Analisa Framing Program Talkshow Indonesia Lawyer Club TV One

18

4.2.2 Analisa Framing

Aburizal Bakrie merupakan ketua umum partai GOLKAR Golongan Karya serta pemilik media televisi TV One. Pada pemilu legislatif tanggal 9 April 2014 partai GOLKAR memperoleh suara yang cukup signifikan untuk maju dalam pemilihan presiden. Ketetapan negara mengusung partai Gerindra dengan partai PDI – P sebagai partai yang memperoleh suara terbanyak untuk maju dalam pemilihan presiden. Partai PDI – P mengajak koalisi partai dengan partai GOLKAR akan tetapi tidak berhasil. Indonesia Lawyer Club ILC adalah program talkshow bertemakan hukum dan politik dari stasiun televisi TV One. Tayangan pada tanggal 20 Mei 2014 memberikan tema “Sudden Death Jokowi”. Program ILC membahas tentang isu – isu negatif terhadap Jokowi sebagai calon presiden RI. Narasumber yang dihadirkan yaitu Aria Bima, Fadli Zon, Tjahyo Kumolo, Effendi Gazali, serta Prof. Tjipta Lesmana. Program acara mengatur narasumber yang dihadirkan dimana posisi pihak kontra lebih kuat dibandingkan pihak pro . Aria Bima sebagai ketua DPP dengan Tjahyo Kumolo sebagai Sekjen partai PDI – P hadir sebagai pihak pro terhadap Jokowi. Narasumber pihak kontra diwaliki oleh Fadli Zon sebagai wakil ketua umum partai Gerindra, Effendi Gazali dan Prof. Tjipta Lesmana sebagai pakar komunikasi politik. Peletakan narasumber dinilai tidak seimbang karena pakar komunikasi politik adalah orang yang tidak tergabung dalam suatu partai politik seharusnya bersikap netral. Pesan yang disampaikan dalam acara ILC memberikan perspektif negatif terhadap khalayak. Jokowi yang posisinya sebagai anggota partai tidak pantas dicalonkan sebagai presiden RI. Tingkat elektibilitas serta popularitas tinggi dalam masyarakat terkait track record tidak dapat dijadikan jaminan karena pemimpin negara RI harus memiliki pengalaman dalam hubungan internasional. 19 Program ILC memberikan gambaran ideologi politik Jokowi menganut sistem demokrasi. Pemerintahan selama jaman ibu Megawati Soekarnoputri tahun 2001-2004 menganut sistem ideologi demokrasi sehingga Jokowi yang tergabung dalam 1 partai PDI-P mengikuti sistem ideologi politik dari pemerintahan sebelumnya. Analisis pesan framing pada program ILC menurut Robert E.Entman sebagai berikut : Tabel 4.2 Identifikasi Masalah Anggota partai tidak dapat dicalonkan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing Ideologi Politik Jokowi di Media Massa (Studi Kasus Pemberitaan di Metro TV, TV One, dan Kompas TV)

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing Ideologi Politik Jokowi di Media Massa (Studi Kasus Pemberitaan di Metro TV, TV One, dan Kompas TV) T1 362010009 BAB I

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing Ideologi Politik Jokowi di Media Massa (Studi Kasus Pemberitaan di Metro TV, TV One, dan Kompas TV) T1 362010009 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing Ideologi Politik Jokowi di Media Massa (Studi Kasus Pemberitaan di Metro TV, TV One, dan Kompas TV) T1 362010009 BAB V

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis Pesan Berita Televisi Metro Tv dalam Pemberitaan Kasus Pengeboman Gereja di Solo T1 362008019 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Nazaruddin dalam Bingkai Media Metro TV dan TV One (Analisis Framing Nazaruddin Pada Media Metro TV dan TV One)

0 0 14

KORUPSI DALAM KONSTRUKSI MEDIA: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN KORUPSI DI TELEVISI SWASTA NASIONAL TV ONE DAN KOMPAS TV -

0 1 48

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis Video Dokumenter Kompas TV “Sianida di Kopi Mirna” T1 BAB IV

0 1 9

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Bahasa Jawa di TV Lokal: Analisis Wacana Kritis Program Acara Kuthane Dhewe dan Campursarinan Kompas TV Jawa Tengah T1 BAB IV

0 0 8

ETIKA PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI (KASUS PEMBERITAAN PARTAI DEMOKRAT DI METRO TV DAN TV ONE)

0 0 10