Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Iklim Kerja Menurut Suma’mur PK 1996: 84 iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas di suatu lingkungan kerja adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang. Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu sistem pengatur suhu Thermoregulatory system. Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan diantara panas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitar. Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivias kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27 derajat Celsius Sritomo Wigjosoebrata, 2003. 2. Macam Iklim Kerja Kemajuan teknologi dan proses produksi didalam industri telah menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu, yang dapat berupa iklim keja panas dan iklim kerja dingin. 5 commit to user a. Iklim Kerja Panas Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari AM.Sugeng Budiono, 2003: 37. Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan panas tubuh yang dikeluarkan kelingkungan sekitar. Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh kelingkungan sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi Suma’mur PK, 1996: 82. 1 Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah panas kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia. 2 Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar tubuh. 3 Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari. 4 Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat menguap bila udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas dipermukan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhu badan bisa menurun. commit to user Terhadap paparan cuaca kerja panas, secara fisiologis tubuh akan berusaha menghadapinya dengan maksimal, dan bila usaha tersebut tidak berhasil akan timbul efek yang membahayakan. b. Iklim Kerja Dingin Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Kondisi semacam ini dapat meningkatkan tingkat kelelahan seseorang. 3. Pengukuran Iklim Kerja Untuk mengetahui iklim kerja disuatu tempat kerja dilakukan pengukuran besarnya tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola Tim Hiperkes, 2004, macamnya adalah: a. Untuk pekerjaan diluar gedung ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering b. Untuk pekerjaan didalam gedung ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer untuk mengukur suhu basah, temometer kata untuk menguku kecepatan udara dan termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat mengunakan questemt digital. Adapun standar Nilai Ambang Batas NAB iklim kerja adalah 28 ° C Kep.Men no.51Men1999. commit to user 4. Pengertian Kelelahan Kerja Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot. Sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab mental, status kesehatan, dan keadaan gizi. Grandjean, 1993 Yang dimaksud kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh manusia dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan bakar dan memberikan out put berupa tenaga yang berguna untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari. Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot atau mungkin bisa dikatakan bahwa produk sisa ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan system syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerjanya jika sudah lelah. Suma’mur 1994, Sumardiyono,2008 Sampai saat ini masih berlaku dua teori terjadinya kelelahan otot yaitu teori kimia dan teori syaraf pusat terjadinya kelelahan. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisia metabolisme. Sedangkan pada teori syaraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang commit to user proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya rangsangan syaraf melalui syaraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot. Tarwaka dkk., 2004 Kelelahan kerja adalah gejala yang ditandai oleh adanya penurunan kinerja otot, perasaan lelah, dan penurunan kesiagaan. Dimensi kelelahan kerja ada tiga hal yaitu : 1 Dimensi fisik yang penyebabnya faktor fisik 2 Dimensi psikologis yang meliputi perbedaan kepribadian, kemampuan pelatihan, kebiasaan, dan lain-lain. 3 Dimensi neurologis yang meliputi system aktifitas retikuler, faktor inhibisi dan emosi L. Setyowati, 19994 5. Gejala dan Tanda Khusus Kelelahan Gejala kelelahan adalah adanya perasaan lelah, penurunan kesiagaan, persepsi yang lambat dan lemah disamping penurunan kinerja fisik dan mental Suma’mur P.K.1994, Sumardiyono, 2008 Tanda-tanda kelelahan yang utama adalah hambatan terhadap fungsi kesadaran otak dan perubahan pada organ-organ di luar kesadaran serta proses pemulihan. Orang-orang lelah menunjukkan : a Penurunan perhatian b Perlambatan dan hambatan persepsi c Lambat dan susah berfikir d Penurunan kemauan atau dorongan untuk bekerja e Kurang efisien kegiatan-kegiatan fisik dan mental commit to user Suma’mur P.K., 1982 Adapun yang mejadi penyebab kelelahan akibat kerja adalah : a Aktivitas kerja fisik b Aktivitas kerja mental. c Stasiun kerja tidak ergonomis d Sikap paksa e Kerja statis f Kerja bersifat monotomi g Lingkungan kerja ekstrim penerangan, kebisingan, getaran, iklim kerja, dan lain-lain h Psikologis i Kebutuhan kalori kurang j Waktu istirahat tidak tepat. Tarwaka dkk., 2004 6. Deteksi Kelelahan Menurut Suma’mur P.K. 1988 kelelahan dapat diukur dengan: a Waktu reaksi reaksi sederhana atas rangsang tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. b Konsentrasi pemeriksaan Bourdon Wiersma, uji KLT. c Uji “ Flicker fusion”. d EEG. commit to user Metode pengukuran kelelahan kerja hingga kini belum baku hal ini hanya disebabkan oleh efek dari jenis kelelahan yang beragam tetapi diperlukan pendekatan secara multi disiplin L. Setyowati, 1996 Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas reaksi- reaksi yang memerlukan koordinasi, biasanya waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan tertentu.Suma’mur P.K., 1988. Pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya perlambatan pada pusat faal syaraf dan otot Suma’mur P.K.,1982. Contoh alat adalah Lakassidaya.

B. Kerangka Pe mikiran