jalan diperoleh dari Tabel 4.4. Data tersebut menggunakan
asumsi atau pendekatan bahwa pengguna jalan kabupaten hanya berasal dari wilayah UPTD Plumbon saja. Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa dari sisi kuantitas
penyediaan jaringan jalan yang ditinjau dari luas wilayah dan kepadatan peduduk di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tiga tahun terakhir belum memenuhi standar
SPM, dengan kepadatan penduduk yang tinggi yaitu lebih besar dari 1000 jiwakm
2
dan kurang dari 5.000 jiwakm
2
, maka berdasarkan Tabel 2.7 nilai indeks aksesibilitas 1,50.
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
136 Tabel 4.11 Pemenuhan SPM jaringan jalan kota di UPTD Plumbon dari aspek aksesibilitas
Tahun Jumlah
Penduduk Jiwa
Luas Wilayah
Km² Panjang
Jalan Km
Kepadatan Penduduk
JiwaKm² Indeks Aksesibilitas
Keterangan Eksisting
KmKm² Tingkat Pelayanan
SPM
1 2
3 4
5 6 = 43
7 8
9 2007
858,978 277.42
186.66 3096.31
0.68 1.000 Tinggi
5.000 1,50
TMS 2008
858,978 277.42
186.66 3096.31
0.68 1.000 Tinggi
5.000 1,50
TMS 2009
888,208 277.42
187.86 3201.67
0.68 1.000 Tinggi
5.000 1,50
TMS 2010
901,531 277.42
187.86 3249.70
0.68 1.000 Tinggi
5.000 1,50
TMS
Keterangan: MS :
Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi
Syarat
136
commit to user 137
Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa aspek aksesibilitas jaringan jalan yang ada di Kabupaten Cirebon dalam rentang waktu 4 tahun terakhir tidak memenuhi standar SPM.
Gambar 4.102 Indeks Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Gambar 4.103 Pemenuhan SPM Aspek Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTDPlumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa semua ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon tidak memenuhi standar SPM dari aspek aksesibilitas jalan kabupaten. Gambar
commit to user 138
4.103 menunjukkan pemenuhan SPM aspek aksesibilitas jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon.
4.3.2 Aspek Mobilitas
Tabel 4.12 memperlihatkan pencapaian nilai indeks mobilitas penyediaan jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tahun 2007-2009. Data jumlah
penduduk diperoleh dari Tabel 4.2, PDRB perkapita diperoleh dari PDRB atas dasar harga berlaku pada Tabel 4.3 dibagi dengan jumlah penduduk. Panjang jalan diperoleh
dari Tabel 4.4. Data tersebut menggunakan asumsi atau pendekatan bahwa pengguna jalan kabupaten hanya berasal dari wilayah UPTD Plumbon saja. Tabel 4.12
memperlihatkan bahwa dari sisi kuantitas penyediaan jaringan jalan yang ditinjau dari PDRB perkapita dan jumlah penduduk di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tiga
tahun terakhir belum memenuhi standar SPM, dengan kepadatan penduduk yang tinggi yaitu lebih besar dari 1000 jiwakm
2
dan kurang dari 5.000 jiwakm
2
, maka berdasarkan Tabel 2.7 nilai indeks mobilitas 5,0.
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
139 Tabel 4.12 Pemenuhan SPM jaringan jalan kota di UPTD Plumbon dari aspek mobilitas
Tahun Panjang
Jalan km
Jumlah Penduduk
jiwa PDRB atas
dasar Harga Berlaku
Juta Rp PDRB
perkapita Juta Rp
tahunjiwa Indeks Mobilitas
Keterangan Eksisting
km1000
pddk Tingkat Pelayanan
PDRB perkapita Juta
Rptahunjiwa SPM
1 2
3 4
5 = 43 6 = 231000
7=5 8
9=6 2007
186.66 858,978
12,927,156.00 15.05
0.217 Sangat tinggi 10
5,0 TMS
2008 186.66
858,978 15,564,718.00
18.12 0.217
Sangat tinggi 10 5,0
TMS 2009
187.86 888,208
17,115,973.00 19.27
0.212 Sangat tinggi 10
5,0 TMS
2010 187.86
901,531 19,612,512.09
21.75 0.208
Sangat tinggi 10 5,0
TMS
Keterangan : MS :
Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi
Syarat
139
commit to user 140
Gambar 4.104 Indeks Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Dari Tabel 4.12 terlihat bahwa aspek mobilitas jaringan jalan yang ada di UPTD Plumbon dalam rentang waktu 3 tahun terakhir tidak memenuhi standar SPM.
Gambar 4.105 Pemenuhan SPM Aspek Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD PlumbonKabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa semua ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon tidak memenuhi standar SPM dari aspek mobilitas jalan kabupaten. Gambar
commit to user 141
4.105 menunjukkan pemenuhan SPM aspek mobilitas jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon.
4.3.3 Aspek Keselamatan
Tabel 4.13 memperlihatkan pencapaian nilai indeks kecelakaan penyediaan jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dalam rentang waktu 2005-2010. Data
kepadatan penduduk diambil dari Tabel 4.2 dan jumlah kecelakaan didapatkan dari Tabel 4.4.
Kepadatan penduduk pada aspek kecelakaan lalu lintas ini diasumsikan menggunakan data kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon bukan data kepadatan
penduduk di UPTD Plumbon dikarenakan adanya keterbatasan data yang di dapat dari Polres Cirebon, maka panjang jalan yang digunakan pun adalah panjang jalan kabupaten
di Kabupaten Cirebon yaitu sepanjang 643,16 km. Nilai indeks kecelakaan lalu lintas dalam Kepmenkimpraswil No. 534
KPTSM2001 pada Tabel 2.7 adalah zero accident, namun untuk mengantisipasi bertambahnya angka kecelakaan di Kabupaten Cirebon, diperlukan upaya-upaya untuk
menguranginya terutama yang berkaitan erat dengan kondisi jalan beserta bangunan pelengkap dan perlengkapannya.
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
142 Tabel 4.13 Pemenuhan SPM Jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon dari aspek kecelakaan lalu-lintas
Tahun Jumlah Kecelakaan per
tahun jiwatahun Panjang
Jalan km Kepadatan Penduduk
jiwakm
2
Indeks Kecelakaan Keterangan
Eksisting jiwakmtahun
SPM
1 2
3 4
5 = 23 6
7 2005
76 643.16 2,050
0.12 0 TMS 2006
70 643.16 2,111
0.11 0 TMS 2007 132
643.16 2,128
0.21 TMS
2008 137 643.16
2,165 0.21 0 TMS
2009 235 643.16
2,199 0.37 0 TMS
2010 345 643.16
2,232 0.54
TMS
Keterangan MS :
Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi
Syarat
142
commit to user 143
Gambar 4.106 Indeks Kecelakaan Lalu lintas Jarinngan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Gambar 4.107Pemenuhan SPM Aspek Keselamatan Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010
Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa semua ruas jalan kabupaten yang ada di Kabupaten Cirebon tidak memenuhi standar SPM dari aspek keselamatan jalan
kabupaten. Gambar 4.107 menunjukkan pemenuhan SPM aspek keselamatan jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon.
commit to user 144
4.3.4 Aspek Kondisi Jalan
Pemenuhan SPM dari aspek kondisi jalan dilakukan berdasarkan nilai Road Condition Index RCI, lebar jalan dan LHR tiap-tiap ruas jalan. Data LHR tahun 2010
berdasarkan estimasi tahun 2008 dan data lebar jalan masing-masing ruas diambil dari Tabel 4.8, sedangkan nilai RCI diambil dari Tabel 4.9.
Dengan membandingkan jumlah LHR masing-masing ruas jalan dengan standar klasifikasi seperti diberikan pada Tabel 2.7, nilai LHR ruas-ruas jalan di UPTD Plumbon
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Khusus untuk Jalan Tuparev yang termasuk ke dalam kategori 3.000 LHR
8.000, nilai SPM yang dibutuhkan berdasarkan lebar jalan adalah 6,0 meter, sedangkan nilai RCI dipersyaratkan harus lebih besar dari 5,5.
Ruas-ruas jalan lain termasuk ke dalam kategori LHR 3.000, maka lebar
minimum yang dipersyaratkan adalah 4,5 m. RCI yang dipersyaratkan harus lebih besar dari 5,5.
Tabel 4.14 menunjukkan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan. Sedangkan Tabel 4.15 menunjukkan pemenuhan
SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan nilai RCI.
Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
LHR 2010
Lebar Jalan M Keterangan
Existing SPM
1 2 3
4 5
6 7
1 1 14
Kalitanjung Sumber 2721
7.00-11.00 4.5 MS
2 17 Sindangjawa Mandirancan 1287
4.00 4.5
TMS 3 19
Jamblang Cikeduk
2899 4.00-4.50 4.5
TMS 4 20
Plumbon Kenanga
2989 6.00
4.5 MS
5 22 Tegalsari
Lemahtamba 2918 4.50-6.00 4.5
MS 6 23
Clangcang Pangkalan
1752 4.00
4.5 TMS
7 37 Kecomberan Sarwadadi
906 3.00
4.5 TMS
Berlanjut
commit to user 145
Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek
kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
LHR 2010
Lebar Jalan M Keterangan
Existing SPM
1 2 3
4 5
6 7
8 8 53
Pecilon Kertawinangun
1444 4.00
4.5 TMS
9 54
Cideng Kertawinangun 1791
4.50 4.5 MS 10 56
Jl. Pembangunan
552 3.00
4.5 TMS
11 61 Jl.
Wiratama 1955
4.00 4.5
TMS 12
67 Komp. Ibukota Sumber
2680 7.00-12.00
4.5 MS
13 71 Kramat
Cisaat 864
3.00-4.50 4.5 TMS
14 72 Megu
Lurah 2380
3.50-4.50 4.5 TMS
15 73 Tukmudal
Bode 1908
3.50 4.5
TMS 16 74
Tegalsari Bode
1945 3.50
4.5 TMS
17 75 Marikangen Kasugengan 1902
3.00 4.5
TMS 18 76
Sarwadadi Kubang
456 3.00
4.5 TMS
19 79 Jamblang
Bakung 956
3.00–4.50 4.5 TMS
20 83 Watubelah Kr.
Sari 1832
4.00 4.5
TMS 21 86
Sidawangi Matangaji
696 3.00
4.5 TMS
22 87 Beber
Ciwangi 245
3.00 4.5
TMS 23 92
Gesik Sendang
648 4.00
4.5 TMS
24 93 Sendang
Kubang 720
4.00 4.5
TMS 25
94 Mandala Pasawahan 788
3.00 4.5 TMS
26 95
Komp. Wisata Cikalahang 428
3.0 - 4.5 4.5
TMS 27 96
Bobos Cikalahang
944 3.00
4.5 TMS
28 101 Plumbon
Marikangen 700
3.50 4.5
TMS 29 102
Kertawinangun Kalikoa
638 3.00–4.50 4.5
TMS 30 105
Kedawung Warung
Asem 2248 4.00-4.50
4.5 TMS
Berlanjut
commit to user 146
Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
LHR 2010
Lebar Jalan M Keterangan
Existing SPM
1 2 3
4 5
6 7
8 31 106
Plumbon Pangkalan
900 3.50
4.5 TMS
32 107 Wanakaya
Cangkring 380
3.50 4.5
TMS 33
110 Halimpu Ciwangi
243 3.00
4.5 TMS 34 118
Warukawung Kepuh 1260
3.50 4.5
TMS 35 119
Kenanga Warukawung 1393
3.50 4.5
TMS 36 124
Tukmudal Lurah
2108 3.50-6.00
4.5 TMS
37 125 Lurah
Waruroyom 1946
4.00 4.5
TMS 38 127
Jamblang Kasugengan 1292
4.00 4.5
TMS 39 129
Kebarepan Kejuden
498 3.00
4.5 TMS
40 131 Kedungsana Pangkalan
360 3.50
4.5 TMS
41 133 Batembat
Kalibaru 951
3.00 4.5
TMS 42 134
Keduanan Kr.
Wangi 908
3.00 4.5
TMS 43 136
Sitiwinangun Danawinangun 1460 3.50
4.5 TMS
44 140 Weru
Sarabahu 2296
3.00-8.00 4.5
TMS 45 141
Panembahan Trusmi 1440
4.00 4.5
TMS 46
142 Jl. Tembus Ibukota Sumber
2946 12.00
4.5 MS
47 143 Karangmulya Marikangen
1670 3.50
4.5 TMS
48 144 Kalitengah
Trusmi 796
3.00 4.5
TMS 49 145
Getasan Waruroyom
348 3.50
4.5 TMS
50 146 Ciperna
Warungasem 720
5.00 4.5
MS 51 147
Dawuan Wanakaya
464 3.00
4.5 TMS
52 149 Setukulon
Megu 1605
3.00 4.5
TMS 53 153
Trusmi Kaliwulu
1071 3.00
4.5 TMS
Berlanjut
commit to user 147
Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
LHR 2010
Lebar Jalan M Keterangan
Existing SPM
1 2 3
4 5
6 7
8 54 158
Pasalakan Kertasari
1784 3.50
4.5 TMS
55 159 Serang
Beberan 530
3.50 4.5
TMS 56 161
Cempaka Karangsari
581 3.50
4.5 TMS
57 166 Purwawinangun
Muara 616
3.50 4.5
TMS 58 178
Kebarepan Kedungsana
429 3.50
4.5 TMS
59 180 Kepongpongan Cirebongirang 688
4.00-10.00 4.5 TMS
60 181 JL.
Tuparev 4952
12.00 6.0
MS
Keterangan MS :
Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi
Syarat Tabel 4.15 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi
jalan berdasarkan nilai RCI Tahun 2010
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
RCI Keterangan
Existing SPM
1 2 3
4 5
6 7
1 14 Kalitanjung
Sumber 8.0
5.5 MS
2 17 Sindangjawa
Mandirancan 9.0
5.5 MS
3 19 Jamblang
Cikeduk 8.8
5.5 MS
4 20 Plumbon
Kenanga 8.5
5.5 MS
5 22 Tegalsari
Lemahtamba 6.9
5.5 MS
6 23 Clangcang
Pangkalan 7.3
5.5 MS
7 37 Kecomberan
Sarwadadi 7.1
5.5 MS
8 53 Pecilon
Kertawinangun 7.5
5.5 MS
9 54 Cideng
Kertawinangun 7.0
5.5 MS
10 56
Jl. Pembangunan 7.0
5.5 MS
11 61
Jl. Wiratama 5.0
5.5 TMS
Berlanjut
commit to user 148
Tabel 4.15 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan nilai RCI Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
RCI Keterangan
Existing SPM
1 2 3
4 5
6 7
12 67
Komp. Ibukota Sumber 8.5
5.5 MS
13 71 Kramat
Cisaat 8.9
5.5 MS
14 72 Megu
Lurah 8.0
5.5 MS
15 73 Tukmudal
Bode 5.9
5.5 MS
16 74 Tegalsari
Bode 5.9
5.5 MS
17 75 Marikangen
Kasugengan 6.5
5.5 MS
18 76 Sarwadadi
Kubang 6.5
5.5 MS
19 79 Jamblang
Bakung 5.4
5.5 TMS
20 83
Watubelah Kr. Sari
5.4 5.5
TMS 21 86
Sidawangi Matangaji
7.0 5.5
MS 22 87
Beber Ciwangi
5.4 5.5
TMS 23 92
Gesik Sendang
6.9 5.5
MS 24 93
Sendang Kubang
5.9 5.5
MS 25 94
Mandala Pasawahan
8.8 5.5
MS 26
95 Komp. Wisata Cikalahang
9.3 5.5
MS 27 96
Bobos Cikalahang
9.9 5.5
MS 28 101
Plumbon Marikangen
8.5 5.5
MS 29 102
Kertawinangun Kalikoa 5.0
5.5 TMS
30 105
Kedawung Warung Asem
9.0 5.5
MS 31 106
Plumbon Pangkalan
5.4 5.5
TMS 32 107
Wanakaya Cangkring
5.9 5.5
MS 33 110
Halimpu Ciwangi
5.4 5.5
TMS 34 118
Warukawung Kepuh
6.2 5.5
MS 35 119
Kenanga Warukawung
6.2 5.5
MS 36 124
Tukmudal Lurah
8.5 5.5
MS 37 125
Lurah Waruroyom
5.4 5.5
TMS 38 127
Jamblang Kasugengan
9.3 5.5
MS Berlanjut
commit to user 149
Tabel 4.15 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan nilai RCI Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
RCI Keterangan
Existing SPM
1 2 3
4 5
6 7
39 129 Kebarepan
Kejuden 5.9
5.5 MS
40 131 Kedungsana
Pangkalan 5.4
5.5 TMS
41 133 Batembat
Kalibaru 9.7
5.5 MS
42 134
Keduanan Kr. Wangi
8.2 5.5
MS 43 136
Sitiwinangun Danawinangun
5.9 5.5
MS 44 140
Weru Sarabahu
9.2 5.5
MS 45 141
Panembahan Trusmi
5.5 5.5
TMS 46
142 Jl. Tembus Ibukota Sumber
8.8 5.5
MS 47 143
Karangmulya Marikangen
8.8 5.5
MS 48 144
Kalitengah Trusmi
8.7 5.5
MS 49 145
Getasan Waruroyom
6.5 5.5
MS 50 146
Ciperna Warungasem
8.8 5.5
MS 51 147
Dawuan Wanakaya
5.9 5.5
MS 52 149
Setukulon Megu
9.9 5.5
MS 53 153
Trusmi Kaliwulu
9.8 5.5
MS 54 158
Pasalakan Kertasari
7.8 5.5
MS 55 159
Serang Beberan
5.4 5.5
TMS 56 161
Cempaka Karangsari
5.4 5.5
TMS 57 166
Purwawinangun Muara 5.4
5.5 TMS
58 178 Kebarepan
Kedungsana 5.5
5.5 TMS
59 180 Kepongpongan Cirebongirang
5.4 5.5
TMS 60
181 JL. Tuparev
8.0 5.5
MS
Keterangan MS :
Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi
Syarat Tabel 4.14 menunjukkan bahwa berdasarkan lebar ruas jalan kabupaten yang ada
di UPTD Plumbon terdapat 52 ruas sepanjang 153,00 km 81.44 yang belum memenuhi SPM, sedang 8 ruas sepanjang 34,86 km 18.56 sudah memenuhi SPM.
commit to user 150
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa berdasarkan kondisi jalan terdapat 15 ruas sepanjang 41,40 km 22,04 yang belum memenuhi SPM, sedangkan 45 ruas
sepanjang 146,46 km 77,96 yang sudah memenuhi SPM atau dalam kondisi cukup hingga sangat baik. Pemenuhan SPM kondisi jalan berdasarkan lebar jalan digambarkan
dalam Gambar 4.108 dan Gambar 4.109 menunjukkan pemenuhan SPM kondisi jalan berdasarkan RCI.
Gambar 4.108 Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon Berdasarkan Lebar Jalan Tahun 2010
Gambar 4.109Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon Berdasarkan RCI Tahun 2010
commit to user 151
4.3.5 Aspek Tingkat Pelayanan Jalan
Untuk mengetahui pelayanan jalan diperlukan data klasifikasi jalan berdasarkan fungsi jalan dan kecepatan rencana. Data Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
menyebutkan bahwa untuk ruas-ruas Jaringan Jalan Strategis merupakan jalan kolektor primer. Sedangkan ruas-ruas jalan Layanan Umum lainnya merupakan jalan lokal
primer. Untuk jalan kolektor primer dan jalan lokal primer dipersyaratkan kecepatan tempuh minimal yang sama yaitu 20 kmjam. Pada Tabel 4.16 dibandingkan antara
kecepatan tempuh minimal eksisting pada masing-masing ruas jalan dengan kecepatan yang disyaratkan.
Tabel 4.16 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek tingkat pelayanan Tahun 2010
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Kecepatan Keterangan
Kisaran Kecepatan
KmJam SPM
KmJam
1 2 3
4 5
6 7
1 14
Kalitanjung Sumber
40 20
MS 2
17 Sindangjawa
Mandirancan 30 - 45
20 MS
3 19
Jamblang Cikeduk
40 20
MS 4
20 Plumbon
Kenanga 40
20 MS
5 22
Tegalsari Lemahtamba
30 - 45 20
MS 6
23 Clangcang
Pangkalan 40
20 MS
7 37
Kecomberan Sarwadadi
30 - 45 20
MS 8
53 Pecilon
Kertawinangun 30 - 45
20 MS
9 54
Cideng Kertawinangun
30 - 45 20
MS 10
56 Jl. Pembangunan
30 - 45 20
MS 11
61 Jl. Wiratama
15 - 20 20
TMS 12
67 Komp. Ibukota Sumber
40 20
MS 13
71 Kramat
Cisaat 30 - 45
20 MS
14 72
Megu Lurah
40 20
MS 15
73 Tukmudal
Bode 25 - 35
20 MS
16 74
Tegalsari Bode
25 - 35 20
MS 17
75 Marikangen
Kasugengan 30 - 45
20 MS
18 76
Sarwadadi Kubang
30 - 45 20
MS Berlanjut
commit to user 152
Tabel 4.16 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek tingkat pelayanan Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Kecepatan Keterangan
Kisaran Kecepatan
KmJam SPM
KmJam
1 2 3
4 5
6 7
19 79
Jamblang Bakung
25 - 35 20
MS 20
83 Watubelah
Kr. Sari 25 - 35
20 MS
21 86
Sidawangi Matangaji
25 - 35 20
MS 22
87 Beber
Ciwangi 25 - 35
20 MS
23 92
Gesik Sendang
25 - 35 20
MS 24
93 Sendang
Kubang 25 - 35
20 MS
25 94
Mandala Pasawahan
30 - 45 20
MS 26
95 Komp. Wisata Cikalahang
30 - 45 20
MS 27
96 Bobos
Cikalahang 30 - 45
20 MS
28 101
Plumbon Marikangen
30 - 45 20
MS 29
102 Kertawinangun
Kalikoa 15 - 20
20 TMS
30 105
Kedawung Warung Asem
40 20
MS 31
106 Plumbon
Pangkalan 20 - 25
20 MS
32 107
Wanakaya Cangkring
25 - 35 20
MS 33
110 Halimpu
Ciwangi 25 - 35
20 MS
34 118
Warukawung Kepuh
25 - 35 20
MS 35
119 Kenanga
Warukawung 30 - 45
20 MS
36 124
Tukmudal Lurah
40 20
MS 37
125 Lurah
Waruroyom 30 - 45
20 MS
38 127
Jamblang Kasugengan
30 - 45 20
MS 39
129 Kebarepan
Kejuden 30 - 45
20 MS
40 131
Kedungsana Pangkalan
20 20
MS 41
133 Batembat
Kalibaru 30 - 45
20 MS
42 134
Keduanan Kr. Wangi
30 - 45 20
MS 43
136 Sitiwinangun
Danawinangun 25 - 35
20 MS
44 140
Weru Sarabahu
25 - 35 20
MS 45
141 Panembahan
Trusmi 25 - 35
20 MS
46 142
Jl. Tembus Ibukota Sumber 40
20 MS
47 143
Karangmulya Marikangen
30 - 45 20
MS Berlanjut
commit to user 153
Tabel 4.16 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek tingkat pelayanan Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Kecepatan Keterangan
Kisaran Kecepatan
KmJam SPM
KmJam
1 2 3
4 5
6 7
48 144
Kalitengah Trusmi
30 - 45 20
MS 49
145 Getasan
Waruroyom 25 - 35
20 MS
50 146
Ciperna Warungasem
30 - 45 20
MS 51
147 Dawuan
Wanakaya 25 - 35
20 MS
52 149
Setukulon Megu
30 - 45 20
MS 53
153 Trusmi
Kaliwulu 30 - 45
20 MS
54 158
Pasalakan Kertasari
25 - 35 20
MS 55
159 Serang
Beberan 25 - 35
20 MS
56 161
Cempaka Karangsari
25 - 35 20
MS 57
166 Purwawinangun Muara
25 - 35 20
MS 58
178 Kebarepan
Kedungsana 25 - 35
20 MS
59 180
Kepongpongan Cirebongirang
25 - 35 20
MS 60
181 JL. Tuparev
40 20
MS
Keterangan: MS :
Memenuhi Syarat
TMS : Tidak Memenuhi
Syarat Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa terdapat 2 ruas jalan sepanjang 3,60 km
1,92 yang tidak memenuhi standar SPM, sedangkan 58 ruas lainnya sepanjang 184,26 km 98,08 telah memenuhi SPM dari aspek tingkat pelayanan jalan kabupaten
yang ada di UPTD Plumbon, berdasarkan kecepatan tempuh kendaraan. Hal itu disebabkan karena kondisi jalan pada kedua sebagian ruas jalan tersebut mengalami
kerusakan ringan dan kerusakan berat, hal ini ditandai oleh banyak permukaan jalan yang tidak rata dan berlubang sehingga pengendara ekstra hati-hati untuk melewati jalan
tersebut. Gambar 4.110 menunjukkan pemenuhan SPM berdasarkan pelayanan jalan.
commit to user 154
Gambar 4.110Pemenuhan SPM Aspek Pelayanan Jalan di UPTD Plumbon Tahun 2010
4.3.6 Pemenuhan SPM
Jalan Tabel 4.17 menunjukkan pemenuhan SPM dari kelima aspeknya yaitu aspek
aksesibilitas, aspek mobilitas, aspek kecelakaan, aspek kondisi jalan lebar jalan dan RCI dan aspek pelayanan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dimana terdapat ruas-ruas
jalan kabupaten yang memenuhi syarat SPM ataupun tidak memenuhi syarat SPM.
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
155 Tabel 4.17. Pemenuhan semua aspek SPM Tahun 2010
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Pemenuhan SPM SPM Jaringan Jalan
SPM Ruas Jalan Aspek
Aksesibilitas Aspek
Mobilitas Aspek
Keselamatan Aspek Kondisi
Jalan Aspek
Pelayanan Jalan
Lebar Jalan
RCI Kecepatan
1 2 3
4 5
6 7
8 9
10 1 14
Kalitanjung Sumber
TMS TMS
TMS MS MS
MS 2 17
Sindangjawa Mandirancan
TMS TMS
TMS TMS MS MS
3 19 Jamblang
Cikeduk TMS
TMS TMS TMS MS
MS 4 20
Plumbon Kenanga
TMS TMS
TMS MS MS
MS 5 22
Tegalsari Lemahtamba
TMS TMS
TMS MS MS
MS 6 23
Clangcang Pangkalan
TMS TMS
TMS TMS MS MS
7 37 Kecomberan
Sarwadadi TMS
TMS TMS TMS MS
MS 8 53
Pecilon Kertawinangun
TMS TMS
TMS TMS MS MS
9 54 Cideng
Kertawinangun TMS
TMS TMS
MS MS MS
10 56 Jl.
Pembangunan TMS
TMS TMS TMS MS
MS 11 61
Jl. Wiratama
TMS TMS
TMS TMS TMS TMS
12 67
Komp. Ibukota Sumber TMS
TMS TMS
MS MS
MS 13 71
Kramat Cisaat
TMS TMS
TMS TMS MS MS
14 72 Megu
Lurah TMS
TMS TMS TMS MS
MS 15 73
Tukmudal Bode
TMS TMS
TMS TMS MS MS
Berlanjut 155
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
156 Tabel 4.17 Pemenuhan kelima aspek SPM Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Pemenuhan SPM SPM Jaringan Jalan
SPM Ruas Jalan Aspek
Aksesibilitas Aspek
Mobilitas Aspek
Keselamatan Aspek Kondisi
Jalan Aspek
Pelayanan Jalan
Lebar Jalan
RCI Kecepatan
1 2 3
4 5
6 7
8 9
10 16 74
Tegalsari Bode
TMS TMS
TMS TMS MS MS
17 75 Marikangen
Kasugengan TMS
TMS TMS TMS MS
MS 18 76
Sarwadadi Kubang
TMS TMS
TMS TMS MS MS
19 79 Jamblang
Bakung TMS
TMS TMS TMS TMS
MS 20
83 Watubelah
Kr. Sari TMS
TMS TMS
TMS TMS
MS 21 86
Sidawangi Matangaji
TMS TMS
TMS TMS MS MS
22 87 Beber
Ciwangi TMS
TMS TMS TMS TMS
MS 23 92
Gesik Sendang
TMS TMS
TMS TMS MS MS
24 93 Sendang
Kubang TMS
TMS TMS TMS MS
MS 25 94
Mandala Pasawahan
TMS TMS
TMS TMS MS MS
26 95
Komp. Wisata Cikalahang TMS
TMS TMS
TMS MS
MS 27 96
Bobos Cikalahang
TMS TMS
TMS TMS MS MS
28 101 Plumbon
Marikangen TMS
TMS TMS
TMS MS MS
29 102 Kertawinangun Kalikoa
TMS TMS
TMS TMS TMS
TMS 30
105 Kedawung
Warung Asem TMS
TMS TMS
TMS MS
MS
Berlanjut 156
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
157 Tabel 4.17 Pemenuhan kelima aspek SPM Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Pemenuhan SPM SPM Jaringan Jalan
SPM Ruas Jalan Aspek
Aksesibilitas Aspek
Mobilitas Aspek
Keselamatan Aspek Kondisi
Jalan Aspek
Pelayanan Jalan
Lebar Jalan
RCI Kecepatan
1 2 3
4 5
6 7
8 9
10 31
106 Plumbon
Pangkalan TMS
TMS TMS
TMS TMS
MS 32 107
Wanakaya Cangkring
TMS TMS
TMS TMS MS
MS 33
110 Halimpu
Ciwangi TMS
TMS TMS
TMS TMS
MS 34
118 Warukawung
Kepuh TMS
TMS TMS
TMS MS
MS 35 119
Kenanga Warukawung
TMS TMS
TMS TMS MS
MS 36
124 Tukmudal
Lurah TMS
TMS TMS
TMS MS
MS 37
125 Lurah
Waruroyom TMS
TMS TMS
TMS TMS
MS 38
127 Jamblang
Kasugengan TMS
TMS TMS
TMS MS
MS 39 129
Kebarepan Kejuden
TMS TMS
TMS TMS MS
MS 40
131 Kedungsana
Pangkalan TMS
TMS TMS
TMS TMS
MS 41
133 Batembat
Kalibaru TMS
TMS TMS
TMS MS
MS 42
134 Keduanan
Kr. Wangi TMS
TMS TMS
TMS MS
MS 43
136 Sitiwinangun
Danawinangun TMS
TMS TMS
TMS MS
MS 44 140
Weru Sarabahu
TMS TMS
TMS TMS MS
MS 45 141
Panembahan Trusmi TMS
TMS TMS
TMS TMS MS
Berlanjut 157
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
158 Tabel 4.17 Pemenuhan kelima aspek SPM Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Pemenuhan SPM SPM Jaringan Jalan
SPM Ruas Jalan Aspek
Aksesibilitas Aspek
Mobilitas Aspek
Keselamatan Aspek Kondisi
Jalan Aspek
Pelayanan Jalan
Lebar Jalan
RCI Kecepatan
1 2 3
4 5
6 7
8 9
10 46
142 Jl. Tembus Ibukota Sumber
TMS TMS
TMS MS
MS MS
47 143 Karangmulya
Marikangen TMS
TMS TMS
TMS MS MS
48 144 Kalitengah
Trusmi TMS
TMS TMS
TMS MS MS
49 145
Getasan Waruroyom
TMS TMS
TMS TMS
MS MS
50 146 Ciperna
Warungasem TMS
TMS TMS
MS MS MS
51 147 Dawuan
Wanakaya TMS
TMS TMS
TMS MS MS
52 149 Setukulon
Megu TMS
TMS TMS
TMS MS MS
53 153
Trusmi Kaliwulu
TMS TMS
TMS TMS
MS MS
54 158 Pasalakan
Kertasari TMS
TMS TMS
TMS MS MS
55 159
Serang Beberan
TMS TMS
TMS TMS
TMS MS
56 161 Cempaka
Karangsari TMS
TMS TMS
TMS TMS MS
57 166 Purwawinangun
Muara TMS
TMS TMS
TMS TMS MS
58 178 Kebarepan
Kedungsana TMS
TMS TMS
TMS TMS MS
59 180 Kepongpongan Cirebongirang
TMS TMS
TMS TMS TMS
MS 60 181
JL. Tuparev
TMS TMS
TMS MS MS
MS
158
Keterangan: MS : Memenuhi
Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
commit to user 159
4.4 Analisa Pemenuhan SPM Jalan Kabupaten Cirebon di UPTD
Plumbon
4.4.1 Rencana Strategis Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon Tahun 2009-2013
Anonim, 2009b 4.4.1.1 Visi dan Misi Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
Penentuan analisa kategori penanganan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan kabupaten di UPTD Plumbon ini memerlukan Rencana Strategis Renstra dari Dinas
Bina Marga Kabupaten Cirebon mengenai visi, misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja, prioritas program penanganan jalan dan daftar skala prioritas proyek sebagai acuan
untuk menentukan peringkat tiap-tiap parameter SPM jalan kabupaten, sehingga didapatkan nilai pemenuhan SPM dari tiap-tiap parameternya. Nilai pemenuhan SPM
tersebut digunakan untuk mendapatkan total nilai pemenuhan seluruh aspek SPM yang akan menghasilkan urutan peringkat kategori penanganan dari tiap-tiap ruas jalan
kabupaten yang ada. Visi dari Perencanaan Strategis Tahun 2009-2013 Dinas Bina Marga Kabupaten
Cirebon tersebut adalah: “Terwujudnya sistem jaringan jalan yang mantap dalam rangka menunjang peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM dan pelayanan umum di
Kabupaten Cirebon pada tahun 2013”. Sedang misi yang telah dirumuskan oleh Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon
adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pelayanan prima di bidang kebinamargaan kepada masyarakat, yang
didukung oleh aparatur yang bersih dan terbuka. 2. Menyelenggarakan pelaksanaan program kebinamargaan yang tepat guna dan berhasil
guna. 4.4.1.2 Tujuan, sasaran dan indikator kinerja
Berdasarkan visi dan misi tersebut, Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon menetapkan tujuan tentang jalan kabupaten yaitu memantapkan fungsi sistem jaringan
jalan dengan sasaran untuk meningkatkan dan memelihara fungsi jaringan jalan kabupaten. Sedangkan indikator kinerja yang ditetapkan dari jalan kabupaten adalah
commit to user 160
peningkatan jaringan jalan kabupaten, pemeliharaan rutin jalan kabupaten, pemeliharaan periodik jalan kabupaten, pemeliharaan jembatan kabupaten dan basis data jalan dan
jembatan kabupaten. Mengacu pada penanganan jalan yang menunjang peningkatan IPM Kabupaten
Cirebon, maka titik berat skala prioritas adalah pemerataan pembangunan di setiap kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Cirebon yang dapat berfungsi sebagai
prasarana jalan, penggerak perekonomian, penunjang pendidikan dan penunjang kesehatan. Prioritas program tersebut ditetapkan sebagai berikut:
1. Program pembangunan jalan dan jembatan, yaitu: peningkatan jalan dan jembatan kabupaten.
2. Program rehabilitasipemeliharaan rutin dan jembatan kabupaten dan pemeliharaan periodik jalan dan jembatan.
3. Program pembangunan dan peningkatan jalan desaporos desa, pemeliharaan rutin jalan desaporos desa, dan rehabilitasipemeliharaan jalan desaporos desa.
4.4.1.3 Daftar Skala Prioritas Kegiatan Penajaman dan penetapan Daftar Skala Prioritas DSP pada kegiatan-kegiatan
kebinamargaan, dilakukan melalui proses yang panjang dan bertahap. Beberapa kriteria dan pertimbangan yang digunakan dalam penetapan DSP kebinamargaan tersebut antara
lain: 1. Pertimbangan teknis seperti tingkat kerusakan, volume lalu lintas, siklus penanganan dan
lain-lain, berdasarkan Juknis Dirjen Bina Marga yang mengacu pada SK MenPU No: 77KPTSDB1990 Tahun 1990 tentang Perencanaan dan Penyusunan Program
Jalan Kabupaten. 2. Ruas jalan yang termasuk dalam Jaringan Jalan Strategis JJS serta ruas-ruas jalan yang
mendukung peningkatan IPM. 3. Ruas-ruas jalan penghubung sentra-sentra produksi pertanian dan industriperdagangan
serta jalur angkutan perdesaankota. 4. Ruas jalan yang berfungsi sebagai jalur alternatif, terutama pada hari-hari Raya.
commit to user 161
5. Ruas-ruas jalan yang merupakan jalur perlintasan antar daerah KabupatenKota daerah perbatasan.
6. Ruas jalan yang akan menunjang pertumbuhan pada kawasan permukiman dan penataan kota kecamatan.
7. Aspek pemerataan pembangunan daerah. 8. Ruas jalan yang menunjang pariwisata.
9. Ruas jalan yang menunjang prasarana umum, yaitu: terminal dan pasar. 10. Ruas jalan yang menunjang kawasan pendidikan dan kesehatan sekolah, puskesmas,
rumah sakit, dan lain-lain. 11. Ruas jalan yang dapat membuka akses menuju daerah terisolir.
4.4.2 Analisa Pemenuhan SPM Berdasarkan Peringkat Parameter SPM
Pemberian peringkat parameter SPM didasarkan atas tingkat kepentingan dari tiap-tiap aspek SPM. Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Bina Marga Kabupaten
Cirebon tahun 2009-2013 tersebut terutama dari visi dan daftar skala prioritas menyebutkan bahwa pertimbangan teknis dari aspek SPM ruas jalan dijadikan
pertimbangan pertama maka aspek kondisi jalan dijadikan prioritas utama dalam penentuan peringkat parameter SPM., sedangkan aspek SPM jaringan jalan dijadikan
pertimbangan kedua untuk urutan peringkat SPM. Tabel 4.18 Peringkat Parameter SPM dan Nilai Pemenuhan Parameter SPM.
Aspek-aspek SPM Peringkat
Parameter SPM
Nilai Pemenuhan SPM Memenuhi
Syarat SPM Tidak Memenuhi
Syarat SPM
Aspek SPM Jaringan Jalan: Aksesibilitas 6
1 Mobilitas 5
2 Keselamatan 4
3 Aspek SPM Ruas Jalan:
Kondisi Jalan: a. Lebar Jalan
2 5
b. RCI 1 6
Kecepatan 3 4
commit to user 162
Nilai pemenuhan SPM dari tiap-tiap aspeknya pada Tabel 4.18 tersebut digunakan untuk pengisian Tabel 4.17, sehingga menghasilkan total nilai dalam menentukan
pemenuhan SPM dari tiap-tiap ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon yang ditunjukkan pada Tabel 4.19.
Pemberian nilai untuk jalan yang memenuhi syarat SPM diberikan nilai sesuai dengan nilai pemenuhan SPM dari tiap-tiap aspeknya. Sedangkan untuk ruas-ruas jalan
kabupaten yang tidak memenuhi syarat SPM maka diberikan nilai 0.
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
163 Tabel 4. 19 Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Nilai Pemenuhan SPM Total Nilai
Pemenuhan SPM SPM Ruas Jalan
SPM Jaringan Jalan SPM
Ruas
Jalan SPM
Jaringan Jalan
Aspek Kondisi Jalan
Aspek Pelayanan
Jalan Aspek
Keselamatan Aspek
Mobilitas Aspek
Aksesibilitas RCI
Lebar Jalan
Kecepatan
1 2 3
4 5 6
7 8
9 10
11 12 1 14
Kalitanjung Sumber
6 5
4 0 15
2 17 Sindangjawa
Mandirancan 6
4 0 10
3 19 Jamblang
Cikeduk 6
4 0 10
4 20 Plumbon
Kenanga 6
5 4
0 15 5 22
Tegalsari Lemahtamba
6 5
4 0 15
6 23 Clangcang
Pangkalan 6
4 0 10
7 37 Kecomberan
Sarwadadi 6
4 0 10
8 53 Pecilon
Kertawinangun 6 4
0 10 9 54
Cideng Kertawinangun 6
5 4
0 15 10 56
Jl. Pembangunan
6 4
0 10 11 61
Jl. Wiratama
12 67 Komp.
Ibukota Sumber
6 5
4 0 15
13 71
Kramat Cisaat
6 4
10 14 72
Megu Lurah
6 4
0 10 15 73
Tukmudal Bode
6 4
0 10 Berlanjut
163
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
164 Tabel 4.19 Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Nilai Pemenuhan SPM Total Nilai
Pemenuhan SPM SPM Ruas Jalan
SPM Jaringan Jalan SPM
Ruas
Jalan SPM
Jaringan Jalan
Aspek Kondisi Jalan
Aspek Pelayanan
Jalan Aspek
Keselamatan Aspek
Mobilitas Aspek
Aksesibilitas RCI
Lebar Jalan
Kecepatan
1 2 3
4 5 6
7 8
9 10
11 12 16 74
Tegalsari Bode
6 4
0 10 17 75
Marikangen Kasugengan
6 4
0 10 18 76
Sarwadadi Kubang
6 4
0 10 19 79
Jamblang Bakung
4 4
20 83
Watubelah Kr. Sari
4 4
21 86 Sidawangi
Matangaji 6
4 0 10
22 87 Beber
Ciwangi 4
4 23 92
Gesik Sendang
6 4
0 10 24 93
Sendang Kubang
6 4
0 10 25 94
Mandala Pasawahan
6 4
0 10 26
95 Komp. Wisata Cikalahang
6 4
10 27 96
Bobos Cikalahang
6 4
0 10 28 101 Plumbon
Marikangen 6
4 10
29 102 Kertawinangun Kalikoa 30
105 Kedawung
Warung Asem 6
4 10
31 106 Plumbon Pangkalan
4 4
Berlanjut
164
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
165 Tabel 4.19. Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Nilai Kriteria Pemenuhan SPM Total Nilai
Pemenuhan SPM SPM Ruas Jalan
SPM Jaringan Jalan SPM
Ruas
Jalan SPM
Jaringan Jalan
Aspek Kondisi Jalan
Aspek Pelayanan
Jalan Aspek
Keselamatan Aspek
Mobilitas Aspek
Aksesibilitas RCI
Lebar Jalan
Kecepatan
1 2 3
4 5 6
7 8
9 10
11 12 32 107 Wanakaya
Cangkring 6
4 10
33 110 Halimpu Ciwangi
4 4
34 118 Warukawung Kepuh
6 4
10 35 119 Kenanga
Warukawung 6
4 10
36 124
Tukmudal Lurah
6 4
10 37
125 Lurah
Waruroyom 4
4 38 127 Jamblang
Kasugengan 6
4 10
39 129 Kebarepan Kejuden
6 4
10 40 131 Kedungsana
Pangkalan 4
4 41
133 Batembat
Kalibaru 6
4 10
42 134
Keduanan Kr. Wangi
6 4
10 43 136 Sitiwinangun
Danawinangun 6 4
10 44 140 Weru
Sarabahu 6
4 10
45 141 Panembahan Trusmi 4
4 46
142 Jl. Tembus Ibukota Sumber
6 5
4 15
Berlanjut
165
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
166 Tabel 4.19.
Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010 Lanjutan
No Urut
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama Ujung Ruas
Nilai Pemenuhan SPM Total Nilai
Pemenuhan SPM SPM Ruas Jalan
SPM Jaringan Jalan SPM
Ruas
Jalan SPM
Jaringan Jalan
Aspek Kondisi Jalan
Aspek Pelayanan
Jalan Aspek
Keselamatan Aspek
Mobilitas Aspek
Aksesibilitas RCI
Lebar Jalan
Kecepatan
1 2 3
4 5 6
7 8
9 10
11 47 143 Karangmulya
Marikangen 6
4 10
48 144 Kalitengah Trusmi
6 4
10 49
145 Getasan
Waruroyom 6
4 10
50 146 Ciperna Warungasem
6 5
4 15
51 147 Dawuan Wanakaya
6 4
10 52 149 Setukulon
Megu 6
4 10
53 153 Trusmi Kaliwulu
6 4
10 54 158 Pasalakan
Kertasari 6
4 10
56 161 Cempaka Karangsari
4 4
57 166 Purwawinangun Muara
4 4
55 159 Serang Beberan
4 4
58 178 Kebarepan Kedungsana
4 4
59 180 Kepongpongan Cirebongirang 4
4 60 181 JL.
Tuparev 6
5 4
15
166
commit to user 167
Berdasarkan Tabel 4.19 menunjukkan bahwa total nilai pemenuhan SPM terbagi atas SPM jaringan jalan dan SPM ruas jalan. Berdasarkan SPM jaringan jalan yang
terdiri atas aspek aksesibilitas, mobilitas, dan keselamatan jalan memiliki kesamaan nilai yaitu 0 nol atau tidak memenuhi syarat SPM, sedangkan untuk SPM ruas jalan
memiliki nilai pemenuhan SPM yang bervariasi yaitu nilai 15 yang termasuk kategori memenuhi syarat SPM dari semua aspek SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi jalan, lebar
jalan dan pelayanan jalan; nilai 10 yang termasuk kategori hanya memenuhi syarat dari aspek kondisi jalan dan pelayanan jalan; nilai 4 yang termasuk kategori hanya
memenuhi syarat SPM ruas jalan dari aspek pelayanannya saja ataupun nilai 0 nol yaitu tidak memenuhi syarat SPM ruas jalan baik itu dari aspek kondisi jalan, lebar jalan
maupun pelayanan jalannya. Mengacu pada hasil perhitungan indeks pemenuhan SPM jaringan jalan pada Tabel
4.11, Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 maka dapat disimpulkan bahwa dari empat tahun terakhir yaitu tahun 2007-2010 pemenuhan aspek SPM jaringan jalan kabupaten di
UPTD Plumbon untuk setiap tahunnya menunjukkan nilai pemenuhan SPM yang tidak memenuhi syarat. Hal ini terjadi karena pertumbuhan jumlah penduduk tidak diimbangi
dengan peningkatan jumlah panjang jalan kabupaten. Sebagai tindakan alternatif akan pemenuhan SPM jaringan jalan tersebut maka diperlukannya perubahan status jalan
poros desa menjadi jalan kabupaten. Jalan poros desa yang ada di kabupaten berdasarkan data tahun 2010 memiliki
panjang 70,43 Km dengan jumlah 38 ruas jalan desa yang menghubungkan pusat-pusat produksi pangan, pertanian, industri, perdagangan, dan pariwisata. Apabila data jumlah
panjang jalan poros desa tersebut dihitung kembali pada Tabel 4.11, Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 maka hasil yang didapatkan semuanya pun tidak memenuhi syarat SPM.
Maka hasil pengelompokkan nilai yang didapat untuk setiap tahunnya pada pemenuhan SPM jalan kabupaten yang diperhitungkan dalam basis data tahun berikutnya adalah
hanya dari aspek SPM ruas jalan saja. Tabel 4.20 menunjukkan beberapa alternatif nilai dari kombinasi penjumlahan nilai aspek- aspek SPM ruas jalan.
commit to user 168
Tabel 4.20 Kombinasi nilai alternatif dari pemenuhan nilai SPM ruas jalan
Total Nilai Pemenuhan
SPM Ruas Jalan
Pemenuhan SPM
15 Memenuhi aspek SPM ruas jalan berdasarkan
kondisi jalan,lebar jalan dan pelayanan jalan
11 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan kondisi jalan dan lebar jalan
10 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan kondisi jalan dan pelayanan jalan
9 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan lebar jalan dan pelayanan jalan
6 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan kondisi jalan
5 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan lebar jalan
4 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya
berdasarkan pelayanan jalan Tidak Memenuhi aspek SPM ruas jalan
berdasarkan kondisi jalan,lebar jalan dan pelayanan jalan
Mengacu Tabel 4.20 dan hasil dari total nilai pemenuhan SPM pada Tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa hasil pemenuhan SPM berdasarkan SPM ruas jalan pada 60
ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon terdapat delapan ruas jalan sepanjang 34,86 km 18,56 yang memenuhi semua aspek SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi jalan, lebar
jalan dan pelayanan jalan, 37 ruas jalan sepanjang 111,60 km 59,41 yang hanya memenuhi aspek kondisi jalan dan pelayanan jalan dan 13 ruas jalan sepanjang 37,80
km 20,12 yang hanya memenuhi aspek pelayanan jalan, serta terdapat dua ruas jalan sepanjang 3,60 km 1,92 yang termasuk dalam kategori tidak Memenuhi Syarat SPM
ruas jalan. Prosentase pemenuhan SPM ruas jalan di UPTD Plumbon digambarkan tersebut dalam Gambar 4.111 berdasarkan panjang jalan km.
commit to user 169
Gambar 4.111 Prosentase Pemenuhan SPM Ruas Jalan Kabupaten Di UPTD Plumbon Berdasarkan Panjang Jalan km
commit to user 170
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN