PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU BERSERTIFIKASI SMP NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU BERSERTIFIKASI SMP NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

TRISNA REVIJAWATI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU BERSERTIFIKASI SMP NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh

TRISNA REVIJAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Kinerja pada Guru Bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung yang dibatasi pada variabel bebas Disiplin Kerja, Kompensasi, dan Pengawasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex Post Facto dan Survey dengan desain penelitian deskriptif verifikatif. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan cara proportionate stratified random sampling dan dihitung menggunakan rumus slovin. Pengujian hipotesis dianalisis dengan menggunakan unit analisis regresi linier sederhana dan regresi linier multiple. Obyek dalam penelitian adalah guru yang telah bersertifikasi dengan populasi sebesar 103 guru dan sampel 82 guru. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Berdasarkan analisis data yang dihitung mengunakan rumus stasistik diperoleh: (1). Ada Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja, diperoleh t hitung 6,621 > t tabel 1,990, koefisien korelasi (r) 0,528 dan koefisien determinasi (r2) 0,278. (2). Ada Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja, diperoleh t hitung 3,978 > t tabel 1,990, koefisien korelasi (r) 0,507 dan koefisien determinasi (r2) 0,257. (3). Ada Pengaruh Pengawasan terhadap Kinerja, diperoleh t hitung 3,836 > t tabel 1,990, koefisien korelasi (r) 0,496 dan koefisien determinasi (r2) 0,246. (4). Ada Pengaruh Disiplin Kerja, Kompensasi dan Pengawasan terhadap Kinerja, diperoleh F hitung 26,129 > F tabel 2,900 yang ditunjukkan oleh regresi linier multiple diperoleh (R) 0,522 dan koefisien determinasi (R2) 0,273.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Halaman I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 8

C. PembatasanMasalah ... 8

D. RumusanMasalah ... 9

E. TujuanPenelitian ... 9

F. KegunaanPenelitian ... 10

G. RuangLingkupPenelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 12

1. Kinerja ... 12

2.Disiplin kerja ... 18

3.Kompensasi ... 21

4. Pengawasan ... 23

5. Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

B.Kerangka Pikir ... 26

C.Hipotesis ... 27

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel... ... 31

3. Teknik Sampling... ... 32

C. Variabel Penelitian... ... 33


(7)

2. Definisi Operasional Variabel ... 34

E. Pengukuran Variabel Penelitian... ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data... ... 37

1. Observasi... ... 37

2. Interview(Wawancara). ... 38

3. Dokumentasi ... 38

4. Angket (Kuisioner)... ... 39

G. UjiPersyaratanInstrumen ... 39

1. UjiValiditas Angket ... 39

2. Hasil Uji CobaAngket ... 40

3. UjiReliabilitas ... 43

4. Hasil Uji Coba Reliabilitas ... 44

H. Uji Persyaratan Analisis Data... ... 45

1. Uji Normalitas... ... 45

2. Uji Homogenitas... ... 46

3. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi... ... 47

4. Uji Multikolonieritas... ... 48

5. Uji Autokorelasi... ... 49

6. Uji Heteroskedostisitas... ... 50

I. Pengujian Hipotesis... ... 51

1. Regresi Linier Sederhana... 52

2. Regresi Linier Multipel... ... 53

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 55

1. SMP Negeri 19 Bandar Lampung ... 55

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 19 Bandar Lampung ... 55

b. Visi dan Misi SMP Negeri 19 Bandar Lampung ... 56

c. Keadaan Guru ... 56

d. Keadaan Siswa ... 56

e. Kondisi sekolah ... 57

2. SMP Negeri 20 Bandar Lampung ... 58

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 20 Bandar Lampung ... 58

b. Visi dan Misi SMP Negeri 20 Bandar Lampung ... 58

c. Keadaan Guru ... 59

d. Keadaan Siswa ... 59

e. Kondisi Sekolah ... 60

3. SMP Gajah Mada Bandar Lampung ... 61

a. Sejarah Berdirinya SMP Gajah Mada Bandar Lampung ... 61

b. Visi dan Misi SMP Gajah Mada Bandar Lampung ... 61

c. Keadaan Guru ... 62

d. Keadaan Siswa ... 62

e. Kondisi Sekolah ... 63

4. SMP Pangudi Luhur Bandar Lampung ... 63

a. Sejarah Berdirinya SMP Pangudi Luhur Bandar Lampung ... 63


(8)

c. Keadaan Guru ... 64

d. Keadaan Siswa ... 65

e. Kondisi sekolah ... 65

B. Deskripsi Data ... 65

1.Data Disiplin Kerja(X1) ... 66

2.Data kompensasi(X2) ... 68

3.Data pengawasan (X3) ... 70

4.Data Kinerja(Y) ... 73

C. PengujianPersyaratanStatistikParametrik (Analisis Data) ... 75

1.UjiNormalitas ... 75

2.UjiHomogenitas ... 75

3.UjiKeberartiandanKelinieran ... 76

a. UjiKeberartiandanKelinieranVariabel X1 Terhadap Y ... 76

b. UjiKeberartiandanKelinieranVariabel X2 Terhadap Y ... 76

c. UjiKeberartiandanKelinieranVariabel X3 Terhadap Y ... 77

4.UjiMultikolinieritas ... 78

5.UjiAutokorelasi ... 79

6.UjiHeteroskedastisitas ... 80

D. UjiHipotesi ... 81

1.HipotesisPertama ... 81

2.Hipotesis Kedua ... 83

3.Hipotesis Ketiga ... 84

4.Hipotesis Keempat ... 85

E.Pembahasan ... 87

1.Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung tahun Pelajaran 2012/ 2013 ... 87

2.Pengaruh kompensasi terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung tahun Pelajaran 2012/ 2013 ... 88

3. Pengaruh pengawasan terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung tahun Pelajaran 2012/ 2013 .... 90

4. Pengaruh disiplin kerja, kompensasi, dan pengawasan terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung tahun Pelajaran 2012/ 2013 ... 92

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA


(9)

I. PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut dikemukakan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pondasi pembangunan sebuah bangsa. Karakter sebuah bangsa dibentuk melalui proses pendidikan yang secara berkelanjutan membentuk pribadi seseorang menjadi lebih baik, dimana diantaranya memiliki etos kerja yang tinggi, disiplin, motivasi, keahlian, serta ketrampilan yang didasarkan pada keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa yang maju memiliki kualitas pendidikan yang baik, begitupun sebaliknya. Kualitas pendidikan dapat dilihat dari sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran yang lengkap. Sarana merupakan penunjang keberhasilan proses pembelajaran. Kelengkapan sarana yang ada akan memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan. Contohnya adalah penggunaan media pembelajaran yang juga menentukan keberhasilan tercapaiannya tujuan pembelajaran. Guru yang baik akan menggunakan mendia yang tepat dan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan, sehingga materi yang tidak cukup


(10)

2

dijelaskan dengan kata- kata dapat dengan mudah dipahami siswa dengan penggunaan media. Selain itu kualitas pendidikan juga dapat dilihat dari kualitas guru sebagai tenaga pendidik. Guru yang memiliki kompetensi dibidangnya akan dapat menyampaikan materi dengan baik serta menjadi teladan yang baik bagi siswanya sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat

tercapai.umumnya di Indonesia sarana yang ada di sekolah belum digunakan secara optimal. Guru juga jarang menggunakan media pembelajaran saat mengajar. Selain itu banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan

kompetensinya sehingga membuat hasil belajar kurang maksimal dan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

Meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dengan meningkatkan kualitas proses pendidikan yang berlangsung di sekolah. Sekolah merupakan sarana pendidikan kedua setelah keluarga yang akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan dimasyarakat selanjutnya. Pengetahuan serta nilai sosial yang didapat disekolah merupakan bekal utama untuk menjalani perannya di masyarakat. Pengetahuan dapat diperoleh siswa diantaranya melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah harus ditingkatkan kualitasnya diantaranya dengan mengevaluasi perangkat pembelajaran yang dibuat guru. Perangkat pembelajaran yang baik sehingga proses pembelajarannya dapat berlangsung dengan baik juga. Selanjutnya nilai sosial dapat siswa dapatkan melalui kegiatan ekstrakulikuler disekolah yang digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Minat dan bakat yang terasah akan mengembangkan life skill siswa sebagai bekalnya


(11)

untuk terjun ke masyarakat. Selain itu, organisasi disekolah seperti OSIS dapat menciptakan jiwa kepemimpinan dalam diri siswa. Jiwa kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan begitu akan tercipta lulusan yang memiliki pengetahuan serta life skill yang dibutuhkan didalam kehidupan bermasyarakat. Namun, terkadang evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat pembelajaran guru tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Kegiatan

ekstrakulikuler berlangsung melebihi waktu yang ditentukan sehingga waktu untuk belajar atau beristirahat menjadi terganggu. Begitu juga dengan kegiatan OSIS yang dilakukan terkadang menyita waktu belajar disekolah. Kegiatan - kegiatan yang seharusnya untuk mengembangkan kemampuan siswa malah membuat proses pembelajaran terganggu sehingga kualitas pendidikan yang diharapkan tidak tercapai.

Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas pendidikan adalah guru. Sebagai tenaga profesional guru disyaratkan memiliki kualifikasi akademik tertentu yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Selain itu guru juga harus memiliki kedisiplinan, mematuhi tata tertib disekolah dan norma yang berlaku dimasyarakat. Guru juga harus memiliki mimpi untuk memperoleh apa yang ingin dicapainya. Guru yang termotivasi akan memiliki needs for power

(kekuasaan), needs for afiliation (kemampuan berinteraksi dengan siswa), serta

needs for achievement (berprestasi). Dengan kemampuan yang dimiliki, disiplin kerja, serta motivasi yang besar akan membuat kinerja guru semakin lebih baik yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan. Namun


(12)

4

kenyataannya banyak guru tidak memiliki kompetensi, mengajar tidak sesuai bidang pengetahuannya serta tidak menguasai kelas. Selain itu banyak guru tidak patuh pada tata tertib, tidak mengguanakan seragam sebagaimana seharusnya, serta tidak tepat waktu masuk dan keluar kelas. Materi yang akan diajarkan juga terkadang tidak dikuasai oleh guru, guru tidak menguasai kelas dan tidak fokus dalam mengajar sehingga kualitas yang diharapkan ada pada guru tidak terpenuhi. Guru sebagai pendidik tidak hanya bertugas menyampaikan materi di kelas tetapi sebagai seorang pendidik guru juga bertugas mendidik siswanya agar menjadi manusia yang berkarakter, memiliki keterampilan serta keahlian. Tugas berat inilah yang mengharuskan seorang guru memiliki kompetensi tertentu sebagai seorang tenaga pendidik profesional. Pemerintah menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kualifikasi- kualifikasi tertentu yang dibuktikan dengan adanya sertifikat sebagai pendidik. Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa sertifikasi sebagai bagian dari peningkatan mutu guru dan peningkatan kesejahteraannya. Usaha peningkatan mutu yang dibarengi dengan usaha peningkatan kesejahteraan ini disambut baik oleh para guru karena selama ini kesejahteraan guru dinilai kurang diperhatikan. Oleh karena itu, program sertifikasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam bekerja. Selain memiliki kompetensi tertentu, seorang guru yang telah bersertifikat pendidik juga diharuskan untuk mengajar minimal 24 jam tatap muka per pekan. Di SMP umumnya hal ini menjadi kendala, karena jumlah jam mengajar yang diberikan sekolah kurang dari 24 jam yang disebabkan jumlah guru pada mata pelajaran yang sama terlalu banyak atau jumlah kelas yang terlalu sedikit. Untuk mengatasi


(13)

kendala tersebut, guru bisa mengajar di sekolah lain atau tetap mengajar disekolah tersebut dengan mata pelajaran yang berbeda. Hal ini dapat membuat guru mulai mengesampingkan beberapa aspek penting dalam proses pembelajaran karena yang terpenting adalah tercukupinya jumlah jam mengajar sehingga proses pembelajaran yang berlangsung kurang maksimal dan berpengaruh terhadap kinerja guru tersebut dalam mengajar.

Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan tujuan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah. Kinerja guru harus menjadi perhatian kepala sekolah sebagai pemimpin. Kepala sekolah harus terus meningkatkan pengawasan terhadap guru untuk meningkatkan kinerja guru. Kepemimpinan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah haruslah efektif dan efisien, salah satu tugas yang dilakukan adalah memberikan informasi kepada seluruh warga sekolah khususnya guru, menganalisa perangkat

pembelajaran, membuat SK mengajar tepat waktu, menjalin komunikasi yang harmonis, mampu memberikan suri taladan, bersikap adil dan bijaksana, dan memberi contoh yang baik serta mengajar didepan kelas. Namun dalam hal ini masih terdapat kepemimpinan kepala sekolah yang belum maksimal, terlihat dari kurangnya pengawasan terhadap kinerja guru.

Kinerja guru juga tidak terlepas dari pengaruh disiplin kerja. Disiplin kerja guru mencerminkan kepatuhan guru terhadap peraturan disekolah dan peraturan mendikbud, serta norma yang berlaku di masyarakat, baik pada saat membuat portofolio mengajar atau pada saat mengajar di dalam kelas, serta pada saat melakuan evaluasi. Tidak hanya itu, guru dituntut memiliki kedisiplinan agar


(14)

6

dapat menjadi contoh yang baik bagi siswa- siswinya. Seorang guru yang memiliki disiplin kerja yang ringgi akan senantiasa mengerjakan tugasnya tepat waktu, efektif dn efisien, serta sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja guru yang membaik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Kenyataan yang terjadi disekolah adalah masih banyak guru yang kurang disiplin dalam bekerja. Masih ada guru yang datang terlambat, terlambat atau terlalu cepat keluar kelas, atau terlambat dalam mengumpulkan perangkat pembelajaran.

Pengembangan dan perumusan kinerja guru sangat diperlukan mengingat guru menempati posisi yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Walaupun tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki guru tinggi, hal tersebut tidak akan berguna jika kinerja guru tersebut rendah, artinya guru tidak secara

maksimal mencurahkan seluruh kemampuannya dalam mengajar. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kompensasi yang diterima guru sebagai balas jasa atas pekerjaan yang dilakukan. Kompensasi yang

diberikan penting untuk memotivasi guru agar bekerja lebih baik lagi. Sertifikasi yang diberikan pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan guru diharapkan dapat memotivasi guru untuk lebih bersemangat bekerja karena guru tidak perlu lagi mencari objek pekerjaan diluar sekolah untuk memenuhi

kebutuhannya. Tetapi yang kenyataan yang ada adalah guru hanya mengejar kompensasi dari sertifikat pendidik yang dimilikinya tanpa memperhatikan aspek peningkatan mutu berupa kompetensi yang harus ditingkatkannya.


(15)

Tabel 1. Persentase Absensi Guru Bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Semester Ganjil 2012/2013

Bulan Jumlah Guru

Jumlah Hari Kerja

Absensi Jumlah

Absensi

Tingkat Absensi (%) Sakit Izin Alpa

Juli Agustus September Oktober November Desember 103 103 103 103 103 103 15 15 25 26 25 13

9 13 5 27

36 42 34 25 38 1,74 2,73 3,00 2,33 1,71 2,88

12 13 11

15 17 10

12 17 6

11 13 9 17 5 8

Rata – rata 2,64

Sumber: Tata Usaha masing – masing sekolah

Perhitungan persentase absensi sebagai berikut.

Berdasarkan Tabel. 1 di atas dapat diketahhui bahwa tingkat ketidakhadiran guru relatif tinggi selama 6 bulan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan persentase yang berfluktuatif setiap bulannya. Tingkat absensi guru

tertinggi pada bulan September sebesar 3,00% dan terendah pada bulan November sebesar 171% dengan rata-rata tingkat absensi guru sebesar 2,64% setiap

bulannya. Tingginya tingkat absensi guru menunjukkan adanya masalah dalam kinerja guru. Tinggi rendahnya kinerja guru berkaitan erat dengan banyak faktor, diantaranya adalah pengawasan, disiplin kerja, dan kompensasi. Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa setiap pekerjaan apabila tanpa didasari dengan usaha untuk meningkatkan kinerja, maka tujuan akhir dari suatu organisasi tidak akan tercapai.

Kinerja guru adalah prestasi yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku. Menurut Supriadi guru yang memiliki kinerja yang baik adalah guru yang profesional dan memilki pengetahuan serta kemampuan profesi. Kinerja guru akan optimal jika


(16)

8

dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya dan selalu berupaya meningkatkan

profesionalitasnya dan tidak menjadikan kesejahteraan sebagai aspek yang utama. (Wahyudi, 2012: 7-8)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini mengambil judul tentang “ Pengaruh Disiplin Kerja, Kompensasi dan Pengawasan Terhadap

Kinerja pada Guru Bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat diambil identifikasi masalah yaitu:

1. Masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Sekolah belum menjalankan fungsi dan tugasnya secara optimal. 3. Rendahnya kinerja guru dalam bekerja.

4. Rendahnya beban mengajar guru.

5. Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah belum maksimal. 6. Rendahnya tingkat kedisiplinan guru.

7. Kompensasi yang diberikan melalui program sertifikasi guru tidak cukup memotivasi guru untuk meningkatkan kompetensinya.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh disiplin kerja (X1),


(17)

kompensasi (X2) dan pengawasan terhadap kinerja (Y) pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pada guru

bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh kompensasi terhadap kinerja pada guru bersetifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh pengawasan terhadap kinerja pada guru

bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh disiplin kerja, kompensasi dan pengawasan terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian


(18)

10

1. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja, pengawasan,dan kompensasi terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta

Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan teoritis

1. Memberikan penelasan yang lengkap mengenai pengaruh disiplin kerja, kompensasi dan pengawasan terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

b. Kegunaan praktis

1. Sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam menentukan langkah untuk meningkatkan kinerja kerja guru sehingga pelaksanaan pendidikan dapat tercapai secara maksimal.


(19)

2. Sebagai informasi bagi guru untuk meningkatkan kinerja kerja guru dalam proses kegiatan penyelenggaraan pendidikan.

3. Sumbangan pemikiran bagi masyarakat terutama masyarakat

pendidikan dan rekan-rekan mahasiswa FKIP sebagai calon pendidik khususnya agar dapat meningkatkan kinerja kerja guru dan dapat dijadikan sebagai informasi dalam penelitian oleh masyarakat pada umumnya.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup: 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengaruh pengawasan, disiplin kerja, dan kompensasi terhadap kinerja guru.

3. Tempat Penelitian

SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tahun Pelajaran 2012/2013. 5. Disiplin Ilmu

Disiplin yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen pendidikan dan manajemen sumberdaya manusia.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (kinerja guru bersertifikasi, disiplin kerja, kompensasi, pengawasan dan hasil penelitian yang relevan), kerangka berpikir, dan hipotesis.

A.Tinjauan Pustaka 1. Kinerja

1.1 Pengertian Kinerja

Menurut Rue dan Byars, kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atau merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi ( Makmur, 2008: 199), sedang menurut Mangkunegara kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Wahyudi, 2012: 7)

Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat pula diartikan sebagai prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja (LAN, 1992).

Sementara itu, menurut August W. Smith kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. (Rusman, 2012: 50)

Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi, dengan demikian kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. (Wibowo, 2008: 7)


(21)

Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya dalam kegiatan belajar mengajar disekolah berupa kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Roger Belows mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu penilaian periodik atas nilai seseorang individu karyawan bagi organisasinya, dilakukan oleh atasannya atau seseorang yang berada dalam posisi untuk mengamati atau menilai prestasi kerjanya. (Makmur, 2008: 199)

Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang meliputi perencanan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran/ KBM, dan melakukan penilaian hasil belajar. (Rusman, 2012: 95)

Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang meliputi penyusunan program pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi. (Wahyudi, 2012: 8)

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya


(22)

14

Berbagai pengertian kinerja di atas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan seseorang dalam bidang pekerjaanya menurut kriteria tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melakasanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja guru yang merupakan prestasi yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya berupa penyusunan program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi sesuai dengan standard dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaanya sebagai seorang guru.

1.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja seorang adalah untuk mengetahui seberapa besar mereka bekerja melalui suatu sistem yang formal dan terstruktur, seperti menilai, mengukur dan mempengaruhi sifat – sifat yaang berkaitan dengan pekerjaan, dan hasil termasuk tingkat kehadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang apakah ia bisa bekerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat. (Wahyudi, 2012: 96)

Kinerja mengukur pekerjaan, perilaku, dan hasil kerja karyawan serta melalui orgnisasi mana kinerja tersebut diukur. Mengukur kinerja sangat penting karena kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas dan merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Sehubungan hal tersebut maka upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal penting.


(23)

Penilaian kinerja memerlukan standar kinerja yang mencerminkan seberapa jauh keberhasilan sebuah pekerjaan telah tercapai. Agar efektif standar perlu

berhubungan dengan hasil yang diinginkan dari setiap pekerjaan. Hal tersebut dapat diuraikan dari analisis pekerjaan dengan menganalisis hubungannya dengan kinerja karyawan saat sekarang. (Rivai, 2006: 321)

Perumusan mengenai standar kinerja seseorang penting untuk dilakukan karena baik tidaknya kinerja seseorang merupakan perbandingan antara apa yang

diharapkan organisasi melalui standar tersebut dengan hasil pekerjaan seseorang. Penetapan standar kinerja akan lebih memudahkan untuk membandingkan kinerja satu sama lain dengan ukuran yang jelas.

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru, Georgia

Department of Educatiion telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilai Kemampuan Guru. Alat ini menyoroti tiga aspek utama kemampuan guru, yaitu : (1) Rencana pembelajaran, (2) prosedur pembelajaran, dan hubungan antar pribadi, dan (3) penilaian pembelajaran. (Rusman, 2012: 75)

Pengukuran kinerja guru dilakukan dengan melihat rencana pembelajaran yang dilakukan berupa pembuatan portofolio pembelajaran, proses pelaksanaan

pembelajaran yang meliputi terkuasainya materi, penggunaan strategi dan metode serta penguasaan kelas yang baik. Ukuran yang selanjutnya dilihat dari hasil pembelajaran yang terefeksi dalam kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi serta terselesaikannya program tepat pada waktunya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, bahwa yang dimaksud dengan penilaian kinerja adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai kerja karyawan. Penilaian prestasi kerja dilaksanakan dengan baik, tertib, dan benar maka dapat


(24)

16

membantu meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus dapat meningkatkan loyalitas para anggota organisasi yang ada didalamnya, dan apabila ini terjadi akan menguntungkan organisasi itu sendiri. Oleh karena itu, penilaian kerja perlu dilakukan secara formal dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh organisasi secara obyektif.

Berdasarkan beberapa kajian teori di atas,telah dijelaskan mengenai kinerja guru. Bahwa kinerja guru adalah suatu kemampuan guru untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dalam proses belajar mengajar di dalam ataupun diluar kelas. Dengan demikian, kinerja guru akan menentukan

keberhasilan dalam proses pendidikan di sekolah yang akan berdampak pada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan.

1.3 Sertifikasi

Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Adapun sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. ( Nanang dan Cucu, 2010: 143)

Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. (Kunandar: 2009: 79)

Agar pemahaman tentang sertifikasi lebih jelas dan mantap, berikut ini dikutipkan beberapa pasal yang tertuang dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut.


(25)

1. Pasal 1 butir 11: sertifikasi adalah pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen.

2. Pasal 8: guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

3. Pasal 11 butir 1: sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

4. Pasal 16: guru yang memiliki sertifikat pendidik mendapat tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah.

(Muslich, 2007: 2)

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, setifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik diperolaeh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat. Kompetensi guru meliputi kompentnsi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh dari pwndidikan profesi. (Kunandar: 2009:75)

Berdasarkan teori diatas, dapat dipahami bahwa penguasaan kompetensi

dibuktikan dengan bentuk ujikompetensi. Seseorang dapat menempuh sertifikasi jika sudah memenuhi kualifikasi (dengan bukti ijazah), dan sehat (dengan bukti surat dokter). Jika lulus sertifikasi, yang bersangkutan akan menerima sertifikat pendidik. Guru yang mempunyai sertifikat pendidik dianggap sebagai guru yang profesional. Dan yang bersangkutan mendapatkan tunjangan profesi dari


(26)

18

Wibowo mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal- hal sebagai berikut:

1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Melindungi masyarakat dari praktik- praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu- rambu dan instrumen untuk melakukan selksi terhadap pelamar yang kompeten.

4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

( Nanang dan Cucu, 2010: 145).

Berdasarkan pemaparan diatas sertifikasi merupakan jaminan dari pemerintah bahwa seseorang telah memiliki kualifikasi akademik, kompetensi serta

kemampuan dibidangnya. Sertifikasi guru merupakan bagian dari peningkatan mutu guru dan peningkatan kesejahteraannya sehingga diharapkan kualitas guru dalam mengajar menjadi lebih baik serta guru lebih termotivasi untuk

memberikan yang terbaik dalam kegiatan pembelajaran.

2. Disiplin Kerja

Singodimejdo mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma – norma dan peraturan yang berlaku

disekitarnya. (Sutrisno, 2012: 86)

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma – norma yang berlaku. (Rivai, 2006: 444)


(27)

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku. (Hasibuan, 2009: 193)

Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, disiplin kerja adalah suatu perilaku yang tercermin dari ketaatan seseorang terhadap peraturan serta norma yang berlaku.

Disiplin kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah disiplin kerja guru berupa kesediaan untuk menaati peraturan di sekolah serta norma- norma yang berlaku dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar profesional disekolah.

Veithzal Rivai (2006: 444) menyatakan terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja yaitu:

1. Disiplin retributif (retributif discipline) yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah.

2. Disiplin korektif (corrective discipline) yaitu membantu karyawan mengoreksi perilakunya yang tidak tepat.

3. Perspektif hak- hak individu (indivudual right perspective) yaitu berusaha melindungi hak- hak individu selama tindakan- tindakan indisipliner. 4. Perspektif utilitarium (utilitarium perspektive) yaitu berfokus pada

penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi – konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak negatifnya.

Disiplin tak harus selalu dihubungkan dengan hukuman, karena sebenarnya

hukuman merupakan alat paling akhir untuk menegakkan disiplin bilamana usaha- usaha pendekatan secara konstruktif mengalami kegagalan. Sebaliknya, tindakan indisipliner dapat dicegah dengan membantu karyawan mengoreksi perilakunya yang kurang tepat sebelum ia benar- benar melakukan kesalahan.


(28)

20

Menurut Singodimedjo faktor yang mempengaruhi displin pegawai adalah: 1. Besar kecilnya pemberian kompensasi

2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan 6. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan

7. Diciptakan kebiasaan- kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin. (Sutrisno, 2012: 89- 92)

Secara umum pelaksanaan disiplin kerja juga harus emperhatikan keadaan karyawan. Penerapan disiplin secara membabi buta tanpa meninjau sebab dan pelanggaran yang dilakukan terlebih dahulu malah akan merugikan perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, disiplin kerja merupakan perilaku seseoarang yang sesuai dengan peraturan dan prosedur kerja yang ada. Disiplin kerja menunjukkan sikap hormat terhadap terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Dengan

demikian, bila peraturan yang ada sering dilanggar atau diabaikan, maka hal ini menunjukkan disiplin kerja yang buruk. Sebaliknya jika peraturan dilaksanakan, hal ini menggambarkan adanya kondisi disiplin kerja yang baik. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas- tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan mendorong semangat kerja dan

tercapaianya tujuan perusahaan.

Disiplin kerja dalam penelitian ini adalah disiplin kerja guru yang dicerminkan dari kesediaan guru menaati peraturan yang berlaku disekolah serta peraturan yang ditetapkan menteri pendidikan dengan semangat kerja yang tinggi sehingga akan memberi dampak positif pada kinerja guru dalam bekerja.


(29)

3. Kompensasi

Menurut Handoko, yang dimaksud dengan kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. (sutrisno, 2012: 183)

Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan balas jasa yang diberikan kepada perusahaan. (Hasibuan, 2009: 22)

Werther dan Devis. mendefinisikan kompensasi sebagai apa yang diterima pekerja sebagai tukaran atas kontribusinya kepada organisasi. (Wibowo, 2007: 134)

Menurut T. Handoko, kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. (Handoko, 2010: 155

Berdasarkan beberapa teori diatas kompensasi adalah balas jasa yang diterima sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukan.

Kompensasi dalam penelitian ini adalah kompensasi yang diterima guru sebagai balas jasa atas setiap pekerjaannya dalam kegiatan pembelajaran mau setiap kegiatan yang berhubungan dengan profesinya sebagai tenaga pendidik.

Didalam kompensasi terdapat sistem insentif yang menghubungkan kompensasi dengan kinerja. Dengan kompensasi kepada pekerja diberikan penghargaan berdasarkan kinerja dan bukan berdasarkan senioritas atau jumlah jam kerja. (Werther dan Davis dalam Wibowo, 2008: 134)


(30)

22

Insentif merupakan tanmbahan kompensasi atas kinerja diatas standar yang ditentukan. Adanya insentif ini diharapkan dapat menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan prestasi kerja diatas standar.

Suatu kegiatan yang dilakukan biasanya ada tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula hal pemberian kompensasi menurut Singodimedjo juga mempunyai tujuan, antara lain menjamin sumber nafkah karyawan beserta keluarganya,

meningkatkan prestasi kerja, meningkatkan harga diri karyawan, mempererat hubungan antarkaryawan, mencegah karyawan meninggalkan perusahaan, meningkatkan disiplin kerja, efisiensi tenaga kerja yang potensial, perusahaan dapat bersaing dengan tenaga kerja dipasar, mempermudah perusahaan mencapai tujuan, melaksanakan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan

perusahaan dapat memberikan teknologi baru. (Sutrisno, 2012: 188)

Kompensasi yang diberikan kepada karyawan secara tidak langsung juga menguntungkan perusahaan. Dengan kompensasi yang tinggi perusahaan dapat menarik karyawan yang berkompetensi tinggi untuk bekerja di perusahaan

tersebut, membangun kesetiaan karyawan lama, serta meningkatkan motivasi lalu kinerja karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat lebih mudah tercapai.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah balas jasa yang diterima karyawan dari perusahaan sebagai imbalan atas jasa atau tenaga yang diberikannya. Pemberian kompensasi yang layak bukan saja dapat

mempengaruhi kondisi materi karyawan, tapi juga memotivasi karyawan untuk bekerja lebih tekun dan mempunyai inisiatif.

Dalam hal ini kompensasi yang diberikan kepada guru akan meningkatkan kesejahteraannya sehingga guru lebih termotivasi lagi untuk melaksanakan


(31)

tugasnya dengan baik dalam kegiatan pembelajaran sehingga kinerja guru akan meningkat dan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

4. Pengawasan

Pengawasan adalah adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. (Handoko, 2003: 25)

Pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk mengetahui

relialisasi perilaku organisasi personalia pendidikan dan tingkat pencapaian tujuan pendidikan serta memanfaatkan pengetahuan itu untuk mengadakan perbaikan demi pencapaian tujuan pendidikan. ( Pidarta, 2004: 159)

Menurut Instruksi Mendikbud No. 3/U/1987 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, disebutkan bahwa pengawasan merupakan usaha untuk menjaga agar kegiatan pelaksanaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sesuai dengan perencanaan, kebijakan, dan peraturan atau perundangan yang berlaku, sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan organisasi dengan sebaik- baiknya. (Sudiyono, 2004: 67)

Berdasarkan teori diatas pengawasan adalah sebuah kegiatan evaluasi untuk mengetahui apakah aktivitas yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan dalam penelitian ini adalah pengawasan yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah terhadap guru agar kegiatan pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.


(32)

24

Setiap organisasi melakukan kegiatan mengawas atau mengontrol. Kegiatan ini mereka lakukan dengan maksud agar: (1) perilaku personalia organisasi mengarah ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual mereka masing-masing dan (2) agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan (Pidarta, 2004 : 158).

Perilaku para anggota organisasi yang diarahkan ke tujuan organisasi bukan berarti meniadakan sama sekali tujuan individual, melainkan mengusahakan agar tujuan individual tidak merugikan tujuan perusahaan.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengawasan dan

pengendalian. Hal ini untuk menghindarkan terjadinya salah pengertian mengenai hakekat, tujuan pengawasan, baik segi pengawas maupun dari segi yang

melaksanakan kegiatan.

1. Objektif dan menghasilkan fakta

2. Pengawasan harus berpangkal dari keputusan pimpinan 3. Preventif

4. Pengawasan buan tujuan 5. Efisiensi

6. Apa yang salah

7. Hasil temuan dari pelaksanaan pengawasan harus diikuti dengan tindakan korektif yang tepat. ( Atmodiwirio, 2000: 178- 179)

Prisip- prinsip pengawasan tersebut merupakan pedoman dalam melakukan kegiatan pengawasan. Setelah itu langkah selanjutnya adalah menentukan strategi dalam melakukan pengawasan. Strategi ini menyangkut alat ukur dan cara

bagaimana melakukan pengawasan. Hasil dari kegiatan pengawasan ini kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya sehingga dapat diketahui apakah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana atau tidak.


(33)

Berdasarkan pendapat diatas pengawasan membutuhkan standar tertentu dalam pelaksanaannya serta tindak lanjut berupa pelatihan agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.

Pengawasan yang dilakukan terhadap guru bertujuan memimpin dan membimbing guru agar lebih mengerti dan lebih efisien dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

5. Hasil Penelitian yang Relevan Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan.

Nama Judul Skripsi Kesimpulan

Yuli Ardhi Sutopo

Pengaruh Model, Rencana Pembelajaran, Dan Disiplin Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Pada SMA Negri 4 Bandar Lampung Tahun 2010/2011

Ada pengaruh model pembelajaran, rencana pembelajaran dan disiplin kerja guru terhadap kinerja guru dalam melaksanakan KTSP pada SMA Negeri 4 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2010/2011, diperoleh F hitung

10,132 > F tabel 2,816 korelasi R tabel

0,639 < R hitung 0,284 dan koefisien

determinasi (R2) 0,409 Vitta Romauli Gultom Pengaruh perencanaan pengajaran guru, pengawasan, dan kompensasi terhadap kinerja guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

Ada pengaruh perencanaan,

pengawasan, dan kompensasi terhadap kinerja guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010, diperoleh Fhitung>Ftabel = 9,305>2,934 dengan keeratan hubungan koofesien korelasi (R) 0,700 dan Koofesien determinasi (R2) 0,490 determinasi (R2) 49% Wardani Pengaruh Pemahaman

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perencanaan pembelajaran guru, dan kepemimpinan kepala sekolah Terhadap Kinerja Guru Pada pada SMP Negeri 1 Seputih Banyak tahun pelajaran 2011/2012.

Ada pengaruh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perencanaan pembelajaran, dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMP N 1 Seputih Banyak. diperoleh Fhitung > F tabel 30,583 > 2,790. Koefisien korelasi

(R) 0,593 dan koefisien determinasi (R2) 0,352 atau 35,2 %.


(34)

26

B. Kerangka Pikir

Kinerja guru merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan pembelajaran berupa pembuataan pemetaan SK dan KD, program tahunan, program semester, silabus, dan RPP, pelaksanaan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar, serta

melakukan penilaian hasil belajar. Jika semua kegiatan tersebut dilakukan dengan baik maka diindikasikan bahwa kinerja guru tersebut juga baik. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati peraturan serta norma yang berlaku. Kedisiplinan guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran di lingkungan sekolah juga menjadikannya sebagai sosok teladan para siswa. Disiplin kerja yang tinggi akan berpengaruh kepada kinerja guru yang optimal. Kompensasi juga berperan dalam pencapaian kinerja guru yang

berkualitas. Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung atau tidak langsung, uang atau barang sebagai balas jasa atas jasa yang telah diberikan. Kompensasi yang diterima guru akan memotivasinya untuk bekerja lebih baik lagi sehingga kinerjanya dapat meningkat. Selain kompensasi langsung yang diterima berupa gaji dan tunjangan sertifikasi, kompensasi tidak langsung yang diberikan sebagai bentuk perhatian pemerintah berupa askes, dll. untuk meningkatkan kesejahteraan guru akan lebih meningkatkan motivasi guru untuk melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Pengawasan sangat berperan terhadap kinerja guru. Pengawasan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah meliputi suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi apakah aktifitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan begitu kinerja


(35)

guru akan menjadi lebih baik karena selalu dilakukan pengawasan serta evaluasi agar setiap kegiatan berjalan dengan semestinya.

Bertolak dari pemikiran di atas, untuk memperjelas pengaruh pengawasan, disiplin kerja dan kompensasi terhadap kinerja guru dapat dilihat pada paradigma berikut

Gambar 1. Paradigma pengaruh variabel independen disiplin kerja(X1), kompensasi (X2) dan pengawasan(X3) terhadap variabel dependen kinerja guru (Y).

A. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP

Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

Sumber: Sugiyono, (2011:11) Disiplin Kerja

(X1)

Kompensasi (X2)

Pengawasan (X3)

Kinerja (Y) r1

r2

r3 R r4


(36)

28

2. Ada pengaruh kompensasi terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

3. Ada pengaruh pengawasan terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

4. Ada pengaruh disiplin kerja, dan kompensasi terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.


(37)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini akan membahas metodologi penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan

instrument, pengukuran data,uji persyaratan analisis data, uji keberartian dan kelinieran regresi, dan pengujian hipotesis.

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto dan survey. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini tergolong penelitian

deskriptif verifikatif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Teknik samplingnya adalah Probability Sampling, dengan menggunakan proportionate stratified random sampling, perhitungan menggunakan rumus slovin. Unit analisis adalah regresi linier sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga. Lalu untuk mengetahui tingkat signifikansi digunakan uji t. Sedangkan pengujian hipotesis keempat digunakan regresi linier multipel dan untuk memperoleh signifikansi digunakan uji F. Dalam penelitian ini obyek yang diteliti adalah guru yang telah bersertifikat sertifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, interview (wawancara), dokumentasi, dan angket (kuesioner).


(38)

30

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek psikologis yang menjadi pusat penelitian di mana subjek atau objek tersebut dibatasi oleh kriteria tertentu. Di mana subjek atau objek psikologis ini bisa konkret (contohnya orang) ataupun abstrak (contohnya sikap).

Menurut Sugiyono (2011: 117) populasi adalah wilayah yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri dan Swasta yang telah bersertifikasi pada Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun 2012/2013 yang berjumlah 103 orang.

Tabel 3.Jumlah Guru SMP Negeri dan Swasta Yang Telah Bersertifikasi Pada Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

NO. Nama Sekolah Jumlah Guru Bersertifikasi

1. SMP Negeri 19 56

2. SMP Negeri 20 35

3. SMP Gajah Mada 6

4. SMP Pangudi Luhur 6

Jumlah 103

Sumber: TU SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi yang akan diteliti sebanyak 103 guru.


(39)

2. Sampel

Sampel adalah contoh, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya.

Menurut Sugiyono (2011:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dalam Usman dan Abdi (2009 : 198) dengan rumus sebagai berikut:

n =

keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d = Nilai Presisi (ketelitian) sebesar 95%

Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung sebagai berikut:

n =

n =

n =

n =

n = 82,4 dibulatkan menjadi 82.


(40)

32

3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probability random sampling dengan menggunakan proportionate stratified random sampling.

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan proporsionate stratified random sampling karena sampel berada ditempat yang berbeda dan jumlah sampel disetiap lokasi tidak sama.

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dilakukan dengan cara:

Jumlah sampel tiap kelas = Xjumlah tiap kelas

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Sekolah.

No Nama Sekolah Perhitungan Jumlah Guru (Sampel)

1 SMP N 19 44

2 SMP N 20 28

3 SMP Gajah Mada 5

4 SMP Pangudi Luhur 5


(41)

C.Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya. (Sugiyono, 2011:60)

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu disiplin kerja (X1),kompensasi (X2), dan pengawasan (X3).

2. Variablel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja(Y).

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel

Definisi operasional adalah pendefinisian secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau property yang ditunjukkan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dandiukur.

Definisi konseptual dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.


(42)

34

1. Kinerja (Y)

Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang meliputi perencanan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran/ KBM, dan melakukan penilaian hasil belajar. (Rusman, 2012: 95)

2. Disiplin kerja(X1)

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku. (Hasibuan, 2009: 193)

3. Kompensasi(X2)

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan yang diberikan sebagai imbalan balas jasa yang diberikan perusahaan. (Hasibuan, 2009: 22)

4. Pengawasan (X3)

Pengawasan adalah suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi apakah aktifitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (H.B. Siswanto, 2007 : 140)

2. Definisi Operasional Variabel Kinerja (Y)

1. Rancangan Pembelajaran a. Mempersiapkan Materi

b. Mempersiapkan Metode dan Model c. Mempersiapkan Media

d. Mempersiapkan RPP e. Mempersipakan mengajar 2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran


(43)

b. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa c. Penguasaan metode dan strategi mengajar

d. Kemampuan mengelola kelas

e. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi 3. Hasil Pembelajaran

a. Mendapatkan hasil yang maksimal atas pekerjaanya b. Terselesainnya program tepat pada waktunya c. Mendapatkan kepuasan dalam perjaanya Disiplin Kerja (X1)

1. Kesadaran dan kesediaan seseorang menanti Peraturan a. Kesadaran akan peraturan yang berlaku

b. Kesadaran akan tugas

c. Kesadaran akan fungsi sebagai guru

d. Tanggung jawab atas kerja yang dilakuakan e. Memanfaatkan waktu dan sarana yang diberikan f. Terpercaya

2. Kelembagaan dan norma sosial yang berlaku a. Peningkatan hasil PBM

b. Kepatuhan akan tataa tertib c. Mengikuti rapat

d. Melaksanakan piket guru Kompensasi (X2)

1. Pembayaran langsung a. Gaji

b. Insentif c. Honorium

2. Pembayaran tidak langsung a. Asuransi

b. Penghargaan c. Seragam gratis d. Askes

Pengawasan (X3)

a.. Proses

b. Aktivitas organisasi


(44)

36

Tabel 5. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Indikator Sub Indikator

1 2 3 4 Kinerjaguru Disiplin Kerja Kompensasi Pengawasan Rancangan Pembelajaran Proses Pelaksanaan Pembelajaran Hasil Pembelajaran

Kesadaran dan kesediaan seseorang menantiPeraturan

Kelembagaan dan norma sosial yang berlaku

Pembayaran langsung

Pembayaran tidak langsung

proses

Aktivitas organisasi

Rencana yang telah ditetapkan

 Menyusun pemetaan SK, KD

 Membuat Program Tahunan

 Membuat Program Semester

 Membuat Silabus

 Membuat RRP

 Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa

 Penguasaan metode dan strategi mengajar

 Kemampuan mengelola kelas

 Kemampuanmelakukanpenilaian

dan evaluasi

 Terselesaikannya program tepat pada waktunya

 Kesadaran akan peraturan yang berlaku

 Kesadaran akan tugas

 Kesadaran akan fungsi sebagai guru

 Tanggung jawab atas kerja yang dilakukan

 Memanfaatkan sarana yang diberikan

 Memanfaatkan waktu

 Peningkatan hasil PBM

 Kepatuhan akan tata tertib

 Mengikuti rapat

 Melaksanakan piket guru

 Gaji

 Insentif

 Honorium

 Asuransi

 Penghargaan

 Seragam gratis

 Askes

 Intensitas kehadiran pengawas

 Kunjungan kelas pengawas

 Bimbingan yang diberikan pengawas

 Bimbingan yang diberikan kepala sekolah

 Kunjungan kelas kepala sekolah

 Menjalankan pekerjaan sesuai peraturan sekolah

 Portofolio mengajar diketahui pengawas/ kepala sekolah

 Pengadaan penelitian

 Guru mengajar sesuai RPP

 Guru mengajar sesuai dengan kalender akademik


(45)

E.pengukuran Variabel Penelitian

Sehubungan data dalam instrument penelitian ini masih berbentuk ordinal, maka digunakan Methode of Sucsessive Internal (MSI), yaitu suatu metode yang digunakan untuk menaikan atau mengubah tingkat pengukuran dari data ordinal menjadi data interval dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban);

2. berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitung proporsinya;

3. dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi komulatif untuk setiap kategori;

4. tentukan pula nilai batas Z untuk setiap kategori; dan

5. masukan nilai Z ke dalam rumus distribusi normal baku dengan rumus

6. hitung scale value (internal rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan berikut:

7. hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:

(Hays, W, L, 1976, Quantification in Psychology, Prentice Hall, New Delhi) Pengunaan rumus MSI dari W.L Hays ini dikarenakan jangkauan antara hasil MSI dan nilai data ordinal sebenarnya tidak terlalau jauh.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses


(46)

38

kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011 : 203).

Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang ada dilapangan pada saat mengadakan penelitian pendahuluan yaitu untuk mengamati proses pembelajaran di dalam kelas, seperti mengamati metode menagajar yang digunakan oleh guru, media pembelajaran yang digunakan, dan kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2011 : 194).

Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data berupa, jumlah siswa, jumlah guru dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010:329).

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen.Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari


(47)

dokumentasi lebih banyak digunakam sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

4 Angket (kuisioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011 : 199).

Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner, responden bisa langsung bertanya kepada peneliti.Angket ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai implementasi media pembelajaran, strategi pembelajaran, bahan ajar dan produktivitass guru yang sertifikasidengan menggunakan skala interval.

G. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrument.Untuk menguji tingkat validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy).Karena datanya terdiri dari variabel X dan Y. Sehingga untuk mengetahui indeks validitasnya dilakukan dengan mengkorelasikan dua variabel tersebut. Jadi menurut peneliti rumus

korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) tepat digunakan untuk menguji tingkat validitas angket pada penelitian ini.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) adalah, sebagai berikut:


(48)

40

Keterangan:

(Usman dan Abdi, 2009 : 167)

Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka alat ukur tersebut valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid.

2. Hasil Uji Coba Angket

Kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka alat ukur tersebut valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid.

Tabel 6. Hasil Uji Coba Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Disiplin Kerja (X1)

No Item r hitung r tabel Ket

1 0.530 0,444 Valid

2 0.890 0,444 Valid

3 0.137 0,444 Tidak Valid

4 0.900 0,444 Valid

5 0.873 0,444 Valid

6 0.558 0,444 Valid

7 0.538 0,444 Valid

8 0.584 0,444 Valid

9 0.647 0,444 Valid

10 0.533 0,444 Valid

11 0.555 0,444 Valid

12 0.610 0,444 Valid


(49)

14 0.699 0,444 Valid

15 0.890 0,444 Valid

16 0.137 0,444 Tidak Valid

17 0.900 0,444 Valid

18 0.873 0,444 Valid

19 0.558 0,444 Valid

20 0.817 0,444 Valid

Item soal untuk variabel disiplin kerja (X1) berjumlah 20 item soal dan terdapat 2 buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 3, dan 16 dengan nilai r hitung < r tabel= 0.444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki soal tersebut. (Lampiran 3)

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Kompensasi (X2)

No Item r hitung r tabel Ket

1 0.796 0,444 Valid

2 0.642 0,444 Valid

3 0.762 0,444 Valid

4 0.708 0,444 Valid

5 0.651 0,444 Valid

6 0.782 0,444 Valid

7 0.654 0,444 Valid

8 0.686 0,444 Valid

9 0.775 0,444 Valid

10 0.548 0,444 Valid

11 0.845 0,444 Valid

12 0.617 0,444 Valid

13 0.758 0,444 Valid

14 0.388 0,444 Tidak Valid

15 0.455 0,444 Valid

16 0.639 0,444 Valid

17 0.388 0,444 Tidak Valid

18 0.548 0,444 Valid

19 0.653 0,444 Valid

20 0.609 0,444 Valid

Item soal untuk variabel kompensasi (X2) berjumlah 20 item soal dan terdapat 2buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 14, dan 17dengan nilai r hitung <


(50)

42

r tabel= 0.444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki soal tersebut. (Lampiran 4)

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Pengawasan(X3).

No Item r hitung r tabel Ket

1 0.885 0,444 Valid

2 0.568 0,444 Valid

3 0.706 0,444 Valid

4 0.467 0,444 Valid

5 -0.209 0,444 Tidak Valid

6 0.476 0,444 Valid

7 0.802 0,444 Valid

8 0.424 0,444 Valid

9 -0.035 0,444 Tidak Valid

10 0.320 0,444 Tidak Valid

11 0.697 0,444 Valid

12 0.887 0,444 Valid

13 0.875 0,444 Valid

14 0.829 0,444 Valid

15 0.885 0,444 Valid

16 0.942 0,444 Valid

17 0.871 0,444 Valid

18 0.894 0,444 Valid

19 0.885 0,444 Valid

20 0.740 0,444 Valid

Item soal untuk variabel pengawasan(X3) berjumlah 20 item soal dan terdapat 3buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 5, 9, dan 10dengan nilai r hitung < r tabel= 0.444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki soal tersebut.(Lampiran 5)


(51)

Tabel 9. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Kinerja(Y).

No Item r hitung r tabel Ket

1 0.882 0,444 Valid

2 0.870 0,444 Valid

3 0.953 0,444 Valid

4 0.922 0,444 Valid

5 0.897 0,444 Valid

6 0.912 0,444 Valid

7 0.978 0,444 Valid

8 0.872 0,444 Valid

9 0.735 0,444 Valid

10 0.870 0,444 Valid

11 0.716 0,444 Valid

12 0.922 0,444 Valid

13 0.839 0,444 Valid

14 0.802 0,444 Valid

15 0.106 0,444 Tidak Valid

16 0.922 0,444 Valid

17 0.919 0,444 Valid

18 0.854 0,444 Valid

19 0.306 0,444 Tidak Valid

20 0.683 0,444 Valid

Item soal untuk variabel kinerja guru (Y) berjumlah 20 item soal dan terdapat 2buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 15, dan 19dengan nilai r hitung < r tabel= 0.444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki soal tersebut.(Lampiran 6)

3. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas adalah ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran. Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas angket

menggunakan rumus alpha. Menggunakan rumus alpha, karena yang akan di ukur berupa data berskala likert. Jawaban angket pada skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.


(52)

44

Rumus yang tepat digunakan adalah rumus alpha dengan bentuk rumus sebagai berikut:

Keterangan:

(Suharsimi Arikunto, 2009 : 109).

Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak reliabel.

Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut.

a. Antara 0,800-1,000 : sangat tinggi b. Antara 0,600-0,800 : tinggi

c. Antara 0,400-0,600 : sedang d. Antara 0,200-0,400 : rendah

e. Antara 0,000-0,200 : sangat rendah (Suharsimi Arikunto, 2009 : 75)

4. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus alpha.

Setelah dilakukan pengujian instrumen untuk variabel Kinerja(Y) diperoleh rhitung 0, 950 (lampiran 3); variabel Disiplin Kerja (X1) diperoleh rhitung 0,914 (lampiran 4); variabel Kompensasi (X2) diperoleh rhitung 0,918 (lampiran 5) dan Pengawasan


(53)

(X3) diperoleh rhitung 0, 949 (lampiran 6). Hasil ini kemudian dibandingkan dengan kriteria tingkat reliabilitas. Dari hasil perbandingan dengan kriteria tersebut, maka dinyatakan bahwa tingkat reliabilitas dari instrumen X1, X2, X3 dan Y tergolong sangat tinggi.

H. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas

Suatu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dengna menggunakan uji-t dan atau uji-F, menuntut suatu asumsi yang harus diuji, yaitu populasi harus berdistribusi normal. Apabila jumlah sampel diperbesar, penyimpangan asumsi normalitas ini semakin kecil pengaruhnya (Sudarmanto, 2013 : 104).

Untuk mengetahui apakah datanya normal, mendekati normal atau tidak normal dapat dilihat dengan beberapa cara:

a. Menggunakan rasio antara Skewness dengan StandardErrorofSkewness

atau rasio antara Kurtosis dengan StandardErrorof kurtosis. Ukuran yang digunakan yaitu apabila nilai rasio berada pada rentangan antara -2 sampai +2, maka data dapat dikatakan bahwa data variabel yang diteliti terdistribusi secara normal (Sudarmanto, 2013 : 115).

b. Apabila nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas yangt terdapat pada kolom Kolmogorof-Smirnof dan kolom Shapiro-Wilk lebih kecil dari alpha atau tingkat kesalahan yang ditetapkan (< 0,05), maka data yang dianalisis tersebut terdistribusi secara tidak normal.

c. Apabila nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas yangt terdapat pada kolom Kolmogorof-Smirnof dan kolom Shapiro-Wilk lebih besar dari alpha atau tingkat kesalahan yang ditetapkan (> 0,05), maka data yang dianalisis tersebut terdistribusi secara normal (Sudarmanto, 2013 : 123).

Untuk menguji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Alasannya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, karena datanya berbentuk interval yang disusun berdasarkan distribusi frekuensi komulatif dengan menggunakan kelas-kelas interval. Dalam uji Kolmogorof-Smirnov diasumsikan


(54)

46

bahwa distribusi variabel yang sedang diuji mempunyai sebaran kontinue. Kelebihan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dibandingkan dengan uji normalitas yang lain adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain. Uji Kolmogorov-Smirnov,

sangat tepat digunakan untuk uji normalitas pada penelitian ini.

Sebagaimana umumnya dalam menguji apakah data sampel yang berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal atau tidak perlu diajukan hipotesis sebagai berikut.

H0 : Data berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal Ha : Data berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal (Sudarmanto, 2013 : 114).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Sugiyono, 2005 : 255).

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel

diperoleh dari populasi yang bervarians homogen ataukah tidak. Apabila asumsi data sampel berasal dari populasi yang homogen ini tidak terpenuhi, maka kondisi ini menunjukkan bahwa ragam dari masing- masing sampel tidak sama. Apabila terjadi kecenderungan ragam nilai penelitian yang makin besar akibat dari nilai penelitian yang makin besar pula, maka menunjukkan bahwa populasi tersebut tidak bersifat homogen (Sudarmanto, 2013 : 132).

Pengujian Homogenitas data pada penelitian ini menggunakan uji Barlett, karena data yang akan di uji berbentuk data interval dan mempunyai jumlah derajad bebas dengan perlakuan yang sama.


(55)

a. Menghitung varians gabungan dari semua sampel dengan rumus:

b. Menghitung harga satuan B dengan rumus:

c. Uji Barlett menggunakan statistic Chi Kuadrat dengan rumus:

Dengan in 10=2,3026 merupakan bilangan tetap yang disebut logaritma asli dari bilangan 10. Kriteria pengujian adalah jika x2hitung < x2tabel dan =0,05 dk= (k-1) maka varians populasi terbesar bersifat homogen (Sudjana, 2005 : 263).

3. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi

Uji keberartian dan kelinieran dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi bentuknya linier atau tidak serta koefisien arahnya berarti atau tidak.

Tabel 10. Ringkasan Anava keberartian dan kelinieran regresi

Seperti biasa KT setiap sumber variasi didapat sebagai hasil pembagian JK oleh dk-nya masing-masing.

Dari daftar di atas sekaligus kita dapatkan dua hasil, ialah: Sumber Varians

(SV)

Dk Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT)

Fhitung

Total N -

Regresi (a) Regresi (b/a)

Residu

1 1

n-2

)

Tuna cocok

Kekeliruan

k-2

n-k

JK (TC)


(56)

48

a. untuk uji independen.

b. yang akan dipakai untuk menguji tuna cocok regresi linier. (Sudjana, 2005 : 332)

Adapun ukuran atau kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah hubungan tersebut berbentuk garis lurus atau tidak dinyatakan sebagai berikut

1. Apabila harga koefisien Fhitung pada baris linierity ini signifikan atau lebih besar dari harga koefisien Ftabel (Fhitung > Ftabel) maka dapat dinyatakan bahwa kecenderungan (trend) antara variabel independen dan variabel dependen berbentuk garis lurus (linier). Sebaliknya apabila harga koefisien Fhitung pada baris liniearity ini tidak signifikan atau lebih kecil dari harga koefisien Ftabel (Fhitung < Ftabel) maka dapat dinyatakan bahwa

kecenderungan (trend) antara variabel independen dan variabel dependen tidak berbentuk garis lurus (tidak linier).

2. Menggunakan harga koefisien signifikansi. Apabila koefisien Sig. hitung pada baris Liniearity lebih kecil dari tingkat kesalahan atau alpha yang ditetapkan (misalnya 5%) (sig. < Alpha) maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel independen dan dependen cenderung berbentuk garis lirus (linier). Sebaliknya apabila koefisien Sig. hitung pada baris Liniearity lebih besar dari tingkat kesalahan atau alpha yang ditetapkan (misalnya 5%) (sig. > Alpha) maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel independen dan dependen cenderung tidak berbentuk garis lirus (tidak linier).

(Sudarmanto, 2013 : 205-206)

4. Uji Multikolinieritas

Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen) yang lainnya (Sudarmanto, 2013 : 224).

Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan atau korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regeresi linear ganda. Adanya hubungan atau korelasi yang kuat atau tinggi di antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear ganda, maka hubungan antara varibel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu (Sudarmanto, 2013 : 227).

Ada atau tidaknya korelasi antarvariabel independen dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi product moment dari Pearson, sebagai berikut.


(57)

2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 ) ( ) ( ) ( ) )( )( ( X X n X X n X X n X X X X X X n rxx x

xy

r = koefisien korelasi ∑X1 = Jumlah Variabel X1 ∑X2 = Jumlah Variabel X2 ∑X3 = Jumlah Variabel X3

n = jumlah responden

(Usman dan Abdi, 2009 : 167)

Menggunakan koefisien korelasi produk momen (Pearson Correlation) maka harga koefisien korelasi hitung harus dibandingkan dengan harga koefisien korelasi tabel untuk df = N-1-1 dengan 5%. Ketentuan yang digunakan sebagai berikut.

a. Apabila harga koefisien rhitung<

r

tabel, maka Ho diterima yang berarti tidak terjadi adanya multikolinieritas antarvariabel independen.

b. Apabila harga koefisien rhitung>rtabel, maka Ho ditolak yang berarti terjadi multikolinieritas antarvariabel independen

(Sudarmanto, 2013 : 234)

5. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Adanya Autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir mempunyai varians tidak minimum dan uji t tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah (Sudarmanto, 2013 : 263).

Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji

Durbin-Watson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin-Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi, dalam hal sebaliknya, maka terdapat autokorelasi (Sudarmanto, 2013 : 264).


(58)

50

6. Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan pendekatan statistik (koefesien korelasi Spearman)

(Sudarmanto, 2013 : 240).

Koefisien korelasi rank dari Spearman didefinisikan sebagai berikut:

rs = 1 6

dimana d1 = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.n = banyaknya individu atau fenomena yang diberikan rank.

Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas sebagai berikut: asumsikan

Yi = o + 1Xi+ ui

Langkah I. Cocokan regresi terhadap data mengenai Y dan X atau dapatkan residual ei.

Langkah II. Dengan mengabaikan tanda ei, yaitu dengan mengambil nilai mutlaknya ei, meranking baik harga mutlak ei dan Xi sesuai dengan urutan yang meningkat atau menurun dan menghitung koefisien rank korelasi Spearman


(59)

Langkah III. Dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi Ps adalah 0 dan N>8 tingkat penting (signifikan) dari rs yang disemepel depan diuji dengan pengujian t sebagai berikut:

t = dengan derajat kebebasan = N-2

Hipotesis:

H0: Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya

Ha: Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya.

(Sudarmanto, 2013 : 240)

Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis, kita bisa menerima hipotesis adanya heteroskedastisitas, kalau tidak kita bisa menolaknya. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rs dapat dihitung antara ei dan tiap variabel X secara terpisahdan dapat diuji untuk tingkat penting secara statistik dengan pengujian t.

I. Pengujian Hipotesis

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan juga untuk mengukur tingkat signifikansi (diterima atau ditolak) antara X dan Y dengan menggunakan analisis regresi.


(60)

52

1. Regresi Linier Sederhana

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yaitu pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru, pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru, dan pengaruh pengawasan terhadap kinerja guru menggunakan statistik t dengan model regresi linier sederhana.

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu varibel independen dengan satu varibel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana:

Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstanta)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai Tertentu.

Jadi harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisien korelasi rendah maka harga b juga rendah (kecil). Selain itu, bila koefisien korelasi negatif maka harga b juga negatif, dan sebaliknya bila koefisien korelasi positif maka harga b juga positif.

Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut: a

b

(Sugiyono, 2010 : 261-262).

Setelah menguji hipotesis regresi linier sederhana dilanjutkan dengan uji

signifikan dengan rumus uji t. Menggunakan rumus uji t karena simpangan baku populasinya tidak diketahui. Simpangan baku dapat dihitung berdasarkan data


(1)

54

Kemudian untuk menguji signifikan simultan dilakukan uji F dengan rumus:

Keterangan:

n = banyaknya responden

k = banyaknya kelompok

(Sudjana, 2005 : 354-355)

Dengan Ft = F (k : n – k – l) Keterangan:

= tingkat signifikansi k = banyaknya kelompok n = banyaknya responden

Dengan kriteria uji adalah “tolak Ho jika Fhitung>Ftabel dan demikian pula

sebaliknya, jika Fhitung<Ftabel maka Ho diterima. Ftabel untuk dk pembilang = k dan dk penyebut = (n – k – l) dengan taraf signifikansi = 0,05.”


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut dikemukakan sebagai berikut ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pada guru

bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat diartikan bahwa disiplin kerja baik, maka kinerja juga akan baik, begitu pula sebaliknya. 2. Apakah adapengaruh kompensasi terhadap kinerja pada guru bersertifikasi

SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat diartikan bahwa kompensasi yang diterima baik, maka kinerja guru juga akan baik, begitu pula sebaliknya.

3. Apakah adapengaruh pengawasan terhadap kinerja pada guru

bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.. Hal ini dapat diartikan bahwa


(3)

94

pengawasan yang baik, maka kinerja guru juga akan baik, begitu pula sebaliknya.

4. Apakah ada pengaruh disiplin kerja, kompensasi, dan pengawasan terhadap kinerja pada guru bersertifikasi SMP Negeri dan Swasta

Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Disiplin kerja,, makat kinerja guru juga akan baik, begitu pula sebaliknya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tentang Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru maka peneliti memberi saran:

1. Kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya disekolah sebaiknya lebih bijak dalam mengambil keputusan dan dapat menjadi teladan bagi semua warga sekolah.

2. Dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru diharapkan mempunyai motivasi untuk melaksanakannya secara optimal, dan mengembangkan kemampuan dalam mengajar, sehingga dalam penerapan KTSP guru akan lebih profesional, dengan demikian kinerja guru akan semakin baik.

3. lingkungan kerja guru disekolah sebaiknya haruslah mencerminkan kondisi yang kondusif sehingga tercipta semngat untuki bekerja. Oleh


(4)

95

karena itu, setiap guru harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain agar tercipta suasana kerja yang menyenangkan.

4. Kinerja guru tidak hanya dipengaruhi dengan kepemimpinan kepala sekolah, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan

lingkungan kerja tetapi masih banyak faktor-faktor dan indikator lain seperti, disiplin kerja. Media pembelajaran, penguasaan materi, pengelolaan kelas, kepribadian, dan faktor lain dalam lingkup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Atmodiwirio, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadizya Jaya.

Gultom, Vitta Romauli. 2010. Pengaruh perencanaan pengajaran guru, pengawasan, dan kompensasi terhadap kinerja guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010.

Bandar Lampung: FKIP Unila

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Reflika Aditama.

Handoko, T. Hani. 2003. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: BFE-Yogyakarta. . 2010. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.Yogyakarta:

BFE-Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali

Pers.

Makmur, Syarif. 2008. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas

Organisasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Mangkuprawira, Sjafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2007. SertifikasiGuru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Rianse, Usman Dan Abdi. 2009. Metode penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan

Aplikasi. Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusisa untuk Perusahaan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Rusman. 2012. Model- Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudarmanto, R Gunawan. 2013. Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan

Program IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sudiyono. 2004. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. . 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutopo, Yuli Ardhi. 2011. Pengaruh Model, Rencana Pembelajaran, Dan Disiplin Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Pada SMA Negri 4 Bandar Lampung

Tahun 2010/2011. Bandar Lampung: FKIP Unila.

Sutrisno, Edi. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya IlmiahUniversitas

Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

________________. 2010. Peraturan Akademik dan Kode Etik Universitas

Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wardani. 2012. Pengaruh Pemahaman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perencanaan pembelajaran guru, dan kepemimpinan kepala sekolah Terhadap Kinerja Guru Pada pada SMP Negeri 1 Seputih Banyak

tahun pelajaran 2011/2012. Bandar Lampung: FKIP Unila.

Wahyudi, Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGAWASAN, MASA KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

6 20 91

PENGARUH PENGAWASAN, MASA KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 12

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU BERSERTIFIKASI SMP NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 12 67

PENGARUH PENGUASAAN TENTANG MODEL PEMBELAJARAN, KETERAMPILAN MENGAJAR, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU BERSERTIFIKASI SMA NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 88

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 21 76

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI KERJA, DAN METODE MENGAJAR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SERTIFIKASI PADA SMP NEGERI KECAMATAN TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 27 101

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 8 73

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MODEL PEMBELAJARAN, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SERTIFIKASI PADA SMK NEGERI KECAMATAN METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 95

PENGARUH DISIPLIN KERJA, SARANA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI SMK EKONOMI NEGERI DAN SWASTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 79

PENGARUH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP), METODE PEMBELAJARAN DAN SARANA PRASARANA TERHADAP KINERJA GURU BERSERTIFIKASI PADA SMP NEGERI DI KECAMATAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 94