12
tidak terlalu ditonjolkan melainkan dapat ditanggapi lebih kuat oleh narasumber bersifat
pro
. Wartawan membuat keputusan moral secara positif dalam menggiring persepsi khalayak terhadap ideologi politik
Jokowi.
d. Menekankan Penyelesaian
Treatment Recommendation
:
Penyelesaian masalah dalam program Mata Najwa menggambarkan Jokowi dapat menjadi calon pemimpin negara RI. Pendapat Anies
Baswedan sebagai narasumber menjelaskan
track record
yang diraih Jokowi dalam dunia pemerintahan dapat meningkatkan elektibilitas
dalam masyarakat. “
Track record yang telah diraih Jokowi bagus karena pendekatan berbeda yang dilakukan dalam masyarakat,
sehingga partai menunjuk Jokowi sebagai calon presiden RI. faktor visi dan misi yang merupakan hasil kolektif pemikiran bersama partai
sehingga tidak terlalu ditonjolkan dalam kampanye karena bukan semata
–
mata hanya pembicaraan melainkan mengajak rakyat untuk
melihat tindakan.” Program Mata Najwa dari stasiun televisi Metro TV membingkai
permasalahan mengenai ideologi politik Jokowi secara positif. Politikus yang memiliki perbedaan pandangan mengenai Jokowi sebagai calon presiden RI
ditampilkan dengan posisi argumen yang kurang kuat. Wartawan ingin menggiring persepsi khalayak untuk mendukung Jokowi menjadi presiden RI.
Pesan – pesan yang menunjukkan kesalahan tindakan Jokowi dalam dunia
pemerintahan di netralisir menjadi baik agar dapat mempengaruhi pandangan masyarakat.
13
4.2 Program Talkshow Indonesia Lawyer Club TV One
4.2.1 Gambaran video
Gambar 4.8
Indonesia Lawyer Club ILC merupakan program talkshow dari stasiun televisi swasta TV One dipandu oleh jurnalis Karni Ilyas. Episode
tayangan tanggal 20 mei 2014 mengambil topik “Sudden Death : Jokowi”
yang membahas tentang rekam jejak serta visi misi Jokowi sebagai calon presiden RI ke-7. Narasumber yang hadir yaitu Aria Bima, Fadli Zon,
Tjahyo Kumolo, Effendi Gazali, serta Prof. Tjipta Lesmana. -
Segmen 1 : Aria Bima dengan Fadli Zon
Gambar 4.9
14
Aria Bima sebagai ketua DPP Partai PDI- P Partai demokrasi Indonesia menyatakan Jokowi sebagai figur yang dikehendaki oleh rakyat
Indonesia terlihat dari kesungguhan dalam bekerja terkait
track record
yang dicapai selama menjabat sebagai pemerintah sehingga memiliki tingkat
popularitas dan elektibilitas yang cukup tinggi. Indonesia tidak membutuhkan sosok pemimpin yang pandai dalam berpidato melainkan
cepat dalam mengambil keputusan. Persoalan bangsa Indonesia dari sabang sampai merauke dapat diselesaikan oleh ideologi
dari sosok pemimpin didalam kekuasaan. Partai PDI
–P pernah menang dalam pemilu 1999, setelah 10 tahun partai mempelajari dari sikap kritis masyarakat tentang
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sehingga partai melihat Jokowi sebagai calon pemimpin yang pantas untuk bangsa Indonesia.
Gambar 4.10
FadliZon sebagai wakil ketua umum partai Gerindra memberikan pendapat bangsa Indonesia membutuhkan sosok presiden yang berasal dari
pemimpin partai bukan petugas partai. Menurut pandangan Fadli Zon, Petugas partai seperti Jokowi dianggap tidak dapat menjalankan dengan baik
visi misi yang telah dibangun bersama partai dalam menyelesaikan
15
permasalahan bangsa Indonesia. Sosok Soekarno sebagai presiden RI ke-1 dianggap sebagai pemimpin nasional dan internasional karena memiliki
pengalaman dalam hubungan internasional yang baik. Elektibilitas Jokowi dikenal cukup tinggi dalam masyarakat akan tetapi tidak memiliki
pengalaman dalam menjalin hubungan internasional sehingga berpengaruh terhadap masa depan bangsa Indonesia di bidang ekonomi, politik, budaya,
dsb. -
Segmen 2 : Tjahyo Kumolo
Host memberikan pertanyaan terhadap Tjahyo Kumolo terkait masa pemerintahan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta yang hanya
berlangsung selama 1,5 tahun. Pembuktian dalam membangun kota Jakarta belum terlihat akan tetapi sudah mencalonkan diri sebagai presiden. Perihal
ini dapat mempengaruhi prestasi dalam pemerintahan yang dilakukan oleh Jokowi.
Gambar 4.11
Tjahyo Kumolo sebagai Sekjen Partai PDI – P menjelaskan proses
seseorang menjadi kepala daerah serta presiden telah diatur oleh Undang –
Undang yang berlaku. Jokowi selama menjabat sebagai gubernur DKI
16
Jakarta selama 1,5 tahun telah melakukan pembenahan terhadap kota Jakarta seperti penanganan terhadap banjir, transportasi, perumahan kumuh, dsb.
Partai PDI – P menunjuk Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai presiden
dilihat dari kritik masyarakat yang didapat terkait
track record
selama menjabat sebagai pemerintah. Pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat
adalah orang yang cepat dalam mengambil keputusan serta melakukan tindakan. Jokowi tetap dapat melakukan perkembangan terhadap kemajuan
kota Jakarta meskipun nantinya menjabat sebagai presiden RI ke-7.
-
Segmen 3 : Effendi Gazali dengan Tjahyo Kumolo
Gambar 4.12
Effendi Gazali sebagai pakar komunikasi politik memberikan pernyataan Jokowi dianggap sebagai petugas partai serta adanya isu
dimasyarakat mengenai “capres boneka”. Isu tersebut dapat mempengaruhi
kinerja Jokowi jika menjabat sebagai presiden RI. Tjahyo Kumolo memberikan tanggapan Jokowi sebagai petugas partai
dianggap sebagai kader terbaik dalam partai sehingga diusung sebagai calon presiden RI. Is
u mengenai “capres boneka” dapat dianggap hanya sebagai isu belaka karena Jokowi jika terpilih menjadi presiden RI tidak akan
17
menerima bantuan dari pihak luar negeri dengan persyaratan tertentu. Pihak partai PDI
– P menganjurkan untuk Jokowi melakukan konsultasi dengan ketua umum dalam menjalankan tugas.
-
Segmen 4 : Prof. Tjipta Lesmana dengan Aria Bima
Gambar 4.13
Prof. Tjipta Lesmana merupakan pakar komunikasi politik memberikan pendapat dalam susunan visi misi Jokowi sebagai presiden RI akan
menjalankan sistem program trisakti yang menyangkut ekonomi, politik serta kebudayaan. Pada jaman pemerintahan Megawati Soekarnoputri tahun 2001
– 2004 visi misi mengenai trisakti tidak dijalankan sehingga BUMN negara
Indonesia dijual kepada pihak luar negeri. Aria Bima menanggapi konsep trisakti yang tertera dalam visi misi
Jokowi merupakan pembaruan bukan turunan dari masa kepemimpinan Ibu Megawati. Pada jaman pemerintahan Ibu Megawati aset BUMN negara dijual
kepada pihak luar negeri karena tidak adanya pertanggung jawaban kerusakan BUMN oleh pemerintah sebelumnya.
18
4.2.2 Analisa Framing
Aburizal Bakrie merupakan ketua umum partai GOLKAR Golongan Karya serta pemilik media televisi TV One. Pada pemilu legislatif tanggal 9 April
2014 partai GOLKAR memperoleh suara yang cukup signifikan untuk maju dalam pemilihan presiden. Ketetapan negara mengusung partai Gerindra
dengan partai PDI – P sebagai partai yang memperoleh suara terbanyak untuk
maju dalam pemilihan presiden. Partai PDI – P mengajak koalisi partai dengan
partai GOLKAR akan tetapi tidak berhasil.
Indonesia Lawyer Club ILC adalah program talkshow bertemakan hukum dan politik dari stasiun televisi TV One. Tayangan pada tanggal 20 Mei 2014
memberikan tema “Sudden Death Jokowi”. Program ILC membahas tentang isu – isu negatif terhadap Jokowi sebagai calon presiden RI. Narasumber yang
dihadirkan yaitu Aria Bima, Fadli Zon, Tjahyo Kumolo, Effendi Gazali, serta Prof. Tjipta Lesmana.
Program acara mengatur narasumber yang dihadirkan dimana posisi pihak
kontra
lebih kuat dibandingkan pihak
pro
. Aria Bima sebagai ketua DPP dengan Tjahyo Kumolo sebagai Sekjen partai PDI
– P hadir sebagai pihak
pro
terhadap Jokowi. Narasumber pihak
kontra
diwaliki oleh Fadli Zon sebagai wakil ketua umum partai Gerindra, Effendi Gazali dan Prof. Tjipta Lesmana
sebagai pakar komunikasi politik. Peletakan narasumber dinilai tidak seimbang karena pakar komunikasi politik adalah orang yang tidak tergabung dalam suatu
partai politik seharusnya bersikap netral. Pesan yang disampaikan dalam acara ILC memberikan perspektif negatif
terhadap khalayak. Jokowi yang posisinya sebagai anggota partai tidak pantas dicalonkan sebagai presiden RI. Tingkat elektibilitas serta popularitas tinggi
dalam masyarakat terkait
track record
tidak dapat dijadikan jaminan karena pemimpin negara RI harus memiliki pengalaman dalam hubungan
internasional.
19
Program ILC memberikan gambaran ideologi politik Jokowi menganut sistem demokrasi. Pemerintahan selama jaman ibu Megawati Soekarnoputri
tahun 2001-2004 menganut sistem ideologi demokrasi sehingga Jokowi yang tergabung dalam 1 partai PDI-P mengikuti sistem ideologi politik dari
pemerintahan sebelumnya. Analisis pesan framing pada program ILC menurut Robert E.Entman sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Identifikasi Masalah Anggota partai tidak dapat dicalonkan
sebagai presiden RI. Sumber Masalah
Jokowi Membuat Keputusan Moral
Isu “capres boneka” dapat menggambarkan Jokowi tidak dapat berjalan sendiri.
Menekankan Penyelesaian Visi misi Jokowi mengenai trisakti sama
dengan jaman pemerintahan Megawati Soekarnoputri akan tetapi tidak dijalankan
dengan benar.
a. Identifikasi Masalah
Define Problems
:
Program ILC mengambil topik “
Sudden Death Jokowi
” membahas tentang sisi negatif terhadap Jokowi. Calon presiden RI tidak dapat
diambil dari anggota partai. Visi misi yang telah dibangun oleh partai dapat menyelesaikan permasalahan dalam negara sehingga ketua
umum dianggap lebih baik menjadi pemimpin. Fadli Zon mengatakan “
Calon pemimpin yang baik harus berasal dari pemimpin partai bukan petugas partai. Visi dan misi yang
dibangun sebagai calon presiden dibangun kolektif bersama partai dalam menangani masalah
–
masalah yang ada. Jika hanya petugas
20 partai yang menjadi pemimpin mana bisa menjalankan visi dan misi
dengan baik? sedangkan apabila pemimpin partai yang menjadi presiden jelas bisa karena dia yang menyetujui keputusan visi apa
yang akan dibentuk. Sehingga lebih cepat dalam mengambil keputusan dalam persoalan.
” Effendi Gazali mengatakan
“
Saya setuju dengan pendapat mas Fadli Zon, apabila calon presiden berasal dari petugas partai apakah
dapat mengambil keputusan secara sendiri? Jika harus laporan dengan Ibu Mega sebagai ketua umum dalam mengambil keputusan
apakah tidak mempengaruhi kinerja sebagai presiden RI?”
b. Sumber Masalah