CSR DAN PENINGKATAN KESEHATAN Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi CSR TPS FOOD SEHATI PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk dalam Peningkatan Kesehatan di Desa Sepat Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen

(1)

commit to user

CSR DAN PENINGKATAN KESEHATAN

Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi CSR (Corporate Social Responsibility) TPS FOOD SEHATI PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk

dalam Peningkatan Kesehatan di Desa Sepat Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen

Oleh:

Naomi Dyah Setiarini D 0206122

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D. NIP. 19490428 197903 1 001


(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Dr. H. Widodo Muktiyo, SE, M.Com ( )

NIP. 19640227 198803 1 001 Ketua Penguji

2. Dra. Indah Budi Rahayu, SE, M.Hum ( )

NIP. 19580317 199010 2 001 Sekretaris Penguji

3. Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D. ( )

NIP. 19490428 197903 1 001 Penguji

Mengetahui, Dekan

Drs. H. Supriyadi S.N, SU NIP. 19530128 198103 1 001


(4)

commit to user

iv MOTTO


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

“K arena sesungguhnya setelah kesulitan it u ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dar i suat u ur usan), kerjakanlah dengan sunguh-sungguh (ur usan) yang lain.

D an hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” QS Al I nsyirah : 6-8.

Dan bila aku berdir i, tegar sampai har i ini, bukan karena kuat dan hebat ku. Semua karena cinta... Tak dapatku berdir i tegar ... Ter ima K asih Cinta

K uper sembahkan Skr ipsi ini unt uk Cinta dar i Almarhum Papa, Mama, Mas D aniel Cinta dari K eluarga Besar Soemosoekarto, K eluarga Besar Papa di K udus Cint a dar i H oneyku Rozaq, Semua Teman K omunikasi 2006 Cint a dar i K eluarga Besar Marching Band Sebelas Maret Surakarta D an cinta semua yang telah member ikan dukungan di setiap langkah hidupku May ALLAH Bless and Love U s


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul “CSR DAN

PENINGKATAN KESEHATAN” (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi

Komunikasi CSR (Corporate Social Responsibility) TPS FOOD SEHATI PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk. dalam Peningkatan Kesehatan di Desa Sepat Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen). Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ketertarikan penulis terhadap “dunia PR” menjadi dasar penulis mengambil judul tersebut. Sekitar pertengahan tahun 2009, penulis berkesempatan berkunjung ke PT. Tiga Pilar Food Tbk. guna keperluan sponsorship dari sebuah event yang diadakan oleh Marching Band Sebelas Maret Surakarta yaitu Kejuaraan Terbuka Drum Band SD-SMP IV. Karena pada waktu itu penulis menjabat sebagai divisi sponsorship dalam event tersebut maka penulis sering berhubungan dengan pihak TPS Food. Dari situlah penulis mulai mengenal program CSR TPS Food SEHATI dan memiliki ketertarikan untuk menelitinya.

Penulis mengambil salah satu tema dasar dari program CSR TPS Food SEHATI pada bidang kesehatan untuk diteliti. Alasan dari peneliti karena setiap operasional pabrik pasti mengeluarkan polusi atau limbah. Perusahaan harus bertanggung jawab akan hal tersebut. Jika polusi atau limbah tidak dikelola


(7)

commit to user

vii

dengan baik maka dapat merugikan kesehatan masyarakat sekitar pabrik. Berangkat dari pemikiran tersebut, peneliti mengambil aspek strategi komunikasi pada program CSR TPS Food SEHATI yang baru berjalan selama dua tahun. Peneliti bermaksud mencari tahu bagaimana awal mula terbentuknya program sampai dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi sehingga menjadi suatu bentuk strategi komunikasi pada program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) yang dijalankan oleh PR. Peneliti menggunakan teori strategi komunikasi PR oleh Center dan Cutlip dengan harapan semoga hasil penilitian ini dapat memberikan masukan terhadap program CSR TPS Food SEHATI.

Selama proses penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini peneliti telah mendapat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D selaku dosen pembimbing dengan

kesabaran serta ketelatenan Beliau telah memberikan pengarahan serta masukan dalam penyusunan Skripsi ini.

2. Pihak PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk. khususnya Mbak Tantri

Kurniawati dan Bapak Rohmad serta masyarakat Desa Sepat yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga guna pengumpulan data dalam penyusunan Skripsi ini.

3. Fenny Hendrastuti sebagai sesama peneliti CSR TPS Food SEHATI. Terima

kasih telah menjadi rekan penelitian yang menyenangkan sehingga kita bisa saling melengkapi.


(8)

commit to user

viii

4. Efa Syahrani, Nurhudha Zus Julianto, Fredy Kurniawan, Jonathan, dan

Melysa Emeraldina yang telah menjadi teman diskusi yang setia dan tempat sharing, menuangkan segala keluh kesah penulis selama penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari, walaupun telah berusaha memberikan yang terbaik dalam Skripsi ini, tetapi masih terdapat beberapa kekurangan. Karena kesempurnaan hanya milik Allah Yang Maha Sempurna, kekurangan sepenuhnya milik penulis sebagai manusia. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya, baik untuk penelitian lanjutan maupun bahan rujukan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Januari 2011 Penulis


(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Tinjauan Teori dan Kerangka Pemikiran... .. 9

1. Public Relations ... 9

2. Corporate Social Responsibility (CSR) ... 19

3. Kerangka Pemikiran ... 26

F. Metodologi Penelitian... 28

1. Jenis Penelitian... 28

2. Lokasi Penelitian ... 29

3. Jenis Data ... 29

4. Teknik Pengumpulan Data ... 29


(10)

commit to user

x

6. Validitas Data ... 31

7. Analisis Data ... 32

BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk... 34

1. Sejarah Perusahaan... 34

2. Visi dan Misi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk... 37

3. Struktur Organisasi... 38

4. Komitmen Tanggung Jawab Sosial PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk... 39

B. Corporate Social Responsibility PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. ... 40

1. Kedudukan Program Corporate Social Responsibility PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. dalam Struktur Organisasi... 40

2. Visi dan Misi Program Corporate Social Responsibility PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk... 42

3. Program Corporate Social Responsibility PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk... 43

C. Program Corporate Social Responsibility Bidang Kesehatan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk... 45

D. Desa Sepat sebagai Lingkungan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk... 47

BAB III PENYAJIAN DATA A. Pemahaman PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. akan Permasalahan Kesehatan Masyarakat Desa Sepat... 51

1. Public Relations dan Community Relations TPS Food... 54

2. Pemahaman TPS Food akan Permasalahan Kesehatan Masyarakat Sepat... 60

B. Perencanaan Strategi Komunikasi Program CSR TPS Food SEHATI Bidang Kesehatan ... 65

C. Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program CSR TPS Food SEHATI Bidang Kesehatan... ... 71


(11)

commit to user

xi

1. Pelaksanaan Program Kegiatan Bapak Asuh Posyandu... 73 2. Pelaksanaan Program Kegiatan Khitanan Massal... 76 3. Pelaksanaan Program Kegiatan Pengobatan Gratis... . 77

D. Pengevaluasian Program CSR TPS Food SEHATI Bidang

Kesehatan... 78

BAB IV. ANALISIS DATA

A. Analisis Pemahaman PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. akan

Permasalahan Kesehatan Masyarakat Desa Sepat... 83

B. Analisis Perencanaan Strategi Komunikasi Program CSR TPS

Food SEHATI Bidang Kesehatan ... 92

C. Analisis Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program CSR TPS

Food SEHATI Bidang Kesehatan... ... 100

D. Analisa Pengevaluasian Program CSR TPS Food SEHATI

Bidang Kesehatan... 106 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 114 B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses Komunikasi ... 10

Gambar 2. Konsep Triple Bottom Line... 21

Gambar 3. Kerangka Pemikiran ... 26

Gambar 4. Skema Analisis Data Kualitatif ... 33

Gambar 5. Logo Perusahaan... 35

Gambar 6. Struktur Puncak PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk ... 38

Gambar 7. Kedudukan Program CSR PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. dalam Struktur Organisasi... 41

Gambar 8. Peta Sasaran Ring I Program CSR TPS Food SEHATI... 49

Gambar 9. Para Pelaksana Program CSR TPS Food SEHATI... 71

Gambar 10. Penimbangan Balita Posyandu Gandu... 75

Gambar 11. Pencatatan Berat Badan Balita dan Pemberian PMT di Posyandu Gandu... 75

Gambar 12. Penyuluhan Kesehatan oleh Bidan Desa Sepat... 76

Gambar 13. Pemeriksaan Kesehatan oleh Bidan Desa Sepat... 76

Gambar 14. Alur Pemberian PMT... 102

Gambar 15. Alur Pemberian Dana Insentif Kader Posyandu... 102

Gambar 16. Multi Step Flow Communications... 104

Gambar 17. Two Step Flow Communications... 105

Gambar 18. Pengevaluasian Kegiatan Posyandu... 107

Gambar 19. Pengevaluasian Kegiatan Pengobatan Gratis dan Khitanan Massal... 107


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Evaluasi dengan Beberapa Variable ... 25 Tabel 2. Perencanaan Program CSR TPS Food SEHATI Kegiatan

Posyandu ... 67 Tabel 3. Perencanaan Program CSR TPS Food SEHATI Kegiatan

Pengobatan Gratis dan Khitanan Massal ... 69 Tabel 4. Perencanaan Program CSR TPS Food SEHATI Kegiatan

Posyandu ... 95 Tabel 5. Perencanaan Program CSR TPS Food SEHATI Kegiatan

Pengobatan Gratis dan Khitanan Massal ... 97 Tabel 6. Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Kesehatan


(14)

commit to user

xiv ABSTRAK

Naomi Dyah Setiarini, D0206122, CSR DAN PENINGKATAN KESEHATAN (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi CSR (Corporate Social Responsibility) TPS FOOD SEHATI PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk. dalam Peningkatan Kesehatan di Desa Sepat Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011.

PT. Tiga Pilar Sejahera Food Tbk. berdiri sejak tahun 1959 yang berawal dari bisnis keluarga kemudian beralih menjadi perseroan dan telah mendirikan pabrik sejak tahun 2001. Akibat dari operasional pabrik TPS Food menimbulkan permasalahan yang merugikan kesehatan masyarakat desa Sepat. Permasalahan yang terjadi di masyarakat sekitar pabrik mau tidak mau menjadi tanggung jawab yang harus dipikul TPS Food demi kelangsungan hidup perusahaan. Namun, pokok permasalahan bukan terletak pada akibat operasional pabrik semata. Tidak adanya komunikasi antar kedua belah pihak menyebabkan terjadinya kesalahpahaman hingga puncaknya terjadi demonstrasi massa. Jika terjalin komunikasi yang baik antara TPS Food dengan masyarakat Sepat maka ketegangan pun dapat dihindari.

Untuk merealisasikan hal tersebut, TPS Food terus mengembangkan tanggung jawab sosialnya dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) bernama CSR TPS Food SEHATI. Implementasi program CSR TPS Food SEHATI memerlukan suatu kegiatan yang penting yaitu strategi komunikasi yang dijalankan oleh PR TPS Food. Strategi komunikasi ini dibutuhkan selama program berlangsung agar dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. mencoba memahami akan permasalahan kesehatan masyarakat desa Sepat, merencanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang sesuai dengan permasalahan, melaksanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang telah direncanakan, dan mengevaluasi program CSR TPS Food SEHATI.

Metodologi yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada beberapa narasumber, observasi dan studi pustaka. Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang dilanjutkan dengan teknik snowball sampling. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Secara umum, kesimpulan penulis adalah strategi komunikasi yang dijalankan PR TPS Food sesuai dengan model langkah-langkah PR oleh Cutlip-Center-Broom yaitu: fact finding (pemahaman TPS Food terhadap permasalahan kesehatan masyarakat Sepat), planning (merencanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI), comunicating (melaksanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI ), dan evalution (mengevaluasi program CSR TPS Food SEHATI). Dari keseluruhan tahapan tersebut, PR TPS Food berusaha memaksimalkan terjadinya komunikasi dua arah antara TPS Food dengan masyarakat Sepat (stakeholders).


(15)

commit to user

xv ABSTRACT

Naomi Dyah Setiarini, D0206122, CSR AND IMPROVEMENT OF HEALTH (Qualitative Descriptive Study of Communication Strategy of CSR (Corporate Social Responsibility) TPS FOOD Sehati PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk. In Improving Health in the Village District Sepat Masaran Sragen), Thesis, Department of Communication Science , Faculty of Social and Political Sciences, University of Sebelas Maret, Surakarta, 2010.

PT. Tiga Pilar Sejahera Food Tbk. stood since 1959 that originated from

the family business and then turning to the company and has set up a factory since 2001. As a result of plant operations TPS Food raises problems that harm public health Sepat village. The problems that occur in communities around the plant would not want the responsibility that must be borne TPS Food for survival of the company. However, the main problem is not with the result of plant operations alone. The lack of communication between both parties caused the misunderstanding to the peak of mass demonstrations. If good communication is established between the TPS Food to society Sepat then tensions can be avoided.

To realize this, the TPS Food continues to develop its social responsibility with its Corporate Social Responsibility (CSR) CSR named TPS Food Sehati. The implementation of CSR programs TPS Food accord requires an activity that is important is the communication strategy which is run by the PR TPS Food. This communication strategy is required during the program to be acceptable and beneficial to society.

In general, this study aims to determine how the PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. trying to understand the health problems of rural communities will Sepat, plan communication strategies TPS Food CSR programs that match one heart problems, implement communications strategies TPS Food accord CSR program that has been planned, and evaluate CSR programs TPS Food Sehati.

The methodology used was qualitative descriptive writer with the technique of collecting data through interviews of the informants, observation and literature study. The samples in this study using purposive sampling technique, followed by snowball sampling technique. While data analysis in this study consists of three components, namely data reduction, data presentation, and conclusion / verification.

In general, the conclusions the author is a communications strategy PR TPS Food is run in accordance with the model of the steps by Cutlip PR-Center-Broom namely: fact finding (TPS Food understanding of public health problems Sepat), planning (planning a communication strategy CSR program TPS Food accord), comunicating (CSR program communication strategies TPS Food accord), and evalution (TPS Food evaluate CSR programs Sehati). From all these stages, PR TPS Food is trying to maximize the occurrence of two-way communication between the TPS Food to the community Sepat (stakeholders).


(16)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Berkembangnya suatu negara selalu disertai dengan pesatnya kemajuan perekonomian. Sedangkan perkembangan perekonomian selalu ditunjang oleh pesatnya perindustrian, yang sekaligus membawa perubahan-perubahan dan perkembangan yang lebih luas di segala bidang, antara lain dalam bidang perdagangan dan perniagaan. Demikian pula halnya di persada Nusantara yang kini menghadapi era globalisasi dalam bidang komunikasi dan bisnis, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dan persandingan perusahaan-perusahaan dalam upaya bisnisnya. Perusahaan-perusahaan-perusahaan swasta asing, nasional, maupun negara, sama-sama ikut mengadu untung menyertai perputaran roda globalisasi tadi. Mereka berlomba dan berupaya untuk memperoleh simpati dan dorongan akan kelancaran dan keabadian usahanya yang bisa menguntungkan semua pihak.

Kegiatan perusahaan dalam meningkatkan bisnis dengan motif maksimalisasi profit, cenderung tidak memperhatikan faktor lingkungan hidup di sekitarnya. Seharusnya perusahaan tidak hanya memperhatikan catatan keuangan semata tetapi juga melaksanankan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat


(17)

commit to user

maupun lingkungan. Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-undang PT

No. 40 pasal 74 yang isinya adalah sebagai berikut:1

Ayat 1, dijelaskan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Ayat 2 dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan kewajaran.

Ayat 3 menggariskan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana Pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Diberlakukannya undang-undang tersebut, pada akhirnya mengikat dan mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Maka idealnya semua perusahaan terlepas dari apapun bentuk hukumnya, ukuran, serta jenis usahanya perlu memberikan kontribusi, baik materiil maupun spirituil, kepada masyarakat. Dalam hal ini, Corporate social Responsibility (CSR) merupakan jalan perwujudan atas kontribusi tersebut.

Kesadaran tentang pentingnya pelaksanaan CSR bagi perusahaan, dapat memberikan manfaat bukan hanya sasaran CSR tetapi juga pelaksana CSR sendiri atau perusahaan. Jika dalam pelaksanaan CSR disesuaikan dengan masalah-masalah ekonomi, sosial, dan budaya di lingkungan sekitar perusahaan, maka perusahaan akan memperoleh feedback dari kepercayaan dan loyalitas yang diberikan masyarakat. Dimana perusahaan akan menikmati keberlanjutan dan kelangsungan bisnisnya dengan baik, aman, dan damai.

1 Dr. Hendrik Budi Untung, S.H., C.N, M.M, Corporate Social Responsibility, Sinar Grafika, Jakarta, 2008,


(18)

commit to user

Agar pelaksanaan CSR sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar, maka diperlukan sosialisasi yang serius di internal perusahaan. Paling tidak untuk menyamakan persepsi dalam perusahaan akan wacana dan pelaksanaan CSR agar tidak mengalami hambatan-hambatan secara internal perusahaan. Kemudian sosialisasi wacana dan pelaksanaan CSR ini, tidak hanya bergulir di lingkup perusahaan saja tetapi juga kepada semua stakeholders secara luas. Dengan harapan perusahaan, pemerintah, dan masyarakat sebagai komponen stakeholders bisa mengambil peran yang signifikan.

Salah satu perusahaan yang CSRnya peduli terhadap kesejahteraan masyarakat adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Perusahaan yang memproduksi berbagai macam bahan makanan ini, berdasar UU PT No. 40 pasal 74 Tahun 2007, merupakan perusahaan yang wajib melaksanakan program CSR. Dalam hal ini, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. telah melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya sejak tahun 2001.

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. berlokasi di Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, suatu daerah yang memiliki kondisi alam yang kering dan tandus terutama di musim kemarau. Akibat sumur pabrik yang memompa air tanah sangat dalam menyebabkan sumur di beberapa rumah warga kering sehingga membuat lingkungan yang tandus tersebut menjadi semakin panas dan gersang. Keadaan ini membuat masyarakat desa Sepat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan air.

Selain itu dikarenakan pada awal berdiri, pabrik belum memiliki sistem sanitasi limbah yang baik menjadikan sungai tercemar. Mengingat air sungai telah


(19)

commit to user

digunakan masyarakat desa Sepat sebagai alternatif sumber air, baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun untuk pengairan lahan pertanian, maka pencemaran sungai mengakibatkan timbulnya penyakit dan perusakan lingkungan. Sebagai contoh, limbah pabrik yang mencemari sungai telah menyebabkan timbulnya penyakit kulit bagi masyarakat desa Sepat. Pencemaran sungai juga telah meracuni lahan pertanian masyarakat. Air sungai yang digunakan untuk mengairi sawah telah mengandung bahan-bahan kimia yang membuat tanaman padi mati. Keadaan ini jika dibiarkan berlarut-larut dapat menggangu kehidupan masyarakat Desa Sepat khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat. Apalagi keadaan masyarakat desa Sepat yang memiliki tingkat pengetahunan akan kesehatan yang rendah.

Mengetahui bahwa masyarakat desa Sepat merasa dirugikan, ketua RT sebagai opinion leader, mengajukan surat pengaduan kepada perusahaan. Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, sudah barang tentu perusahaan wajib memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial untuk membantu mengatasi masalah lingkungan yang terjadi. Permasalahan yang terjadi di masyarakat sekitar pabrik PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. tersebut, mau tidak mau menjadi tanggung jawab yang harus dipikul PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Perusahaan perlu melakukan penyesuaian dalam rangka menjaga eksistensi dan kepercayaan masyarakat. Untuk mengimplementasikan hal tersebut, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. membuat langkah-langkah perbaikan lingkungan seperti peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan sumber daya alam (SDA).


(20)

commit to user

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. memulai program tanggung jawab sosialnya dengan mengatasi masalah kekeringan yang menjadi masalah pokok masyarakat desa Sepat, yaitu membuat sumur dengan pipa-pipa saluran air yang dialirkan langsung ke bak penampungan air di setiap rumah warga. Sebagai perusahaan yang baik, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. berkewajiban mempunyai sistem sanitasi limbah yang baik pula. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. terus memperbaiki sistem sanitasi limbah. Limbah hasil operasional pabrik mengalami beberapa kali proses sterilisasi sehingga limbah yang dibuang adalah air yang aman dan tidak lagi mencemari sungai. Hal ini berkaitan juga dengan perizinan yang mengikat perusahaan dan sertifikasi yang akan diperoleh perusahaan.

Meskipun TPS Food telah bertanggungjawab atas masalah kekeringan dan limbah pabrik, masyarakat masih mengeluhkan jika air yang mengalir tidak lancar dan adanya bau tidak sedap yang ditimbulkan oleh limbah parik. Keluhan dari masyarakat Sepat ini jika tidak segera ditanggapi dengan baik maka akan menimbulkan ketegangan. Seiring berjalannya waktu, TPS Food mulai membuka diri dengan masyarakat Sepat begitu juga sebaliknya, masyarakat Sepat mulai menerima keberadaan pabrik TPS Food. Keadaan yang baik ini dimanfaatkan TPS Food untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat Sepat sehingga dapat memahami karakteristik masyarakat Sepat beserta permasalahan yang terjadi didalamnya.

Pemahaman TPS Food terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat Sepat menjadikan TPS Food terus melanjutkan tanggung jawab sosialnya menjadi


(21)

commit to user

program Corporate Social Responsibility (CSR). Program ini dicanangkan dan dipublikasikan sejak tahun 2008 hingga sekarang bernama CSR TPS Food SEHATI, dengan mengembangkan program yang sistematis dan berkelanjutan yang salah satunya adalah bidang kesehatan, seperti pengobatan gratis, posyandu

gabungan, dan khitanan massal.2 Tujuan utamanya adalah selain berupaya untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat desa Sepat, juga agar masyarakat desa Sepat selalu bersikap positif terhadap perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara berkesinambungan. Sebagaimana pernyataan dalam jurnal CSR: The Key Role Of Human Resource Management: “Almost all corporate websites/policies/reports talk about their endeavors for CSR which has become a way of ensuring that the organization is fulfilling all the obligations towards society and thus is eligible for the license to operate. It assures that the organization can grow on sustainable basis.”3

Program CSR TPS Food SEHATI yang sudah berjalan selama dua tahun, ternyata menampakkan hasil yang kurang maksimal. Program ini kurang mengarah pada tujuan yang diharapkan TPS Food. Masyarakat sepertinya kurang memahami maksud dari program CSR TPS Food SEHATI. Dengan adanya program CSR, masyarakat diharapkan dapat lebih mandiri dibandingan sebelum program CSR ada. Namun, yang terjadi di masyarakat Sepat menjadi ketergantungan akan kehadiran program CSR TPS Food SEHATI, dimana masyarakat menyampaikan permintaan-permintaan kepada TPS Food yang tidak relevan terhadap program CSR TPS Food SEHATI. Masyarakat masih saja

2

Press Release HUT 50 TPS Food.

3 Sharma S., Sharma J. and Devi A, 2009, CSR: The Key Role of Human Resource Management. Business


(22)

commit to user

mengeluhkan mengenai bau limbah dan air yang kurang mengalir lancar. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat belum paham bahwa sebenarnya bau limbah memang akan tercium jika terbawa angin tetapi bau tersebut tidak membahayakan kesehatan. Air yang kurang mengalir lancar disebabkan oleh debit air yang mengalir tidak tetap, TPS Food pun juga sudah menyiapkan teknisi biodesi untuk menangani hal tersebut. Jika TPS Food tidak berhati-hati dalam menyikapi keluhan dan permintaan masyarakat Sepat tersebut dan semata-mata hanya mengumbar janji, maka program CSR TPS Food SEHATI tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.

Untuk menghindari hal tersebut, TPS Food menggunakan siklus managerial dalam program CSR TPS Food SEHATI yang diimplementasikan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, memaparkan segala kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program. Setiap tahapan tersebut terdapat suatu kegiatan yang penting yaitu strategi komunikasi yang dijalankan oleh PR TPS Food. Strategi komunikasi ini dibutuhkan dalam kelangsungan program agar dapat diterima dan dipahami sepenuhnya oleh masyarakat Sepat.

Penelitian ini akan melihat pelaksanaan program CSR TPS Food SEHATI dari kajian komunikasi yang meliputi strategi komunikasi dan proses-proses komunikasi yang terjadi didalamnya, melalui tahap managerial, serta diawali dengan pemahaman yang baik akan permasalahan masyarakat Sepat terutama bidang kesehatan. Karena dengan pemahaman yang baik akan membantu PR dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi komunikasi program CSR sehingga


(23)

commit to user

pada saat dilakukan pengevaluasian dapat diketahui dampak dari hasil pelaksanaan program CSR TPS Food SEHATI.

B.Rumusan Masalah

Penelitian ini dirancang untuk meneliti, bagaimana PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. mencoba memahami akan permasalahan kesehatan masyarakat desa Sepat, merencanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang sesuai dengan permasalahan, melaksanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang telah direncanakan, dan mengevaluasi program CSR TPS Food SEHATI?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.:

1. Mendapatkan pemahaman akan permasalahan kesehatan masyarakat desa

Sepat.

2. Merencanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang

sesuai dengan permasalahan kesehatan masyarakat desa Sepat.

3. Melaksanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang

telah direncanakan untuk masyarakat desa Sepat.


(24)

commit to user

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu :

1. Secara teoritis, mendapatkan wawasan dan pengetahuan mengenai praktek

Public Relations di sebuah perusahaan dalam menggunakan strategi komunikasi program CSR.

2. Secara praktis, khususnya bagi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk., membantu

memberikan wawasan mengenai program CSR yang sesuai dengan amandemen UU PT No. 40 pasal 74 Tahun 2007. Serta memberi masukan tentang bagaimana membuat program CSR yang tepat dan sesuai dengan akar permasalahan yang terjadi di masyarakat sekitar perusahaan sehingga dapat menjadi solusi bagi masalah kesehatan di sekitar perusahaan.

E.Tinjauan Teori dan Kerangka Pemikiran 1. Public Relations

Secara garis besar, pengertian komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Keberhasilan suatu komunikasi minimal mengandung unsur-unsur dalam proses komunikasi itu sendiri yang terdiri dari; pengirim pesan (komunikator), pesan (message), dan penerima pesan (komunikan). Bila salah satu unsur tersebut hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima, maka komunikasi tidak akan terjadi. Namun, unsur-unsur


(25)

commit to user

tersebut masih dapat ditambah dengan unsur yang lain. Sebagaimana digambarkan

dalam proses komunikasi yang ditampilkan oleh Philip Kotler, yaitu :4

Gambar 1. Proses Komunikasi

1. Sender: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah kelompok.

2. Encoding: penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

3. Message: pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

5. Decoding: pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator.

6. Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7. Response: tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

8. Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikan yang tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

9. Noise: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sehingga pesan yang diterima oleh komunikan berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Model komunikasi di atas menegaskan unsur-unsur kunci dalam proses komunikasi efektif. Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan

4 Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, 2004, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT.

REMAJA ROSDAKARYA, hal. 18.

Media Messege

Noise

Decoding

Response Encoding

Feedback

Receiver Sender


(26)

commit to user

menginginkan efektivitas. Efek dalam proses komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri komunikan, sebagai akibat dari pesan yang diterima baik secara langsung maupun menggunakan media.

Segala aktivitas atau kegiatan manusia akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi yang efektif. Oleh karena itu, komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Setiap kali manusia bermaksud

mengadakan komunikasi, memiliki tujuan-tujuan tertentu, yaitu5

1. Cognitive: menginginkan supaya komunikan mengerti dan memahami pesan yang dimaksud komunikator.

2. Affective: menginginkan supaya komunikan menerima dan mendukung pesan dari komunikator (bersikap).

3. Psikomotor: menginginkan supaya komunikan mengerjakan sesuatu atau supaya komunikan mau bertindak.

Jika tujuan dari komunikasi tersebut dapat terlaksana maka komunikasi itu disebut efektif.

Proses komunikasi ini dapat dilakukan dengan berbagai metode. Komunikator membutuhkan metode komunikasi supaya mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari komunikan. Setiap komunikator harus memahami komunikan yang dijadikan sasaran. Terutama yang menyangkut banyak komunikan sasaran (masyarakat), banyak cara yang ditempuh untuk menyampaikan pesan. Hal ini tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, dan sosial budaya dari pihak komunikan. Cara yang

5


(27)

commit to user

ditempuh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan dikenal

dengan Teori-T-Flow, yang terdiri dari:6

1. One Step Flow Communications (Komunikasi Satu Tahap)

Komunikator dapat mengirimkan pesan langsung pada komunikan/masyarakat sehingga akan timbul kemungkinan terjadi proses komunikasi satu arah atau dua arah. Umumnya komunikator langsung bertatap muka (face-to-face communication) dengan komunikan/masyarakat, meliputi:7

a. Komunikasi antar persona

Komunikasi antar persona (interpersonal communication) adalah

komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan (dyadic communication) atau antara seorang komunikator dengan dua orang komunikan (triadic communication). Komunikasi sifatnya dialogis secara tatap muka dan umpan balik terjadi secara langsung (immediate feedback). Maka komunikasi ini sering dipergunakan untuk melakukan persuasi (persuasive communication), yaitu komunikasi yang melibatkan upaya seseorang yang dengan sadar merubah tingkah laku seseorang atau sekelompok orang melalui penyampainan pesan (Erwin Bettinghaus dalam bukunya “Persuasive Communicaton”).

b. Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok (group communication) adalah antara seseorang dengan sekelompok orang yang lebih dari dua orang secara tatap muka.

6

Ibid, hal.89.

7 Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M. A, 1972, Human Relations dan Public Relations Dalam


(28)

commit to user

Berdasarkan kelompok ciri dan sifat kelompok dalam hubungannya dengan proses komunikasi, komunikasi kelompok dibedakan menjadi;

1)Komunikasi kelompok kecil

yaitu sejumlah orang, tiga orang atau lebih, tetapi sedemikian kecilnya sehingga mereka dapat berinteraksi secara pribadi dengan kesadaran akan dirinya masing-masing dan dengan kesadaran akan tujuan dan masalah bersama (Fred L. Casmir dalam bukunya “Interaction, An Introduction to Speech Communication”).

2)Komunikasi kelompok besar

Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi dengan sejumlah besar komunikan, yang karena banyaknya anggota kelompok itu, hampir tidak terdapat kesempatan pada mereka untuk tanggapan secara verbal.

2. Two Step Flow Communications (Komunikasi Dua Tahap)

Komunikator mengirimkan pesan tidak langsung pada komunikan/masyarakat tetapi melalui orang-orang tertentu saja, misalnya tokoh maysrakat. Umumnya tokoh masyarakat lebih mengetahui sifat masyarakat daripada komunikator. 3. Multi Step Flow Communications (Komunikasi Banyak Tahap)

Komunikator mengirimkan pesan melalui tatap muka langsung pada komunikan/masyarakat, juga melalui tokoh masyarakat. Cara ini juga melalui pemasangan pengumuman atau iklan pada media cetak dan media siar.

Berhubungan dengan komunikasi yang menyangkut banyak manusia (masyarakat) merupakan ruang lingkup dari seorang Public Relation (PR) karena PR berhubungan dengan pembentukan opini dan perubahan sikap dari


(29)

commit to user

masyarakat. Dalam kenyataannya, PR adalah “sebuah proses komunikasi yang

sangat spesifik”.8

Setiap perusahaan/ organisasi/ asosiasi pemerintah memiliki sekelompok orang yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh apa saja yang dilakukan organisasi tersebut. Setiap kelompok tersebut dapat digolongkan sebagai public

organisasi.9 Pada umumnya publik-publik dalam organisasi terbagi menjadi dua

bagian besar yang disebut publik intern (internal public) dan publik eksternal (external public). Publik internal meliputi karyawan dan juga dewan direksi. Sedangkan publik eksternal meliputi masyarakat sekitar perusahaan, pemerintah, pers, konsumen, pesaing, agen dan juga distributor. Untuk mengatur (manage) hubungan organisasi tersebut dengan publik digunakanlah proses yang disebut PR.

Pengertian Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins adalah “Public Relations consists of all forms of planned communications, outwards and inwards, between an organizations and its publics for the purpose of achieving spesific objectives concerning mutual understanding.”10 Pengertian tersebut mengandung arti bahwa dalam setiap kegiatan PR diperlukan upaya yang terencana dan berkesinambungan untuk mencapai saling pengertian antara organisasi dengan publiknya. Saling pengertian yang dicapai lewat komunikasi timbal balik akan berjalan dengan baik jika disertai dengan pola manajemen yang matang. Hal ini

8

Bovie / Arents, 1986, Comtemporary Advertising, USA: RICHARD D. IRWIN, INC., hal. 550.

9

Ibid.

10 Dr. phil. Astrid S. Susanto, 1989, Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Jilid III: Hubungan Masyarakat


(30)

commit to user

mencerminkan dua fungsi utama PR yaitu fungsi komunikasi dan fungsi managemen.

Pengertian PR menurut IPRA (The International Public Relations) 1994 yang menyatakan bahwa definisi PR perusahaan adalah sebagai berikut:

“PR adalah fungsi manajemen yang mendukung pembinaan, pemeliharaan, jalur bersama perusahaan dengan publiknya secara berkesinambungan mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam permasalahan: membantu memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem

peringatan dalam membantu mendahului kecenderungan, dan

menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis

sebagai sarana utama”11

Jika dirumuskan secara lebih sederhana, PR adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama.

Dari definisi yang tersebut diatas dapat disimpulkan secara singkat bahwa PR merupakan fungsi managerial yang dilakukan melalui kegiatan komunikasi. Dengan kata lain, PR adalah pelaksana komunikasi untuk mendukung tujuan organisasi. PR berperan penting dalam membentuk pola komunikasi dan sebagai penghubung bagi terlaksananya komunikasi tersebut. Setiap perusahaan/ organisasi/ asosiasi pemerintah mempunyai visi misi dan berkehendak untuk mencapai visi misi itu dengan upaya-upaya dan langkah-langkah tertentu. Selain itu, keberhasilan organisasi dalam mencapai visi misinya juga didukung oleh

11 Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF, 2002, Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktek, Jakarta:


(31)

commit to user

peran serta (partisipasi) publiknya (intern, ekstern). PR berfungsi untuk membina hubungan baik dan serasi antara organisasi dengan publik (intern, ekstern) dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi sehingga memperoleh opini publik yang positif.

Tingkatan komunikasi PR yang terjadi dalam konteks hubungan antara

organisasi dengan publiknya adalah sebagai berikut:12

1. Model Publicity or Press Agentry

Merupakan komunikasi satu arah yang berusaha menyebarluaskan publisitas secara sepihak. PR hanya berusaha menyebarluaskan informasi yang menguntungkan organisasi, misalnya komunikasi untuk iklan atau promosi persuasif.

2. Model Public Information

Merupakan komunikasi satu arah yang tidak terlalu banyak menggunakan persuasif. PR berperan sebagai wartawan dalam menyebarkan informasi atau bekerja sama dengan media untuk mengendalikan penyebaran informasi.

3. Model Two Way Asymmetrical

Merupakan komunikasi dua arah yang ditujukan agar publik menerima putusan, terbuka, dan dapat bekerja sama dengan organisasi. PR berusaha menyampaikan pesan kepada publik berdasarkan kebenaran yang diperolehnya dari riset serta menggunakan strategi komunikasi. Umpan balik (feedback) dari publik diperhatikan serta ditanggapi oleh organisasi (komunikator).

12


(32)

commit to user

4. Model Two Way Symmetrical

Merupakan komunikasi dua arah yang seimbang. Keseimbangan komunikasi menjadikan organisasi bukan hanya sebagai komunikator, tapi juga sebagai komunikan. Organisasi dan publik menjadi partner untuk menciptakan kesepahaman dan pengertian sehingga tercipta keuntungan timbal balik.

Melalui suatu strategi, dapat membantu PR dalam menjalankan fungsinya, yaitu mengatur hubungan antara organisasi dengan publiknya. Strategi diarahkan untuk meningkatkan mekanisme komunikasi dua arah. Strategi pada hakekatnya adalah perpaduan perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Maka PR sebagai pelaksana komunikasi menggunakan strategi komunikasi dalam

setiap tahapan proses managerial (Cutlip dan Center) yaitu :13

1. Fact finding (menyelidiki dan mendengar)

Tahap research-listening atau fact finding; meliputi penelitian pendapat, sikap dan reaksi publik, serta pengumpulan data. Disini dapat diketahui masalah apa yang sedang dihadapi.

2. Planning (mengambil ketentuan dan merencanakan)

Setelah menganalisa pendapat, sikap, dan reaksi publik serta penyusunan daftar masalah berdasarkan data dan fakta yang ditemukan, lalu diintegrasikan atau diserahkan dengan kebijakan dan kegiatan organisasi. Pada tahap ini dapat ditemukan pilihan yang diambil serta menentukan orang-orang yang akan mengerjakan pelaksanaannya nanti.

13


(33)

commit to user

3. Communicating (melaksanakan komunikasi)

Rencana-rencana di atas harus dikomunikasikan dengan semua pihak yang bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dalam tahap ini menjelaskan tindakan yang diambil dan tujuan jatuhnya pilihan tersebut.

Communication meliputi serangkaian kegiatan sebagai berikut:14

a) memberi tahu khalayak sasaran (internal, eksternal) mengenai kegiatan yang akan dilakukan;

b) membujuk khalayak sasaran untuk mendukung dan menerima tindakan yang dimaksud;

c) mendorong khalayak yang sudah memiliki sikap mendukung atau menerima untuk melakukan tindakan.

4. Evaluation (penilaian)

Dinilai segi-segi berhasil dan tidaknya, apa penyebabnya, apa yang sudah dicapai, apa factor keberhasilan dan penghambatnya. Bagaimana hasil dari pelaksanaan dan penyebabnya, merupakan pertanyaan yang timbul dalam tahap evaluasi. Hal ini diperlukan untuk dijadikan bahan bagi perencanaan selanjutnya.

Peran yang penting dari seorang PR adalah untuk merencanakan dan melakukan sebuah strategi komunikasi, sebagaimana PR mengkomunikasikannya ke publik organisasi dan yang terakhir PR menggunakan strategi komunikasi tersebut pada setiap tahapan program kegiatan perusahaan.

14 Morissan, M.A, 2008, Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakarta:


(34)

commit to user

2. Corporate Social Responsibility (CSR)

Pada dasarnya PR bertujuan menanamkan serta mendapat pengertian, goodwill, dan kepercayaan dari publik organisasi baik internal maupun eksternal dengan menjalin hubungan untuk akhirnya dapat menciptakan opini publik yang positif demi kelanjutan hidup organisasi. Dari batasan tersebut, hubungan dengan publik dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu hubungan dengan publik internal (internal relation) dan hubungan dengan publik eksternal (eksternal relation).

Eksternal relations seringkali perlu mendapat perhatian khusus dari perusahaan berkaitan dengan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan sebagai salah satu publik ekstern. Biasanya dibagian ini sangat rawan terjadi koflik atau ketegangan. Masyarakat sekitar perusahaan merasa struktur sosialnya terganggu, terutama masalah-masalah kesehatan sebagai akibat aktivitas pabrik. Perusahaan seringkali mengabaikan hal tersebut sehingga masyarakat banyak yang dirugikan. Perusahaan perlu senantiasa membina hubungan dengan mereka. Misalnya dengan mengadakan komunikasi baik dengan ketua rukun warga setempat atau camat yang membawahinya.

Salah satu wujud dari eksternal relation untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar perusahaan adalah Community Relation (CR). Dalam konteks PR, CR merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengembangkan kesepahaman melalui komunikasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat.

Masyarakat sekitar perusahaan diibaratkan sebagai tetangga (Jefkins).15 Bila

diperlakukan dengan baik maka akan menjadi kawan, dan bila diperlakukan buruk

15 Yosal Iriantara, 2004, Community Relations: Konsep dan Prakteknya, Jakarta: Simbiosa Rekatama


(35)

commit to user

bisa jadi lawan. PR me-manage hubungan ini guna meraih empati dan simpati masyarakat yang dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan kemasyarakatan. Maka hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar dapat dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini tercermin dari kata-kata John Cameron Asplay: “it has become increasingly clear to businessmen that public relations has its greatest opportunity for service in helping business to recognize, and do something abaout its sosial responsibility.”16

Pernyataan tersebut berarti bahwa PR mempunyai kesempatan besar untuk membantu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnis serta melakukan hal-hal yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang meliputi bidang sosial kemasyarakatan, public infrastructure, keagamaan, kesehatan, lingkungan, keamanan, dan sebagainya. Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya tidak dibenarkan hanya mengejar tanggung jawab ekomoni saja yaitu keuntungan semata (profit), tetapi juga harus terlibat pada pemenuhan tanggung jawab sosialnya terhadap kesejahteraan masyarakat (people) dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Melalui konsep triple bottom line ini, John Elkington mengemukakan bahwa perusahaan yang ingin terus menjalankan

usahanya harus memperhatikan 3P yaitu profit, people dan plannet.17

16 Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF, op. cit., hal. 121. 17


(36)

commit to user

Profit

(keuntungan ekonomi)

Planet People

(keberlangsungan lingkungan hidup) (kesejahteraan masyarakat)

Gambar 2. Konsep Triple Bottom Line

Sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang dapat dilakukan disini ialah melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).

Definisi CSR dari The World Business Council for Suistanable Development, adalah komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta masyarakat lokal dan masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan dalam Green Paper Komisi Masyarakat Eropa (2001) dinyatakan bahwa definisi CSR menunjukkan sebuah konsep tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara

perusahaan dan masyarakatnya.18

Dari ke dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua hal yang terkait dengan pengertian CSR yaitu pertimbangan sosial (masyarakat dan lingkungan hidup) serta hubungan suka rela (antara perusahaan dan masyarakatnya).

Seiring berjalannya waktu, devinisi CSR terus berkembang, tergantung pada visi dan misi perusahaan yang disesuaikan dengan needs, desire, wants, dan

18


(37)

commit to user

interest masyarakat. Pada intinya komitmen dan aktivitas CSR merujuk pada aspek-aspek perilaku perusahaan (firm’s behaviour), termasuk kebijakan dan

program perusahaan yang menyangkut dua elemen kunci:19

1. Good corporate governance: etika bisnis, manajemen sumberdaya manusia, jaminan sosial bagi pegawai, serta kesehatan dan keselamatan kerja;

2. Good corporate responsibility: pelestarian lingkungan, pengembangan masyarakat (community development), perlindungan hak azasi manusia, perlindungan konsumen, relasi dengan pemasok, dan penghormatan terhadap hak-hak pemangku kepentingan lainnya.

Jelaslah bahwa CSR mencakup berbagai kegiatan yang mendukung Good Corporate Governance dan upaya pecapaian Good Corporate Citizenship.

Rupp et.al (2006) menitikberatkan CSR sebagai berikut; “CSR plays a role about fostering positive social relationships between organizations and communities”20 (CSR berperan memelihara hubungan sosial positif antara perusahaan dan masyarakat). CSR merupakan suatu etika perusahaan, dimana perusahaan mengadakan interaksi yaitu berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Hal inilah yang mendorong CSR muncul dengan program yang paling awal dan sederhana, yaitu bantuan yang sifatnya karikatif (pemberian donasi yang seringkali tidak mendidik, karena menciptakan ketergantungan) ataupun filantropi (kepedulian perusahaan terhadap korban bencana alam).

Sebagai bentuk komunikasi perusahaan, PR sangat mendukung untuk mempersuasif keterlibatan dan partisipai masyarakat sekitar perusahaan yang menjadi sasaran program CSR. PR mengajak, mendorong, dan mengikutsertakan stakeholders untuk saling berbagi aspirasi apa yang menjadi harapan dan tujuan masing-masing. Sehingga dapat menggali informasi-informasi yang menjadi

19 Edi Suharto, PhD, 2008, CSR: Konsep dan Perkembangan Pemikiran, Jurnal, hal. 4. 20


(38)

commit to user

kebutuhan masing-masing pihak. Perusahaan melalui PR harus mampu memiliki strategi komunikasi yang baik agar informasi mengenai program dan pelaksanaan program dapat didukung dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Strategi dalam pelaksanaan CSR ini perlu menerapkan prosedur yang dilaksanakan oleh PR perusahaan masing-masing. Untuk memperlancar relasi dengan stakeholders,

PR dalam melaksanakan CSR, perlu memperhatikan masalah-masalah berikut :21

1. Membantu masyarakat untuk mencapai tujuan dan kepentingan umum.

Misalnya: turut serta dalam gerakan-gerakan sosial seperti kampanye, kebersihan, kesehatan, KB, lingkungan, dan proyek kemanusiaan.

2. Mengintegrasikan perusahaan ke dalam kegiatan-kegiatan pemerintah

setempat.

3. Mengadakan ceramah-ceramah dari para pakar dalam bidang politik, ekonomi,

kebudayaan, pendidikan, agama dan sebagainya, yang bermanfaat bagi penegetahuan pegawai dan hubungan antara perusahaan dengan golongan atau lembaga yang diwakili oleh penceramah itu.

4. Mengedarkan brosur mengenai kegiatan atau produksi perusahaan dan

mengirimkannya ke lembaga, instansi, dan golongan masyarakat.

5. Mengadakan proyek-proyek hospitalis, seperti open house, undangan makan,

pertunjukan, dsb.

Kerangka kegiatan CSR yang semula hanya karikatif atau filantropi telah berubah menjadi konsep community development (pengembangan masyarakat) yang tidak hanya menyangkut kesejahteraan ekonomi masyarakat (seperti

21


(39)

commit to user

pemberian modal usaha, pelatihan keterampilan kerja). Melainkan pula, kesejahteraan sosial (semisal pemberian jaminan sosial, penguatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pendididikan, penguatan kapasitas lembaga-lembaga sosial dan kearifan lokal). Dewasa ini banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan karikatif atau filantropi karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal sehingga pendekatan community development semakin banyak diterapkan.22

Suatu kegiatan disebut CSR ketika memiliki sejumlah unsur berikut:23

1. Continuity dan sustainability atau berkesinambungan dan berkelanjutan merupakan unsur vital dari CSR. Suatu kegiatan amal yang berdasarkan trend ataupun incidental, bukanlah CSR. CSR merupakan hal yang bercirikan pada long term perspective.

2. Community empowerment atau pemberdayaan masyarakat.

Membedakan CSR dengan kegiatan sosial yang bersifat katikatif ataupun filantropi. Tindakan-tindakan kedermawanan meskipun membantu masyarakat, tetapi tidak menjadikannya mandiri. CSR pada tataran ini hanya bentuk kegiatan perusahaan untuk berbuat baik agar terlihat baik (do good to look good).24

3. Two ways berartinya program CSR bersifat dua arah. Perusahaan bukan lagi berperan sebagai komunikator semata, tapi juga harus mampu mendengarkan

22

Edi Suharto, PhD. op. cit., hal. 3.

23

Reza Rahman, op. cit., hal 13.

24 Dr. Mukti Fajar ND, 2010, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


(40)

commit to user

aspirasi dari masyarakat. Ini dapat dilakukan dengan need assessment, yaitu survey untuk mengetahui needs, desire, interest, dan wants dari masyarakat.

Penelitian ini juga akan melihat tingkat keberhasilan program yang ditujukan pada komunitas lokal, yaitu peningkatan kesehatan masyarakat Sepat. Dampak positif dari program CSR adalah membawa manfaat bagi masyarakat setempat. Namun, jika perusahaan tidak hati-hati, program CSR dapat berdampak

negatif.25 Untuk melihat hal tersebut, digunakan parameter indikator eksternal

berdasar sasaran dan tujuan dari program, yaitu:

Tabel 1. Evaluasi dengan beberapa variabel 26

Variabel Indikator Tolok ukur

Peningkatan kesehatan masyarakat

Kesehatan a.Tingkat pertambahan kualitas dan

prasarana kesehatan

b.Tingkat kesesuaian program dengan

kebutuhan kesehatan masyarakat

c.Tingkat peningkatan kualitas hidup

bagi masyarakat secara berkelanjutan Antusiasme

masyarakat

Keterlibatan masyarakat

a.Kritik, masukan atau pun umpan balik

yang diberikan stakeholders tentang pelaksanaan program CSR.

b.Keterlibatan stakeholders dalam

perencanaan program.

c.Keterlibatan stakeholders dalam

realisasi program.

d.Keterlibatan stakeholders dalam

evaluasi program. Komunikasi dengan masyarakat lokal Kualitas komunikasi perusahaan dengan masyarakat.

a.Bentuk kegiatan komunikasi yang

dilakukan.

b.Model komunikasi yang digunakan.

25

Felix Tuodolo, 2009, Corporate Social Responsibility: Between Civil Society and the Oil Industry in the

Developing World, An International E-Journal for Critical Geographies, hal. 537.

www.acme-journal.org/vol8/Tuodolo09.pdf 26


(41)

commit to user

Program CSR dapat dikatakan berhasil bagi perusahaan apabila ada perubahan sikap yang positif dari masyarakat sehingga dapat mendukung segala aktivitas operasional perusahaan. Sebaliknya dapat dikatakan berhasil bagi masyarakat apabila mendapatkan solusi masalah yang dikehendaki, dalam hal ini bidang kesehatan, dan yang paling penting adalah adanya kemandirian yang lebih pada masyarakat, dibandingkan dengan sebelum program CSR hadir.

3. Kerangka Pemikiran

Melalui kerangka teori yang diuraikan di atas, maka konsep strategi komunikasi CSR dalam peningkatan kesehatan masyarakat, oleh peneliti diimplementasikan pada bagan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Perusahaan Public

(Masyarakat)

Public Relation

(Management of Communication)

Community Relation

Corporate Social Responsibility

(Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan)

Strategi Komunikasi

Fact finding

(menyelidik dan mendengar)

Planning

(mengambil ketentuan dan merencanakan)

Comunicating

(melaksanakan komunikasi)

Evaluation


(42)

commit to user

Setiap perusahaan sudah barang tentu mempunyai publik, baik publik intern maupun publik ekstern. Mengingat setiap kegiatan operasional perusahaan tidak dapat dipisahkan dari permasalahan maka perlu adanya hubungan yang selaras antara perusahaan dengan publiknya, terutama publik ekternal. Upaya menyelelaraskan perusahaaan dengan publiknya itu melahirkan sebuah manajemen komunikasi. Agar permasalahan yang muncul dengan publiknya tidak berlarut-larut, maka perusahaan perlu me-manage-nya dengan suatu bentuk komunikasi. Salah satu medium dalam hal kegiatan komunikasi perusahaan adalah Public Relations (PR). PR dapat membantu perusahaan dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan menjalin hubungan antara perusahaan dengan publik ekternalnya, khususnya masyarakat sekitar, yang disebut dengan Community Relations (CR).

Sebagai perusahaan yang sadar akan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat Sepat, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. telah mengadakan CR dengan melakukan rapat rutin tiga bulanan dengan ketua RT di Ring I. Rapat tersebut melahirkan pemahaman TPS Food terhadap permasalahan masyarakat Sepat terutama kesehatan. TPS Food merasa ikut bertanggung jawab terhadap permasalahan publik eksternalnya dengan melaksanakan program CSR (corporate social responsibility) bernama CSR TPS Food SEHATI. PR sebagai penghubung antara TPS Food dengan masyarakat Sepat, memiliki andil besar dalam implementasi program tersebut. Maka PR TPS Food memerlukan strategi komunikasi pada program CSR TPS Food SEHATI agar dapat menjadi solusi


(43)

commit to user

bagi permasalahan kesehatan masyarakat Sepat sehingga masyarakat Sepat selalu bersikap positif terhadap perusahaan.

Penelitian ini menfokuskan pada strategi komunikasi yang dijalankan PR dalam program CSR TPS Food SEHATI dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Strategi komunikasi tersebut diimplementasikan pada tahap fact finding yaitu pemahaman TPS Food terhadap permasalahan kesehatan masyarakat Sepat, planning yaitu merencanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang sesuai dengan permasalahan, comunicating yaitu melaksanakan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang telah direncanakan, dan evalution yaitu mengevaluasi program CSR TPS Food SEHATI.

F. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu untuk mengamati strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI sebagai upaya peningkatan kesehatan masyarakat desa Sepat.

1. Jenis Penelitian

Penelitan ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang mana bertujuan menggambarkan data melalui kata-kata atau uraian penjelasan yang

bersumber pada hasil wawancara mendalam, observasi partisipan,


(44)

commit to user

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, dimana lokasi tersebut merupakan tempat PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dalam melaksanakan program CSR TPS Food SEHATI.

3. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu

a. Data primer

Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari hasil wawancara dengan Tim CSR TPS Food SEHATI yaitu Public Relations (PR), staff dari Divisi Human Resources Development (HRD) dan sasaran utama (Ring I) program CSR TPS Food SEHATI yaitu masyarakat desa Sepat.

b. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari kutipan, literatur, maupun data, yang bersumber dari buku, company profile, press release, tabel, jurnal dan sumber-sumber dari internet yang berkaitan dengan obyek yang diteliti.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, diantaranya:


(45)

commit to user

a. Observasi

Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI sebagai upaya peningkatan kesehatan masyarakat desa Sepat.

b. Wawancara

Merupakan tenik pengumpulan data melalui wawancara dengan daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap narasumber, dalam hal ini adalah Tim CSR TPS Food SEHATI yaitu Public Relations (PR), staff dari Divisi Human Resources Development (HRD) dan sasaran utama (Ring I) program CSR TPS Food SEHATI yaitu masyarakat desa Sepat.

c. Studi pustaka

Data penelitian ini juga akan diperoleh melalui penggalian pustaka berupa data-data yang meliputi: buku, company profile, press release, tabel, jurnal dan bahan pustaka lain yang relevan bagi penelitian ini.

5. Teknik Sampling

Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu memilih narasumber yang dipercaya dalam memberikan keterangan dan informasi mengenai strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang dilaksanakan oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. sehingga mendapatkan informasi yang dalam dan lengkap. Apabila jawaban atau keterangan dari narasumber pertama dirasa kurang lengkap, maka peneliti akan mencari narasumber lain sesuai petunjuk narasumber pertama. Teknik demikian, merupakan teknik yang dikenal dengan nama teknik


(46)

commit to user

snowball sampling, yaitu penggunaan sampling ibarat bola salju yang menggelinding dari puncak gunung dan terus membesar ke lembah, semple yang awalnya berjumlah kecil dan berkembang menjadi banyak sesuai

kebutuhan informasi yang ingin didapat secara mendalam (Yin, 1987).27 Proses

ini akan berhenti ketika peneliti tidak lagi menemukan hal baru dari wawancara.

Narasumber yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Tim CSR PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk., terdiri dari PR dan staff dari

Divisi HRD yang mana terlibat dalam pengambilan keputusan dan berperan langsung dalam program CSR.

b. Masyarakat desa Sepat, terdiri dari ketua RT desa Sepat sebagai opinion

leader, Bidan dan Kader Posyandu sebagai pelaksana program CSR, serta warga desa Sepat sebagai sasaran program CSR.

6. Validitas Data

Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi data (sumber) yaitu pengumpulan data sejenis dari sumber data yang berbeda-beda. Dengan demikian, data yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya jika dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda.

27 H. B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian,


(47)

commit to user

7. Analisis Data

Pada tahap ini, data dikerjakan sedemikian rupa sehingga berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Karena penelitian ini bersifat deskriptif sehingga setelah semua terkumpul, analisis data yang dilakukan menggunakan analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif meliputi tiga bagian yang terdiri dari :28

a. Reduksi data

Merupakan proses seleksi yang dilakukan dengan tujuan memfokuskan data pada rumusan masalah yang menjadi obyek penelitian yang mana proses ini dilakukan selama penelitian berlangsung. Dengan reduksi data ini, data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan melalui ringkasan dan uraian singkat dari narasumber.

b. Penyajian data

Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Data yang telah direduksi, digabungkan dan kemudian disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami (matriks, grafik, bagan) sehingga peneliti dapat memahami apa yang terjadi dan menganalisa atau mengambil tindakan lebih jauh lagi berdasarkan penyajian data tersebut.

28


(48)

commit to user

c. Penarikan kesimpulan dan Verifikasi

Melalui data yang telah selesai disusun dan telah diverifikasi sehingga makna data lebih dapat teruji validitasnya kemudian menarik kesimpulan menjadi lebih kokoh.

Ketiga komponen tersebut merupakan serangkaian proses yang saling berinteraksi dengan pengumpulan data sehingga data yang terkumpul berhubungan satu sama lain secara sistematis. Untuk lebih jelasnya, siklus analisis data kualitatif digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Gambar 4. Skema analisis data kualitatif29

29

Ibid, hal. 81

Pengumpulan data

Penarikan kesimpulan

Penyajian data Reduksi data


(49)

commit to user

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A.Gambaran Umum PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1959, almarhum Tan Pia Sioe mendirikan bisnis keluarga yang memproduksi bihun jagung dengan nama Perusahaan Bihun Cap Cangak Ular di Sukoharjo, Jawa Tengah. Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk-produk makanan yang terus tumbuh, pada tahun 1992 perusahaan tersebut beralih menjadi perseroan menjadi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. dan menjadi perusahaan publik pada tahun 2003. Perusahaan ini terus menggurita hingga memproduksi berbagai kategori produk Mi Kering, Bihun Kering, Mi Instan, Mi Snack, Permen dan Biskuit. Hingga hari ini, di bawah kepemimpinan generasi ketiga keluarga pendiri, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. telah menjadi perusahaan multinasional yang bermarkas di Jakarta dan terus mengembangkan sektor usaha, melakukan modernisasi pabrik, menerapkan manajemen professional, bahkan melakukan ekspansi ke bidang perkebunan dan energi.

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. selalu menekankan pentingnya produk yang berkualitas dan memberikan nilai tambah pada konsumen. Berbekal pengalaman yang panjang, tradisi, serta loyalitas konsumen, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. berhasil meraih posisi sebagai produsen mie kering dan

*


(50)

commit to user

bihun terdepan di pasar Indonesia. Merek-merek seperti Superior, Ayam 2 Telor,

Mi Kremez, dan Gulas adalah beberapa merek terkenal yang dimiliki dan dikembangkan oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

Gambar 5. Logo Perusahaan

Komitmen PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (TPS Food) untuk menghasilkan produk yang selalu mengutamakan rasa, jelas terlihat pada logo perusahaan yang bergambar lidah dengan bertuliskan ”food” didalamnya. Dengan menghasilkan produk terbaik, diterima oleh pasar, dan berkualitas tinggi dibuktikan dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001:2002, HACCP dan sertifikasi halal. Standar produksi yang tinggi dan jaringan distribusi yang luas memperkuat TPS Food sebagai salah satu pilihan konsumen.

TPS Food memiliki dua kategori produk, yang pertama adalah produk makanan dalam kemasan dan yang kedua adalah produk industrial. Perbedaan diantara keduanya adalah bagaimana produk itu dikonsumsi oleh konsumen dan target pasarannya. Produk makanan dalam kemasan terdiri dari produk-produk yang bisa langsung dikonsumsi tanpa diolah terlebih dahulu seperti mi instan, bihun instan, biskuit, wafer dan permen. Sebaliknya, produk industrial meliputi produk-produk yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi seperti mi telor, mi kering dan bihun kering. Berbeda dengan produk makanan dalam kemasan, target market untuk kategori ini adalah penjual makanan olahan seperti


(51)

commit to user

pedagang mi ayam, mi bakso, kantin, katering dan rumah makan. Untuk mendistribusikan produk, TPS Food menggunakan sistem multi distributor. Hingga saat ini telah memiliki lebih dari 60 distributor diberbagai daerah yang tersebar mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan hingga Sulawesi.

Menyadari semakin kompleksnya selera dan permintaan pasar saat ini, TPS Food terus berupaya meningkatkan pertumbuhan untuk menegaskan eksistensinya di industri makanan melalui akusisi perusahaan, inovasi cerdas, ekspansi merk, dan eksekusi tepat dalam rangka menghadirkan produk berkualitas pada konsumen. Untuk mencapai visi tersebut, TPS Food selalu memanfaatkan fasilitas dan prasarana industri manufaktur yang terbaik. Akusisi lahan yang telah mencapai 500.000 m2 di Sragen, Jawa Tengah dikembangkan dengan teknologi modern. Fasilitas dan laboratorium yang modern serta pemeriksaan kualitas yang seksama pada setiap tahapan proses produksi menjamin komitmen TPS Food dalam hal kualitas kepada konsumen.

Terlepas dari segi bisnis dan teknologi terbaru, TPS Food memiliki kelebihan tersendiri sebagai perusahaan yang sadar akan kewajiban sosial dan lingkungan. TPS Food telah melakukan berbagai macam upaya untuk menjamin keberlangsungan lingkungan hidup dengan diperolehnya sertifikasi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan juga telah menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah) berstandar modern untuk manajemen pengolahan limbah. TPS Food juga terus memastikan terjaga standar kebersihan dan kemanusiaan untuk komunitas di sekeliling tempat produksi melalui


(52)

commit to user

pembangunan pusat air bersih dan mendukung berbagai aktifitas masyarakat baik itu dalam kegiatan spiritual maupun kepemudaan.

Dengan beberapa riset yang sudah berjalan, dalam jangka menengah ini, TPS Food siap untuk menerapkan beberapa proses bisnis terbaru sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan bertekad untuk mengembalikan hasil investasi ini kepada konsumen. TPS Food juga berencana untuk melakukan banyak perbaikan terhadap fasilitas dan infrastruktur produksi sebagai antisipasi peningkatan target kapasitas produksi serta persiapan untuk masuk ke beberapa produk makanan baru.

2. Visi dan Misi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. memiliki visi dan misi sebagai kebijakan usahanya. Adapun visi dan misi tersebut adalah:

Visi:

a. Menjadi perusahaan modern yang memproduksi makanan dan minuman dalam

kemasan yang memberikan nilai tambah tinggi kepada pelanggan.

b. Masuk dalam Lima Besar produsen makanan dan minuman di Indonesia tahun

2010 dan kawasan Asia Tenggara pada tahun 2020. Misi:

a. Kami menyajikan produk makanan dan minuman dalam kemasan yang

berkualitas dengan harga terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat Indonesia.

b. Kami bekerja berlandaskan falsafah dan nilai-nilai perusahaan yang


(53)

commit to user

penawaran produk-produk yang inovatif, dan dengan ketersediaan produk yang berkesinambungan.

c. Kami mengabdi untuk membangun sebuah organisasi kelas satu yang secara

konsisten memberikan nilai tambah kepada pelanggan, return yang terbaik bagi pemegang saham, kesejahteraan dan kesempatan berkarya seluas-luasnya bagi karyawan, menjunjung tinggi dan patuh pada norma dan peraturan yang berlaku (Good Corporate Governance) serta menjadi warga yang bertanggung jawab ikut membangun lingkungan tentram.

3. Struktur Organisasi

Adapun struktur puncak PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Gambar 6. Struktur Puncak PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

Presiden Direktur

Corporate Secretary

Corporate Legal

Corporate Finance

Direktur HRD Direktur Operasional


(54)

commit to user

Berdasarkan gambar di atas, masing-masing jabatan mamiliki fungsi sebagai berikut:

a. Corporate Secretary, menangani segala hal yang berhubungan dengan kesekretariatan perusahaan.

b. Corporate Legal; menangani segala hal yang berhubungan dengan hukum perusahaan.

c. Corporate Finance;menangani segala hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

d. Direktur Finance; mengatur keluar-masuk keuangan perusahaan (accounting), seperti menerima hasil penjualan, melaksanakan pembayaran alat-alat produksi, dan lain sebagainya.

e. Direktur Operasional; menitikberatkan pada setiap kegiatan operasi perusahaan, mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi, sampai pendistribusian produk.

f. Direktur HRD; menitikberatkan pada masalah kepegawaian.

4. Komitmen Tanggung Jawab Sosial PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk yang menempati area seluas 25 ha (dari 50 ha yang tersedia), menyadari betapa pentingnya peran serta masyarakat sekitar pabrik dalam pengembangan sehingga dalam menjalankan kegiatan usahanya, TPS Food selama ini telah melaksanakan hubungan interaksi dengan masyarakat sekitar khususnya dalam bidang kultural seperti aktivitas Bersih Desa, bidang keagamaan seperti bantuan hewan Qurban dan pengajian bulan Ramadhan, bidang


(55)

commit to user

sosial ekonomi untuk pembangunan desa dan instalasi air bersih untuk warga setempat serta bidang kesehatan dalam aktivitas posyandu, sunatan massal, donor darah dengan PMI serta keterlibatan perusahaan dalam meringankan beban dari korban bencana alam.

Seiring perkembangannya, TPS Food memberikan perhatian lebih dalam Bidang Gizi & Kesehatan serta Bidang Pendidikan. Sehingga pada 8 Agustus 2008 TPS Food meluncurkan program CSR yang bernama CSR TPS Food SEHATI yang memiliki makna bahwa PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk ingin menyatukan hati dengan masyarakat sekitar perusahaan sehingga menjadi satu rasa, satu pikiran, dan satu tujuan. Melalui serangkaian program yang sistematis dan berkelanjutan dengan tema dasar Pendidikan dan Kesehatan.

B.Corporate Social Responsibility PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

1. Kedudukan Program Corporate Social Responsibility PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. dalam Struktur Organisasi

Kedudukan CSR PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. dalam Struktur Organisasi, dapat dilihat pada bagan berikut ini:


(1)

2. Adanya antusiasme masyarakat Sepat terhadap kegiatan Bapak Asuh Posyandu dalam program CSR TPS Food SEHATI yang dilihat dari sebagian besar masyarakat Sepat terlibat dalam realisasi program dan ikut mendukung program tersebut. Stakeholder (Bidan) terlibat pada tahap realisasi sampai evaluasi program.

3. Adanya komunikasi yang seimbang antara TPS Food dengan masyarakat Sepat secara intensif yaitu tiga bulan sekali sehingga dapat meminimalisir terjadinya masalah antara ke dua belah pihak.

Hasil dari analisis evaluasi tersebut memperlihatkan dampak positif dan negatif dari pelaksanaan program CSR TPS Food SEHATI bidang kesehatan baik bagi TPS Food maupun masyarakat Sepat. Dampak positif yang dirasakan masyarakat adalah kebutuhan akan gizi baik terpenuhi sehingga masyarakat Sepat mendukung program Bapak Asuh Posyandu. Adanya dukungan tersebut menunjukan bahwa TPS Food berhasil meraih simpati masyarakat Sepat sehingga dapat bersikap positif terhadap perusahaan. Dengan demikian program CSR TPS Food SEHATI dapat dikatakan berhasil, baik bagi TPS Food maupun masyarakat Sepat.

Sedangkan dampak negatifnya bagi masyarakat Sepat sebagai penerima program, masyarakat hanya merasakan manfaat dari adanya program CSR dan belum muncul kemandirian dari masyarakat Sepat. Tim CSR TPS Food SEHATI harus berhati-hati agar tidak tercipta ketergantungan pada mayarakat Sepat terhadap program CSR. Sebaiknya selalu disesuaikan dengan need assessment masyarakat dengan mengoptimalkan fact finding di lapangan serta melibatkan


(2)

masyarakat Sepat dalam tahap evaluasi agar tetap terjadi komunikasi yang seimbang (two way symmetrical communication) antara TPS Food dan masyarakat Sepat, khususnya dalam program CSR TPS Food SEHATI. Sehingga nantinya masyarakat Sepat dapat lebih memahami bahwa dengan adanya program CSR TPS Food SEHATI merupakan wujud dari tanggung jawab TPS Food atas dampak operasional pabrik (bau limbah dan kebutuhan air).

Tahapan dalam program CSR TPS Food SEHATI yang dijalankan oleh PR TPS Food inilah yang dinamakan strategi komunikasi. Berdasarkan pernyataan John Cameron Asplay sebagaimana telah dikutip pada bab terdahulu bahwa PR mempunyai kesempatan besar untuk membantu perusahaan dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam hal-hal ini, PR TPS Food berperan mulai dari memahami permasalahan masyarakat Sepat, merencanakan dan melaksanakan program CSR, sebagaimana PR mengkomunikasikannya ke masyarakat sampai pada tahap terahir yaitu pengevaluasian program.


(3)

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Sebagai penghubung antara TPS Food dengan masyarakat Sepat, PR TPS Food berperan penting dalam implementasi program CSR TPS Food. PR TPS Food menggunakan suatu strategi komunikasi yang menekankan pada terwujudnya komunikasi dua arah dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan pengertian antara perusahaan dengan publiknya. Strategi komunikasi yang dijalankan yaitu:

1. Pemahaman TPS Food akan permasalahan kesehatan masyarakat desa Sepat. PR TPS Food melakukan fact finding yang diawali dengan menentukan sasaran utama program CSR TPS Food SEHATI (Ring I). Setelah mengetahui sasaran utamanya, PR TPS Food berdialog dengan opinion leaders Ring I yang dilakukan secara face to face guna pengumpulan fakta terkait permasalahan yang terjadi. Fakta yang terkumpul ini digunakan untuk merumuskan perencanaan beserta strategi komunikasi program.

2. Perencanaan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang sesuai dengan permasalahan.

Program CSR TPS Food SEHATI direncanakan dengan pendekatan top down. Karena pendekatan top down tidak mengikutsertakan masyarakat didalamnya maka PR TPS Food melakukan planning yaitu merencanakan strategi komunikasi yang sesuai dengan hasil fact finding. Planning ini bertujuan


(4)

menentukan pesan yang tepat pada program CSR TPS Food untuk disampaikan pada masyarakat agar masyarakat menerima dan memahami maksud perusahaan.

3. Pelaksanaan strategi komunikasi program CSR TPS Food SEHATI yang telah direncanakan.

PR TPS Food berperan dalam pengkomunikasian program (communicating). Melalui acara Launching, PR TPS Food mensosialisaikan program kepada

stakeholders TPS Food dengan model two way asymmetrical communication.

Pesan dari program CSR TPS Food SEHATI disampaikan secara terbuka dan konsisten dengan metode penyampaian pesan secara bertahap tergantung pada jenis program kegiatan.

4. Pengevaluasian program CSR TPS Food SEHATI.

Evaluating dilakukan PR TPS Food dengan monitoring dan pelaporan. PR

selalu mengadakan komunikasi dengan stakeholders yang terlibat guna penyusunan laporan. Hasil pelaporan ini dievaluasi bersama dengan Tim CSR TPS Food SEHATI rutin setelah pelaksanaan program.

Berdasarkan hasil analisis diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi komunikasi CSR TPS Food SEHATI sudah menunjukkan komunikasi dua arah, tetapi belum seimbang. Hal ini disebabkan oleh pihak TPS Food lebih dominan menjadi komunikator sedangkan masyarakat Sepat lebih dominan menjadi komunikan. Komunikasi dua arah dapat dikatakan seimbang jika tidak ada batasan antara komunikator dengan komunikan.


(5)

B.Saran

Setelah penulis melakukan analisa, maka penulis dapat memberikan saran bagi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. maupun penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

a. Penulis ingin memberikan saran mengenai pengevaluasian program CSR TPS Food SEHATI. Agar tetap terjadi komunikasi yang seimbang (two way

symmetrical communication) antara TPS Food dan masyarakat Sepat maka

sebaiknya masyarakat Sepat ikut dilibatkan dalam tahap evaluasi. Masyarakat Sepat tidak hanya menerima program tapi juga ikut memberikan kritik dan saran mengenai program CSR TPS Food SEHATI bukan sekedar keluhan. Sehingga program CSR TPS Food SEHATI tidak membuat masyarakat Sepat menjadi ketergantungan.

b. Program CSR TPS Food SEHATI yang sudah berjalan selama dua tahun masih berbentuk pemberian bantuan untuk masyarakat Sepat. Melalui fact

finding di lapangan serta perencanaan yang matang, diharapkan satu atau

dua tahun kedepan CSR TPS Food SEHATI lebih mengarah pada

community development yang berkembang menjadi community

empowerment yang mampu meningkatkan taraf hidup serta pemberdayaan

masyarakat Sepat, seperti dalam wacana perkebunan casava.

c. Program CSR TPS Food SEHATI yang merupakan program tetap TPS Food, diharapkan dapat menjadi sebuah divisi CSR yang dimasukkan dalam struktur organisasi TPS Food. Hal ini bertujuan agar CSR TPS Food


(6)

SEHATI lebih melembaga dan lebih fokus pada setiap kegiatan. Serta dapat meningkatkan peran PR TPS Food dalam fungsi manajemen strategis pada program CSR TPS Food SEHATI.

2. Bagi penelitian selanjutnya.

Perlu diadakan suatu penelitian selanjutnya yaitu studi evaluasi untuk mengevaluasi program Corporate Social Responsibility (CSR). Sejauh mana efektivitas program CSR suatu perusahaan untuk menjadi solusi terhadap permasalahan masyarakat serta pengaruhnya bagi perusahaan. Sebaiknya penelitian studi evaluasi menggunakan model CIPP yaitu dengan mengevaluasi