HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

commit to user 45

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Data 4.1.1 Pemerintahan Kabupaten Cirebon pada tahun 2005 mengalami pemekaran wilayah dari 31 kecamatan menjadi 37 kecamatan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2004 tentang Pembentukan dan Penataan Kecamatan. Pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon di Kecamatan Sumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon Anonim, 2010c. Pengaruh pembangunan dan modernisasi yang terjadi telah berdampak pada pergeseran wilayah administratif, dari 37 kecamatan yang ada tersebut, kini mulai tahun 2007 telah menjadi 40 kecamatan yaitu dengan adanya penambahan Kecamatan Greged pemekaran dari Kec. Beber sebelah timur, Kecamatan Suranenggala pemekaran dari Kec. Kapetakan sebelah selatan, Kecamatan Jamblang pemekaran dari Kec. Klangenan sebelah timur. Pemekaran wilayah administratif ini terjadi sampai ke tingkat desakelurahan dengan beberapa kecamatan mengalami perubahan muatan desanya Anonim, 2008b. Berdasarkan tipologi desa, dari 40 kecamatan tersebut dibagi lagi atas 412 desa dan 12 kelurahan dengan mayoritas merupakan desa persawahan 179 desa, desa perdagangan dan jasa 188 desa, desa nelayan 15 desa, desa perkebunan 4 desa, dan desa industri 32 desa Anonim, 2006b. 4.1.2 Kependudukan 4.1.2.1 Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon adalah salah satu di antara kabupaten–kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang mempunyai jumlah penduduk cukup besar. Penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun 2008 adalah sebanyak 2.144.558 jiwa dan dengan 45 commit to user 46 luas wilayah administratif 990,36 km² maka rata-rata kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Cirebon adalah sebesar 2.165 jiwa Anonim, 2009b. Jumlah penduduk Dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat. Dalam kurun waktu tujuh tahun 2002-2008 rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,015 per tahun. Data penduduk untuk tahun 2009-2010 diestimasi berdasarkan prosentase laju pertumbuhan rata-rata tersebut. Data estimasi jumlah penduduk tahun 2009 adalah sebanyak 2.177.311 jiwa sedangkan tahun 2010 sebanyak 2.210.564 jiwa. Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon selama 9 tahun terakhir dari tahun 2002-2010. Kepadatan penduduk diperoleh melalui pembagian jumlah penduduk dengan luas wilayah. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon Anonim, 2007a; 2008b; 2009d Tahun Jumlah Penduduk jiwa Luas Wilayah km² Kepadatan Penduduk jiwakm² 2002 1,958,446 990.36 1,978 2003 1,976,947 990.36 1,996 2004 2,009,520 990.36 2,029 2005 2,029,953 990.36 2,050 2006 2,090,805 990.36 2,111 2007 2,107,945 990.36 2,128 2008 2,144,558 990.36 2,165 2009 2,177,311 990.36 2,199 2010 2,210,564 990.36 2,232 commit to user 47 Gambar 4.1 Kepadatan Penduduk Kabupaten Cirebon Tahun 2002-2010 4.1.2.2 Wilayah Kerja UPTD Bina Marga Plumbon Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang “Pembentukan Organisasi Dinas Daerah” Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741 dan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 54 Tahun 2008 tentang “Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga”, Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2008 Nomor 54 Seri D.12; Wilayah kerja Dinas Bina Marga terdiri atas 4 UPT Wilayah Kerja, yaitu: Arjawinangun, Plumbon, Sindanglaut dan Ciledug Anonim, 2008c. Pembagian wilayah UPT Wilayah Kerja ini, secara hirarkis merupakan kepanjangan manajemen pelaksanaan, kiranya wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup luas akan terbagi habis melalui mekanisme pendelegasian kewenanganibid, 2008c.. Data jumlah penduduk yang akan dijadikan acuan dalam analisis SPM ini akan mengacu pada jumlah penduduk dari beberapa kecamatan yang terdapat dalam wilayah kerja dari UPTD Plumbon, hal ini dimaksudkan agar analisis SPM yang di dapat lebih akurat. Data jumlah penduduk di UPTD Plumbon dimulai dari tahun 2007-2010 sesuai adanya pemekaran wilayah administratif pada tahun 2007. Persebaran penduduk di Kabupaten Cirebon tidak merata, terjadi pemusatan penduduk di UPTD Plumbon khususnya di Kecamatan Weru, Kedawung, Plered, commit to user 48 Tengah Tani dan Plumbon, hal ini disebabkan karena wilayah tersebut merupakan daerah pusat industri dan kerajinan rumah tangga. Kepadatan penduduk kabupaten 2.156 jiwa per km², kepadatan penduduk paling tinggi terdapat di Kecamatan Weru yaitu 6.755 jiwa per km² diikuti oleh Kecamatan Kedawung 5.731 jiwa per km², Kecamatan Plered 4.430 jiwa per km². Berdasarkan kepadatan penduduk, Kecamatan Weru merupakan kecamatan terpadat yaitu 6.755 jiwa per km² Anonim, 2009b. Tabel 4.2 memperlihatkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di wilayah kerja Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon di UPTD Plumbon selama tahun 2007-2009 yang terdiri atas 15 kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk lebih tinggi yaitu dengan contoh yang tersaji pada Tabel 4.2 pada tahun 2008 kepadatan penduduk di UPTD Plumbon mencapai lebih dari 3599,50 jiwakm² dibandingkan kepadatan penduduk secara keseluruhan di Kabupaten Cirebon yang hanya 2165 jiwakm² yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah UPTD Plumbon merupakan wilayah yang cukup padat bila dibandingkan dengan wilayah kerja UPTD lainnya di Kabupaten Cirebon. Data penduduk untuk tahun 2009-2010 diestimasi berdasarkan prosentase laju pertumbuhan rata-rata 1.015 per tahun. Data estimasi jumlah penduduk di UPTD Plumbon untuk tahun 2009 adalah sebanyak 888.208 jiwa sedangkan tahun 2010 sebanyak 901.531 jiwa. p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 49 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon Anonim, 2007a; 2008b; 2009d No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jiwa Luas Wilayah Km² Kepadatan Penduduk JiwaKm² 2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Beber 39.567 40.558 41.166 41.784 23.25 1701.81 1744.43 1770.60 1797.16 2 Talun 60.398 62.219 63.152 64.100 21.21 2847.62 2933.47 2977.48 3022.14 3 Sumber 86.447 81.398 82.619 83.858 25.65 3370.25 3173.41 3221.01 3269.33 4 Dukupuntang 60.383 60.877 61.790 62.717 36.40 1658.87 1672.45 1697.53 1722.99 5 Palimanan 60.082 59.473 60.365 61.271 17.18 3497.21 3461.76 3513.68 3566.39 6 Plumbon 72.649 74.919 76.043 77.183 18.19 3993.90 4118.69 4180.47 4243.18 7 Depok 58.809 59.177 60.065 60.966 15.55 3781.93 3805.59 3862.68 3920.62 8 Weru 59.613 62.353 63.288 64.238 9.19 6486.72 6784.87 6886.65 6989.95 9 Plered 52.764 52.657 53.447 54.249 11.34 4652.91 4643.47 4713.13 4783.82 10 Tengahtani 38,656 41.264 41.883 42.511 8.97 4309.48 4600.22 4669.23 4739.26 11 Kedawung 56.413 58.888 59.771 60.668 9.58 5888.62 6146.97 6239.18 6332.77 Berlanjut 49 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 50 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon Anonim, 2007a; 2008b; 2009d Lanjutan No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jiwa Luas Wilayah Km² Kepadatan Penduduk JiwaKm² 2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Gunungjati 76.675 72.206 73289 74.388 20.55 3731.14 3513.67 3566.38 3619.87 13 Suranenggala 45.084 51.932 52.711 53.502 22.03 1961.88 2357.33 2392.69 2428.58 14 Klangenan 52.917 56.498 57.345 58.206 20.57 2572.53 2746.62 2787.82 2829.64 15 Jamblang 38.521 40.663 41.273 41.892 17.76 2168.98 2289.58 2323.93 2358.79 Jumlah 858.978 875.082 888.208 901.531 277.42 3508.26 3599.50 3653.50 3708.30 50 commit to user 51 Gambar 4.2 Kepadatan Penduduk UPTD Plumbon Tahun 2007-2010 4.1.3 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Produk Domestik Regional Bruto PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu daerah selama satu periode tertentu atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di suatu daerah dalam satu periode tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga yang berlaku setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga tahun tertentu sebagai tahun dasar. Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Angka pendapatan perkapita diperoleh dengan cara membagi PDRB Produk Domestik Regional Bruto dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB tahun 2005 sebesar 9.760.060,84 juta rupiah, tahun 2004 sebesar 7.828.405,40 juta rupiah, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 24,68. Kenaikan ini relatif sangat tinggi dibanding kenaikan periode sebelumnya 2003-2004, yaitu sebesar 10,33. PDRB perkapita tahun 2004 sebesar 3.895.659 rupiah meningkat menjadi 4.808.023 rupiah pada tahun 2005 atau mengalami kenaikan sebesar 23,42 dari tahun commit to user 52 sebelumnya, dengan rata-rata kenaikan pertahun sebesar 14,13. Namun kenaikan ini belum mencerminkan adanya kenaikan daya beli masyarakat Anonim, 2009b. Fungsi PDRB atas dasar harga berlaku adalah untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan fungsi PDRB atas dasar harga konstan adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Data PDRB yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Cirebon mulai tercatat dari tahun 2002 – 2010. Data PDRB untuk tahun 2010 diestimasi berdasarkan persentase pertumbuhan rata-rata per tahun, PDRB rata-rata atas dasar harga berlaku sebesar 1,15 per tahun, sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan 1,05 per tahun. PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan di Kabupaten Cirebon selama sembilan tahun terakhir dari tahun 2002–2010 ditunjukkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha Kabupaten Cirebon Anonim, 2007a; 2008b; 2009d Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Juta Rp PDRB Atas Dasar Harga Konstan Juta Rp 2002 6,659,901.92 5,442,423.26 2003 7,075,991.31 5,662,484.80 2004 7,828,405.40 5,976,519.17 2005 9,760,060.84 6,278,806.22 2006 11,289,660.24 6,599,685.80 2007 12,927,156.00 7,026,563.00 2008 15,564,718.00 7,371,621.00 2009 17,115,973.00 7,746,385.00 2010 19,612,512.09 8,147,211.05 commit to user 53 Gambar 4.3 PDRB Kabupaten Cirebon Tahun 2002-2010 4.1.4 Kecelakaan Lalu Lintas Pertumbuhan jumlah dan jenis kendaraan merupakan konsekuensi logis dari pertumbuhan penduduk dan perkembangan taraf kehidupan masyarakat. Hal ini mengakibatkan semakin bertambahnya arus pergerakan barang dan manusia dalam membebani jaringan jalan yang ada. Ketika lalu lintas yang semakin padat tidak diikuti dengan peningkatan kondisi dan kapasitas jalan, konflik antar pengguna jalan akan semakin bertambah. Kondisi tersebut akan memicu kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas semakin meningkat, walaupun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan seperti tingkat kedisiplinan yang rendah oleh pengguna jalan. Tabel 4.4 menunjukkan data kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Cirebon yang terjadi pada tahun 2005–2009 berdasarkan jumlah kejadian dan kerugian yang ditimbulkannya. commit to user 54 Tabel 4.4 Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Cirebon Anonim, 2010b No. Tahun Jumlah Laka Korban Kerugian Materi Rp Meninggal Dunia Luka Berat Luka Ringan 1 2 3 4 5 6 7 1 2005 76 101 29 69 197,700,000.00 2 2006 70 93 21 58 352,730,000.00 3 2007 132 128 22 76 231,320,000.00 4 2008 137 147 31 72 263,450,000.00 5 2009 235 106 9 228 445,650,000.00 6 2010 345 57 18 524 546,420,000.00 JUMLAH 995 632 130 1027 2,037,270,000.00 Gambar 4.4 Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten CirebonTahun 2005-2010 Tabel 4.5 menunjukkan data kecelakaan lalu lintas di wilayah kerja UPTD Plumbon yang terdiri atas 11 Polsek yang terjadi pada tahun 2010 berdasarkan jumlah kejadian dan kerugian yang ditimbulkannya. commit to user 55 Tabel 4.5 Data Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010 Anonim, 2010b No. Sektor Jumlah Laka Korban Kerugian Materi Rp Meninggal Dunia Luka Berat Luka Ringan 1 2 3 4 5 6 7 1 Beber 3 4 1,300,000.00 2 Klangenan 9 1 12 6,330,000.00 3 Talun 5 11 16,500,000.00 4 Sumber 9 2 11 5,800,000.00 5 Plered 3 4 3,200,000.00 6 Kedawung 5 5 4,800,000.00 7 Depok 9 1 10 5,300,000.00 8 Weru 5 6 1,700,000.00 9 Gunung Jati 17 34 11,800,000.00 10 Palimanan 6 1 12 6,400,000.00 11 Dukupuntang 1 1 300,000.00 Jumlah 72 5 110 63,430,000.00 Gambar 4.5 Kecelakaan Lalu Lintas di UPTD Plumbon Tahun 2010 commit to user 56 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa di setiap Kantor Polisi Sektor di UPTD Plumbon terdapat kecelakaan lalu lintas baik yang menimbulkan korban meninggal dunia, luka ringan maupun luka berat. 4.1.5 Jaringan Jalan Dari keseluruhan ruas jalan yang ada di UPTD Plumbon terdapat 60 ruas jalan kabupaten menurut statusnya berdasarkan Surat Keputusan Jalan Kabupaten Cirebon No. 602kep.343-BM2007. Dari ke 60 ruas jalan kabupaten tersebut terdapat 10 ruas jalan Jaringan Jalan Strategis dan 50 ruas jalan Layanan Umum. Total panjang jaringan jalan kabupaten yang ada sebesar 187,86 km dengan lebar bervariasi antara 3.00 m sampai 12.00 m. Secara keseluruhan jenis permukaan jalan menggunakan Aspal Concrete AC. Pada tahun 2009 terjadi penambahan panjang ruas jalan di UPTD Plumbon dibandingkan tahun 2008 sepanjang 1,2 km. Tabel 4.4 menunjukkan kondisi jalan kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2008 í2010. Terjadi peningkatan kondisi jalan pada kondisi baik di tahun 2010, serta pengurangan kondisi jalan pada kondisi sedang, rusak ringan dan rusak berat. Dalam Tabel 4.4 terlihat kondisi jalan yang menunjukkan peningkatan dari kondisi rusak dan rusak berat menjadi sedang dan baik. Tabel 4.6 Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2008 – 2010 Anonim, 2008a; 2009a; 2010a Tahun Panjang Jalan km Kondisi Jalan km Baik Sedang Rusak Rusak Berat 2008 186.66 53.66 71.15 56.15 5.60 2009 187.86 54.96 70.65 57.65 4.60 2010 187.86 104.99 53.664 19.32 4.61 commit to user 57 Gambar 4.6 Kondisi Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Tahun 2008-2010 Berdasarkan data sekunder dan hasil peninjauan lapangan, banyak ruas jalan pendukung yang masih berstatus jalan poros desa. Jalan Poros Desa pada Kabupaten Cirebon tersebut menghubungkan pusat-pusat produksi pangan, pertanian, industri, perdagangan, pariwisata dan lain-lain berjumlah 190 ruas jalan poros desa sepanjang 439,01 km. Tabel 4.7 memperlihatkan data jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon menurut kondisi jalan berdasarkan hasil survai bulan Maret 2010. Foto kondisi jalan setiap ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon terlampir pada Lampiran B. p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 58 Tabel 4.7 Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon tahun 2010 Anonim, 2010a No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Klasifikasi Rehabilitasi Pemeliharaan Tahun Terakhir Dimensi Jalan Kondisi sd Maret 2010 km Lebar M Panjang Ruas km B S R RB 1 2 3 4 5 6 7 5 6 7 8 9 1 14 Kalitanjung Sumber JJS 2007 7.00-11.00 4.50 2.70 1.80 - - 2 17 Sindangjawa Mandirancan LU - 4.00 3.30 1.98 1.32 - - 3 19 Jamblang Cikeduk JJS 2007 4.00-4.50 680 4.04 2.76 - - 4 20 Plumbon Kenanga JJS 2007 6.00 6.40 2.80 2.70 0.90 - 5 22 Tegalsari Lemahtamba JJS 2006,2007,2010 4.50-6.00 12.20 5.40 2.20 3.24 1.36 6 23 Clangcang Pangkalan LU 2006-2007 4.00 4.20 1.68 1.68 0.84 - 7 37 Kecomberan Sarwadadi LU - 3.00 5.00 3.00 2.00 - - 8 53 Pecilon Kertawinangun LU - 4.00 1.80 1.08 0.72 - - 9 54 Cideng Kertawinangun LU 2006 4.50 0.80 0.48 0.32 - - 10 56 Jl. Pembangunan LU 2007 3.00 1.20 0.60 0.60 - - 11 61 Jl. Wiratama LU 2007, 2010 4.00 0.70 - - 0.42 0.28 12 67 Komp. Ibukota Sumber JJS 2007 7.00-12.00 4.30 4.30 - - - 13 71 Kramat Cisaat LU 2007 3.00-4.50 4.40 4.40 - - - 14 72 Megu Lurah JJS 2007 3.50-4.50 4.60 2.76 1.84 - - 15 73 Tukmudal Bode LU 2007 3.50 4.80 1.20 2.80 0.80 - 16 74 Tegalsari Bode LU 2007 3.50 1.70 0.68 0.68 0.34 - 17 75 Marikangen Kasugengan LU 2007 3.00 2.00 1.50 0.50 - - Berlanjut 58 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 59 Tabel 4.7 Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon tahun 2010 Anonim, 2010a Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Klasifikasi Rehabilitasi Pemeliharaan Tahun Terakhir Dimensi Jalan Kondisi sd Maret 2010 km Lebar M Panjang Ruas km B S R RB 1 2 3 4 5 6 7 5 6 7 8 9 18 76 Sarwadadi Kubang LU - 3.00 1.90 1.14 0.76 - - 19 79 Jamblang Bakung LU 2007,2008,2009,2010 3.00-4.50 6.40 2.56 2.56 1.28 - 20 83 Watubelah Kr. Sari LU 2007 4.00 1.20 0.50 0.10 0.60 - 21 86 Sidawangi Matangaji LU 2007 3.00 2.80 2.80 - - - 22 87 Beber Ciwangi LU 2007 3.00 2.00 0.60 0.80 0.40 0.20 23 92 Gesik Sendang LU 2007 4.00 7.20 4.32 2.88 - - 24 93 Sendang Kubang LU - 4.00 4.40 1.76 1.76 0.88 - 25 94 Mandala Pasawahan LU - 3.00 1.00 0.60 0.40 - - 26 95 Komp. Wisata Cikalahang LU 2007 3.00-4.50 2.30 2.30 - - - 27 96 Bobos Cikalahang LU 2007,2009 3.00 0.60 0.60 - - - 28 101 Plumbon Marikangen LU 2007 3.50 2.10 1.26 0.84 - - 29 102 Kertawinangun Kalikoa LU 2007,2008,2010 3.00 2.90 2.00 - - 0.90 30 105 Kedawung Warung Asem JJS 2007 4.00-4.50 5.70 3.42 - - - 31 106 Plumbon Pangkalan LU 2007 3.50 5.60 - 4.00 1.60 - 32 107 Wanakaya Cangkring LU 2007 3.50 4.30 1.72 1.72 0.86 - 33 110 Halimpu Ciwangi LU - 3.00 5.50 0.60 1.30 2.80 0.80 34 118 Warukawung Kepuh LU 2007 3.50 1.50 0.90 0.60 - - Berlanjut 59 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 60 Tabel 4.7 Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon tahun 2010 Anonim, 2010a Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Klasifikasi Rehabilitasi Pemeliharaan Tahun Terakhir Dimensi Jalan Kondisi sd Maret 2010 km Lebar M Panjang Ruas km B S R RB 1 2 3 4 5 6 7 5 6 7 8 9 35 119 Kenanga Warukawung LU 2007 3.50 4.10 2.46 1.64 - - 36 124 Tukmudal Lurah JJS 2007 3.50-6.00 4.40 4.40 - - - 37 125 Lurah Waruroyom LU 2007 4.00 2.30 0.69 0.92 0.46 0.23 38 127 Jamblang Kasugengan LU 2007 4.00 0.80 0.80 - - - 39 129 Kebarepan Kejuden LU 2007 3.00 2.60 1.30 0.78 0.52 - 40 131 Kedungsana Pangkalan LU - 3.50 2.70 - 0.90 1.80 - 41 133 Batembat Kalibaru LU P2007 3.00 1.20 1.20 - - - 42 134 Keduanan Kr. Wangi LU - 3.00 3.00 1.20 1.20 0.60 - 43 136 Sitiwinangun Danawinangun LU - 3.50 1.10 0.66 0.44 - - 44 140 Weru Sarabahu LU R2005,2008 3.00-8.00 3.80 3.80 - - - 45 141 Panembahan Trusmi LU - 4.00 1.50 0.90 0.40 0.20 - 46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber JJS - 12.00 1.00 1.00 - - - 47 143 Karangmulya Marikangen LU 2006 3.50 2.00 1.20 0.80 - - 48 144 Kalitengah Trusmi LU - 3.00 1.90 1.90 - - - 49 145 Getasan Waruroyom LU 2007 3.50 3.30 1.98 1.32 - - 50 146 Ciperna Warungasem LU 2006-2007 5.00 3.50 3.50 - - - 51 147 Dawuan Wanakaya LU R2005,P2007 3.00 4.50 0.90 0.40 0.20 - Berlanjut 60 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 61 Tabel 4.7 Jaringan jalan kabupaten menurut kondisi di UPTD Plumbon tahun 2010 Anonim, 2010a Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Klasifikasi Rehabilitasi Pemeliharaan Tahun Terakhir Dimensi Jalan Kondisi sd Maret 2010 km Lebar M Panjang Ruas km B S R RB 1 2 3 4 5 6 7 5 6 7 8 9 52 149 Setukulon Megu LU 2007,2009 3.00 1.30 1.30 - - - 53 153 Trusmi Kaliwulu LU 2007,2008 3.00 1.50 1.50 - - - 54 158 Pasalakan Kertasari LU 2007 3.50 2.50 1.50 1.00 - - 55 159 Serang Beberan LU - 3.50 3.00 1.80 1.20 - - 56 161 Cempaka Karangsari LU 2007 3.50 1.50 0.90 0.60 - - 57 166 Purwawinangun Muara LU - 3.50 1.90 0.76 0.76 0.38 - 58 178 Kebarepan Kedungsana LU - 3.50 2.20 1.76 - - 0.44 59 180 Kepongpongan Cirebongirang LU - 4.00-10.00 2.00 0.60 0.80 0.20 0.40 60 181 JL. Tuparev JJS - 12.00 2.16 1.30 0.86 - - 187.86 104.99 53.66 19.32 4.61 Keterangan: B: Baik S: Sedang R: Rusak R: Rusak Berat LU: Layanan Umum JJS: Jaringan Jalan Strategis 61 commit to user 62 4.1.6 Lalu Lintas Data lalu lintas harian rata-rata pada ruas-ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon yang diperoleh adalah data LHR pada tahun 2008. Berdasarkan data tersebut dilakukan prediksi untuk LHR tahun 2010 dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas 5 per tahun. Data LHR secara terinci dalam satuan mobil penumpang per hari disajikan pada Tabel 4.8. Pada Tabel 4.8 tersebut terlihat untuk ruas-ruas jalan dengan klasifikasi jalan Layanan Umun LU lalu lintas harian rata-ratanya mencapai di bawah 2000 per hari, sedang untuk ruas-ruas jalan dengan klasifikasi Jaringan Jalan Strategis JJS lalu lintas harian rata-ratanya mencapai di atas angka 2000 per hari. Tabel 4.8 Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon Anonim, 2008a; 2010a No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas LHR Tahun 2008 Estimasi LHR Tahun 2010 1 2 3 4 5 6 1 14 Kalitanjung Sumber 3274 3628 2 17 Sindangjawa Mandirancan 774 858 3 19 Jamblang Cikeduk 2617 2899 4 20 Plumbon Kenanga 2697 2989 5 22 Tegalsari Lemahtamba 2634 2918 6 23 Clangcang Pangkalan 712 788 7 37 Kecomberan Sarwadadi 715 792 8 53 Pecilon Kertawinangun 1303 1444 9 54 Cideng Kertawinangun 1616 1791 10 56 Jl. Pembangunan 498 552 11 61 Jl. Wiratama 1764 1955 12 67 Komp. Ibukota Sumber 2419 2680 13 71 Kramat Cisaat 780 864 14 72 Megu Lurah 2148 2380 15 73 Tukmudal Bode 1722 1908 16 74 Tegalsari Bode 1755 1945 17 75 Marikangen Kasugengan 1717 1902 Berlanjut commit to user 63 Tabel 4.8 Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon Anonim, 2008a; 2010a Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas LHR Tahun 2008 Estimasi LHR Tahun 2010 1 2 3 4 5 6 18 76 Sarwadadi Kubang 412 456 19 79 Jamblang Bakung 863 956 20 83 Watubelah Kr. Sari 1240 1374 21 86 Sidawangi Matangaji 628 696 22 87 Beber Ciwangi 221 245 23 92 Gesik Sendang 585 648 24 93 Sendang Kubang 650 720 25 94 Mandala Pasawahan 711 788 26 95 Komp. Wisata Cikalahang 386 428 27 96 Bobos Cikalahang 852 944 28 101 Plumbon Marikangen 632 700 29 102 Kertawinangun Kalikoa 576 638 30 105 Kedawung Warung Asem 2029 2248 31 106 Plumbon Pangkalan 812 900 32 107 Wanakaya Cangkring 343 380 33 110 Halimpu Ciwangi 219 243 34 118 Warukawung Kepuh 1137 1260 35 119 Kenanga Warukawung 1257 1393 36 124 Tukmudal Lurah 1902 2108 37 125 Lurah Waruroyom 1756 1946 38 127 Jamblang Kasugengan 1166 1292 39 129 Kebarepan Kejuden 449 498 40 131 Kedungsana Pangkalan 325 360 41 133 Batembat Kalibaru 858 951 42 134 Keduanan Kr. Wangi 819 908 43 136 Sitiwinangun Danawinangun 1318 1460 44 140 Weru Sarabahu 2072 2296 Berlanjut commit to user 64 Tabel 4.8 Lalu Lintas Harian Rata-rata UPTD Plumbon Anonim, 2008a; 2010a Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas LHR Tahun 2008 Estimasi LHR Tahun 2010 1 2 3 4 5 6 45 141 Panembahan Trusmi 1300 1440 46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 2659 2946 47 143 Karangmulya Marikangen 1206 1336 48 144 Kalitengah Trusmi 719 796 49 145 Getasan Waruroyom 314 348 50 146 Ciperna Warungasem 650 720 51 147 Dawuan Wanakaya 419 464 52 149 Setukulon Megu 1449 1605 53 153 Trusmi Kaliwulu 1289 1428 54 158 Pasalakan Kertasari 805 892 55 159 Serang Beberan 478 530 56 161 Cempaka Karangsari 524 581 57 166 Purwawinangun Muara 556 616 58 178 Kebarepan Kedungsana 387 429 59 180 Kepongpongan Cirebongirang 621 688 60 181 JL. Tuparev 4469 4952 4.1.7 Data Road Condition Index RCI Penilaian RCI mengacu pada Tabel 2.2, melalui asumsi atau pendekatan berdasarkan pengamatan visual dengan membandingkan dari data sekunder yaitu kondisi kerusakan dari ruas-ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon yang dilakukan untuk menentukan nilai kerataan kondisi jalan yang dinyatakan dalam nilai RCI dengan mengacu pada Tabel 2.5 seperti ditunjukkan pada Tabel 4.9. commit to user 65 Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Nilai RCI Keterangan 1 2 3 4 5 6 1 14 Kalitanjung Sumber 8.0 Sangat baik, umumnya rata 2 17 Sindangjawa Mandirancan 9.0 Sangat rata dan teratur 3 19 Jamblang Cikeduk 8.8 Sangat rata dan teratur 4 20 Plumbon Kenanga 8.5 Sangat rata dan teratur 5 22 Tegalsari Lemahtamba 6.9 Baik 6 23 Clangcang Pangkalan 7.3 Sangat baik, umumnya rata 7 37 Kecomberan Sarwadadi 7.1 Sangat baik, umumnya rata 8 53 Pecilon Kertawinangun 7.5 Sangat baik, umumnya rata 9 54 Cideng Kertawinangun 7.0 Baik 10 56 Jl. Pembangunan 7.0 Baik 11 61 Jl. Wiratama 5.0 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 12 67 Komp. Ibukota Sumber 8.5 Sangat rata dan teratur 13 71 Kramat Cisaat 8.9 Sangat rata dan teratur 14 72 Megu Lurah 8.0 Sangat baik, umumnya rata 15 73 Tukmudal Bode 5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 16 74 Tegalsari Bode 5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 17 75 Marikangen Kasugengan 6.5 Baik 18 76 Sarwadadi Kubang 6.5 Baik 19 79 Jamblang Bakung 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 20 83 Watubelah Kr. Sari 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata Berlanjut commit to user 66 Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Nilai RCI Keterangan 1 2 3 4 5 6 21 86 Sidawangi Matangaji 7.0 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 22 87 Beber Ciwangi 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 23 92 Gesik Sendang 6.9 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 24 93 Sendang Kubang 5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 25 94 Mandala Pasawahan 8.8 Sangat rata dan teratur 26 95 Komp. Wisata Cikalahang 9.3 Sangat rata dan teratur 27 96 Bobos Cikalahang 9.9 Sangat rata dan teratur 28 101 Plumbon Marikangen 8.5 Sangat rata dan teratur 29 102 Kertawinangun Kalikoa 5.0 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 30 105 Kedawung Warung Asem 9.0 Sangat rata dan teratur 31 106 Plumbon Pangkalan 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 32 107 Wanakaya Cangkring 5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 33 110 Halimpu Ciwangi 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 34 118 Warukawung Kepuh 6.2 Baik 35 119 Kenanga Warukawung 6.2 Baik 36 124 Tukmudal Lurah 8.5 Sangat rata dan teratur 37 125 Lurah Waruroyom 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata Berlanjut commit to user 67 Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Nilai RCI Keterangan 1 2 3 4 5 6 38 127 Jamblang Kasugengan 9.3 Sangat rata dan teratur 39 129 Kebarepan Kejuden 5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 40 131 Kedungsana Pangkalan 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 41 133 Batembat Kalibaru 9.7 Sangat rata dan teratur 42 134 Keduanan Kr. Wangi 8.2 Sangat rata dan teratur 43 136 Sitiwinangun Danawinangun 5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 44 140 Weru Sarabahu 9.2 Sangat rata dan teratur 45 141 Panembahan Trusmi 5.5 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 8.8 Sangat rata dan teratur 47 143 Karangmulya Marikangen 8.8 Sangat rata dan teratur 48 144 Kalitengah Trusmi 8.7 Sangat rata dan teratur 49 145 Getasan Waruroyom 6.5 Baik 50 146 Ciperna Warungasem 8.8 Sangat rata dan teratur 51 147 Dawuan Wanakaya 5.9 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 52 149 Setukulon Megu 9.9 Sangat rata dan teratur 53 153 Trusmi Kaliwulu 9.8 Sangat rata dan teratur 54 158 Pasalakan Kertasari 7.8 Sangat baik, umumnya rata 55 159 Serang Beberan 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 56 161 Cempaka Karangsari 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata Berlanjut commit to user 68 Tabel 4.9 Nilai RCI Jaringan Jalan di UPTD Plumbon Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Nilai RCI Keterangan 1 2 3 4 5 6 57 166 Purwawinangun Muara 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 58 178 Kebarepan Kedungsana 5.5 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 59 180 Kepongpongan Cirebongirang 5.4 Cukup, tidak ada atau sedikit sekali lubang, permukaan jalan agak tidak rata 60 181 JL. Tuparev 8.0 Sangat baik, umumnya rata 4.1.8 Data Kecepatan Kendaraan Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon untuk klasifikasi jalan kabupaten terdapat ruas-ruas Jalan-jalan Strategis dan jalan Layanan Umum. Pada ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon, ruas-ruas Jaringan Jalan Strategis mempunyai kecepatan tempuh minimal lebih dari 40 kmjam. Sedangkan untuk jalan Layanan Umum mempunyai kecepatan tempuh minimal lebih dari 20 kmjam. Pada ruas Jalan Layanan Umum di UPTD Plumbon terdapat beberapa ruas jalan kabupaten yang mengalami kerusakan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.7, kecepatan tempuh minimalnya adalah lebih dari 15 kmjam. Data kecepatan kendaraan di UPTD Plumbon diberikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon Anonim, 2010a No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Klasifikasi Kisaran Kecepatan KmJam 1 2 3 4 5 6 1 14 Kalitanjung Sumber JJS 40 2 17 Sindangjawa Mandirancan LU 30 - 45 3 19 Jamblang Cikeduk JJS 40 4 20 Plumbon Kenanga JJS 40 Berlanjut commit to user 69 Tabel 4.10 Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon Anonim, 2010a Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Klasifikasi Kisaran Kecepatan KmJam 1 2 3 4 5 6 5 22 Tegalsari Lemahtamba JJS 40 6 23 Clangcang Pangkalan LU 25 - 35 7 37 Kecomberan Sarwadadi LU 30 - 45 8 53 Pecilon Kertawinangun LU 30 - 45 9 54 Cideng Kertawinangun LU 30 - 45 10 56 Jl. Pembangunan LU 30 - 45 11 61 Jl. Wiratama LU 15 - 20 12 67 Komp. Ibukota Sumber JJS 40 13 71 Kramat Cisaat LU 30 - 45 14 72 Megu Lurah JJS 40 15 73 Tukmudal Bode LU 25 - 35 16 74 Tegalsari Bode LU 25 - 35 17 75 Marikangen Kasugengan LU 30 - 45 18 76 Sarwadadi Kubang LU 30 - 45 19 79 Jamblang Bakung LU 25 - 35 20 83 Watubelah Kr. Sari LU 25 - 35 21 86 Sidawangi Matangaji LU 25 - 35 22 87 Beber Ciwangi LU 25 - 35 23 92 Gesik Sendang LU 25 - 35 24 93 Sendang Kubang LU 25 - 35 25 94 Mandala Pasawahan LU 30 - 45 26 95 Komp. Wisata Cikalahang LU 30 - 45 27 96 Bobos Cikalahang LU 30 - 45 28 101 Plumbon Marikangen LU 30 - 45 29 102 Kertawinangun Kalikoa LU 15 - 20 30 105 Kedawung Warung Asem JJS 40 31 106 Plumbon Pangkalan LU 20 - 25 Berlanjut commit to user 70 Tabel 4.10 Data Kecepatan Kendaraan di UPTD Plumbon Anonim, 2010a Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Klasifikasi Kisaran Kecepatan KmJam 1 2 3 4 5 6 32 107 Wanakaya Cangkring LU 25 - 35 33 110 Halimpu Ciwangi LU 25 - 35 35 119 Kenanga Warukawung LU 30 - 45 36 124 Tukmudal Lurah JJS 40 37 125 Lurah Waruroyom LU 30 - 45 38 127 Jamblang Kasugengan LU 30 - 45 39 129 Kebarepan Kejuden LU 30 - 45 40 131 Kedungsana Pangkalan LU 20 41 133 Batembat Kalibaru LU 30 - 45 42 134 Keduanan Kr. Wangi LU 30 - 45 43 136 Sitiwinangun Danawinangun LU 25 - 35 44 140 Weru Sarabahu LU 25 - 35 45 141 Panembahan Trusmi LU 25 - 35 46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber JJS 40 47 143 Karangmulya Marikangen LU 30 - 45 48 144 Kalitengah Trusmi LU 30 - 45 49 145 Getasan Waruroyom LU 25 - 35 50 146 Ciperna Warungasem LU 30 - 45 51 147 Dawuan Wanakaya LU 25 - 35 52 149 Setukulon Megu LU 30 - 45 53 153 Trusmi Kaliwulu LU 30 - 45 54 158 Pasalakan Kertasari LU 25 - 35 55 159 Serang Beberan LU 25 - 35 56 161 Cempaka Karangsari LU 25 - 35 57 166 Purwawinangun Muara LU 25 - 35 58 178 Kebarepan Kedungsana LU 25 - 35 59 180 Kepongpongan Cirebongirang LU 25 - 35 60 181 JL. Tuparev JJS 40 commit to user 71 Keterangan: LU : Layanan Umum JJS : Jaringan Jalan Strategis 4.1.9 Peta 4.1.9.1 Peta Bakosurtanal Data peta dasar adalah data awal yang digunakan pada penelitian ini sebagai bahan dasar proses SIG. Peta dasar yang digunakan adalah peta digital yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survai dan Pemetaan Nasional Bakosurtanal skala 1 : 25.000 yang didapatkan dari Bappeda Kabupaten Cirebon. Peta tersebut masih dalam bentuk Map.Info, sehingga untuk pengolahan peta di Arc.Gis, peta tersebut harus diubah terlebih dahulu dari .tab ke .shp. Gambar 4.7, Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 berikut merupakan tampilan peta Bakosurtanal. Peta Bakosurtanal berupa peta administrasi batas kecamatan ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 1, peta administrasi batas desa ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 2 dan peta transportasi jalan Kabupaten Cirebon ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 3. Tabel atribut jaringan jalan kabupaten ditunjukkan pada Lampiran C 1. Gambar 4.7 Layer Administrasi Batas Kecamatan Anonim, 1999 commit to user 72 Gambar 4.8 Layer Administrasi Batas Desa ibid, 1999 Gambar 4. 9 Layer Transportasi ibid, 1999 Peta Bakosurtanal yang didapat dari Bappeda Kabupaten Cirebon itu adalah peta di tahun 1999. Seperti yang dijelaskan pada awal Bab IV ini pada tahun 2005 dan tahun 2007 Kabupaten Cirebon mengalami pemekaran wilayah. Khususnya di UPTD Plumbon pada tahun 2007 terjadi pemekaran kecamatan dari 12 kecamatan menjadi 15 kecamatan. Melihat perubahan yang terjadi tersebut maka diperlukan pengecekan peta untuk menyesuaikan dengan keadaan kondisi saat ini di lapangan. Gambar 4.10 commit to user 73 merupakan memperlihatkan jumlah kecamatan di UPTD Plumbon sebelum pemekaran kecamatan. Gambar 4.10 Batas Kecamatan di UPTD Plumbon Sebelum Pemekaran Kecamatan ibid, 1999 Adapun yang menjadi permasalahan lain yaitu adanya ketidaksesuaian jaringan transportasi pada peta Bakosurtanal dengan yang ada di lapangan. Gambar 4.11 memperlihatkan contoh ruas jalan yang tidak sesuai yaitu letak ruas jalan TOL Palimanan-Pejagan serta jalan kabupaten lainnya, sehingga diperlukan digitasi ulang untuk ruas-ruas jalan yang tidak sesuai tersebut. Gambar 4.11 Ketidaksesuaian Peta Bakosurtanal dengan yang di lapangan ibid, 1999 Jumlah kecamatan di UPTD Plumbon masih berjumlah 12 kecamatan Letak ruas Jalan TOL tidak sesuai Ruas jalan ini bukan ruas jalan kabupaten commit to user 74 Mengecek kesesuaian peta dan data dengan kondisi eksisting dan data sekunder teknis jaringan jalan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, melalui metoda pengecekan di Google Earth GE. Apabila peta dan data sesuai dengan kondisi eksisting maka tidak perlu dilakukan updating peta, namun apabila tidak sesuai maka perlu dilakukan updating peta yaitu dengan digitasi ulang batas administrasi kecamatan dan ruas-ruas jalan kabupaten yang tidak sesuai ataupun yang belum terdata di peta. 4.1.9.2 Peta Tematik a. Jaringan Jalan Kabupaten Cirebon Data peta jaringan jalan yang bersumber dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon digunakan sebagai peta pendukung untuk proses editing dan digitasi batas kabupaten, digitasi batas kecamatan, digitasi jalan kabupaten. Peta tersebut menampilkan peta jaringan jalan kabupaten, batas administrasi kabupaten dan batas UPTD dalam format AutoCad yang masih manual. Gambar 4.12 memperlihatkan peta jaringan jalan kabupaten yang terbagi dalam empat UPTD Bina Marga di Kabupaten Cirebon. Peta jaringan jalan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 4. Gambar 4.12 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Cirebon Anonim, 2010e commit to user 75 b. Peta Jaringan Transportasi Kabupaten Cirebon Gambar 4.13 merupakan peta jaringan transportasi kabupaten yang didapatkan dari Bappeda Kabupaten Cirebon. Peta ini juga merupakan peta pendukung untuk proses digitasi. Peta jaringan transportasi Kabupaten Cirebon ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 5. Gambar 4.13 Peta Jaringan Transportasi Kabupaten Cirebon Anonim, 2009c c. Peta Batas Administrasi Kabupaten Cirebon Gambar 4.14 merupakan peta administrasi kabupaten dimana terdapat peta seluruh kecamatan dalam Kabupaten Cirebon. Gambar batas kecamatan pada sebelah kanan peta administrasi ini merupakan salah satu contoh dari batas kecamatan yang ada di UPTD Plumbon. Peta ini bersumber dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon. Peta ini juga merupakan peta pendukung untuk proses digitasi. Peta batas administrasi kabupaten dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 6. commit to user 76 Gambar 4.14 Peta Batas Administrasi Kabupaten Cirebon Anonim, 2010d Namun dari semua data peta tematik yang ada tersebut kesemuanya tidak dapat dijadikan acuan sebagai image untuk proses overlay peta, hanya sebagai peta pendukungpembanding saja untuk proses digitasi. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan format, sehingga gambar-gambar tersebut tidak sesuai. Akibat adanya ketidaksesuaian pada peta Bakosurtanal dan keterbatasan peta tematik sebagai peta overlay, maka GE pun dipilih sebagai image overlay dalam proses digitasi. Proses digitasi peta Bakosurtanal di GE melalui on line internet terlebih dahulu yang sebelumnya dilakukan transfer dari .shp ke dalam bentuk GE yaitu .kmz melalui Global Mapper ataupun langsung dari Arc. Gis, melalui tool “Export to KMLKMZ”. Peta tematik hanya dijadikan acuan pembanding dalam menentukan batas wilayah administrasi ataupun penentuan ruas jalan kabupaten. 4.2 Tahapan Metode Sistem Informasi Geografi 4.2.1 Bagan Alir SIG Berikut tahapan keseluruhan proses pengolahan peta dan attributnya dalam penelitian ini dengan metode SIG: p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 77 77 PENGOLAHAN PETA Peta Shapefile Arc.Gis Pengecekan Up date Peta Program Google Earth On line Internet Digitasi jalan kabupaten dan batas wilayah di Google Earth Pengolahan Peta dan Attribut- nya pada Arc.Gis Pembuatan Shapefile Baru A Transfer Peta Map.Info ke Arc.Map Alternatif 1 Export Data Peta: export to .kml.kmz langsung dari Arc.Map Alternatif 2 Export Data Peta: Transfer Peta .shp ke .kmz Program Global Mapper Transfer Peta .kmz ke .shp Peta Bakosurtanal dalam bantuk Map.Info Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 78 78 PENGOLAHAN PETA Editing Peta: Append, Split Tool dan Merge Peta Jln_Lokal_Kab A B C Pembuatan Layer Editing Peta Append, Split Tool dan Merge Pengecekan konektifitas dengan Topology Layer Administrasi Layer Transportasi Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG Lanjutan p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 79 79 PENGISIAN ATT RIBUTE T ABL E B C Layer Parameter Layer Pemenuhan Pengisian Attribute Table pada masing-masing Layer Analisa Data pada Layer Parameter SPM Hyperlink Foto pada layer Jln Lokal Kab Nilai pemenuhan SPM x Memenuhi Syarat: Kondisi Jalan : 6 Lebar jalan : 5 Pelayanan : 4 Keselamatan 3 Mobilitas : 2 Aksesibilitas : 1 x Tidak Memenuhi Syarat: 0 Layer Aksesibilitas Layer Mobilitas Layer Pelayanan Layer Lebar Jalan Layer Kondisi Jalan Layer Keselamatan LAYER PARAMETER Menghitung PDRB Perkapita Menyeleksi kecepatan minimum Menyeleksi tiap lebar jalan minimal Menghitung Aksesibilitas Eksisting Menghitung Mobilitas Eksisting Menghitung Nilai Pelayanan Menghitung Nilai Lebar Jalan Menghitung Nilai Kondisi Jalan Menghitung Kecelakaan Jiwa D E F G H I Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG Lanjutan p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 80 80 LAYER PARAMETER D E F G H I Memasukkan Nilai SPM Aksesibilitas Memasukkan Nilai SPM Mobilitas Menghitung Nilai SPM Pelayanan Menghitung Nilai SPM Lebar Jalan Menghitung Nilai SPM Kondisi Jalan Memasukkan Nilai SPM Keselamatan Mencari Nilai Parameter Aksesibilitas Select By Attribute MS : 1 TMS : Mencari Nilai Parameter Mobilitas Select By Attribute MS : 2 TMS : Mencari Nilai Parameter Pelayanan Select By Attribute MS : 4 TMS : Mencari Nilai Parameter Lebar Jalan Select By Attribute MS : 5 TMS : Mencari Nilai Parameter Kondisi Jalan Select By Attribute MS : 6 TMS : Mencari Nilai Parameter Keselamatan Select By Attribute MS : 3 TMS : Membuat Symbology Aksesibilitas Membuat Symbology Mobilitas Membuat Symbology Pelayanan Membuat Symbology Lebar Jalan Membuat Symbology Kondisi Jalan Membuat Symbology Keselamatan J Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG Lanjutan p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 81 81 Gambar 4. 15 Bagan Alir SIG Lanjutan LAYER PEMENUHAN SPM Penjumlahan nilai pemenuhan SPM Penentuan pemenuhan SPM aspek ruas jalan dari pengelompokan hasil nilai Penentuan pamenuhan SPM ruas jalan berdasarkan total nilai Nilai15 = MS KLP Nilai11 = Hanya MS KL Nilai10 = Hanya MS KP Nilai 9 = Hanya MS LP Nilai 6 = Hanya MS K Nilai 5 = Hanya MS L Nilai 4 = Hanya MS P Nilai 0 = TMS KLP Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten J Pengelompokan nilai hasil penjumlahan nilai pemenuhan SPM Penyajian SIG dalam peta dan Atribut Tabel Klasifikasi analisis pemenuhan SPM berdasarkan aspek jaringan dan aspek ruas jalan Nilai SPM aspek Ruas Jalan KLP: 15, 10, 4, 0 Nilai SPM aspek Jaringan Jalan AMS: Keterangan: MS : Memenuhi Syarat TMS: Tidak Memenuhi Syarat A: Aksesibilitas M: Mobilitas S : Keselamatan K : Kondisi jalan L : Lebar jalan P : Pelayanan jalan commit to user 82 4.2.2 Transfer Peta Digital Peta yang di dapat dari Bappeda Kabupaten Cirebon adalah peta dalam Map info tab bukan dalam Arc. Map shapefile sehingga peta tersebut tidak dapat dibuka di Arc. Map, maka diperlukan proses transfer peta terlebih dahulu. Cara transfer peta digital .tab ke .shp adalah sebagai berikut: 1 Menggunakan software Map info 8.5 2 Open Map info 8.5 3 Klik Tools, pilih Universal Translator, klik Universal Translator 4 Muncul jendela Universal Translator 5 Pilih Source, Format pilih MapInfoTAB, pada Files pilih source file yang akan ditransfer dan klik Files sehingga muncul jendela Select Input MapInfo TAB Files, Klik Open. Gambar 4.16 Select Input MapInfo TAB Files pada Proses Transfer Peta Digital 6 Pada Destination, Format pilih ESRI Shape, Directory pilih DirectoryFolder yang disiapkan untuk menyimpan file hasil analisis. commit to user 83 Gambar 4.17 Destination pada Proses Transfer Peta Digital 7 Klik OK, proses transfer peta pun selesai maka peta tersebut telah dapat dibuka di Arc. Map. 4.2.3 Pengecekan Kondisi Peta Bakosurtanal 4.2.3.1 Transfer Gambar Peta pada Global Mapper Cara bagaimana transfer dari Shapefile .shp ke GE .kmz ini yaitu dengan cara sebagai berikut: Shapefile ke Google Earth dalam Global Mapper 1 Menggunakan software Global Mapper 2 Open Global Mapper 3 Klik File, pilih Open Data File dari “Shp Data Cirebon”, Æ pilih “kecamatan”, Æpilih “All_kab Cirebon”, Æilih “Crbn_Batkab_region”, klik Open. 4 Klik File, pilih Open Data File dari “Shp Data Cirebon”, Æ pilih “kecamatan”, Æ pilih “All_kab Cirebon”, Æ pilih “Cirebon_Jalan_Kab_Polyline”, klik Open. commit to user 84 Gambar 4.18 Open Data File pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth 5 Klik File, Æ pilih Export data, Æ pilih Export KMLKMZ. Gambar 4.19 Export Data pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth 6 Maka muncul jendela KMLKMZ, Æ pilih Draw a Box, muncul jendela Drag Box to Select Export Bounds, Æ drag a box pada gambar “Crbn_Batkab_region” dan jalan “Cirebon_Jalan_Kab_Polyline”, klik OK, Klik OK juga pada jendela KLMKMZ Export Options Æ muncul jendela Save as, beri nama pada File Name, simpan di folder “edit jln kab”, klik Save. commit to user 85 Gambar 4.20 KLMKMZ Export Options pada Proses Transfer Shapefile ke File Google Earth 4.2.3.2 Pengecekan peta pada Google Earth 1 Menggunakan software Google Earth Pro dengan mengaktifkannya terlebih dahulu melalui online internet 2 Open Google Earth Pro 3 Klik File, pilih Open, misal pilih “batas_ kabjalan_kab”, klik Open Gambar 4.21 Proses Pengecekan peta pada Google Earth Hasil pengecekan peta yang didapat adalah masih belum up date-nya batas tiap- tiap kecamatan, terutama kecamatan yang mengalami pemekaran pada tahun commit to user 86 2005 dan 2007. Jalan kabupaten pada peta pun masih belum terdapat jalan-jalan baru yang dibangun pada tahun 2007, juga terdapat ketidaksesuaian data atribut pada peta dengan daftar inventarisasi jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon. Contoh ketidaksesuaian pada letak jalan dari peta Bakosurtanal dengan peta GE. Gambar 4.22 Proses Pengecekan Jalan Berdasarkan peta Bakosurtanal pada Google Earth Gambar 4.23 Proses Pengecekan Batas Kabupaten Peta Bakosurtanal pada Google Earth Berdasarkan ketidaksesuaian peta Bakosurtanal tersebut maka diperlukan digitasi ulang. Seharusnya tidak ada jalan Jalan yang benar Bukan jalan kabupaten Seharusnya ada jalan kabupaten Batas kabupaten yang benar Batas kabupaten yang salah commit to user 87 4.2.3.3 Transfer File Google Earth menjadi Shapefile Cara mengubah file Google Earth ke dalam file Shapefile adalah sebagai berikut: 1 Menggunakan software Global Mapper 2 Open Global Mapper 3 Klik File, pilih Open Data File “Jln_Pesalakan_Kertasari” dari “edit jln kab” Gambar 4.24 Proses Transfer File Google Earth menjadi Shapefile 4 Klik File, pilih Export vector data, pilih Export Shapefile Gambar 4.25 Export Data pada Proses Transfer File Google Earth menjadi Shapefile 5 Maka muncul jendela Shapefile Export Options, karena yang akan di export adalah data jalan maka pilih Export line, klik OK, muncul jendela save as, commit to user 88 kemudian simpan dalam file “edit jln kab”, beri nama pada File Name, kemudian klik Save Gambar 4.26 Shapefile Export Options pada Proses Transfer File Google Earth menjadi Shapefile 4.2.4 Proses Digitasi Proses digitasi peta pada GE terdapat dua cara yaitu: a. Digitasi di GE dengan menggunakan tools yang ada di program Google Earth Pro melalui on line di internet. Pemilihan alternatif ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu dapat di zoom dalam skala yang sangat kecil, sedangkan kekurangannya yaitu selain harus selalu on line internet juga proses editing antar vertec yang overlay tidak dapat snaping atau melekat pada vertec di bawahnya. Apabila proses ini selasai maka dilanjutkan dengan menyimpannya dalam file. b. Digitasi di Arc. Map yaitu dengan menyimpan foto citra dari GE dalam skala yang sangat jelas 1:2500 per semua bagian dari wilayah peta kita dengan membandingkan sebelumnya batas-batas wilayah dari kabupaten dengan peta pembanding lainnya. Overlay peta GE dengan Peta Bakosurtanal dengan menyesuaikan sesuai koordinat yang ada pada peta GE. Jika proses overlay selesai kemudian rectify peta GE tersebut dan mendigitasi pada peta hasil rectify dengan membuat batas Kabupaten, Kecamatan, UPTD dan ruas-ruas jalan kabupaten yang ada pada UPTD Plumbon. commit to user 89 Proses digitasi pada penelitian ini memilih menggunakan digitasi langsung di GE karena proses digitasi lebih sederhana tidak perlu overlay dan rectify peta GE terlebih dahulu. 4.2.4.1 Digitasi Jalan pada Google Earth Tahapan dalam proses digitasi jalan kabupaten di Google Earth adalah sebagai berikut: 1 Menggunakan software Google Earth Pro dengan mengaktifkannya terlebih dahulu melalui online internet. 2 Open Google Earth Pro. 3 Klik Search, ketik “Cirebon, Indonesia” pada Fly to, kemudian klik Begin search, maka Google Earth akan menampilkan tampilan Kabupaten Cirebon. 4 Contoh digitasi pada Jalan Pesalakan-Kertasari, yaitu dengan menampilkan lokus jalan tersebut. Æ klik Add Path, Æ muncul jendela New, ketik Name: misal Jalan_Pesalakan-Kertasari, Æ ganti stylecolor-nya, Æ mendigitasi dengan cara men-zoom in tampilan GE pada lokus yang dituju dari pangkal sampai ujung ruas jalan tersebut dengan melihat pada peta pembanding dari peta jaringan jalan kabupaten dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, jika telah selesai klik OK. Gambar 4. 27 Add Path pada Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth commit to user 90 Gambar 4.28 Proses Digitasi Jalan Kabupaten di Google Earth 5 Apabila proses digitasi telah selesai maka file tersebut di save ke dalam file D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab.mxd. 4.2.4.2 Digitasi Batas Administrasi pada Google Earth Tahapan dalam proses digitasi batas administrasi di Google Earth adalah sebagai berikut: 1 Menggunakan software Google Earth Pro dengan mengaktifkannya terlebih dahulu melalui online internet. 2 Open Google Earth Pro. 3 Klik Search, ketik “Cirebon, Indonesia” pada Fly to, kemudian klik Begin search, maka Google Earth akan menampilkan tampilan Kabupaten Cirebon. 4 Contoh digitasi pada “Batas_UPTD_Plumbon1”, yaitu dengan menampilkan lokus jalan tersebut. Æ klik Add Polygon, Æ muncul jendela New, ketik Name: “Batas_UPTD_Plumbon1”, Æ ganti stylecolor-nya, Æ mendigitasi dengan cara men-zoom in tampilan GE pada lokus yang dituju dari titik awal sampai bertemu ke titik awal lagi dengan melihat pada peta pembanding dari peta administrasi dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Cirebon dan peta jaringan jalan kabupaten dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, jika telah selesai klik OK. commit to user 91 Gambar 4.29 Proses Digitasi Batas UPTD Plumbon di Google Earth 5 Apabila proses digitasi telah selesai maka file tersebut di save ke dalam file D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab.mxd. Hasil seluruh digitasi kemudian dipindah ke Arc. Gis, namun apabila proses sebelumnya dari Global Mapper maka perlu dilakukan proses transfer kembali dari Google Earth .kmz ke Shapefile .shp. Proses transfer dilakukan di Global Mapper. 4.2.5 Membuat Shapefile Baru 1 Menggunakan Arc. Gis, Arc. Map version 9.2 2 Open Arc. Gis, Arc. Map version 9.2, muncul jendela ArcMap, pilih A new empty map, klik OK Gambar 4.30 Open Arc. Gis Proses Membuat Shafefile Baru commit to user 92 3 Klik Tools, Æ pilih ArcCatalog, muncul jendela ArcCatalog, Æ pilih direktori sesuai penyimpanan data, misal disimpan di D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.mxd. Klik Kanan, Æ muncul jendela Create New Shapefile,Æberi nama File “Cirebon_2010”, Æ pilih Feature Type-nya dengan Polyline, Æ klik Edit, muncul jendela Spatial Refenrence Properties, Æ klik Import, Æ klik dari salah satu file .shp yang telah ada, Æ klik Add, Æ muncul GCS_WGS_1984. Gambar 4.31 Proses Membuat Shafefile Baru Pilih Select, Æ muncul jendela Browse for Coordinate System, Æ pilih Projected Coordinate Systems, Æ pilih UTM, Æ pilih WGS 1984 UTM Zone 49S.prj, klik Add, Klik OK, klik OK. commit to user 93 Gambar 4.32 Coordinate System Proses Membuat Shafefile Baru 4 Ganti nama “Layers” menjadi “UPTD Plumbon”. 4.2.6 Membuat Layer Baru Setelah proses membuat layer baru selesai maka proses selanjutnya adalah membuat layer baru. Caranya adalah sebagai berikut: 4.2.6.1 Layer Administrasi Langkah awal membuat layer baru ini adalah dengan membuat Layer Administrasi. Klik kanan pada layer “UPTD Plumbon”,Æ New Data Grup, Æ Ganti nama menjadi Administrasi. a. Layer Batas Kabupaten Klik kanan pada layer “Administrasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Batas_kabupaten1”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Administrasi”. commit to user 94 Gambar 4.33 Proses Pembuatan layer Baru b. Layer Batas UPTD Plumbon Klik kanan pada layer “Administrasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Batas_UPTD1”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Administrasi”. c. Layer Kecamatan Langkah awal membuat layer kecamatan ini adalah dengan membuat layer “Batas_Kecamatan”. Klik kanan pada layer “Administrasi”,Æ New Data Grup, Æ Ganti nama “New Data Grup” menjadi “Batas_Kecamatan”. Klik kanan pada layer “Kecamatan”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Kec_Weru, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Batas_Kecamatan”. Peta hasil SIG pada Layer Administrasi dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 7. 4.2.6.2 Layer Transportasi Langkah awal membuat layer baru ini adalah dengan membuat Layer Transportasi. Klik kanan pada layer UPTD Plumbon,Æ New Data Grup, Æ Ganti nama menjadi Transportasi. commit to user 95 Layer transpotasi tersebut terdiri dari: a. Jalan Kereta Api Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Jln_Keretaapi”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis symbol di bawah nama layer “Jln_Keretaapi”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur symbol yang dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK. b. Jalan Tol Palimanan – Pejagan Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “TOL_Palimanan_Pejagan”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis symbol di bawah nama layer “TOL_Palimana_Pejagan”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur simbol yang dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK. c. Layer Jalan Nasional Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Jln_Bypass_Cirebon”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis simbol di bawah nama layer “Jln_Bypass_Cirebon”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur simbol yang dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK. d. Layer Jalan Propinsi Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Jln_Propinsi”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis simbol di bawah nama layer commit to user 96 “Jln_Propinsi”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur simbol yang dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK. e. Layer Jalan Kabupaten Klik kanan pada layer “Transportasi”, Æ pilih Add data, Æ muncul Add Data pilih .shp yang akan dimasukkan ke Arc.Gis dari file “D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab..mxd.” hasil digitasi pada Google Earth yaitu “Jln_Lokal_Kab”, Æ klik Add, Æ muncul layer baru pada layer “Transportasi”. Æ Klik 2x pada garis symbol di bawah nama layer “Jln_Lokal_Kab”, Æ muncul jendela Symbol Selector, Æatur simbol yang dikehendaki berikut color dan width, Æ klik OK. Peta hasil SIG pada Layer Transportasi dapat dilihat pada Lampiran A – Peta 8. 4.2.6.3 Layer Parameter Pembuatan layer 6 enam parameter penentuan pemenuhan SPM dengan Select By Attribute, Æ Layer: “Transportasi”, Field: “Jln_Lokal_Kab”, Æ Selection, Æ Create New Layer masing-masing disimpan dengan nama layer “Aksesibilitas_2010”, “Mobilitas_2010”, “Keselamatan_2010”, “Pelayanan_2010”, “Lebar_jalan_2010” dan “Kondisi_Jalan_2010”. Tampilan simbology berdasarkan pada “Memenuhi Syarat” dan atau ‘Tidak Memenuhi Syarat” sesuai dari nilai parameter itu sendiri. 4.2.6.4 Layer Pemenuhan SPM Pembuatan layer Pemenuhan SPM ini melalui Arc.Catalog. yaitu dengan cara sebagai berikut: 1. Klik Tools, Æ pilih ArcCatalog, muncul jendela Arc.Catalog, Æ pilih direktori sesuai penyimpanan data, misal disimpan di D:\THA’S DATA\TESISKU\Shp Data Cirebon.edit jln kab.mxd. Klik kanan “Jln_Lokal_Kab”, Æ Copy, Æ Paste, Æ Refresh. commit to user 97 Gambar 4.34 Proses Pembuatan Layer Pemenuhan SPM 2. Rename menjadi “SPM_KAB_CRB_2010”, drag feature tersebut ke dalam layer “Penanganan”. Gambar 4.35 Rename feature class 4.2.7 Membuat Geodatabase 1 Buat Geodatabase, caranya klik kanan di ArcCatalog Æ New Æ File Geodatabase Æ Beri nama Geodatabase “Cirebon” commit to user 98 Gambar 4.36 Proses Membuat Geodatabase 2 Membuat Dataset pada Geodatabase Æ klik kanan Geodatabase “Cirebon” ÆNew Æ Feature Dataset Æ beri nama “UPTD”. Atur sistem koordinat sesuai dengan sistem koordinat UTM WGS 1984 Zone 49 S dan tentukan nilai toleransinya maksimum toleransi = 0,001 m. Gambar 4.37 Membuat Dataset pada Geodatabase commit to user 99 Gambar 4.38 New feature Dataset pada Proses Membuat Geodatabase 3 Membuat Feature Class pada Geodatabase Æ klik kanan Feature Dataset “UPTD” Æ Import Æ Feature Class multipleÆ tambahkan shapefile yang akan dimasukkan pada Geodatabase “Cirebon”. Gambar 4.39 Topology pada Proses membuat Geodatabase 4 Membuat topology untuk mengecek konektivitas a. Klik kanan Feature dataset “UPTD” Æ New Æ Topology Æ Masukkan nama topology “UPTD_Topology” dan angka toleransi 0,001 m commit to user 100 Gambar 4.40 Proses membuat Topology b. Masukkan Feature class yang akan dibuat Topology-nya. Atur rank berdasarkan Feature class yang dibuat Topology. Rank yang lebih besar akan menempel pada rank yang lebih kecil Gambar 4.41 Memasukkan Feature class pada Topology c. Mengatur rule yang akan digunakan untuk mengecek Feature Class Gambar 4.42 Mengatur Rule pada Proses membuat Topology d. Buka Topology di ArcMap untuk mengetahui Konektivitas seluruh Feature Class yang digunakan. Hasil Topology menunjukkan ada 1 Feature Class yang error. commit to user 101 Gambar 4.43 Feaature Class yang Error e. Dilakukan editing terhadap Feature Class yang error Gambar 4.44 Editing Feature Class yang Error f. Dilakukan Topology kembali sehingga tidak ada lagi error. Ada eror Editing Feature Class yang eror commit to user 102 Gambar 4.45 Pengecekan hasil Topology 4.2.8 Proses Editing Peta 4.2.8.1 Append Append dilakukan untuk menggabungkan beberapa layer dengan tipe layer yang sama sehingga menjadi satu layer, sebagai contoh layer beberapa jalan di wilayah UPTD Plumbon digabung menjadi layer “Jln_Lokal_Kab”. Caranya adalah: 1 Tambahkan semua layer jalan yang akan di-Append ke dalam jendela ArcMap 2 Buka ArcToolbox pilih Data Management Tool Æ General Æ Append Gambar 4.46 Proses Editing dengan Append Tidak ada ArcToolbox Layer yang akan di Append commit to user 103 3 Masukkan semua layer yang akan di Append sebagai Input Datasets dan masukkan nama layer hasil Append sebagai Target Dataset Æ Schema Type No_Test Æ klik OK. Gambar 4.47 Input Dataset pada Proses Editing dengan Append 4.2.8.2 Merge Merge dilakukan untuk menggabungkan ruas-ruas jalan yang mempunyai atribut sama sehingga menjadi satu ruas jalan saja. Misalnya untuk menggabungkan beberapa ruas “Jln_Lokal_Kab” yang mempunyai nama sama. Caranya : 1 Lakukan editing terhadap layer “Jln_Lokal_Kab”, caranya klik toolbar Editing Æ Start Editing Æ pilih source letak Jln_Lokal_Kab.shp Æ Task “Modify Feature” Æ Target “Jln_Lokal_Kab” Gambar 4.48 Proses Editing pada Jalan Lokal Kabupaten dengan Merge commit to user 104 2 Pilih ruas-ruas jalan yang akan digabung Æ klik Toolbar Editor pilih Merge Æ OK Gambar 4.49 Proses Editing pada Merge 4.2.8.3 Split tooladd vertex Split tool digunakan untuk memotong feature class tipe linegaris, misal ruas jalan. Sedangkan add vertex digunakan untuk menambahkan vertex pada feature class untuk keperluan tertentu, seperti snapping pada titik tertentu. Contoh split tool dan add vertex digunakan dalam editing layer “TOL_Palimanan_Pejagan” agar snapping dengan batas wilayah UPTD Plumbon. Caranya adalah: 1 Lakukan editing terhadap layer “TOL_Palimanan_Pejagan” dengan cara klik toolbar Editing Æ Start Editing Æ pilih source letak TOL_Palimanan_Pejagan.shp Æ Task “Modify Feature” Æ Target “TOL_Palimanan_Pejagan” Ruas jalan yang akan digabung commit to user 105 Gambar 4.50 Proses Editing dengan Split toolAdd vertec 2 Pilih layer “TOL_Palimanan_Pejagan” Æ klik Split Tool Æ arahkan dan klik ke titik yang akan dipotong. Gambar 4.51 Proses Editing Split tool pada Feature Class Jalan 3 Untuk melakukan snapping antara “Batas_UPTD_Plumbon_1” dan “TOL_Palimanan_Pejagan” ditambahkan vertex pada “Batas_UPTD_Plumbon_1”, caranya pilih layer “Batas_UPTD_Plumbon_1” tambahkan vertex pada titik temu antara “TOL_Palimanan_Pejagan” dengan “Batas_UPTD_Plumbon_1” Æ klik kanan pilih insert vertex Æ impitkan vertex commit to user 106 “TOL_Palimanan_Pejagan” dengan “Batas_UPTD_Plumbon_1” dengan mengatur juga snapping dari toolbar Editor. Gambar 4.52 Snaping pada Proses Editing dengan Split toolAdd vertex 4.2.9 Membuat Attribute Tabel 4.2.9.1 Membuat Field Menambah kolom pada attribute tabel dilakukan untuk menambahkan atribut pada suatu layer, misalnya pada layer “Jln_Lokal_Kab”. Caranya : 1 Klik kanan layer “Jln_Lokal_Kab” Æ Open Attribute Table Æ klik Option pilih Add Field Gambar 4.53 Proses Membuat Field commit to user 107 2 Masukkan nama kolom pada field “Name” dan tentukan tipe isi kolomnya serta field properties-nya. Misal nama kolom “Ket_RCI”, type : Text, Field Properties Length :50. Gambar 4.54 Pemberian Nama dan Type pada Add Field 3 Proses ini berlaku untuk membuat Field lainnya dengan menyesuaikan type dan Field Properties. 4.2.9.2 Pengisian Kolom Atribute Pengisian Field pada penelitian ini menggunakan beberapa cara, antara lain: 1 Apabila terdapat data yang heterogen maka proses pengisian Field dilakukan dengan disunting satu per satu ke dalam kolom atribut dengan cara copy paste dari data Excel. 2 Field Calculator Apabila data sekunder yang diperoleh untuk tiap attributenya adalah data angka yang homogen maka dapat menggunakan “Field Carlculator”, caranya yaitu klik kanan pada Field yang akan dimasukkan data, ÆField Calculator, Æ isi angka sesuai data yang dimaksud, Æ klik OK. Gambar 4.55 Proses Pengisian Field dengan Cara Field Calculator commit to user 108 3 Select By Attribute a. Klik Selection toolbar, Æ Selected By Attribute, Æ pilih Layer: “Kondisi_Jalan_2010”, Æ pilih Field yang akan dijadikan acuan pengisian, Field: “RCI”, klik 2x, klik tanda = , Æ Get Unique Values, pilih yang akan dijadikan batas acuan, misal “5.5” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.56 Proses Pengisian Field dengan Cara Select By Attribute b. Open Attribute Table, Æ Show: Selected, maka hanya attribute dengan nilai • 5.5 saja yang muncul pada Attribute Table, Æ kemudian dapat mengisi Field lainnya sesuai dengan data melalui cara pengisian Field Calculator. 4.2.9.3 Membuat Hyperlink Peta Hyperlink digunakan pada ruas-ruas jalan lokal di wilayah UPTD Plumbon layer “Jln_Lokal_Kab”. Cara membuat hyperlink adalah: 1 Tambahkan kolom “Foto” pada attribute tabel layer “Jln_Lokal_Kab” commit to user 109 Gambar 4.57 Proses Membuat Hyperlink Peta 2 Lakukan editing terhadap layer “Jln_Lokal_Kab”. Pilih Toolbar Editing Æ Start Editing Æ pilih source layer “Jln_Lokal_Kab”. Gambar 4.58 Proses Editing dalam Membuat Hyperlink Peta 3 Pilih Task “Modify Feature” dan target layer “Jln_Lokal_Kab”, Masukkan nama file foto ke kolom “foto”. commit to user 110 Gambar 4.59 Penentuan Task dan Target pada Proses Membuat Hyperlink Peta 4 Simpan hasil editing dan stop editing setelah selesai memasukkan semua file yang akan digunakan untuk hyperlink. Gambar 4.60 Proses menyimpan dalam Membuat Hyperlink Peta 5 Atur document properties dengan cara pilih File ÆDocument Properties Æ Masukkan Hyperlink base yaitu alamat file hyperlink “D:\THAS DATA\TESISKU\data foto”. commit to user 111 Gambar 4.61 Pengaturan Document Properties pada Proses Membuat Hyperlink Peta 6 Untuk menampilkan hyperlink pada layer “Jln_Lokal_Kab” adalah dengan cara klik kanan layer “Jln_Lokal_Kab” Æ Properties Æ Pilih Display pada layer properties Æ pilih Support Hyperlink using field Fot. Gambar 4.62 Proses Menampilkan Hyperlink pada Layer 7 Pilih toolbar petir untuk melihat hyperlink dan arahkan ke ruas jalan yang akan dilihat hyperlink-nya. commit to user 112 Gambar 4.63 Tampilan Hyperlink Foto 4.2.10 Analisa Data pada Layer Parameter SPM 4.2.10.1 Layer Aksesibilitas 1 Klik kanan pada layer “Aksesibilitas_2010”, Æ Open Attribute Table. Data yang tersedia pada Attribute of Aksesibilitas_2010 antara lain: “Jml_Penduduk_UPTD_Plumbon_Jiwa”, “Luas_UPTD_Plumbon_km²”, “Jml_Pjg_Jln_Kab_UPTD Plumbon” dan “Kepadatan_penduduk_Jiwakm²”. Data jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan luas wilayah tahun 2010 di UPTD Plumbon berdasarkan Tabel 4.2, sedang untuk data panjang jalan kabupaten di UPTD Plumbon tahun 2010 menggunakan data sekunder dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon yang terdapat pada Tabel 4.7. Data tersebut disunting ke dalam kolom attributefield dengan cara Field Calculator. 2 Buat pula Field lainnya, Add Field: “Aksesibilitas_Eksisting”, “Nilai_SPM” dan “NP_Aksesibilitas”. 3 Menghitung Aksesibilitas Eksisting Klik kanan pada Field yang akan dihitung “Aksesibilitas_Eksisting”, Æ Field Calculator, Æ pilih Fields: “Jml_Pjg_Jln_Kab_UPTD_Plumbon”, Æ klik 2x, klik toolbar tanda bagi , pilih Fields: “Luas_UPTD_Plumbon”, Æ Klik OK. commit to user 113 Gambar 4.64 Menghitung Aksesibilitas Eksisting 4 Memasukkan indeks Aksesibilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Aksesibilitas Klik kanan pada attribute “Nilai_SPM”, Æ pilih Fields Calculator, ketik besaran nilai indeks SPM Mobilitas yang disyaratkan berdasarkan Tabel 2.7 yaitu 1.50, Æ klik OK. Gambar 4.65 Memasukan indeks Aksesibilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Aksesibilitas 5 Mencari Nilai Parameter Aksesibilitas a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By Attribute, Æ pilih layer “Aksesibilitas_2010”, Æ pilih Field: “Mobilitas_Eksisting” klik 2x, Æ pilih toolbar tanda , Æ pilih Field: “Nilai_SPM” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK. commit to user 114 Gambar 4.66 Mencari Nilai Parameter Aksesibilitas b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, karena “Aksesibilitas_Eksisting” “Nilai_SPM”, maka tidak ada attribute yang ter- selected, hal ini menandakan bahwa besarnya nilai “NP_Aksesibilitas” termasuk dalam kategori Tidak Memenuhi Syarat berdasarkan Tabel 4.19 dengan nilai bobot yaitu 0. Gambar 4.67 Attribute yang ter-select c. Pemberian Nilai Parameter Aksesibilitas Kembali ke Show: All , klik kanan Field: “NP_Aksesibilitas”, Æ Field Calculator, ketik angka “0” untuk nilai “NP_Aksesibilitas, Æ klik OK. commit to user 115 Gambar 4.68 Pemberian Nilai Parameter Aksesibilitas 6 Memberi Tanda Symbology a. Klik kanan pada layer “Aksesibilitas_2010”, Æ pilih Properties, muncul jendela Layer Properties, Æ pilih Symbology, Æ Categories, Æ Unique values. Æ pilih dari Value Field Æ “NP_Aksesibilitas”. Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek aksesibilitas ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 9. Gambar 4.69 Memberi Tanda Symbology b. Klik Add All values, Æ tentukan color dan width yang dikehendaki, Æ klik OK. commit to user 116 Gambar 4.70 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Aksesibilitas c. Ganti nama label dengan “TMS”, karena semua nilai SPM Aksesibilitas tidak memenuhi syarat semua. Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.71 Rename pada Label 4.2.10.2 Layer Mobilitas 1 Klik kanan pada layer “Mobilitas_2010”, Æ Open Attribute Table. Data yang tersedia pada Attribute of Mobilitas 2010 antara lain: “Pjg_Jln_Kab_UPTD_Plumbon”, “Jml_Pddk_UPTD_Plumbon” dan “PDRB _Juta_Rp”. Data jumlah penduduk di UPTD Plumbon tahun 2010 didapatkan Tabel 4.2, data PDRB harga yang berlaku didapatkan dari Tabel 4.3, sedang untuk data panjang jalan kabupaten menggunakan data sekunder dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon tahun 2010 yang terdapat pada Tabel 4.7. Data tersebut disunting ke dalam kolom attributefield dengan cara Field Calculator. Buat pula Field yang diperlukan lainnya, Add Field: “PDRB_Perkapita”, “Mobilitas_Eksisting”, “Nilai_MobilitasNilai_SPM” dan “NP_Mobilitas”. commit to user 117 2 Menghitung PDRB Perkapita Klik kanan pada Field yang akan dihitung “PDRB_Perkapita”, Æ Field Calculator, Æ pilih Fields: “PDRB_Juta_1”, Æ klik 2x, ketik tanda bagi , pilih Fields: “Jml_Pddk”, Æ Klik OK. Gambar 4.72 Menghitung PDRB Perkapita 3 Menghitung Mobilitas Eksisting Klik kanan pada Field yang akan dihitung “Mobilitas_Eksisting”, Æ Field Calculator, Æ pilih Fields: Pjg_Jln” klik 2x, ketik toolbar tanda bagi , Æ pilh Fields: “Jml_Pddk” klik 2x, klik toolbar tanda kali , ketik angka 1000, Æ Klik OK. Gambar 4.73 Menghitung Mobilitas Eksisting 4 Memasukan indeks Mobilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Mobilitas Klik kanan pada Field: “Nilai_Mobilitas”, Æ pilih Fields Calculator, ketik besaran nilai indeks SPM Mobilitas yang disyaratkan berdasarkan Tabel 2.7 yaitu 5.00, Æ klik OK. commit to user 118 Gambar 4.74 Memasukan indeks Mobilitas yang dipersyaratkan pada Nilai Mobilitas 5 Mencari Nilai Parameter Mobilitas a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By Attribute, Æ pilih Layer “Mobilitas_2010”, Æ pilih Field: “Mobilitas_Eksisting” klik 2x, Æ pilih toolbar tanda , Æ pilih Field: “Nilai_Mobilitas” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.75 Mencari Nilai Parameter Mobilitas b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, karena “Mobilititas_Eksisting” “Nilai_Mobilitas” maka tidak ada attribute yang ter- selected, hal ini menandakan bahwa besarnya nilai “NP_Mobilitas” termasuk dalam kategori Tidak Memenuhi Syarat berdasarkan Tabel 4.19 dengan nilai bobot yaitu 0. commit to user 119 Gambar 4.76 Selected Attribute pada Layer Mobilitas 2010 c. Pemberian Nilai Parameter Mobilitas Kembali ke Show: All, Æ klik kanan pada Field “NP_Mobilitas”, Æ Field Calculator, ketik angka “0” untuk nilai “NP_Mobilitas, Æ klik OK. Gambar 4.77 Pemberian Nilai Parameter Mobilitas 6 Memberi Tanda Symbology Proses symbology pada layer “Mobilitas_2010” ini seperti pada proses pemberian tanda symbology pada layer “Aksesibilitas_2010”. Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek mobilitas ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 10. 4.2.10.3 Layer Keselamatan 1 Klik kanan pada layer “Keselamatan_2010”, Æ Open Attribute Table. Data yang tersedia pada Attribute of Keselamatan_2010 antara lain: “Pjg_Jln_Kab_Crb”, “Jml_LAKA” dan “Kepadatan_Penduduk_Kab_Crb”. Data jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon tahun 2010 didapatkan Tabel 4.1, sedang untuk data panjang jalan kabupaten menggunakan commit to user 120 data dari daftar inventarisasi jaringan jalan kabupaten tahun 2010. Data tersebut disunting ke dalam kolom attributefield dengan cara Field Calculator. Buat pula Field yang diperlukan lainnya, Add Field: “Kecelakaan_Jiwa”, “Nilai_KeselamatanNilai_SPM” dan “NP_Keselamatan”. 2 Menghitung Kecelakaan Jiwa Klik kanan pada Field yang akan dihitung “Kecelakaan_Jiwa”, Æ Field Calculator, Æ pilih Fields: “Jml_LAKA” klik 2x, ketik tanda bagi , pilih Fields: “Kepadatan_Pddk”, Æ Klik OK. Gambar 4.78 Menghitung Kecelakaan Jiwa 3 Memasukan indeks Keselamatan yang dipersyaratkan pada Nilai Keselamatan Klik kanan pada Field: “Nilai_Keselamatan”, Æ pilih Fields Calculator, ketik besaran nilai indeks SPM Keselamatan yang disyaratkan berdasarkan Tabel 2.7 yaitu 0, Æ klik OK. Gambar 4.79 Memasukan indeks Keselamatan yang dipersyaratkan pada Nilai Keselamatan 4 Mencari Nilai Parameter Keselamatan a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By Attribute, Æ pilih Layer: “Keselamatan_2010”, Æ pilih Field: “Kecelakaan” klik commit to user 121 2x, Æ pilih tanda = , Æ pilih attribute “Nilai_SPM” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.80 Mencari Nilai Parameter Keselamatan b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, karena “Kecelakaan ” “Nilai_SPM” maka tidak ada attribute yang ter-selected, hal ini menandakan bahwa besarnya nilai “NP_Keselamatan” termasuk dalam kategori Tidak Memenuhi Syarat. Gambar 4.81 Selected Attribute pada Layer Keselamatan 2010 c. Pemberian Nilai Parameter Keselamatan Kembali ke Show: All, Æ klik kanan pada Field “NP_Mobilitas”, Æ Field Calculator, ketik angka “0” untuk nilai “NP_Mobilitas, Æ klik OK. commit to user 122 Gambar 4.82 Pemberian Nilai Parameter Keselamatan 5 Memberi Tanda Symbology Proses symbology pada layer “Keselamatan_2010” ini seperti pada proses pemberian tanda symbology pada layer “Aksesibilitas_2010”. Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek keselamatan ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 11. 4.2.10.4 Layer Pelayanan Jalan 1 Data yang tersedia pada Attribute of Pelayanan_2010 antara lain: “Kecepatan”, “LHR_2010” dan “Klasifikasi_Jalan”. Data LHR 2010 didapatkan dari Tabel 4.8, sedangkan untuk data klasifikasi jalan dan kecepatan didapatkan dari Tabel 4.10. Data tersebut disunting satu persatu ke dalam kolom attributefield dengan cara copy paste dari data Excel. Mengacu pada Tabel 2.7, ruas-ruas jalan kabupaten dengan klasifikasi jalan JJS LU yang memiliki kecepatan tempuh minimumnya • 20 kmjam termasuk kategori Memenuhi Syarat SPM, apabila terdapat ruas jalan JJS yang kecepatan tempuh minimumnya ” 20 kmjam termasuk kategori jalan yang Tidak memenuhi Syarat SPM. Ruas-ruas jalan kabupaten dengan klasifikasi jalan Layanan Umum juga memiliki kecepatan tempuh minimum yang sama yaitu apabila • 20 kmjam termasuk kategori jalan yang Memenuhi Syarat SPM, sedangkan untuk ruas jalan dengan kecepatan tempuh minimumnya ” 20 kmjam yaitu termasuk kategori jalan yang Tidak Memenuhi Syarat SPM. commit to user 123 2 Data jaringan jalan kabupaten yang ada memiliki kecepatan kendaraan yang beragam, seperti 20-25 kmjam, 30-45 kmjam, dan seterusnya, maka harus dibuat Field kecepatan minimum kendaraan terlebih dahulu untuk memudahkan pengambilan nilai pembatas pada saat proses Selected By Attribute untuk pemberian nilai parameter pelayanan jalan. Caranya yaitu dengan membuat Field “Kec_Min” pada Attribute Tabel, Æ klik pada Options, Æ Add field, ÆName: “Kec_Min”, Æ pilih Type: Float, 5:2. Buat pula Field yang diperlukan laiinya, Add Field: “Nilai_SPM” dan “NP_Pelayanan”. 3 Pengisian Field “Kec_Min” a. Klik Selection toolbar, ÆSelected By attribute, Æ pilih Layer: “Pelayanan_2010”, Æ pilih Field: “Kecepatan” klik 2x, klik tanda = , Æ Get Unique Values, klik kecepatan yang digunakan sebagai acuan Selected, klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.83 Selected By Attribute untuk Pengisian Field Kecepatan Minimum b. Open Attribut Table, ÆShow: Selected, pilih Field yang akan dilakukan pengisian, klik kanan pada Field tersebut, Æ Field Calculator, isi dengan angka kecepatan minimal sesuai data dari attribute yang ter-select yaitu misal 20, Æ klik OK. commit to user 124 Gambar 4.84 Pengisian Field Kecepatan Minimum c. Ulangi 3a dan 3b sampai semua ruas jalan pada Field “Kec_Min” terisi. 4 Memasukkan Nilai_SPM Pelayanan Klik kanan pada kolom atribut Nilai_SPM, Æpilih Field Calculator, isi dengan angka kecepatan minimal yang disyaratkan SPM untuk jalan JJS dan LU memiliki nilai yang sama yaitu • 20 kmjam, Æ klik OK. Gambar 4.85 Memasukkan Nilai_SPM Pelayanan 5 Mencari Nilai Parameter Pelayanan a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By Attribute, Æ pilih layer “Pelayanan_2010”, Æ pilih Field: “Kec_Min” klik 2x, Æ klik toolbar tanda = , Æ Get Unique Values, Æ pilih nilai “20” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK. commit to user 125 Gambar 4.86 Pengisian Nilai Parameter Pelayanan b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, klik kanan pada Field: “NP_Pelayanan”, Æ Field Calculator, Æ beri nilai parameter SPM sesuai dengan Tabel 4.19 yaitu nilai 4 untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang Memenuhi Syarat, Æ klik OK. Gambar 4.87 Pengisian Nilai Parameter Pelayanan c. Ulangi 5a dan 5b untuk mencari Nilai Parameter Pelayanan terhadap ruas- ruas jalan yang memiliki klasifikasi jalan yang memiliki kecepatan tempuh minimumnya ” 20 kmjam, dan beri nilai 0 untuk karena ruas-ruas jalan tersebut termasuk kategori Tidak Memenuhi Syarat. Hasil Select By Attribute ini menunjukkan terdapat 58 ruas jalan kabupaten yang Memenuhi Syarat SPM, dan terdapat dua ruas jalan yang Tidak Memenuhi Syarat. commit to user 126 6 Memberi Tanda Symbology a. Klik kanan pada layer “Pelayanan_2010”, Æ pilih Properties, muncul jendela Layer Properties, Æ pilih Symbology, Æ Categories, Æ Unique values. Æ pilih dari Value Field Æ “NP_Pelayanan”. Gambar 4.88 Memberi Tanda Symbology b. Klik Add All values, Æ tentukan color dan width yang dikehendaki, Æ klik OK. Gambar 4.89 Penentuan Color dan Width pada Symbology Layer Pelayanan c. Ganti nama Label dengan “TMS” dan “MS” sesuai nilai bobotnya, Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.90 Penggantian Nama Label pada Symbology Layer Pelayanan commit to user 127 Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek pelayanan ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 12. 4.2.10.5 Layer Lebar Jalan 1 Klik kanan pada layer “Lebar_Jalan_2010”, Æ Open Attribute Table. Data yang tersedia pada Attribute of Lebar_Jalan_2010 antara lain: “Lebar jalan” dan “LHR_2010”. Data lebar jalan eksisting didapatkan dari Tabel 4.7 dan untuk data LHR 2010 didapatkan dari Tabel 4.8. Data tersebut disunting satu per satu ke dalam attribut tabel. LHR pada ruas-ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon memiliki dua klasifikasi yaitu ” 3000 dan 3000 LHR ” 8000 satuan mobil penumpang per harinya. Mengacu pada Tabel 2.7, ruas-ruas jalan kabupaten dengan LHR ” 3000 memiliki syarat SPM lebar jalan minimal yaitu 4,5 m, sedangkan untuk jalan kabupaten dengan 3000 LHR ” 8000 memiliki syarat SPM lebar jalan minimal yaitu 6 m. Ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan minimal eksisting sesuai ataupun melebihi lebar jalan minimal yang disyaratkan, maka ruas-ruas jalan tersebut termasuk dalam kategori Memenuhi Syarat, namun apabila terdapat ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan minimal kurang dari lebar jalan minimal yang disyaratkan, maka termasuk dalam kategori Tidak Memenuhi Syarat. Mengacu pada Tabel 4.19 untuk aspek lebar jalan, jika Memenuhi Syarat diberikan nilai pemenuhan SPM sama dengan 5 dan sebaliknya jika Tidak Memenuhi Syarat. diberikan nilai pemenuhan SPM sama dengan 0. Data sekunder jaringan jalan kabupaten memiliki lebar jalan yang beragam, seperti 3,00 – 4,50 m, 3,00 – 8,00 m, dan seterusnya, maka harus dibuat Field lebar minimum terlebih dahulu untuk memudahkan pengambilan nilai pembatas pada saat proses Selected By Attribute untuk pemberian nilai parameter lebar jalan. Caranya yaitu dengan membuat Field “Lebar_Min” pada Open Attribute Tabel, Æ klik pada Options, Æ Add field, Æ Name: “Lebar_Min”, Æ pilih Type: Float, 5:2. Buat pula Field yang diperlukan laiinya, Add Field: “Nilai_SPM” dan “NP_Lebar”. commit to user 128 2 Pengisian Field “Lebar_Min” a. Klik Selection toolbar, ÆSelected By attribute, Æ pilih Layer: “Lebar_Jalan_2010”, Æ pilih Field: “Lebar” klik 2x, klik tanda = , Æ Get Unique Values, klik besaran nilai lebar yang digunakan sebagai acuan Selected, klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.91 Select By Attribute pada Layer Lebar jalan b. Open Attribut Table, Æ Show: Selected, Æ klik kanan Field “Lebar_Min”, Æ Field Calculator, isi dengan angka lebar jalan minimal sesuai data dari attribute yang ter-select yaitu misal 3.00, Æ klik OK. Gambar 4.92 Pengisian Field “Lebar_Min” c. Ulangi 2a dan 2b sampai semua ruas jalan pada Field “Lebar_Min” terisi. commit to user 129 3 Memasukkan Nilai_SPM Lebar Jalan a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By Attribute, Æ pilih Layer: “Lebar_Jalan_2010”, Æ pilih Field: “Lebar_Min” klik 2x, klik toolbar tanda , Æ Get Unique Values, pilih nilai “4.5” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.93 Memasukkan Nilai SPM Lebar Jalan b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, Klik kanan pada Field: “Nilai_SPM”, Æ pilih Fields Calculator, ketik besaran nilai indeks SPM lebar jalan minimal yang disyaratkan pada ruas jalan dengan LHR ” 3000 berdasarkan Tabel 2.7 yaitu 4,5 m, Æ klik OK. Gambar 4.94 Pengisian Nilai SPM Lebar Jalan c. Ulangi 3a dan 3b untuk LHR pada ruas-ruas jalan yang memiliki 3000 LHR ” 8000 satuan mobil penumpang dengan lebar jalan minimal 6 m sesuai yang disyaratkan pada Tabel 2.7. commit to user 130 4 Mencari Nilai Parameter Lebar Jalan a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By Attribute, Æ pilih Layer “Lebar_Jalan_2010”, Æ pilih Field: “Lebar_Min” klik 2x, Æ klik toolbar tanda , Æ Get Unique Values, Æ pilih “4.5” klik 2x, klik toolbar tanda AND Æ pilih Field: “LHR_2010” klik 2x, Æ pilih toolbar tanda = , Æ ketik angka “3000”, Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.95 Select By Attribute pada Layer Lebar Jalan b. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, klik kanan pada Field: “ NP_Lebar”, Æ Field Calculator, Æ beri nilai bobot sesuai dengan Tabel 4.19 yaitu nilai 0 untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang Tidak Memenuhi Syarat, Æ klik OK. Gambar 4.96 Pengisian Nilai Parameter pada Layer Lebar Jalan c. Ulangi 4a dan 4b untuk mencari Nilai Parameter Lebar Jalan terhadap ruas- ruas jalan dengan LHR 3000 yang memiliki lebar jalan minimal yang disyaratkan yaitu • 4,5 m dan ruas-ruas jalan yang memiliki 3000 LHR ” 8000 dan lebar jalan minimal yang disyaratkan yaitu • 6,0 m. commit to user 131 Hasil Select By Attribute ini menunjukkan terdapat 8 ruas jalan kabupaten yang Memenuhi Syarat SPM, dan terdapat 52 ruas jalan yang Tidak Memenuhi Syarat. 5 Memberi Tanda Symbology Proses symbology pada layer “Lebar_Jalan_2010” ini seperti pada proses pemberian tanda symbology pada layer “Pelayanan_2010”. Peta hasil SIG pada layer parameter SPM aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 13. 4.2.10.6 Layer Kondisi Jalan 1 Klik kanan pada layer “Kondisi_Jalan_2010”, Æ Open Attribute Table. Data yang tersedia pada Attribute of Kondisi_Jalan_2010 yaitu “RCI” dan “LHR_2010”. Data LHR 2010 didapatkan dari Tabel 4.8 dan data RCI didapatkan dari Tabel 4.9. Data tersebut disunting satu per satu ke dalam attribut tabel. LHR pada ruas-ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon memiliki dua klasifikasi yaitu ” 3000 dan 3000 LHR ” 8000 satuan mobil penumpang per harinya. Mengacu pada Tabel 2.7, ruas-ruas jalan kabupaten dengan LHR ” 3000 maupun yang memiliki 3000 LHR ” 8000 satuan mobil penumpang setiap harinya memiliki nilai RCI minimal 5,5. Ruas-ruas jalan yang memiliki nilai RCI eksisting melebihi niali RCI yang disyaratkan, maka ruas-ruas jalan tersebut termasuk dalam kategori Memenuhi Syarat, namun apabila terdapat ruas-ruas jalan yang memiliki lebar jalan minimal kurang dari lebar jalan minimal yang disyaratkan, maka termasuk dalam kategori Tidak Memenuhi Syarat. Mengacu pada Tabel 4.19 untuk aspek kondisi jalan berdasarkan kondisi jalan memiliki nilai bobot 6 jika Memenuhi Syarat dan nilai 0 jika Tidak Memenuhi Syarat. Buat pula Field yang diperlukan laiinya, Add Field: “Nilai_Kondisi” dan “NP_Kondisi”. 2 Memasukkan Nilai_SPM Kondisi Jalan Klik kanan Field: “Nilai_Kondisi”, Æ Field Calculator, Æ ketik angka “5.5” sesuai dengan syarat SPM aspek kondisi jalan berdasarkan Tabel 2.7, Æ klik OK. commit to user 132 Gambar 4.97 Memasukkan Nilai_SPM Kondisi Jalan 3 Mencari Nilai Parameter Kondisi Jalan a. Klik Selection toolbar, Æ pilih Select By Attributes, muncul jendela Select By Attribute, Æ pilih Layer “Kondisi_Jalan_2010”, Æ pilih Field: “RCI” klik 2x, Æ klik toolbar tanda , Æ pilih Field: “Nilai_Kondisi” klik 2x, Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.98 Select By Attribute pada Layer Kondisi Jalan d. Kembali pada Open Attribute Table, Æ pilih Show: Selected, klik kanan pada Field: “ NP_Kondisi”, Æ Field Calculator, Æ beri nilai bobot sesuai dengan Tabel 4.19 yaitu nilai 0 untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang Tidak Memenuhi Syarat, Æ klik OK. commit to user 133 Gambar 4.99 Pengisian Nilai Parameter Kondisi Jalan c. Ulangi 3a dan 3b untuk mencari Nilai Parameter Kondisi Jalan terhadap ruas- ruas jalan yang memiliki nilai “RCI” eksisting “Nilai_Kondisi”. Hasil Select By Attribute ini menunjukkan terdapat 45 ruas jalan kabupaten yang Memenuhi Syarat SPM, dan terdapat 15 ruas jalan yang Tidak Memenuhi Syarat. 4 Memberi Tanda Symbology Proses symbology pada layer “Kondisi_Jalan_2010” ini seperti pada proses pemberian tanda symbology pada layer “Pelayanan_2010”. Peta hasil SIG pada layer parameter aspek kondisi jalan ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 14. 4.2.11 Layer Pemenuhan SPM 1 Klik kanan Layer “SPM_KAB_CRB_2010”, Æ Open Attribute Table, Æ lakukan pengisian Attribute Table seperti yang ada di setiap layer parameter beserta perhitungan analisa datanya. Buat Field yang diperlukan lainnya, Add Field: “NP_SPM”. 2 Pengisian kolom “NP_SPM”, Æ Field Calculator, Æ pilih Field: NP_Aksesibilitas klik 2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Aksesibilitas” klik 2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Mobilitas” klik 2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Keselamatan” klik 2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Pelayanan” klik 2x, klik tanda + ,, pilih Field: “NP_Lebarjalan” klik 2x, klik tanda + , pilih Field: “NP_Kondisijalan” klik 2x, Æ klik OK. commit to user 134 Gambar 4.100 Pengisian Nilai SPM pada Layer Pemenuhan 3 Symbology pada layer “Pemenuhan_SPM_2010” Klik kanan layer “Pemenuhan_SPM_2010”, Æ Properties, Æpilih Categories, Æ pilih Value Field: NP_SPM, hilangkan tanda ¥ pada all other value, klik Æ Add All Values, Æ ganti color tiap peringkatnya, ganti pula nama Labe-lnya sesuai Tabel 4.21. Æ klik Apply, Æ klik OK. Gambar 4.101 Symbology pada layer “Pemenuhan_SPM_2010” Peta hasil SIG pada layer penanganan SPM ini ditunjukkan pada Lampiran A – Peta 15. Hasil akhir dari proses analisa pada SIG berupa peta dan tabel atribut yang ditampilkan dalam Lampiran A-7 sampai A-15 dan tabel-tabel analisa pemenuhan SPM jalan kabupaten di UPTD Plumbon. commit to user 135 4.3 Analisa Data Parameter SPM Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon 4.3.1 Aspek Aksesibilitas Tabel 4.11 memperlihatkan pencapaian nilai indeks aksesibilitas jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tahun 2007-2010. Data jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk diperoleh dari Tabel 4.2, sedangkan panjang jalan diperoleh dari Tabel 4.4. Data tersebut menggunakan asumsi atau pendekatan bahwa pengguna jalan kabupaten hanya berasal dari wilayah UPTD Plumbon saja. Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa dari sisi kuantitas penyediaan jaringan jalan yang ditinjau dari luas wilayah dan kepadatan peduduk di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tiga tahun terakhir belum memenuhi standar SPM, dengan kepadatan penduduk yang tinggi yaitu lebih besar dari 1000 jiwakm 2 dan kurang dari 5.000 jiwakm 2 , maka berdasarkan Tabel 2.7 nilai indeks aksesibilitas 1,50. p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 136 Tabel 4.11 Pemenuhan SPM jaringan jalan kota di UPTD Plumbon dari aspek aksesibilitas Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Luas Wilayah Km² Panjang Jalan Km Kepadatan Penduduk JiwaKm² Indeks Aksesibilitas Keterangan Eksisting KmKm² Tingkat Pelayanan SPM 1 2 3 4 5 6 = 43 7 8 9 2007 858,978 277.42 186.66 3096.31 0.68 1.000 Tinggi ” 5.000 1,50 TMS 2008 858,978 277.42 186.66 3096.31 0.68 1.000 Tinggi ” 5.000 1,50 TMS 2009 888,208 277.42 187.86 3201.67 0.68 1.000 Tinggi ” 5.000 1,50 TMS 2010 901,531 277.42 187.86 3249.70 0.68 1.000 Tinggi ” 5.000 1,50 TMS Keterangan: MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat 136 commit to user 137 Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa aspek aksesibilitas jaringan jalan yang ada di Kabupaten Cirebon dalam rentang waktu 4 tahun terakhir tidak memenuhi standar SPM. Gambar 4.102 Indeks Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010 Gambar 4.103 Pemenuhan SPM Aspek Aksesibilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTDPlumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010 Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa semua ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon tidak memenuhi standar SPM dari aspek aksesibilitas jalan kabupaten. Gambar commit to user 138 4.103 menunjukkan pemenuhan SPM aspek aksesibilitas jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon. 4.3.2 Aspek Mobilitas Tabel 4.12 memperlihatkan pencapaian nilai indeks mobilitas penyediaan jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tahun 2007-2009. Data jumlah penduduk diperoleh dari Tabel 4.2, PDRB perkapita diperoleh dari PDRB atas dasar harga berlaku pada Tabel 4.3 dibagi dengan jumlah penduduk. Panjang jalan diperoleh dari Tabel 4.4. Data tersebut menggunakan asumsi atau pendekatan bahwa pengguna jalan kabupaten hanya berasal dari wilayah UPTD Plumbon saja. Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa dari sisi kuantitas penyediaan jaringan jalan yang ditinjau dari PDRB perkapita dan jumlah penduduk di UPTD Plumbon dalam rentang waktu tiga tahun terakhir belum memenuhi standar SPM, dengan kepadatan penduduk yang tinggi yaitu lebih besar dari 1000 jiwakm 2 dan kurang dari 5.000 jiwakm 2 , maka berdasarkan Tabel 2.7 nilai indeks mobilitas 5,0. p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 139 Tabel 4.12 Pemenuhan SPM jaringan jalan kota di UPTD Plumbon dari aspek mobilitas Tahun Panjang Jalan km Jumlah Penduduk jiwa PDRB atas dasar Harga Berlaku Juta Rp PDRB perkapita Juta Rp tahunjiwa Indeks Mobilitas Keterangan Eksisting km1000 pddk Tingkat Pelayanan PDRB perkapita Juta Rptahunjiwa SPM 1 2 3 4 5 = 43 6 = 231000 7=5 8 9=6 2007 186.66 858,978 12,927,156.00 15.05 0.217 Sangat tinggi 10 5,0 TMS 2008 186.66 858,978 15,564,718.00 18.12 0.217 Sangat tinggi 10 5,0 TMS 2009 187.86 888,208 17,115,973.00 19.27 0.212 Sangat tinggi 10 5,0 TMS 2010 187.86 901,531 19,612,512.09 21.75 0.208 Sangat tinggi 10 5,0 TMS Keterangan : MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat 139 commit to user 140 Gambar 4.104 Indeks Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010 Dari Tabel 4.12 terlihat bahwa aspek mobilitas jaringan jalan yang ada di UPTD Plumbon dalam rentang waktu 3 tahun terakhir tidak memenuhi standar SPM. Gambar 4.105 Pemenuhan SPM Aspek Mobilitas Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD PlumbonKabupaten Cirebon Tahun 2007-2010 Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa semua ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon tidak memenuhi standar SPM dari aspek mobilitas jalan kabupaten. Gambar commit to user 141 4.105 menunjukkan pemenuhan SPM aspek mobilitas jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon. 4.3.3 Aspek Keselamatan Tabel 4.13 memperlihatkan pencapaian nilai indeks kecelakaan penyediaan jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dalam rentang waktu 2005-2010. Data kepadatan penduduk diambil dari Tabel 4.2 dan jumlah kecelakaan didapatkan dari Tabel 4.4. Kepadatan penduduk pada aspek kecelakaan lalu lintas ini diasumsikan menggunakan data kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon bukan data kepadatan penduduk di UPTD Plumbon dikarenakan adanya keterbatasan data yang di dapat dari Polres Cirebon, maka panjang jalan yang digunakan pun adalah panjang jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon yaitu sepanjang 643,16 km. Nilai indeks kecelakaan lalu lintas dalam Kepmenkimpraswil No. 534 KPTSM2001 pada Tabel 2.7 adalah zero accident, namun untuk mengantisipasi bertambahnya angka kecelakaan di Kabupaten Cirebon, diperlukan upaya-upaya untuk menguranginya terutama yang berkaitan erat dengan kondisi jalan beserta bangunan pelengkap dan perlengkapannya. p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 142 Tabel 4.13 Pemenuhan SPM Jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon dari aspek kecelakaan lalu-lintas Tahun Jumlah Kecelakaan per tahun jiwatahun Panjang Jalan km Kepadatan Penduduk jiwakm 2 Indeks Kecelakaan Keterangan Eksisting jiwakmtahun SPM 1 2 3 4 5 = 23 6 7 2005 76 643.16 2,050 0.12 0 TMS 2006 70 643.16 2,111 0.11 0 TMS 2007 132 643.16 2,128 0.21 TMS 2008 137 643.16 2,165 0.21 0 TMS 2009 235 643.16 2,199 0.37 0 TMS 2010 345 643.16 2,232 0.54 TMS Keterangan MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat 142 commit to user 143 Gambar 4.106 Indeks Kecelakaan Lalu lintas Jarinngan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010 Gambar 4.107Pemenuhan SPM Aspek Keselamatan Jaringan Jalan Kabupaten di UPTD Plumbon Kabupaten Cirebon Tahun 2007-2010 Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa semua ruas jalan kabupaten yang ada di Kabupaten Cirebon tidak memenuhi standar SPM dari aspek keselamatan jalan kabupaten. Gambar 4.107 menunjukkan pemenuhan SPM aspek keselamatan jalan kabupaten di Kabupaten Cirebon. commit to user 144 4.3.4 Aspek Kondisi Jalan Pemenuhan SPM dari aspek kondisi jalan dilakukan berdasarkan nilai Road Condition Index RCI, lebar jalan dan LHR tiap-tiap ruas jalan. Data LHR tahun 2010 berdasarkan estimasi tahun 2008 dan data lebar jalan masing-masing ruas diambil dari Tabel 4.8, sedangkan nilai RCI diambil dari Tabel 4.9. Dengan membandingkan jumlah LHR masing-masing ruas jalan dengan standar klasifikasi seperti diberikan pada Tabel 2.7, nilai LHR ruas-ruas jalan di UPTD Plumbon dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Khusus untuk Jalan Tuparev yang termasuk ke dalam kategori 3.000 LHR ” 8.000, nilai SPM yang dibutuhkan berdasarkan lebar jalan adalah 6,0 meter, sedangkan nilai RCI dipersyaratkan harus lebih besar dari 5,5. Ruas-ruas jalan lain termasuk ke dalam kategori LHR ” 3.000, maka lebar minimum yang dipersyaratkan adalah 4,5 m. RCI yang dipersyaratkan harus lebih besar dari 5,5. Tabel 4.14 menunjukkan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan. Sedangkan Tabel 4.15 menunjukkan pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan nilai RCI. Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas LHR 2010 Lebar Jalan M Keterangan Existing SPM 1 2 3 4 5 6 7 1 1 14 Kalitanjung Sumber 2721 7.00-11.00 4.5 MS 2 17 Sindangjawa Mandirancan 1287 4.00 4.5 TMS 3 19 Jamblang Cikeduk 2899 4.00-4.50 4.5 TMS 4 20 Plumbon Kenanga 2989 6.00 4.5 MS 5 22 Tegalsari Lemahtamba 2918 4.50-6.00 4.5 MS 6 23 Clangcang Pangkalan 1752 4.00 4.5 TMS 7 37 Kecomberan Sarwadadi 906 3.00 4.5 TMS Berlanjut commit to user 145 Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas LHR 2010 Lebar Jalan M Keterangan Existing SPM 1 2 3 4 5 6 7 8 8 53 Pecilon Kertawinangun 1444 4.00 4.5 TMS 9 54 Cideng Kertawinangun 1791 4.50 4.5 MS 10 56 Jl. Pembangunan 552 3.00 4.5 TMS 11 61 Jl. Wiratama 1955 4.00 4.5 TMS 12 67 Komp. Ibukota Sumber 2680 7.00-12.00 4.5 MS 13 71 Kramat Cisaat 864 3.00-4.50 4.5 TMS 14 72 Megu Lurah 2380 3.50-4.50 4.5 TMS 15 73 Tukmudal Bode 1908 3.50 4.5 TMS 16 74 Tegalsari Bode 1945 3.50 4.5 TMS 17 75 Marikangen Kasugengan 1902 3.00 4.5 TMS 18 76 Sarwadadi Kubang 456 3.00 4.5 TMS 19 79 Jamblang Bakung 956 3.00–4.50 4.5 TMS 20 83 Watubelah Kr. Sari 1832 4.00 4.5 TMS 21 86 Sidawangi Matangaji 696 3.00 4.5 TMS 22 87 Beber Ciwangi 245 3.00 4.5 TMS 23 92 Gesik Sendang 648 4.00 4.5 TMS 24 93 Sendang Kubang 720 4.00 4.5 TMS 25 94 Mandala Pasawahan 788 3.00 4.5 TMS 26 95 Komp. Wisata Cikalahang 428 3.0 - 4.5 4.5 TMS 27 96 Bobos Cikalahang 944 3.00 4.5 TMS 28 101 Plumbon Marikangen 700 3.50 4.5 TMS 29 102 Kertawinangun Kalikoa 638 3.00–4.50 4.5 TMS 30 105 Kedawung Warung Asem 2248 4.00-4.50 4.5 TMS Berlanjut commit to user 146 Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas LHR 2010 Lebar Jalan M Keterangan Existing SPM 1 2 3 4 5 6 7 8 31 106 Plumbon Pangkalan 900 3.50 4.5 TMS 32 107 Wanakaya Cangkring 380 3.50 4.5 TMS 33 110 Halimpu Ciwangi 243 3.00 4.5 TMS 34 118 Warukawung Kepuh 1260 3.50 4.5 TMS 35 119 Kenanga Warukawung 1393 3.50 4.5 TMS 36 124 Tukmudal Lurah 2108 3.50-6.00 4.5 TMS 37 125 Lurah Waruroyom 1946 4.00 4.5 TMS 38 127 Jamblang Kasugengan 1292 4.00 4.5 TMS 39 129 Kebarepan Kejuden 498 3.00 4.5 TMS 40 131 Kedungsana Pangkalan 360 3.50 4.5 TMS 41 133 Batembat Kalibaru 951 3.00 4.5 TMS 42 134 Keduanan Kr. Wangi 908 3.00 4.5 TMS 43 136 Sitiwinangun Danawinangun 1460 3.50 4.5 TMS 44 140 Weru Sarabahu 2296 3.00-8.00 4.5 TMS 45 141 Panembahan Trusmi 1440 4.00 4.5 TMS 46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 2946 12.00 4.5 MS 47 143 Karangmulya Marikangen 1670 3.50 4.5 TMS 48 144 Kalitengah Trusmi 796 3.00 4.5 TMS 49 145 Getasan Waruroyom 348 3.50 4.5 TMS 50 146 Ciperna Warungasem 720 5.00 4.5 MS 51 147 Dawuan Wanakaya 464 3.00 4.5 TMS 52 149 Setukulon Megu 1605 3.00 4.5 TMS 53 153 Trusmi Kaliwulu 1071 3.00 4.5 TMS Berlanjut commit to user 147 Tabel 4.14 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan lebar jalan Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas LHR 2010 Lebar Jalan M Keterangan Existing SPM 1 2 3 4 5 6 7 8 54 158 Pasalakan Kertasari 1784 3.50 4.5 TMS 55 159 Serang Beberan 530 3.50 4.5 TMS 56 161 Cempaka Karangsari 581 3.50 4.5 TMS 57 166 Purwawinangun Muara 616 3.50 4.5 TMS 58 178 Kebarepan Kedungsana 429 3.50 4.5 TMS 59 180 Kepongpongan Cirebongirang 688 4.00-10.00 4.5 TMS 60 181 JL. Tuparev 4952 12.00 6.0 MS Keterangan MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat Tabel 4.15 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan nilai RCI Tahun 2010 No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas RCI Keterangan Existing SPM 1 2 3 4 5 6 7 1 14 Kalitanjung Sumber 8.0 5.5 MS 2 17 Sindangjawa Mandirancan 9.0 5.5 MS 3 19 Jamblang Cikeduk 8.8 5.5 MS 4 20 Plumbon Kenanga 8.5 5.5 MS 5 22 Tegalsari Lemahtamba 6.9 5.5 MS 6 23 Clangcang Pangkalan 7.3 5.5 MS 7 37 Kecomberan Sarwadadi 7.1 5.5 MS 8 53 Pecilon Kertawinangun 7.5 5.5 MS 9 54 Cideng Kertawinangun 7.0 5.5 MS 10 56 Jl. Pembangunan 7.0 5.5 MS 11 61 Jl. Wiratama 5.0 5.5 TMS Berlanjut commit to user 148 Tabel 4.15 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan nilai RCI Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas RCI Keterangan Existing SPM 1 2 3 4 5 6 7 12 67 Komp. Ibukota Sumber 8.5 5.5 MS 13 71 Kramat Cisaat 8.9 5.5 MS 14 72 Megu Lurah 8.0 5.5 MS 15 73 Tukmudal Bode 5.9 5.5 MS 16 74 Tegalsari Bode 5.9 5.5 MS 17 75 Marikangen Kasugengan 6.5 5.5 MS 18 76 Sarwadadi Kubang 6.5 5.5 MS 19 79 Jamblang Bakung 5.4 5.5 TMS 20 83 Watubelah Kr. Sari 5.4 5.5 TMS 21 86 Sidawangi Matangaji 7.0 5.5 MS 22 87 Beber Ciwangi 5.4 5.5 TMS 23 92 Gesik Sendang 6.9 5.5 MS 24 93 Sendang Kubang 5.9 5.5 MS 25 94 Mandala Pasawahan 8.8 5.5 MS 26 95 Komp. Wisata Cikalahang 9.3 5.5 MS 27 96 Bobos Cikalahang 9.9 5.5 MS 28 101 Plumbon Marikangen 8.5 5.5 MS 29 102 Kertawinangun Kalikoa 5.0 5.5 TMS 30 105 Kedawung Warung Asem 9.0 5.5 MS 31 106 Plumbon Pangkalan 5.4 5.5 TMS 32 107 Wanakaya Cangkring 5.9 5.5 MS 33 110 Halimpu Ciwangi 5.4 5.5 TMS 34 118 Warukawung Kepuh 6.2 5.5 MS 35 119 Kenanga Warukawung 6.2 5.5 MS 36 124 Tukmudal Lurah 8.5 5.5 MS 37 125 Lurah Waruroyom 5.4 5.5 TMS 38 127 Jamblang Kasugengan 9.3 5.5 MS Berlanjut commit to user 149 Tabel 4.15 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek kondisi jalan berdasarkan nilai RCI Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas RCI Keterangan Existing SPM 1 2 3 4 5 6 7 39 129 Kebarepan Kejuden 5.9 5.5 MS 40 131 Kedungsana Pangkalan 5.4 5.5 TMS 41 133 Batembat Kalibaru 9.7 5.5 MS 42 134 Keduanan Kr. Wangi 8.2 5.5 MS 43 136 Sitiwinangun Danawinangun 5.9 5.5 MS 44 140 Weru Sarabahu 9.2 5.5 MS 45 141 Panembahan Trusmi 5.5 5.5 TMS 46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 8.8 5.5 MS 47 143 Karangmulya Marikangen 8.8 5.5 MS 48 144 Kalitengah Trusmi 8.7 5.5 MS 49 145 Getasan Waruroyom 6.5 5.5 MS 50 146 Ciperna Warungasem 8.8 5.5 MS 51 147 Dawuan Wanakaya 5.9 5.5 MS 52 149 Setukulon Megu 9.9 5.5 MS 53 153 Trusmi Kaliwulu 9.8 5.5 MS 54 158 Pasalakan Kertasari 7.8 5.5 MS 55 159 Serang Beberan 5.4 5.5 TMS 56 161 Cempaka Karangsari 5.4 5.5 TMS 57 166 Purwawinangun Muara 5.4 5.5 TMS 58 178 Kebarepan Kedungsana 5.5 5.5 TMS 59 180 Kepongpongan Cirebongirang 5.4 5.5 TMS 60 181 JL. Tuparev 8.0 5.5 MS Keterangan MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat Tabel 4.14 menunjukkan bahwa berdasarkan lebar ruas jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon terdapat 52 ruas sepanjang 153,00 km 81.44 yang belum memenuhi SPM, sedang 8 ruas sepanjang 34,86 km 18.56 sudah memenuhi SPM. commit to user 150 Tabel 4.15 menunjukkan bahwa berdasarkan kondisi jalan terdapat 15 ruas sepanjang 41,40 km 22,04 yang belum memenuhi SPM, sedangkan 45 ruas sepanjang 146,46 km 77,96 yang sudah memenuhi SPM atau dalam kondisi cukup hingga sangat baik. Pemenuhan SPM kondisi jalan berdasarkan lebar jalan digambarkan dalam Gambar 4.108 dan Gambar 4.109 menunjukkan pemenuhan SPM kondisi jalan berdasarkan RCI. Gambar 4.108 Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon Berdasarkan Lebar Jalan Tahun 2010 Gambar 4.109Pemenuhan SPM Aspek Kondisi Jalan di UPTD Plumbon Berdasarkan RCI Tahun 2010 commit to user 151 4.3.5 Aspek Tingkat Pelayanan Jalan Untuk mengetahui pelayanan jalan diperlukan data klasifikasi jalan berdasarkan fungsi jalan dan kecepatan rencana. Data Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon menyebutkan bahwa untuk ruas-ruas Jaringan Jalan Strategis merupakan jalan kolektor primer. Sedangkan ruas-ruas jalan Layanan Umum lainnya merupakan jalan lokal primer. Untuk jalan kolektor primer dan jalan lokal primer dipersyaratkan kecepatan tempuh minimal yang sama yaitu 20 kmjam. Pada Tabel 4.16 dibandingkan antara kecepatan tempuh minimal eksisting pada masing-masing ruas jalan dengan kecepatan yang disyaratkan. Tabel 4.16 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek tingkat pelayanan Tahun 2010 No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Kecepatan Keterangan Kisaran Kecepatan KmJam SPM KmJam 1 2 3 4 5 6 7 1 14 Kalitanjung Sumber 40 20 MS 2 17 Sindangjawa Mandirancan 30 - 45 20 MS 3 19 Jamblang Cikeduk 40 20 MS 4 20 Plumbon Kenanga 40 20 MS 5 22 Tegalsari Lemahtamba 30 - 45 20 MS 6 23 Clangcang Pangkalan 40 20 MS 7 37 Kecomberan Sarwadadi 30 - 45 20 MS 8 53 Pecilon Kertawinangun 30 - 45 20 MS 9 54 Cideng Kertawinangun 30 - 45 20 MS 10 56 Jl. Pembangunan 30 - 45 20 MS 11 61 Jl. Wiratama 15 - 20 20 TMS 12 67 Komp. Ibukota Sumber 40 20 MS 13 71 Kramat Cisaat 30 - 45 20 MS 14 72 Megu Lurah 40 20 MS 15 73 Tukmudal Bode 25 - 35 20 MS 16 74 Tegalsari Bode 25 - 35 20 MS 17 75 Marikangen Kasugengan 30 - 45 20 MS 18 76 Sarwadadi Kubang 30 - 45 20 MS Berlanjut commit to user 152 Tabel 4.16 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek tingkat pelayanan Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Kecepatan Keterangan Kisaran Kecepatan KmJam SPM KmJam 1 2 3 4 5 6 7 19 79 Jamblang Bakung 25 - 35 20 MS 20 83 Watubelah Kr. Sari 25 - 35 20 MS 21 86 Sidawangi Matangaji 25 - 35 20 MS 22 87 Beber Ciwangi 25 - 35 20 MS 23 92 Gesik Sendang 25 - 35 20 MS 24 93 Sendang Kubang 25 - 35 20 MS 25 94 Mandala Pasawahan 30 - 45 20 MS 26 95 Komp. Wisata Cikalahang 30 - 45 20 MS 27 96 Bobos Cikalahang 30 - 45 20 MS 28 101 Plumbon Marikangen 30 - 45 20 MS 29 102 Kertawinangun Kalikoa 15 - 20 20 TMS 30 105 Kedawung Warung Asem 40 20 MS 31 106 Plumbon Pangkalan 20 - 25 20 MS 32 107 Wanakaya Cangkring 25 - 35 20 MS 33 110 Halimpu Ciwangi 25 - 35 20 MS 34 118 Warukawung Kepuh 25 - 35 20 MS 35 119 Kenanga Warukawung 30 - 45 20 MS 36 124 Tukmudal Lurah 40 20 MS 37 125 Lurah Waruroyom 30 - 45 20 MS 38 127 Jamblang Kasugengan 30 - 45 20 MS 39 129 Kebarepan Kejuden 30 - 45 20 MS 40 131 Kedungsana Pangkalan 20 20 MS 41 133 Batembat Kalibaru 30 - 45 20 MS 42 134 Keduanan Kr. Wangi 30 - 45 20 MS 43 136 Sitiwinangun Danawinangun 25 - 35 20 MS 44 140 Weru Sarabahu 25 - 35 20 MS 45 141 Panembahan Trusmi 25 - 35 20 MS 46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 40 20 MS 47 143 Karangmulya Marikangen 30 - 45 20 MS Berlanjut commit to user 153 Tabel 4.16 Pemenuhan SPM ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon dari aspek tingkat pelayanan Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Kecepatan Keterangan Kisaran Kecepatan KmJam SPM KmJam 1 2 3 4 5 6 7 48 144 Kalitengah Trusmi 30 - 45 20 MS 49 145 Getasan Waruroyom 25 - 35 20 MS 50 146 Ciperna Warungasem 30 - 45 20 MS 51 147 Dawuan Wanakaya 25 - 35 20 MS 52 149 Setukulon Megu 30 - 45 20 MS 53 153 Trusmi Kaliwulu 30 - 45 20 MS 54 158 Pasalakan Kertasari 25 - 35 20 MS 55 159 Serang Beberan 25 - 35 20 MS 56 161 Cempaka Karangsari 25 - 35 20 MS 57 166 Purwawinangun Muara 25 - 35 20 MS 58 178 Kebarepan Kedungsana 25 - 35 20 MS 59 180 Kepongpongan Cirebongirang 25 - 35 20 MS 60 181 JL. Tuparev 40 20 MS Keterangan: MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa terdapat 2 ruas jalan sepanjang 3,60 km 1,92 yang tidak memenuhi standar SPM, sedangkan 58 ruas lainnya sepanjang 184,26 km 98,08 telah memenuhi SPM dari aspek tingkat pelayanan jalan kabupaten yang ada di UPTD Plumbon, berdasarkan kecepatan tempuh kendaraan. Hal itu disebabkan karena kondisi jalan pada kedua sebagian ruas jalan tersebut mengalami kerusakan ringan dan kerusakan berat, hal ini ditandai oleh banyak permukaan jalan yang tidak rata dan berlubang sehingga pengendara ekstra hati-hati untuk melewati jalan tersebut. Gambar 4.110 menunjukkan pemenuhan SPM berdasarkan pelayanan jalan. commit to user 154 Gambar 4.110Pemenuhan SPM Aspek Pelayanan Jalan di UPTD Plumbon Tahun 2010 4.3.6 Pemenuhan SPM Jalan Tabel 4.17 menunjukkan pemenuhan SPM dari kelima aspeknya yaitu aspek aksesibilitas, aspek mobilitas, aspek kecelakaan, aspek kondisi jalan lebar jalan dan RCI dan aspek pelayanan jalan kabupaten di UPTD Plumbon dimana terdapat ruas-ruas jalan kabupaten yang memenuhi syarat SPM ataupun tidak memenuhi syarat SPM. p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 155 Tabel 4.17. Pemenuhan semua aspek SPM Tahun 2010 No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Pemenuhan SPM SPM Jaringan Jalan SPM Ruas Jalan Aspek Aksesibilitas Aspek Mobilitas Aspek Keselamatan Aspek Kondisi Jalan Aspek Pelayanan Jalan Lebar Jalan RCI Kecepatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 14 Kalitanjung Sumber TMS TMS TMS MS MS MS 2 17 Sindangjawa Mandirancan TMS TMS TMS TMS MS MS 3 19 Jamblang Cikeduk TMS TMS TMS TMS MS MS 4 20 Plumbon Kenanga TMS TMS TMS MS MS MS 5 22 Tegalsari Lemahtamba TMS TMS TMS MS MS MS 6 23 Clangcang Pangkalan TMS TMS TMS TMS MS MS 7 37 Kecomberan Sarwadadi TMS TMS TMS TMS MS MS 8 53 Pecilon Kertawinangun TMS TMS TMS TMS MS MS 9 54 Cideng Kertawinangun TMS TMS TMS MS MS MS 10 56 Jl. Pembangunan TMS TMS TMS TMS MS MS 11 61 Jl. Wiratama TMS TMS TMS TMS TMS TMS 12 67 Komp. Ibukota Sumber TMS TMS TMS MS MS MS 13 71 Kramat Cisaat TMS TMS TMS TMS MS MS 14 72 Megu Lurah TMS TMS TMS TMS MS MS 15 73 Tukmudal Bode TMS TMS TMS TMS MS MS Berlanjut 155 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 156 Tabel 4.17 Pemenuhan kelima aspek SPM Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Pemenuhan SPM SPM Jaringan Jalan SPM Ruas Jalan Aspek Aksesibilitas Aspek Mobilitas Aspek Keselamatan Aspek Kondisi Jalan Aspek Pelayanan Jalan Lebar Jalan RCI Kecepatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 16 74 Tegalsari Bode TMS TMS TMS TMS MS MS 17 75 Marikangen Kasugengan TMS TMS TMS TMS MS MS 18 76 Sarwadadi Kubang TMS TMS TMS TMS MS MS 19 79 Jamblang Bakung TMS TMS TMS TMS TMS MS 20 83 Watubelah Kr. Sari TMS TMS TMS TMS TMS MS 21 86 Sidawangi Matangaji TMS TMS TMS TMS MS MS 22 87 Beber Ciwangi TMS TMS TMS TMS TMS MS 23 92 Gesik Sendang TMS TMS TMS TMS MS MS 24 93 Sendang Kubang TMS TMS TMS TMS MS MS 25 94 Mandala Pasawahan TMS TMS TMS TMS MS MS 26 95 Komp. Wisata Cikalahang TMS TMS TMS TMS MS MS 27 96 Bobos Cikalahang TMS TMS TMS TMS MS MS 28 101 Plumbon Marikangen TMS TMS TMS TMS MS MS 29 102 Kertawinangun Kalikoa TMS TMS TMS TMS TMS TMS 30 105 Kedawung Warung Asem TMS TMS TMS TMS MS MS Berlanjut 156 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 157 Tabel 4.17 Pemenuhan kelima aspek SPM Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Pemenuhan SPM SPM Jaringan Jalan SPM Ruas Jalan Aspek Aksesibilitas Aspek Mobilitas Aspek Keselamatan Aspek Kondisi Jalan Aspek Pelayanan Jalan Lebar Jalan RCI Kecepatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 31 106 Plumbon Pangkalan TMS TMS TMS TMS TMS MS 32 107 Wanakaya Cangkring TMS TMS TMS TMS MS MS 33 110 Halimpu Ciwangi TMS TMS TMS TMS TMS MS 34 118 Warukawung Kepuh TMS TMS TMS TMS MS MS 35 119 Kenanga Warukawung TMS TMS TMS TMS MS MS 36 124 Tukmudal Lurah TMS TMS TMS TMS MS MS 37 125 Lurah Waruroyom TMS TMS TMS TMS TMS MS 38 127 Jamblang Kasugengan TMS TMS TMS TMS MS MS 39 129 Kebarepan Kejuden TMS TMS TMS TMS MS MS 40 131 Kedungsana Pangkalan TMS TMS TMS TMS TMS MS 41 133 Batembat Kalibaru TMS TMS TMS TMS MS MS 42 134 Keduanan Kr. Wangi TMS TMS TMS TMS MS MS 43 136 Sitiwinangun Danawinangun TMS TMS TMS TMS MS MS 44 140 Weru Sarabahu TMS TMS TMS TMS MS MS 45 141 Panembahan Trusmi TMS TMS TMS TMS TMS MS Berlanjut 157 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 158 Tabel 4.17 Pemenuhan kelima aspek SPM Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Pemenuhan SPM SPM Jaringan Jalan SPM Ruas Jalan Aspek Aksesibilitas Aspek Mobilitas Aspek Keselamatan Aspek Kondisi Jalan Aspek Pelayanan Jalan Lebar Jalan RCI Kecepatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber TMS TMS TMS MS MS MS 47 143 Karangmulya Marikangen TMS TMS TMS TMS MS MS 48 144 Kalitengah Trusmi TMS TMS TMS TMS MS MS 49 145 Getasan Waruroyom TMS TMS TMS TMS MS MS 50 146 Ciperna Warungasem TMS TMS TMS MS MS MS 51 147 Dawuan Wanakaya TMS TMS TMS TMS MS MS 52 149 Setukulon Megu TMS TMS TMS TMS MS MS 53 153 Trusmi Kaliwulu TMS TMS TMS TMS MS MS 54 158 Pasalakan Kertasari TMS TMS TMS TMS MS MS 55 159 Serang Beberan TMS TMS TMS TMS TMS MS 56 161 Cempaka Karangsari TMS TMS TMS TMS TMS MS 57 166 Purwawinangun Muara TMS TMS TMS TMS TMS MS 58 178 Kebarepan Kedungsana TMS TMS TMS TMS TMS MS 59 180 Kepongpongan Cirebongirang TMS TMS TMS TMS TMS MS 60 181 JL. Tuparev TMS TMS TMS MS MS MS 158 Keterangan: MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat commit to user 159 4.4 Analisa Pemenuhan SPM Jalan Kabupaten Cirebon di UPTD Plumbon 4.4.1 Rencana Strategis Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon Tahun 2009-2013 Anonim, 2009b 4.4.1.1 Visi dan Misi Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon Penentuan analisa kategori penanganan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan kabupaten di UPTD Plumbon ini memerlukan Rencana Strategis Renstra dari Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon mengenai visi, misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja, prioritas program penanganan jalan dan daftar skala prioritas proyek sebagai acuan untuk menentukan peringkat tiap-tiap parameter SPM jalan kabupaten, sehingga didapatkan nilai pemenuhan SPM dari tiap-tiap parameternya. Nilai pemenuhan SPM tersebut digunakan untuk mendapatkan total nilai pemenuhan seluruh aspek SPM yang akan menghasilkan urutan peringkat kategori penanganan dari tiap-tiap ruas jalan kabupaten yang ada. Visi dari Perencanaan Strategis Tahun 2009-2013 Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon tersebut adalah: “Terwujudnya sistem jaringan jalan yang mantap dalam rangka menunjang peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM dan pelayanan umum di Kabupaten Cirebon pada tahun 2013”. Sedang misi yang telah dirumuskan oleh Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pelayanan prima di bidang kebinamargaan kepada masyarakat, yang didukung oleh aparatur yang bersih dan terbuka. 2. Menyelenggarakan pelaksanaan program kebinamargaan yang tepat guna dan berhasil guna. 4.4.1.2 Tujuan, sasaran dan indikator kinerja Berdasarkan visi dan misi tersebut, Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon menetapkan tujuan tentang jalan kabupaten yaitu memantapkan fungsi sistem jaringan jalan dengan sasaran untuk meningkatkan dan memelihara fungsi jaringan jalan kabupaten. Sedangkan indikator kinerja yang ditetapkan dari jalan kabupaten adalah commit to user 160 peningkatan jaringan jalan kabupaten, pemeliharaan rutin jalan kabupaten, pemeliharaan periodik jalan kabupaten, pemeliharaan jembatan kabupaten dan basis data jalan dan jembatan kabupaten. Mengacu pada penanganan jalan yang menunjang peningkatan IPM Kabupaten Cirebon, maka titik berat skala prioritas adalah pemerataan pembangunan di setiap kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Cirebon yang dapat berfungsi sebagai prasarana jalan, penggerak perekonomian, penunjang pendidikan dan penunjang kesehatan. Prioritas program tersebut ditetapkan sebagai berikut: 1. Program pembangunan jalan dan jembatan, yaitu: peningkatan jalan dan jembatan kabupaten. 2. Program rehabilitasipemeliharaan rutin dan jembatan kabupaten dan pemeliharaan periodik jalan dan jembatan. 3. Program pembangunan dan peningkatan jalan desaporos desa, pemeliharaan rutin jalan desaporos desa, dan rehabilitasipemeliharaan jalan desaporos desa. 4.4.1.3 Daftar Skala Prioritas Kegiatan Penajaman dan penetapan Daftar Skala Prioritas DSP pada kegiatan-kegiatan kebinamargaan, dilakukan melalui proses yang panjang dan bertahap. Beberapa kriteria dan pertimbangan yang digunakan dalam penetapan DSP kebinamargaan tersebut antara lain: 1. Pertimbangan teknis seperti tingkat kerusakan, volume lalu lintas, siklus penanganan dan lain-lain, berdasarkan Juknis Dirjen Bina Marga yang mengacu pada SK MenPU No: 77KPTSDB1990 Tahun 1990 tentang Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten. 2. Ruas jalan yang termasuk dalam Jaringan Jalan Strategis JJS serta ruas-ruas jalan yang mendukung peningkatan IPM. 3. Ruas-ruas jalan penghubung sentra-sentra produksi pertanian dan industriperdagangan serta jalur angkutan perdesaankota. 4. Ruas jalan yang berfungsi sebagai jalur alternatif, terutama pada hari-hari Raya. commit to user 161 5. Ruas-ruas jalan yang merupakan jalur perlintasan antar daerah KabupatenKota daerah perbatasan. 6. Ruas jalan yang akan menunjang pertumbuhan pada kawasan permukiman dan penataan kota kecamatan. 7. Aspek pemerataan pembangunan daerah. 8. Ruas jalan yang menunjang pariwisata. 9. Ruas jalan yang menunjang prasarana umum, yaitu: terminal dan pasar. 10. Ruas jalan yang menunjang kawasan pendidikan dan kesehatan sekolah, puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain. 11. Ruas jalan yang dapat membuka akses menuju daerah terisolir. 4.4.2 Analisa Pemenuhan SPM Berdasarkan Peringkat Parameter SPM Pemberian peringkat parameter SPM didasarkan atas tingkat kepentingan dari tiap-tiap aspek SPM. Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon tahun 2009-2013 tersebut terutama dari visi dan daftar skala prioritas menyebutkan bahwa pertimbangan teknis dari aspek SPM ruas jalan dijadikan pertimbangan pertama maka aspek kondisi jalan dijadikan prioritas utama dalam penentuan peringkat parameter SPM., sedangkan aspek SPM jaringan jalan dijadikan pertimbangan kedua untuk urutan peringkat SPM. Tabel 4.18 Peringkat Parameter SPM dan Nilai Pemenuhan Parameter SPM. Aspek-aspek SPM Peringkat Parameter SPM Nilai Pemenuhan SPM Memenuhi Syarat SPM Tidak Memenuhi Syarat SPM Aspek SPM Jaringan Jalan: ƒ Aksesibilitas 6 1 ƒ Mobilitas 5 2 ƒ Keselamatan 4 3 Aspek SPM Ruas Jalan: ƒ Kondisi Jalan: a. Lebar Jalan 2 5 b. RCI 1 6 ƒ Kecepatan 3 4 commit to user 162 Nilai pemenuhan SPM dari tiap-tiap aspeknya pada Tabel 4.18 tersebut digunakan untuk pengisian Tabel 4.17, sehingga menghasilkan total nilai dalam menentukan pemenuhan SPM dari tiap-tiap ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon yang ditunjukkan pada Tabel 4.19. Pemberian nilai untuk jalan yang memenuhi syarat SPM diberikan nilai sesuai dengan nilai pemenuhan SPM dari tiap-tiap aspeknya. Sedangkan untuk ruas-ruas jalan kabupaten yang tidak memenuhi syarat SPM maka diberikan nilai 0. p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 163 Tabel 4. 19 Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010 No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Nilai Pemenuhan SPM Total Nilai Pemenuhan SPM SPM Ruas Jalan SPM Jaringan Jalan SPM Ruas Jalan SPM Jaringan Jalan Aspek Kondisi Jalan Aspek Pelayanan Jalan Aspek Keselamatan Aspek Mobilitas Aspek Aksesibilitas RCI Lebar Jalan Kecepatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 Kalitanjung Sumber 6 5 4 0 15 2 17 Sindangjawa Mandirancan 6 4 0 10 3 19 Jamblang Cikeduk 6 4 0 10 4 20 Plumbon Kenanga 6 5 4 0 15 5 22 Tegalsari Lemahtamba 6 5 4 0 15 6 23 Clangcang Pangkalan 6 4 0 10 7 37 Kecomberan Sarwadadi 6 4 0 10 8 53 Pecilon Kertawinangun 6 4 0 10 9 54 Cideng Kertawinangun 6 5 4 0 15 10 56 Jl. Pembangunan 6 4 0 10 11 61 Jl. Wiratama 12 67 Komp. Ibukota Sumber 6 5 4 0 15 13 71 Kramat Cisaat 6 4 10 14 72 Megu Lurah 6 4 0 10 15 73 Tukmudal Bode 6 4 0 10 Berlanjut 163 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 164 Tabel 4.19 Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Nilai Pemenuhan SPM Total Nilai Pemenuhan SPM SPM Ruas Jalan SPM Jaringan Jalan SPM Ruas Jalan SPM Jaringan Jalan Aspek Kondisi Jalan Aspek Pelayanan Jalan Aspek Keselamatan Aspek Mobilitas Aspek Aksesibilitas RCI Lebar Jalan Kecepatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 16 74 Tegalsari Bode 6 4 0 10 17 75 Marikangen Kasugengan 6 4 0 10 18 76 Sarwadadi Kubang 6 4 0 10 19 79 Jamblang Bakung 4 4 20 83 Watubelah Kr. Sari 4 4 21 86 Sidawangi Matangaji 6 4 0 10 22 87 Beber Ciwangi 4 4 23 92 Gesik Sendang 6 4 0 10 24 93 Sendang Kubang 6 4 0 10 25 94 Mandala Pasawahan 6 4 0 10 26 95 Komp. Wisata Cikalahang 6 4 10 27 96 Bobos Cikalahang 6 4 0 10 28 101 Plumbon Marikangen 6 4 10 29 102 Kertawinangun Kalikoa 30 105 Kedawung Warung Asem 6 4 10 31 106 Plumbon Pangkalan 4 4 Berlanjut 164 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 165 Tabel 4.19. Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Nilai Kriteria Pemenuhan SPM Total Nilai Pemenuhan SPM SPM Ruas Jalan SPM Jaringan Jalan SPM Ruas Jalan SPM Jaringan Jalan Aspek Kondisi Jalan Aspek Pelayanan Jalan Aspek Keselamatan Aspek Mobilitas Aspek Aksesibilitas RCI Lebar Jalan Kecepatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 32 107 Wanakaya Cangkring 6 4 10 33 110 Halimpu Ciwangi 4 4 34 118 Warukawung Kepuh 6 4 10 35 119 Kenanga Warukawung 6 4 10 36 124 Tukmudal Lurah 6 4 10 37 125 Lurah Waruroyom 4 4 38 127 Jamblang Kasugengan 6 4 10 39 129 Kebarepan Kejuden 6 4 10 40 131 Kedungsana Pangkalan 4 4 41 133 Batembat Kalibaru 6 4 10 42 134 Keduanan Kr. Wangi 6 4 10 43 136 Sitiwinangun Danawinangun 6 4 10 44 140 Weru Sarabahu 6 4 10 45 141 Panembahan Trusmi 4 4 46 142 Jl. Tembus Ibukota Sumber 6 5 4 15 Berlanjut 165 p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 166 Tabel 4.19. Klasifikasi Nilai Pemenuhan SPM Tahun 2010 Lanjutan No Urut No Ruas Nama Pangkal Ruas Nama Ujung Ruas Nilai Pemenuhan SPM Total Nilai Pemenuhan SPM SPM Ruas Jalan SPM Jaringan Jalan SPM Ruas Jalan SPM Jaringan Jalan Aspek Kondisi Jalan Aspek Pelayanan Jalan Aspek Keselamatan Aspek Mobilitas Aspek Aksesibilitas RCI Lebar Jalan Kecepatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 47 143 Karangmulya Marikangen 6 4 10 48 144 Kalitengah Trusmi 6 4 10 49 145 Getasan Waruroyom 6 4 10 50 146 Ciperna Warungasem 6 5 4 15 51 147 Dawuan Wanakaya 6 4 10 52 149 Setukulon Megu 6 4 10 53 153 Trusmi Kaliwulu 6 4 10 54 158 Pasalakan Kertasari 6 4 10 56 161 Cempaka Karangsari 4 4 57 166 Purwawinangun Muara 4 4 55 159 Serang Beberan 4 4 58 178 Kebarepan Kedungsana 4 4 59 180 Kepongpongan Cirebongirang 4 4 60 181 JL. Tuparev 6 5 4 15 166 commit to user 167 Berdasarkan Tabel 4.19 menunjukkan bahwa total nilai pemenuhan SPM terbagi atas SPM jaringan jalan dan SPM ruas jalan. Berdasarkan SPM jaringan jalan yang terdiri atas aspek aksesibilitas, mobilitas, dan keselamatan jalan memiliki kesamaan nilai yaitu 0 nol atau tidak memenuhi syarat SPM, sedangkan untuk SPM ruas jalan memiliki nilai pemenuhan SPM yang bervariasi yaitu nilai 15 yang termasuk kategori memenuhi syarat SPM dari semua aspek SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi jalan, lebar jalan dan pelayanan jalan; nilai 10 yang termasuk kategori hanya memenuhi syarat dari aspek kondisi jalan dan pelayanan jalan; nilai 4 yang termasuk kategori hanya memenuhi syarat SPM ruas jalan dari aspek pelayanannya saja ataupun nilai 0 nol yaitu tidak memenuhi syarat SPM ruas jalan baik itu dari aspek kondisi jalan, lebar jalan maupun pelayanan jalannya. Mengacu pada hasil perhitungan indeks pemenuhan SPM jaringan jalan pada Tabel 4.11, Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 maka dapat disimpulkan bahwa dari empat tahun terakhir yaitu tahun 2007-2010 pemenuhan aspek SPM jaringan jalan kabupaten di UPTD Plumbon untuk setiap tahunnya menunjukkan nilai pemenuhan SPM yang tidak memenuhi syarat. Hal ini terjadi karena pertumbuhan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah panjang jalan kabupaten. Sebagai tindakan alternatif akan pemenuhan SPM jaringan jalan tersebut maka diperlukannya perubahan status jalan poros desa menjadi jalan kabupaten. Jalan poros desa yang ada di kabupaten berdasarkan data tahun 2010 memiliki panjang 70,43 Km dengan jumlah 38 ruas jalan desa yang menghubungkan pusat-pusat produksi pangan, pertanian, industri, perdagangan, dan pariwisata. Apabila data jumlah panjang jalan poros desa tersebut dihitung kembali pada Tabel 4.11, Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 maka hasil yang didapatkan semuanya pun tidak memenuhi syarat SPM. Maka hasil pengelompokkan nilai yang didapat untuk setiap tahunnya pada pemenuhan SPM jalan kabupaten yang diperhitungkan dalam basis data tahun berikutnya adalah hanya dari aspek SPM ruas jalan saja. Tabel 4.20 menunjukkan beberapa alternatif nilai dari kombinasi penjumlahan nilai aspek- aspek SPM ruas jalan. commit to user 168 Tabel 4.20 Kombinasi nilai alternatif dari pemenuhan nilai SPM ruas jalan Total Nilai Pemenuhan SPM Ruas Jalan Pemenuhan SPM 15 Memenuhi aspek SPM ruas jalan berdasarkan kondisi jalan,lebar jalan dan pelayanan jalan 11 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya berdasarkan kondisi jalan dan lebar jalan 10 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya berdasarkan kondisi jalan dan pelayanan jalan 9 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya berdasarkan lebar jalan dan pelayanan jalan 6 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya berdasarkan kondisi jalan 5 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya berdasarkan lebar jalan 4 Memenuhi aspek SPM ruas jalan hanya berdasarkan pelayanan jalan Tidak Memenuhi aspek SPM ruas jalan berdasarkan kondisi jalan,lebar jalan dan pelayanan jalan Mengacu Tabel 4.20 dan hasil dari total nilai pemenuhan SPM pada Tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa hasil pemenuhan SPM berdasarkan SPM ruas jalan pada 60 ruas jalan kabupaten di UPTD Plumbon terdapat delapan ruas jalan sepanjang 34,86 km 18,56 yang memenuhi semua aspek SPM ruas jalan yaitu aspek kondisi jalan, lebar jalan dan pelayanan jalan, 37 ruas jalan sepanjang 111,60 km 59,41 yang hanya memenuhi aspek kondisi jalan dan pelayanan jalan dan 13 ruas jalan sepanjang 37,80 km 20,12 yang hanya memenuhi aspek pelayanan jalan, serta terdapat dua ruas jalan sepanjang 3,60 km 1,92 yang termasuk dalam kategori tidak Memenuhi Syarat SPM ruas jalan. Prosentase pemenuhan SPM ruas jalan di UPTD Plumbon digambarkan tersebut dalam Gambar 4.111 berdasarkan panjang jalan km. commit to user 169 Gambar 4.111 Prosentase Pemenuhan SPM Ruas Jalan Kabupaten Di UPTD Plumbon Berdasarkan Panjang Jalan km commit to user 170

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN