Pengertian Cerpen Menulis Cerpen

e. Latar dan Pelataran Latar dalam cerpen berhubungan dengan waktu, tempat, dan kondisi sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar tempat yaitu hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu merupakan hal yang berkaitan dengan masalah historis, sedangkan latar sosial adalah latar yang berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan Sayuti, 2000: 127. Tugas utama latar ialah memberikan suasana kepada peristiwa dan manusia yang terdapat di sebuah cerita. Dengan adanya ruang, waktu, dan suasana, peristiwa menjadi konkret dan tidak dirasakan mereka berlaku dalam wujud yang seolah-olah diam atau mati Hamid via Rampan, 2009:7. f. Sudut Pandang atau Point of View Sudut pandang atau point of view mempersoalkan tentang siapa yang menceritakan atau dari posisi mana siapa peristiwa atau tindakan itu dilihat dalam sebuah karya fiksi Sayuti, 2000: 157. Menurut Rampan 2009:6, sudut pandang adalah pilihan pengarangdalam menggunakan tokoh cerita. Sumardjo via Rampan, 2000:6 memberikan perincian mengenai sudut pandang sebagai berikut: 1 melalui omniscient point of view, yaitu sudut pandang yang berkuasa. 2 melalui objectiv point of view, yakni pengarang menyuguhkan cerita tanpa komentar, 3 melalui point of view orang pertama, yaitu menggunakan sudut pandang “aku” atau “saya”, 4 melalui point of view peninjau, teknik ini digunakan pengarang dengan memilih salah satu tokoh untuk memaparkan cerita. g. Gaya Bahasa Menurut Rampan 2009:15, gaya adalah bentuk, yaitu cara cerpenis menyampaikan gagasan. Gagasan besar dan bermutu disampaikan dalam bentuk bercerita yang buruk dan tidak memikat akan menjatuhkan kualitanya sebagai karya sastra.

3. Pembelajaran Menulis Cerpen

Tarigan via Rampan, 2009:14 merumuskan beberapa ciri cerpen yang menunjukkan kekhasannya sebagai karya sastra. Ciri pertama yaitu, singkat, padu, dan intensif. Cerpen hanya ditulis dalam jumlah katater batas hingga sekitar 15.000 kata namun harus tetap padu dan padat tanpa membuat cerita bercabang- cabang. Kedua adalah pengadeganan, tokoh, dan gerak. Ada peristiwa tertentu pada suatu waktu dan tempat tertentu dengan tokoh yang jelas, serta dengan aksi yang menunjukkan terjalinnya antara kejadian, tokoh, dan peristiwa menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Ketiga, bahasa yang digunakan harus tajam, sugestif, dan manarik perhatian. Keempat, interpretasi pengarang tentang konsep terhadap kehidupan, baik langsung maupun tidak langsung. Kelima, hanya menimbulkan satu efek saja dalam pikiran pembaca. Keenam, menyentuh perasaan, agar cerita menarik secara nalar. Ketujuh, harus tercipta detail persoalan dan kejadian yang sudah diplot. Masalah-masalah yang muncul dan berbagai insidensi harus mampu mengundang pertanyaan pembaca. Kedelapan, suatu kejadian harus mampu menguasai seluruh cerita. Kesembilan, memiliki seorang tokoh utama yang menentukan. Kesepuluh, memberi dampak atau kesan tertentu bagi pembaca. Kesebelas, hanya ada satu situasi. Situasi itulah yang dieksplorasi ,