PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

RIZKI NUR BAHRI NIM. I0107164 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

ii

PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems

Disusun Oleh :

RIZKI NUR BAHRI NIM. I0107164 SKRIPSI

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Persetujuan :

Pembimbing I

Widi Hartono, ST, MT NIP. 19730729 199903 1 001

Pembimbing II

Ir. Agus P. Saido , MSc NIP. 19550501 198601 1 001

LEMBAR PERSETUJUAN

commit to user

iii

PEMETAAN UNTUK PEMELIHARAAN JALAN NON LINGKUNGAN DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at Surakarta using Geographic Information Systems

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

RIZKI NUR BAHRI NIM. I0107164

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari

: Kamis Tanggal : 09 Agustus 2012

1. Widi Hartono, ST, MT ___________________________ NIP. 19730729 199903 1 001

2. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP ___________________________ NIP. 19600515 198601 1 001

3. Ir. Suyatno K, MT ___________________________ NIP. 19481130 198010 1 001

4. Setiono, ST, MSc ___________________________ NIP. 19720224 199702 1 001

Mengesahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS

Ir. Bambang Santosa, M.T. NIP. 19590823 198601 1 001

LEMBAR PENGESAHAN

commit to user

iv

Karyaku ini kupersembahkan kepada:

1. Alloh SWT, Tuhan semesta alam, semua ini terjadi karena kehendak-Mu, semoga ilmu yang telah Engkau berikan menjadi bermanfaat, Amin.

2. Muhammad SAW, Manusia yang paling mulia dan sempurna di dunia, atas perjuangan yang tak kenal lelah untuk umatnya, rahmat bagi seluruh alam.

3. Keluargaku, terima kasih atas kasih sayang kalian.

4. My Lovely “DeSTHa” yang tetap setia temani dalam menjalani manis-asam- asin-pahitnya hidup yang selalu kita hadapi.

5. Teman-teman SMA yang selalu menambah spiritku karena kritikan kalian.

6. Teman-teman kost (Puguh, Muhsin, Himawan, Bahtiar, Mumu, Doni, Fauzan, Zaki) thanks untuk segala bantuan dan support serta teman-teman angkatan 2007.

7. Rekan-rekan tim skripsi (Sheiza dan Deni).

8. Semua sahabat yang pernah kukenal, yang tak bisa disebutkan satu persatu. Semoga jalinan silaturahmi ini selalu terjaga dengan baik.

9. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan tugas akhir hingga selesai.

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta semua staf dan karyawan.

2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta semua staf dan karyawan.

3. Ir. Budi Utomo, MT selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan dan arahan kepada penyusun.

4. Widi Hartono, ST, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Ir. Agus P. Saido, MSc, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun dalam penyelesaian laporan ini.

5. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP, Ir. Suyatno K, MT dan Setiono, ST, MSc selaku dosen Penguji Tugas Akhir atas segala saran yang telah diberikan demi kesempurnaan penelitian ini.

6. Semua struktur dan staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Sipil angkatan 2007.

8. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan tugas akhir hingga selesai.

Penyusun menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penyusun terima.

Surakarta, Agustus 2012

Penyusun

commit to user v

ABSTRAK

Rizki Nur Bahri, 2012. Pemetaan untuk Pemeliharaan Jalan Non Lingkungan di

Kota Surakarta Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Jalan non lingkungan yang berfungsi melayani angkutan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata tinggi, memerlukan cara peme liharaan yang efektif . Pemeliharaan jalan yang sistematis, modern dan bersifat proaktif perlu dilakukan untuk meminimalkan biaya pemeliharaan. Salah satu solusinya adalah dengan pemetaan berupa geodatabase menggunakan ArcGIS 9.2.

Penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung di lapangan. Penilaian kondisi jalan non lingkungan dilaksanakan dengan merujuk pada Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Hasil dari survei dimasukkan ke dalam attribute table pada ArcGIS dan selanjutnya dilaksanakan penyusunan sistem manajemen basis data dalam bentuk geodatabase.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada 2 ruas jalan dari 14 ruas jalan non lingkungan di Kota Surakarta (Jl. Jend. A.Yani dan Jl. Kol. Sugiyono) yang mendapatkan angka prioritas 5 (yang paling rendah) sehingga membutuhkan pemeliharaan rutin. Langkah memodelkan basis data kondisi jalan non lingkungan melalui software ArcGIS 9.2 dirasakan mampu untuk memperbaiki beberapa kekurangan sistem yang lama. Penyusunan basis data jalan non lingkungan ini menghasilkan terintegrasinya data yang bereferensi keruangan (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dapat selalu diperbaharui dengan menghapus data sebelumnya.

Kata kunci: pemetaan, jalan non lingkungan, geodatabase, sistem informasi geografis

commit to user vi

ABSTRACT

Rizki Nur Bahri, 2012. Maintenance Mapping of Non-Environment Roads at

Surakarta using Geographic Information Systems. Final Task of Civil Engineering. Department of Engineering Faculty of Sebelas Maret University. Surakarta

An non-environment roads that used to serve a public transportation with a high speed driving characteristic, supposely need an effective maintenancing. We have to do a systematic, modern, and pro-active maintenancing to minimalize the maintenance cost. One of the solution are geodatabase mapping using ArcGIS 9.2.

This riset are using a direct observation. It means the non-environment roads observation were evaluated based on The Material Rules of Highway Maintenancing that made by The General Directorate of Bina Marga. The result of observation become an input into the ArcGIS attribute table and subsequently carried out the preparation of data base management system in a geodatabase.

The results of this observation indicate there are 2 of 14 non-environment roads (Jl.Jend. A.Yani and Jl. Kol. Sugiyono) that has 5 priority nominals (the lowest nominal) so that, those 2 streets need a routine maintenancing program suppose. Step to model the data base condition of non-environment roads using ArcGIS 9.2 software was able to correct some perceived deficiencies of the old system. Arranging of non-environment roads can produce integrated data between spatial data and attribute data that can be updated by deleting previous data.

Keywords: mapping, non-environment roads, geodatabase, geographic information systems.

commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara geografis wilayah Kota Surakarta berada antara 110º45’15”- 110º45’35” BT dan 7º36’00”- 7º56’00”LS dengan luas wilayah 44,04 Km² dengan batas-

batas sebagai berikut:  Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali  Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar  Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo  Batas Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Kota Surakarta memiliki infrastruktur jalan yang cukup besar, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut :

Tabel 1.1. Panjang Jalan Menurut Status Jalan dan Keadaan di Kota Surakarta tahun 2010

Keadaaan Jalan

Status Jalan (km)

Jalan Negara

Jalan Propinsi

Jalan Kab/ Kota

A. Jenis Permukaan

4. Tidak diperinci

B. Kondisi Jalan

4. Rusak berat

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Surakarta

commit to user

Infrastruktur jalan tersebut merupakan jalan non lingkungan yang berfungsi melayani angkutan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata- rata tinggi. Perlu cara yang lebih efektif untuk memelihara aset jalan yang besar tersebut. Pemeliharaan jalan yang dilaksanakan saat ini masih secara reaktif. Artinya, perbaikan hanya dilakukan ketika masalah timbul bukan melakukan perawatan jalan secara teratur. Hal ini menimbulkan gangguan dalam layanan karena biaya perbaikan yang tinggi.

Contohnya adalah Jalan Kolonel Sugiono tepatnya mulai dari Kelurahan Kadipiro hingga Nusukan, Kecamatan Banjarsari yang merupakan jalan non lingkungan atau jalan kota. Kondisi jalan tersebut rusak akibat banyaknya kendaraan yang melintas dengan beban diatas delapan ton sehingga mengakibatkan berkurangnya kemantapan dalam hal layanan bagi pengguna jalan.

Pemeliharaan jalan yang sistematis, modern dan bersifat proaktif perlu dilakukan untuk meminimalkan biaya perawatan. Pemeliharaan jalan menurut PP 34 Tahun 2006 terdiri dari 3 jenis, yaitu pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan rehabilitasi jalan. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendaraan, tanpa meningkatkan kekuatan struktural dan dilakukan sepanjang tahun. Pemeliharaan berkala merupakan pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu dan sifatnya hanya fungsional dan tidak meningkatkan kemampuan struktural perkerasan. Sedangkan rehabilitasi jalan adalah penanganan terhadap setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam sistem pemeliharaan jalan adalah dengan menggunakan teknologi informasi spasial. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem teknologi informasi spasial yang umum digunakan saat ini. Penggunaan peta untuk komunikasi data dan informasi yang cepat dan efektif menjadikan SIG sebagai alat yang ampuh untuk keperluan pemeliharaan diatas.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang menyajikan gambar, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data

commit to user

secara spasial (keruangan) untuk mereferensikan kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi dan memprediksi apa yang akan terjadi.

Berangkat dari pernyataan diatas, penulis mencoba melakukan analisa tentang pemetaan untuk pemeliharaan jalan non lingkungan di Kota Surakarta menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

1.2. RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi jalan non lingkungan di Kota Surakarta?

2. Bagaimana memodelkan peta kondisi jalan non lingkungan di kota Surakarta menggunakan SIG?

1.3. BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Jalan yang menjadi kajian adalah jalan non lingkungan Kota Surakarta .

2. Penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis dari ArcGIS 9.2.

3. Data-data yang diperlukan dalam pemetaan jalan non lingkungan diperoleh

dari Dinas Bina Marga Surakarta dan data sekunder pelengkap lainnya.

1.4. TUJUAN

Tujuan penyusunan skripsi ini adalah:

1. Mengetahui kondisi jalan non lingkungan di Surakarta.

2. Mengetahui cara memodelkan peta jalan non lingkungan di kota Surakarta menggunakan SIG .

commit to user

1.5. MANFAAT

Manfaat yang dapat diperoleh dari skripsi ini adalah:

1. Manfaat teoritis Pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen khususnya tentang pemeliharaan jalan dengan menggunakan SIG.

2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak Dinas Bina Marga/ instansi terkait dalam mengatur pemeliharaan jalan non lingkungan di Kota Surakarta dengan aplikasi SIG.

commit to user

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Prasarana transportasi jalan memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat dan kepentingan kegiatan pembangunan di suatu wilayah. Kondisi jalan yang baik memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas/kegiatan dan mobilitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam kegiatan pembangunan wilayah, kondisi jalan yang baik dapat meningkatkan aksesibilitas , pemerataan program dan hasil pembangunan. Oleh karena itu, pemetaan yang menginformasikan tentang lokasi titik kemacetan, waktu kemacetan, penyebab kemacetan, kondisi saat macet, kondisi jalan, kecepataan rata-rata ruang kendaraan, dan penanganan kemacetan sangat diperlukan (Handoyo, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian Kresnanto (2009) bahwa banyak data atau kejadian yang terkait dengan jaringan jalan selain data karakteristik jaringan jalan itu sendiri. Data karakteristik yang terkait dengan jaringan jalan dapat berupa: jenis perkerasan, lebar jalan, jumlah lajur, perlengkapan jalan, dan lainnya. Jika secara kasar karakteristik jalan setiap kilometernya berbeda maka pihak terkait perlu menangani sejumlah 376.176 jenis kasus pada jalan di Indonesia. Hal ini tentunya memerlukan upaya yang baik dalam pengelolaan basis data untuk mendukung monitoring dan evaluasi setiap kasus yang ada.

Pelaksanaan pemeliharaan jalan sangat ditentukan oleh sumber pembiayaan dan data lalu lintas harian rata-rata (LHR). Dengan adanya keterbatasan kemampuan pendanaan oleh Pemerintah Daerah dan besarnya LHR mendorong pelaksanaan pemeliharaan jalan tidak dapat ditangani pada seluruh jaringan jalan perkotaan, sehingga dibutuhkan penentuan prioritas dan jenis pemeliharaan yang harus dilakukan dengan cermat dan akurat sesuai dengan kondisinya. Pengelolaan dan pembiayaan pemeliharaan ditentukan pula oleh organisasi atau kelembagaan yang khusus menangani jenis-jenis pemeliharaan tertentu, dalam hal ini termasuk

commit to user

belum adanya kebijakan Pemerintah Daerah secara khusus dalam penanganan pemeliharaan jalan secara kontinyu dan berkesinambungan (Alie, 2006).

Tujuan penggunaan aplikasi SIG adalah dapat menyusun konsep sistem manajemen pemeliharaan jalan lingkungan yang sistematis dan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan SIG dapat disusun data base digital berupa peta dan atribut tabelnya berisi inventarisasi data teknis jalan lingkungan yang selesai terbangun tahun 2005-2008 sebanyak 56 ruas jalan ditambah dengan data jalan lingkungan berdasarkan survey saat sebanyak 76 ruas jalan. Analisis Data dengan SIG untuk menentukan prioritas pemeliharaan pada 76 ruas jalan dapat tersusun tingkatan prioritas dengan 3 rekomendasi yaitu mendesak sebanyak

18 ruas jalan, segera sebanyak 34 ruas jalan, dan ditunda sebanyak 24 ruas (Jamalurrusid, 2009).

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pemetaan

Definisi pemetaan pada skripsi ini yaitu:

a. Pemetaan adalah pembentukan database yang mempunyai karakter data garis (vektor), data tersebut akan menjadikan sumber data dalam penyajian informasi yang bersifat keruangan (spatial data). Database garis yang dibentuk menjadi sebuah informasi yang dapat menggambarkan suatu area gambar atau peta yang dapat menambah akurasi dari informasi yang disajikan dalam suatu sistem aplikasi. Untuk menjadikan suatu informasi data spasial menjadi akurat dan baik, haruslah memenuhi kriteria dalam pembentukan database spasial itu sendiri, seperti; sistem koordinat, sistem proyeksi dan skala peta.

b. Pemetaan (inventarisasi) data adalah suatu proses pengidentifikasi atribut dan struktur dari sebuah data atau informasi, yang menjelaskan data itu sendiri. Proses pemetaan data merupakan langkah lanjutan dari langkah pencatatan data di mesin database. Data-data yang akan diolah disusun secara rapi

commit to user

berdasarkan kriterianya sehingga mampu memberikan informasi secara mudah dan tepat.

2.2.2. Pengertian Jalan

Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional (UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan).

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Pasal 1 UU No. 36 Tahun 2004).

2.2.3. Klasifikasi Jalan

2.2.3.1 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya

Jalan berdasarkan fungsinya dikelompokkan sebagai berikut:

1. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata- rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

4. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

commit to user

2.2.3.2 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Peranannya

Klasifikasi Jalan berdasarkan peranannya ini, kewenangan pengelolaannya terbagi ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat memiliki kewenangan dalam pengelolaan sistim jaringan jalan primer berupa jalan nasional dan jalan propinsi, sedangkan pemerintah daerah memiliki kewenangan pengelolaan sistim jaringan jalan sekunder berupa jalan kabupaten/kota.

Wewenang pengelolaan jaringan jalan dapat dikelompokkan menurut :

1. Jalan Nasional adalah Menteri Pekerjaan Umum (dulu Menteri Kimpraswil) atau pejabat yang ditunjuk;

2. Jalan Propinsi adalah Pemerintah Daerah atau instansi yang ditunjuk;

3. Jalan Kabupaten adalah Pemerintah Daerah Kabupaten atau instansi yang ditunjuk;

4. Jalan Kota adalah Pemerintah Daerah Kota atau instansi yang ditunjuk;

5. Jalan Desa adalah Pemerintah Desa/Kelurahan;

6. Jalan Khusus adalah pejabat atau orang yang ditunjuk.

2.2.3.3 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kewewenangnya

1. Wewenang Pemerintah Wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional. Wewenang penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan.

2. Wewenang Pemerintah Provinsi Wewenang pemerintah provinsi dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan provinsi. Wewenang penyelenggaraan jalan provinsi meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan provinsi. apabila pemerintah provinsi belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya, maka pemerintah provinsi dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah.

commit to user

3. Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota Wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa, sebagai berikut:

a. Wewenang pemerintah kota dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan kota.

b. Wewenang penyelenggaraan jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa

meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan.

c. Apabila pemerintah kabupaten/kota belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya, maka pemerintah kabupaten/kota dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah provinsi.

2.2.4. Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan

Penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan merupakan aspek yang paling penting dalam hal menentukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan. Untuk melakukan penilaian kondisi perkerasan jalan tersebut, terlebih dahulu perlu ditentukan jenis kerusakan serta tingkat kerusakan yang terjadi.

Berikut ini merupakan beberapa tipe jenis kerusakan jalan menurut Tata Cara Survei Kondisi Jalan Kota No. 05/T/BNKT/1991 yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga:

1. Kekasaran Permukaan (tekstur) Kekasaran permukaan (tekstur) merupakan kondisi permukaan perkerasan dilihat dari keadaan bahan batuan, aspal dan ikatan antara kedua bahan tersebut.

Kekasaran permukaan ada 6 macam, yaitu:

a. Baik (tidak ada kelainan) Permukaan jalan rata tanpa ada perubahan bentuk.

Gambar 2.1 Jalan Baik

commit to user

b. Kegemukan (fatty) Permukaan jalan licin dan mengkilat, tidak ada batu yang tampak pada saat hari sedang terik permukaan jalan menjadi lunak dan lengket.

Gambar 2.2 Kegemukan

c. Pelepasan butir (ravelling) Keadaan ini terjadi di daerah dimana bahan pengikat aspal tidak mengikat batu sehingga banyak batu yang lepas.

Gambar 2.3 Pelepasan Butiran

d. Kekurusan (hungry) Permukaan jalan hancur dan hampir seluruh bahan pengikat aspal hilang. Batu dari berbagai ukuran banyak yang lepas dipermukaan jalan dan tampak seperti jalan kerikil dan sedikit yang masih beraspal.

Gambar 2.4 Kekurusan

commit to user

e. Pengelupasan (desintegration) Pelepasan permukaan jalan secara lempengan.

Gambar 2.5 Pengelupasan

f. Permukaan rapat (close texture) Keadaan permukaan jalan yang licin.

Gambar 2.6 Permukaan Rapat

2. Tambalan /patching Tambalan adalah keadaan permukaan perkesan yang sudah diperbaiki setempat- setempat dengan material perkerasan.

Gambar 2.7 Tambalan

3. Lubang Lubang adalah kerusakan perkerasan jalan setempat dengan kedalaman minimum sama dengan tebal lapis permukaan.

Gambar 2.8 Lubang

commit to user

4. Retak-retak Dilihat dan macamnya retak dibagi atas beberapa jenis:

a. Retak buaya (alligator cracking) Retak buaya adalah retak yang mempunyai celah lebih besar atau sama dengan 3 mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil menyerupai kulit buaya. Penyebaran retak ini dapat setempat atau luas.

Gambar 2.9 Retak Buaya

b. Retak acak Retak acak adalah retak yang terjadi pada tempat-tempat tertentu secara acak.

Gambar 2.10 Retak Acak

c. Retak melintang

Retak melintang adalah retak yang terjadi melintang sumbu jalan.

Gambar 2.11 Retak Melintang

commit to user

d. Retak memanjang Retak memanjang adalah retak yang terjadi memanjang atau sejajar dengan sumbu jalan.

Gambar 2.12 Retak Memanjang

5. Alur Alur adalah penurunan memanjang yang disebabkan oleh roda kendaraan.

Gambar 2.13 Alur

6. Keriting (corrugation)/gelombang Keriting/getombang adalah perubahan-perubahan bahan perkerasan ke arah melintang yang berbentuk gelombang

Gelombang merupakan kerusakan-kerusakan struktur sedangkan keriting merupakan kerusakan permukaan.

Gambar 2.14 Keriting/Gelombang

commit to user

7. Amblas Amblas adalah penurunan setempat pada suatu bidang perkerasan yang biasanya terjadi dengan bentuk tidak menentu tanpa terlepasnya material perkerasan.

Gambar 2.15 Amblas Proses penentuan angka dan nilai kondisi jalan berdasarkan Tata Cara Penyusunan

Program Pemeliharaan Jalan Kota NO. 018/T/BNKT/1990 yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga. Penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 s/d 2.8 berikut:

Tabel 2.1 Kelas Lalu-Lintas untuk Pekerjaan Pemeliharaan

Kelas Lalu Lintas

Tabel 2.2 Range Penilaian Kondisi Jalan

Angka

Nilai

26 - 29

22 - 25

19 - 21

16 - 18

13 - 15

10 - 12

7 –9

4 –6

0 –3

commit to user

Tabel 2.3 Range Penilaian Keretakan Jalan

Tipe

Angka

E. Buaya

D. Acak

C. Melintang

B. Memanjang

A. Tidak ada

A. Tidak ada Tabel 2.4 Range Penilaian Jumlah Kerusakan Jalan

A. 0 Tabel 2.5 Range Penilaian Alur Jalan

A. Tidak ada Tabel 2.6 Range Penilaian Tambalan dan Lubang Jalan

Luas

Angka

D. > 30%

C. 20 – 30%

B. 10 – 20%

A.< 10%

commit to user

Tabel 2.7 Range Penilaian Kekasaran Permukaan Jalan

Kekasaran

Angka

E. Desintegration

D. Pelepasan butir

C. Kekurusan (hungry)

B. Kegemukan (fatty)

A. Close Texture Tabel 2.8 Range Penilaian Amblas Jalan

Angka

D. > 5 /100 m

– 5 /100 m C. 2

– 2 /100 m B. 0

A. Tidak ada

Dengan menjumlahkan nilai-nilai keseluruhan keadaan maka didapatkan nilai kondisi jalan. Urutan prioritas dihitung. dengan memakai rumus sebagai berikut :

Urutan Prioritas = 17 - (Kelas LHR + Nilai-Kondisi Jalan)

Keterangan

Kelas LHR : Kelas lalu-lintas untuk pekerjaan pemeliharaan (lihat Tabel 2.1) Nilai Kondisi Jalan

: Nilai yang diberikan terhadap kondisi jalan (lihat Tabel 2.2 s/d

2.8)

Urutan Prioritas 0 -3

Jalan-jalan yang terletak pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam program peningkatan.

Urutan Prioritas 4 - 6

Jalan-jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam program pemeliharaan berkala.

Urutan Prioritas >7

Jalan-jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam program pemeliharaan rutin.

commit to user

2.2.5. Pemeliharaan Jalan

Perencanaan pemeliharaan dan perbaikan perkerasan jalan meliputi pemilihan lokasi yang akan diperbaiki, waktu, serta metodanya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti iklim, topografi, teknologi yang ada dalam desain dan pelaksanaan, dan dana. Suatu pendekatan sistematik yaitu dengan membuat suatu sistem manajemen pemeliharaan perkerasan jalan, diperlukan untuk mengoptimasikan perencanaan secara menyeluruh (Dirjen Bina Marga, 1990).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, pembangunan jalan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 meliputi:

a. perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan kota;

b. pengoperasian dan pemeliharaan jalan kota; dan

c. pengembangan dan pengelolaan manajemen pemeliharaan jalan kota. Pasal 30 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 juga menyebutkan

“penyelenggara jalan wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan

sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan ”

Pengertian pemeliharaan jalan menurut PP No. 34 Tahun 2006 adalah penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan dan rehabilitasi jalan.

1. Pemeliharaan rutin, merupakan kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan mantap. Jalan dengan kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan umur rencana yang dapat diperhitungkan serta mengikuti standar tertentu. Frekuensi pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan interval penanganan kurang dari 1 (satu) tahun. Kegiatan pemeliharaan rutin ini dibedakan atas yang direncanakan secara rutin (cyclic) dan tidak direncanakan yang tergantung pada kejadian kerusakan (reactive).

2. Pemeliharaan berkala, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana (interval

commit to user

penanganan beberapa tahun). Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan baik untuk menambah nilai struktural ataupun memperbaiki nilai fungsionalnya yang meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat pencegahan (preventive), pelaburan (resurfacing), pelapisan tambah (overlay) dan rekonstruksi perkerasan (rehabilitation).

3. Rehabilitasi jalan, merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap. Dengan rehabilitasi, maka penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai rencana yang diperkirakan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengatasi kerusakan- kerusakan pada segmen tertentu yang mengakibatkan penurunan yang tidak wajar pada kemampuan pelayanan jalan pada bagian-bagian tertentu.

Tujuan dari pemeliharaan jalan adalah melakukan kegiatan penyelenggaraan pemeliharaan jalan dengan efektif dan efisien agar kondisi jaringan jalan tersebut dapat selalu berfungsi dengan baik. Pengelolaan pemeliharaan jalan terdiri dari 5 (lima) tahapan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.9 berikut:

Tabel 2.9 Tahapan dalam Pengelolaan Pemeliharaan Jalan

Tahapan

Tujuan Pengelolaan

Tipikal

Lingkup Jaringan

Rentang Waktu

Staf Pengelolaan yang Terkait

Bank Data ( Data Base)

Menyusun suatu bank data untuk menampung data dan informasi

Seluruh jaringan Jangka

panjang (strategis)

Surveyor dan operator

Perencanaan Umum ( Planning)

Menentukan standar yang meminimalkan biaya

Menentukan keb. biaya untuk mendukung standar yang telah didefinisikan

Seluruh jaringan Jangka

panjang (strategis)

Pengelola senior dan pengambil keputusan

Pemrogramman ( Programming)

Menentukan program pekerjaan yang dilaksanakan

Per seksi atau segmen yang

Jangka menengah

Pengelola dan

commit to user

dalam suatu periode waktu anggaran

sesuai dengan kebutuhan pemeliharaan

(taktis)

pemegang anggaran

Persiapan Pelaksanaan ( Preparation)

Desain teknis Persiapan kontrak

atau dokumen kontrak

Kontrak atau paket pekerjaan

Tahun anggaran

Staf teknis dan panitia tender

Pelaksanaan dan Evaluasi ( Operation & Evaluation)

Melaksanakan tugas-tugas sebagai bagian dari aktifitas pekerjaan

Melakukan kajian hasil dan updating data

Sub seksi dimana pekerjaan harus dilaksanakan

Sesaat

Pengawas lapangan

Sumber : Teknik Pengelolaan Jalan. Bandung: Balai Bahan dan Perkerasan Jalan, Puslitbang Prasarana Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 2005.

a. Penyusunan Bank Data (Data Base) Pada tahap pertama dikembangkan suatu bank data yang mampu menampung sebanyak mungkin data kondisi geografis dan geometrik jaringan jalan dengan segala permasalahan dan kondisinya melalui kegiatan pengumpulan data dan survey lapangan.

b. Perencanaan Umum (Planning) Pada tahapan ini dilakukan ”identifikasi” kebutuhan pemeliharaan jalan yang ada

pada suatu jaringan secara keseluruhan. Kegiatan ini menyangkut analisis jaringan jalan (network analysis) secara keseluruhan yang ditujukan untuk memperkirakan kebutuhan biaya jangka menengah/jangka panjang, sesuai dengan target yang ditetapkan ataupun dana yang tersedia dan beberapa skenario ekonomi yang dibuat.

c. Pemrograman (Programing) Pada tahapan ini dilakukan “kelayakan” pekerjaan pemeliharaan untuk

dilaksanakan satu tahun kedepan ( tipikal siklus tahunan). Analisis yang dilakukan lebih detail untuk ruas per ruas yang ada guna menetukan biaya dan prioritas penanganan sesuai dengan kondisi ruas dan dana yang tersedia.

commit to user

d. Persiapan Pelaksanaan (Preparation) Pada tahapan ini disiapkan “desain” untuk pekerjaan pemeliharaan yang akan

dilaksanakan satu tahun kedepan. Kegiatan yang dihasilkan adalah perencanaan teknik secara detail dan persiapan dokumen kontrak/dokumen tender yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan dengan siklus waktu kurang dari satu tahun. Setelah dokumen tender siap, maka dapat segera diserahkan kepada panitia tender untuk dilakukan proses pengadaan kontraktor.

e. Pelaksanaan dan Evaluasi Kegiatan (Operation & Evaluation) Tahapan ini merupakan implementasi, operasi dan evaluasi terhadap kegiatan pemeliharaan yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan ini meliputi aktifitas operasi pemeliharaan yang sedang berjalan, monitoring dan pengendalian. Pada bagian evaluasi dilakukan kajian baik pada hasil maupun alokasi dana dan target yang ditentukan yang hasilnya akan menjadi masukan untuk perbaikan selanjutnya atau penyusunan program kedepan.

2.2.6. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang berbasis data spasial geografis yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi- informasi geografis (Prahasta, 2001).

2.2.6.1 Sub-sistem dalam SIG

Menurut Prahasta (2001), sub sistem yang ada dalam sistem informasi geografis adalah:

a. Data Input Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial serta data atribut dari berbagai sumber serta mengonversi format-format data asli kedalam format yang digunakan oleh SIG.

b. Data Output Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran basis data, baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti tabel, grafik dan peta.

commit to user

c. Penyimpanan Data (Manajemen Data) Sub sistem ini mengorganisasikan data spasial dan data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui (update) maupun diedit.

d. Manipulasi dan Analisis Data Sub sistem ini menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

SIG memiliki perbedaan mendasar dari sistem informasi yang lainnya, yaitu kemampuannya untuk mengintegrasikan setiap data yang berkaitan secara spasial dan data atributnya (tabel).

ArcGIS merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak sistem informasi geografis yang dikembangkan oleh Environmental Systems Research Institute (ESRI) yang telah banyak dipakai baik kalangan akademisi, militer, pemerintah, maupun masyarakat dunia dalam membuat aplikasi yang berbasis sistem informasi geografis.

Suatu model aplikasi dari perangkat lunak ArcGIS memerlukan kerjasama seluruh sub sistem yang ada. Data-data yang diperlukan dimasukkan oleh User atau pengguna, kemudian hardware/mesin komputer akan melakukan analisis dan manipulasi data menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan menyimpannya apabila diperlukan sehingga menghasilkan output data sesuai dengan kebutuhan user .

Sistem informasi geografis menampilkan obyek geografis dalam bentuk peta yang memuat beberapa informasi atau data spasial yang masing-masing ditampilkan dalam bentuk layer per layer. Berikut ini adalah contoh beberapa layer data spasial dalam ArcGIS:

commit to user

Gambar 2.16 Contoh beberapa Layer Data Spasial dalam ArcGIS Beberapa sistem pendukung didalam perangkat lunak ArcGIS yang diperlukan

dalam melengkapi informasi geografis dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.17 Sistem Pendukung Informasi Geografis dalam ArcGIS Sistem Pendukung Informasi Geografis terdiri dari 3 elemen yaitu: goedatabase,

geoprocessing , dan geovisualization yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda yaitu:

1. Geodatabase Geodatabase adalah sistem manajemen database yang berisi kumpulan data-data spasial yang merepresentasikan informasi geografis, dari model data SIS yang umum seperti raster, topologi, jaringan dan lainnya. Ada beberapa model data yang merupakan representasi dari keadaan muka bumi. Sub-sistem ini dijalankan dalam ArcCatalog. Model representasi permukaan bumi dalam SIG ada dua macam, yaitu data vector dan raster.

commit to user

2. Geoprocessing Geoprocessing adalah sekumpulan tool pengubah informasi yang dapat menghasilkan informasi geografis baru dari kumpulan data yang sudah ada. Sub- sistem ini dijalankan dalam software ArcMap yang dilengkapi dengan ArcToolBox .

3. Geovisualization Geovisualization adalah kemampuan dari SIG untuk memperlihatkan data-data spasial beserta hubungan antar data spasial tersebut yang merupakan representasi dari permukaan bumi dalam berbagai bentuk digital seperti peta interaktif, tabel dan grafik, peta dinamis dan skema jaringan. Sub-sistem ini dijalankan dalam bentuk software ArcMap.

Sistem software untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan pemasukan data, pengolahan, analisis, pemodelan (modeling) dan penayangan data geospasial. Sumber-sumber data geospasial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan.

Data geospasial dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data tematik), ditunjukkan pada Gambar 2.18. Data grafis mempunyai 3 (tiga) elemen: titik (node), garis (arc) dan luasan (polygon) dalam bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah.

Gambar 2.18 Konsep Data Geospasial (Prahasta, 2001)

commit to user

2.2.6.2 Operasi ArcToolbox

Pada ArcGis sub-sistem untuk menjalankan manipulasi dan analisis dijalankan dalam ArcToolbox pada ArcMap. Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan antara lain:

1. Generalization – Dissolve (pada Data Management Tools)

Dissolve peta digunakan untuk menyeleksi poligon-poligon tertentu dan menggabungnya ke dalam satu poligon.

Gambar 2.19 Ilustrasi Analisis Dissolve Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

2. Overlay – Intersect (pada Analysis Tools)

Intersect peta digunakan untuk memotong peta tertentu dengan peta lain yang merupakan irisan wilayah dari peta yang pertama.

Gambar 2.20 Ilustrasi Analisis Intersect Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

commit to user

3. Overlay – Erase (pada Analysis Tools)

Erase peta digunakan untuk memotong atau melubangi bagian peta dengan peta lain yang berpotongan.

Gambar 2.21 Ilustrasi Analisis Erase Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

2.2.6.3 Editing Peta

Editing peta dilakukan untuk mempersiapkan peta dasar yang ada agar bisa digunakan dalam proses penyeleksian, proses perhitungan, updating data dan untuk membuat layer-layer tematik turunan. Gambar 2.22 berikut memperlihatkan Editor Toolbar dari software ArcGis 9.2 beserta keterangan mengenai fungsi masing-masing toolbar tersebut.

commit to user

Gambar 2.22 Editor Toolbar dari Software ArcGis 9.2 Sumber: Help toolbox ArcMap GIS

2.2.6.4 Aplikasi SIG dalam Bidang Jalan

Peran utama SIG dalam bidang jalan adalah sebagai alat bantu (tools) dalam kegiatan perencanaan dan pengelolaan. Informasi yang dihasilkan oleh SIG merupakan input dalam proses perencanaan dan pengelolaan. Dalam berbagai model perencanaan dan pengambilan keputusan umumnya tidak seluruh kondisi atau keadaan lapangan diperlukan melainkan hanya informasi obyek-obyek tertentu yang dipertimbangkan sebagai faktor dominan dalam menentukan kondisi yang ada.

Untuk dapat memperoleh informasi tersebut diperlukan:

1. Pengumpulan data yang relevan untuk disajikan sebagai informasi

2. Proses pengolahan dan pengelolaan data, serta

3. Analisis data dan penyajian informasi. Aplikasi SIG dalam bidang transportasi antara lain:

1. Inventarisasi jaringan jalan

2. Analisis kesesuaian/studi kelayakan

3. Penentuan rute-rute alternatif

4. Analisis jalan rawan kecelakaan

5. Alternatif rute tersingkat

6. Manajemen pemeliharaan Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu:

1. Meningkatkan kinerja pengelolaan pemeliharaan jalan

2. Memperkuat pengendalian biaya dan kontrak

3. Mempermudah pengelolaan informasi.

commit to user

27

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Surakarata terdiri dari 5 kecamatan, yaitu Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Pemilihan lokasi di Kota Surakarta karena Surakarta memiliki jaringan jalan yang besar dan cukup padat sehingga membutuhkan sistem penanganan pemeliharaan jalan yang lebih cepat dan terpadu. Potensi perkembangan kemacetan dan kerusakan jalan di Kota Surakarta juga begitu cepat, ditandai dengan semakin bertambahnya tingkat hunian/permukiman baru yang tentunya diikuti semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat terhadap prasarana infrastruktur yang memadai. Obyek penelitian yang dikaji adalah jalan non lingkungan dengann kategori jalan dibawah wewenang pemerintah kabupaten/kota.

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari pra penelitian (persiapan dan penyusunan proposal), pengolahan data dan program sampai dengan tahap pelaporan. Penelitian dimulai dari bulan April 2012 sampai dengan bulan Juli 2012 sebagaimana digambarkan dalam schedule Tabel 3.1.

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian dengan SIG

commit to user

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan proposal Presentasi proposal Survey lapangan Pengolahan data/program Pembuatan lap. penelitian Pendadaran Revisi Pengumpulan Akhir

3.3. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan strategi deskriptif kuantitatif, dimana penelitian lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebenarnya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Pemilihan metode data dengan menggunakan SIG dipilih karena kemampuan program SIG yang dapat menjawab kebutuhan sistem informasi yang efisien dan mampu mengolah data dengan struktur yang kompleks dan berbasis geografis (keruangan) seperti jaringan jalan non lingkungan serta SIG mampu menyimpan, menganalisis, menyajikan data baik data spasial maupun data atribut (tabel), mampu menjawab pertanyaan spasial (berapa panjang, berapa lebar, dll) sehingga mampu memberikan informasi data yang lebih informatif dibandingkan dengan sistem informasi berbasis komputer yang lainnya dan akhirnya dapat membantu proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

Parameter yang digunakan dalam menentukan prioritas/kriteria pemeliharaan jalan non lingkungan atau seberapa mendesak suatu ruas jalan untuk segera ditangani adalah: termasuk kelas jalan apakah, berapa persen tingkat kerusakan jalan dan seberapa banyak jumlah pemakai jalan (LHR). Parameter tersebut ditinjau pada masing-masing ruas jalan yang disurvei. Ketiga parameter tersebut merupakan faktor paling dominan dalam menentukan prioritas penanganan jalan non lingkungan.

commit to user

3.4. Tahapan Penelitian

Tahap kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, survey dan investigasi lapangan, analisis data sampai dengan pembuatan Sistem Informasi Geografis.

Tahap I

: Persiapan

Tahap persiapan/pendahuluan meliputi:

1. Pengumpulan peta dan data ruas jalan kota dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta.

2. Pengumpulan data ruas jalan kota sesuai klasifikasi fungsinya dari Dinas Bina Marga Kota Surakarta.

Tahap II : Survey dan upadating data

Survey dan upadating data terdiri dari :

1. Peninjauan lapangan.

2. Penelusuran klasifikasi jalan kota saat ini.

3. Penelusuran kondisi eksisting geometrik jalan kota yang meliputi lebar jalan, panjang dan data lainnya.

Tahap III : Penyusunan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Penyusunan Sistem Informasi Geografis (SIG) terdiri dari :

1. Mengolah peta digital dari Dinas Pekerjaan Umum yang akan digunakan.

2. Editing peta dengan membuat batas Kota, Kecamatan dan Kelurahan.

3. Me-rectify peta jalan dan mendigtising peta jalan.

4. Membuat data tabel jalan pada Attribute Table pada masing-masing layer SIG.

5. Membuat analisis biaya sesuai dengan harga satuan sebagai dasar perhitungan anggaran biaya pekerjaan

6. Membuat layer-layer baru.

7. Membuat fungsi analisis spasial yaitu klasifikasi dan simbologi tampilan peta ArcMap .

8. Membuat skenario pelaksanaan pekerjaan.

commit to user

9. Database SIG Jalan Kota Surakarta direncanakan, dirancang dan dibuat menggunakan format shapefile dalam bentuk layer-layer.

10. Pada akhir pekerjaan didapatkan hasil pekerjaan dalam format digital (soft copy ) dan cetakan (hard copy) yang meliputi laporan, cetakan peta dasar, peta jalan dan attribute table.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan dengan cara melaksanakan survey langsung di lapangan. Adapun data primer yang didapat dalam penelitian ini adalah :

1. Data inventarisasi jalan dan kondisi geometrik jalan yang meliputi: panjang jalan, lebar badan jalan, lebar ruang milik jalan, jenis perkerasan, jenis saluran drainase dan bangunan pelengkap jalan lainnya.

2. Dokumentasi foto eksisting pada masing-masing ruas jalan.

3. Riwayat tahun pembangunannya/pekerjaannya.

4. Data besarnya prosentase kerusakan pada masing-masing ruas jalan yang disurvey.

Sedangkan data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari instansi terkait. Adapun data sekunder didapat dalam penelitian ini adalah:

1. Data peta digital Kota Surakarta : sumber dari DPU Kota Surakarta.

2. Data peta golongan jalan Kota Surakarta : sumber dari Dinas Bina Marga Kota Surakarta.

3. Data klasifikasi jalan kota yang dibedakan menurut status dan fungsi jalan : sumber dari DPU Kota Surakarta.

4. Data proyek jalan non lingkungan : sumber dari Balai Pelaksana Teknis (BPT) Bina Marga wilayah Surakarta.

commit to user

Mulai

Identifikasi Masalah

Data Spasial

Data Attribute Table

Kesimpulan dan Saran

Kompilasi Data

Selesai

Survey Pendahuluan

Identifikasi Kebutuhan Data yang diperlukan

Update Data (sinkronisasi)

Kondisi Eksisting Jalan Non Lingkungan di Kota

Surakarta berbasis SIG

3.5. Bagan Alir Penelitian

Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian

commit to user

32

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum

4.1.1 Batas Administrasi

Batas administrasi Kota Surakarta sebagai daerah penelitian adalah sebagai berikut :  Batas Utara

: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali  Batas Selatan

: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar  Batas Timur

: Kabupaten Sukoharjo

 Batas Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan dengan luas keseluruhan sebesar 44,04

km 2 , jumlah penduduk sesuai sensus tahun 2000 sejumlah 490.214 jiwa. Kecamatan yang memiliki luas wilayah paling besar adalah Kecamatan Banjarsari

(14,81 km 2 ) sedangkan Kecamatan Serengan merupakan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil.

Wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di

Kecamatan Pasar Kliwon (915.418 jiwa/km 2 ) dan terendah terdapat pada Kecamatan Laweyan (10.127 jiwa/km 2 ). Secara umum kota Surakarta merupakan

dataran rendah dan berada antara pertemuan kali/sungai-sungai Pepe, Jenes dengan Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian ±92 dari permukaan air laut.

4.1.2 Kondisi Umum Jalan Non Lingkungan

Total panjang jalan non lingkungan yang ada di Kota Surakarta berdasarkan data BPT Bina Marga Kota Surakarta sebesar ± 33,19 km yang kewenangan pengelolaannya terbagi menjadi 2, yaitu 14,11 km jalan nasional dan 19,08 km jalan propinsi.

Penelitian ini menggunakan 14 ruas jalan non lingkungan sebagai sasaran penelitian yaitu sebagai berikut:

commit to user

Tabel 4.1 Jalan Non Lingkungan di Kota Surakarta

No. Nama Jalan

Kecamatan

Fungsi Jalan

Kewenangan

1 Jl. Bhayangkara

Laweyan-Serengan

Kolektor Sekunder Propinsi 2 Jl. Brigjen. Sudiarto

Serengan-Psr. Kliwon

Kolektor Sekunder Propinsi 3 Jl. Slamet Riyadi

Laweyan-Banjarsari

Arteri Primer

Nasional 4 Jl. Dr. Rajiman

Laweyan

Arteri Sekunder

Propinsi 5 Jl. Ir. Juanda

Jebres