1. Pengertian Cerpen
Cerpen termasuk salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Seperti pengertian karya sastra yang lain, selama ini belum ada pengertian yang pasti dan
memuaskan tentang cerpen. Namun ada beberapa ahli sastra yang sudah mencoba mengemukakan pengertian cerpen.
Menurut Aoh K. H via Muryanto, 2007:4, cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. Sedangkan
Edgar Allan Poe via Muryanto, 2007:4, menguraikan bahwa cerpen haruslah pendek, sebatas selesai baca sekali duduk. Cerita pendek mengalir dalam arus
untuk menciptakan efek tunggal dan unik. Keunggulan pikiran dan aksi dapat dikembangkan lewat satu garis dari awal sampai akhir. Dalam cerita pendek tidak
dimungkinkan terjadi aneka peristiwa digresi. Cerita pendek harus ketat dan padat. Setiap detail harus mengarus pada satu efek saja yang berakhir pada kesan
tunggal. Cerita pendek adalah cerita yang pendek dan di dalamnya terdapat pergolakan
jiwa pada diri pelakunya sehingga secara keseluruhan cerita bisa menyentuh nurani pembaca Nursisto, 2000:165.
Menurut Nyoman Tusthi Eddy via Rampan, 2009:1, cerpen ialah 1 hanya melukiskan kejadianperistiwa, 2 waktu berlangsung kejadian tidak terlalu lama,
3 tempat kejadian berkisar antara satu sampai tiga tempat, 4 jumlah pelaku paling banyak lima orang, 5 watak pelaku tidak dilukiskan secara mendalam.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai cerpen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah karya sastra berupa prosa yang di dalamnya
terdapat alur cerita dengan permasalahan tidak terlalu panjang.
2. Unsur Pembangun Cerpen
Pada sebuah cerpen, terdapat adanya unsur pembangun. Unsur intrinsik cerpen antara lain tema dan amanat, alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan, latar dan
pelataran, serta sudut pandang pencerita. a. Judul
Judul merupakan daya tarik utama bagi pembaca untuk membaca sebuah karya sastra terutama cerpen. Menurut Wiyatmi 2006: 40, judul dapat mengacu
pada nama tokoh, latar, tema, maupun kombinasi dari beberapa unsur tersebut. b. Tema dan Amanat
Tema dapat diibaratkan sebagai fondasi sebuah cerpen Muryanto, 2008:7. Biasanya, dalam cerpen yang baik, tema sealalu tersamar. Pengarang
mengungkapkan tema dalam keseluruhan elemen ceritanya, apakah dalam dialog, jalan pikiran atau perasaan, kejadian-kejadian, setting, dan sebagainya untuk
mempertegas tema. Menurut Rampan 2009:15, tema adalah isi, yaitu memuat gagasan.
Amanat dapat berupa jalan keluar dari sebuah masalah oleh tokoh dalam cerpen. Amanat terselip dalam permasalahan dalam cerpen. Amanat dapat
ditampilkan secara eksplisit maupun implisit Muryanto, 2008:8. Cerpen menggambarkan satu peristiwa penting dalam kehidupan seseorang
atau beberapa pelakunya memuat misi tertentu yang bersifat sugestif sehingga