commit to user
mikro, kecil dan menengah guna pembiayaan usaha produktif.
Sektor usaha yang dapat dibiayai adalah industri, dagang dan jasa.
18 Kredit Usaha Mikro dan Kecil
Kredit untuk meningkatkan akses usaha mikro dan kecil terhadap dana pinjaman guna pembiayaan investasi dan modal kerja dengan
persyaratan ringan dan terjangkau. 19
Kredit Perumahan Perusahaan Kredit bagi perusahaan untuk penyediaan fasilitas perumahan dinas
perusahaan atau fasilitas pemilikan rumah pegawai yang didasarkan pada kerjasama antara bank BTN dengan perusahaan.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pemberian kredit kepada calon debitur mempunyai suatu proses, yaitu dengan melakukan analisa kepada debitur apakah calon debitur bisa
memenuhi kewajibannya atau tidak. Kesehatan bank itu sendiri ditentukan oleh besar kecilnya kredit yang disalurkan apakah kembali dengan aman dan
bermanfaat bagi bank itu sendiri, karena kredit bank merupakan pendapatan yang paling besar.
Kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam menempatkan kredit sebagai produk jasa bank yang paling banyak
diminati. Hal ini dikarenakan kredit sangat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan maupun papan. Sebagai salah satu
kebutuhan utama manusia, sektor papan perumahan merupakan salah satu sektor bisnis menarik. Namun demikian, ternyata kebutuhan akan perumahan
commit to user
ini seringkali terbentur pada minimnya dana yang dimiliki oleh konsumen yang mendambakan memiliki rumah sendiri. Sehingga, pengembangan
melalui Kredit Pemilikan Rumah KPR dilirik sebagai alternatif utama pembiayaan perumahan pada Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta.
Kredit Pemilikan Rumah KPR merupakan salah satu kredit yang sedang marak. Dalam menyalurkan KPR, bank harus selektif dalam menilai
kelayakan yang diajukan oleh calon debitur. Penilaian ini dilakukan oleh bank agar terhindar dari kerugian akibat tidak dikembalikannya kredit yang
disalurkan. Pada PT. Bank Tabungan Negara persero Tbk Kantor Cabang Surakarta menggunakan layanan produk KPR sebagai produk unggulan
sehingga banyak debitur yang tertarik untuk melakukan transaksi kredit. Penyaluran kredit kepada nasabah mengandung resiko yang sangat
besar. Salah satunya adalah tidak kembalinya dana atau kredit yang disalurkan kepada nasabah karena tidak semua nasabah mampu mengembalikan kredit
dengan baik dan tepat waktu. Kredit macet yang terjadi pada PT. Bank Tabungan Negara persero Tbk. Cabang Surakarta dimungkinkan karena
Mortage Cunsomer Lending Unit
MCLU sering tidak dilakukan otorisasi tehadap Laporan Hasil Peninjauan LHP, sehingga bisa saja terjadi
kecurangan antara
Loa n Administration
dengan debitur. Selain itu juga kemungkinan disebabkan pengawasan kredit dengan
on the spot
pada bagian
Collection Work Out CWO
masih mengalami kekurangan pegawai. Hal tersebut menyebabkan
pembinaan kredit macet kurang maksimal. Hal ini akan berdampak terhadap likuiditas Bank Tabungan Negara itu sendiri. Bank
commit to user
Tabungan Negara Cabang Surakarta selama Tahun 2010 juga memiliki kredit kurang lancar sebesar 0,43, kredit diragukan sebesar 0,34, dan kredit
macet hingga mencapai kurang lebih lima milyar 1,79 untuk kredit pemilikan rumah.
Bank Indonesia telah menetapkan batas berkaitan dengan kredit bermasalah sebesar 5, sedangkan Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta
memiliki batas target kredit macet tersendiri, yaitu sebesar 1,5. Jika dilihat dari kebijakan batas target dari Bank Indonesia, pengelolaan kredit di PT Bank
Tabungan Negara Tbk. Cabang Surakarta berjalan dengan sangat baik, sedangkan menurut Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta, pengelolaan
kredit di bank tersebut dapat dikatakan tidak aman, artinya dapat mengurangi pendapatan yang di terima oleh Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta.
Berdasarkan hal tersebut, bisa dikarenakan Sistem Pengendalian Internal SPI pada pemberian fasilitas kredit perumahan pada Bank Tabungan
Negara Cabang Surakarta mengalami sedikit masalah. Untuk mengurangi persentase kredit macet pada KPR, BTN harus menerapkan pemisahan fungsi
yang tegas, seperti
Fungsi Loa n service, Loa n Administration, Loa n Ana lyst, DBM Commercia l, Bra nch Ma na ger, dan Collection work Out
pada prosedur pemberian KPR.
Penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan referensi Tugas Akhir Ningrum 2011, dengan pembahasan mengenai sistem pemberian kredit
perumahan pada Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta yang menghasilkan bahwa sistem pemberian kredit perumahan pada Bank
commit to user
Tabungan Negara Cabang Surakarta sudah baik sesuai dengan prosedurnya dan Kuncoro 2011, dengan pembahasan mengenai sistem pengendalian
internal pemberian kredit pada PD BKK Mojosongo dengan hasil bahwa sistem pengendalian sudah berjalan dengan baik karena sudah adanya
pemisahan fungsi berdasarkan struktur organisasi yang sudah ada, yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas . Referensi tersebut
dipilih karena memiliki objek penelitian yang berbeda, tetapi tema pembahasan sama. Oleh sebab itu, membatu dalam proses pembuatan Tugas
Akhir untuk penulis. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menyusun
tugas akhir dengan judul: “EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KREDIT PERUMAHAN RAKYAT KPR PADA PT. BANK
TABUNGAN NEGARA PERSERO Tbk. SURAKARTA.”
C. RUMUSAN MASALAH