PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN

ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

Putri Mandasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN

ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

PUTRI MANDASARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja pada guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur yang dibatasi pada Variabel bebas Sertifikasi Guru, Motivasi, dan Pengawasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex Post Facto dan Survey dengan desain penelitian deskriptif verifikatif. Teknik samplingnya adalah probability

sampling dengan menggunakan proportionate stratified random sampling dan

perhitungannya menggunakan rumus slovin. Unit analisis yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier multiple. Obyek dalam penelitian adalah guru yang telah bersertifikat sertifikasi dengan jumlah sampel yaitu 84 guru. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Berdasarkan analisis data yang dihitung mengunakan rumus stasistik diperoleh: (1). Ada pengaruh sertifikasi terhadap kinerja guru, diperoleh t hitung 7,757 > t tabel 1,989, koefisien korelasi (r) 0,638 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,638 > r tabel 0,215 dan koefisien determinasi (r2) 0,407. (2). Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja guru, diperoleh t hitung 5,153 > t tabel 1,989, koefisien korelasi (r) 0,521 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,521 > r tabel 0,215 dan koefisien determinasi (r2) 0,271. (3). Ada pengaruh pengawasan terhadap kinerja guru, diperoleh t hitung 6,453 > t tabel 1,989, koefisien korelasi (r) 0,587 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,587 > r tabel 0,215 dan koefisien determinasi (r2) 0,344. (4). Ada pengaruh sertifikasi, motivasi, dan pengawasan terhadap kinerja guru, diperoleh F hitung 75,007 > F tabel 4,034 yang ditunjukkan oleh regresi linier multiple diperoleh (R) 0,766 yang menujukkan koefisien korelasi R hitung 0,766 > R tabel 0,215 dan koefisien determinasi (R2) 0,587.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Penelitian... 13

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 14

II. TINJAUANPUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 15

1. Kinerja ... 15

1.1 Pengertian Kinerja ... 15

1.2 Penilaian Kerja ... 16

1.3 Ukuran Kerja ... 18

2. Sertifikasi ... 19

3. Motivasi ... 22

4. Pengawasan ... 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Pikir ... 31

D. Hipotesis ... 33

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 34

B. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 36

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 37

C. Variabel Penelitian ... 37


(7)

1. Definisi Konseptual Variabel ... 38

2. Definisi Operasional Variabel ... 39

3. Pengukuran Variabel ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

1. Observasi ... 43

2. Interview (Wawancara) ... 43

3. Dokumentasi ... 44

4. Kuisioner (Angket) ... 44

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 45

1. Uji Validitas Angket ... 45

2. Hasil Uji Coba Validitas Angket ... 46

3. Uji Reliabilitas Angket ... 49

4. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket ... 50

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Homogenitas ... 52

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) ... 53

1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 53

2. Uji Multikolinieritas ... 55

3. Uji Autokorelasi ... 56

4. Uji Heteroskedastisitas ... 56

I. Pengujian Hipotesis ... 58

1. Regresi Linier Sederhana... 58

2. Regresi Linier Multipel ... 60

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 62

1. SMP Negeri 1 Bandar Lampung ... 62

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Bandar Lampung ... 62

b. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Bandar Lampung ... 63

c. Keadaan Siswa ... 64

d. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 64

e. Kondisi Guru ... 64

2. SMP Negeri 4 Bandar Lampung ... 65

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 4 Bandar Lampung ... 65

b. Visi dan Misi SMP Negeri 4 Bandar Lampung ... 65

c. Keadaan Siswa ... 66

d. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 66

e. Kondisi Guru ... 66

3. SMP Negeri 5 Bandar Lampung ... 67

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 5 Bandar Lampung ... 67

b. Visi dan Misi SMP Negeri 5 Bandar Lampung ... 67

c. Keadaan Siswa ... 68

d. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 68

e. Kondisi Guru ... 69

B. Deskripsi Data ... 69

1. Data Sertifikasi Guru (X1) ... 69


(8)

3. Data Pengawasan (X3) ... 76

4. Data Kinerja Guru (Y) ... 79

C. Pengujian Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 82

1. Uji Normalitas ... 82

2. Uji Homogenitas ... 83

3. Uji Keberartian dan Kelinieran ... 83

a. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X1 Terhadap Y ... 83

b. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X2 Terhadap Y ... 84

c. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X3 Terhadap Y ... 85

4. Uji Multikolinieritas ... 85

5. Uji Autokorelasi ... 86

6. Uji Heteroskedastisitas ... 87

D. Uji Hipotesi ... 88

1. Hipotesis Pertama ... 89

2. Hipotesis Kedua ... 90

3. Hipotesis Ketiga ... 92

4. Hipotesis Keempat ... 93

E. Pembahasan ... 95

1. Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 95

2. Pengaruh Motivasi Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 96

3. Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 98

4. Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 100

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

I. PENDAHULUAN

Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan yang memadai sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam proses

pendidikan didalamnya terdapat kurikulum yang perlu dioptimalkan fungsinya. Di Indonesia kurikulum KTSP mempunyai tujuan yaitu untuk membangun dan memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan akan semakin baik saat guru menyelesaikan portofolio mengajar di sekolah tepat waktu. Kualitas pendidikan akan terwujud saat proses belajar mengajar di kelas berlangsung dengan baik, dalam arti guru yang melaksanakan proses belajar mengajar telah melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai evaluasi pembelajaran secara terpadu. Namun kenyataannya di lapangan,

masyarakat bingung dengan kurikulum yang baru karena kurikulum sebelumnya belum bisa dipahami oleh masyarakat dan sudah digantikan dengan kurikulum yang baru. Seharusnya dengan kurikulum yang baru masyarakat akan menjadi lebih tenang dan mengerti tetapi kenyataannya justru membingungkan


(10)

masyarakat. Selain itu pergantian kurikulum pendidikan secara langsung atau tidak dapat berdampak kepada kinerja guru itu sendiri. Perubahan kurikulum dapat menjadi beban psikologis bagi guru, mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan tersebut. Banyak guru mengerjakan portofolio berupa pemetaan, silabus, RPP, dan lain-lain tidak tepat waktu misalkan saat jam pelajaran berlangsung, sehari sebelum mengajar, atau ketika akan diadakan

supervisi saja. Seharusnya, setiap guru sudah menyelesaikan semua saat menerima surat keputusan untuk mengajar mata pelajaran di semester itu.

Guru diharapkan mampu memahami dan melaksanakan kurikulum yang berlaku. Kurikulum KTSP mewajibkan guru menggunakan model pembelajaran. Selain itu fungsi guru bukan menjadi satu-satunya sumber belajar, tetapi beralih sebagai pelatih, pembimbing, dan manajer belajar. Siswa yang lebih aktif berdiskusi daripada gurunya. Guru hendaklah membuat administrasi guru sebelum mengajar di depan kelas atau awal semester. Guru yang memiliki kinerja yang baik adalah guru yang disiplin dalam mengajar yang dilihat dari tingkat absensi. Seorang guru harus hadir di sekolah tepat waktu sesuai dengan peraturan di sekolahnya. Namun pada kenyataannya masih terdapat beberapa guru yang belum menggunakan kurikulum KTSP dan membuat administrasi guru pada akhir semester. Selain itu, masih banyak guru yang kurang bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya serta kurang memperhatikan tingkat kehadirannya. Beberapa guru tidak hadir tepat waktu dan datang ke sekolah pada saat ada jam mengajar di sekolah.


(11)

3 Perencanaan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi, ekspektasi/kepuasan, serta reward/pujian atau imbalan. Motivasi seseorang tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa ada kemungkinan pemenuhan keinginan (kebutuhan) dari suatu kegiatan. Motivasi intrinsik adalah pendorong perilaku yang bersumber dari dalam diri seseorang sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya manfaat/makna pekerjaan yang dilaksanakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, ataukah memungkinkan seseorang mampu mencapai suatu tujuan, maupun karena memberikan harapan tertentu yang sifatnya positif di masa depan. Motivasi ekstrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri sebagai individu, berupa suatu kondisi yang mengharuskan setiap pekerja melaksanakan perilaku secara maksimal, karena adanya pujian/reward, hukuman, aturan, dan sebagainya. Tetapi kenyataan di lapangan guru kurang adanya motivasi, terutama motivasi dari kepala sekolah sehingga guru jarang membuat perencanaan pembelajaran sebelum mengajar. Ekspektasinya tidak sesuai dengan yang diharapkan, serta kurangnya pujian atau penghargaan dari kepala sekolah yang menyebabkan kepuasannya rendah, mengajar menjadi tidak fokus atau terkonsentrasi.

Guru harus dapat mempertanggung jawabkan atas hasil kegiatan melalui interaksi belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar guru harus menciptakan kondisi yang menyenangkan dan memperhatikan keinginan siswa. Misalnya pemilihan metode yang tepat. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru memperhatikan penggunaan metode. Penggunaan metode tidak lebih dari 2 metode dalam satu kali pertemuan. Guru harus memperhatikan kesesuaian antara metode yang


(12)

digunakan dengan materi yang disampaikan. Alokasi waktu juga harus diperhatikan oleh guru dalam penerapan metode. Guru yang baik akan

menyelesaikan tugasnya tepat waktu termasuk mengajar. Namun kenyataan di lapangan selama ini beberapa guru dalam proses belajar mengajar menggunakan lebih dari dua metode dalam satu kali pertemuan dan metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang disampaikan. Siswapun bingung tidak mengerti materi apa yang disampaikan dan alokasi waktu terbuang sia-sia. Guru pun harus mengulangi materi yang sama dipertemuan selanjutnya. Selama ini guru hanya menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah. Penggunaan metode yang monoton membuat siswa menjadi bosan dan siswa tidak aktif karena semua terfokus pada guru. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat menggunakan metode yang lain. Salah satunya adalah metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas merupakan metode di mana guru berusaha supaya siswa

melakukan kegiatan belajar sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Tugas yang diberikan guru dapat bervariasi seperti mencari bahan/materi, berdiskusi dengan teman sebangku, mengisi daftar isian, dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan di mana saja tidak hanya di dalam kelas. Siswa dapat melakukan di perpustakaan, laboratorium, di rumah dan di tempat lainnya. Namun kenyataannya di sekolah, dalam penggunaan metode pemberian tugas, guru harus menyesuaikan dengan kemampuan siswa dan pengawasan. Guru tidak diperkenankan memberikan tugas yang banyak dan membuat siswa menjadi malas, bosan dan meniru pekerjaan temannya.


(13)

5 Selanjutnya, sebagai tenaga profesional guru harus menguasai teknik penilaian pembelajaran. Guru harus mampu mengelola proses evaluasi pembelajaran sedemikian rupa agar penilaian hasil belajar dapat mencerminkan kondisi sebenarnya. Salah satu teknik yang dibutuhkan adalah guru harus membuat soal sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Namun faktanya, terkadang guru tidak membuat soal sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Ini tentu akan membuat siswa menjadi bingung dan menghasilkan hasil penilaian yang tidak

mencerminkan kondisi sebenarnya. Sementara seharusnya penilaian hasil belajar yang baik harus mencerminkan kondisi siswa apa adanya. Kemudian baru bisa dilakukan analisis dan tindak lanjut untuk memperbaiki kondisi pelaksanaan pembelajaran.

Guru sebagai pelaksana proses pengajaran disekolah harus mampu mengelola seluruh sarana sekolah sebagai elemen komponen pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Guru harus mampu memanfaatkan seluruh sarana sekolah terutama perpustakaan dan laboratorium seefektif mungkin. Guru harus mampu memotivasi siswa untuk memanfaatkan sarana ini dengan maksimal. Tentunya agar pencapaian tujuanpun dapat dimaksimalkan pula. Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak guru yang belum mampu melakukan ini. Guru masih belum optimal memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah sebagai pendukung proses pembelajaran di kelas. Siswa masih sering dibebaskan untuk masuk ke perpustakaan atau laboratorium tanpa pengawasan dan arahan ekstra dari guru yang bersangkutan.


(14)

Kinerja seorang guru baik apabila mengerjakan portofolio sebelum guru mengajar atau awal semester. Kenyataan di lapangan menunjukkan, guru terkadang tidak membuat portofolio sebelum mengajar atau awal semester tetapi dibuat pada akhir semester. Seharusnya terdapat kesadaran dari guru itu sendiri dalam membuatnya tanpa menunggu perintah atau pemeriksaan dari supervisi maupun kepala sekolah. Dalam proses pembelajaran guru mengajar dengan menggunakan metode

pembelajaran, model pembelajaran, penguasaan materi yang baik, dan evaluasi pembelajaran jadi dalam mengajar guru menjadi lebih terarah dan terukur, selain itu guru akan lebih mudah dalam mengajar. Kenyataan di lapangan, guru jarang menggunakan metode dan model pembelajaran dalam mengajar, rendahnya guru dalam penguasaan materi pembelajaran, dan guru jarang membuat evaluasi pembelajaran. Kinerja seorang guru dilihat juga dari tingkat absensi atau

kehadiran. Tingkat absensi dapat menunjukan tingkat kedisiplinan, semangat, dan sikap kerja. Absensi guru yang baik dilihat dari setiap hari ada di sekolah jadi sekolah lebih kondusif dan terukur. Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil penelitian pendahuluan diketahui masih terdapat guru yang tidak hadir pada jam kerjanya. Selain itu, banyak kejadian betapa pemanfaatan waktu kerja yang merupakan upaya paling dasar dari kinerja seorang guru, banyak diabaikan, bahkan secara sengaja dilanggar.

Berikut disajikan data mengenai guru yang bersertifikasi yang peneliti dapat melalui penelitian pendahuluan.


(15)

7 Tabel 1. Jumlah guru yang bersertifikasi pada SMP Negeri Kecamatan

Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

No. Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Guru Yang

Bersertifikasi

1. SMP Negeri 1 52 31

2. SMP Negeri 4 69 46

3. SMP Negeri 5 54 32

Jumlah 175 109

Sumber: Tata Usaha Masing-masing SMP Negeri di Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur

Pada tabel 1. di atas terlihat bahwa jumlah guru pada SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur tahun pelajaran 2012/2013 terdiri sebanyak 175 orang guru, sedangkan jumlah guru yang bersertifikasi pada SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur sebanyak 109 orang guru.

Guru merupakan salah satu komponen yang paling menentukan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa, menjadi panutan bagi seluruh siswa, dan juga merupakan salah satu faktor utama dalam kesuksesan belajar mengajar disekolah. Perannya yang strategis itulah yang membuat guru selalu dituntut untuk

menampilkan kualitas kinerja yang optimal. Namun kenyataan di lapangan sampai saat ini realita bicara lain, masih banyak guru yang belum menunjukkan kinerja yang optimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional. Hal ini terlihat dari masih banyaknya guru yang belum mampu mengoptimalkan proses pelaksanaan pembelajaran disekolah.


(16)

Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi Kinerja Guru. Guru yang telah menerima sertifikat sertifikasi harus melaksanakan beban kerja sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka perminggu dan berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok. Umumnya, rendahnya guru dalam memanfaatkan waktu bisa digantikan dengan mengajar mata pelajaran lain di sekolah tersebut, menggantikan guru yang sedang cuti, atau ada juga yang mengajar di sekolah lain dengan mata pelajaran yang sama atau berbeda yang terpenting bisa terpenuhinya jam mengajar yaitu 24 jam. Namun pada kenyataannya, untuk mendapatkan beban kerja 24 jam

perminggu ini sangat sulit. Masih banyak guru sertifikasi yang mendapatkan jam mengajar kurang dari 24 jam tatap muka perminggu di sekolah tempat guru mengajar.

Motivasi diduga juga dapat berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Motivasi

merupakan salah faktor penunjang keberhasilan dalam belajar dan secara otomatis juga menunjang keberhasilan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Mc. Clelland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu: kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power), kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation), dan kebutuhan akan prestasi (Need for

Achievement). Kebutuhan akan kekuasaan merupakan keinginan seorang guru yang ingin lebih berkuasa dari guru lainnya sehingga dapat menimbulkan persaingan. Persaingan ini oleh kepala sekolah ditumbuhkan secara sehat dalam memotivasi guru, supaya mereka termotivasi untuk bekerja giat. Kebutuhan akan afiliasi adalah kebutuhan akan perasaaan diterima oleh orang lain di lingkungan


(17)

9 tempat ia bekerja, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal, serta kebutuhan akan perasaan ikut serta dalam setiap kegiatan. Kebutuhan akan prestasi merupakan pendorong guru untuk

mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang optimal sehingga akan dapat memperoleh pendapatan yang besar untuk memenuhi semua kebutuhannya. Namun kenyataannya, guru kurang termotivasi karena walaupun ia telah mencapai prestasi kerja yang tinggi, guru jarang mendapatkan pujian dan pendapatan yang besar sehingga guru sulit untuk memenuhi semua kebutuhannya, guru juga jarang diikutsertakan dalam rapat. Selain itu, kepala sekolah jarang menciptakan suasana pekerjaan yang baik.

Di sisi lain, untuk mewujudkan kinerja guru yang baik juga diperlukan

pengawasan yang baik. Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Kepala sekolah dalam mengawasi guru mempunyai sistem yaitu guru sebelum mengajar akan mendapatkan SK mengajar di awal semester dengan syarat guru menyelesaikan portofolio mengajar. Kepala sekolah membangun sistem agar setiap pekerjaannya dapat terukur, terencana, dan terprogram dengan baik. Selain itu kepala sekolah melakukan kontrol ke kelas sebelum mengajar. Kepala sekolah juga harus melakukan perencanaan terbuka atau jelas dalam membuat peraturan. Namun kenyataannya, pengawasan disekolah masih sering terabaikan, masih banyak kepala sekolah dan pengawas sekolah yang belum optimal melakukan


(18)

pengawasan. Hal ini ditandai oleh masih kurangnya intensitas pengawas hadir ke sekolah, kurangnya pemantauan dan bantuan yang diberikan oleh pengawas sekolah dalam perencanaan pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran, serta kurang maksimalnya pelaksanaan program kegiatan pengawasan oleh Kepala sekolah dan Pengawas sekolah.

Guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar dan pelaksanaan standar kinerja guru. Guru merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses belajar dan karenanya guru harus mampu menampilkan kinerja berkualitas tinggi. Itulah sebabnya selalu diperlukan penilaian kinerja guru dan pemahaman terhadap faktor yang menpengaruhinya untuk memastikan tercapainya tujuan pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, kinerja merupakan hasil dari proses yang

dilakukan seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab dan kemampuan yang dimiliki. Tinggi rendahnya Kinerja Guru berkaitan erat dengan banyak faktor, salah satunya yaitu Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.


(19)

11 2. Rendahnya pemahaman guru mengenai kurikulum yang sedang berlaku. 3. Rendahnya guru dalam mempersiapkan perencanaan pembelajaran. 4. Guru dalam proses belajar mengajar menggunakan lebih dari dua metode

dalam satu kali pertemuan dan metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang disampaikan.

5. Terkadang guru tidak membuat soal sesuai dengan materi yang telah diajarkan.

6. Guru masih belum optimal memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah sebagai pendukung proses pembelajaran di kelas.

7. Masih banyak guru yang belum menunjukkan kinerja yang optimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional. 8. Masih terdapat beberapa guru yang telah menerima sertifikat sertifikasi

melaksanakan jam mengajar kurang dari 24 jam tatap muka perminggu. 9. Masih rendahnya motivasi mengajar guru.

10.Pengawasan dari kepala sekolah terhadap guru belum terlaksana secara efektif.

11.Masih kurangnya intensitas pengawas hadir ke sekolah

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada Pengaruh Sertifikasi Guru (X1), Motivasi (X2), dan Pengawasan (X3) Terhadap Kinerja Guru (Y).


(20)

D. Rumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka secara operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah ada Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar

Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:

1. untuk mengetahui Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

2. untuk mengetahui Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.


(21)

13 3. untuk mengetahui Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru

SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

4. untuk mengetahui Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan seseorang diharapkan akan mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan SMP pada khususnya.

b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti lainnya yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur.


(22)

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan

kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja guru.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan kepada guru untuk memahami penggunaan Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup: 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh guru yang bersertifikasi. 2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Sertifikasi Guru, Motivasi, Pengawasan, dan Kinerja Guru.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri yang ada di Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2012/2013. 5. Disiplin Ilmu

Disiplin yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen pendidikan dan manajemen sumberdaya manusia.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (Kinerja, Sertifikasi, Motivasi, Pengawasan, dan hasil penelitian yang relevan), kerangka berpikir, dan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja

1.1Pengertian Kinerja

Menurut Rivai (2006 : 309), kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya. Kinerja merupkan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja.

Menurut August W. Smith dalam Rusman (2012 : 50), performance is output derives from proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari proses yang dilakukan manusia.

Menurut Mangkunegara dalam Wahyudi (2012 : 7), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.


(24)

Menurut Wibowo (2008 : 7), kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan

bagaimana cara mengerjakannya.

Berbagai pengertian kinerja di atas, dapat dipahami bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan yang dilakukan seseorang secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan kemampuan dan perbuatannya. Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja guru. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu apa yang dikerjakan di dalam kelas dan bagaimana caranya

mengajar menggunakan metode dan model pembelajaran sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

1.2Penilaian Kinerja

Menurut Wahyudi (2012 : 96), penilaian kinerja seseorang adalah untuk mengetahui seberapa besar mereka bekerja melalui suatu sistem formal dan terstruktur, seperti menilai, mengukur, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran.

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja pada dasarnya adalah proses yang digunakan untuk menilai, mengukur dan mengevaluasi kinerja. Penilaian kinerja ini adalah penilaian kinerja guru yang dilakukan dengan membandingkan hasil dan kondisi kerja termasuk tingkat kehadiran yang telah ditetapkan.


(25)

17 Menurut Wibowo (2008 : 351), suatu proses kinerja apabila telah selesai

dilaksanakan, akan memberikan hasil kinerja atau prestasi kerja. Suatu proses kinerja dapat dikatakan selesai apabila telah mencapai suatu target tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dapat pula dinyatakan selesai berdasarkan pada suatu batasan waktu tertentu, misalnya pada akhir tahun. Evaluasi kinerja

dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh organisasi, tim atau individu. Evaluasi kinerja akan memberikan

umpan balik terhadap tujuan dan sasaran kinerja, perencanaan dan proses pelaksanaan kinerja. Evaluasi kinerja dapat pula dilakukan terhadap proses penilaian, review dan pengukuran kinerja. Atas dasar evaluasi kinerja dapat dilakukan langkah-langkah untuk melakukan perbaikan kinerja di waktu yang akan datang.

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja pada dasarnya dilakukan untuk memberikan hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh. Penilaian kinerja yang dimaksud adalah penilaian kinerja guru. Penilaian kinerja menjadi penting untuk dilakukan, termasuk penilaian kinerja guru di sekolah. Oleh karena itu, kinerja guru harus selalu dinilai dan dievaluasi guna perbaikan kinerja guru dan pencapaian tujuan organisasi sekolah serta pendidikan.

Menurut Rivai (2006 : 309), penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat

ketidakhadiran. Dengan demikian, penilaian prestasi adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya.

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja adalah proses yang digunakan untuk mengetahui, mengukur dan mengevaluasi kinerja guru. Penilaian kinerja yang dimaksud adalah penilaian kinerja guru yang dilakukan dengan

membandingkan hasil dan kondisi kerja dengan standar-standar yang telah

ditetapkan. Penilaian kinerja guru ini menjadi penting dilakukan sebagai feed back


(26)

Menurut Mulyasa (2007 : 137), kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Sehubungan hal tersebut maka upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal penting. Berbicara tentang kinerja tenaga kependidikan, erat kaitanya dengan cara mengadakan penilaian terhadap pekerjaan seseorang sehingga perlu ditetapkan standar kinerja atau standar performance.

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja adalah adalah proses

mengevaluasi atau menilai kerja seseorang. Penilaian kinerja menjadi sangat penting karena terdapat hubungan dengan penilaian terhadap pekerjaan seseorang. Penilaian kinerja ini adalah penilaian kinerja guru. Apabila penilaian prestasi kerja guru dilaksanakan dengan baik, tertib, dan benar maka dapat membantu

meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus dapat meningkatkan loyalitas para anggota yang ada didalamnya, dan apabila ini terjadi akan menguntungkan sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, penilaian kerja perlu dilakukan secara formal dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh sekolah secara obyektif.

1.3Ukuran Kinerja

Menurut Wibowo (2008 : 319), pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu diketahui seperti apa kinerja saat ini.

Berdasarkan pendapat diatas, pengukuran terhadap kinerja adalah seseorang yang hasil kinerjanya telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai jadwal waktu yang ditentukan. Ukuran kinerja yang dimaksud adalah ukuran kinerja


(27)

19 guru. Ukuran guru yang berkinerja tinggi adalah guru yang memiliki rasa

tanggung jawab, memiliki kepatuhan dan loyalitas, mempersiapakan perangkat pembelajaran dan melakukan identifikasi dan analisis kondisi yang ada sebelum melakukan seluruh tahapan pengajaran.

Menurut T. R. Mitchel dalam Rusman (2012 : 52), salah satu ukuran standar kinerja adalah quality of works, hal ini diperjelas Ivancevich bahwa ukuran kualitas kinerja guru dapat dilihat dari Produktivitas Pendidikan yang telah dicapai menyangkut output siswa yang dihasilkan.

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa dalam mengukur kinerja harus dilihat dari produktivitas pendidikan. Ukuran kinerja yang dimaksud adalah ukuran kinerja guru yang dalam pengukurannya memperhatikan indikator yang dipakai dalam penelitian, juga cara dalam pengukuran yang jelas. Sehingga kita dapat mengukur kinerja guru dengan baik dan sesuai standar.

2. Sertifikasi

Sertifikasi berasal dari kata certification yang artinya diploma atau pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku jabatan profesional. Istilah sertifikasi dapat diartikan sebagai surat keterangan (sertifikat) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada profesi, dan sekaligus sebagai penyataan

(lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Sertifikasi tersebut dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV).


(28)

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat (11) disebutkan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen. Agar pemahaman tentang sertifikasi lebih jelas dan mantap, berikut ini dikutipkan beberapa pasal yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut.

a. Pasal 1 butir 11: Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen.

b. Pasal 8: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

c. Pasal 11 butir 1: Sertifikat pendidik sebagaimana dalam Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

d. Pasal 16: Guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah (Muslich, 2007 : 2).

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada guru dan dosen yang memiliki kualifikasi, memiliki kemampuan serta memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji. Sertifikasi yang dimaksud adalah sertifikasi guru. Sertifikasi guru adalah guru yang telah menerima sertifikat sertifikasi berdasarkan kompetensi, kualifikasi akademik, dan kemampuan yang dimiliki oleh guru serta melaksanakan beban kerja sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka perminggu.

Menurut E. Mulyasa dalam Wahyudi (2012 : 132), sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki

kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan. Sertifikasi yang dimaksud adalah sertifikasi guru yang


(29)

21 harus melaksanakan jam mengajar 24 jam tatap muka perminggu dan berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak

Menurut Wibowo dalam E. Mulyasa dalam Wahyudi (2012 : 133), mengungkapkan bahwa tujuan sertifikasi guru adalah:

1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.

4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa tujuan sertifikasi. Tujuan tersebut antara lain untuk: melindungi profesi dan tenaga kependidikan, melindungi dan membangun citra masyarakat serta lembaga penyelenggara pendidikan terhadap profesi dan tenaga pendidik. Tujuan ini adalah tujuan sertifikasi guru. Tujuan tersebut yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan untuk melindungi serta membangun citra masyarakat terhadap guru.

Menurut Muslich (2007: 9), manfaat uji sertifikasi antara lain sebagai berikut. 1. Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten

sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.

2. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia di negeri ini.

3. Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan.

4. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku.


(30)

Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa manfaat uji sertifikasi bagi guru. Manfaat tersebut antara lain: melindungi profesi guru dari praktik layanan

pendidikan yang tidak kompeten, melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional, menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK, dan menjaga lembaga penyelenggara pendidikan. Manfaat sertifikasi yang dimaksud adalah manfaat sertifikasi guru yaitu untuk mempersiapkan calon guru yang profesional serta bermutu dalam peningkatan kualitas pendidikan.

3. Motivasi

Menurut MC. Donald dalam Sardiman (2012 : 73), kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata

“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan.

Menurut Rivai (2006 : 455), motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan.

Motivasi mengajar menurut Mc. Clelland dalam Hasibuan (2007 : 97), terdiri dari keinginan untuk berkuasa (Needs for Power), kebutuhan untuk bekerjasama (Needs for Affiliation), dan kebutuhan untuk berprestasi (Needs for


(31)

23 Menurut Gibson, dkk. dalam Sujanto (2009 : 93), menyatakan bahwa “motivation

is the concept that describe the forces acting on employee that intiate and direct

behavior”. Seseorang akan melakukan aktivitas tertentu karena ada motivasi yang menjadi kekuatan pendorongnya. Kepala sekolah akan melakukan kepemimpinan terbaiknya, manakala ia memiliki visi tentang sekolahnya di masa yang akan datang.

Menurut Sardiman (2012 : 75), teori lain mengungkapkan bahwa, Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Menurut American Encyclopedia dalam Hasibuan (2007 : 96), motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkahlaku manusia.

Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perubahan energi untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang

mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Yang dimaksud motivasi di dalam penelitian ini adalah motivasi mengajar guru. Adapun pengertian motivasi mengajar guru adalah guru suatu perangsang dan pendorong bagi para guru untuk menyampaikan pengetahuan pada anak didik.

Menurut Rivai (2006 : 456), sumber motivasi ada tiga faktor, yakni (1)

kemungkinan untuk berkembang, (2) jenis pekerjaan dan (3) apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Di

samping itu terdapat beberapa aspek yang berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, yakni: rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja dan perlakukan yang adil dari manajemen.


(32)

Berdasarkan pendapat di atas, sumber motivasi adalah adanya keinginan untuk berkembang, jenis pekerjaan, dan rasa bangga yang dimiliki. Yang dimaksud sumber motivasi di dalam penelitian ini adalah sumber motivasi mengajar guru. Jadi sumber motivasi mengajar guru timbul dalam pekerjaan yang menarik menantang, rekan-rekan kerja yang menyenangkan, dan bangga terhadap pekerjaan dan sekolah tempat guru bekerja dapat menjadi faktor pemicu kerja guru.

Menurut Hasibuan (2007 : 97), tujuan motivasi antara lain sebagai berikut. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2. Meningkatkan kinerja kerja karyawan.

3. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan. 4. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan. 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan. 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 10.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

11.Dan lain sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, tujuan motivasi adalah mendorong gairah dan semangat kerja guru, meningkatkan kepuasan kerja guru, meningkatkan

produktivitas, kedisiplinan, kreativitas, efisiensi, dan tingkat kesejahteraan guru, serta mempertinggi rasa tanggung jawab guru terhadap tugas-tugasnya. Yang dimaksud tujuan motivasi di dalam penelitian ini adalah tujuan motivasi mengajar guru. Jadi tujuan motivasi mengajar guru akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa dan menentukan pengajaran yang baik bagi para guru.


(33)

25 Menurut Sardiman (2012 : 86-88), macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berikut ini macam-macam motivasi.

1. Motivasi dapat dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.

b. Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.

2. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis.

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

b. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.

c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. 3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti: refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu kemauan.

Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa macam jenis motivasi. Jenis motivasi tersebut antara lain: motif bawaan, motif yang dipelajari, motif organis, motif darurat, motif objektif, motivasi jasmaniah, dan motivasi rohaniah. Yang dimaksud jenis motivasi di dalam penelitian ini adalah jenis-jenis motivasi

mengajar guru. Jenis-jenis tersebut adalah motivasi mengajar guru yang dipelajari yaitu dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan dan dorongan untuk


(34)

Menurut Hasibuan (2007 : 103), teori motivasi dikelompokkan atas: 1. Teori kepuasan

Teori kepuasan ini dikenal antara lain: a. Teori motivasi klasik oleh F. W. Taylor.

b. Maslow’s Need Hierarchy Theory (A Theory of Human Motivation) oleh

A. H. Maslow.

c. Herzberg’s Two Factor Theoryoleh Frederick Herzberg.

d. Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory oleh Mc. Clelland.

e. Alderfer’s Existence, Relaedness and Growth (ERG) Theory oleh Aldefer.

f. Teori Motivasi Human Relation. g. Teori Motivasi Claude S. George. 2. Teori proses

Teori motivasi proses ini, dikenal atas: a. Teori Harapan (Expectancy Theory). b. Teori Keadilan (Equity Theory).

c. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory).

Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa macam teori motivasi. Teori motivasi tersebut antara lain: teori kepuasan dan teori motivasi proses. Yang dimaksud macam-macam motivasi di dalam penelitian ini adalah macam-macam motivasi mengajar guru. Macam-macam tersebut yaitu kepuasan dan kemauan untuk mengajar secara baik yang timbul dari keinginan seorang guru.

4. Pengawasan

Menurut Pidarta (2004 : 158), setiap organisasi melakukan kegiatan mengawas atau mengontrol. Kegiatan ini mereka lakukan dengan maksud agar: (1) perilaku personalia organisasi mengarah ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual mereka masing-masing dan (2) agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Perilaku para anggota organisasi diusahakan agar mengarah ke tujuan organisasi, tidak berarti meniadakan tujuan-tujuan individual membuat manusia menjadi robot, melainkan mengusahakan agar tujuan individual tidak merugikan organisasi. Perilaku yang memadukan tujuan organisasi dengan tujuan individu disebut perilaku organisasi. Filsafat Pancasila menekankan perpaduan itu lebih diberi bobot pada tujuan organisasi daripada tujuan individu, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan sangat mungkin terjadi kalau tidak diadakan kontrol. Sudah menjadi kodrat manusia bahwa mereka pada umumnya tidak dapat bertahan lama bekerja dengan baik dan mencapai hasil kerja yang baik sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.


(35)

27 Menurut Instruksi Mendikbud No: 3/U/1987 dalam Sudiyono (2004 : 67), bahwa pengawasan adalah usaha untuk menjaga agar kegiatan pelaksanaan dapat

dilakukan secara efektif dan efisien, sesuai dengan perencanaan, kebijakan, dan peraturan atau perundangan yang berlaku, sehingga dapat mencapai sasaran dan kinerja organisasi dengan sebaik-baiknya.

Menurut Robbins dalam Pidarta (2004 : 158), kontrol yaitu proses memonitor aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah individu-individu dan organisasi itu sendiri memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuannya, dan memberi koreksi bila tidak tercapai.

Dari uraian dapat diketahui bahwa pengawasan adalah suatu upaya sistematik untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana guna memastikan tercapainya tujuan sekolah dan pembelajaran. Pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan dari kepala sekolah dan pihak pengawas sekolah terhadap guru. Pengawasan tersebut merupakan hal yang sesuai dengan kontrol yaitu proses memonitor aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah guru itu sendiri memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuannya, dan memberi koreksi bila tidak tercapai.

Menurut Atmodiwirio (2000 : 177-178), secara garis besar ada tiga macam pengawasan.

1. Segi pelaksanaan pengawasan dan pengendalian a. Pengawasan dan pengendalian langsung b. Pengawasan tidak langsung

2. Segi organisasi yang melakukan pengawasan dan pengendalian a. Pengawasan intern

b. Pengawasan ekstern 3. Segi waktu pelaksanaanya

a. Sebelum kegiatan dilakukan, antara lain pemeriksaan, dan persetujuan rencana, pemberian izin, penetapan standar, penetapan petunjuk operasional. Pengawasan ini disebut pengawasan preventif.


(36)

b. Pengawasan dan pengendalian represif

c. Selama kegiatan berlangsung pengawasan dan pengendalian ini pada prinsipnya bersifat represif.

Dari uraian dapat diketahui bahwa macam-macam pengawasan yaitu pengawasan internal, eksternal, dan melekat. Macam-macam pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan terhadap guru. Pengawasan tersebut adalah pengawasan internal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap proses pendidikan atau perilaku guru dan hasil pendidikan di sekolahnya.

Pengawasan eksternal ialah pengawasan yang dilakukan oleh badan tersendiri di luar lembaga pendidikan. Sedangkan pengawasan melekat merupakan

pengawasan yang terjadi di tempat bekerja oleh petugas bersangkutan secara kontinu.

Menurut Pidarta (2004 : 159), prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kontrol atau pengawasan, ialah: (1) tertuju kepada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan, (2) kontrol harus menggunakan umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan, (3) harus fleksibel dan responsif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan, (4) cocok dengan organisasi, pendidikan misalnya adalah organisasi sebagai sistem terbuka, (5) merupakan kontrol diri sendiri, (6) bersifat langsung yaitu pelaksanaan kontrol di tempat pekerja, (7) memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para petugas pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengawasan adalah pengawasan harus tertuju kepada strategi, menggunakan umpan balik, fleksibel, dan responsif terhadap lingkungan disekitar. Pengawasan yang dimaksud adalah prinsip pengawasan yang dilakukan di sekolah terhadap guru. Prinsip tersebut yaitu pengawasan dilakukan di tempat guru bekerja saat guru mengajar di kelas.


(37)

29 Humble dalam Pidarta (2004 : 161-162), mengemukakan tiga macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan terhadap karya, kemampuan, dan gaji. Sementara itu Robbin mengemukakan empat hal yang perlu dikontrol ialah kuantitas, kualitas, biaya, dan waktu. Dan Mitchell mengatakan bahwa kontrol mencakup segala bagian organisasi, mulai dari perencanaan, seleksi, personalia, pembinaan personalia, anggaran belanja, penilaian perilaku, cara bekerja, sampai dengan efektivitas pemakaian dana.

Dari uraian dapat diketahui bahwa kontrol yang baik ialah kontrol yang dapat memanfaatkan profesi dan karier secara optimal. Kontrol baik yang dimaksud adalah kontrol yang baik terhadap guru yaitu dengan cara mengikutsertakan guru menentukan sasaran, menciptakan iklim sekolah yang mendorong pengembangan diri, pengendalian diri, dan komunikasi yang lancar, dan membuat mereka

responsif dengan semangat yang menantang dalam bekerja dengan segala macam usaha perbaikannya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan dalam skripsi ini telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Oleh karena itu pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada kaitanya dengan pokok masalah ini, antara lain:


(38)

Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Judul Skripsi Kesimpulan

1 Vitta Romauli Gultom Pengaruh perencanaan pengajaran guru, pengawasan, dan kompensasi terhadap kinerja guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

Ada pengaruh perencanaan, pengawasan, dan kompensasi terhadap kinerja guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010, diperoleh Fhitung>Ftabel = 9,305>2,934 dengan keeratan hubungan koefisien korelasi (R) 0,700 dan koefisien determinasi (R2) 0,490 determinasi (R2) 49%.

2 Siti Juariyah Analisis kondisi sosial ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur

Secara umum dari hasil penelitian menunjukkan profil kondisi sosial ekonomi dan yang masih rendah ini bisa dilihat dari jenis pekerjaan masyarakat yang mayoritas adalah petani, luasnya lahan garapan yang rata-rata 0,25 ha, pendapatan perbulan yang rendah, yaitu berkisar antara Rp.350.000-Rp.550.000. 3 Nur Oktavia Hubungan sertifikasi

profesi guru dan supervisi kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat

Sertifikasi profesi guru dan supervisi kepala sekolah berhubungan secara signifikan dengan motivasi kerja guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan nilai hubungan sebesar 77,9%. Pengujian hipotesis menunjukkan nilai Fhitung>Ftabel= 27,59>3,23.

4 Fitria Pengaruh

kompetensi guru dan motivasi mengajar terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

Ada pengaruh positif yang signifikan antara kompetensi guru dan motivasi mengajar terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010 yang dibuktikan dari hasil perhitungan uji F yang menunjukkan bahwa Fhitung = 45, 514>Ftabel = 4,26.


(39)

31 C. Kerangka Pikir

Kinerja seorang guru menggambarkan hasil yaitu berupa sekumpulan yang diperoleh pada akhir mengajar berupa laporan seperti hasil portofolio,

menggambarkan periode tertentu dalam menyelesaikan tugasnya tepat waktu sesuai dengan jadwal, menggambarkan standar hasil kerja berupa aturan-aturan yang dibuat sekolah, dan menggambarkan target atau sasaran KKM dapat tercapai dengan baik. Hal itulah yang disebut dengan kinerja. Untuk meningkatkan kinerja guru yaitu dengan mengikuti sertifikasi. Sertifikasi mempunyai tujuan dan

manfaat. Tujuan sertifikasi yaitu untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan dan menentukan kelayakan guru, sedangkan manfaat sertifikasi bagi guru dapat meningkatkan pendapatan guru, meningkatkan profesionalisme kerja guru sehingga guru menjadi lebih tertib, dan meningkatkan pengalaman serta

keterampilan guru. Untuk meningkatkan profesionalisme kerja guru diperlukan motivasi. Motivasi terdiri dari keinginan untuk berkuasa (Needs for Power), kebutuhan untuk bekerjasama (Needs for Affiliation), dan kebutuhan untuk berprestasi (Needs for Achievement). Kebutuhan akan kekuasaan merupakan keinginan seorang guru yang ingin lebih berkuasa dari guru lainnya sehingga dapat menimbulkan persaingan. Kebutuhan akan afiliasi adalah kebutuhan akan perasaaan diterima oleh guru yang lain di sekolah dan bekerja sama. Kebutuhan akan prestasi merupakan pendorong guru untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang optimal. Setelah itu untuk mewujudkan kinerja guru yang baik perlu adanya pengawasan. Pekerjaan guru harus diawasi dengan baik oleh pengawas dan kepala sekolah, namun pengawasan perlu proses yang diawali dari perencanaan guru


(40)

dalam membuat portofolio. Pengawasan memeriksa portofolio menggambarkan aktivitas organisasi sehingga rencana yang telah ditetapkan lebih awal dapat tercapai dengan baik.

Bertolak dari pemikiran diatas, untuk memperjelas pengaruh sertifikasi, motivasi, dan pengawasan terhadap kinerja guru dapat dilihat pada paradigma berikut:

Di Gambar 1. Paradigma Penelitian Sertifikasi (X1), Motivasi (X2), dan Pengawasan (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)

Sertifikasi (X1)

Motivasi (X2)

Pengawasan (X3)

Kinerja Guru (Y) r1

r2

r3

R

Sumber: Sugiyono, (2011:11) r4


(41)

33 D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir dan landasan teori di atas, rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2012/2013.

2. Ada Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri

Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.


(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, pengukuran data, uji persyaratan analisis data, uji keberartian dan kelinieran regresi, dan pengujian hipotesis.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto dan survey. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini tergolong penelitian

deskriptif verifikatif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Teknik samplingnya adalah Probability Sampling, dengan menggunakan proportionate stratified random sampling, perhitungan menggunakan rumus slovin. Unit analisis adalah regresi linier sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga. Lalu untuk mengetahui tingkat signifikansi digunakan uji t. Sedangkan pengujian hipotesis keempat digunakan regresi linier multipel dan untuk memperoleh signifikansi digunakan uji F. Dalam penelitian ini obyek yang diteliti adalah guru yang telah bersertifikat sertifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, interview (wawancara), dokumentasi, dan angket (kuesioner).


(43)

35 B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek psikologis yang menjadi pusat penelitian di mana subjek atau objek tersebut dibatasi oleh kriteria tertentu. Di mana subjek atau objek psikologis ini bisa konkret (contohnya orang) ataupun abstrak (contohnya sikap).

Menurut Sugiyono (2011 : 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri yang telah bersertifikasi di Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Tabel 3. Jumlah Guru SMP Negeri Yang Telah Bersertifikasi

Pada Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Nama Sekolah Jumlah Guru Yang Bersertifikasi

Laki-laki Perempuan

1 SMP Negeri 1 31 14 17

2 SMP Negeri 4 46 14 32

3 SMP Negeri 5 32 7 25

Jumlah 109 35 74

Sumber: TU SMP Negeri Di Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi yang akan diteliti sebanyak 109 guru.


(44)

2. Sampel

Sampel adalah contoh, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya.

Menurut Sugiyono (2011 : 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin dalam Usman dan Abdi (2009 : 198). Dengan rumus sebagai berikut:

n =

Keterangan

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d = Nilai Presisi (ketelitian) sebesar 95%

Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung sebagai berikut:

n = n = n = n =


(45)

37 Jadi banyak sampel dalam penelitian ini sebesar 84 orang guru.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan

proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap sekolah dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dengan cara:

Jumlah sampel tiap sekolah = Xjumlah tiap sekolah

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Sekolah.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2011 : 60).

No Nama Sekolah Perhitungan Jumlah Guru (Sampel)

1 SMP Negeri 1 24

2 SMP Negeri 4 35

3 SMP Negeri 5 25


(46)

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu Sertifikasi (X1), Motivasi (X2), dan Pengawasan (X3).

2. Variablel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Guru (Y).

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel

a. Kinerja guru (Y)

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai, 2006 : 309).

b. Sertifikasi (X1)

Sertifikasi adalah pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi pendidikan minimum dan penguasaan kompetensi guru. Pelaksanaan sertifikasi memiliki tujuan dan manfaat


(47)

39 melalui portofolio dan PLPG dalam meningkatkan profesionalisme kerja guru (Muslich, 2007 : 2).

c. Motivasi (X2)

Motivasi menurut Mc. Clelland terdiri dari kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power), kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation), dan kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement),

(Hasibuan, 2007 : 112). d. Pengawasan (X3)

Pengawasan adalah suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi apakah aktifitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (H.B. Siswanto, 2007 : 140).

2. Definisi Operasional Variabel 1. Kinerja guru (Y)

Kinerja guru meliputi sebagai berikut. a. Hasil.

b. Periode tertentu. c. Standar hasil kerja. d. Target atau sasaran. 2. Sertifikasi (X1)

Sertifikasi meliputi sebagai berikut. a. Tujuan.


(48)

3. Motivasi (X2)

Motivasi meliputi sebagai berikut.

a. Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power). b. Kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation). c. Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement). 4. Pengawasan (X3)

Pengawasan meliputi sebagai berikut. a. Proses.

b. Aktivitas organisasi.

c. Rencana yang telah ditetapkan.

Berdasarkan definisi - definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasional variabel tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 5. Indikator dan Sub Indikator Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Kinerja guru 1. Hasil

2. Periode tertentu

3. Standar hasil kerja

 Perangkat pembelajaran dibuat

dengan baik

 Pelaksanaan PBM di kelas

 Menyelesaikan perangkat

pembelajaran tepat waktu

 Pelaksanaan PBM sesuai dengan

jadwal

 Rencana pembelajaran sesuai

dengan silabus

 Pelaksanaan PBM berjalan sesuai

standar proses


(49)

41

4. Target atau sasaran

 Materi pelajaran sesuai standar isi

 Penilaian hasil belajar sesuai dengan standar penilaian

 Semua tujuan pembelajaran

tercapai

 KKM dan kompetensi dasar

tercapai dengan baik

Sertifikasi 1. Tujuan

2. Manfaat

 Sertifikasi dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan kelayakan guru

 Tujuan sertifikasi untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan

 Manfaat sertifikasi adalah melindungi profesi guru  Manfaat sertifikasi adalah

melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan  Manfaat sertifikasi untuk

meningkatkan pendapatan guru  Hasil Penilaian Portofolio untuk

diusulkan mendapatkan tunjangan

 Portofolio dalam proses sertifikasi menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan kelayakan guru

 PLPG metode untuk

mendapatkan sertifikasi guru

 PLPG dapat meningkatkan

profesionalisme kerja guru

 PLPG dapat meningkatkan

pengalaman dan keterampilan guru

Ordinal

Motivasi 1. Kebutuhan akan

kekuasaan (Need for Power)

2. Kebutuhan akan

afiliasi (Need for Affiliation)

 SK Kepala Sekolah untuk

memerintahkan Guru

 Mempertanggungjawabkan

hasil belajar siswa

 Memiliki kualifikasi sebagai pengajar

 Kebutuhan akan perasaan

diterima oleh orang lain di lingkungan sekolah


(50)

3. Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement)

 Proses belajar mengajar siswa adalah wujud kerjasama

 Melibatkan diri dengan kegiatan intra sekolah

 Bekerja sama dalam belajar

 Mengikuti pelatihan-pelatihan pendidikan

 Memiliki pendidikan yang

tinggi

 Mengikuti sertifikasi guru

Pengawasan 1. Proses

2. Aktivitas organisasi

3. Rencana yang

telah ditetapkan

 Silabus yang dibuat sesuai dengan kurikulum

 Kepala sekolah masuk kelas

mengawasi guru

 Guru membuat kuis

 Soal kuis yang dibuat berdasarkan kurikulum

 RPP dan silabus diperiksa oleh kepala sekolah

 Sebelum mengajar membuat

RPP

 Menyiapkan media

pembelajaran dalam mengajar

 Media yang digunakan sesuai

dengan acuan RPP

 Menggunakan metode dalam

mengajar

 Menggunakan media yang telah

berdasarkan kurikulum

Ordinal

3. Pengukuran Variabel Penelitian

Sehubungan data dalam instrument penelitian ini masih berbentuk ordinal, maka digunakan Methode of Sucsessive Internal (MSI), yaitu suatu metode yang digunakan untuk menaikan atau mengubah tingkat pengukuran dari data ordinal menjadi data interval dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban);

2. berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitunng proporsinya;

3. dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi komulatif untuk setiap kategori;

4. tentukan pula nilai batas Z untuk setiap kategori; dan


(51)

43

6. hitung scale value (internal rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan berikut:

7. hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:

(Hays, W, L, 1976, Quantification in Psychology, Prentice Hall, New Delhi) Penggunaan rumus MSI dari W.L Hays ini dikarenakan jangkauan antara hasil MSI dan nilai data ordinal sebenarnya tidak terlalau jauh.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011 : 203).

Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang ada dilapangan pada saat mengadakan penelitian pendahuluan yaitu untuk mengamati proses pembelajaran di dalam kelas, seperti mengamati motivasi mengajar guru, perencanaan yang digunakan, dan kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang


(52)

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2011 : 194).

Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data berupa, jumlah guru yang bersertifikasi dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011 : 329).

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

4. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011 : 199).


(53)

45 Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner, responden bisa langsung bertanya kepada peneliti. Angket ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai Sertifikasi, Motivasi, Pengawasan, dan Kinerja Guru dengan menggunakan skala interval.

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrument. Untuk menguji tingkat validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy). Karena datanya terdiri dari variabel X dan Y. Sehingga untuk mengetahui indeks validitasnya dilakukan dengan mengkorelasikan dua variabel tersebut. Jadi menurut peneliti rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) tepat digunakan untuk menguji tingkat validitas angket pada penelitian ini.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) adalah, sebagai berikut:

Keterangan:


(54)

Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka alat ukur tersebut valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid.

2. Hasil Uji Coba Validitas Angket

Kriteria pengujian, apabila rhitung> rtabeldengan taraf signifikansi 0,05 maka

alat ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya.

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Kinerja Guru (Y)

No Item r hitung r table Ket

1 0,833 0,444 Valid

2 0,723 0,444 Valid

3 0,145 0,444 Tidak Valid

4 0,563 0,444 Valid

5 0,488 0,444 Valid

6 0,569 0,444 Valid

7 0,474 0,444 Valid

8 0,513 0,444 Valid

9 0,093 0,444 Tidak Valid

10 0,552 0,444 Valid

11 0,501 0,444 Valid

12 0,594 0,444 Valid

13 0,776 0,444 Valid

14 0,631 0,444 Valid

15 0,583 0,444 Valid

16 0,865 0,444 Valid

17 0,728 0,444 Valid

18 0,612 0,444 Valid

19 0,810 0,444 Valid


(55)

47 Item soal untuk variabel Kinerja Guru (Y) berjumlah 20 item soal dan terdapat 2 buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 3 dan 9 dengan nilai r hitung < r

tabel= 0,444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti

memperbaiki soal tersebut. (Lampiran 3)

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Sertifikasi (X1)

No Item r hitung r table Ket

1 0,677 0,444 Valid

2 0,637 0,444 Valid

3 0,576 0,444 Valid

4 0,448 0,444 Valid

5 0,704 0,444 Valid

6 0,697 0,444 Valid

7 0,579 0,444 Valid

8 0,707 0,444 Valid

9 0,567 0,444 Valid

10 0,101 0,444 Tidak Valid

11 0,526 0,444 Valid

12 0,324 0,444 Tidak Valid

13 0,693 0,444 Valid

14 0,571 0,444 Valid

15 0,669 0,444 Valid

16 0,724 0,444 Valid

17 0,382 0,444 Tidak Valid

18 0,677 0,444 Valid

19 0,464 0,444 Valid

20 0,668 0,444 Valid

Item soal untuk variabel Sertifikasi (X1) berjumlah 20 item soal dan terdapat 3 buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 10, 12, dan 17 dengan nilai r

hitung < r tabel= 0,444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka


(56)

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Motivasi (X2)

No Item r hitung r table Ket

1 0,716 0,444 Valid

2 0,478 0,444 Valid

3 0,673 0,444 Valid

4 0,584 0,444 Valid

5 0,162 0,444 Tidak Valid

6 0,501 0,444 Valid

7 0,481 0,444 Valid

8 0,552 0,444 Valid

9 0,274 0,444 Tidak Valid

10 0,786 0,444 Valid

11 0,632 0,444 Valid

12 0,244 0,444 Tidak Valid

13 0,576 0,444 Valid

14 0,491 0,444 Valid

15 0,537 0,444 Valid

16 0,577 0,444 Valid

17 0,121 0,444 Tidak Valid

18 0,597 0,444 Valid

19 0,757 0,444 Valid

20 0,689 0,444 Valid

Item soal untuk variabel Motivasi (X2) berjumlah 20 item soal dan terdapat 4 buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 5, 9, 12, dan 17 dengan nilai r hitung <

r tabel= 0,444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti

memperbaiki soal tersebut. (Lampiran 5)

Tabel 9. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Pengawasan (X3)

No Item r hitung r table Ket

1 0,747 0,444 Valid

2 0,738 0,444 Valid

3 0,355 0,444 Tidak Valid

4 0,840 0,444 Valid

5 0,866 0,444 Valid

6 0,759 0,444 Valid


(57)

49

8 0,698 0,444 Valid

9 0,653 0,444 Valid

10 0,539 0,444 Valid

11 0,747 0,444 Valid

12 0,643 0,444 Valid

13 0,733 0,444 Valid

14 0,739 0,444 Valid

15 0,438 0,444 Tidak Valid

16 0,599 0,444 Valid

17 0,331 0,444 Tidak Valid

18 0,484 0,444 Valid

19 0,553 0,444 Valid

20 0,664 0,444 Valid

Item soal untuk variabel Pengawasan (X3) berjumlah 20 item soal dan terdapat 3 buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 3, 15, dan 17 dengan nilai r hitung

< r tabel= 0,444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti

memperbaiki soal tersebut. (Lampiran 6)

3. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas adalah ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran. Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas angket menggunakan rumus alpha. Menggunakan rumus alpha, karena yang akan di ukur berupa data berskala likert. Jawaban angket pada skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.


(58)

Rumus yang tepat digunakan adalah rumus alpha dengan bentuk rumus sebagai berikut:

Keterangan:

(Suharsimi Arikunto, 2009 : 109).

Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak reliabel.

Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut.

a. Antara 0,800-1,000 : sangat tinggi b. Antara 0,600-0,800 : tinggi

c. Antara 0,400-0,600 : sedang d. Antara 0,200-0,400 : rendah

e. Antara 0,000-0,200 : sangat rendah (Suharsimi Arikunto, 2009 : 75)

4. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus alpha.

Setelah dilakukan pengujian instrumen untuk variabel Kinerja Guru (Y) diperoleh rhitung 0,888 (lampiran 3); variabel Sertifikasi (X1) diperoleh rhitung 0,893 (lampiran 4); variabel Motivasi (X2) diperoleh rhitung 0,854 (lampiran 5); dan variabel


(59)

51 dibandingkan dengan kriteria tingkat reliabilitas. Dari hasil perbandingan dengan kriteria tersebut, maka dinyatakan bahwa tingkat reliabilitas dari instrumen X1, X2, X3 dan Y tergolong sangat tinggi.

G. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas

Suatu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dengna menggunakan uji-t dan atau uji-F, menuntut suatu asumsi yang harus diuji, yaitu populasi harus berdistribusi normal. Apabila jumlah sampel diperbesar, penyimpangan asumsi normalitas ini semakin kecil pengaruhnya (Sudarmanto, 2013 : 104).

Untuk mengetahui apakah datanya normal, mendekati normal atau tidak normal dapat dilihat dengan beberapa cara:

a. Menggunakan rasio antara Skewness dengan StandardErrorofSkewness

atau rasio antara Kurtosis dengan StandardErrorof kurtosis. Ukuran yang digunakan yaitu apabila nilai rasio berada pada rentangan antara -2 sampai +2, maka data dapat dikatakan bahwa data variabel yang diteliti terdistribusi secara normal (Sudarmanto, 2013 : 115).

b. Apabila nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas yangt terdapat pada kolom Kolmogorof-Smirnof dan kolom Shapiro-Wilk lebih kecil dari alpha atau tingkat kesalahan yang ditetapkan (< 0,05), maka data yang dianalisis tersebut terdistribusi secara tidak normal.

c. Apabila nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas yangt terdapat pada kolom Kolmogorof-Smirnof dan kolom Shapiro-Wilk lebih besar dari alpha atau tingkat kesalahan yang ditetapkan (> 0,05), maka data yang dianalisis tersebut terdistribusi secara normal (Sudarmanto, 2013 : 123).


(1)

Kriteria pengujian hipotesis yaitu:

jika tØ>ttabel maka Ho ditolak dan jika tØ<ttabel maka Ho diterima. Ttabel diperoleh dari daftar distribusi t dengan peluang (1- ) dan dk = n-2.

2. Regresi Linier Multiple

Untuk pengujian hipotesis keempat yaitu untuk mengetahui Pengaruh

Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan Terhadap Kinerja Guru menggunakan rumus regresi linier multiple.

Persamaan regresi ganda untuk tiga prediktor: yaitu:

Ŷ = a + b1X1 +b2X2+ b3X3 (Sugiyono, 2010 : 275)

Kemudian untuk menguji signifikan simultan dilakukan uji F dengan rumus:

Keterangan:

n = banyaknya responden k = banyaknya kelompok (Sudjana, 2005 : 354-355)

Dengan Ft = F (k : n – k – l) Keterangan:

= tingkat signifikansi k = banyaknya kelompok


(2)

61 n = banyaknya responden

Dengan kriteria uji adalah “tolak Ho jika Fhitung>Ftabel dan demikian pula

sebaliknya, jika Fhitung<Ftabel maka Ho diterima. Ftabel untuk dk pembilang = k dan dk penyebut = (n – k – l) dengan taraf signifikansi = 0,05.”


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut dikemukakan sebagai berikut ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.


(4)

104 4. Ada Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan Terhadap Kinerja

Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tentang Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Guru maka peneliti memberi saran:

1. Hendaknya kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dapat ditingkatkan untuk mencapai tujuan belajar yang baik. Kompetensi guru harus dikuasai untuk menjalankan tugas secara profesional.

2. Hendaknya aktivitas belajar mengajar guru dilaksanakan dengan baik untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Dalam mengajar sangat diperlukan adanya aktivitas.

3. Hendaknya kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya di sekolah dapat ditingkatkan. Kepala sekolah harus mengawasi

kelancaran kegiatan, mengarahkan pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi (menilai) pelaksanaan kegiatan, dan mampu mengatasi perselisihan.

4. Guru hendaknya dapat meningkatkan kedisiplinan di sekolah. Kedisiplinan seorang guru dilihat dari tingkat absensi atau kehadiran yang dapat meningkatkan kinerja seorang guru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Atmodiwirio, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Ardadizya Jaya.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fitria. 2010. Pengaruh Kompetensi Guru Dan Motivasi Mengajar Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.

Juariyah, Siti. 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.

Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.

Oktavia, Nur. 2010. Hubungan Sertifikasi Profesi Guru Dan Supervisi Kepala Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru Di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.

Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Rianse, Usman Dan Abdi. 2009. Metode penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan

Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusisa untuk Perusahaan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Romauli Gultom, Vitta. 2010. Pengaruh Perencanaan Pengajaran Guru,


(6)

Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.

Rusman. 2012. Model Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. S.P. Hasibuan, Malayu. 2007. Organisasi Dan Motivasi. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Sudarmanto, R Gunawan. 2013. Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan Program IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sudiyono. 2004. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. . 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_______. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujanto, Bedjo. 2009. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Sagung Seto.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya IlmiahUniversitas Lampung. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.

_________________. 2010. Peraturan Akademik dan Kode Etik Universitas Lampung. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.

Wahyudi, Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGAWASAN, MASA KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

6 20 91

PENGARUH PENGAWASAN, MASA KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 12

PENGARUH PERENCANAAN PEMBELAJARAN, PERSEPSI GURU TENTANG PAIKEM, DAN PENGAWASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 106

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU BERSERTIFIKASI SMP NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 12 67

PENGARUH PENGUASAAN TENTANG MODEL PEMBELAJARAN, KETERAMPILAN MENGAJAR, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU BERSERTIFIKASI SMA NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 88

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 21 76

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 18 71

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI KERJA, DAN METODE MENGAJAR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SERTIFIKASI PADA SMP NEGERI KECAMATAN TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 27 101

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 8 73

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MODEL PEMBELAJARAN, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SERTIFIKASI PADA SMK NEGERI KECAMATAN METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 95